SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Topik Pembahasan:
1. Menjelaskan alat pengambilan keputusan
2. Menjelaskan prinsip pemikiran analitik
3. Menjelakan prinsip penyelesaian AHP
4. Menjelaskan hubungan elgen vector sebagai prioritas
dengan konsistensi
01
Alat Pengambilan Keputusan
Model dan teknik-teknik manajemen sain dapat membantu
manajemen dalam:
1. Memahami dengan mendalam sifat perilaku hubungan bisnis
2. Menemukan cara terbaik untuk menilai hubungan-hubungan
yang ada
3. Melihat cara untuk mengurangi atau paling tidak memahami
rencana bisnis dan tindakan-tindakannya.
Dasar-Dasar Teori Keputusan
Notasai yang digunakan dalam menganalisis pengambilan keputusan:
1. Terminologi
a. Alternatif adalah pilihan strategi yang dapat diambil oleh pengambil
keputusan.
b. Situasi dalah kejadian atau gejala dimana pengambil keputusan
memiliki sedikit/tidak memiliki kontrol sama sekali.
2. Lambang
Lambang atau simbol yang digunakan pada pohon keputusan:
a. tanda pengambil keputusan untuk memilih satu dari
beberapa alternatif yang ada.
b. Kejadian diaman satu situasi akan terjadi
Dalam menyatakan alternatif keputusan yang diambil oleh manajer, dapat
di bangun pohon keputusan dan tabel keputusan dengan menggunakan
simbol-simbol.
Perusahaaan β€œDOYAN UNTUNG” ingin memproduksi suatu produk β€œA” dan meneliti kemungkinan untuk memproduksi dan
memasarkannya. Untuk melaksanakannya di perlukan pembuatan pabrik besar atau kecil.
Probalitas kejadian, imbalan atau kerugian yang di dapat tertera di dalam diagram pohon yang dikontruksi.
a. Buatlah diagram pohon keputusan produksi A tersebut !
b. Tentukan alternatif yang di pilih !
(1)besar
P= 0.5
Bagus
$300,000
-$200,000
P = 0.5
Jelek $150,000
P = 0.5
bagus
(2) kecil
Tidak membuat
(3)
$0
Jelek
P = 0.5
-$ 30,000
CONTOH :
b. Expected value (nilai harapan) di (1) = (0.5)($300,000)
+ (0.5) (-$200,000) = $50,000
Expected value di (2) = (0.5)($150,000) + (0.5)(-$30,000)
= $60,000
Ekpected value di = $0
Keputusan di Bawah Ketidakpastian
β€’ Apa bila kita tidak dapat melihat sama sekali situasi bisnis mengenai ssuatu
probabilitas, berarti keputusan harus ddiambil dalam sepenuhnya tidak ada
kepastian.Untuk keperluan ini perlu mengetahui 3 kriteria untuk
pengambilan keputusan dalam keadaan tidak pasti:
Maximax (optimistic criterion)
Equally likely
Maximin (pessimistic
criterion)
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Untuk memecahkan masalah dengan analisis yang logik terdapat 3 prinsip:
1. Prinsip menyusun hierarki : manusia mempunyai kemampuan mempersepsi
benda lalu mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan apa yamg diamati.
Untuk memperoleh pengetahuan yang rinci, pikiran kita menyusun realitas
yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen-elemen pokok dan
membagi bagian-bagian ke dalam bagian-bagian lagi dan seterusnya secara
hierarki.
2. Prinsip menetapkan prioritas: manusia juga memiliki kemampuan
mempresepsi hubungan hal yang mereka amati, membandingkan sepasang
benda atau hal serupa berdasarkan kriteria tertentu dan membedakan kedua
anggota pasangan dengan menimbang intensitas preferensi mereka terhadap
satu dengan lainnya.
3. Prinsip konsistensi logik: kemampuan untuk menetapkan relasi antar objek
atau pemikiran sedemikian sehingga koheren atau pemikiran itu saling terkait
dengan baik dan kaitan mereka menunjukan konsistensi.
Apa yang Dicapai dari APH?
Kesulitan menjawab suatu tindakan lebih baik dari tindakan lain
didasarkan pada 2 alasan yaitu:
1. Pengaruh kadang-kadang tidak dapat dibandingkan karenasatuan
ukurannya atau bidangnya berbeda.
2. Pengaruh kadang-kadang saling konflik (kebaikan pengaruh yang satu
hanya akan dicapai dengan keburukan pengaruh lainnya).
Karena adanya kesulitan membuat ekivalensi antarpengaruh maka
diperlukan skala yang luwes disebut β€œprioritas”. Penentuan prioritas ini
yang akan dilakukan dengan menggunakan AHP
Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP perlu memahami prinsip:
1. Dekomposisi (memecah, menguraikan)
2. Comporative Judgement (penyesuaian perbandingan)
3. Konsistensi Logik
Dekomposisi (memecah, menguraikan)
Setelah mendefisikan persoalan, lalu dilakukan dekomposisis yaitu
memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsusr-unsurnya, sampai tidak
mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut. Dari nama ini dinamakan
hierarki. Ada 2 hierarki yaitu hierarki lengkap dan tak lengkap, yang
dimaksud hierarki lengkap semua elemen pada suatu tingkat memiliki
semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian
dinamakan hierarki tidak lengkap. Contohnya:
Comporative Judgement (penyesuaian perbandingan)
Konsep ini memberikan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen
pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya.
Pertanyaan yang bisa dilakukan dalam menyusun skala keputusan:
1. Elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin…)
2. Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin,…)
Dalam menentukan skala dipakai patokan:
Tingkat Kepentingan Arti
1 sama penting satu sama lain
3 agak penting dibanding yang lain
5 lebih penting dibanding yang lain
7 sangat penting disbanding yang lain
9 mutlak penting disbanding yang lain
2,4,6,8 nilai diantara dua penilaian yang berdekatan
Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma berbalikan
yakni: jika A dinilai 2 kali B maka otomatis B adalah seperdua A. Dalam bahasa
Indonesia A=2B---> B=1/3A
Konsistensi Logik
Ada 2 arti konsistensi:
1. Objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman
dan relevansi. Contoh: anggur dan kelereng dapat dikelompokkan
dalam ukuran yang seragam (sama-sama bulat) tetapi jika dihierarkikan
secara rasa maka mereka tidak dapat dihierarkikan dalam kelompok
yang sama.
2. Menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan atas hierarki
tertentu. Contoh: madu 5x lebih manis dari pada gula
Gula 2x lebih manis dari pada sirup
Jadi madu 10x lebih manis dari pada sirup
Jika madu hanya 3x lebih manis dari sirup maka penilaian dianggap tidak
konsisten dan proses penilaian harus diulangi untuk memperoleh sintesis
penilaian yang lebih tepat.
Pengukuran
Bilangan dapat digunakan untuk membedakan stimulan yang tidak
berwujud maupun stimulan fisik. Kemudian kebutuhan skala baru yang
memaparkan satu cara sederhana pemakaian bilangan untuk mensintesis
hasil-hasil. Cara ini dengan tepat menggambarkan perasaan intuitif serta
pemahaman kita tentang hasil yang kita rasa akan keluar. Keuntungannya
adalah perbedaan penilaian yang lebih halus dapat diidentifikasi
pengaruhnya pada hasilnya dan dapat menampung pendapat yang berbeda-
beda dalam kerangka pengambilan keputusan.
β€’ Kebutuhan Akan Skala Baru
Untuk menetapkan intensitas pengaruh dari berbagai komponen suatu
sistem, kita harus melakukan sejenis pengukuran pada suatu skala
dengan satuan semacam pon, detik, mil dan dolar. Tetapi, skala-skala
seperti ini membatasi sifat dari gagasan yang dapat kita tangani. Faktor
sosial, politik dan kualitatif lainnya tidak dapat secara masuk akal
ditaksir dengan pengukuran fisik atau ekonomi.
Lanjutan…..
Untuk mengukur prioritas, kita membandingkan elemen yang satu dengan
yang lain. selain itu, kekuatan preferensi kita dapat berbeda-beda.
β€’ Eigen Vector Sebagai Prioritas
Ada banyak cara menentukan prioritas untuk matriks berpasangan. Akan
tetapi karena penekanan pada konsistensi, menyebabkan digunakan
eigen value.
Contoh (1) matriks A :
𝐸
𝑃
𝐾
1 2 3
1
2
1 2
1
3
1
2
1
Lanjutan…..
Harus dicari suatu vector (bilangan yang akan dijadikan bobot
prioritas) w1, w2, w3 sehingga berlaku:
1 2 3
1
2
1 2
1
3
1
2
1
𝑀1
𝑀2
𝑀3
= n
𝑀1
𝑀2
𝑀3
…1.1
Seandainya dapat dicari nilai 𝑀1, 𝑀2, 𝑀3maka 𝑀1, 𝑀2, 𝑀3 itu dinamakan
eigen vector dari matriks berpasangan itu, dan n adalah suatu bilangan
yang dinamakan eigen value. Kalau hubungan (1.1) tidak dipenuhi untuk
suatu nilai 𝑀1, 𝑀2, 𝑀3 maka matriks berpasangan itu dikatakan tidak
konsisten.
β€’ Hubungan Eigen Vector sebagai Prioritas dengan
Konsistensi
Ada banyak cara untuk mencari eigen vector (prioritas) suatu matriks
berpasangan. Mengingat perhitungan harus memenuhi azas konsistensi,
maka digunakan rumus eigen value
Lanjutan…..
Misalkan elemen-elemen dari suatu tingkat hierarki ialah 𝐸1, 𝐸2,…𝐸𝑛dan
bobot pengaruh mereka adalah 𝑀1, 𝑀2 ,…𝑀𝑛 . Misalkan π‘Žπ‘–π‘— =𝑀𝑖 /𝑀𝑗
menunjukkan kekuatan (bobot) Ei jika dibandingkan dengan 𝐸𝑗. Matriks
dengan angka-angka aij ini dinamakan matriks berpasangan (pairwise
comparison) yang diberi simbol A. Matriks A ini adalah matriks reciprocal,
mengingat π‘Žπ‘–π‘— = 1/ π‘Žπ‘–π‘—. Ingatlah jika A = 2B, maka B = 1/2 A. Apabila
pemikiran kita sempurna, artinya tiap elemen matriks berpasangan
memenuhi aturan π‘Žπ‘–π‘˜ = π‘Žπ‘–π‘— . π‘Žπ‘—π‘˜ untuk semua i, j, k; maka matriks A
dinamakan konsisten
β€’ Ada dua sifat dalam teori matriks memberikan bantuan:
1. Jika Z1, … Zn adalah bilangan-bilangan yang
memenuhi persamaan Aw = Zw dimana Z merupakan eigen value dari
matriks A, dan jika aii = 1 untuk tiap i, maka
𝑖=1
𝑛
𝑍𝑑 = 𝑛
Lanjutan…..
Karena itu jika Aw = Zw dipenuhi, maka semua eigen value sama dengan nol,
kecuali eigen value yang satu, yaitu sebesar n. Maka jelas dalam kasus
konsistensi, n merupakan eigen value A terbesar.
2. Jika salah satu π‘Žπ‘–π‘— dari matriks reciprocal A berubah sangat kecil, maka eigen
value juga berubah sangat kecil.
Perubahan kecil π‘Žπ‘–π‘— menyebabkan perubahan Z maksimum, penyimpangan Z
maksimum dari n merupakan ukuran konsistensi. Indikator konsistensi diukur
dengan Consistency Indeks (CI) yang dirumuskan CI = (Zmaks – n)/(n-1). AHP
mengukur seluruh konsistensi penilaian dengan menggunakan Consistency Ratio
(CR) yang rumusnya:
CR =
Random Consistency Index
CI
Atau Biasa ditulis CR = CI/RI.
Suatu tingkat konsistensi yang tertentu diperlukan dalam menentukan prioritas
untuk mendapatkan hasil yang sah (valid). Nilai CR mestinya tidak lebih dari
10%. Jika tidak penilaian yang telah dibuat mungkin dilakukan secaran random
dan perlu direvisi
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff

2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdfAsepRahmatullah2
Β 
Statistika pendidikan unit_4
Statistika pendidikan unit_4Statistika pendidikan unit_4
Statistika pendidikan unit_4kelasrs12a
Β 
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)Din Haidiati
Β 
ANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTORANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTORFarida Dadari
Β 
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)Dex Gunt
Β 
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...Google
Β 
Pertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.pptPertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.pptYusufMSaleh
Β 
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomiTeori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomiTrianingrum
Β 
AHP_.pptx
AHP_.pptxAHP_.pptx
AHP_.pptxSuharno8
Β 
Varibel bebas dan_variabel_terikat_cad_compatibility_mode_
Varibel bebas dan_variabel_terikat_cad_compatibility_mode_Varibel bebas dan_variabel_terikat_cad_compatibility_mode_
Varibel bebas dan_variabel_terikat_cad_compatibility_mode_shintiatrie
Β 
Simulasi_Sistem.pptx
Simulasi_Sistem.pptxSimulasi_Sistem.pptx
Simulasi_Sistem.pptxAgriTriansyah2
Β 
RPP Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
RPP Sistem Persamaan Linear Dua VariabelRPP Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
RPP Sistem Persamaan Linear Dua VariabelEldy Rompies
Β 
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptxArisSatia
Β 
analisis manova.ppt
analisis manova.pptanalisis manova.ppt
analisis manova.pptlade laiyo
Β 
Hakikat dan Ruang Lingkup Ekonometrika
Hakikat dan Ruang Lingkup EkonometrikaHakikat dan Ruang Lingkup Ekonometrika
Hakikat dan Ruang Lingkup EkonometrikaYuca Siahaan
Β 
Analisis Item dan Norma
Analisis Item dan NormaAnalisis Item dan Norma
Analisis Item dan NormaFrihapma Semita
Β 
KONSEP-PENGukur psikologi.pdf
KONSEP-PENGukur psikologi.pdfKONSEP-PENGukur psikologi.pdf
KONSEP-PENGukur psikologi.pdfSalmonRen1
Β 
PPT Konstruksi Alat Ukur Kelompok 7.pptx
PPT Konstruksi Alat Ukur Kelompok 7.pptxPPT Konstruksi Alat Ukur Kelompok 7.pptx
PPT Konstruksi Alat Ukur Kelompok 7.pptxAkbarSutanIbrahim1
Β 
Pertemuan 2 metpen kualitatif
Pertemuan 2 metpen kualitatifPertemuan 2 metpen kualitatif
Pertemuan 2 metpen kualitatifhumanistik
Β 

Similar to ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff (20)

2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
2016_Ankep_08_-_AHP_2.pdf
Β 
Statistika pendidikan unit_4
Statistika pendidikan unit_4Statistika pendidikan unit_4
Statistika pendidikan unit_4
Β 
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)
Β 
ANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTORANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTOR
Β 
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Β 
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...
Β 
Pertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.pptPertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.ppt
Β 
209 404-1-pb
209 404-1-pb209 404-1-pb
209 404-1-pb
Β 
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomiTeori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Β 
AHP_.pptx
AHP_.pptxAHP_.pptx
AHP_.pptx
Β 
Varibel bebas dan_variabel_terikat_cad_compatibility_mode_
Varibel bebas dan_variabel_terikat_cad_compatibility_mode_Varibel bebas dan_variabel_terikat_cad_compatibility_mode_
Varibel bebas dan_variabel_terikat_cad_compatibility_mode_
Β 
Simulasi_Sistem.pptx
Simulasi_Sistem.pptxSimulasi_Sistem.pptx
Simulasi_Sistem.pptx
Β 
RPP Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
RPP Sistem Persamaan Linear Dua VariabelRPP Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
RPP Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Β 
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
Β 
analisis manova.ppt
analisis manova.pptanalisis manova.ppt
analisis manova.ppt
Β 
Hakikat dan Ruang Lingkup Ekonometrika
Hakikat dan Ruang Lingkup EkonometrikaHakikat dan Ruang Lingkup Ekonometrika
Hakikat dan Ruang Lingkup Ekonometrika
Β 
Analisis Item dan Norma
Analisis Item dan NormaAnalisis Item dan Norma
Analisis Item dan Norma
Β 
KONSEP-PENGukur psikologi.pdf
KONSEP-PENGukur psikologi.pdfKONSEP-PENGukur psikologi.pdf
KONSEP-PENGukur psikologi.pdf
Β 
PPT Konstruksi Alat Ukur Kelompok 7.pptx
PPT Konstruksi Alat Ukur Kelompok 7.pptxPPT Konstruksi Alat Ukur Kelompok 7.pptx
PPT Konstruksi Alat Ukur Kelompok 7.pptx
Β 
Pertemuan 2 metpen kualitatif
Pertemuan 2 metpen kualitatifPertemuan 2 metpen kualitatif
Pertemuan 2 metpen kualitatif
Β 

Recently uploaded

(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
Β 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
Β 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
Β 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
Β 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
Β 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
Β 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
Β 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
Β 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
Β 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
Β 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
Β 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
Β 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
Β 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
Β 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
Β 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
Β 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
Β 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
Β 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
Β 

Recently uploaded (20)

(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
Β 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Β 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Β 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
Β 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
Β 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Β 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Β 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
Β 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
Β 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
Β 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
Β 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
Β 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
Β 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Β 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Β 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Β 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
Β 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Β 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
Β 

ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff

  • 1. PENGAMBILAN KEPUTUSAN Topik Pembahasan: 1. Menjelaskan alat pengambilan keputusan 2. Menjelaskan prinsip pemikiran analitik 3. Menjelakan prinsip penyelesaian AHP 4. Menjelaskan hubungan elgen vector sebagai prioritas dengan konsistensi 01
  • 2. Alat Pengambilan Keputusan Model dan teknik-teknik manajemen sain dapat membantu manajemen dalam: 1. Memahami dengan mendalam sifat perilaku hubungan bisnis 2. Menemukan cara terbaik untuk menilai hubungan-hubungan yang ada 3. Melihat cara untuk mengurangi atau paling tidak memahami rencana bisnis dan tindakan-tindakannya.
  • 3. Dasar-Dasar Teori Keputusan Notasai yang digunakan dalam menganalisis pengambilan keputusan: 1. Terminologi a. Alternatif adalah pilihan strategi yang dapat diambil oleh pengambil keputusan. b. Situasi dalah kejadian atau gejala dimana pengambil keputusan memiliki sedikit/tidak memiliki kontrol sama sekali. 2. Lambang Lambang atau simbol yang digunakan pada pohon keputusan: a. tanda pengambil keputusan untuk memilih satu dari beberapa alternatif yang ada. b. Kejadian diaman satu situasi akan terjadi Dalam menyatakan alternatif keputusan yang diambil oleh manajer, dapat di bangun pohon keputusan dan tabel keputusan dengan menggunakan simbol-simbol.
  • 4. Perusahaaan β€œDOYAN UNTUNG” ingin memproduksi suatu produk β€œA” dan meneliti kemungkinan untuk memproduksi dan memasarkannya. Untuk melaksanakannya di perlukan pembuatan pabrik besar atau kecil. Probalitas kejadian, imbalan atau kerugian yang di dapat tertera di dalam diagram pohon yang dikontruksi. a. Buatlah diagram pohon keputusan produksi A tersebut ! b. Tentukan alternatif yang di pilih ! (1)besar P= 0.5 Bagus $300,000 -$200,000 P = 0.5 Jelek $150,000 P = 0.5 bagus (2) kecil Tidak membuat (3) $0 Jelek P = 0.5 -$ 30,000 CONTOH : b. Expected value (nilai harapan) di (1) = (0.5)($300,000) + (0.5) (-$200,000) = $50,000 Expected value di (2) = (0.5)($150,000) + (0.5)(-$30,000) = $60,000 Ekpected value di = $0
  • 5. Keputusan di Bawah Ketidakpastian β€’ Apa bila kita tidak dapat melihat sama sekali situasi bisnis mengenai ssuatu probabilitas, berarti keputusan harus ddiambil dalam sepenuhnya tidak ada kepastian.Untuk keperluan ini perlu mengetahui 3 kriteria untuk pengambilan keputusan dalam keadaan tidak pasti: Maximax (optimistic criterion) Equally likely Maximin (pessimistic criterion)
  • 6. Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk memecahkan masalah dengan analisis yang logik terdapat 3 prinsip: 1. Prinsip menyusun hierarki : manusia mempunyai kemampuan mempersepsi benda lalu mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan apa yamg diamati. Untuk memperoleh pengetahuan yang rinci, pikiran kita menyusun realitas yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen-elemen pokok dan membagi bagian-bagian ke dalam bagian-bagian lagi dan seterusnya secara hierarki. 2. Prinsip menetapkan prioritas: manusia juga memiliki kemampuan mempresepsi hubungan hal yang mereka amati, membandingkan sepasang benda atau hal serupa berdasarkan kriteria tertentu dan membedakan kedua anggota pasangan dengan menimbang intensitas preferensi mereka terhadap satu dengan lainnya. 3. Prinsip konsistensi logik: kemampuan untuk menetapkan relasi antar objek atau pemikiran sedemikian sehingga koheren atau pemikiran itu saling terkait dengan baik dan kaitan mereka menunjukan konsistensi.
  • 7. Apa yang Dicapai dari APH? Kesulitan menjawab suatu tindakan lebih baik dari tindakan lain didasarkan pada 2 alasan yaitu: 1. Pengaruh kadang-kadang tidak dapat dibandingkan karenasatuan ukurannya atau bidangnya berbeda. 2. Pengaruh kadang-kadang saling konflik (kebaikan pengaruh yang satu hanya akan dicapai dengan keburukan pengaruh lainnya). Karena adanya kesulitan membuat ekivalensi antarpengaruh maka diperlukan skala yang luwes disebut β€œprioritas”. Penentuan prioritas ini yang akan dilakukan dengan menggunakan AHP Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP perlu memahami prinsip: 1. Dekomposisi (memecah, menguraikan) 2. Comporative Judgement (penyesuaian perbandingan) 3. Konsistensi Logik
  • 8. Dekomposisi (memecah, menguraikan) Setelah mendefisikan persoalan, lalu dilakukan dekomposisis yaitu memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsusr-unsurnya, sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut. Dari nama ini dinamakan hierarki. Ada 2 hierarki yaitu hierarki lengkap dan tak lengkap, yang dimaksud hierarki lengkap semua elemen pada suatu tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian dinamakan hierarki tidak lengkap. Contohnya:
  • 9. Comporative Judgement (penyesuaian perbandingan) Konsep ini memberikan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Pertanyaan yang bisa dilakukan dalam menyusun skala keputusan: 1. Elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin…) 2. Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin,…) Dalam menentukan skala dipakai patokan: Tingkat Kepentingan Arti 1 sama penting satu sama lain 3 agak penting dibanding yang lain 5 lebih penting dibanding yang lain 7 sangat penting disbanding yang lain 9 mutlak penting disbanding yang lain 2,4,6,8 nilai diantara dua penilaian yang berdekatan Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma berbalikan yakni: jika A dinilai 2 kali B maka otomatis B adalah seperdua A. Dalam bahasa Indonesia A=2B---> B=1/3A
  • 10. Konsistensi Logik Ada 2 arti konsistensi: 1. Objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Contoh: anggur dan kelereng dapat dikelompokkan dalam ukuran yang seragam (sama-sama bulat) tetapi jika dihierarkikan secara rasa maka mereka tidak dapat dihierarkikan dalam kelompok yang sama. 2. Menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan atas hierarki tertentu. Contoh: madu 5x lebih manis dari pada gula Gula 2x lebih manis dari pada sirup Jadi madu 10x lebih manis dari pada sirup Jika madu hanya 3x lebih manis dari sirup maka penilaian dianggap tidak konsisten dan proses penilaian harus diulangi untuk memperoleh sintesis penilaian yang lebih tepat.
  • 11. Pengukuran Bilangan dapat digunakan untuk membedakan stimulan yang tidak berwujud maupun stimulan fisik. Kemudian kebutuhan skala baru yang memaparkan satu cara sederhana pemakaian bilangan untuk mensintesis hasil-hasil. Cara ini dengan tepat menggambarkan perasaan intuitif serta pemahaman kita tentang hasil yang kita rasa akan keluar. Keuntungannya adalah perbedaan penilaian yang lebih halus dapat diidentifikasi pengaruhnya pada hasilnya dan dapat menampung pendapat yang berbeda- beda dalam kerangka pengambilan keputusan. β€’ Kebutuhan Akan Skala Baru Untuk menetapkan intensitas pengaruh dari berbagai komponen suatu sistem, kita harus melakukan sejenis pengukuran pada suatu skala dengan satuan semacam pon, detik, mil dan dolar. Tetapi, skala-skala seperti ini membatasi sifat dari gagasan yang dapat kita tangani. Faktor sosial, politik dan kualitatif lainnya tidak dapat secara masuk akal ditaksir dengan pengukuran fisik atau ekonomi.
  • 12. Lanjutan….. Untuk mengukur prioritas, kita membandingkan elemen yang satu dengan yang lain. selain itu, kekuatan preferensi kita dapat berbeda-beda. β€’ Eigen Vector Sebagai Prioritas Ada banyak cara menentukan prioritas untuk matriks berpasangan. Akan tetapi karena penekanan pada konsistensi, menyebabkan digunakan eigen value. Contoh (1) matriks A : 𝐸 𝑃 𝐾 1 2 3 1 2 1 2 1 3 1 2 1
  • 13. Lanjutan….. Harus dicari suatu vector (bilangan yang akan dijadikan bobot prioritas) w1, w2, w3 sehingga berlaku: 1 2 3 1 2 1 2 1 3 1 2 1 𝑀1 𝑀2 𝑀3 = n 𝑀1 𝑀2 𝑀3 …1.1 Seandainya dapat dicari nilai 𝑀1, 𝑀2, 𝑀3maka 𝑀1, 𝑀2, 𝑀3 itu dinamakan eigen vector dari matriks berpasangan itu, dan n adalah suatu bilangan yang dinamakan eigen value. Kalau hubungan (1.1) tidak dipenuhi untuk suatu nilai 𝑀1, 𝑀2, 𝑀3 maka matriks berpasangan itu dikatakan tidak konsisten. β€’ Hubungan Eigen Vector sebagai Prioritas dengan Konsistensi Ada banyak cara untuk mencari eigen vector (prioritas) suatu matriks berpasangan. Mengingat perhitungan harus memenuhi azas konsistensi, maka digunakan rumus eigen value
  • 14. Lanjutan….. Misalkan elemen-elemen dari suatu tingkat hierarki ialah 𝐸1, 𝐸2,…𝐸𝑛dan bobot pengaruh mereka adalah 𝑀1, 𝑀2 ,…𝑀𝑛 . Misalkan π‘Žπ‘–π‘— =𝑀𝑖 /𝑀𝑗 menunjukkan kekuatan (bobot) Ei jika dibandingkan dengan 𝐸𝑗. Matriks dengan angka-angka aij ini dinamakan matriks berpasangan (pairwise comparison) yang diberi simbol A. Matriks A ini adalah matriks reciprocal, mengingat π‘Žπ‘–π‘— = 1/ π‘Žπ‘–π‘—. Ingatlah jika A = 2B, maka B = 1/2 A. Apabila pemikiran kita sempurna, artinya tiap elemen matriks berpasangan memenuhi aturan π‘Žπ‘–π‘˜ = π‘Žπ‘–π‘— . π‘Žπ‘—π‘˜ untuk semua i, j, k; maka matriks A dinamakan konsisten β€’ Ada dua sifat dalam teori matriks memberikan bantuan: 1. Jika Z1, … Zn adalah bilangan-bilangan yang memenuhi persamaan Aw = Zw dimana Z merupakan eigen value dari matriks A, dan jika aii = 1 untuk tiap i, maka 𝑖=1 𝑛 𝑍𝑑 = 𝑛
  • 15. Lanjutan….. Karena itu jika Aw = Zw dipenuhi, maka semua eigen value sama dengan nol, kecuali eigen value yang satu, yaitu sebesar n. Maka jelas dalam kasus konsistensi, n merupakan eigen value A terbesar. 2. Jika salah satu π‘Žπ‘–π‘— dari matriks reciprocal A berubah sangat kecil, maka eigen value juga berubah sangat kecil. Perubahan kecil π‘Žπ‘–π‘— menyebabkan perubahan Z maksimum, penyimpangan Z maksimum dari n merupakan ukuran konsistensi. Indikator konsistensi diukur dengan Consistency Indeks (CI) yang dirumuskan CI = (Zmaks – n)/(n-1). AHP mengukur seluruh konsistensi penilaian dengan menggunakan Consistency Ratio (CR) yang rumusnya: CR = Random Consistency Index CI Atau Biasa ditulis CR = CI/RI. Suatu tingkat konsistensi yang tertentu diperlukan dalam menentukan prioritas untuk mendapatkan hasil yang sah (valid). Nilai CR mestinya tidak lebih dari 10%. Jika tidak penilaian yang telah dibuat mungkin dilakukan secaran random dan perlu direvisi