SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
DEFINISI AHP
Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu
model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh
Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan
menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria
yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty
(1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi
dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu
struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan,
yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari
alternatif.
KELEBIHAN AHP
1. Struktur hierarchy, AHP mengelompokkan elemen sistem ke level
yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen serupa
2. Pengukuran, AHP menyediakan skala pengukuran dan metode
untuk mendapatkan prioritas
3. Konsistensi, AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam
penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas
KEKURANGAN AHP
1. Penilaian subjektif karena sangat dipengaruhi oleh situasi,
preferensi, persepsi, konsep dasar & sudut pandang partisipan
2. Ketergantungan pada input utamanya, input utama ini berupa
persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan
subjektifitas sang ahli
3. Untuk melakukan perbaikan keputusan, maka perhitungan harus
dimulai dari awal
ATURAN & RUMUS
1. tentukan nilai bobot (W) per kriteria(C), nilai bobot didapat dari angket dan penilaian angket dilakukan oleh orang atau pihak yang
kredible atau kompeten dibidangnya
2. setelah mendapatkan nilai bobot, lalu disusun kedalam table menjadi matriks perbandingan dan dijumlahkan
3. lalu di-normalisasi dengan cara nilai bobot pada table matriks perbandingan dibagi jumlah nilai matriks perbandingan
4. lalu seluruh nilai normalisasi dijumlahkan
5. mencari nilai rata-rata dengan cara jumlah nilai normalisasi pada kriteria dibagi jumlah kriteria
6. uji konsistensi dengan mencari lamda max terlebih dahulu
λ maks = ((total_per_elemen_kriteria*rata-rata_per_elemen_kriteria)+.......................)
7. nilai n = banyaknya jumlah elemen kriteria
8. mencari nilai Ci = (λ maks - n)/(n-1)
9. mencari nilai Cr = Ci/IR, jika Cr ≥ 0,1 maka dinyatakan tidak konsisten dan harus dihitung ulang
10. ulangi langkah 1-9 untuk bagian alternatif(A)
11. terakhir adalah perankingan, nilai ranking = ((rata-rata_per_kriteria*rata-rata_alternatif_per_kriteria)+..................................)
12. lalu diurutkan dari nilai ranking tertinggi ke nilai ranking terendah
CONTOH PENGGUNAAN METODE AHP PADA PENENTUAN
MAHASISWA YANG PALING LAYAK MENDAPATKAN BEASISWA
setelah dilakukan angket, pihak yang kompeten dibidangnya memberikan angka bobot pada kriteria
seperti dibawah ini :
Angka yang didapat tadi lalu disusun kedalam table seperti berikut :
Jika matriks perbandingan perbandingan sudah didapat lalu di- normalisasi
Jumlah didapat dari menjumlahkan kolom kriteria
Rata2 didapat dari (jumlah/3), dibagi 3 karena kriterianya ada 3
Jika jumlah rata2 = 1 atau 0,9 maka bisa dianggap akurat
tapi jika >1 maka bisa dipastikan ada yang salah
dan jika < 0,9 sebaiknya dihitung lagi krn dikhawatirkan hasil akhirnya akan salah
Uji konsistensi dengan cara :
Nilai n = jumlah elemen kriteria = 3
λ maks = (jumlah_baris_ipk*rata_kolom_ipk)+(jumlah_baris_ekonomi*rata_kolom_ekonomi)+(jumlah_baris_keaktifan*rata_kolom_keaktifan)
λ maks = (7*0.142857)+(2.333333*0.428571)+(2.333333*0.428571) = 3.0
Ci = (λ maks - n)/(n-1) = (3-3)/(3-1) = 0
Cr = Ci/IR = 0/0.58 = 0
Jika nilai Cr ≠ ≥ 0.1 maka bisa dianggap konsisten
Lalu disusun kedalam table :
Selanjutnya di-normalisasi :
Jumlah didapat dari menjumlahkan kolom kriteria
Rata2 didapat dari (jumlah/3), dibagi 3 karena kriterianya ada 3
Jika jumlah rata2 = 1 atau 0,9 maka bisa dianggap akurat
tapi >1 maka bisa dipastikan ada yang salah
dan jika < 0,9 sebaiknya dihitung lagi krn dikhawatirkan hasil akhirnya akan salah
Uji konsistensi dengan cara :
Nilai n = jumlah elemen kriteria = 3
λ maks = (jumlah_baris_budi*rata_kolom_budi)+(jumlah_baris_lutfi*rata_kolom_lutfi)+(jumlah_baris_indah*rata_kolom_indah)
λ maks = (4.333333*0.236447)+(1.458333*0.681563)+(12*0.08199) = 3.002432
Ci = (λ maks - n)/(n-1) = (3.002432 - 3)/(3-1) = 0.001216
Cr = Ci/IR = 0.001216/0.58 = 0.002096
Jika nilai Cr ≠ ≥ 0.1 maka bisa dianggap konsisten
Lalu disusun kedalam table :
Selanjutnya di-normalisasi :
Jumlah didapat dari menjumlahkan kolom kriteria
Rata2 didapat dari (jumlah/3), dibagi 3 karena kriterianya ada 3
Jika jumlah rata2 = 1 atau 0,9 maka bisa dianggap akurat
tapi >1 maka bisa dipastikan ada yang salah
dan jika < 0,9 sebaiknya dihitung lagi krn dikhawatirkan hasil akhirnya akan salah
Uji konsistensi dengan cara :
Nilai n = jumlah elemen kriteria = 3
λ maks = (jumlah_baris_budi*rata_kolom_budi)+(jumlah_baris_lutfi*rata_kolom_lutfi)+(jumlah_baris_indah*rata_kolom_indah)
λ maks = (11*0.088202)+(4.333333*0.243101)+(1.47619*0.668697) = 3.010785
Ci = (λ maks - n)/(n-1) = (3.010785 - 3)/(3-1) = 0.005392
Cr = Ci/IR = 0.005392/0.58 = 0.009297
Jika nilai Cr ≠ ≥ 0.1 maka bisa dianggap konsisten
Lalu disusun kedalam table :
Selanjutnya di-normalisasi :
Jumlah didapat dari menjumlahkan kolom kriteria
Rata2 didapat dari (jumlah/3), dibagi 3 karena kriterianya ada 3
Jika jumlah rata2 = 1 atau 0,9 maka bisa dianggap akurat
tapi >1 maka bisa dipastikan ada yang salah
dan jika < 0,9 sebaiknya dihitung lagi krn dikhawatirkan hasil akhirnya akan salah
Uji konsistensi dengan cara :
Nilai n = jumlah elemen kriteria = 3
λ maks = (jumlah_baris_budi*rata_kolom_budi)+(jumlah_baris_lutfi*rata_kolom_lutfi)+(jumlah_baris_indah*rata_kolom_indah)
λ maks = (12*0.082404)+(3.25*0.315124)+(1.642857*0.602471) = 3.00278
Ci = (λ maks - n)/(n-1) = (3.00278 - 3)/(3-1) = 0.00139
Cr = Ci/IR = 0.00139/0.58 = 0.002397
Jika nilai Cr ≠ ≥ 0.1 maka bisa dianggap konsisten
PERANGKINGAN
Nilai peringkat didapat dari nilai rata2 per kriteria dikali rata2 per alternatif pada
table normalisasi. misal : nilai peringkat budi adalah 0.106895169 didapat dari
Setelah semua nilai peringkat telah didapat lalu diranking dari nilai terbesar ke
terkecil.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to AHP DEFINISI

Verifikasi_Metode__Ketidakpastian_(UPTD_Balkes_Lampung).pdf
Verifikasi_Metode__Ketidakpastian_(UPTD_Balkes_Lampung).pdfVerifikasi_Metode__Ketidakpastian_(UPTD_Balkes_Lampung).pdf
Verifikasi_Metode__Ketidakpastian_(UPTD_Balkes_Lampung).pdfAdhiMaryadhi1
 
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifatMakalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifatKuhaku
 
BAB 2 UKURAN PEMUSATAN DAN PENYEBARAN DATA BERKELOMPOK.pptx
BAB 2 UKURAN PEMUSATAN DAN PENYEBARAN DATA BERKELOMPOK.pptxBAB 2 UKURAN PEMUSATAN DAN PENYEBARAN DATA BERKELOMPOK.pptx
BAB 2 UKURAN PEMUSATAN DAN PENYEBARAN DATA BERKELOMPOK.pptxazizahsiti6
 
Metode statistik multivariat
Metode statistik multivariatMetode statistik multivariat
Metode statistik multivariatkartiko edhi
 
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.pptvdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.pptAnggaPratama111616
 
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Indah Fitri Hapsari
 
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)Debora Elluisa Manurung
 
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.pptPeng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.pptssuser9dddf7
 
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffffppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffffcylenverenaide
 
pengantar metode numerik
 pengantar metode numerik pengantar metode numerik
pengantar metode numeriksoftscients
 
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan SahamSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sahamspamfaifai
 
Sistem bilangan dan kesalahan
Sistem bilangan dan kesalahanSistem bilangan dan kesalahan
Sistem bilangan dan kesalahangigi45
 
materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)anggaraniiga
 
Korelasi Non-Parametrik
Korelasi Non-ParametrikKorelasi Non-Parametrik
Korelasi Non-ParametrikAgung Anggoro
 

Similar to AHP DEFINISI (20)

Verifikasi_Metode__Ketidakpastian_(UPTD_Balkes_Lampung).pdf
Verifikasi_Metode__Ketidakpastian_(UPTD_Balkes_Lampung).pdfVerifikasi_Metode__Ketidakpastian_(UPTD_Balkes_Lampung).pdf
Verifikasi_Metode__Ketidakpastian_(UPTD_Balkes_Lampung).pdf
 
Analytical hierarcy process (AHP)
Analytical hierarcy process (AHP)Analytical hierarcy process (AHP)
Analytical hierarcy process (AHP)
 
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifatMakalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
 
BAB 2 UKURAN PEMUSATAN DAN PENYEBARAN DATA BERKELOMPOK.pptx
BAB 2 UKURAN PEMUSATAN DAN PENYEBARAN DATA BERKELOMPOK.pptxBAB 2 UKURAN PEMUSATAN DAN PENYEBARAN DATA BERKELOMPOK.pptx
BAB 2 UKURAN PEMUSATAN DAN PENYEBARAN DATA BERKELOMPOK.pptx
 
Metode statistik multivariat
Metode statistik multivariatMetode statistik multivariat
Metode statistik multivariat
 
Pert 1 - Rekayasa Komputasional
Pert 1 - Rekayasa KomputasionalPert 1 - Rekayasa Komputasional
Pert 1 - Rekayasa Komputasional
 
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.pptvdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
 
Inisiasi 1.pptx
Inisiasi 1.pptxInisiasi 1.pptx
Inisiasi 1.pptx
 
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
 
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
 
bahan sidang
bahan sidangbahan sidang
bahan sidang
 
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.pptPeng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
Peng Kep Indeks Kinerja-kom.ppt
 
8186 8 reduksi data
8186 8 reduksi data8186 8 reduksi data
8186 8 reduksi data
 
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffffppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
 
pengantar metode numerik
 pengantar metode numerik pengantar metode numerik
pengantar metode numerik
 
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan SahamSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Saham
 
Sistem bilangan dan kesalahan
Sistem bilangan dan kesalahanSistem bilangan dan kesalahan
Sistem bilangan dan kesalahan
 
Tugas bu ifana
Tugas bu ifanaTugas bu ifana
Tugas bu ifana
 
materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)materi analytical hierarchy process (ahp)
materi analytical hierarchy process (ahp)
 
Korelasi Non-Parametrik
Korelasi Non-ParametrikKorelasi Non-Parametrik
Korelasi Non-Parametrik
 

Recently uploaded

VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHIrmaYanti71
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 

Recently uploaded (10)

VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 

AHP DEFINISI

  • 1. DEFINISI AHP Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.
  • 2. KELEBIHAN AHP 1. Struktur hierarchy, AHP mengelompokkan elemen sistem ke level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen serupa 2. Pengukuran, AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas 3. Konsistensi, AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas
  • 3. KEKURANGAN AHP 1. Penilaian subjektif karena sangat dipengaruhi oleh situasi, preferensi, persepsi, konsep dasar & sudut pandang partisipan 2. Ketergantungan pada input utamanya, input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subjektifitas sang ahli 3. Untuk melakukan perbaikan keputusan, maka perhitungan harus dimulai dari awal
  • 4. ATURAN & RUMUS 1. tentukan nilai bobot (W) per kriteria(C), nilai bobot didapat dari angket dan penilaian angket dilakukan oleh orang atau pihak yang kredible atau kompeten dibidangnya 2. setelah mendapatkan nilai bobot, lalu disusun kedalam table menjadi matriks perbandingan dan dijumlahkan 3. lalu di-normalisasi dengan cara nilai bobot pada table matriks perbandingan dibagi jumlah nilai matriks perbandingan 4. lalu seluruh nilai normalisasi dijumlahkan 5. mencari nilai rata-rata dengan cara jumlah nilai normalisasi pada kriteria dibagi jumlah kriteria 6. uji konsistensi dengan mencari lamda max terlebih dahulu λ maks = ((total_per_elemen_kriteria*rata-rata_per_elemen_kriteria)+.......................) 7. nilai n = banyaknya jumlah elemen kriteria 8. mencari nilai Ci = (λ maks - n)/(n-1) 9. mencari nilai Cr = Ci/IR, jika Cr ≥ 0,1 maka dinyatakan tidak konsisten dan harus dihitung ulang 10. ulangi langkah 1-9 untuk bagian alternatif(A) 11. terakhir adalah perankingan, nilai ranking = ((rata-rata_per_kriteria*rata-rata_alternatif_per_kriteria)+..................................) 12. lalu diurutkan dari nilai ranking tertinggi ke nilai ranking terendah
  • 5. CONTOH PENGGUNAAN METODE AHP PADA PENENTUAN MAHASISWA YANG PALING LAYAK MENDAPATKAN BEASISWA setelah dilakukan angket, pihak yang kompeten dibidangnya memberikan angka bobot pada kriteria seperti dibawah ini :
  • 6. Angka yang didapat tadi lalu disusun kedalam table seperti berikut : Jika matriks perbandingan perbandingan sudah didapat lalu di- normalisasi
  • 7. Jumlah didapat dari menjumlahkan kolom kriteria Rata2 didapat dari (jumlah/3), dibagi 3 karena kriterianya ada 3 Jika jumlah rata2 = 1 atau 0,9 maka bisa dianggap akurat tapi jika >1 maka bisa dipastikan ada yang salah dan jika < 0,9 sebaiknya dihitung lagi krn dikhawatirkan hasil akhirnya akan salah
  • 8. Uji konsistensi dengan cara : Nilai n = jumlah elemen kriteria = 3 λ maks = (jumlah_baris_ipk*rata_kolom_ipk)+(jumlah_baris_ekonomi*rata_kolom_ekonomi)+(jumlah_baris_keaktifan*rata_kolom_keaktifan) λ maks = (7*0.142857)+(2.333333*0.428571)+(2.333333*0.428571) = 3.0 Ci = (λ maks - n)/(n-1) = (3-3)/(3-1) = 0 Cr = Ci/IR = 0/0.58 = 0 Jika nilai Cr ≠ ≥ 0.1 maka bisa dianggap konsisten
  • 9. Lalu disusun kedalam table : Selanjutnya di-normalisasi :
  • 10. Jumlah didapat dari menjumlahkan kolom kriteria Rata2 didapat dari (jumlah/3), dibagi 3 karena kriterianya ada 3 Jika jumlah rata2 = 1 atau 0,9 maka bisa dianggap akurat tapi >1 maka bisa dipastikan ada yang salah dan jika < 0,9 sebaiknya dihitung lagi krn dikhawatirkan hasil akhirnya akan salah
  • 11. Uji konsistensi dengan cara : Nilai n = jumlah elemen kriteria = 3 λ maks = (jumlah_baris_budi*rata_kolom_budi)+(jumlah_baris_lutfi*rata_kolom_lutfi)+(jumlah_baris_indah*rata_kolom_indah) λ maks = (4.333333*0.236447)+(1.458333*0.681563)+(12*0.08199) = 3.002432 Ci = (λ maks - n)/(n-1) = (3.002432 - 3)/(3-1) = 0.001216 Cr = Ci/IR = 0.001216/0.58 = 0.002096 Jika nilai Cr ≠ ≥ 0.1 maka bisa dianggap konsisten
  • 12. Lalu disusun kedalam table : Selanjutnya di-normalisasi :
  • 13. Jumlah didapat dari menjumlahkan kolom kriteria Rata2 didapat dari (jumlah/3), dibagi 3 karena kriterianya ada 3 Jika jumlah rata2 = 1 atau 0,9 maka bisa dianggap akurat tapi >1 maka bisa dipastikan ada yang salah dan jika < 0,9 sebaiknya dihitung lagi krn dikhawatirkan hasil akhirnya akan salah
  • 14. Uji konsistensi dengan cara : Nilai n = jumlah elemen kriteria = 3 λ maks = (jumlah_baris_budi*rata_kolom_budi)+(jumlah_baris_lutfi*rata_kolom_lutfi)+(jumlah_baris_indah*rata_kolom_indah) λ maks = (11*0.088202)+(4.333333*0.243101)+(1.47619*0.668697) = 3.010785 Ci = (λ maks - n)/(n-1) = (3.010785 - 3)/(3-1) = 0.005392 Cr = Ci/IR = 0.005392/0.58 = 0.009297 Jika nilai Cr ≠ ≥ 0.1 maka bisa dianggap konsisten
  • 15. Lalu disusun kedalam table : Selanjutnya di-normalisasi :
  • 16. Jumlah didapat dari menjumlahkan kolom kriteria Rata2 didapat dari (jumlah/3), dibagi 3 karena kriterianya ada 3 Jika jumlah rata2 = 1 atau 0,9 maka bisa dianggap akurat tapi >1 maka bisa dipastikan ada yang salah dan jika < 0,9 sebaiknya dihitung lagi krn dikhawatirkan hasil akhirnya akan salah
  • 17. Uji konsistensi dengan cara : Nilai n = jumlah elemen kriteria = 3 λ maks = (jumlah_baris_budi*rata_kolom_budi)+(jumlah_baris_lutfi*rata_kolom_lutfi)+(jumlah_baris_indah*rata_kolom_indah) λ maks = (12*0.082404)+(3.25*0.315124)+(1.642857*0.602471) = 3.00278 Ci = (λ maks - n)/(n-1) = (3.00278 - 3)/(3-1) = 0.00139 Cr = Ci/IR = 0.00139/0.58 = 0.002397 Jika nilai Cr ≠ ≥ 0.1 maka bisa dianggap konsisten
  • 18. PERANGKINGAN Nilai peringkat didapat dari nilai rata2 per kriteria dikali rata2 per alternatif pada table normalisasi. misal : nilai peringkat budi adalah 0.106895169 didapat dari Setelah semua nilai peringkat telah didapat lalu diranking dari nilai terbesar ke terkecil.