SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Bab 1
Analisis Vektor
Introducing
 Nama : Sitti Nurrahmi, S.Si, M.Sc
Panggilan : Rahmi
TTL : Palu, 21 November 1988
S1 : 2006 – 2011 FMIPA Jurusan Fisika UNTAD,
KBK Fisika Material dan Energi.
S2 : 2012 – 2015 (Januari) FMIPA Jurusan Fisika
UGM Yogyakarta, KBK Fisika Material dan
Instrumentasi.
CP : 085241406390
Any questions??
Introducing
Kontrak Perkuliahan
 Kontrak Perkuliahan :
UTS 35 %
UAS 35 %
Tugas 20 %
Kehadiran 10 %
Kontrak Perkuliahan
Notasi Vektor
 Vektor A dapat dituliskan dalam bentuk komponen-komponen
vektor satuan sebagai
A = Axax + Ayay + Azaz
 Dalam bentuk komponen-komponennya, magnituda vektor A
didefinisikan sebagai
|A| =A=
 Vektor satuan sepanjang arah A diberikan oleh
222
AzAyAx ++
'|| A
A
A
A
aA ==
Notasi Vektor
 Vektor A dapat dituliskan dalam bentuk komponen-komponen
vektor satuan sebagai
A = Axax + Ayay + Azaz
 Dalam bentuk komponen-komponennya, magnituda vektor A
didefinisikan sebagai
|A| =A=
 Vektor satuan sepanjang arah A diberikan oleh
222
AzAyAx ++
'|| A
A
A
A
aA ==
 Vektor dapat dijumlahkan dan juga dikurangkan
Aljabar Vektor
A ± B = (Axax + Ayay + Azaz) ± (Bxax + Byay + Bzaz)
= (Ax±Bx)ax + (Ay ± By)ay + (Az ± Bz)az
Sifat-sifat asosiatif, distributif, dan komutatif
berlaku
dalam aljabar vektor
C = A+B=B+A
×A + (B + C) = (A + B) + C
×k(A + B) = kA + kB, (kl + k2)A = kIA + k2A
×A+B = B+A
A+(B+C) = (A+B)+C
Komutatif
Assosiatif
B
Komutatif & Assosiatif
Contoh : C= A+B=B+AKomunikatif
Contoh : D = A+(B+C) = (A+B)+CAssosiatif
B
A
A
B
C
C
C
A
B+C
D=A+(B+C)
A+B
D=(A+B)+C
A
C
 Hasil perkalian vektor dengan skalar adalah vektor
 Besar perkalian vektor dengan skalar adalah kelipatan a (skalar)
dari nilai vektor asli
 Arah vektor yang dihasilkan adalah sama dengan arah vektor asal
bila a > 0, dan berlawanan dengan arah vektor asal bila a < 0
 Perkalian vektor dengan skalar memenuhi hukum distributif , yaitu
a (A +B ) = aA + aB
Perkalian Vektor dengan Skalar
Contoh :
B = aA
a<0,
B berlawanan A
B = aA
a > 0,
B searah A
 A • B = AB cos θ (dibaca sebagai "A titik B")
 Hasil perkalian titik atau dot product adalah besaran skalar
 Perkalian titik adalah komutatif
 Perkalian titik adalah distributif
 Perkalian titik memenuhi perkalian skalar
A.(B+C) = A.B + A.C
θcos. BABA =
Perkalian Titik (Dot) Dua Vektor
A.B = B.A
A • kB = k(A •B)
θcosBAC =
A • B = AxBx + AyBy + AzBz
di mana θ adalah sudut antara A dan B yang lebih kecil.
Dalam bentuk komponen, perkalian titik adalah sama dengan
Contoh :
 Hasil perkalian silang atau cross product adalah besaran vektor
yang arah nya tegak lurus kedua vektor asal dengan aturan
tangan kanan.
 Perkalian silang tidak memenuhi hukum komutatif
 Perkalian silang adalah distributif
θsinBAAXBC ==
θsinBAAXBC ==
θ = sudut antara A dan B yang lebih kecil.
an = Vektor satuan adalah normal terhadap bidang datar A dan
B
Hasil perkalian silang memenuhi aturan tangan kanan / putaran
skrup
Perkalian Silang Dua Buah Vektor
AX(B+C) = AXB + AXC
AXB = -BXA
Contoh :
 Perluasan perkalian silang dalam bentuk komponen-komponen
vektor akan menghasilkan,
A x B = (Axax + Ayay + Azaz) x (Bxax + Byay + Bzaz)
= (AYBZ – AzBz)ax + (AzBx - AxBz)ay + (AxBy – AyBx)az
Jika A = 2ax + 4ay
– 3aZ dan B = ax – ay
, carilah A • B dan A x B !
Penyelesaian!
2)0)(3()1)(4()1)(2( −=−+−+=• BA
azayax
azayax
BA 633
011
342 −−−=
−
−=×
Contoh :
1. Diberikan vektor A = 2i + 4jdan B = 6j – 4k. Carilah sudut
terkecil antara vektor A dan vektor B menggunakan (a)
perkalian titik, (b) perkalian silang.
Tugas
• Koordinat cartesian tidak cukup !!!
• Terdapat beberapa kasus yang akan lebih mudah
penyelesaiannya dengan menggunakan koordinat tabung dan
bola
• Sebagai contoh, persoalan kabel yang menggunakan
koordinat silindris dan persoalan antena yang memiliki
penyelesaian menggunakan koordinat bola.
• Ilustrasi :
• Titik P digambarkan dalam 3 buah koordinat
• Koordinat cartesian = (x, y, z)
• koordinat silindris = (r, φ, z )
• koordinat bola = (r,θ,φ)
Sistem koordinat
φ
Pendefinisian Variabel-Variabel
Koordinat dalam Tiga Buah
Sistem Koordinat
Bentuk komponen dari sebuah vektor dalam ketiga
sistem koordinat :
A = Axax + Ayay + Azaz (Cartesian)
A = Arar + Aφaφ + Azaz (Silindris)
A = Arar + Aθaθ + Aφaφ(Bola)
Z
Y
X
x
y
z
A (x, y, z)
Z
X
z
Yr
Z
X
z
φ
Y
r
φA (r, φ, z)A (r, φ, z) A (r, φ,θ)
.
Bidang-bidang Permukaan
Nilai Konstan untuk
Tiga sistem Koordinat
Arah vektor satuan untuk tiga
sistem koordinat
Masing-masing vektor satuan adalah normal terhadap bidang
permukaan koordinatnya dan memiliki arah di mana
koordinatnya bertambah.
Semua sistem merupakan sistem tangan kanan:
ax x aY = aZ ar x aφ = az ar x aθ = aφ
Koordinat cartesian – koordinat silinder
Transformasi skalar antar sistem
koordinat
vektor dalam Cartesian :
A = Axax + Ayay + Azaz
Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari x, y dan z;
vektor dalam Silinder :
z
a
z
AaArarAA ++=
φφ
Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari r, θ dan z;
Untuk mendapatkan komponen sebuah vektor, kita ingat pada
pembahasan perkalian titik yang menyatakan bahwa komponennya
dapat dicari dengan mengambil perkalian titik
ar a az
ax. cos -sin 0
ay. sin cos 0
az. 0 0 1
φ
φ φ
φ
Ar
= (Ax
ax
+ Ay
ay
+ Az
az)
• ar
AΦ
= (Ax
ax
+ Ay
ay
+ Az
az
)• aΦ
Az
= (Ax
ax
+ Ay
ay
+ Az
az
) • az
Transformasi skalar antar sistem
koordinat
Koordinat cartesian – koordinat bola
vektor dalam Cartesian :
A = Axax + Ayay + Azaz
Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari x, y dan z;
vektor dalam Silinder :
θθφφ
aAaArarAA ++=
Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari r, θ dan z;
Dengan cara yang sama …
ar a az
ax. Sin θ Cos Cos θ Cos -Sin
ay. Cos θ Sin Cos
az. Cos θ -Sin θ 0
φ
φ
φ φ
φ φ
Ar
= (Ax
ax
+ Ay
ay
+ Az
az)
• ar
A = (Ax
ax
+ Ay
ay
+ Az
az
)• a φφ
A θ = (Ax
ax
+ Ay
ay
+ Az
az
) • a θ
Sin θ sin
φφ
Diferensial volume pada tiga
sistem koordinat
Sebagai contoh, dalam koordinat bola, elemen diferensial
permukaan yang tegak terhadap ar adalah,
dS = (r dθ)(r sin θdφ) = r2 sin θdφ
Elemen diferensial garis, dl, adalah diagonal melalui P.
Jadi,
dl2 = dx2 + dy2 + dz2 (Cartesian)
d12 = dr2 + r2dφ2 + dz2 (Silindris)
d12 = dr2 + r2dθ2 + r2 sin2 θ dφ2 (Bola)
Carilah vektor C yang memiliki arah dari M(x1, y1, z1) ke N(x2, y2, z2)!
Berapakah magnituda dari vektor ini dan vektor satuan arahnya?
Penyelesaian :
Koordinat-koordinat titik M dan N digunakan untuk menuliskan posisi dari
kedua vektor A dan B pada Gambar 1-6.
Selanjutnya.
C = B – A = (x2 – x1)ax + (y2 – y1)ay + (z2 – z1)az
Magnituda C adalah
Vektor satuannya adalah
2
12
2
12
2
12 )()()(|| zzyyxxCC −+−+−==
2
12
2
12
2
12
121212
)()()(
)()()(
zzyyxx
azzayyaxx
C
C
a
zyx
C
−+−+−
−+−+−
==
Soal-soal dan Penyelesaiannya
Soal 1
Hitunglah jarak antara (5,3π/2,0) dan (5,π/2,10) dalam koordinat
silindris!
Penyelesaian :
Pertama carilah posisi Cartesian dari vektor A dan b
Panda gambar
diperoleh :
A = -5ay,
B = 5ay + 10az
Soal 2
Selanjutnya, B – A = 10ay + 10az, dan jarak ekuivalen
antara kedua titik
210|| =− AB
Diberikan A = (y – 1 )ax+2xay, carilah vektor pada (2,2,1) dan proyeksinya
pada vektor B = 5ax – ay + 2az!
Penyelesaian :
A = (2 – 1)ax + 2(2)ay = ax + 4ay. Seperti ditunjukkan pada Gambar,
proyeksi sebuah vektor pada vektor kedua dapat diperoleh dengan
menyatakan vektor satuan yang searah dengan vektor kedua serta
mengambil perkalian titiknya.
Proyeksi A pada B =
|| B
BA
aA B
•
=•A
B
aB
Proyeksi A pada B
Jadi pada (2,2,1)
Proyeksi A pada B =
30
1
)2()1()5(
)2)(0()1)(4()5)(1(
|| 222
=
+−+
+−+
=
•
=•
B
BA
aA B
Soal 3
Gunakanlah sistem koordinat bola untuk memperoleh luas area
dari sebuah lembaran tipis α θ β pada selubung bola dengan jari-
jari r = r θ ( Gambar 1-9).
Berapakah luas area yang diperoleh jika α = 0 dan β = π?
Penyelesaian :
Diferensial elemen permukaan adalah
[ lihat Gambar diferensial volume pada tiga sistem koordinat Bola ]
dS = r02 sin θ dθ dφ
Selanjutnya,
∫∫ −==
πβ
α
βαπφθθ
2
0
2
0
2
0 )cos(cos2sin rddrA
sehingga saat α = 0 dan β = π, A = 4πr02, yang merupakan luas permukaan bola.
Soal 4

More Related Content

What's hot

2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstoneumammuhammad27
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrcumammuhammad27
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatAhmad Faisal Harish
 
Fisika Dasar II (2) medan magnet
Fisika Dasar II (2) medan magnetFisika Dasar II (2) medan magnet
Fisika Dasar II (2) medan magnetjayamartha
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLydia Nurkumalawati
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
 
Laporan praktikum linear airtrack
Laporan praktikum linear airtrackLaporan praktikum linear airtrack
Laporan praktikum linear airtrackFerdy Safryadi
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleks Bilangan kompleks
Bilangan kompleks UIN Arraniry
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik diodaArina Haq
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiMuhammad Amal
 
001 vektor-ppt interaktif-ok-sip
001   vektor-ppt interaktif-ok-sip001   vektor-ppt interaktif-ok-sip
001 vektor-ppt interaktif-ok-sipSudi Arto
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)Albara I Arizona
 
Kunci dan soal fisika 10 2
Kunci dan soal fisika 10   2Kunci dan soal fisika 10   2
Kunci dan soal fisika 10 2Dedi Wahyudin
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Bogor
 
Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracAyuShaleha
 

What's hot (20)

2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
 
2 Analisis Vektor
2 Analisis Vektor2 Analisis Vektor
2 Analisis Vektor
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Arus dan Konduktor
Arus dan KonduktorArus dan Konduktor
Arus dan Konduktor
 
Hukum Gauss
Hukum Gauss Hukum Gauss
Hukum Gauss
 
Kesetaraan kalor listrik
Kesetaraan kalor listrikKesetaraan kalor listrik
Kesetaraan kalor listrik
 
Analisis vektor
Analisis vektorAnalisis vektor
Analisis vektor
 
Fisika Dasar II (2) medan magnet
Fisika Dasar II (2) medan magnetFisika Dasar II (2) medan magnet
Fisika Dasar II (2) medan magnet
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
 
Laporan praktikum linear airtrack
Laporan praktikum linear airtrackLaporan praktikum linear airtrack
Laporan praktikum linear airtrack
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleks Bilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
 
001 vektor-ppt interaktif-ok-sip
001   vektor-ppt interaktif-ok-sip001   vektor-ppt interaktif-ok-sip
001 vektor-ppt interaktif-ok-sip
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
 
Kunci dan soal fisika 10 2
Kunci dan soal fisika 10   2Kunci dan soal fisika 10   2
Kunci dan soal fisika 10 2
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]
 
Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi dirac
 

Similar to Teori medan analisis vektor

Similar to Teori medan analisis vektor (20)

PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptxPPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
 
PPT VEKTOR.ppt
PPT VEKTOR.pptPPT VEKTOR.ppt
PPT VEKTOR.ppt
 
vektor.pptx
vektor.pptxvektor.pptx
vektor.pptx
 
Vektor
Vektor Vektor
Vektor
 
vektor_tm_ur_2010.ppt
vektor_tm_ur_2010.pptvektor_tm_ur_2010.ppt
vektor_tm_ur_2010.ppt
 
vektor_tm_ur_2010 mata pelajaran fisika.ppt
vektor_tm_ur_2010 mata pelajaran fisika.pptvektor_tm_ur_2010 mata pelajaran fisika.ppt
vektor_tm_ur_2010 mata pelajaran fisika.ppt
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
VEKTOR.pptx
VEKTOR.pptxVEKTOR.pptx
VEKTOR.pptx
 
Besaran_vektor.pptx
Besaran_vektor.pptxBesaran_vektor.pptx
Besaran_vektor.pptx
 
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdftopik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
 
Pt 4 vektor-rev
Pt 4 vektor-revPt 4 vektor-rev
Pt 4 vektor-rev
 
Fisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektorFisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektor
 
Stnurhudayaa
StnurhudayaaStnurhudayaa
Stnurhudayaa
 
Stnurhudaya
StnurhudayaStnurhudaya
Stnurhudaya
 
2 sistem koordinat
2 sistem koordinat2 sistem koordinat
2 sistem koordinat
 
Bab 3 fungsi_kuadrat
Bab 3 fungsi_kuadratBab 3 fungsi_kuadrat
Bab 3 fungsi_kuadrat
 
Materi 2. skalar vektor
Materi 2. skalar vektorMateri 2. skalar vektor
Materi 2. skalar vektor
 
17. Lampiran Materi 13 Vektor.pptx
17. Lampiran Materi 13 Vektor.pptx17. Lampiran Materi 13 Vektor.pptx
17. Lampiran Materi 13 Vektor.pptx
 
Teori Graph : vektor
Teori Graph : vektorTeori Graph : vektor
Teori Graph : vektor
 
Presentation2.pptx
Presentation2.pptxPresentation2.pptx
Presentation2.pptx
 

Teori medan analisis vektor

  • 2. Introducing  Nama : Sitti Nurrahmi, S.Si, M.Sc Panggilan : Rahmi TTL : Palu, 21 November 1988 S1 : 2006 – 2011 FMIPA Jurusan Fisika UNTAD, KBK Fisika Material dan Energi. S2 : 2012 – 2015 (Januari) FMIPA Jurusan Fisika UGM Yogyakarta, KBK Fisika Material dan Instrumentasi. CP : 085241406390 Any questions?? Introducing
  • 3. Kontrak Perkuliahan  Kontrak Perkuliahan : UTS 35 % UAS 35 % Tugas 20 % Kehadiran 10 % Kontrak Perkuliahan
  • 4. Notasi Vektor  Vektor A dapat dituliskan dalam bentuk komponen-komponen vektor satuan sebagai A = Axax + Ayay + Azaz  Dalam bentuk komponen-komponennya, magnituda vektor A didefinisikan sebagai |A| =A=  Vektor satuan sepanjang arah A diberikan oleh 222 AzAyAx ++ '|| A A A A aA ==
  • 5. Notasi Vektor  Vektor A dapat dituliskan dalam bentuk komponen-komponen vektor satuan sebagai A = Axax + Ayay + Azaz  Dalam bentuk komponen-komponennya, magnituda vektor A didefinisikan sebagai |A| =A=  Vektor satuan sepanjang arah A diberikan oleh 222 AzAyAx ++ '|| A A A A aA ==
  • 6.  Vektor dapat dijumlahkan dan juga dikurangkan Aljabar Vektor A ± B = (Axax + Ayay + Azaz) ± (Bxax + Byay + Bzaz) = (Ax±Bx)ax + (Ay ± By)ay + (Az ± Bz)az Sifat-sifat asosiatif, distributif, dan komutatif berlaku dalam aljabar vektor C = A+B=B+A ×A + (B + C) = (A + B) + C ×k(A + B) = kA + kB, (kl + k2)A = kIA + k2A ×A+B = B+A A+(B+C) = (A+B)+C Komutatif Assosiatif
  • 7. B Komutatif & Assosiatif Contoh : C= A+B=B+AKomunikatif Contoh : D = A+(B+C) = (A+B)+CAssosiatif B A A B C C C A B+C D=A+(B+C) A+B D=(A+B)+C A C
  • 8.  Hasil perkalian vektor dengan skalar adalah vektor  Besar perkalian vektor dengan skalar adalah kelipatan a (skalar) dari nilai vektor asli  Arah vektor yang dihasilkan adalah sama dengan arah vektor asal bila a > 0, dan berlawanan dengan arah vektor asal bila a < 0  Perkalian vektor dengan skalar memenuhi hukum distributif , yaitu a (A +B ) = aA + aB Perkalian Vektor dengan Skalar Contoh : B = aA a<0, B berlawanan A B = aA a > 0, B searah A
  • 9.  A • B = AB cos θ (dibaca sebagai "A titik B")  Hasil perkalian titik atau dot product adalah besaran skalar  Perkalian titik adalah komutatif  Perkalian titik adalah distributif  Perkalian titik memenuhi perkalian skalar A.(B+C) = A.B + A.C θcos. BABA = Perkalian Titik (Dot) Dua Vektor A.B = B.A A • kB = k(A •B) θcosBAC = A • B = AxBx + AyBy + AzBz di mana θ adalah sudut antara A dan B yang lebih kecil. Dalam bentuk komponen, perkalian titik adalah sama dengan Contoh :
  • 10.  Hasil perkalian silang atau cross product adalah besaran vektor yang arah nya tegak lurus kedua vektor asal dengan aturan tangan kanan.  Perkalian silang tidak memenuhi hukum komutatif  Perkalian silang adalah distributif θsinBAAXBC == θsinBAAXBC == θ = sudut antara A dan B yang lebih kecil. an = Vektor satuan adalah normal terhadap bidang datar A dan B Hasil perkalian silang memenuhi aturan tangan kanan / putaran skrup Perkalian Silang Dua Buah Vektor AX(B+C) = AXB + AXC AXB = -BXA Contoh :
  • 11.  Perluasan perkalian silang dalam bentuk komponen-komponen vektor akan menghasilkan, A x B = (Axax + Ayay + Azaz) x (Bxax + Byay + Bzaz) = (AYBZ – AzBz)ax + (AzBx - AxBz)ay + (AxBy – AyBx)az Jika A = 2ax + 4ay – 3aZ dan B = ax – ay , carilah A • B dan A x B ! Penyelesaian! 2)0)(3()1)(4()1)(2( −=−+−+=• BA azayax azayax BA 633 011 342 −−−= − −=× Contoh :
  • 12. 1. Diberikan vektor A = 2i + 4jdan B = 6j – 4k. Carilah sudut terkecil antara vektor A dan vektor B menggunakan (a) perkalian titik, (b) perkalian silang. Tugas
  • 13. • Koordinat cartesian tidak cukup !!! • Terdapat beberapa kasus yang akan lebih mudah penyelesaiannya dengan menggunakan koordinat tabung dan bola • Sebagai contoh, persoalan kabel yang menggunakan koordinat silindris dan persoalan antena yang memiliki penyelesaian menggunakan koordinat bola. • Ilustrasi : • Titik P digambarkan dalam 3 buah koordinat • Koordinat cartesian = (x, y, z) • koordinat silindris = (r, φ, z ) • koordinat bola = (r,θ,φ) Sistem koordinat
  • 14. φ Pendefinisian Variabel-Variabel Koordinat dalam Tiga Buah Sistem Koordinat Bentuk komponen dari sebuah vektor dalam ketiga sistem koordinat : A = Axax + Ayay + Azaz (Cartesian) A = Arar + Aφaφ + Azaz (Silindris) A = Arar + Aθaθ + Aφaφ(Bola) Z Y X x y z A (x, y, z) Z X z Yr Z X z φ Y r φA (r, φ, z)A (r, φ, z) A (r, φ,θ)
  • 15. . Bidang-bidang Permukaan Nilai Konstan untuk Tiga sistem Koordinat
  • 16. Arah vektor satuan untuk tiga sistem koordinat Masing-masing vektor satuan adalah normal terhadap bidang permukaan koordinatnya dan memiliki arah di mana koordinatnya bertambah. Semua sistem merupakan sistem tangan kanan: ax x aY = aZ ar x aφ = az ar x aθ = aφ
  • 17. Koordinat cartesian – koordinat silinder Transformasi skalar antar sistem koordinat vektor dalam Cartesian : A = Axax + Ayay + Azaz Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari x, y dan z; vektor dalam Silinder : z a z AaArarAA ++= φφ Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari r, θ dan z;
  • 18. Untuk mendapatkan komponen sebuah vektor, kita ingat pada pembahasan perkalian titik yang menyatakan bahwa komponennya dapat dicari dengan mengambil perkalian titik ar a az ax. cos -sin 0 ay. sin cos 0 az. 0 0 1 φ φ φ φ Ar = (Ax ax + Ay ay + Az az) • ar AΦ = (Ax ax + Ay ay + Az az )• aΦ Az = (Ax ax + Ay ay + Az az ) • az
  • 19. Transformasi skalar antar sistem koordinat Koordinat cartesian – koordinat bola vektor dalam Cartesian : A = Axax + Ayay + Azaz Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari x, y dan z; vektor dalam Silinder : θθφφ aAaArarAA ++= Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari r, θ dan z;
  • 20. Dengan cara yang sama … ar a az ax. Sin θ Cos Cos θ Cos -Sin ay. Cos θ Sin Cos az. Cos θ -Sin θ 0 φ φ φ φ φ φ Ar = (Ax ax + Ay ay + Az az) • ar A = (Ax ax + Ay ay + Az az )• a φφ A θ = (Ax ax + Ay ay + Az az ) • a θ Sin θ sin φφ
  • 21. Diferensial volume pada tiga sistem koordinat Sebagai contoh, dalam koordinat bola, elemen diferensial permukaan yang tegak terhadap ar adalah, dS = (r dθ)(r sin θdφ) = r2 sin θdφ Elemen diferensial garis, dl, adalah diagonal melalui P. Jadi, dl2 = dx2 + dy2 + dz2 (Cartesian) d12 = dr2 + r2dφ2 + dz2 (Silindris) d12 = dr2 + r2dθ2 + r2 sin2 θ dφ2 (Bola)
  • 22. Carilah vektor C yang memiliki arah dari M(x1, y1, z1) ke N(x2, y2, z2)! Berapakah magnituda dari vektor ini dan vektor satuan arahnya? Penyelesaian : Koordinat-koordinat titik M dan N digunakan untuk menuliskan posisi dari kedua vektor A dan B pada Gambar 1-6. Selanjutnya. C = B – A = (x2 – x1)ax + (y2 – y1)ay + (z2 – z1)az Magnituda C adalah Vektor satuannya adalah 2 12 2 12 2 12 )()()(|| zzyyxxCC −+−+−== 2 12 2 12 2 12 121212 )()()( )()()( zzyyxx azzayyaxx C C a zyx C −+−+− −+−+− == Soal-soal dan Penyelesaiannya Soal 1
  • 23. Hitunglah jarak antara (5,3π/2,0) dan (5,π/2,10) dalam koordinat silindris! Penyelesaian : Pertama carilah posisi Cartesian dari vektor A dan b Panda gambar diperoleh : A = -5ay, B = 5ay + 10az Soal 2 Selanjutnya, B – A = 10ay + 10az, dan jarak ekuivalen antara kedua titik 210|| =− AB
  • 24. Diberikan A = (y – 1 )ax+2xay, carilah vektor pada (2,2,1) dan proyeksinya pada vektor B = 5ax – ay + 2az! Penyelesaian : A = (2 – 1)ax + 2(2)ay = ax + 4ay. Seperti ditunjukkan pada Gambar, proyeksi sebuah vektor pada vektor kedua dapat diperoleh dengan menyatakan vektor satuan yang searah dengan vektor kedua serta mengambil perkalian titiknya. Proyeksi A pada B = || B BA aA B • =•A B aB Proyeksi A pada B Jadi pada (2,2,1) Proyeksi A pada B = 30 1 )2()1()5( )2)(0()1)(4()5)(1( || 222 = +−+ +−+ = • =• B BA aA B Soal 3
  • 25. Gunakanlah sistem koordinat bola untuk memperoleh luas area dari sebuah lembaran tipis α θ β pada selubung bola dengan jari- jari r = r θ ( Gambar 1-9). Berapakah luas area yang diperoleh jika α = 0 dan β = π? Penyelesaian : Diferensial elemen permukaan adalah [ lihat Gambar diferensial volume pada tiga sistem koordinat Bola ] dS = r02 sin θ dθ dφ Selanjutnya, ∫∫ −== πβ α βαπφθθ 2 0 2 0 2 0 )cos(cos2sin rddrA sehingga saat α = 0 dan β = π, A = 4πr02, yang merupakan luas permukaan bola. Soal 4