AHP adalah metode pengambilan keputusan sistematis untuk masalah yang kompleks dengan menyusun hirarki tujuan, kriteria, subkriteria, dan alternatif. Prosesnya meliputi penyusunan hirarki, perbandingan berpasangan antar elemen, dan perangkingan berdasarkan eigenvector untuk mendapatkan prioritas keputusan. Konsistensi perbandingan diperlukan agar hasilnya dapat diandalkan.
2. Analytical Hierarchy Process
(AHP)
o Adalah suatu metode/teknik pengambilan keputusan
secara sistematis atas persoalan yang kompleks
o Tujuannya untuk mendapatkan prioritas keputusan
o Adalah sebuah model yang dibuat menyerupai proses
pengambilan keputusan manusia (human decision
process)
o Diperkenalkan oleh Saaty (1980)
4. Prosedur AHP: Menyusun
Hirarki
Teknik analisis dalam AHP dimulai dengan menyusun
persoalan yang kompleks ke dalam tingkatan yang
disebut hirarki
Elemen hirarki dalam AHP terdiri dari:
1 Objective
2 Criteria
3 Subcriteria
4 Alternatives
5. Definisi Hirarki
Alat untuk memahami permasalahan yang kompleks
dengan menyusunnya menjadi tingkatan (level) dengan
elemen yang homogen di setiap tingkatan
Elemen pada level puncak akan mempengaruhi elemen-
elemen pada level di bawahnya, dan elemen-elemen
pada level terendah adalah elemen paling dependen
(Permadi S, 1992)
6. Identifikasi elemen dan
levelnya
Elemen tertinggi disebut sebagai ‘goal’ atau tujuan
Yaitu masalah yang akan dicari pemecahannya melalui
model AHP
Dilanjutkan dengan penentuan kriteria-subkriteria-
alternatif yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut
7. Contoh: Penentuan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK)
Alternatives
Sub criteria
Criteria
Goal KEK
Admin.
Prosedur
Pengusul
1 …
Dokumen
Teknis
Potensi
Investor
Tata
Ruang
Dukungan
Pemda
8. Teknis
- Dukungan Pemerintah Daerah
> Komitmen Anggaran
> Insentif
> Kelembagaan Perijinan Investasi
> Kebijakan Pengembagan Usaha
- Lokasi Strategis
> Akses Pasar
> Status Pelabuhan Laut
> Status Bandara
> Ketersediaan Supply Listrik
> Ketersediaan Sumber Air
> Jarak ke Sumber Daya Alam/Unggulan
9. Teknis
- Tata Ruang
> Status Kepemilikan Lahan
> Pernyataan Kesesuaian dengan RTRW Kab/Kota dari Pemda
> Ijin Lokasi (untuk Badan Usaha) atau Penetapan Lokasi (untuk Pemda, KL dan LPNK)
- Rencana Pengembangan KEK
> Rencana Pengembangan Infrastruktur dan Fasilitas Pendukung
> Rencana Penyerapan Tenaga Kerja
> Kelayakan Finansial
> Kelayakan Ekonomi
> Rencana Bisnis
> Periode Pembangunan KEK
> Dampak Lingkungan
- Potensi Investor
> Pengalaman
> Sumber Dana
> Potensi Kinerja Badan Pengelola
10. Pairwise Comparison
Tujuan analisis AHP adalah untuk mendapatkan prioritas
unsur dalam elemen
Untuk itu, perlu dilakukan pengukuran tingkat
kepentingan (prioritas) antar unsur dalam elemen
Teknik untuk mendapatkan ukuran tingkat kepentingan
ini dilakukan dengan cara membandingkan tiap unsur
satu sama lain atau disebut sebagai pairwise comparison
Basis dari ukuran ini adalah persepsi manusia (human
perception)
Lebih khusus lagi adalah persepsi dari orang yang paling
mengerti persoalan yang sedang dipecahkan atau expert
11. Skala:
1 -9 Scale
Intensity of Importance Definition
1 Equal Importance
3 Moderate Importance
5 Strong Importance
7 Very Strong Importance
9 Extreme Importance
2, 4, 6, 8 For compromises between the above
Reciprocals of above In comparing elements i and j
- if i is 3 compared to j
- then j is 1/3 compared to i
Rationals Force consistency
Measured values available
12. Contoh Ukuran Relatif
Penggunaan skala
Sebuah unsur dalam elemen diberi skor 1 relatif
terhadap unsur lain berarti unsur tersebut dinilai sama
penting dengan unsur pembandingnya dst
13. Pengisian persepsi
Pengisian persepsi
responden pada intinya
adalah pengisian matriks
perbandingan
Dengan aksioma
resiprokal, untuk square
matrix berukuran n x n,
responden cukup
memberikan penilaian
sebanyak: [n(n-1)/2]
Misalnya jika n=3,
penilaian =3.2/2=3
elemen
X A B C
A 1 3 5
B 1/3 1 5/3
C 1/5 3/5 1
14. Ranking
Bagaimana cara mengubah matriks persepsi menjadi
ranking elemen?
Saaty mendemonstrasikan bahwa teknik eigen vektor
adalah teknik paling tepat untuk ini.
Eigenvektor
Adalah sebuah teknik untuk merangking baris square
matrix (nxn dari pairwise comparison)
Yaitu dengan mengkuadratkan matrik n x n beberapa kali
Berhenti apabila jumlah baris setelah dinormalisasi antar
hasil pengkuadratan selisihnya mendekati nol
15. Contoh: Lihat Hitungan Di
Excel
Hasil pemeringkatan data hipotetik tadi menghasilkan:
Artinya elemen A dianggap paling penting, elemen
kedua berikutnya dan elemen ketiga yang paling tidak
penting
Nilai relatifnya ditunjukkan oleh nilai eigenvektornya
sbb:
Elemen Peringkat
A 0.652173913
B 0.217391304
C 0.130434783
16. Konsistensi
Manusia memiliki keterbatasan dalam menyatakan
persepsinya secara konsisten khususnya jika harus
membandingkan banyak elemen
Konsistensi dalam AHP diperlukan karena sejalan dengan
konsep transitivity dalam analisis preferensi (utilitas)
Jika A lebih disukai dari B dan B lebih disukai dari C, sudah
pasti A lebih disukai dari C
Lebih spesifik konsistensi di sini terkait dengan magnitude
atau skala kesukaannya
17. Konsistensi..
Pengertian
Pengukuran relatif
yang memiliki syarat
tertentu
Apabila suatu matrik
dengan tiga unsur (i,j,k)
dimana setiap
perbandingannya
dinyatakan dengan a,
akan konsisten 100% jika
memenuhi syarat:
aij.ajk=aik
i j k
A =
i 1 4 2
j ¼ 1 ½
k ½ 2 1
aij.ajk=aik---4. ½ =2
ajk.akj=aij---2.2=2
ajk.aki=aji--- ½ . ½ = ¼
18. Konsistensi..
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
Jika muncul angka atau skala 5 dalam sebuah matriks
perbandingan maka itu tidak lain adalah 5/1 atau
Aij=wi/wj maka
aij.ajk=(wi/wj).(wj/wk)=wi/wk=aik
Apabila sebuah sistem persamaan dengan n variabel yang
tidak diketahui dipecahkan dengan cara matriks, dapat
dituliskan
A.x=Y
20. Konsistensi..
Pengukuran konsistensi suatu matrik berdasarkan suatu
eigenvalue maksimum
Rumus dari indeks inkonsistensi adalah
IK=(λmaks-n)/(n-1)
Selanjutnya indeks inkonsistensi kemudian diubah
menjadi bentuk rasio inkonsistensi dengan membaginya
dengan sebuah indeks random (IR)dengan rumus
RK=IK/IR
Jika tingkat konsistensi <10% masih dapat diterima