5. Menulis cerpen atau apapun karya
seni, kalau tidak mengandung efek,
tidak akan ada daya tarik. Karya itu
akan lekas ditinggalkan pembacanya
karena cerpen yang membosankan.
Untuk mencapai efek diperlukan
bentuk yang pas terhadap isi yang
hendak diungkapkan dan soal teknik,
bentuk, wujud adalah keterampilan
penulis untuk membuahkan efek.
6. Untuk seorang penulis bahan
mentah tekniknya adalah kata-kata.
Dan teknik bentuknya adalah teori
(katakanlah secara demikian)
tentang konvensi-konvensi cerpen.
Keterampilan menggunakan kata-
kata dan bahasa untuk
membangun wujud cerpen adalah
syarat utamanya dan syarat
keduanya adalah mengenai bentuk-
bentuk dan unsur-unsur bangunan
7. Ekonomi penceritaan
• Banyak naskah yang diterima redaksi cerpen
menunjukan adanya kecenderungan
pemborosan cerita, yang dapat diartikan banyak
hal yang kurang perlu diceritakan tapi tetap
diceritakan bahkan sedikit sekali hubungannya
dengan pokok cerita.
• Kelirunya kebanyakan para pemula adalah
keterikatan mereka terhadap keinginan serba
menjelaskan, seolah takut ada yang kurang
lengkap atau ketinggalan untuk diceritakan.
Inilah masalah ekonomi pencitraan cara hemat
untuk bercerita, pengarang harus sanggup
menyelesaikan adegan yang mana perlu dan
mana yang tidak perlu. Adegan mana yang
8. Cinta asmara dan cerpen
• Banyak cerpen yang ditulis mengandung unsur
cinta, William Blake pernah menasehatkan kepada
pengarang muda agar jangan menggarap tema
cinta, sebab tema itu adalah tema yang paling sulit
dan paling dalam.
• Oleh karena itu kepada pengarang muda supaya
menggarap tema yang lain selain cinta karena cinta
memang begitu besar sehingga mudah terlihat dan
mengirang orang telah memahaminya secara telak,
tetapi kebesaranya dan kedalamanya tak semudah
itu untuk difahami.
10. • Orang awam: cerita pendek yang baik
adalah cerita pendek yang menarik
untuk dibaca.
Memang, syarat utama cerpen adalah
bahwa cerpen itu harus dapat dibaca
secara menarik. Namun sebuah cerpen
menarik bagi seseorang mungkin tidak
menarik bagi orang lain. Hal ini
dikarenakan pengalaman bacanya.
Pada dasarnya harus dibedakan antara
11. Cerita yang bersifat hiburan
• Cerpen hiburan sering mengajak pembacanya
terjun ke dunia cerita yang penuh impian
keindahan untuk melupakan masalah-masalah
kehidupan.
• Setelah membaca cerpen hiburan pembaca
tidak diajak melihat kenyataan kehidupan
yang secara lebih jelas, lebih baru, dan lebih
dalam. Justru Pembaca diajak melupakan
masalah-masalah kehidupan itu.
• Jalan cerita yang menarik serta mudah
dicerna dan diikuti
12. Cerita yang bersifat budaya
• Mengajak pembaca untuk berfikir, yakni ikut
memikirkan kehidupan lingkungannya.
• Dasar penulis cerpen pikiran adalah
keseriusannya dalam mengamati kehidupan.
• Penulis lebih tertuju pada permasalahannya
dari pada bentuk ceritanya. (timbul kesan
tidak menarik)
• Karena cerpen demikian memang sungguh-
sungguh dan pemikiran di sini tidak selalu
bersifat masalah sosial, tetapi juga masalah
kejiwaan, mistik, kebatinan, etika, dan
13. Penulis cerpen
• Penulis cerpen yang baik adalah penulis yang
dapat bercerita secara menarik dan sekaligus
berisi ungkapan pemikirannya terhadap
kehidupan.
• Dibutuhkan pengalaman dan latihan yang
panjang.
14. plot atau alur cerita
• Plot tersembunyi dibalik jalan cerita.
• Dalam mengkitu jalan cerita itulah kita
dapat menemukan plotnya. Tetapi jalan
cerita itu sendiri bukan plot.
• Sebuah plot bisa menelurkan beberapa
jalan cerita. Jalan cerita hanyalah
manifestasi, bentuk wadah, bentuk
jasmaniah dari plot.
Contoh klasik plot dan alur. . .
15. Ada seorang raja yang sangat mencitai
istrinya. Si istri tiba-tiba wafat. Tak lama
kemudian raja itu sendiri kemudian wafat pula.
Ini jalan ceita. Jalan cerita ini jadi plot kalau
ada keterangan tabahannya. Misal: raja sangat
menyayangi isterinya. Mereka bahagia. Suatu
hari sang permaisuri mendapat kecelakaan dan
wafat. Jiwa raja guncang. Kebahagiannya
hilang. Ia mengurung diri dan murung. Sebulan
kemudian raja menunjukkan gejala sakit
lantaran tak mau makan karena sedihnya,
hingga akhirnya ia meninggal pula.
16. • plot dan jalan cerita tidak dapat dipisahkan.
• Jalan cerita hanya memuat kejadian, tetapi
sebuah kejadian tentu ada sebabnya, ada
penggeraknya, dan ada alsannya.
• Plot tak terlihat tapi mendasari adanya
kejadian. Inilah sebabnya plot sering disebut
sebagai segi rohaniah kejadian cerita.
• Suatu kejadian akan berkembang kalau ada
yang menyebabkan ternjadinya
perkembangan tersebut. Dan penyebab
tersebut adalah konflik.
• Konflik adalah intisari plot. Tak ada cerita
kalau tak ada konflik