SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
    Dorongan Menulis Cerpen
1.    Merekam Objek
2.    Pelatuk
3.    Rekayasa Imajinasi
     Kiat Menulis Cerpen
1.    Paragraf pertama
2.    Mempertimbangkan pembaca
3.    Menggali suasana
4.    Kalimat efektif
5.    Bumbu-bumbu
6.    Menggerakkan tokoh (karakter)
7.    Fokus cerita
8.    Sentakan akhir
9.    Menyunting
10.   Memberi judul
   Untuk merekam objek yg akan dijadikan bhn
    tulisan tdk perlu pergi jauh-jauh. Cukup
    mengamati hal menarik unt diamati scr intens.
    Misalkan seorang ingin menulis ttg seorang wanita
    pembantu rumah tangga. Amati saja tingkah
    lakunya sehari- hari dan pastilah terekam di dlm
    sanubari. Amati juga jln pikirannya melalui
    percakapan, caranya berbicara dan kalau perlu
    keinginan-keinginannya sebagaimana layaknya
    seorang pembantu rumah tangga yg sederhana.
    Sederhana dlm sgl hal, pendd, cara berpakaian,
    kesukaan dsb.
   Ibarat senjata api yg tlh berisi peluru tinggal
    menarik pelatuk saja, ia segera akan menyalak.
    Budi Darma mengibaratkan seorang pengarang
    akan mulai menulis apabila ia menemukan
    pelatuk batinnya. Demikian pula halnya apabila
    suatu saat yg tdk disangka-sangka seorang
    pembantu berkata kp majikannya :”Nya, boleh
    saya mengadakan pesta ulang tahun saya
    minggu depan di rumah ini?” pernyataan dan
    harapan pembantu RT itu spt tdk biasa.
    Keinginannya terasa aneh, krn slm ini pembantu
    RT dunianya hanyalah bekerja dan baru
    berhenti ktk rmh sdh senyap dr kegiatan sehari-
    hari, di mlm hari.
   Menyiasati menulis dg merekayasa imajinasi,
    pengarang berurusan dunia “mungkin”. Imajinasi
    tdk mungkin lahir bgt saja tanpa pengalaman, baik
    nyata maupun batin. Para ahli sastra mengatakan
    bhw karya seni tdk berangkat dr kekosongan.
    Artinya, cikal bakal karya seni itu, termsk sastra
    mrp refleksi dr kenyataan. Misalnya, kadang-
    kadang persoalan kecil dlm kenyataan sehari-hari,
    di dlm persoalan itu hanyalah rutinitas saja, tp ia
    bisa menjadi topik sebuah cerpen.
1. Paragraf pertama, ketika paragraf pertama dibaca,
   lantas tdk menarik, mk besar kemungkinan
   pembaca tdk melanjutkannya sampai tamat.
   Mungkin krn terlalu klise, atau terkesan
   menggurui. Begitu membaca paragraf pertma,
   pembaca mengharapkan informasi baru,
   menggelitik dan enak bhsnya. Cerpen “Jakarta
   Musim Kemarau” seorang overste MPP berpakaian
   preman mandi keringat di atas bus kota
   Merantama. Bus penuh sesak. Overste MPP yg
   bernama Marzuki itu trs didesak oleh orang-orang
   di sekelilingnya. Ia mengharapkan udara segar,
   bukan bau keringat.
2. Mempertimbangkan pembaca, produsen hrs
   mempertimbangkan mutu produknya untuk
   di pasarkan. Mengingat persaingan pasar yg
   semakin tajam. Pembaca sbg konsumen jelas
   memerlukan bacaan yg baru, segar, unik,
   menarik dan menyentuh rasa kemanusiaan.
   Apakah tema cintah msh laku dijual?
   Mengapa tdk? Yang penting adalah cara
   menceritakannya dan tdk gampang ditebak
   akhir ceritanya. Unt mendptkan hasil yg baik,
   perlu dipelajari teknik, kiat atau trik unt
   menyiasati alur sgh tak gampang ditebak.
   Bisa surprise.
3. Menggali suasana, dlm proses membaca,
   seseorang sering hanyut dibawa suasana yg
   dilukiskan sebuah fiksi. Apakah itu suasana
   batin tokoh cerita yg dpt tergambar dlm
   percakapan, narasi maupun deskripsi
   pengarang. Dmkn juga halnya suasana tmpt,
   atau yg sering disebut latar cerita, kadang-
   kadang lbh menarik drpd disaksikan sendiri.
   Bagi pengarang pemula sll dihadapkan pd
   pilihan latar yg klise, yg sdh umum. Misal,
   unt melukiskan latar bertema cinta, dipilih
   lokasi suasana percintaan di sebuah pantai yg
   indah.
4. Kalimat efektif, bagaimanapun bagusnya cerpen,
   tdk akan menarik apabila tdk diantarkan oleh
   kalimat-kalimat yg bagus. Bagaimana mungkin
   pembaca akan tertarik dg cerpen yg bhsnya sulit
   ditangkap. Kalimat panjang- spt kalimat
   majemuk-cenderung mebebani pembaca. Akan
   ttp, bkn berarti tdk boleh dipakai. Hanya saja
   pemakaiannya disesuaikan dg kebutuhan. Krn
   fungsi kalmt tdk hanya memberitahukan
   sesuatu ttp mencakup semua aspek ekspresi
   kejiwaan manusia. Hanya kalimatlah yg mampu
   mempengaruhi kejiwaan manusia daan mampu
   mempengaruhi kejiwaan manusia lainnya.
5. Bumbu-bumbu, funfsinya sbg penyedap,
   memberi aroma, memberi rasa. Apa sajakah
   bumbu yg dpt dipakai dlm suatu cerita rekaan?
   Biasanya berkenaan dg unsur seks dan humor.
   Jika kt meletakkan unsur seks dan humor sbg
   bumbu, mk ia tdk berperan sbg bhn pokok
   garapan. Akan ttp, ketika pengarang berubah
   pikiran sewaktu mulai menulis, menggarap
   bumbu mjd bhn pokok, maka ia akan menjadi
   cerita seks (porno) atau cerita humor.
6. Menggerakkan tokoh, dalam cerpen tentu ada
   tokoh. Cerpen maupun novel menceritakan
   peristiwa2, nasib yg menimpa manusia. Jika ada
   cerpen yg tokohnya terdiri dr binatang2 spt cerita
   fabel, sebenarnya juga bercerita ttg nasib manusia,
   krn binatang2 yg menjadi tokoh dlm cerita itu telah
   dimanusiawikan. Tidak mungkin binatang dlm
   cerita dilukiskan sebagaimana adanya binatang.
   Persoalannya, bagaimana dlm tulisan yg terbatas
   dpt menjelaskan karakter tokoh melalui tindak-
   tanduknya. Lain halnya dg novel, tokoh dpt
   dilukiskan lebih jelimet, shg menjadi jelas
   wataknya.
7. Fokus cerita, dlm sebuah cerka hrs ada yg
   diceritakan. Kalau cerita itu berjalan datar saja spt
   jl tol, barangkali hanya sebuah laporan perjalanan.
   Harus ada masalah yg hendak diceritakan. Apakah
   masalah sepele atau besar, yg penting bagaimana
   menghadirkan masalah itu menjadi menarik. Dlm
   cerpen “Kejetit” karya Put Wijaya, masalah yg
   ditampilkan kelihatannya amat sepele. Ttp di
   tangan Putu W., masalah itu menjadi besar setelah
   menjadi sebuah cerpen yg menarik. Contoh,
   seorang nyonya yg bernama Marta yg berstatus
   sosial ekonomi jet set, yg senantiasa terjaga
   kesehatannya, kejetit bs membuatnya panik.
   Bahkan dlm imajinasi tokoh itu suatu gejala
   penyakit yg lebih serius spt kanker misalnya.
8. Sentakan akhir, cerpen hrs sgr diakhiri ketika
   persoalan sdh selesai. Kapankah sebuah
   persoalan/konflik cerpen selesai? Kadang2 akhir
   sebuah cerpen terkesan “tergantung”, seakan
   belum selesai, padahal tdk ada lagi teks setelah itu.
   Namun, seorang pengarang terkenal mengaku, tak
   ada resep yg mujarab ttg “bagaimana menutup
   cerpen”. Kecenderungan cerpen2 mutakhir adalah
   dg sentakan akhir yg menyaran, yg membuat
   pembaca ternganga dan penasaran. Mestinya
   cerpen itu msh ada lanjutannya, namun
   lanjutannya hanya berada di pikiran pembaca
   sendiri. Terserah bagaimana pembaca menafsirkan
   akhir cerita.
9. Menyunting, artinya membenahi hasil pekerjaan yg
   baru saja selesai.
10. Memberi judul, memberi judul adalah
   pekerjaan gampang-gampang susah. Karena
   judul juga mrp daya tarik tersendiri bagi
   pembaca.

More Related Content

What's hot

Ebook 15 Hari Menulis Novel
Ebook 15 Hari Menulis NovelEbook 15 Hari Menulis Novel
Ebook 15 Hari Menulis NovelRiswanto Dahsyat
 
E buku siswa (pertemuan i)
E buku siswa (pertemuan i)E buku siswa (pertemuan i)
E buku siswa (pertemuan i)Andi Karman
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaEntertainment
 
Pengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenPengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenMomee Rain
 
Cerita Fiksi Dalam Novel
Cerita Fiksi Dalam NovelCerita Fiksi Dalam Novel
Cerita Fiksi Dalam NovelSyifa Sahaliya
 
Teknik Pgjrn Cerpen
 Teknik Pgjrn Cerpen Teknik Pgjrn Cerpen
Teknik Pgjrn CerpenAwang Kelabu
 
Buku Puisi "Fragmen Bulan Hijau" - Forum Bias
Buku Puisi "Fragmen Bulan Hijau" - Forum BiasBuku Puisi "Fragmen Bulan Hijau" - Forum Bias
Buku Puisi "Fragmen Bulan Hijau" - Forum BiasBIASCHANNEL
 
Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-
Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-
Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-Anita Adesti
 
Konsepsi Imu Budaya Dasar dalam kesusastraan
Konsepsi Imu Budaya Dasar dalam kesusastraanKonsepsi Imu Budaya Dasar dalam kesusastraan
Konsepsi Imu Budaya Dasar dalam kesusastraanDoreen Agatha
 
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi Feature
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi FeaturePENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi Feature
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi FeatureDiana Amelia Bagti
 
Bahan ajar prosa-fiksi_plpg_smp
Bahan ajar prosa-fiksi_plpg_smpBahan ajar prosa-fiksi_plpg_smp
Bahan ajar prosa-fiksi_plpg_smpDarwis Maulana
 

What's hot (20)

Ebook 15 Hari Menulis Novel
Ebook 15 Hari Menulis NovelEbook 15 Hari Menulis Novel
Ebook 15 Hari Menulis Novel
 
E buku siswa (pertemuan i)
E buku siswa (pertemuan i)E buku siswa (pertemuan i)
E buku siswa (pertemuan i)
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Pengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenPengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis Cerpen
 
Cerita Fiksi Dalam Novel
Cerita Fiksi Dalam NovelCerita Fiksi Dalam Novel
Cerita Fiksi Dalam Novel
 
Teknik Pgjrn Cerpen
 Teknik Pgjrn Cerpen Teknik Pgjrn Cerpen
Teknik Pgjrn Cerpen
 
Resensi
ResensiResensi
Resensi
 
Buku Puisi "Fragmen Bulan Hijau" - Forum Bias
Buku Puisi "Fragmen Bulan Hijau" - Forum BiasBuku Puisi "Fragmen Bulan Hijau" - Forum Bias
Buku Puisi "Fragmen Bulan Hijau" - Forum Bias
 
KOMSAS
KOMSASKOMSAS
KOMSAS
 
Mahbub Djunaidi
Mahbub DjunaidiMahbub Djunaidi
Mahbub Djunaidi
 
Kiat Menulis Feature
Kiat Menulis FeatureKiat Menulis Feature
Kiat Menulis Feature
 
Menulis feature
Menulis featureMenulis feature
Menulis feature
 
Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-
Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-
Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Buku Fiksi
Buku FiksiBuku Fiksi
Buku Fiksi
 
Gumuk sandhi
Gumuk sandhiGumuk sandhi
Gumuk sandhi
 
Efek Proust
Efek ProustEfek Proust
Efek Proust
 
Konsepsi Imu Budaya Dasar dalam kesusastraan
Konsepsi Imu Budaya Dasar dalam kesusastraanKonsepsi Imu Budaya Dasar dalam kesusastraan
Konsepsi Imu Budaya Dasar dalam kesusastraan
 
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi Feature
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi FeaturePENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi Feature
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi Feature
 
Bahan ajar prosa-fiksi_plpg_smp
Bahan ajar prosa-fiksi_plpg_smpBahan ajar prosa-fiksi_plpg_smp
Bahan ajar prosa-fiksi_plpg_smp
 

Similar to MENULIS CERPEN

MAKALAH FIKSI NON FIKSI.docx
MAKALAH FIKSI NON FIKSI.docxMAKALAH FIKSI NON FIKSI.docx
MAKALAH FIKSI NON FIKSI.docxofficialterkini
 
BAHASA_INDONESIA_NOVEL.pptx
BAHASA_INDONESIA_NOVEL.pptxBAHASA_INDONESIA_NOVEL.pptx
BAHASA_INDONESIA_NOVEL.pptxwawan105766
 
BAHASA_INDONESIA_NOVEL dari berbagai -- (2).pptx
BAHASA_INDONESIA_NOVEL dari berbagai -- (2).pptxBAHASA_INDONESIA_NOVEL dari berbagai -- (2).pptx
BAHASA_INDONESIA_NOVEL dari berbagai -- (2).pptxINDAHWATIHUTABARAT17
 
Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)
Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)
Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)sasindo be
 
Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 NSS Slide
 
Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 NSS Slide
 
Karya Sastra (Jacob)
Karya Sastra (Jacob)Karya Sastra (Jacob)
Karya Sastra (Jacob)sasindo be
 
Resensi cerpen dunia di dalam mata
Resensi cerpen dunia di dalam mataResensi cerpen dunia di dalam mata
Resensi cerpen dunia di dalam mataNoviayuana Putri
 
Presentasi Anekdot
Presentasi Anekdot Presentasi Anekdot
Presentasi Anekdot Septia Putri
 
Resensi
ResensiResensi
Resensi54t1
 
Resensi
ResensiResensi
ResensiNSHS
 

Similar to MENULIS CERPEN (20)

Menulis Cerpen.pptx
Menulis Cerpen.pptxMenulis Cerpen.pptx
Menulis Cerpen.pptx
 
MAKALAH FIKSI NON FIKSI.docx
MAKALAH FIKSI NON FIKSI.docxMAKALAH FIKSI NON FIKSI.docx
MAKALAH FIKSI NON FIKSI.docx
 
BAHASA_INDONESIA_NOVEL.pptx
BAHASA_INDONESIA_NOVEL.pptxBAHASA_INDONESIA_NOVEL.pptx
BAHASA_INDONESIA_NOVEL.pptx
 
BAHASA_INDONESIA_NOVEL dari berbagai -- (2).pptx
BAHASA_INDONESIA_NOVEL dari berbagai -- (2).pptxBAHASA_INDONESIA_NOVEL dari berbagai -- (2).pptx
BAHASA_INDONESIA_NOVEL dari berbagai -- (2).pptx
 
Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)
Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)
Bentuk dan Isi Cerpen (Jacob)
 
Cerita pendek
Cerita pendekCerita pendek
Cerita pendek
 
Cerita pendek
Cerita pendekCerita pendek
Cerita pendek
 
Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2
 
Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2
 
Karya Sastra (Jacob)
Karya Sastra (Jacob)Karya Sastra (Jacob)
Karya Sastra (Jacob)
 
Resensi cerpen dunia di dalam mata
Resensi cerpen dunia di dalam mataResensi cerpen dunia di dalam mata
Resensi cerpen dunia di dalam mata
 
Presentasi Anekdot
Presentasi Anekdot Presentasi Anekdot
Presentasi Anekdot
 
Tugas 4 tik makalah lisa 2 a
Tugas 4 tik makalah lisa 2 aTugas 4 tik makalah lisa 2 a
Tugas 4 tik makalah lisa 2 a
 
Makalah cerpen
Makalah cerpenMakalah cerpen
Makalah cerpen
 
materi_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptxmateri_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptx
 
Teks ulasan buku
Teks ulasan bukuTeks ulasan buku
Teks ulasan buku
 
materi_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptxmateri_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptx
 
Contoh resensi buku
Contoh resensi bukuContoh resensi buku
Contoh resensi buku
 
Resensi
ResensiResensi
Resensi
 
Resensi
ResensiResensi
Resensi
 

More from Anggita Dwi Lestari Lestari (20)

Turunan Fisika
Turunan FisikaTurunan Fisika
Turunan Fisika
 
Photoshop
PhotoshopPhotoshop
Photoshop
 
Tekanan Fisika
Tekanan FisikaTekanan Fisika
Tekanan Fisika
 
Spermatogenesis
SpermatogenesisSpermatogenesis
Spermatogenesis
 
Fisika SMA
Fisika SMAFisika SMA
Fisika SMA
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
Transformasi geometri
Transformasi geometriTransformasi geometri
Transformasi geometri
 
Tes Potensi Akademik
Tes Potensi AkademikTes Potensi Akademik
Tes Potensi Akademik
 
Tes Potensi Akademik
Tes Potensi AkademikTes Potensi Akademik
Tes Potensi Akademik
 
Tes Potensi Akademik
Tes Potensi AkademikTes Potensi Akademik
Tes Potensi Akademik
 
Word
WordWord
Word
 
Logika Matematika
Logika MatematikaLogika Matematika
Logika Matematika
 
UNAS Latihan
UNAS LatihanUNAS Latihan
UNAS Latihan
 
UNAS Latihan
UNAS LatihanUNAS Latihan
UNAS Latihan
 
UNAS Latihan
UNAS LatihanUNAS Latihan
UNAS Latihan
 
UNAS Latihan
UNAS LatihanUNAS Latihan
UNAS Latihan
 
TIK SMA sola ulangan
TIK SMA sola ulanganTIK SMA sola ulangan
TIK SMA sola ulangan
 
TIK SMA soal ulangan
TIK SMA soal ulanganTIK SMA soal ulangan
TIK SMA soal ulangan
 
TIK SMA soal ulangan
TIK SMA soal ulanganTIK SMA soal ulangan
TIK SMA soal ulangan
 
TIK SMA soal ulangan
TIK SMA soal ulanganTIK SMA soal ulangan
TIK SMA soal ulangan
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 

MENULIS CERPEN

  • 1. Dorongan Menulis Cerpen 1. Merekam Objek 2. Pelatuk 3. Rekayasa Imajinasi  Kiat Menulis Cerpen 1. Paragraf pertama 2. Mempertimbangkan pembaca 3. Menggali suasana 4. Kalimat efektif 5. Bumbu-bumbu 6. Menggerakkan tokoh (karakter) 7. Fokus cerita 8. Sentakan akhir 9. Menyunting 10. Memberi judul
  • 2. Untuk merekam objek yg akan dijadikan bhn tulisan tdk perlu pergi jauh-jauh. Cukup mengamati hal menarik unt diamati scr intens. Misalkan seorang ingin menulis ttg seorang wanita pembantu rumah tangga. Amati saja tingkah lakunya sehari- hari dan pastilah terekam di dlm sanubari. Amati juga jln pikirannya melalui percakapan, caranya berbicara dan kalau perlu keinginan-keinginannya sebagaimana layaknya seorang pembantu rumah tangga yg sederhana. Sederhana dlm sgl hal, pendd, cara berpakaian, kesukaan dsb.
  • 3. Ibarat senjata api yg tlh berisi peluru tinggal menarik pelatuk saja, ia segera akan menyalak. Budi Darma mengibaratkan seorang pengarang akan mulai menulis apabila ia menemukan pelatuk batinnya. Demikian pula halnya apabila suatu saat yg tdk disangka-sangka seorang pembantu berkata kp majikannya :”Nya, boleh saya mengadakan pesta ulang tahun saya minggu depan di rumah ini?” pernyataan dan harapan pembantu RT itu spt tdk biasa. Keinginannya terasa aneh, krn slm ini pembantu RT dunianya hanyalah bekerja dan baru berhenti ktk rmh sdh senyap dr kegiatan sehari- hari, di mlm hari.
  • 4. Menyiasati menulis dg merekayasa imajinasi, pengarang berurusan dunia “mungkin”. Imajinasi tdk mungkin lahir bgt saja tanpa pengalaman, baik nyata maupun batin. Para ahli sastra mengatakan bhw karya seni tdk berangkat dr kekosongan. Artinya, cikal bakal karya seni itu, termsk sastra mrp refleksi dr kenyataan. Misalnya, kadang- kadang persoalan kecil dlm kenyataan sehari-hari, di dlm persoalan itu hanyalah rutinitas saja, tp ia bisa menjadi topik sebuah cerpen.
  • 5. 1. Paragraf pertama, ketika paragraf pertama dibaca, lantas tdk menarik, mk besar kemungkinan pembaca tdk melanjutkannya sampai tamat. Mungkin krn terlalu klise, atau terkesan menggurui. Begitu membaca paragraf pertma, pembaca mengharapkan informasi baru, menggelitik dan enak bhsnya. Cerpen “Jakarta Musim Kemarau” seorang overste MPP berpakaian preman mandi keringat di atas bus kota Merantama. Bus penuh sesak. Overste MPP yg bernama Marzuki itu trs didesak oleh orang-orang di sekelilingnya. Ia mengharapkan udara segar, bukan bau keringat.
  • 6. 2. Mempertimbangkan pembaca, produsen hrs mempertimbangkan mutu produknya untuk di pasarkan. Mengingat persaingan pasar yg semakin tajam. Pembaca sbg konsumen jelas memerlukan bacaan yg baru, segar, unik, menarik dan menyentuh rasa kemanusiaan. Apakah tema cintah msh laku dijual? Mengapa tdk? Yang penting adalah cara menceritakannya dan tdk gampang ditebak akhir ceritanya. Unt mendptkan hasil yg baik, perlu dipelajari teknik, kiat atau trik unt menyiasati alur sgh tak gampang ditebak. Bisa surprise.
  • 7. 3. Menggali suasana, dlm proses membaca, seseorang sering hanyut dibawa suasana yg dilukiskan sebuah fiksi. Apakah itu suasana batin tokoh cerita yg dpt tergambar dlm percakapan, narasi maupun deskripsi pengarang. Dmkn juga halnya suasana tmpt, atau yg sering disebut latar cerita, kadang- kadang lbh menarik drpd disaksikan sendiri. Bagi pengarang pemula sll dihadapkan pd pilihan latar yg klise, yg sdh umum. Misal, unt melukiskan latar bertema cinta, dipilih lokasi suasana percintaan di sebuah pantai yg indah.
  • 8. 4. Kalimat efektif, bagaimanapun bagusnya cerpen, tdk akan menarik apabila tdk diantarkan oleh kalimat-kalimat yg bagus. Bagaimana mungkin pembaca akan tertarik dg cerpen yg bhsnya sulit ditangkap. Kalimat panjang- spt kalimat majemuk-cenderung mebebani pembaca. Akan ttp, bkn berarti tdk boleh dipakai. Hanya saja pemakaiannya disesuaikan dg kebutuhan. Krn fungsi kalmt tdk hanya memberitahukan sesuatu ttp mencakup semua aspek ekspresi kejiwaan manusia. Hanya kalimatlah yg mampu mempengaruhi kejiwaan manusia daan mampu mempengaruhi kejiwaan manusia lainnya.
  • 9. 5. Bumbu-bumbu, funfsinya sbg penyedap, memberi aroma, memberi rasa. Apa sajakah bumbu yg dpt dipakai dlm suatu cerita rekaan? Biasanya berkenaan dg unsur seks dan humor. Jika kt meletakkan unsur seks dan humor sbg bumbu, mk ia tdk berperan sbg bhn pokok garapan. Akan ttp, ketika pengarang berubah pikiran sewaktu mulai menulis, menggarap bumbu mjd bhn pokok, maka ia akan menjadi cerita seks (porno) atau cerita humor.
  • 10. 6. Menggerakkan tokoh, dalam cerpen tentu ada tokoh. Cerpen maupun novel menceritakan peristiwa2, nasib yg menimpa manusia. Jika ada cerpen yg tokohnya terdiri dr binatang2 spt cerita fabel, sebenarnya juga bercerita ttg nasib manusia, krn binatang2 yg menjadi tokoh dlm cerita itu telah dimanusiawikan. Tidak mungkin binatang dlm cerita dilukiskan sebagaimana adanya binatang. Persoalannya, bagaimana dlm tulisan yg terbatas dpt menjelaskan karakter tokoh melalui tindak- tanduknya. Lain halnya dg novel, tokoh dpt dilukiskan lebih jelimet, shg menjadi jelas wataknya.
  • 11. 7. Fokus cerita, dlm sebuah cerka hrs ada yg diceritakan. Kalau cerita itu berjalan datar saja spt jl tol, barangkali hanya sebuah laporan perjalanan. Harus ada masalah yg hendak diceritakan. Apakah masalah sepele atau besar, yg penting bagaimana menghadirkan masalah itu menjadi menarik. Dlm cerpen “Kejetit” karya Put Wijaya, masalah yg ditampilkan kelihatannya amat sepele. Ttp di tangan Putu W., masalah itu menjadi besar setelah menjadi sebuah cerpen yg menarik. Contoh, seorang nyonya yg bernama Marta yg berstatus sosial ekonomi jet set, yg senantiasa terjaga kesehatannya, kejetit bs membuatnya panik. Bahkan dlm imajinasi tokoh itu suatu gejala penyakit yg lebih serius spt kanker misalnya.
  • 12. 8. Sentakan akhir, cerpen hrs sgr diakhiri ketika persoalan sdh selesai. Kapankah sebuah persoalan/konflik cerpen selesai? Kadang2 akhir sebuah cerpen terkesan “tergantung”, seakan belum selesai, padahal tdk ada lagi teks setelah itu. Namun, seorang pengarang terkenal mengaku, tak ada resep yg mujarab ttg “bagaimana menutup cerpen”. Kecenderungan cerpen2 mutakhir adalah dg sentakan akhir yg menyaran, yg membuat pembaca ternganga dan penasaran. Mestinya cerpen itu msh ada lanjutannya, namun lanjutannya hanya berada di pikiran pembaca sendiri. Terserah bagaimana pembaca menafsirkan akhir cerita.
  • 13. 9. Menyunting, artinya membenahi hasil pekerjaan yg baru saja selesai.
  • 14. 10. Memberi judul, memberi judul adalah pekerjaan gampang-gampang susah. Karena judul juga mrp daya tarik tersendiri bagi pembaca.