1. Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum 3.1
Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas XII
SMA Negeri 6 Tambun Selatan TA. 2022 / 2023
Judul : “ Penerapan Sifat Koligatif Larutan Penurunan Titik Beku larutan
(Pembuatan Es Putar) ”
Praktikan : 1. Adelia Salsabila (01) 2. Adhitiawarman (02) 3. Aura Maulida P. (11)
4. Cahya Mutiara R. (13) 5. Deny Falah Akbar (16) 6. Niki Apritiana (32)
7. Vanissa Rahmadini (41)
Kelas : XII IPA 4
Tanggal : 7 Agustus 2022
I. Tujuan Kegiatan
1) Memenuhi tugas kimia yang diberikan oleh guru mata pelajaran.
2) Untuk mengetahui titik beku dan membuktikan penurunan titik beku larutan dengan
mengaplikasikannya dalam pembuatan es putar.
II. Dasar Teori
1) Pengertian Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat yang dilarutkan satu sama lain,
yang masing-masing terdiri dari zat yang secara fisik tidak dapat dibedakan kembali. Zat
yang terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit dalam suatu larutan disebut solut atau zat
terlarut, sedangkan zat yang terdapat dalam jumlah lebih banyak dari yang lain disebut
solven atau pelarut. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan sebagai
konsentrasi larutan, dan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut untuk membentuk
larutan disebut pelarutan atau solvasi.
2) Sifat Koligatif Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih. Interaksi antara zat terlarut
dan pelarut menyebabkan perubahan sifat fisik komponen penyusun larutan. Salah satu sifat
yang disebabkan oleh interaksi antara zat terlarut dan pelarut adalah sifat koligatif larutan.
Sifat koligatif larutan hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, bukan
oleh sifat zat terlarut.
Dasar untuk empat sifat larutan encer (Hukum Ralout), yang disebut sifat koligatif (dari
bahasa lain, colligare, yang berarti "menggumpal") karena mereka bergantung pada efek
kolektif dari jumlah partikel zat terlarut, bukan sifat partikel terlibat. Keempat sifat itu ialah:
a) Penurunan tekanan uap (ΔP).
b) Kenaikan titik didih (ΔTb).
c) Penurunan titik beku (ΔTf).
d) Tekanan osmotic (π).
3) Penurunan Titik Beku Larutan
Proses pembekuan terjadi ketika suatu zat telah mencapai titik beku. Titik beku (Tf) akan
tercapai apabila temperatur saat tekanan uap zat padat, sama dengan tekanan uap zat cair.
Jika kalian mengetahui bahwa titik beku air sebesar 0ºC, itu artinya tekanan uap air dalam
bentuk cair pada temperatur 0ºC sama dengan tekanan uap air dalam bentuk padat. Jika
2. temperatur yang diperoleh saat zat cair dan zat padat berada pada kesetimbangan, (pada
760 mmHg) disebut dengan titik beku normal.
Apabila ke dalam sebuah zat pelarut ditambahkan zat terlarut, maka akan terjadi proses
penurunan tekanan uap jenuh larutan. Kemudian, adanya penurunan tekanan uap jenuh
larutan akan mengakibatkan penurunan titik beku larutan. Dapat dikatakan bahwa, larutan
akan membeku pada temperatur yang lebih rendah.
Dapat dinyatakan bahwa penurunan titik beku larutan adalah selisih antara titik beku
pelarut dengan titik beku larutan. Besarnya penurunan titik beku larutan diberi lambang ∆Tf.
Harga ∆Tf ditentukan oleh banyaknya partikel zat terlarut dan tidak ditentukan oleh sifat zat
terlarutnya. Nilai ∆Tf ditentukan berdasarkan rumus Bekmann dan Roult seperti berikut ini.
∆Tf = Tf (titik beku pelarut murni) – Tf (titik beku larutan) atau ∆Tf = m . Kf
Dengan,
∆Tf = penurunan titik beku (freezing point depression)
m = molalitas
Kf = tetapan penurunan titik beku (ºC kg/mol)
4) Penyebab dan Definisi Penurunan Titik Beku Larutan
Air murni membeku pada suhu 0°C, dengan adanya zat terlarut misalnya saja
ditambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan
0°C, melainkan akan turun (di bawah 0°C) inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik
beku”.
Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang lebih
rendah di bandingkan dengan pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam alkohol
akan memiliki titik beku yang lebih rendah di bandingkan dengan pelarut murninya yaitu
alkohol.
Mengapa hal ini terjadi? Apakah zat terlarut menahan pelarut agar tidak membeku?
penjelasan mengapa hal ini terjadi lebih mudah apabila dijelaskan dari sudut pandang
termodinamik sebagai berikut.
Contoh, air murni pada suhu 0°C. pada suhu ini air berada pada kesetimbangan antara
fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat atau
sebaliknya adalah sama, sehingga bisa dikatakan fasa air dan fasa padat. Pada kondisi ini
memiliki potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah
sama.
Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu potensial
kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yang lain, fasa yang memiliki
potensial kimia yang lebih rendah secara energi lebih disukai, misalnya pada suhu 2°C fasa
cair memiliki potensial kimi yang lebih rendah dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini
maka air cenderung berada pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1°C fasa padat memiliki
potensial kimia yang lebih rendah sehigga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa
padat.
Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita turunkan sedikit
demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka perlahan-lahan sebagian
larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi
fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair
dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada proses pendinginan berlangsung. Larutan
akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair. Sebab secara energi larutan lebih suka
berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat. Hal ini menyebabkan potensial
kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potensial kimia pelarut
3. dalam fasa padat tidak terpengaruh. Maka akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk
mengubah larutan menjadi fasa padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah
dibandingkan dengan pelarut murninya. Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan
menurunkan titik beku larutannya. Rumus untuk mencari penurunan titik beku larutan adalah
sebagai berikut:
ΔTf = m x Kf x i
Keterangan:
∆Tf = penurunan titik beku (freezing point depression)
m = molalitas
Kf = tetapan penurunan titik beku (ºC kg/mol)
Jangan lupa untuk menambahkan faktor Van Hoff pada rumus di atas apabila larutan yang
ditanyakan adalah larutan elektrolit.
5) Penerapan Penurunan Titik Beku Larutan Dalam Pembuatan Es Putar
Adonan es putar ditempatkan dalam kaleng yang terendam es batu yang telah diberi
garam dapur sambil diputar-putar untuk memperoleh suhu yang lebih rendah dari 0°C.
Proses tersebut mengakibatkan adonan es putar membeku dengan titik beku es beberapa
derajat dibawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena proses perpindahan kalor dari
adonan es putar ke dalam campuran es batu, air, dan garam dapur.
Temperatur normal campuran es dan air adalah 0°C akan tetapi itu tidak cukup dingin
untuk membekukan es putar. Temperatur yang diperlukan untuk membekukan es putar
adalah 3°C atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan garam
dalam proses pembekuan es putar. Sebenarnya banyak bahan kimia lain yang dapat
digunakan, tetapi garam relatif murah. Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan.
Ketika es diampur dengan garam, es mencair dan terlarut membentuk air garam serta
menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu
mendapatkan panas dari adonan es putar maka hasilnya adalah es putar padat dan lezat
seperti yang diinginkan.
X. Alat dan Bahan
Alat :
- Baskom
- Kaleng
- Sendok
- Gelas
- Mangkuk
- Thermometer
Bahan :
- Garam 4 bungkus
- Es batu 5 buah
- Susu (susu kental manis 2 sachet, 40gr/ sachet)
- Air 1 gelas (300ml)
XI. Prosedur Percobaan
1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2) Hancurkan es batu menjadi serpihan-serpihan sedang menggunakan palu.
3) Letakkan es batu pada baskom, ukur suhu es batu menggunakan thermometer.
4. 4) Letakkan kaleng di dalam bagian tengah baskom yang sekelilingnya sudah ditaruh es batu.
5) Larutkan air dan susu di dalam kaleng.
6) Tutup kaleng saat susu sudah dianggap larut dengan air.
7) Taburkan garam pada es batu secara menyeluruh dan merata.
8) Ukur kembali suhu es batu setelah ditaburi garam.
9) Putar kaleng dengan arah putar searah, lakukan hal ini secara terus menerus-sampai dirasa
kaleng memberat, pertanda larutan susu di dalam kaleng mulai mengeras (mulai jadi).
10) Ukur suhu es batu kembali, saat telah terbentuk kristal es.
11) Buka tutup kaleng, periksa apakah larutan susu telah mengeras seluruhnya atau belum,
12) Jika sudah, tuang es putar ke dalam mangkuk.
13) Es putar siap untuk disajikan.
XII. Tabel Pengamatan
No Pengamatan Hasil Pengukuran
1 Suhu Awal Es Batu 0°C
2 Suhu Setelah diberi Garam kasar -6°C
3 Suhu setelah terbentuk kristal Es -10°C
4 Waktu yang dibutuhkan 28 menit
5 Massa Es Putar yang terbentuk 380 gram
XIII. Pertanyaan / Bahan Diskusi
1) Apakah fungsi garam kasar dalam percobaan?
Jawaban:
Fungsi garam dalam pembuatan es krim adalah untuk menurunkan titik bekunya. Es yang
suhunya turun akan menyerap banyak kalor dari adonan es putar, sehingga adonan es putar
dapat membeku.
2) Mengapa menggunakan wadah kaleng dalam percobaan?
Jawaban:
Karena kaleng berperan sebagai konduktor yang dapat menghantarkan kalor dari es putar
(larutan susu) untuk diserap oleh es batu.
3) Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pembentukan kristal es yang sempurna?
Jawaban:
Pada praktikum yang dilakukan kelompok kami, waktu yang dibutuhkan sekitar 25 sampai
28 menit.
4) Bagaimana jika garam kasar diganti dengan gula kasar?
Jawaban:
Titik beku akan tetap menurun. Karena, apabila ke dalam sebuah zat pelarut ditambahkan
zat terlarut, maka akan terjadi proses penurunan tekanan uap jenuh larutan. Kemudian,
adanya penurunan tekanan uap jenuh larutan akan mengakibatkan penurunan titik beku
larutan.
Namun, penurunan titik beku oleh gula, tidak akan sebesar penurunan titik beku oleh
garam. Sebab, garam bersifat elektrolit, sedangkan gula bersifat non-elektrolit. Larutan
elektrolit sudah pasti akan mengalami penurunan titik beku yang lebih besar dibandingkan
larutan non-elektrolit.
Selain sifat elektrolit larutan, konsentrasi zat (kemolalan), dan jumlah partikel zat juga
memengaruhi.
5. 5) Sebutkan penerapan penurunan titik beku larutan selain pembuatan es putar dalam
kehidupan sehari-hari!
Jawaban:
a) Antibeku dalam tubuh hewan
Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin memanfaatkan sifat koligatif
larutan, yaitu penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Selain beruang kutub,
darah ikan laut mengandung zat antibeku yang mampu menurunkan titik bekunya
hingga 0,8 derajat celcius. Zat antibeku dalam tubuh ikan tersebut dapat mencegah
pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya. Dengan demikian, ikan laut
dapat bertahan pada musim dingin yang suhunya mencapai 1,9 derajat celcius.
b) Mencairkan Salju di Jalan Raya
Di daerah yang mengalami musim salju, setiap terjadi hujan salju maka jalanan
akan dipenuhi es salju. Lapisan salju di jalan raya tersebut dapat mengakibatkan
kendaraan tergelincir sehingga perlu dibersihkan. Untuk mengatasinya, jalanan
bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCl dan CaCl2. Penaburan garam
tersebut dapat menurunkan titik beku sehingga salju mencair. Makin banyak garam
yang ditaburkan, makin banyak pula salju yang mencair.
c) Membuat Zat Antibeku pada Radiator Mobil
Di daerah beriklim dingin, air radiator di kendaraan mudah membeku. Jika keadaan
ini dibiarkan, radiator kendaraan akan cepat rusak. Oleh karena itu, ditambahkan
etilen glikol (CH2OH–CH2OH) sebagai zat antibeku ke dalam air radiator. Dengan
penambahan etilen glikol diharapkan titik beku air radiator menurun sehingga air
tidak mudah membeku.
Zat antibeku juga digunakan dalam mesin pesawat terbang. Selain menurunkan
titik beku, zat antibeku juga menaikkan titik didih sehingga mengurangi penguapan
air.
XIV. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa sifat koligatif larutan,
terutama penurunan titik beku, dapat dibuktikan dan terdapat penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu penerapannya adalah dalam pembuatan es putar, dan dalam
pembuatannya kita dapat menggunakan alat dan bahan yang sederhana. Waktu dan tenaga yang
dibutukan juga tidak terlalu banyak dan juga dapat menambah keterampilan dan pengetahuan
tentang penerapan ilmu kimia di kehidupan sehari-hari.
6. XV. Daftar Pustaka
Umiyati, Nurhalimah. 2020. Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam untuk SMA/MA
XII. Surakarta: Mediatama.
Ruangguru.com. (2017, 3 Oktober) Mengetahui Proses Penurunan Titik Beku. Diakses pada 16
Agustus 2022, dari https://www.ruangguru.com/blog/mengetahui-proses-penurunan-titik-beku
Ruangguru.com. (2021, 26 Juli). Mengetahui Sifat Koligatif pada Larutan. Diakses pada 16
Agustus 2022, dari https://www.ruangguru.com/blog/mengetahui-pengertian-sifat-koligatif-pada-
larutan
Scribdhttps://www.scribd.com/document/423759774/Laporan-Praktikum-Pembuatan-Es-Krim
https://www.scribd.com/document/423759774/Laporan-Praktikum-Pembuatan-Es-Krim
Academia.edu. Penerapan Sifat Koligatif pada Pembuatan Es Krim. Diakses pada 16 Agustus
2022, dari
https://www.academia.edu/36205463/PENERAPAN_SIFAT_KOLIGATIF_PADA_PEMBUATAN_
ES_KRIM
Academia.edu. (2014, 18 Agustus). Laporan Hasil Praktikum Pembuatan Es Krim. Diakses pada
16 Agustus 2022, dari
https://www.academia.edu/10867567/LAPORAN_HASIL_PRAKTIKUM_PEMBUATAN_ES_KRI
M_Disusun_untuk_Memenuhi_Tugas_KIMIA?auto=download
YouTube.com. (2020, 23 Juli). Praktikum Pembuatan Es Krim, Penurunan Titik Beku. Diakses
pada 16 Agustus 2022, dari https://youtu.be/Oe6ZNJSsFBc