2. I. FAKTOR PRODUKSI ALAMI
1.1 IKLIM & TOPOGRAFI & TINGGI TEMPAT
a. Masing-masing komoditi (tumbuhan
maupun hewan) menghendaki syarat
tumbuh sendiri-sendiri ada tanaman
dataran tinggi, ada tanaman dataran
rendah bahkan ada yang pantai.
Contoh : kina ,teh dataran tinggi
padi, jagung dataran
rendah
kelapa pantai
3. B. Ada tanaman / komoditi yang
metropolitan artinya di manapun bisa
produktif.
Contoh : tembakau dulunya tanaman
dataran tinggi, sekarang bisa tumbuh
di manapun
4. 1.2 KESUBURAN
a. Tanah yang subur secara kemis
maupun fisik lebih menguntungkan
bagi usaha pertanian
b. Kesuburan fisik lebih diutamakan
c. Kesuburan kemis mudah diperbaiki
5. 1.3 LOKASI
a. Pembangunan jalan mempermudah
saprodi sampai ke lokasi
b. Mempermudah hasil pertanian ke luar
6. II. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
DALAM USAHA PERTANIAN
2.1 TANAH
a. Faktor produksi yang penting, tempat
tumbuhnya tanaman dan ternak
b. Mempunyai sifat istimewa, mempunyai
nilai terbesar, tidak bisa diperbanyak,
bukan merupakan barang produksi dan tak
dapat dipindah-pindah
7. c. Peranan Tanah
1). Hubungan tanah dan manusia
a) Milik
b) Sewa Kesediaan petani
c) sakap
2). Letak tanah
a) fragmentasi
b) sebab-sebab
c) akibat-akibat
8. 3. Intensifikasi
4. Tingkat kesuburan
5. Luas
a) Luas total
b) Luas tanaman
c) Luas lahan pertanian
6. Lokasi
9. 2.2 TENAGA (MANUSIA)
a. Peranan Petani
1). manajer
2). juru tani
3). manusia biasa (anggota masyarakat)
b. Tenaga kerja
1). Dalam keluarga : petani beserta anak dan
istrinya
2). Luar keluarga : tenaga yang diupah
10. 3). Perbedaan
Urian Tenaga dalam
keluarga
Tenaga luar
keluarga
Keadaannya
a. jumlah given Variable
b. kelamin given variable
c. umur given variable
d. pekerjaan variable given
Sifatnya
a. kelamin heterogen homogen
b. umur heterogen homogen
11. c. Prestasi Tenaga Kerja Luar
1). Sistem upah
2). Kehidupan waktu kerja
3). Kehidupan sehari-hari
4). Kecakapan / ketrampilan
5). Umur tenaga kerja
12. d. Prestasi Tenaga Kerja Keluarga
1). Kebutuhan
2). Lamanya waktu kerja
3). Kehidupan sehari-hari
4). Kecakapan / ketrampilan
5). Umur tenaga kerja
13. KEGIATAN KERJA TENAGA KERJA
KELUARGA
UMUR
PERK
W
(THN)
P T K LAMANYA BEKERJA
(JAM/HARI/SEORANG
TENAGA KERJA)
LAMANYA BEKERJA
(JAM/HARI/KELUAR
GA
0 2 2 1 3 6
3 3 2 1,50 4,5 9
6 4 2 2 6 12
9 5 2 2,50 7,5 15
12 6 2 5 9 18
15 7 2 3,50 10,5 21
18 7 3 2,30 7 21
21 7 4 1,75 5,25 21
24 7 5 1,40 4,2 21
27 7 6 1,16 3 21
30 7 7 1 3 21
14. P
K =
T
K = Kegiatan kerja
P = Konsumen (pemakai)
T = Tenaga kerja
Kebutuhan keluarha 21 jam/Hari/Kel.
Jika telah terpenuhi maka prestasi menurun
15. e. Intensitas Tenaga Kerja
1). Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan
untuk mengusahakan satu jenis komoditi
per kesatuan luas.
2). Dapat diketahui dengan mencatat /
menghitung pada semua kegiatan
3). Satuannya JKP atau HKO
16. 4) Dipengaruhi oleh
a). Tingkat teknologi
b). Tujuan dan sifat usaha
c). Topografi dan jenis tanah
d). Jenis komoditi
17. f. Distribusi Tenaga Kerja
I
Vol.
Kegiatan II
----- bulan/waktu
Gambar : Distribusi Tenaga Kerja
Keterangan : Potensi I dan II
I
Vol.
Kegiatan II
----- bulan/waktu
Gambar : Distribusi Tenaga Kerja
Keterangan : Potensi I dan II
18. a). Ada kekurangan, ada kelebihan
b). Ada pengangguran musiman
c). Diatasi dengan :
1). Crapping system
2). Teknologi yang menyerap tenaga
3). Deversifikasi
4). Off-farm activities
5). ransmigrasi
19. g. Efisinesi Tenaga Kerja
1. Σ produksi per ha
= kg/HKO
Σ tenaga kerja per ha
2. Σ produksi X harga
= RP/HKO
Σ tenaga kerja
3. Luas usahatani
= HKO/Hari/ha
Σ tenaga kerja per hari
20. h. Contoh :
Usahatani Luar Usahatani Rata-rata
1. 20 ku 800 HKO Rp. 10.500/HKO
200HKO @ Rp.10.000/HKO
@ Rp 1250,00/kg
2. 35 ku 400 hko Rp. 8.375/HKO
600 HKO @ Rp 10.000/HKO
@ Rp 1250/kg
3. 50 ku – Rp 6250/HKO
1000 HKO
@ Rp 1250/kg
21. 2.3 MODAL DAN PERALATAN
1. Arti ekonomi
Modal -- barang ekonomi
untuk memproduksi kembali
untuk mempertahankan
pendapatan.
22. 2. Sifat
Modal -- substitusi faktor produksi
tanah dan tenaga kerja
a). Land saving capital (intensifikasi)
b). Labor saving capital (mekanisasi)
c). Mempertinggi tenaga kerja
d). Mempertinggi efisiensi
23. 3. Kegunaan
a). Aktif (pupuk)
b). Pasif (gudang, kantong, karung)
4. Waktu
a). Produktif (pupuk)
b). Prospektif (investasi terasiring)
5. Fungsi (PENTING!!)
a). Modal tetap
b). Modal tidak tetap
24. Konsekuensi Modal Tetap
a). Biaya Bunga
b). Biaya Penyusutan
c). Biaya Asuransi
d). Biaya Pemeliharaan
e). Biaya Komplementer
Modal Tetap
Tanah-Bangunan-Traktor-Berbeda
26. III. MACAM USAHA PERTANIAN
3.1 Ada tiga macam :
a. Usaha / Perusahaan (enterprice)
b. Usahatani (family farm)
c. Model PIR
27. 3.2 Perbedaan antara perusahaan pertanian
dengan usahatani keluarga
a. Tujuan akhir
b. Bentuk hukum
c. Luas usaha
d. Jumlah modal per kesatuan luas
e. Jumlah tenaga kerja per kesatuan luas
f. Unsur usahatani
g. Sifat usaha
h. Pemanfaatan hasil-hasil penelitian
28. 3.3 Model PIR
a. Perusahaan Inti
b. Plasma
c. Aturan main & kewajiban masing-masing
Contoh : PT Pagilaran sebagai Inti Petani teh
sekitasnya sebagai plasma
29. IV. PERMASALAHAN DALAM MANAJEMEN
USAHA PERTANIAN
4.1 Penentuan Komoditas
a. Keadaan fisik : iklim, jenis tanah,
ketinggian tempat dsb.
b. Teknis : pengetahuan, ketrampilan,
sarana prasarana penunjang, bisa
diadakan.
c. Ekonomis: permintaan pasar, paling
menguntungkan
30. d. Sosial : tidak melanggar norma, bisa
diterima lingkungan
e. Lain-lain : pengendalian hama dsb.
4.2 Cara mengusahakan :
a. Komersial, orientasi pasar
b. Subsistance/transisi
31. 4.3 Cara penjualan / pemasaran
a. ijon
b. Tebasan
c. Panen – jual
d. Panen – simpan – jual
e. Panen – simpan – olah - jual
32. 4.4 Ketidak pastian
a. Input ----- relatif lebih stabil
b. Output ----- tidak stabil / fluktuatif
---- analisis sensitivitas
analisis BEP harga
dsb.
33. V. BIAYA DALAM USAHA PERTANIAN
1). Biaya Investasi : semua biaya yang
dikeluarkan sampai dengan
berproduksi --- komoditi tahunan ?
--- komoditi musiman ?
2). Biaya produksi : semua biaya yang
diperlukan dalam proses produksi
untuk menghasilkan produk
34. 3). Opportunity cost : pendapatan yang tak jadi
diterima sebab cost di pakai usaha lain yang
lebih menguntungkan
Contoh:
Biaya Tetap suatu modal tetap *)
1). Penyusutan
2). Bunga
3). Perbaikan
4). Pajak
5). Asuransi
36. 1. Sapi perah/karet dsb.
P P P P PI0 PI0 PI0 PI0
*
0
Beranak yang pertama
diperah yang pertama
- Biaya investasi
total Rp x ,- Biaya operasional (o) +
- Dibebankan pada sebagian dari biaya investasi =
tiap periode sebesar penyusutan -- (o + p )
penyusutan (P)
37. Biaya produksi periode ybs (setelah beranak pertama)
1. pakan (hijauan, komsentrat)
2. obat, vaksin, vitamin biaya variabel ?
3. tenaga kerja langsung
4. dsb.
Penyusutan -- nanti masuk dalam biaya tetap dsb *)
Total biaya produksi
1). Biaya variabel
2). Biaya tetap
38. VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
DAN KEUNTUNGAN
6.1 Cara Nominal -- lihat diktat
Pendpt. Kotor - Biaya = Pendpt. Petani
6.2 Pendekatan Futura Value:
Segala perhitungan dibawa ke nanti
pada waktu panen/menghasilkan
39. Future Value (FV)
FV = P (1+I) t - P = 100,
i = 6% per tahun
t = 3 th
FV = 100 + (1+0,6)3.119,10.
40. Bisa lihat tabel compound faktor (CF)
Tahun Rp CF Nilai th 6%
0 100 1
1 1,06
2 1,1236
3 1,1910 100(1,191) Rp 119,10
3 1,191
41. 6.3 Pendekatan Present Value
P P = 100 th 6%
PV = i = 6%/th
(I + i)t
t = 3 th 3 0,83%
Lihat tabel discount faktor (DF) Rp. 100 yang
akan datang (3th lagi) jika sekarang ?
42. 6.4 NILAI UANG
TIME VALUE OF MONEY ( TINGKAT BUNGA
BERPENGARUH PADA NILAI UANG TERKAIT
DENGAN WAKTU)
METODE METODE
PRESENT VALUE FUTURE VALUE
I
Po = Pt . Pt = Po ( I + i ) t
(I + I ) t
43. I
= DF (I + i)t
= CF
(I + i)t
Discount Factor Compounding Factor
TAHUN DF (i = 6%) TAHUN CF(i=6%)
0 1 0 1
1 0,943 1 1,060
2 0,890 2 1,123
3 0,839 3 1,191
44. Jika uang Rp 1.000.000,- yang akan diterima
pada tahun , ke satu, dua dan tiga berapa
nilainya sekarang
Tahun
0 Rp 1.000.000,- x 1 = Rp 1.000.000,-
1 Rp 1.000.000,- x 0,943 = Rp 943.000,-
2 Rp 1.000.000,- x 0,890 = Rp 890.000,-
3 Rp 1.000.000,- x 0,839 = Rp 839.000,-
45. Jika Rp 1.000.000,- sekarang, berapa nilai ,
tahun ke satu, dua, tiga :
Tahun
0 Rp 1.000.000,- x 1 = Rp 1.000.000,-
1 Rp 1.000.000,- x 1,060 = Rp 1.060.000,-
2 Rp 1.000.000,- x 1,123 = Rp 1.123.000,-
3 Rp 1.000.000,- x 1,191 = Rp 1.191.000,-
53. BIAYA AMORTISASI
Biaya Pengembalian Investasi diperhitungkan
pertahuan terdiri atas :
pokok investasi + bunganya, lalu dibebankan
pada proses produksinya
i(1+i)t
BA = P.
(1+i)t
- 1
54. P = nilai investasi = 1.000.000,-
i = tingkat bunga = 10%
t = umur investasi = 5 tahun
Lihat tabel CRF (Capital Recovery Factor) pada t = 5
dan i = 10% --- = 0,263797
Biaya amortisasi = Rp 1.000.000 (0,263797)
= Rp 263.797/th
55. ANDA PUNYA TABEL
1. PRESENT VALUE (Discount Factor)
2. FUTURE VALUE ----- DF
(Compounding Factor) ----- CF
3. AMORTISASI (Capital Recovery Factor)
------ CRF
58. VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN
7.1 Pengertian
a. Pendapatan = Penerimaan – Biaya
I = P.Q - TC
P = harga produk (Rp/kg)
Q = jumlah produk (kg)
TC = Biaya saprodi, tenaga kerja luar, bunga kredit,
sewa lahan, penyusutan, iuran air, pajak dsb. (Rp)
59. b. Keuntungan (¶) = Pendapatan – Bunga Modal
Sendiri dan upah tenaga keluarga
7.2 Perhitungan:
a. Output, produk. (Q)
Lihat bab VI, produksi total sebelum dikurangi
apapun
60. b. Harga output (P)
- Harga rata-rata jika penjualan produksi
tidak hanya sekali saja
- Harga/taksiran jika tidak dijual
- Harga borongan/tebasan tetapi bukan
harga Rp/kg langsung penerimaan ( R ).
c. Biaya produksi ( TC )
TC = Vc + Fc
( perhitungan / contoh di Bab VIII )
61. VIII. EVALUASI USAHA
PERTANIAN
A. USAHA KACANG TANAH
1. Luas Tanam 0,18 ha
2. Produksi 711,94 kg
3. Harga Rp 3.288,90/kg; Nilai Produksi
Rp 2.341.493,-
62. 4. Biaya Produksi
- Benih Rp 184.155,-
- Pupuk kimiawi 84.695,-
- Pupuk Organik 526.167,-
- Pestisida 44.216,-
- TK luar keluarga 91.510,-
- TK mesin 64.690,-
- Lain-lain 71.470,-
Total Rp 1.066.903,-
+
63. 5. Pendapatan Petani
(Rp 2.341.493 – Rp 1.066.903) =
Rp 1.272.590
Nilai rendeng :
Rp 1.274.590 + 257.000 = Rp 1.531.590,-
64. B. KELAYAKAN USAHA
a. Upah tenaga kerja keluarga Rp 162.922
b. Tenaga kerja total
tk. Kel + tk dari luar 45,57 KHO
c. Keuntungan (¶)
(1.274.590-162.922 Rp 1.111.668
d. Nilai sewa lahan/musim 287.000
65. -R / C > 1
- ¶ / C > bunga bank
- Produktivitas tenaga kerja
- Pendapatan > sewa lahan
* ) tanpa rendeng.
66. C. KELAYAKAN USAHATANI KACANG
TANAH
Usahatani kacang tanah yang dianalisis
dalam hal ini adalah usahatani kacang tanah
musim tanam.
Dalam analisis limbah berupa rendeng atau
hijauan ternak tidak diperhitungkan.
67. a. Analisis Pendapatan.
1. Luas Tanam 0,18 ha
2. Penerimaan
- Produksi total 711,94 kg
- Harga produk Rp 3.288,90
- Nilai produksi (2) Rp 2.341.492,35
68. 3. Biaya Produski
- Benih Rp 184.155,50
- Pupuk kimiawi Rp 84.694,75
- Pupuk Organik Rp 526.166,70
- Pestisida Rp 44.216,60
- Tenaga kerja luar keluarga Rp 91.511,-
- Tenaga mesin Rp 64.688,90
- Lain-lain Rp 71.470,-
- Total biaya produksi (3) Rp 1.066.903,50
69. 4. Pendapatan Petani
( 2 – 3 ) Rp 1.274.588,85
5. Pendapatan petani per hektar
Rp 7.081.049,20
6. R / C ratio 2,194
70. Dari hasil perhitungan tersebut nampak
bahwa pendapatan petani cukup besar, hal ini
disebabkan karena produktivitas yang tinggi
yaitu sekitar 3.955 kp per hektar dan harga
jual di tingkat petani cukup tinggi. Dengan
demikian jika tenaga kerja keluarga sendiri
sebesar Rp 162.920,- dimasukkan sebagai
komponen biaya produksi maka pendapatan
tetap positif.
71. b. Analisis BEP
Analisis BEP meliputi BEP dalam nilai
produksi (Rp), BEP kuantitas produksi (kg) dan
BEP harga (Rp/kg).
- Biaya tetap (Fc) Rp 71.470,95
- Biaya variabel total (Vc) Rp 995.433,60
- Biaya variabel per unit Rp 1.398,20/kg
- Harga produksi (P) Rp 3.288,90
- Nilai produksi total (S) Rp 2.341.492,35
- Produksi total (Q) 711,94 kg
74. Dari hasil perhitungan tersebut
nampak bahwa usahatani kacang tanah
mengalami break event atau petani tidak
untung dan tidak rugi, jika nilai
produksi yang diterima petani sebesar
Rp 124.340,60 per musim, produksi
sebesar 37,80 kg dan harga jual di tingkat
petani sebesar Rp 1.498,60/kg.
75. c. Analisis Perubahan Harga
Analisis ini fokusnya pada perubahan
harga produk karena pada umumnya harga
faktor produksi lebih stabil dibandingkan
harga produksinya. Dengan kata lain biaya
produksi relatif stabil sedangkan nilai
produksi berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi
harga produk.
76. Perhitungan sebagai berikut :
- Harga produk (P) saat penelitian = Rp 3.288,90/kg
- Harga produk (P) saat BEP : Rp 1.498,60/kg
- Harga produk (P) saat BEP adalah sebesar 45,56%
dari harga riil saat penelitian. INI berarti bahwa jika
terjadi penurunan harga melebihi 54 ,44% maka
petani kacang tanah menderita kerugian.
77. Sebagai contoh:
(1) Harga turun 25% sehingga menjadi Rp 2.466,70/kg
Nilai produksi: 711,94 x Rp 2.466,70 = Rp 1.756.142,40
Biaya produksi total = Rp 1.066.903,50
Petani masih untung sebesar = Rp 689.238,90
(2) Harga turun 55% sehingga menjadi Rp 1.480,-/kg
Nilai produksi: 711,94 x Rp 1.480,- = Rp 1.053.671,20
Biaya produksi total = Rp 1.066.903,50
Petani masih untung sebesar = Rp 13.238,90
-
-
78. Dari hasil perhitungan tersebut
nampak bahwa jika terjadi penurunan
harga tidak melewati 54,44% maka petani
tidak rugi.
Bagi pihak yang berwenang yang punya
perhatian pada petani angka 54,44% merupakan
angka kritis, artinya jika ada kecenderungan
penurunan harga mendekati angka tersebut maka
segera harus ditindak lanjuti supaya petani aman
dari resiko kerugian.
79. d. Analisis Kelayakan Usahatani kacang Tanah
Untuk menganalisis kelayakan usahatani kacang
tanah ini, diperhitungkan dalam dua macam perhitungan
yaitu jika limbah berupa “ rendeng “ atau hijauan makan
ternak tidak dimasukkan dan jika dimasukkan sebagai
penambah pendapatan petani.
Kriteria yang digunakan dalam anaslisi kelayakan
usahatani kacang tanah ini adalah R/C ratio,
produktivitas (¶/C ratio), produktivitas tenaga kerja serta
ukuran sewa lahan.
80. Suatu usahatani kacang tanah di katakan layak jika :
1). R/C ratio > 1
2). ¶/C ratio > bunga bank
3). Produktivitas tenaga kerja > upah yang berlaku
4). Pendapatan petani > sewa lahan
81. 1. Perhitungan sebagai berikut:
a. Nilai produktivitas ( R ) Rp 2.341.492,35
b. Total biaya produksi ( C ) Rp 1.066.903,50
c. Pendapatan petani (R-C) Rp 1.274.588,85
d. Upah tenaga kerja keluarga Rp 162.922,-
e. Penggunaan tenaga kerja total 45,57 HKO
f. Keuntungan (c-d) Rp 1.111.666,85
g. Nilai sewa lahan Rp 287.000,-
h. Nilai “ rendeng “ Rp 257.000,-
82. 2. Kriteria sebagai berikut : (tanpa rendeng)
a. R/C ratio =
b. (¶/C ratio)=
c. Produktivitas tenaga kerja :
d. Pendapatan petani (Rp 1.274.588,85) sewa lahan
(Rp 287.000) --- layak
layak
Rp
Rp
>−−−>= 1194,2
50,903.066.1
35,492.341.2
layak
Rp
Rp
>−−−>= %820,104
50,903.066.1
85,666.111.1
layakHKORpHKORp
HKORp
Rp
>−−>−= /000.10/,382.51
57,45
35,492.341.2
83. Dari ke empat kriteria tersebut, usahatani kacang tanah
layak untuk dikembangkan .
“dengan rendeng”
a. R/C ratio =
b. ¶/C ratio =
c. Produktivitas tenaga kerja :
layak
Rp
Rp
>−−−>= 1435,2
50,903.066.1
35,492.598.2
layak
Rp
Rp
>−−−>= %809,131
50,903.066.1
85,666.398.1
layakHKORpHKORp
HKORp
Rp
>−−>−= /000.10/,022.57
57,45
35,492.598.2
84. d. Pendapatan petani (Rp 1.531.589) > sewa lahan
(Rp 287.000) --- layak
Dari ke empat kriteria tersebut, usahatani
kacang tanah layak untuk dikembangkan.
85. IX. RELATIONSHIP
Faktor – product
1. Kenaikan hasil tetap
2. Kenaikan hasil tambah
3. Kenaikan hasil berkurang
4. Kombinasi
Y
Y
Y
Y
Y
X
X
X
88. Factor-factor Relationship
1. Hubungan dengan daya substitusi tetap:
Penambahan faktor produksi yang satu akan
menyebabkan pengurangan faktor produksi yang
lain dalam jumlah yang tetap dan jumlah produksi
yang dihasilkan tak berubah.
2. Hubungan komplementer :
Bila pemakaian faktor produksi yang satu lebih
besar dari seharusnya tak mempengaruhi produksi
yang dihasilkan
89. 3. Hubungan dengan daya substitusi berkurang:
Bila salah satu faktor produksi bisa mensubstitusi
yang lainnya tapi jumlah yang bisa disubstitusi
tersebut makin lama makin kecil.
Kombinasi optimum :
2
1
1
2
Px
Px
x
x
=
∆
∆
1
2
x
x
∆
∆
2
1
Px
Px
= daya substitusi x1 terhadap x2
= perbandingan harga x1 dengan x2
90. Product-product Relationship
1. Joint products:
Hubungan dua macam produksi yang
selalu dihasilkan bersama-sama, antara
keduanya tak ada daya desak. Dalam
batas tertentu sejumlah produksi pertama
selalu diikuti oleh produksi ke dua
yang telah tertentu pula -- tak masalah.
(contoh)
91. 2. Complementary product:
Kenaikan produksi yang satu diikuti oleh
kenaikan produk yang lainnya, dengan
pemakaian faktor produksi tertentu. Daya
desak y1 terhadap y2 selalu bertanda positif.
--- tak ada masalah (contoh)
92. 3. Competitive products:
Kenaikan produksi yang satu selalu diikuti
oleh penurunan produk yang lainnya. Daya
desak y1 terhadap y2 selalu bertanda negatif :
a. Produk bersaing dengan daya desak tetap:
yaitu besarnya Δy2/Δy1 pada tiap kombinasi
y1 dan y2 selalu tetap.
contoh: varietas tanaman biji-bijian yang sama
(padi dan jagung)
93. b. Produk bersaing dengan daya desak yang
harga mutlaknya semakin kecil
c. Produk bersaing dengan daya desak yang
harga mutlaknya semakin besar
1
2
y
y
∆
∆
1
2
y
y
∆
∆
makin kecil
makin besar