1. Tugas MK Ekonomi Produksi (ESL 212)
Kelas Jumat pukul 13.00
Efisiensi dan Analisis Pendapatan pada Usahatani Sayuran Cisarua, Bogor
Oleh :
Ans Shinta Pancarini (H14120013)
Falikhakh Nur Baeti (H14120041)
Faizal Anugrah W. (H14120068)
Reni Armidah (H14120093)
Vivi Safriani (H14120095)
Faris Muhammad R. (H44130058)
Asisten Dosen : Dea Amanda, S.E
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
2. KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah menganugrahkan segala nikmat dan petunjuk-Nya. Sholawat serta salam
senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ekonomi Produksi.
Makalah mata kuliah Ekonomi Produksi ini akan membahas mengenai hasil
tinjauan pustaka tentang Analisis produksi dan analisis pendapatan. Penyusun
mencoba membahas mengenai hal tersebut dalam makalah yang berjudul “Efisiensi
dan Analisis Pendapatan pada Usahatani Sayuran Cisarua, Bogor ”. Pada
kesempatan ini penulis dengan hati tulus ikhlas ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Hatuti sebagai dosen mata kuliah Ekonomi
Produksi dan Dea Amanda sebagai Asisten Parktikum ekonomi produksi kami.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Penyusun memohon maaf atas segala ketidak sempurnaan
penyusunan makalah ini. Wassalam.
Bogor, 16 Mei 2015
Penyusun
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang .................................................Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah............................................Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan...............................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Teori Produksi..................................................Error! Bookmark not defined.
2.2 Teori Biaya Produksi........................................Error! Bookmark not defined.
2.3 Teori Pendapatan..............................................Error! Bookmark not defined.
BAB III ISI...............................................................................................................7
3.1 Gambaran umum lokasi turun lapang .............Error! Bookmark not defined.
3.1.1 Lokasi dan Keadaan wilayah turun lapang .........Error! Bookmark not
defined.
3.1.2 Karakteristik Responden......................Error! Bookmark not defined.
3.1.2.1 Pelaku Usahatani Peternak ................Error! Bookmark not defined.
3.1.2.2. Luas lahan pelaku usahatani peternak .............Error! Bookmark not
defined.
3.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Susu .......Error! Bookmark not
defined.
4. 3.3. Analisis Pendapatan Pelaku Usahatani (Tunai dan Total) ....Error! Bookmark
not defined.
3.3.1 Analisis Penerimaan peternak ...................Error! Bookmark not defined.
3.3.2Analisis Struktur Biaya Usahatani .............Error! Bookmark not defined.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................19
4.1 Kesimpulan.......................................................Error! Bookmark not defined.
4.2 Saran.................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................vi
LAMPIRAN ...........................................................................................................20
5. DAFTAR TABEL
Tabel 1. Input operasional/input variabel per 3 bulan produksi
Tabel 2. Input operasional/input tetap per periode produksi (peralatan)
Tabel 3. analisis pendapatan pelaku usahatani wortel
7. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
“Pertanian adalah hidup mati suatu bangsa” itu sepenggal ucapan Bung
Karno ketika meresmikan Institut Pertanian Bogor. Pertanian sangat penting untuk
semua orang dia bisa menghasilkan uang, menimbulkan perang, membuat
perdamaian dan tentu saja memberi makan semua orang.
Indonesia adalah Negara agraris (pertanian), beragam tanaman bisa ditanam
disini dari mulai tanaman dataran tinggi sampai dataran rendah. Banyak masyarakat
yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Ada yang menggunakan
lahannya sendiri ada juga yang menjadi buruh tani yang menyewa lahannya ke
orang lain, itu semua dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup petani dan
masyarakat.
Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua adalah daerah dataran tinggi.
Kebanyakan masyarakat disana bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang
komoditas pertanian. Mayoritas para petani menanam wortel dan daun bawang.
Kenapa wortel ? karena daerah tersebut dekat dengan objek wisata Taman Safari,
demand untuk wortel sangat tinggi karena satwa di Taman Safari diberi makan
wortel. Jadi petani Desa Cibeureum mayoritas menanam wortel. Selain dekat
dengan objek wisata alasan memilih komoditas wortel karena perawatannya yang
mudah dan sesuai suhu daerahnya.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana gambaran lokasi dan pelaku usahatani wortel di Desa
Cibeureum ?
8. 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi wortel ?
3. Bagaimana analisis pendapatan usahatani wortel ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui gambaran umum lokasi dan pelaku usahatani wortel di Desa
Cibeureum.
2. Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
wortel di Desa Cibeureum.
3. Menganalisis pendapatan usahatani wortel di Desa Cibeureum.
9. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Ekonomi Produksi
Teori Produksi Daniel (2002) dalam usahatani faktor produksi
mencakup tanah, modal dan tenaga kerja. Tanah merupakan faktor kunci dalam
usaha pertanian. Tanpa tanah rasanya mustahil usaha tani dapat dilakukan. Dalam
tanah dan sekitar tanah banyak lagi faktor yang harus diperhatikan, katakan luasnya,
topografinya, kesuburannya, keadaan fisisknya, lingkungannnya, lerengnya, dan
lain sebagainya. Dengan mengetahui keadaan semua mengenai tanah, usaha
pertanian dapat dilakukan dengan baik.
Faktor produksi mempunyai peranan penting dalam melaksanakan
usahatani. Pemilikan lahan yang semakin luas memberikan potensi yang besar
dalam mengembangkan usahatani. Modal juga mempunyai peranan penting,
digunakan untuk membeli sarana produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan dan
lain-lain. Faktor produksi ini sangat mempengaruhi besar-kecilnya biaya yang
dikelurakan dan produksi yang diperoleh. Dalam berbagai pengalaman 4
menunujukkan bahwa faktor produksi lahan, tenaga kerja dan modal adalah faktor
penting diantara faktor produksi lainnya (Soekartawi, 1995).
Ekonomi Produksi dalah aplikasi teori ekonomi untuk analisis penggunaan
sumberdaya dalam proses produksi pada tingkat perusahaan (usaha pertanian),
merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip mikroekonomi dalam bidang pertanian
serta menjelaskan konsep biaya, hubungan input-output dan maksimisasi profit atau
minimisasi biaya.
10. Fungsi dan Kurva Produksi
Menggambarkan hubungan teknis antara output (Y) dengan input (X). Secara
matematis dapat ditulis : Y = f (X1, X2, …, Xn/ Zk)
dimana : Y = output (produk)
f = fungsi (menunjukkan bentuk hubungan yang mengubah input
menjadi output)
Xi= input variabel (i = 1, …, n)
Zk= input tetap (k =1,…, m)
Y(output)
Ym M
Yc C Tp (Total Product)
0 Xc Xm (input)
Gambar 2.1 Kurva Produksi
2.2 Teori Biaya Produksi
Suatu model fungsi biaya (cost function) dapat digunakan untuk
menilai tingkat pencapaian efisiensi usahatani. Asumsi dasar yang harus dipenuhi
dalam melakukan analisis fungsi biaya, yaitu: Pertama, aspek usahatani merupakan
unit analisis biaya. Kedua, harga masukan (input) dan produksi (output) sebagai
variabel faktor-faktor yang mempengaruhi biaya (Hartono, 2002).
X1/ZK
11. Adalah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar
input yang dipakai dalam menghasilkan produknya.
Biaya Produksi Total dapat terdiri dari :
- Fixed costs ( TFC) : adalah biaya yang tidak berubah besarnya dengan
berubahnya jumlah produksi yang dihasilkan.
- Variable costs (TVC) : adalah biaya yang besarnya berubah sejalan dengan
perubahan jumlah produksi yang dihasilkan.
Total Fixed Costs (TFC)
Total Variable Costs (TVC) = Px.X
Total Costs (TC) = TFC + TVC
= TFC + Px.X
Biaya Marjinal (Marginal Cost/MC) adalah perubahan Biaya Total (∆TC)
akibat perubahan satu unit output (∆Y).
2.3 Teori Analisis Penerimaan dan Pendapatan
Menghitung Penerimaan Usahatani untuk menghitung penerimaan
usahatani yaitu dengan mengalikan jumlah produksi per hektar dengan
harga jual per satuan kg,
yang dirumuskan :
TR = P X Q
Keterangan :
TR = Penerimaan usaha tani wortel (Rp)
P = Harga produksi wortel (Rp/Kg)
Q = Hasil produksi wortel (Kg)
Menghitung Pendapatan Usahatani Untuk menghitung pendapatan
usahatani yaitu dengan menghitung selisih penerimaan dan biaya usaha tani
yang dirumuskan :
12. ∏ = TR –TC
Keterangan :
∏ = Pendapatan usaha tani (Rp)
TR = Penerimaan usaha tani wortel (Rp)
TC = Total Biaya usaha tani (Rp)
Besarnya pendapatan yang diterima merupakan balas jasa atas tenaga kerja,
modal yang dipakai, dan pengelolaan yang dilakukan. Balas jasa yang diterima
pemilik faktor produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu misalnya satu musim
tanam atau satu tahun. Pendapatan usaha yang diterima berbeda untuk setiap orang,
perbedaan pendapatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktorfaktor ini ada
yang masih dapat diubah dalam batas-batas kemampuan petani atau tidak dapat
diubah sama sekali. Faktor yang tidak dapat diubah adalah iklim dan jenis tanah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan dan dapat dilakukan perbaikan
untuk meningkatkan pendapatan adalah luas lahan usaha, efisiensi kerja, dan
efisiensi produksi
13. BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum Lokasi Turun Lapang
3.1.1. Lokasi dan keadaan wilayah turun lapang
Desa Cibeureum merupakan salah satu desa yang berada di wilayah
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Luas wilayah Desa
Cibeureum adalah 1.128,62 Ha. Lokasi perusahaan terletak + 2 km dari jalan
raya yang menghubungkan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Cianjur.
Lokasi perusahaan cukup strategis dan dapat dilalui dengan kendaraan roda dua
maupun roda empat.
KUD Giri tani berdiri sejak 26 Maret 1973 dan telah berbadan hukum
pada tahun 1997. Koperasi tersebut memiliki 125 anggota aktif yang tersebar
pada 6 kelompok tani. Salah satu kelompok tani yang akan di analisis adalah
kelompok tani Kabita.
3.1.2. Karakteristik responden
3.1.2.1. Pelaku usahatani sayur
Responden atau pelaku usahatani sayur khususnya
komoditi wortel bernama Bapak H.Misbah. Beliau berusia 49
tahun, di rumah ia tinggal hanya bersama istri. Memiliki 3 orang
anak, dua anaknya sudah berkeluarga dan satu lagi sedang
menuntut ilmu di salah satu Pondok Pesantren yang ada di Bogor.
14. Jadi saat ini beliau hanya mempunyai satu tanggungan anak yang
masih bersekolah. Pengalaman bertani Bapak H.Misbah sudah
mencapai 25 tahun, bukan waktu yang singkat bagi seorang
petani. Bertani adalah pekerjaan utama bagi keluarga Bapak
H.Misbah, dari pengahasilan bertani secara layak atau cukup ia
mampu menghidupi keluarganya.
Bapak H.Misbah tergabung sebagai anggota kelompok
tani Kabita baru di tahun 2015. Namun sudah bergabung dalam
KUD Giri Tani sejak 20 tahun yang lalu. Selain usahatani wortel,
Bapak H.Misbah juga terkadang produksi daun bawang. Tetapi
pada saat ini sedang fokus di usahatani wortel.
3.1.2.2. Luas lahan pelaku usahatani
Keluarga Bapak H.Misbah memilki lahan usahatani
berupa kebun yang digarap sendiri seluas 3.000 m2. Status
usahatani adalah milik sendiri dan modal awal yang digunakan
juga berasal dari uang sendiri. Pajak yang harus dibayarkan
karena lahan adalah milik sendiri adalah sebesar Rp 600.000 per
tahun. Usahatani Bapak H.Misbah merupakan usahatani yang
bersifat semiorganik. Waktu tanam yang digunakan untuk
usahatnai wortel ini yaitu selama 3 bulan.
3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Sayuran
Ada beberapa alasan kenapa keluarga Bapak H.Misbah melakukan
usahatani wortel :
Biaya yang digunakan untuk produksi lebih murah
Bahan-bahan yang digunakan mudah didapatkan
15. Tanaman wortel itu lebih subur dan lebih cepat untuk
dipanen
Harga komoditas wortel termasuk tinggi
Memenuhi kebutuhan keluarga
Selain dari alasan diatas, usahatani wortel yang dilakukan oleh keluarga
Bapak H.Misbah ada bebrapa faktor lain (input) yang digunakan dalam produksi
wortel. Tabel dibawah ini akan memperlihatkan input apa saja yang dipakai.
Tabel 3.2.1. Analisis input dan biaya produksi
1. Input operasional/input variabel per 3 bulan produksi
Jenis Input Satuan Volume Harga/unit Total Nilai
A. Benih 6 botol @100 ml Rp
100.000/botol
Rp 600.000
B. Pupuk
organik
(Pupuk
kandang)
30 karung @25 kg Rp
15.000/karung
Rp 450.000
C. Pupuk
anorganik
(Pupuk
Urea)
2 bal @1 kwintal Rp
150.000/bal
Rp 300.000
D. Pupuk
anorganik
(TSP)
1 bal @50 kg Rp
150.000/bal
Rp 150.000
16. E. Obat-
obatan
(Kurakon)
1 kotak Rp
30.000/kotak
Rp 30.000
F. Total Rp
1.530.000
2. Input operasional/input tetap per periode produksi (peralatan)
Uraian Satuan Jumlah
Fisik
Harga
per
satuan
Total
nilai
Umur
teknis
keterangan
Cangkul buah 1 Rp
150.000
Rp
150.000
1 tahun
Sprayer buah 1 Rp
400.000
Rp
400.000
25 tahun Masih ada
sampai
sekarang,
belum
pernah
diganti
Babadan buah 1 Rp
6.000
Rp
6.000
1 tahun
Total Rp
556.000
17. 3. Tenaga Kerja
Ada beberapa tahapan dalam proses produksi usahatani wortel, antara lain:
Persiapan lahan
Sebelum berproduksi, Bapak H.Misbah terlebih dahulu menyiapkan
lahan dengan cara membersihkan lahan tersebut, lalu mulai
melakukan pengolahan.
Persemaian
Kegiatan dari persemaian antara lain penanaman benih, pemupukan,
dan pembuatan bedengan atau membuat petak.
Penanaman
Melakukana penanamana
Pemeliharaan
Tanaman wortel termasuk tanaman yang harus dipelihara setiap
harinya. Pemeliharaan dengan cara membersihakan lahan atau
tanaman dari gulma atau dari rumput yang dapat mengganggu proses
tumbuhnya wortel. Memberikan obat untuk membunuh hama pada
tanaman wortel.
Pemanenan
Masa panen adalah masa yang sangat ditunggu oleh para petani.
Setelah panen wortel kemudian diangkut untuk dijual ke pasar.
Dalam usahatani Bapak H.Misbah masa panen dilakukan langsung
oleh pembeli (tengkulak) yang kemudian akan dijual di daerah
sepanjang jalan masuk ke Taman Safari.
Dari beberapa tahapan produksi wortel tersebut diatas, Bapak
H.Misbah hanya memerlukan 1 (satu) tenaga kerja dari luar keluarga, yakni
pada proses pemeliharaan. Bapak H.Misbah mempekerjakan seorang
wanita untuk memelihara tanaman wortelnya setiap hari. Tenaga kerja
tersebut bekerja selama 5 jam per hari dengan gaji Rp 22.500 per hari.
Sehingga total yang dibayarkan oleh Bapak H.Misbah untuk membayar
karyawannya sebesar Rp 675.000 per bulan. Sisanya semua kegiatan
produksi tersebut beliau lakukan bersama istri.
18. 3.3. Analisis Pendapatan Pelaku Usahatani
Penerimaan usahatani dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti luas
usahatani jenis dan harga komoditi usahatani yang diusahakan. Pendapatan
usahatani merupakan selisih dari penerimaan wortel dan biaya usahatani wortel
dalam satu kali musim tanam. Sebuah perusahan dikatakan memaksimalkan laba
totalnya dalam jangka pendek jika selisih antara penerimaan total (Total Revenue,
TR) dengan biaya totalnya (Total Cost, TC) paling besar. Harga rata-rata wortel
sekarang adalah Rp 2000 per kilogramnya dengan produksi dari 3000 m2 di buat 10
petak dan menghasilkan 6 ton atau 6000 kilogram wortel. Sehingga diperoleh
penerimaan sebesar Rp 6.000.000 per periode produksi.
Tabel 3.3.1. Tabel analisis pendapatan pelaku usahatani wortel
Uraian Jumlah atau Total Nilai
Input Variabel Rp 1.530.000
Input Tetap Rp 556.000
Tenaga Kerja Rp 675.000
Total Nilai Input yang digunakan (TC) Rp 2.761.000
Total Penerimaan (TR) Rp 6.000.000
Dari tabel diatas, kita dapat menghitung total pendapatan yang diterima oleh Bapak
H.Misbah dalam satu periode produksi wortel dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Π = TR – TC
Π = Rp 6.000.000 – Rp 2.761.000
Π = Rp 3.239.000
3.3.1. Kendala yang di Hadapi Petani
Awalnya petani Bapak H.Misbah tidak merasakan kendala apapun, karena
setiap pekerkjaan yang ia lakukan selalu dibawa happy (senang). Akan tetapi zaman
semakin lama semakin maju, dan Bapak H.Misbah pun merasakan akan kurangnya
tenaga kerja yang dapat membantunya dalam proses produksi tanaman wortel.
19. Kurangnya minat tenaga kerja di bidang pertanian dikarenakan upah yang terlalu
rendah. Akibatnya, masyarakat sekitar lebih baik mencari pekerjaan di kota dengan
upah yang cukup tinggi dan meninggalkan desanya.
Selain kendala dari tenaga kerja, Bapak J.Misbah juga menaruh harapan
kepada pemerintah saat ini agar para petani di desa Cibereum mendapatkan
perhatian yang lebih guna meningkatkan kualitas produksi pertanian. Bantuan yang
sangat dibutuhkan oleh petani Bapak H.Misbah adalah bantuan berupa uang tunai,
karena mereka lebih mengetahui apa yang sedang dibutuhkan dan mereka bisa
mengelola sendiri uang tersebut sesuai dengan kebutuhan produksinya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa Usahatani Bapak
H.Misbah memilki lahan usahatani berupa kebun yang digarap sendiri seluas
3.000 m2 dengan modal awal yang digunakan berasal dari uang pribadi dan
pajak yang harus dibayarkan karena lahan adalah milik pribadi adalah sebesar
Rp 600.000 per tahun serta jenis usahatani yang bersifat semiorganik.
Penerimaan yang diperoleh petani dalam usaha tani wortel bapak H. Misbah
adalah sebesar Rp 6.000.000 per priode panen dengan beberapa biaya input
variable sebesar Rp. 1.530.000, biaya input Tetap sebesar Rp 556.000 dan upah
tenaga kerja Rp 675.000 sehingga dapat kita ketahui jumlah pendapatan petani
dalam sekali periode panen dari Total Cost (TC) dikurangi dengan Total
Penerimaan (TR) adalah Rp 3.239.000.
Saran
Untuk para pelaku usaha tani wortel Perlu dilakukan usaha-usaha untuk
terus meningkatkan produksinya dengan perawatan yang lebih intensif,
20. pemilihan bibit unggul dan pengendalian hama terpadu sehingga pendapatan
yang diperoleh petani akan meningkat.
Untuk pemerintah saat ini agar para petani di desa Cibereum mendapatkan
perhatian yang lebih guna meningkatkan kualitas produksi pertanian khususnya
komoditi wortel.
DAFTAR PUSTAKA
Tri Sundari,Mei. 2011. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Tani Wortel
di Kabupaten Karanganyar. Jurnal Agribisnis fakultas Pertanian
UNS. Vol. 7 No.2 Pebruari 2011 : 119 – 126.
Dirjen Hortikultura, 2007. Informasi Hortikultura. Departemen Pertanian
Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. Jakarta