1. Makalah Bahasa Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas makalah pelajaran Bahasa Indonesia dengan membahas Unsur-Unsur
Intrinsik Prosa Fiksi dengan lancar.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan dari
berbagai pihak sehingga tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Guru pelajaran Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada penulis sehingga penulis termotivasi dalam
menyelesaikan tugas ini. Serta pada penulis lain yang naskahnya kami kutip.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai. Amin.
Benda, 25 Oktober 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra merupakan wujud gagasan seseorang melalui pandangan terhadap lingkungan sosial yang
berada di sekelilingnya, dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil
perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai karya fiksi yang memiliki
pemahaman yang lebih mendalam, bukan hanya sekedar cerita khayal atau angan dari pengarang
saja, melainkan wujud dari kreativitas pengarang dalam menggali dan mengola gagasan yang ada
dalam pikirannya.
Berdasarkan pembagian sejarah sastra Indonesia, dikenal 2 macam sastra, yaitu sastra klasik dan
sastra modern. Sastra modern termasuk di dalamnya prosa baru yang mencakup roman, novel,
novel populer, cerpen. Prosa adalah karya fiksi yang dibangun melalui Unsur Intrinsik. Unsur-
unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata lengkap
dengan peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguh ada dan terjadi, unsur
inilah yang ada menyebabkan karya sastra hadir. Berdasarkan ulasan di atas makalah ini disusun
agar pembaca lebih memahami dan menambah pengetahuan para pembaca tentang prosa fiksi
maupun unsur-unsur intrinsik prosa fiksi.
2. B. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan penyusun, maka pembahasan “Unsur-Unsur Intrinsik Prosa Fiksi” pada
makalah ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Pengertian prosa fiksi
2. Jenis prosa fiksi
3. Unsur-unsur intrinsik prosa fiksi
C. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan dibuatlah rumusan sebagai berikut :
1. Apa pengertian prosa fiksi?
2. Ada berapa jenis prosa fiksi?
3. Apa saja unsur-unsur intrinsik prosa fiksi?
D. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, ialah sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan kepada pembaca tentang pengertian prosa fiksi
2. Untuk mendeskripsikan kepada pembaca tentang jenis-jenis prosa fiksi
3. Untuk mendeskripsikan kepada pembaca tentang unsur-unsur intrinsik prosa fiksi
E. Metode Pembahasan
Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Ketika mengumpulkan data-data dalam
penelitian ini penulis menggunakan studi kepustakaan dengan merujuk kepada artikel, buku-
buku, internet, dan berita-berita media yang diakui. Dalam pengumpulan data-data tersebut
penulis lebih mengacu kepada data-data dari internet dan buku-buku, karena keterbatasan penulis
dalam mencari data-data yang asli.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Prosa Fiksi
Kata prosa berasal dari bahasa Latin prosa yang artinya terus terang. Sedangkan menurut kamus
besar bahasa Indonesia “prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh kaidah yang
terdapat dalam puisi”. Secara sempit prosa adalah karya imajiner dan estetik. Dalam kesusastraan
juga disebut fiksi, teks naratif, wacana naratif. Sedangkan secara luas prosa menyangkut semua
3. karya tulis yang ditulis bukan dalam bentuk puisi atau drama, tiap baris dimulai dari margin kiri
penuh sampai ke margin kanan.
Menurut Abrams “prosa paling sering diartikan sebagai penggunaan bahasa sehari-hari yang
dibedakan dari pola-pola pengulangan satuan bahasa yang berirama pada baris puisi”. Prosa
dalam pengertian ini dipertentangkan dengan puisi Eropa lama yang memiliki irama sebagai
salah satu aturan terikat dari puisi. Prosa hanya berlaku untuk sastra karena istilah ini adalah
istilah sastra. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta
berbagai jenis media lainnya.
Prosa selalu bersumber dari lingkungan kehidupan yang dialami, disaksikan, didengar, dan
dibaca oleh pengarang. Adapun ciri-ciri prosa fiksi adalah bahasanya terurai, dapat memperluas
pengetahuan dan menambah pengetahuan, terutama pengalaman imajinatif. Prosa fiksi dapat
menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian dalam kehidupan. Maknanya dapat berarti
ambigu. Prosa fiksi melukiskan realita imajinatif karena imajinasi selalu terikat pada realitas,
sedangkan realitas tak mungkin lepas dari imajinasi. Selanjutnya prosa fiksi mengajak kita untuk
berkontemplasi karena sastra menyodorkan interpretasi pribadi yang berhubungan dengan
imajinasi.
B. Jenis-Jenis Prosa
Berdasarkan pembagian sejarah sastra Indonesia, dikenal 2 macam sastra, yaitu sastra klasik dan
sastra modern. Sastra modern termasuk di dalamnya prosa baru yang mencakup roman, novel,
cerpen, esai, referensi, riwayat dan kritik. Selanjutnya sastra klasik termasuk di dalamnya yaitu
prosa lama yang mencakup kisah, cerita rakyat, dongeng, fabel, tambo, legenda, mitos, cerita
jenaka, sage, parabel, cerita berbingkai dan hikayat.Berikut ini pemabahasan lebih rinci
mengenai contoh prosa-prosa di atas :
1. Prosa Lama
Prosa lama adalah karya sastra yang belum terpengaruh oleh budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa
lama:
a. Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri
kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang
dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam
hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat Hang Tuah, Si Pitung,
Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Sang Boma, Hikayat Panji Semirang,
Hikayat Raja Budiman.
b. Tambo
Tambo adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa
sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan
peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis
4. oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka
Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.
c. Kisah
Kisah adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke
tempat lain. Contoh: Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.
d. Dongeng
Dongeng adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu
sebagai berikut :
e. Fabel
Fabel adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa
pula disebut sebagai cerita binatang). Beberapa contoh fabel, adalah Kancil dengan Buaya,
Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan
Serigala, Burung Bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi.
f. Mitos
Mitos adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau
hal yang dipercayai mempuyai kekuatan gaib. Contoh-contoh sastra lama yang termasuk jenis
mitos, adalah Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang
Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian.
g. Legenda
Legenda adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau
wilayah. Contoh: Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu.
h. Sage
Sage adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian,
kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Beberapa contoh sage, adalah Calon Arang,
Ciung Wanara, Airlangga, Panji.
i. Parabel
Parabel adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan
menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman,
Mahabarata, Bhagawagita.
j. Dongeng Jenaka
Dongeng jenaka adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas, atau cerdik dan masing-
masing dilukiskan secara humor. Contoh: Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu Nawas.
k. Cerita Berbingkai
Cerita berbingkai dalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-
pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam.
5. 2. Prosa Baru
Prosa baru adalah adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau
budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru:
a. Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala
suka dukanya. Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara
lain sebagai berikut :
b. Roman Transendensi
Roman transedensi di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan
hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan
Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
c. Roman Sosial
Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya
yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh:
Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis Sutan Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
d. Roman Sejarah
Roman sejarah adalah roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa
sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur Sutan
Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
e. Roman Psikologis
Roman psikologis adalah roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari
segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak
Hendak Menjadi Lembu oleh Nur Sutan Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
f. Roman Detektif
Roman detektif adalah roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang
sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus
kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh
Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
g. Novel
Novel berasal dari Italia, yaitu novella yang berarti berita. Novel adalah bentuk prosa baru yang
melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik dan yang
mengandung konflik. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari
cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer,
Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
h. Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya
yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan
6. telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh
Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang
Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
i. Riwayat
Riwayat (biografi) adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup
pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga
dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I
Habibie, Ki Hajar Dewantara.
j. Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan
memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan
menghakimi.
k. Resensi
Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya
bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema,
alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu
tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
l. Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi
penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang
budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi
penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.
C. Unsur Intrinsik Prosa
Unsur pembangun prosa terdiri dari struktur dalam atau unsur intrinsik serta struktur luar atau
unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.
Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya satra, unsur-unsur yang
secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra.
Adapun unsur intrinsik prosa terdiri atas :
a) Tema
Tema, yaitu suatu yang menjadi pokok masalah atau persoalan sebagai bahan karangan, yang
diungkapkan dalam suatu cerita oleh pengarang. Tema prosa fiksi terdiri dari tema utama serta
beberapa tema bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita pendek) hanya memiliki tema utama
saja.
Untuk dapat menentukan tema suatu cerita kita dapat menempuh dengan membuat pertanyaan
contohnya mengapa pengarang menulis cerita tersebut? apa tujuan pengarang menulis cerita
tersebut? faktor apa yang menyebabkan atau menjadikan suatu karangan bermutu dan berharga?
7. b) Amanat
Amanat, yaitu pesan-pesan yang disampaikan oleh si pengarang melalui cerita yang digubahnya.
Si pengarang menyampaikan amanatnya dengan dua cara, yaitu
i. Secara eksplisit (terang-terangan): pembaca dengan mudah menemukannya; dan
ii. Secara implisit (tersirat/tersembunyi): untuk menemukan amanat dalam hal ini, pembaca agak
sukar menemukannya, terlebih dulu pembaca hendaknya membaca secara keseluruhan isi cerita
tersebut.
c) Alur/Plot
Alur/plot, yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam suatu cerita
yangmana alur terjalin dengan alur yang lainnya. Alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga
macam, yaitu sebagai berikut :
Alur umum, tahap-tahapannya adalah sebagai berikut.
i. Eksposisi (Perkenalan/Pengantar)
Eksposisi adalah proses penggarapan serta memperkenalkan informasi penting kepada para
pembaca. Melalui eksposisi, seorang pengarang mulai melukiskan atau memaparkan suatu
keadaan, baik keadaan alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut, serta
informasi-informasi yang akan diberikan pengarang kepada pembaca melalui uraian eksposisi
tersebut.
ii. Komplikasi (Penampilan Masalah)
Komplikasi adalah adanya masalah yang terjadi di antara para tokoh, baik tokoh dengan tokoh,
tokoh dengan tempat, maupun tokoh dengan suasana yang terdapat dalam cerita rekaan.
iii. Klimaks (Puncak Ketegangan)
Klimaks adalah suatu permasalahan yang telah mencapai pada puncaknya (meruncing).
iv. Antiklimaks (Ketegangan Menurun/peleraian)
Antiklimaks adalah suatu peristiwa yang ditandai dengan menurunnya tingkat permasalahan
yang terjadi pada tokoh.
v. Resolusi (Penyelesaian)
Resolusi adalah kejadian akhir yang merupakan penyelesaian permasalahan di atara para tokoh
cerita.
Berdasarkan cara menyusun tahapan-tahapan alur, maka dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu sebagai berikut.
i. Alur Lurus (Alur Maju/Alur Agresif), yaitu rangkaian cerita dikisahkan dari awal hingga cerita
berakhir tanpa mengulang kejadian yang telah lampau.
ii. Alur Sorot Balik (Alur Mundur/Alur Regresif/Flash Back), yaitu kebalikan dari alur lurus.
Rangkaian ceritanya mengisahkan kembali tokoh pada waktu lampau.
iii. Alur Campuran, yaitu gabungan antara alur maju dan alur sorot balik.
8. Berdasarkan hubungan tahapan-tahapan dalam alurnya, maka dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu sebagai berikut.
i. Alur Rapat, yaitu alur yang terbentuk apabila alur pembantu mendukung alur pokoknya.
ii. Alur Renggang, yaitu sebaliknya, alur yang terbentuk apabila alur pokok tidak didukung oleh
alur pembantu.
Berdasarkan kuantitasnya, maka dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
i. Alur tunggal, yaitu alur yang hanya terjadi pada sebuah cerita yang memiliki satu jalan cerita
saja, biasanya terjadi pada cerpen.
ii. Alur ganda, yaitu alur yang terjadi pada sebuah cerita yang memiliki jalan cerita lebih dari
satu, biasanya ada pada prosa fiksi.
d) Tokoh
Tokoh, yaitu pelaku di dalam cerita dan mengambil peranan dalam setiap insiden-insiden. Tokoh
terdiri atas sebagai berikut :
i. Tokoh Protagonis (Tokoh Utama/Tokoh Sentral), yaitu tokoh yang paling berperan dalam
cerita dan umumnya bersifat baik.
ii. Tokoh Antagonis (Lawan Peran Utama), yaitu tokoh yang menentang tokoh protagonis,
umumnya memiliki sifat yang jahat.
iii. Tokoh Komplementer (Pembantu), yaitu tokoh sampingan yang berperan sebagai pembantu
tokoh protagonis dan antagonis.
e) Penokohan
Penokohan (Perwatakan), yaitu pelukisan watak atau karakter dari para tokoh di dalam cerita.
Adapun jenis penggambaran watak tokoh melalui cara ini antara lain :
Gambaran tentang tempat atau lingkungan
> Melalui percakapan atau dialog
> Pikiran sang tokoh, atau pendapat tokoh-tokoh lain tentang dia
> Perbuatan sang tokoh sendiri, yang bisa menggambarkan karakternya.
> Masalah penokohan dalam sebuah karya tidak semata-mata hanya berhubungan dengan
masalah pemilihan jenis dan perwatakan para tokoh cerita saja, melainkan juga bagaimana
melukiskan kehadiran dan penghadirannya secara tepat sehingga mampu menciptakan dan
mendukung tujuan artistik karya yang bersangkutan.
f) Latar
Latar (setting), yaitu lingkungan (tempat/lokasi, waktu, dan suasana) terjadinya suatu peristiwa
di dalam cerita.
Tempat : umpamanya di rumah sakit, daerah wisata, dan lain sebagainya.
Waktu : tahun, musim, masa perang, periode sejarah, dan sebagainya.
Suasana : aman, damai, gawat, berduka, kacau, galau, dan sebagainya.
9. g) Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view), yaitu status atau kedudukan si pengarang dalam cerita. Ada empat
macam sudut pandang, antara lain:
pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku utama (pengarang = aku);
pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku sampingan;
pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga; dan
kombinasi atau campuran, kadang-kadang di dalam dan kadang-kadang di luar cerita.
h) Gaya Bahasa
Gaya Bahasa (Majas) disebut juga “langgam, corak, bentuk, atau style bahasa” yaitu cara yang
digunakan oleh si pengarang untuk mengungkapkan maksud dan dan tujuannya baik dalam
bentuk kata, kelompok kata, atau kalimat. Jadi, gaya bahasa atau majas meliputi; kata, frasa atau
kelompok kata, kalimat (struktur) biasa/majas. Gaya bahasa atau majas adalah ibarat kendaraaan
bagi seseorang pengarang yang akan membawanya kemana arah tujuan yang ingin ditujunya.
D. Contoh Soal Ujian Nasional
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Cermati kutipan novel berikut untuk soal nomor 1-3
Muka Kasan Ngali pucat sedikit. Ia menatap buruh itu satu-satu. Dan mereka diam. Kata Kasan
Ngali mengakhiri. “Tutup mulut kalian. Tutup!”
“Kami tak tau apa-apa. Pak,”
“Kami datang sudah begini!”
“Kalau saja kami tahu!”
Kasan Ngali marah.
“Tutup, kataku!”
“Tidak ada yang membantah lagi,” Kasan Ngali memberi perintah.
“Tidak usah diurus siapa yang berbuat ini. Tugasmu ialah usir semua orang dari pekarangan.
Tutup pintu pagar. Jangan seorang dibolehkan lagi ke sini. Kerjakan, jangan bertanya. Aku benci
pertanyaan!”
Buruh-buruh itu masih belum bergerak, belum jelas bagi mereka, bahwa itu memang keputusan
Kasan Ngali.
“Apalagi? Pergi! Kau kira aku tidak waras, ya!”
10. (Pasar, Kuntowijoyo)
1.Watak tokoh Kasan Ngali dalam kutipan tersebut adalah …
a.Bimbang
b. Takut
c. Lemah
d. Berani
e. Tegas
Pembahasan :
Watak adalah gambaran perilaku atau sikap tokoh dalam sebuah cerita yang berhubungan dengan
sifat duniawi. Watak tersebut tergambar pada kalimat-kalimat yang mengacu pada karakteristik
tokoh menjadi bukti watak tokoh pada teks tersebut. Kata kunci “Tidak ada yang membantah
lagi,”
2. Pendeskripsian watak tokoh Kasan Ngali juga seorang yang kasar dalam kutipan tersebut
diungkapkan melalui …
a. Dialog antar tokoh
b. Gambaran fisik tokoh
c. Jalan pikiran tokoh
d. Tanggapan tokoh lain
e. Tuturan langsung pengarang
Pembahasan :
Penokohan (Perwatakan), yaitu pelukisan watak atau karakter dari para tokoh di dalam cerita.
Berdasarkan uraian di atas, pendeskripsian watak tokoh Kasan Ngali juga seorang yang kasar
dalam kutipan tersebut diungkapkan melalui percakapan atau dialog. Kata kuncinya ialah
“Apalagi? Pergi! Kau kira aku tidak waras, ya!”
3. Pembuktian latar tempat dalam kutipan novel tersebut ditunjukan dalam kalimat …
a. Ia menatap buruh itu satu-satu
b. Kami datang sudah begini
c. Tugasmu ialah, usir semua orang dari pekarangan
d. Buruh-buruh itu masih belum bergerak
e. “Pergi! Kau kira aku tidak waras, ya!”
Pembahasan :
Latar selalu berhubungan dengan tempat, suasana dan waktu. Temukan kata kunci yang merujuk
pada tempat menjadi bukti latar pada unsur intrinsik prosa fiksi. Kata kunci (kata yang dirujuk)
yaitu pekarangan (latar tempat)
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Cermati kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 4
Tetapi itu 10 tahun yang lalu. Sekarang saya sudah tua. Waktu telah memproses segalanya begitu
rupa, sehingga semuanya di luar dugaan. Sekarang Faksu sudah menggantikan hidup saya
memikul beban keluarga. Ia menjadi salah seorang pengusaha besar yang mengimpor barang-
11. barang mewah dan mengekspor barang-barang kerajinan serta ikan segar berbagai wilayah
mancanegara.
“Ia seorang guru bagi sekitar 10000 orang pegawainya. Guru juga bagi anak-anak muda lain
yang menjadi adik generasinya. Bahkan, guru bagi bangsa dan Negara karena jasa-jasanya
menularkan etos kerja,” ucap promotor ketika Faksu mendapat gelar doctor honoris causa dari
sebuah perguruan tinggi bergengsi.
4. Nilai pendidikan dalam kutipan cerpen yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari adalah …
a. Menjadi orang yang bertanggung jawab
b. Memikul beban keluarganya
c. Seorang laki-laki yang menghidupi keluarganya
d. Menjadi pengusaha ekspor-impor
e. Menjadi guru bagi bangsa dan Negara
Pembahasan :
Nilai pendidikan sama maknanya dengan pesan, yakni ajaran yang hendak disampaikan
pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Keberadaan nilai pendidikan pada umumnya
tersirat, tetapi ada juga yang tersurat. Nilai pendidikan yang terdapat pada cerpen tersebut
tersirat, dan jawaban yang paling tepat ialah menjadi orang yang bertanggung jawab.
Cermati kutipan novel berikut untuk soal nomor 5
“Bapak sudah mendengar semuanya. Kini saya sedang mengandung anak suami saya. Jadi,
apakah bapak tetap menghendaki saya tinggal disini? Kalau dokter mau memeriksa untuk
memastikan kehamilan saya, silakan saja. Saya malah sangat berterima kasih. Tetapi untuk
menggugurkannya, saya tidak mau. Pak, tadi saya sudah bilang, saya hamil dan akan memelihara
kandungan ini sebaik-baiknya,”
( Bekisar Merah, A.Tohari )
5. Amanat yang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah …
a. Jangan lemah dihadapan orang lain
b. Jangan mengikuti saran yang menimbulkan dosa
c. Tidak boleh melawan kepada orang lain
d. Hendaknya peduli terhadap kesulitan orang lain
e. Jangan menikah bila belum siap lahir batin
Pembahasan :
Amanat sama maknanya dengan pesan, yakni ajaran yang hendak disampaikan pengarang
kepada pembaca melalui karyanya. Keberadaan amanat pada umumnya tersirat, tetapi ada juga
tersurat.
Amanat yang terdapat pada cerpen di atas tersirat dan jawaban yang paling tepat ialah jangan
mengikuti saran yang menimbulkan dosa.
Cermati kutipan novel berikut untuk soal nomor 6
Pak Muslim menuntaskan bacannya hingga akhir, “Tenang Zul, ini baca dulu sampai akhir, baru
12. kita pikir dengan jernih,” kata Pak Muslim tenang.
Dan dengan mata berkaca-kaca Zul membaca berita yang membuat hatinya remuk redam.
Dengan jelas ia membaca nama berinisial Siti M yang turut ditangkap pihak polisi. Selesai
membaca berita di Koran itu air matanya meleleh.
Dengan suara lirih bertahan Ia berkata kepada dirinya sendiri, “Sia- sia aku menolongnya. Sia-sia
aku mencintainya,”
Pak Muslim menukas pelan, “Tenang Zul, sabar! Seminggu yang lalu polisi menangkap
mereka,”
6. Watak tokoh Zul dalam kutipan novel tersebut adalah …
a. Keras Kepala
b. Rendah Hati
c. Besar Kepala
d. Rendah Diri
e. Mudah Putus Asa
Pembahasan :
Watak adalah gambaran perilaku atau sikap tokoh dalam sebuah cerita yang berhubungan dengan
sifat duniawi. Watak tersebut tergambar pada kalimat-kalimat yang mengacu pada karakteristik
tokoh menjadi bukti watak tokoh pada teks tersebut. Kata kunci “Sia- sia aku menolongnya. Sia-
sia aku mencintainya.”
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Cermati kutipan novel berikut untuk soal nomor 7-8
A Kiong kembali merogoh sesuatu dari dalam koper dan segera mengerahkan kunir seukuran Ibu
Jari. Tanpa banyak cincong Mahar memotong kunir dan dengan gerakan sangat cepat tak sempat
ku hindari ia menggerus kunir itu di keningku, melukis tanda silang yang besar. Maka,
terpampanglah di keningku huruf X berwarna kuning. Lalu, seperti telah sama-sama paham
prosedur berikutnya, tanpa komando A Kiong mengambil dahan-dahan berluntas dari dalam
koper, melemparkannya kepada Mahar yang menyambutnya dengan tangkas dan langsung
melempar-lemparkan daun-daun itu ke sekujur tubuhku. Sementara Mahar mengibas-ibaskan
daun berluntas dengan beringas. A Kiong serta merta menyembur-nyemburkan air ke seluruh
tubuhku -termasuk wajah- melalui alat penyemprot bunga sehingga yang terjadi adalah sebuah
kekacauan.
7. Bahwa tokoh Mahar seorang yang gesit, tidak memngenal balas kasih, dan percaya pada hal-
hal gaib dideskripsikan melalui …
a. Pikiran Tokoh
b. Tindakan Tokoh
c. Bentuk Fisik Tokoh
d. Lingkungan Tokoh
e. Uraian Langsung Tokoh
Pembahasan :
Penokohan (Perwatakan), yaitu pelukisan watak atau karakter dari para tokoh di dalam
13. cerita.Berdasarkan uraian di atas, tokoh Mahar seorang yang gesit, tidak mengenal balas kasih,
dan percaya pada hal-hal gaib dideskripsikan melalui Perbuatan sang tokoh sendiri, yang bisa
menggambarkan karakternya. Kata kuncinya ialah “tanpa banyak cincong Mahar memotong
kunir dan dengan gerakan sangat cepat”
8. Amanat yang sesuai dengan kutipan tersebut adalah …
a. Jangan percaya pengobatan memakai kunir, daun beluntas, dan air
b. Tindakan seorang yang berlebihan akan menimbulkan kekacauan
c. Sembuhkan sakit seorang dengan mantera dan pengobatan herbal
d. Bawalah obat-obatan herbal dalam tempat yang bersih dan aman
e. Gunakan mentera, kunyit, dan daun beluntas untuk mengobati seseorang
Pembahasan :
Amanat sama maknanya dengan pesan, yakni ajaran yang hendak disampaikan pengarang
kepada pembaca melalui karyanya. Keberadaan amanat pada umumnya tersirat, tetapi ada juga
tersurat. Amanat yang terdapat pada kutipan novel di atas tersurat dan jawaban yang paling tepat
ialah tindakan seorang yang berlebihan akan menimbulkan kekacauan. Kata kuncinya ialah
“…..sehingga yang terjadi adalah sebuah kekacauan.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prosa fiksi adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Prosa fiksi merupakan cerita fiksi
dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur intrinsik. Sebuah prosa fiksi biasanya
menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.
Dalam sebuah prosa fiksi, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan
pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam
prosa fiksi tersebut.
Unsur-unsur intrinsik prosa fiksi yaitu tema, amanat, alur (plot), tokoh, penokohan (perwatakan),
latar (setting), sudut pandang (point of view), dan gaya bahasa.
B. Saran
Bagi pembaca diharapkan dapat lebih memahami unsur-unsur intrinsik karya sastra terutama
dalam bentuk prosa fiksi dan dapat menemukan unsur-unsur tersebut dalam cerita prosa fiksi
dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.