SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
ANALYTICAL
HIERARCHY
PROCESS
(AHP)
Amalia, ST, MT
Multi-Attribute Decision Making
(MADM)
• Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik
dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan
beberapa teknik, antara lain: tabel keputusan, pohon
keputusan, atau beberapa metode pada MADM.
• Secara umum, model Multi-Attribute Decision Making
(MADM) dapat didefinisikan sebagai berikut
(Zimermann, 1991):
– Misalkan A = {ai | i = 1,...,n} adalah himpunan
alternatif-alternatif keputusan dan C = {cj | j = 1,..., m}
adalah himpunan tujuan yang diharapkan, maka akan
ditentukan alternatif x0 yang memiliki derajat harapan
tertinggi terhadap tujuan–tujuan yang relevan cj.
Multi-Attribute Decision Making
(MADM)
• Janko (2005) fitur umum yang akan digunakan dalam
MADM, yaitu:
– Alternatif, adalah obyek-obyek yang berbeda dan
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih oleh
pengambil keputusan.
– Atribut, sering juga disebut sebagai karakteristik,
komponen, atau kriteria keputusan. Meskipun pada
kebanyakan kriteria bersifat satu level, namun tidak
menutup kemungkinan adanya sub kriteria yang
berhubungan dengan kriteria yang telah diberikan.
– Konflik antar kriteria, beberapa kriteria biasanya
mempunyai konflik antara satu dengan yang
lainnya, misalnya kriteria keuntungan akan
mengalami konflik dengan kriteria biaya.
Multi-Attribute Decision Making
(MADM)
– Bobot keputusan, bobot keputusan menunjukkan
kepentingan relatif dari setiap kriteria, W = (w1, w2,
..., wn). Pada MADM akan dicari bobot kepentingan
dari setiap kriteria
– Matriks keputusan, suatu matriks keputusan X yang
berukuran m x n, berisi elemen-elemen xij, yang
merepresentasikan rating dari alternatif Ai
(i=1,2,...,m) terhadap kriteria Cj (j=1,2,...,n).
• Masalah MADM adalah mengevaluasi m alternatif Ai
(i=1,2,...,m) terhadap sekumpulan atribut atau kriteria Cj
(j=1,2,...,n), dimana setiap atribut saling tidak bergantung
satu dengan yang lainnya.
Multi-Attribute Decision Making
(MADM)
• Pada MADM, matriks keputusan setiap alternatif terhadap
setiap atribut, X, diberikan sebagai:
dengan xij merupakan rating kinerja alternatif ke-i
terhadap atribut ke-j.
• Nilai bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif
setiap atribut, diberikan sebagai, W:
W = {w1, w2, ..., wn}













mn
2
m
1
m
n
2
22
21
n
1
12
11
x
x
x
x
x
x
x
x
x
X






Multi-Attribute Decision Making
(MADM)
• Rating kinerja (X), dan nilai bobot (W) merupakan
nilai utama yang merepresentasikan preferensi
absolut dari pengambil keputusan.
• Masalah MADM diakhiri dengan proses perankingan
untuk mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh
berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang
diberikan (Yeh, 2002).
• Pada MADM, umumnya akan dicari solusi ideal.
• Pada solusi ideal akan memaksimumkan semua
kriteria keuntungan dan meminimumkan semua
kriteria biaya.
Multi-Attribute Decision Making
(MADM)
Masalah
Kriteria-
1
(C1)
Kriteria-
2
(C2)
Kriteria-
m
(Cm)
. . .
Alternatif-
1
(A1)
Alternatif-
2
(A2)
Alternatif-
n
(An)
. . .
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah MADM adalah Analytical Hierarchy
Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP)
• AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty tahun
1970, untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek
dimana data dan informasi statistik dari masalah yang
dihadapi sangat sedikit.
• Analytical Hierarchy process (AHP) adalah salah satu
bentuk model pengambilan keputusan dengan multiple
criteria.
• AHP merupakan metode pengukuran yang digunakan
untuk menentukan skala rasio dari perbandingan
pasangan yang diskrit maupun kontinu, yang diperoleh
dari ukuran aktual ataupun preferensi.
• AHP merupakan metoda pengambilan keputusan yang
melibatkan sejumlah kriteria dan alternatif yang dipilih
berdasarkan pertimbangan semua kriteria terkait (Saaty,
2004)
PRINSIP POKOK AHP
Tahapan Metode AHP
Menghitung CR (Consistency Ratio)
Konsisten jika CR < 0.1
Sintesis prioritas
Dengan menghitung nilai vektor eigen untuk setiap matriks
Membuat Pairwise Comparative Judgement Matrices
Dekomposisi masalah dengan menyusun struktur hierarki
Mengidentifikasi masalah
Tahapan AHP:
• Identifikasi Masalah
– Definisikan masalah atau tentukan tujuan utama.
Tentukan apa yang hendak diwujudkan / diraih
• Decomposition
– Setelah persoalan didefinisikan, maka dilakukan
decomposition yaitu memecah persoalan yang
utuh menjadi unsur-unsurnya (proses ini disebut
hirarki)
– Permasalahan pada AHP didekomposisikan ke
dalam hirarki kriteria dan alternatif
Contoh:
Tujuan (Goal)
Kriteria 2 Kriteria 3
Alternatif 1
Tingkat 1:
Tingkat 2:
Tingkat 3:
Kriteria 1
Alternatif 2 Alternatif 3
• Comparative Judgement
– Prinsip ini dilakukan dengan membuat penilaian
tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu
tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat
diatasnya.
– Penilaian berpengaruh terhadap prioritas dari
elemen-elemen yang ada
– Hasil dari penilaian ini dituliskan dalam matriks
pairwise comparison
– Dengan perbandingan berpasangan, dapat diketahui
derajat kepentingan relatif antar kriteria
Tahapan AHP:
Patokan (skala dasar) yang dapat digunakan dalam
penyusunan skala kepentingan ini adalah
Tingkat Kepentingan Definisi
1 Sama pentingnya dibanding yang lain
3 Moderat pentingnya dibanding yang lain
5 Kuat pentingnya dibanding yang lain
7 Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain
9 Ekstrim/mutlak pentingnya dibanding yang lain
2 , 4 , 6 , 8 Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan
Reciprocal Jika elemen i memiliki salah satu angka diatas ketika
dibandingkan dengan j, maka j memiliki nilai
kebalikannya ketika dibandingkan dengan elemen i.
Perhitungan matematis dalam AHP
a. menghitung nilai tingkat kepentingan (prioritas
vektor)
A1 A2 … An
A1 a11 a12 … a1n
A2 A2
1
a2
2
… a1n
….
….
….
….
….
An An
1
an
2
… an
n
Matriks A (n x n)
Matriks resiprokal
Sehingga matriks perbandingan sebagai berikut :
A1 A2 … An
A1 w1/
w1
w1/
w2
… w1/
wn
A2 w2/
w1
w2/
w2
… w2/
wn
…
…
…
…
…
n wn/
w1
wn/
w2
… wn/
wn
12
2
1
a
W
W

PCJM
Pairwise
Comparison
Judgement
Matrices (PCJM)
Contoh matriks pairwise comparisons untuk
tujuan (goal)
Tujuan/Goal Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4
Kriteria 1 1 5 2 4
Kriteria 2 1/5 1 1/2 1/2
Kriteria 3 1/2 2 1 2
Kriteria 4 1/4 2 1/2 1
• Synthesis Of Priority
– Dari setiap matriks pairwise comparison
kemudian dicari local priority atau total priority
value (TPV)
– Matriks-matriks pairwise comparison terdapat
pada setiap tingkat, sehingga untuk mendapatkan
global priority harus dilakukan sintesis di antara
local priority.
Tahapan AHP:
Matriks pairwise comparisons untuk tujuan (goal)
Tujuan/Goal Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4
Kriteria 1 1 5 2 4
Kriteria 2 1/5 1 1/2 1/2
Kriteria 3 1/2 2 1 2
Kriteria 4 1/4 2 1/2 1
Jumlah 1,95 10 4 7,5
Setelah matriks perbandingan antar elemen-elemen didapat maka
dilakukan sintesa dengan menjumlahkan setiap kolom
local priority / total priority value (TPV) untuk tujuan
Tujuan/Goal Kriteria
1
Kriteria
2
Kriteria
3
Kriteria
4
local priority
(TPV)
Kriteria 1 0,5128 0,5 0,5 0,5333 0,5115
Kriteria 2 0,1025 0,1 0,125 0,0667 0,0986
Kriteria 3 0,2564 0,2 0,25 0,2667 0,2433
Kriteria 4 0,1282 0,2 0,125 0,1333 0,1466
Matriks yang dinormalisasi:
Kesimpulan : persentase prioritas atau preferensi untuk kriteria1 51.2%,
kriteria2 9.9%, kriteria3 24.3%, kriteria 4 14.7%. Kriteria1 lebih disukai
dibandingkan dengan kriteria 2, 3, dan 4
• Logical Consistency
– Responden harus memiliki konsistensi dalam
melakukan perbandingan elemen.
– Bila diketahui A adalah matriks pairwise comparisons
dimana penilaian kita sempurna pada setiap
perbandingan, maka berlaku aij.ajk = aik untuk semua i,
j, k. dan selanjutnya matriks A dikatakan konsisten
– Contoh : jika A>B dan B>C, maka secara logis
responden harus menyatakan bahwa A>C,
berdasarkan nilai-nilai numerik yang disediakan
– Hasil penilaian yang dapat diterima adalah yang
mempunyai CR < 10% (0.1)
Tahapan AHP:
• AHP mengukur seluruh konsistensi penilaian dengan
menggunakan Consistency Ratio (CR), yang
dirumuskan:
RI
CI
CR 
Tahapan AHP:
• Dimana :
• adalah nilai eigen maksimum dari matriks
pairwise comparisons.
1
)
(



n
n
CI maks

maks

Nilai Random Index
Orde Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8
RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41
Orde Matriks 9 10 11 12 13 14 15
RI 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59
Saaty menerapkan bahwa suatu matriks
perbandingan adalah konsisten bila nilai CR tidak
lebih dari sama dengan 0,1 (10%).
Jika tidak, maka penilaian yang telah dibuat mungkin
dilakukan secara random dan perlu direvisi
Contoh:
Bagaimana melakukan Perhitungan
Matematis AHP ?
1. Menghitung nilai
tingkat kepentingan
(prioritas vektor)
2. Cara menghitung
konsistensi
1. Setelah matriks perbandingan antar elemen-elemen
didapat maka dilakukan sintesa dengan menjumlahkan
setiap kolom
Contoh : Tabel 1. Perbandingan kepentingan
Toyota Nissan Suzuki
Toyota 1 1/2 1/4
Nissan 2 1 1/4
Suzuki 4 4 1
Jumlah 7 5.5 1.5
Mensintesa matriks perbandingan berpasangan
2. Setelah itu angka dalam setiap sel dibagi dengan jumlah
pada kolom yang bersangkutan. Ini akan menghasilkan
matriks yang telah dinormalkan (Tabel 2).
Kriteria1 Toyota Nissan Suzuki
Jumlah
baris
Rata-rata
Toyota 1/7 1/11 1/6 0.4
0.4/3
=0,13
Nissan 2/7 2/11 1/6 0.63
0.63/3=
0,21
Suzuki 4/7 8/11 4/6 1.97
1.97/3=
0,66
Kesimpulan : Untuk kriteria 1, persentase prioritas atau preferensi
untuk toyota 13 %, nissan 21 %, suzuki 66 %. Untuk kriteria 1
suzuki lebih disukai dibandingkan dengan nissan dan toyota
Menghitung Rasio Konsistensi
1. Melakukan perkalian matriks antara matriks
perbandingan (pada Tabel 1) dan vektor prioritas (pada
Tabel 2)
Toyota
(0,13)
Nissan
(0,21)
Suzuki
(0,66)
Toyota 1 0,5 0,25
Nissan 2 1 0,25
Suzuki 4 4 1
Toyota Nissan Suzuki Jumlah
Toyota 0,13 0,11 0,17 0,41
Nissan 0,26 0,21 0,17 0,64
Suzuki 0,52 0,84 0,66 2,02
2. Nilai penjumlahan sel dibagi dengan nilai masing-
masing sel pada vektor prioritas.
3. Mencari nilai eigen λmax dengan perhitungan
berikut:































06
,
3
05
,
3
15
,
3
66
,
0
21
,
0
13
,
0
:
2,02
0,64
0,41
09
,
3
3
3,06
3,05
3,15
λmaks 



4. Hitung nilai Consistency Index (CI)
5. Hitung nilai Consistency Ratio (CR) berdasarkan
nilai Random Index (RI)
Nilai 0,08 ini menyatakan bahwa rasio konsistensi dari hasil
penilaian pembandingan di atas mempunyai rasio 8%.
Sehingga penilaian di atas dapat diterima karena lebih kecil
dari 10% (Saaty).
045
,
0
2
09
,
0
1
3
3
09
,
3
1








n
n
maks
CI

08
,
0
0,58
0,045
RI
CI
CR



Contoh: Pemilihan lokasi pabrik
Matriks Nilai Preferensi Kelayakan Lokasi Pabrik
Perhitungan untuk mendapatkan TPV:
Perhitungan TPV untuk Pilihan Lokasi
Perhitungan nilai akhir penentuan keputusan lokasi
(Final TPV untuk Pemilihan Lokasi)
Diagram Final Proses Analitis Berjenjang
MELIHAT PRIORITAS SECARA KESELURUHAN
Gaji tahunan masing-masing Profesor ditentukan oleh 3
kriteria, yaitu cara mengajar, penelitian dan pengabdian
kepada universitas. Bagian administrasi menyajikannya
dalam bentuk Matriks Pairwise Comparison untuk tiap
kriteria berikut ini : Bagian administrasi telah
membandingkan antara dua orang profesor dengan
memperhatikan cara mengajar mereka, penelitian dan
pengabdian mereka tahun lalu. Matriks Pairwise
Comparison nya adalah sebagai berikut :
Gaji tahunan Cara mengajar Penelitian Pengabdian
Cara mengajar 1 1/3 3
Penelitian 3 1 2
Pengabdian 1/3 ½ 1






1
4
1
2
Profesor
1
Profesor
2
Profesor
1
Profesor
:
Mengajar
Cara
4
1






1
3
1
2
Profesor
1
Profesor
2
Profesor
1
Profesor
:
Penelitian
3
1






1
6
1
2
Profesor
1
Profesor
2
Profesor
1
Profesor
:
Pengabdian
6
1
Pertanyaan :
• Profesor yang manakah yang
menerima kenaikan gaji
terbesar?
• Periksa Matrik Pairwise
Comparison untuk konsistensi!
TUGAS KELOMPOK
(1 kelompok = maksimal 3 orang)
• Buatlah sebuah masalah yang jawabannya dicari
menggunakan metode AHP dengan bantuan software
Expert Choice!
• Masalah bisa diambil dari: skripsi/tugas akhir/jurnal
• Syarat pembuatan:
– Buat 3 buah alternatif pilihan
– Kategori penilaian masalah terdiri dari 5 buah
– Pada 2 buah kategori, buat subkategorinya
– Hasil sensitivity graph juga dicantumkan
• Kirim ke email saya: amal.lyach@gmail.com
• Paling lambat…. 29 desember 2016

More Related Content

What's hot

Power point - Barisan dan deret aritmatika
Power point - Barisan dan deret aritmatikaPower point - Barisan dan deret aritmatika
Power point - Barisan dan deret aritmatikawahyu adi negara
 
5. rantai-markov-diskrit
5. rantai-markov-diskrit5. rantai-markov-diskrit
5. rantai-markov-diskrittsucil
 
Model_Arima.ppt
Model_Arima.pptModel_Arima.ppt
Model_Arima.pptKevinAby
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galatKelinci Coklat
 
Fungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema eulerFungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema eulervionk
 
Bab 6 (staddas ukuran keruncingan)
Bab 6 (staddas ukuran keruncingan)Bab 6 (staddas ukuran keruncingan)
Bab 6 (staddas ukuran keruncingan)fatria anggita
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptrahmawarni
 
STANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSIS
STANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSISSTANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSIS
STANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSISErmawati Syahrudi
 
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)Dex Gunt
 
Bahan ajar materi peluang kelas viii
Bahan ajar materi peluang kelas viiiBahan ajar materi peluang kelas viii
Bahan ajar materi peluang kelas viiiMartiwiFarisa
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Nia Matus
 
Metode interpolasi linier
Metode  interpolasi linierMetode  interpolasi linier
Metode interpolasi linierokti agung
 
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1el sucahyo
 
Modul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualModul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualArif Rahman
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)rizka_safa
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Muhammad Ali Subkhan Candra
 

What's hot (20)

Power point - Barisan dan deret aritmatika
Power point - Barisan dan deret aritmatikaPower point - Barisan dan deret aritmatika
Power point - Barisan dan deret aritmatika
 
5. rantai-markov-diskrit
5. rantai-markov-diskrit5. rantai-markov-diskrit
5. rantai-markov-diskrit
 
Model_Arima.ppt
Model_Arima.pptModel_Arima.ppt
Model_Arima.ppt
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galat
 
Fungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema eulerFungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema euler
 
Bab 6 (staddas ukuran keruncingan)
Bab 6 (staddas ukuran keruncingan)Bab 6 (staddas ukuran keruncingan)
Bab 6 (staddas ukuran keruncingan)
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
 
STANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSIS
STANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSISSTANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSIS
STANDARD SCORE, SKEWNESS & KURTOSIS
 
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
 
Bahan ajar materi peluang kelas viii
Bahan ajar materi peluang kelas viiiBahan ajar materi peluang kelas viii
Bahan ajar materi peluang kelas viii
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
 
Metode interpolasi linier
Metode  interpolasi linierMetode  interpolasi linier
Metode interpolasi linier
 
4. metode transportasi
4. metode transportasi4. metode transportasi
4. metode transportasi
 
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
 
Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10
 
Modul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualModul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan Konseptual
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
 
Ppt induksi matematika
Ppt induksi matematikaPpt induksi matematika
Ppt induksi matematika
 

Similar to 2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf

Pertemuan 5 optimasi_dengan_alternatif_terbatas_-_lengkap
Pertemuan 5 optimasi_dengan_alternatif_terbatas_-_lengkapPertemuan 5 optimasi_dengan_alternatif_terbatas_-_lengkap
Pertemuan 5 optimasi_dengan_alternatif_terbatas_-_lengkapAbrianto Nugraha
 
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptxArisSatia
 
Laporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHP
Laporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHPLaporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHP
Laporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHPTAN Guru Inovatif
 
ahp sederhana.pptx
ahp sederhana.pptxahp sederhana.pptx
ahp sederhana.pptxssuser06f731
 
materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)anggaraniiga
 
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffffppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffffcylenverenaide
 
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan SahamSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sahamspamfaifai
 
spk4[1]......................................ppt
spk4[1]......................................pptspk4[1]......................................ppt
spk4[1]......................................pptIndraSN1
 
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.pptPeng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.pptssuser9dddf7
 
Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)I Gede Iwan Sudipa
 
Presentasi AHP
Presentasi AHPPresentasi AHP
Presentasi AHPsilhouette
 
Spk 6 contoh aplikasi penilaian karyawan
Spk 6   contoh aplikasi penilaian karyawanSpk 6   contoh aplikasi penilaian karyawan
Spk 6 contoh aplikasi penilaian karyawanniasyahrini
 
Ahp-analytical hierarchy process
Ahp-analytical hierarchy processAhp-analytical hierarchy process
Ahp-analytical hierarchy processAsvin Imaduddin
 
Pot p emograman linear 2016
Pot  p emograman linear 2016Pot  p emograman linear 2016
Pot p emograman linear 2016ogie saputra
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksNila Aulia
 
Materi-AHP---Part-2 (1).pdf
Materi-AHP---Part-2 (1).pdfMateri-AHP---Part-2 (1).pdf
Materi-AHP---Part-2 (1).pdfFahriMiftahul
 

Similar to 2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf (20)

Pertemuan 5 optimasi_dengan_alternatif_terbatas_-_lengkap
Pertemuan 5 optimasi_dengan_alternatif_terbatas_-_lengkapPertemuan 5 optimasi_dengan_alternatif_terbatas_-_lengkap
Pertemuan 5 optimasi_dengan_alternatif_terbatas_-_lengkap
 
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
 
Laporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHP
Laporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHPLaporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHP
Laporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHP
 
AHP.pptx
AHP.pptxAHP.pptx
AHP.pptx
 
ahp sederhana.pptx
ahp sederhana.pptxahp sederhana.pptx
ahp sederhana.pptx
 
materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)
 
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffffppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
 
AHP_.pptx
AHP_.pptxAHP_.pptx
AHP_.pptx
 
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan SahamSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
 
Pertemuan13
Pertemuan13Pertemuan13
Pertemuan13
 
spk4[1]......................................ppt
spk4[1]......................................pptspk4[1]......................................ppt
spk4[1]......................................ppt
 
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.pptPeng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
 
Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Belajar metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
 
Presentasi AHP
Presentasi AHPPresentasi AHP
Presentasi AHP
 
Presentasi AHP
Presentasi AHPPresentasi AHP
Presentasi AHP
 
Spk 6 contoh aplikasi penilaian karyawan
Spk 6   contoh aplikasi penilaian karyawanSpk 6   contoh aplikasi penilaian karyawan
Spk 6 contoh aplikasi penilaian karyawan
 
Ahp-analytical hierarchy process
Ahp-analytical hierarchy processAhp-analytical hierarchy process
Ahp-analytical hierarchy process
 
Pot p emograman linear 2016
Pot  p emograman linear 2016Pot  p emograman linear 2016
Pot p emograman linear 2016
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
Materi-AHP---Part-2 (1).pdf
Materi-AHP---Part-2 (1).pdfMateri-AHP---Part-2 (1).pdf
Materi-AHP---Part-2 (1).pdf
 

More from AsepRahmatullah2

Materi Kuliah Kutipan Langsung dan Tidak Langsung
Materi Kuliah Kutipan Langsung dan Tidak LangsungMateri Kuliah Kutipan Langsung dan Tidak Langsung
Materi Kuliah Kutipan Langsung dan Tidak LangsungAsepRahmatullah2
 
fdokumen.com_pompa-hydram.ppt
fdokumen.com_pompa-hydram.pptfdokumen.com_pompa-hydram.ppt
fdokumen.com_pompa-hydram.pptAsepRahmatullah2
 
Ergonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptx
Ergonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptxErgonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptx
Ergonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptxAsepRahmatullah2
 
pertemuan-4-manajemen-sdm-sda-kebutuhan-aset.ppt
pertemuan-4-manajemen-sdm-sda-kebutuhan-aset.pptpertemuan-4-manajemen-sdm-sda-kebutuhan-aset.ppt
pertemuan-4-manajemen-sdm-sda-kebutuhan-aset.pptAsepRahmatullah2
 
12.-Human-Machine-Interface-Pertemuan-12.ppt
12.-Human-Machine-Interface-Pertemuan-12.ppt12.-Human-Machine-Interface-Pertemuan-12.ppt
12.-Human-Machine-Interface-Pertemuan-12.pptAsepRahmatullah2
 
Bahan Ajar Kuliah Teknik Manajemen Perawatan _ Sistem Penunjang Perawatan_2.pdf
Bahan Ajar Kuliah Teknik Manajemen Perawatan _ Sistem Penunjang Perawatan_2.pdfBahan Ajar Kuliah Teknik Manajemen Perawatan _ Sistem Penunjang Perawatan_2.pdf
Bahan Ajar Kuliah Teknik Manajemen Perawatan _ Sistem Penunjang Perawatan_2.pdfAsepRahmatullah2
 
1.-Analisis-Dan-Perancangan-Perusahaan.ppt
1.-Analisis-Dan-Perancangan-Perusahaan.ppt1.-Analisis-Dan-Perancangan-Perusahaan.ppt
1.-Analisis-Dan-Perancangan-Perusahaan.pptAsepRahmatullah2
 
pertemuan-2-aspek-pemasaran.ppt
pertemuan-2-aspek-pemasaran.pptpertemuan-2-aspek-pemasaran.ppt
pertemuan-2-aspek-pemasaran.pptAsepRahmatullah2
 
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.pptAsepRahmatullah2
 
File 2013 09-27-07 56 18_catur_supriyanto,_m.cs__presentation1
File 2013 09-27-07 56 18_catur_supriyanto,_m.cs__presentation1File 2013 09-27-07 56 18_catur_supriyanto,_m.cs__presentation1
File 2013 09-27-07 56 18_catur_supriyanto,_m.cs__presentation1AsepRahmatullah2
 

More from AsepRahmatullah2 (14)

Materi Kuliah Kutipan Langsung dan Tidak Langsung
Materi Kuliah Kutipan Langsung dan Tidak LangsungMateri Kuliah Kutipan Langsung dan Tidak Langsung
Materi Kuliah Kutipan Langsung dan Tidak Langsung
 
fdokumen.com_pompa-hydram.ppt
fdokumen.com_pompa-hydram.pptfdokumen.com_pompa-hydram.ppt
fdokumen.com_pompa-hydram.ppt
 
2.-Biomekanika.ppt
2.-Biomekanika.ppt2.-Biomekanika.ppt
2.-Biomekanika.ppt
 
Ergonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptx
Ergonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptxErgonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptx
Ergonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptx
 
pertemuan-4-manajemen-sdm-sda-kebutuhan-aset.ppt
pertemuan-4-manajemen-sdm-sda-kebutuhan-aset.pptpertemuan-4-manajemen-sdm-sda-kebutuhan-aset.ppt
pertemuan-4-manajemen-sdm-sda-kebutuhan-aset.ppt
 
12.-Human-Machine-Interface-Pertemuan-12.ppt
12.-Human-Machine-Interface-Pertemuan-12.ppt12.-Human-Machine-Interface-Pertemuan-12.ppt
12.-Human-Machine-Interface-Pertemuan-12.ppt
 
FMEA.ppt
FMEA.pptFMEA.ppt
FMEA.ppt
 
13-TQM-FMEA.pdf
13-TQM-FMEA.pdf13-TQM-FMEA.pdf
13-TQM-FMEA.pdf
 
Bahan Ajar Kuliah Teknik Manajemen Perawatan _ Sistem Penunjang Perawatan_2.pdf
Bahan Ajar Kuliah Teknik Manajemen Perawatan _ Sistem Penunjang Perawatan_2.pdfBahan Ajar Kuliah Teknik Manajemen Perawatan _ Sistem Penunjang Perawatan_2.pdf
Bahan Ajar Kuliah Teknik Manajemen Perawatan _ Sistem Penunjang Perawatan_2.pdf
 
1.-Analisis-Dan-Perancangan-Perusahaan.ppt
1.-Analisis-Dan-Perancangan-Perusahaan.ppt1.-Analisis-Dan-Perancangan-Perusahaan.ppt
1.-Analisis-Dan-Perancangan-Perusahaan.ppt
 
pertemuan-2-aspek-pemasaran.ppt
pertemuan-2-aspek-pemasaran.pptpertemuan-2-aspek-pemasaran.ppt
pertemuan-2-aspek-pemasaran.ppt
 
The Game of Theory.ppt
The Game of Theory.pptThe Game of Theory.ppt
The Game of Theory.ppt
 
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
6-teknik-pengambilan-keputusan-kondisi-tidak-pasti.ppt
 
File 2013 09-27-07 56 18_catur_supriyanto,_m.cs__presentation1
File 2013 09-27-07 56 18_catur_supriyanto,_m.cs__presentation1File 2013 09-27-07 56 18_catur_supriyanto,_m.cs__presentation1
File 2013 09-27-07 56 18_catur_supriyanto,_m.cs__presentation1
 

Recently uploaded

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 

Recently uploaded (9)

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf

  • 2. Multi-Attribute Decision Making (MADM) • Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain: tabel keputusan, pohon keputusan, atau beberapa metode pada MADM. • Secara umum, model Multi-Attribute Decision Making (MADM) dapat didefinisikan sebagai berikut (Zimermann, 1991): – Misalkan A = {ai | i = 1,...,n} adalah himpunan alternatif-alternatif keputusan dan C = {cj | j = 1,..., m} adalah himpunan tujuan yang diharapkan, maka akan ditentukan alternatif x0 yang memiliki derajat harapan tertinggi terhadap tujuan–tujuan yang relevan cj.
  • 3. Multi-Attribute Decision Making (MADM) • Janko (2005) fitur umum yang akan digunakan dalam MADM, yaitu: – Alternatif, adalah obyek-obyek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih oleh pengambil keputusan. – Atribut, sering juga disebut sebagai karakteristik, komponen, atau kriteria keputusan. Meskipun pada kebanyakan kriteria bersifat satu level, namun tidak menutup kemungkinan adanya sub kriteria yang berhubungan dengan kriteria yang telah diberikan. – Konflik antar kriteria, beberapa kriteria biasanya mempunyai konflik antara satu dengan yang lainnya, misalnya kriteria keuntungan akan mengalami konflik dengan kriteria biaya.
  • 4. Multi-Attribute Decision Making (MADM) – Bobot keputusan, bobot keputusan menunjukkan kepentingan relatif dari setiap kriteria, W = (w1, w2, ..., wn). Pada MADM akan dicari bobot kepentingan dari setiap kriteria – Matriks keputusan, suatu matriks keputusan X yang berukuran m x n, berisi elemen-elemen xij, yang merepresentasikan rating dari alternatif Ai (i=1,2,...,m) terhadap kriteria Cj (j=1,2,...,n). • Masalah MADM adalah mengevaluasi m alternatif Ai (i=1,2,...,m) terhadap sekumpulan atribut atau kriteria Cj (j=1,2,...,n), dimana setiap atribut saling tidak bergantung satu dengan yang lainnya.
  • 5. Multi-Attribute Decision Making (MADM) • Pada MADM, matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut, X, diberikan sebagai: dengan xij merupakan rating kinerja alternatif ke-i terhadap atribut ke-j. • Nilai bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif setiap atribut, diberikan sebagai, W: W = {w1, w2, ..., wn}              mn 2 m 1 m n 2 22 21 n 1 12 11 x x x x x x x x x X      
  • 6. Multi-Attribute Decision Making (MADM) • Rating kinerja (X), dan nilai bobot (W) merupakan nilai utama yang merepresentasikan preferensi absolut dari pengambil keputusan. • Masalah MADM diakhiri dengan proses perankingan untuk mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang diberikan (Yeh, 2002). • Pada MADM, umumnya akan dicari solusi ideal. • Pada solusi ideal akan memaksimumkan semua kriteria keuntungan dan meminimumkan semua kriteria biaya.
  • 7. Multi-Attribute Decision Making (MADM) Masalah Kriteria- 1 (C1) Kriteria- 2 (C2) Kriteria- m (Cm) . . . Alternatif- 1 (A1) Alternatif- 2 (A2) Alternatif- n (An) . . . Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah MADM adalah Analytical Hierarchy Process (AHP)
  • 8. Analytical Hierarchy Process (AHP) • AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty tahun 1970, untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit. • Analytical Hierarchy process (AHP) adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan dengan multiple criteria. • AHP merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk menentukan skala rasio dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun kontinu, yang diperoleh dari ukuran aktual ataupun preferensi. • AHP merupakan metoda pengambilan keputusan yang melibatkan sejumlah kriteria dan alternatif yang dipilih berdasarkan pertimbangan semua kriteria terkait (Saaty, 2004)
  • 10. Tahapan Metode AHP Menghitung CR (Consistency Ratio) Konsisten jika CR < 0.1 Sintesis prioritas Dengan menghitung nilai vektor eigen untuk setiap matriks Membuat Pairwise Comparative Judgement Matrices Dekomposisi masalah dengan menyusun struktur hierarki Mengidentifikasi masalah
  • 11. Tahapan AHP: • Identifikasi Masalah – Definisikan masalah atau tentukan tujuan utama. Tentukan apa yang hendak diwujudkan / diraih • Decomposition – Setelah persoalan didefinisikan, maka dilakukan decomposition yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya (proses ini disebut hirarki) – Permasalahan pada AHP didekomposisikan ke dalam hirarki kriteria dan alternatif
  • 12. Contoh: Tujuan (Goal) Kriteria 2 Kriteria 3 Alternatif 1 Tingkat 1: Tingkat 2: Tingkat 3: Kriteria 1 Alternatif 2 Alternatif 3
  • 13. • Comparative Judgement – Prinsip ini dilakukan dengan membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. – Penilaian berpengaruh terhadap prioritas dari elemen-elemen yang ada – Hasil dari penilaian ini dituliskan dalam matriks pairwise comparison – Dengan perbandingan berpasangan, dapat diketahui derajat kepentingan relatif antar kriteria Tahapan AHP:
  • 14. Patokan (skala dasar) yang dapat digunakan dalam penyusunan skala kepentingan ini adalah Tingkat Kepentingan Definisi 1 Sama pentingnya dibanding yang lain 3 Moderat pentingnya dibanding yang lain 5 Kuat pentingnya dibanding yang lain 7 Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain 9 Ekstrim/mutlak pentingnya dibanding yang lain 2 , 4 , 6 , 8 Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan Reciprocal Jika elemen i memiliki salah satu angka diatas ketika dibandingkan dengan j, maka j memiliki nilai kebalikannya ketika dibandingkan dengan elemen i.
  • 15. Perhitungan matematis dalam AHP a. menghitung nilai tingkat kepentingan (prioritas vektor) A1 A2 … An A1 a11 a12 … a1n A2 A2 1 a2 2 … a1n …. …. …. …. …. An An 1 an 2 … an n Matriks A (n x n) Matriks resiprokal
  • 16. Sehingga matriks perbandingan sebagai berikut : A1 A2 … An A1 w1/ w1 w1/ w2 … w1/ wn A2 w2/ w1 w2/ w2 … w2/ wn … … … … … n wn/ w1 wn/ w2 … wn/ wn 12 2 1 a W W  PCJM Pairwise Comparison Judgement Matrices (PCJM)
  • 17. Contoh matriks pairwise comparisons untuk tujuan (goal) Tujuan/Goal Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4 Kriteria 1 1 5 2 4 Kriteria 2 1/5 1 1/2 1/2 Kriteria 3 1/2 2 1 2 Kriteria 4 1/4 2 1/2 1
  • 18. • Synthesis Of Priority – Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari local priority atau total priority value (TPV) – Matriks-matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, sehingga untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis di antara local priority. Tahapan AHP:
  • 19. Matriks pairwise comparisons untuk tujuan (goal) Tujuan/Goal Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4 Kriteria 1 1 5 2 4 Kriteria 2 1/5 1 1/2 1/2 Kriteria 3 1/2 2 1 2 Kriteria 4 1/4 2 1/2 1 Jumlah 1,95 10 4 7,5 Setelah matriks perbandingan antar elemen-elemen didapat maka dilakukan sintesa dengan menjumlahkan setiap kolom
  • 20. local priority / total priority value (TPV) untuk tujuan Tujuan/Goal Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4 local priority (TPV) Kriteria 1 0,5128 0,5 0,5 0,5333 0,5115 Kriteria 2 0,1025 0,1 0,125 0,0667 0,0986 Kriteria 3 0,2564 0,2 0,25 0,2667 0,2433 Kriteria 4 0,1282 0,2 0,125 0,1333 0,1466 Matriks yang dinormalisasi: Kesimpulan : persentase prioritas atau preferensi untuk kriteria1 51.2%, kriteria2 9.9%, kriteria3 24.3%, kriteria 4 14.7%. Kriteria1 lebih disukai dibandingkan dengan kriteria 2, 3, dan 4
  • 21. • Logical Consistency – Responden harus memiliki konsistensi dalam melakukan perbandingan elemen. – Bila diketahui A adalah matriks pairwise comparisons dimana penilaian kita sempurna pada setiap perbandingan, maka berlaku aij.ajk = aik untuk semua i, j, k. dan selanjutnya matriks A dikatakan konsisten – Contoh : jika A>B dan B>C, maka secara logis responden harus menyatakan bahwa A>C, berdasarkan nilai-nilai numerik yang disediakan – Hasil penilaian yang dapat diterima adalah yang mempunyai CR < 10% (0.1) Tahapan AHP:
  • 22. • AHP mengukur seluruh konsistensi penilaian dengan menggunakan Consistency Ratio (CR), yang dirumuskan: RI CI CR  Tahapan AHP: • Dimana : • adalah nilai eigen maksimum dari matriks pairwise comparisons. 1 ) (    n n CI maks  maks 
  • 23. Nilai Random Index Orde Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 Orde Matriks 9 10 11 12 13 14 15 RI 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59 Saaty menerapkan bahwa suatu matriks perbandingan adalah konsisten bila nilai CR tidak lebih dari sama dengan 0,1 (10%). Jika tidak, maka penilaian yang telah dibuat mungkin dilakukan secara random dan perlu direvisi
  • 24. Contoh: Bagaimana melakukan Perhitungan Matematis AHP ? 1. Menghitung nilai tingkat kepentingan (prioritas vektor) 2. Cara menghitung konsistensi
  • 25. 1. Setelah matriks perbandingan antar elemen-elemen didapat maka dilakukan sintesa dengan menjumlahkan setiap kolom Contoh : Tabel 1. Perbandingan kepentingan Toyota Nissan Suzuki Toyota 1 1/2 1/4 Nissan 2 1 1/4 Suzuki 4 4 1 Jumlah 7 5.5 1.5 Mensintesa matriks perbandingan berpasangan
  • 26. 2. Setelah itu angka dalam setiap sel dibagi dengan jumlah pada kolom yang bersangkutan. Ini akan menghasilkan matriks yang telah dinormalkan (Tabel 2). Kriteria1 Toyota Nissan Suzuki Jumlah baris Rata-rata Toyota 1/7 1/11 1/6 0.4 0.4/3 =0,13 Nissan 2/7 2/11 1/6 0.63 0.63/3= 0,21 Suzuki 4/7 8/11 4/6 1.97 1.97/3= 0,66 Kesimpulan : Untuk kriteria 1, persentase prioritas atau preferensi untuk toyota 13 %, nissan 21 %, suzuki 66 %. Untuk kriteria 1 suzuki lebih disukai dibandingkan dengan nissan dan toyota
  • 27. Menghitung Rasio Konsistensi 1. Melakukan perkalian matriks antara matriks perbandingan (pada Tabel 1) dan vektor prioritas (pada Tabel 2) Toyota (0,13) Nissan (0,21) Suzuki (0,66) Toyota 1 0,5 0,25 Nissan 2 1 0,25 Suzuki 4 4 1 Toyota Nissan Suzuki Jumlah Toyota 0,13 0,11 0,17 0,41 Nissan 0,26 0,21 0,17 0,64 Suzuki 0,52 0,84 0,66 2,02
  • 28. 2. Nilai penjumlahan sel dibagi dengan nilai masing- masing sel pada vektor prioritas. 3. Mencari nilai eigen λmax dengan perhitungan berikut:                                06 , 3 05 , 3 15 , 3 66 , 0 21 , 0 13 , 0 : 2,02 0,64 0,41 09 , 3 3 3,06 3,05 3,15 λmaks    
  • 29. 4. Hitung nilai Consistency Index (CI) 5. Hitung nilai Consistency Ratio (CR) berdasarkan nilai Random Index (RI) Nilai 0,08 ini menyatakan bahwa rasio konsistensi dari hasil penilaian pembandingan di atas mempunyai rasio 8%. Sehingga penilaian di atas dapat diterima karena lebih kecil dari 10% (Saaty). 045 , 0 2 09 , 0 1 3 3 09 , 3 1         n n maks CI  08 , 0 0,58 0,045 RI CI CR   
  • 31. Matriks Nilai Preferensi Kelayakan Lokasi Pabrik Perhitungan untuk mendapatkan TPV:
  • 32. Perhitungan TPV untuk Pilihan Lokasi
  • 33. Perhitungan nilai akhir penentuan keputusan lokasi (Final TPV untuk Pemilihan Lokasi) Diagram Final Proses Analitis Berjenjang
  • 34. MELIHAT PRIORITAS SECARA KESELURUHAN Gaji tahunan masing-masing Profesor ditentukan oleh 3 kriteria, yaitu cara mengajar, penelitian dan pengabdian kepada universitas. Bagian administrasi menyajikannya dalam bentuk Matriks Pairwise Comparison untuk tiap kriteria berikut ini : Bagian administrasi telah membandingkan antara dua orang profesor dengan memperhatikan cara mengajar mereka, penelitian dan pengabdian mereka tahun lalu. Matriks Pairwise Comparison nya adalah sebagai berikut :
  • 35. Gaji tahunan Cara mengajar Penelitian Pengabdian Cara mengajar 1 1/3 3 Penelitian 3 1 2 Pengabdian 1/3 ½ 1       1 4 1 2 Profesor 1 Profesor 2 Profesor 1 Profesor : Mengajar Cara 4 1       1 3 1 2 Profesor 1 Profesor 2 Profesor 1 Profesor : Penelitian 3 1       1 6 1 2 Profesor 1 Profesor 2 Profesor 1 Profesor : Pengabdian 6 1 Pertanyaan : • Profesor yang manakah yang menerima kenaikan gaji terbesar? • Periksa Matrik Pairwise Comparison untuk konsistensi!
  • 36. TUGAS KELOMPOK (1 kelompok = maksimal 3 orang) • Buatlah sebuah masalah yang jawabannya dicari menggunakan metode AHP dengan bantuan software Expert Choice! • Masalah bisa diambil dari: skripsi/tugas akhir/jurnal • Syarat pembuatan: – Buat 3 buah alternatif pilihan – Kategori penilaian masalah terdiri dari 5 buah – Pada 2 buah kategori, buat subkategorinya – Hasil sensitivity graph juga dicantumkan • Kirim ke email saya: amal.lyach@gmail.com • Paling lambat…. 29 desember 2016