1. 0
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MANAJEMEN USAHA TANI TERNAK
Oleh :
KELOMPOK III A
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PETERNAKAN PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI
PURWOKERTO 2008
2. 1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sebagian besar rakyat Indonesia tingal di pedesaan dengan
mata pencaharian utama sebagai petani. Salah satu dari mata pencaharian tersebut
adalah usaha peternakan. Setiap usaha akan mengalami ritme kenaikan dan
penurunan dalam hal keuntungan maupun kerugiannya, begitu juga halnya pada usaha
tani ternak. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan adanya suatu
analisis usaha yang bisa memberikan sebuah gambaran tentang usaha peternakan
yang sedang dijalankan, terutama keadaan keuangan atau finansialnya sehingga
dapat diketahui apakah usaha yang dijalankan akan mendatangkan keuntungan atau
bahkan kerugian. Salah satu cara yang biasa digunakan untuk menganalisa usaha
peternakan yaitu dengan membuat laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan
untuk menentukan keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha dinilai dengan besar
kecilnya hasil yang didapat dengan biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan
usaha tersebut (income = input   output). Tujuan dari analisis usaha adalah:
1. Untuk mengevaluasi usaha 2. Untuk perencanaan di kemudian hari agar
mendapatkan hasil yang memuaskan 3. Untuk kepentingan pihak luar usaha misalnya
untuk pengajaran. Penerimaan bersumber dari penjualan produk utama, kenaikan
nilai inventaris dan produk yang dikonsumsi. Sedangkan untuk biaya atau
pengeluarannya dapat berupa sewa lahan, bunga modal, penyusutan, tenaga kerja,
pakan, obat-obatan rehabilitasi dan lain-lain.
3. 2
1.2 Tujuan dan Kegunaan 1. Memberikan gambaran tentang operasi organisasi usaha
peternakan, untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang telah diperoleh. 2.
Memberikan tambahan pengetahuan dan memperluas wawasan tentang usaha peternakan.
3. Belajar mengamati permasalahan usahatani ternak, menganalisis untuk kemudian
dibahas berdasarkan teori yang ada, serta menarik kesimpulan dan memberikan
saran
4. 3
II. PERUMUSAN MASALAH
2.1 Pendapatan Pendapatan atau penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh dari
usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau
penaksiran kembali. Untuk menghitung biaya dan pendapan dalam usahatani dapat
digunakan tiga macam pendekatan, yaitu pendekatan nominal (nominal approach),
pendekatan nilai yang akan datang, (future value approach), dan pendekatan nilai
sekarang (present value approach). Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
biaya dan pendapatan sangatlah komplek. Namun demikian, faktor-faktor tersebut
dapat dibagi kedalam dua golongan sebagai berikut : 1. Faktor internal dan
faktor eksternal Faktor internal dan faktor eksternal akan bersama-sama
mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani. Ditinjau dari segi umur, semakin
tua akan semakin berpengalaman sehingga semakin baik dalam mengelola
usahataninya. Namun, di sisi lain semakin tua semakin menurun kemampuan fisiknya
sehingga semakin memerlukan bantuan tenaga kerja, baik dalam keluarga maupun
dari luar keluarga. Faktor eksternal dari segi faktor produksi (input) terbagi
dalam 2 hal, yaitu ketersediaan dan harga. Demikian juga dari segi produksi
(output). Jika permintaan akan produksi tinggi harga ditingkat petani tinggi
pula sehingga dengan biaya yang sama petani akan memperoleh pendapatan yang
tinggi pula. 2. Faktor manajemen Petani sebagai manajer harus dapat mengambil
keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis pendapatan yang optimal.
sehingga diperoleh hasil yang memberikan
5. 4
2.2 Efisiensi Ekonomis Peternak perlu membuat catatan dan pembukuan usaha
ternaknya guna mengetahui hasil yang sebenarnya dari oprasi usaha ternaknya.
Membuat catatan serta tata buku usaha ternak berarti mengumpulkan data dan fakta
tentang kegiatan yang telah dikerjakan pada usahanya dari hari-hari. Baik survai
maupun pembukuan usaha ternak melihat kebelakang dari tindakan yang telah
dilaksanakan pada waktu yang lalu. Penerimaan tunai usaha ternak diartika
sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan prodik usaha ternak. Pengeluaran
tunai diartikan sebagai jumlah uang yang dibayar untuk pembelian barang dan jasa
bagi usaha ternak. Terdapat beberapa macam efisiensi ekonomi dari usaha
peternakan sapi perah milik bapak Warsito antara lain : 1. R/C ratio (tunai)
adalah perbandingan antara penerimaan dengan total biaya per usahatani. Suatu
usaha tani dikatakan layak jika memenuhi syarat R/C > 1. 2. R/C total adalah
perbandingan antara keuntungan dengan total biaya per usahatani. Suatu usaha
tani dikatakan layak jika memenuhi syarat R/C = 1. 3. Produktivitas kerja adalah
perbandingan antara total produksi dengan curahan kerja. Suatu usaha tani
dikatakan layak jika memenuhi syarat nilai produktivitas lebih besar dari pada
upah yang berlaku. 4. Rentabilitas adalah perabandingan antara laba pendapatan
dengan modal dikalikan 100 %. Suatu usaha tani dikatakan efisiensi jika memenuhi
syarat nilai rentabilitas > dari bunga bank.
6. 5
III. CARA KERJA
1. Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan
peternak. 2. Mahasiswa dikelompokan sesuai dengan program studi, masing-masing
kelompok (program studi) akan dibimbing oleh pembimbing (dosen/asisten). 3.
Setiap kelompok dibagi menjadi 2 sub-sub kelompok yang akan ditentukan kemudian.
Masing-masing sub kelompok melakukan wawancara dengan peternak (daftar
pertanyaan sudah disediakan). 4. Hasil wawancara dianalisis dan selanjutnya
dibuat laporan.
7. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 4.1.1. Keadaan Usaha Keadaan peternakan sapi perah milik Ibu Watem,
kepemilikan peternakan sapi perah ini adalah milik pribadi dan modal usaha
peternakan sapi perah ini bermula dari adanya kemitraan dengan pemerintah yang
memberikan 2 ekor sapi perah kepada pemilik, dan selanjutnya berkembang dengan
usaha dan pengelolaannya sendiri.
4.1.2. Permodalan Asal Modal : pribadi (tidak dibayarkan) Modal Tabel 1. Modal
No Jenis Modal 1. Bangunan : Rumah kandang Gudang 2 3. Ternak : Betina Laktasi
Peralatan : a. Ember b. Cangkul c. Sekop d. Milk cane e. Sapu lidi f. Sikat g.
Gayung h. Arit Total modal 2 2 2 1 1 2 1 1 10.000 20.000 25.000 150.000 3.000
5.000 5.000 5.000 20.000 40.000 50.000 150.000 3.000 10.000 5.000 5.000
22.283.000 1 1 2 6.000.000 2.000.000 7.000.000 6.000.000 2.000.000 14.000.000
Jumlah Harga Persatuan (Rp) Total Harga (Rp)
8. 7
4.1.3. Biaya Produksi a. Sewa lahan : Rp. 100.000/bulan x 12 = Rp. 1.200.000
(tidak dibayarkan) b. Penyusutan :
Tabel 2. Penyusutan No Jenis modal Kandang Gudang Ternak Peralatan : a. Ember b.
Cangkul c. Sekop d. Milk cane e. Sapu lidi f. Sikat g. Gayung h. Arit Jumlah
Total 20.000 40.000 50.000 150.000 3.000 10.000 5.000 5.000 22.283.000 4 3 4 8 1
1 1 1 10.000 5.000 5.000 60.000 1.000 2.000 1.000 2.000 5.286.000 5.000 5.000
5.000 11.250 2.000 8.000 4.000 3.000 2.143.250 NB (Rp) 6.000.000 2.000.000
14.000.000 N (th) 8 8 8 NS (Rp) 1.000.000 200.000 4.000.000 Penyusutan (Rp)
625.000 225.000 1.250.000
1. 2. 3.
Rumus Penyusutan: P = c. Bunga Modal
NB ï€ NS N
Modal milik sendiri (tidak dibayarkan), bunga modal diperhitungkan 15% pertahun.
Rumus Bunga Modal =
 NB   NS x12%
2
= Rp 22.283.000 + Rp 5.286.000 x 12 % 2 = Rp 1.654.140,00
9. 8
d. Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja luar keluarga Jumlah tenaga kerja keluarga
Konversi tenaga kerja pria : wanita : anak-anak Biaya tenaga keluarga :
Rp.15.000 x 1x 365 (tidak dibayarkan) = 0 TKSP = 1 TKSP = 1 : 0,7 : 0,5 = Rp
5.475.000,00
e. Pakan Ternak dan Obat-obatan Biaya hijauan : Rp. 300/kg/ekor/hari x 2 x 15 x
365,: Rp. 3.285.000 Biaya konsentrat : Rp. 50.000 /bln x 12 x 2 : Rp. 1.200.000
sapi laktasi : 6 kg/ekor/hari x 2.000 x 365 x 2 : Rp. 8.760.000  : Rp.
13.245.000,00
Biaya obat-obatan :   = Rp 50.000,00/tahun x 2 ekor = Rp 100.000,00
f. Perkawinan Biaya perkawinan = Rp. 15.000,00 x 2 kali IB x 3 ekor sapi perah =
Rp 90.000,00
g. Lain-lain Jumlah penggunaan listrik Harga bahan bakar   = Rp 600.000,00 =
Rp 900.000,00 = Rp 1.500.000,00 Total Biaya Produksi = Rp 25.407.390,00
10. 9
4.1.4. Penerimaan a. Jumlah produk yang dijual (utama) susu dan kotoran. Susu =
Rp. 2.500 x 10 liter x 305 = Rp. 7.625.000 Kotoran = Rp. 12.500 x 2 x 4 karung =
Rp. 100.000
b.
Kenaikan nilai ternak = (N. akhir tahun   N. awal tahun) x2 = (Rp 7.000.000
  Rp 1.000.000) x 2 = Rp. 12.000.000
Total Penerimaan = Rp. 19.725.000,00
11. 10
4.1.5. Pendapatan a. Pendapatan Pengelola maupun tidak) = Rp 19.725.000   Rp
25.407.390 = - Rp. 5.682.390,00 b. Pendapatan kerja Petani = Pendapatan
pengelola + upah kerja petani = - Rp. 5.682.390 + Rp. 0 = - Rp. 5.682.390 c.
Pendapatan Kerja Keluarga = Pendapatan kerja petani + upah kerja keluarga = Rp. 5.682.390 + Rp. 5.475.000 = - Rp. 207.390,00 d. Pendapatan Keluarga =
Pendapatan kerja keluarga + sewa lahan = Total penerimaan   total biaya
(dibayarkan
dan bunga modal milik sendiri = - Rp 207.390 + (Rp. 1.200.000 + Rp. 1.654.140) =
Rp 2.646.750,00
e.
Pendapatan Tunai
= Pendapatan tunai   biaya tunai = Rp 19.725.000   Rp 14.935.000 = Rp.
4.790.000,00
12. 11
4.1.6. Efisiensi Ekonomis a. R/C ratio (tunai) = total penerimaan / total biaya
tunai = Rp. 19.725.000 / Rp. 14.935.000 = 1.3 Artinya adalah nilai R/C ratio
(tunai) adalah layak, karena lebih dari satu (> 1)
b.
R/C total
= Total penerimaan / total biaya = Rp 19.725.000 / Rp 25.407.390 = 0.78
Artinya adalah nilai R/C total adalah tidak layak, karena nilainya sama dengan
satu.
c.
Curahan kerja = Jumlah tenaga kerja x TKSP x jam kerja x hari kerja Laki-laki
Total = 1 x 1 x 4 x 365 = 1460 TKSP = 1460 TKSP
d.
Produktivitas kerja
= Total produksi / curahan kerja = Rp 18.912.500 / 1460 = Rp 12.953,77 / Jam
TKSP
13. 12
4.1.7. Laporan Laba Rugi a. Penerimaan tunai : hasil penjualan produk utama
hasil penjualan produk sampingan Jumlah penerimaan = Rp. 7.625.000 = Rp. 100.000
= Rp. 7.725.000
b.
Pengeluaran tunai: Biaya variabel: 1. Pakan 2. Obat-obatan 3. Perkawinan 4.
Lain-lain Total biaya variable Biaya tetap 1. Sewa lahan 2. Tenaga kerja tetap
Total biaya tetap = Rp. 1.200.000,= Rp. 5.475.000,= Rp. 6.675.000,= Rp.
13.245.000 = Rp. = Rp. 100.000 90.000
= Rp. 1.500.000 = Rp. 14.935.000
Jumlah biaya oprasional
= Rp. 21.610.000
c.
Pendapatan bersih tunai = Rp. 7.725.000   Rp. 21.610.000 = - Rp. 13.885.000
Penyesuaian penerimaan dan pengeluaran tidak tunai 1. Penyusutan total 2.
Kenaikan nilai ternak 3. Produk yang di konsumsi keluarga = - Rp. 2.143.250 =
Rp. 12.000.000 = Rp. 0,Jumlah = (- Rp. 2.143.250 + Rp. 12.000.000 + Rp. 0,-) = Rp. 9.856.750
d.
Pendapatan bersih total
= -Rp. 13.885.000 + Rp. 9.586.750 = - Rp. 4.028.250,00
14. 13
Pembahasan Setiap kegiatan peternakan sudah tentu melibatkan ternak, yaitu hewan
yang telah diarahkan kemampuan produksinya untuk memenuhi tujuan pemeliharaan
yang disebut peternak. Tenaga kerja usahatani keluarga biasanya terdiri atas
petani beserta keluarga dan tenaga luar yang kesemuanya berperan dalam usaha
tani. Peternakan sapi perah milik Bapak Warsito merupakan usaha sampingan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga dan merupakan milik keluarga bekerja sama dengan
koperasi dalam pemasaran produk dan pemberiaan pakan untuk ternak (konsentrat).
Usaha peternakan yang dikembangkan oleh Bapak Warsito adalah merupakan contoh
dari usaha peternakan campuran tidak sejenis karena peternakan ini mempunyai
hasil penjualan produk utama yang berupa susu dan hasil penjualan produk
sampingan yang berupa kotoran yang dapat dijual sebagai pupuk dan dapat menambah
pendapatan usaha. Menurut Sugiyanto (2004) usaha peternakan campuran yang tidak
sejenis adalah usaha peternakan yang dilakukan bersama usahatani lainnya. Usaha
ini bersifat komplementer (saling melengkapi). Modal yang dimiliki oleh Bapak
Warsito adalah merupakan modal milik sendiri. Adapun jenis modal yang digunkan
antara lain bangunan yang terdiri dari rumah kandang dan gudang dengan total
harga secara keseluruhan sebesar Rp.8.000.000; ternak dengan jumlah 2 ekor dan
harga persatuannya adalah Rp.7.000.000 sehingga total harga sebesar Rp
14.000.000; peralatan terdiri dari sekop (2), cangkul (2), ember (2), milkcane
(1), sapu lidi (1), sikat (2), gayung (1), arit (1) jadi total harga peralatan
adalah Rp 283.000. Sehingga total modal yang digunakan secara keseluruhan adalah
Rp 22.283.000 Biaya produksi dalam pengertian ekonomi produksi ditambah atas
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang harus
dikeluarkan ada atau tidak ada sapi perah di kandang, tidak peduli banyaknya
sapi perah yang di kandang , biaya ini harus keluar. Misalnya : penyusutan,
bunga atas modal, pajak bumi dan bangunan dan lain-lain. Sedangkan biaya
variabel adalah biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan jumlah produksi susu
sapi perah yang dijalankan. Semakin banyak sapi perah akan semakin besar pula
biaya variabel
15. 14
ini secara total. Misalnya biaya untuk makan, biaya pemeliharan, biaya tenaga
kerja harian dan lain-lain. Perhitungan penerimaan produksi sapi perah pada
praktikum ini dihitung per satuan bulan. Agar memudahkan dalam menghitung. Oleh
sebab itu biaya produksi (pembelian konsentrat + obat + bahan bakar + beban
listrik + termasuk penyusutan peralatan) juga dikonversikan per satuah bulan.
Penerimaan adalah uang tunai dan tidak tunai yang merupakan hasil penjualan dari
produksi suatu peternakan. Penerimaan dalam suatu peternakan terdiri dari: 1.
hasil produksi utama berupa penjualan ayam pedaging, biak itu hidup atau dalam
bentuk karkas. 2. hasil menjual kotoran yang laku dijual kepada petani sayur
mayur/ petani palawija lainnya Penerimaan hasil penjuaalan yang diterima oleh
Bapak Warsito setiap tahun sebesar Rp 7.725.000. Sedangkan kenaikan nilai
ternaknya adalah sebesar Rp 12.000.000. Nilai efisiensi ekonomis meliputi R/C
(ratio) sebesar 1,3kemudian R/C total sebesar 0,78 dan produktivitas kerja
12.953,77/Jam TKSP. Laporan laba rugi adalah laporan untuk menentukan apakah
perusahaan tersebut mengalami keuntungan atau kerugian. Laporan laba rugi
terdiri dari penerimaan tunai sebesar RP 7.725.000, pengeluaran tunai sebesar
Rp.21.610.000. pendapatan bersih tunai sebesar - Rp 13.885.000, dan pendapatan
bersih total sebesar - Rp 4.028.250. Adapun kendala yang dihadapi peternakan
Bapak Warsito antara lain : 1. Hanya sapronak 2. Penyakit 3. Pengetahuan
beternak
16. 15
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Peternakan milik Bapak Warsito mengalami kerugian sebesar
Rp.4.028.250. 2. R/C Ratio sebesar 1,3 3. R/C Total sebesar 0,78 4.
Produktivitas kerja sebesar Rp. 12.953,77 /Jam TKSP
B. Saran 1. Lokasi praktikum harap diperhatikan letak dan kondisinya. 2.
Alangkah baiknya asisten memberi gambaran tentang lokasi praktikum. 3. BBM naik,
bagaimana jika uang akomodasi dinaikan juga.
17. 16
DAFTAR PUSTAKA
Djatmiko, O.E.dkk. 2004. Buku Ajar Pengelolaan Usaha Tani Peternakan. Fakultas
Peternakan Universitas Jenderal Soedirman: Purwokerto. Makeham, J. P dan R. L.
1991. Manajemen Usahatani Daerah Tropis. LP3ES: Jakarta. Sugiyanto, Oentoeng E,
Sri M. Manajemen Usaha Tani Peternakan. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal
Soedirman: Purwokerto. Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Universitas
Indonesia: Jakarta. Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya:
Jakarta.