2. 1. Paragraf pertama menarik
Contoh
Jakarta musim kemarau.
Seorang overstre berpakaian preman mandi keringat di atas bus kota Matraman, bus
penuh sesak. Overstre yang bernama Marzuki itu terus didesak oleh orang-orang di
sekelilingnya. Ia mengharapkan udara segar, bukan bau keringat.
“Sore hari aku pulang ke rumah”
Ubah
“Sesemangat senja kembali pada rebahannya,
Bus terakhir menghampiri kumpulan manusia
pengharap rebah menuju peraduannya untuk
melepas lelah.”
3. 2. Selalu mempertimbangkan pembaca
1.Apakah gaya bahasa yang dipakai cukup mudah dipahami pembaca?
2.Apakah ending cerita mudah ditebak?
3.Apakah konflik yang dibangun logis bagi para pembaca?
4.Benarkah tema yang diangkat tidak klise?
4. 3. Gali suasana lebih hidup
“Semburat merah jingga. Menyemburkan rekah kerinduan yang tak
berhingga. Pada satu wajah, yang sekelebat kulihat, dalam kemilau
samudera, yang memercik riak-riak ombak. Terhempas di bebatuan
karang. Seperti itulah kenangan yang datang. Dan, hilang.”
5. 4. Susun kalimat efektif
A1: “Aku kurang setuju dengan sikapmu terhadap diriku.”
B1: “ Aku tidak bermaksud tak baik kepadamu.”
A1: “Aku keberatan atas sikapmu.”
B1: “Bukan maksudku begitu.”
6. 5. Bumbu-bumbu
“Jadi Roh jelas bintangmu adalah Scorpio. Bintang ini jatuhnya bulan Oktober, jadi kamu bisa merayakan ulang tahunmu bulan Oktober
nanti. Pilih saja malam minggu bulan tua. Ya?!”
Roh bukannya gembira malah terkejut.
“Scorpio Nyonya?”
”Ya.”
“Saya tidak mau. Masak binatang saya Scorpio sama dengan Katijah. Saya tidak mau disama-samain dengan dia. Kalau Scorpio saya kira
bukan. Bukan, ah!”
Nyonya menahan tawa.
“Habis kalau nggak Scorpio apa?”
“Ya apa kek, yang mendingan sedikit. Gemini. Atau Taurus atau bintang Virgo seperti yang dinyanyikan Ade Manuhutu itu.”
Roh, Putu Wijaya
7. 6. Menggerakan Tokoh
Cara menggambarkan tokoh
1. Analitik
digambarkan langsung oleh penulis
2. Dramatik
Lingkungan
Dialog tokoh
Dialog antartokoh
Tindakan tokoh
Pikiran tokoh
8. 7. Fokus pada alur
Alur dalam cerpen tunggal, hindarkan percabangan alur.
Alur tunggal
Dalam alur tunggal biasanya cerita drama hanya menampilkan seorang tokoh
protagonis. Cerita hanya mengikuti perjalanan hidup tokoh tersebut.
Alur jamak
Dalam alur jamak, biasanya cerita drama menampilkan lebih dari satu tokoh protagonis.
Perjalanan hidup tiap tokoh ditampilkan.
9. 8. Sentakan Ending
Ending sebuah cerpen, sedapat mungkin mampu membuat
pembaca terkesan.
Perempuan itu berdiri. Dengan wajah termangu ia memandang ke
atas.
“Oh, nasibku, nasibku. Sedang kepada setan pun tak kuharapkan
nasib yang demikian.”
(Godlob, Danarto)
10. “Anu, Nyonya, saya pingin ulang tahun lagi .”
Nyonya terkejut, menatap pembantunya dengan bengong.
“Lho, kan sudah?” (enam bulan yang lalu)
“Iya, tapi ga apa deh, lagi…”
Roh, Putu Wijaya
11. 9. Judul yang memikat
Judul adalah cerminan dari isi
Provokatif
Relevan
tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang
panjang, tetapi berbentuk kata yang singkat.