SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
BBLR (Bayi Berat Lahir
Rendah)
 berat
      badan lahir kurang dari
 2500 gram.
Klasifikasi BBLR
                        BBLR

PREMATURITAS MURNI :            DISMATURITAS :

BAYI LAHIR DGN USIA GESTASI    BAYI LAHIR DGN BB
<37 MGG DAN MEMPUNYAI BB           < DARI BB
 SESUAI DGN BERAT BADAN
                              SEHARUSNYA U/ MASA
     U/ MASA KEHAMILAN
                                  KEHAMILAN
NEONATUS KURANG BULAN –
 SESUAI MASA KEHAMILAN        KECIL MASA KEHAMILAN
      (NKB – SMK).                    (KMK)
PENYEBAB
        PREMATURITAS


                       2. FAKTOR
1.FAKTOR IBU
                         JANIN
 PENYAKIT IBU
   UMUR IBU
KEADAAN SOSIAL
Faktor ibu
   Penyakit
    - Penyakit yang berhubungan langsung
      dengan kehamilan, misalnya :
      a. Toksemia Gravidarum
      b. Perdarahan antepartum
      c. Trauma Fisik dan Psikologis
   Penyakit lainnya
      a. Nefritis Akut
      b. Diabetes Melitus
      c. Infeksi akut atau tindakan operatif dapat
         merupakan factor etiologi prematuritas
Lanjutan...
 Usia Ibu
   a. Usia kecil dari 16 tahun
   b. Usia lebih dari 35 tahun
   c. Multi gravida yang jarak
      kehamilannya terlalu dekat
 Keadaan Sosial
   a. Golongan sosial ekonomi rendah
   b. Perkawinan yang tidak syah
Sebab Lain
 Ibu yang perokok
 Ibu peminum alcohol
 Ibu pecandu narkotik
Faktor Janin
 Hidramnion
 Kehamilan ganda
 Kelainan kromoson


Faktor Lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi
Radiasi
Zat-zat racun
Karakteristik yg dijumpai
Prematuritas Murni
 Berat badan kurang dari 2500 gram, PB 45 cm, lingkar
   kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30
   cm.
 Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
 Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat dan licin.
 Kepala lebih besar dari pada badan.
 Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan
   lengan
 Lemak subkutan kurang
 Ubun –ubun dan sutera lebar
 Rambut tipis halus
 Tulang rawan dan daun telinga immature
 Putting susu belum terbentuk dengan baik
Lanjutan....
   Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristatik usus
    dapat terlihat.
   Genitalia belum sempurna, labia minora belum
    tertutup oleh labia mayora (pada wanita), testis
    belum turun (pada laki-laki).
   Bayi masih posisi fetal
   Pergerakan kurang dan lemah
   Otot masih hipotonik
   Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur
    dan sering mengalami serangan apnoe.
   Reflek tonic neck lemah
   Reflek mengisap dan menelan belum sempurna
   Dismaturitas
    Pre term     : Sama dengan bayi
                   prematuritas murni

   Post term
     Kulit pucat/bernoda, mekonium kering
      keriput, tipis
     Vernix caseosa tipis / tak ada
     Jaringan lemak di bawah kulit tipis
     Bayi tampak gesit, aktif dan kuat
     Tali pusat berwarna kunig kehijauan
Penatalaksanaan
 Membersihkan jalan nafas
 Memotong tali pusat
 Membersihkan badan bayi dengan
  kapas dan baby oil / minyak
 Memberikan obat mata
 Membungkus bayi dengan kain hangat
 Pengkajian keadaan kesehatan pada
  bayi dengan berat badan lahir rendah
Lanjutan...
 Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan
  cara : Membungkus dengan yang
  dihangatkan
 Menidurkan bayi di dalam incubator buatan
 Suhu lingkungan bayi harus dijaga: Kamar
  dapat masuk sinar matahari, Jendela dan
  pintu dalam keadaan tertutup
 Badan bayi harus dalam keadaan kering
  untuk mencegah terjadi evaporasi.
Lanjutan...
 Pemberian nutrisi yang adekuat :
 Mengajarkan ibu / orang tua cara :
  a. Membersihkan jalan nafas
  b. Mempertahankan suhu tubuh
  c. Mencegah terjadinya infeksi
  d. Perawatan bayi sehari – hari :
       Memandikan
       Perawatan tali pusat
       Pemberian ASI
 Menjelaskan pada ibu / orang tua
  pentingnya :
   Pemberian ASI
   Makanan bergizi bagi ibu
   Mengikuti program KB segera mungkin
 Observasi keadaan bayi selama 3 hari,
  apabila tidak ada perubahan atau keadaan
  umum semakin menurun bayi harus di
  rujuk ke Rumah Sakit. Berikan penjelasan
  kepada keluarga bahwa anaknya harus
  dirujuk ke Rumah Sakit.
ASFIKSIA NEONATURUM
   Asfiksia neonaturum adalah keadaan
    dimana bayi baru lahir tidak dapat
    bernafas secara spontan dan teratur
    segera setelah lahir (bayi baru lahir
    normal pernafsan 120 – 140 x/menit).
Penyebab
   Penyebab secara umum dikarenakan
    adanya gangguan pertukaran gas atau
    penganguktan O2 dari ibu ke janin, pada
    masa kehamilan, persalinan atau segera
    setelah lahir.
Toweil (1966), penyebab
kegagalan pernafasan pada
bayi adalah :
   Faktor Ibu
     Hipoksia Ibu
     Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih
      dari 35 tahun
     Gravid empat atau lebih
     Social ekonomi rendah
     Pre eklampsia dan eklampsia
     Demam selama persalinan
     Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
     Kehamilan post matur
Faktor Tali Pusat
 Lilitan tali pusat
 Tali pusat pendek
 Simpul tali pusat
 Prolapsus tali pusat
Faktor Plasenta
 Plasenta tipis
 Plasenta kecil
 Plasenta tak menempel
 Solusio plasenta
 Perdarahan plasenta
Faktor Janin / Neonatus
  Premature
  IUGR
  Gemeli
  Tali pusat menumbung
  Kelainan kongenital

Faktor Persalinan
• Partus lama atau patrus macet
• Partus tindakan
Diagnosis
 Menghitung APGAR
 Memperhatikan keadaan klinis, adanya
  sianosis, bradikardi dan hipotonus
 Pemeriksaan penunjang : analisis
  golongan darah dan kardiotografi
Gejala dan Tanda
 Pernafasan cuping hidung
 Nadi cepat
 Cyanosis
 Nilai apgar kurang dari 6
APGAR
         Tanda               0            1                     2

Frekuensi jantung   Tidak ada    Kurang          dari   Lebih         dari
                                 100/menit              100/menit
Usaha nafas         Tidak ada    Lambat         tidak   Menangis kuat
                                 teratur
Tonus otot          Lumpuh       Ekstermitas fleksi     Gerakan aktif

Reflek              Tidak ada    Gerakan sedikit  Gerakan
                                                  kuat/melawan
warna               Biru/pucat   Tubuh kemerahan Seluruh     tubuh
                                 ekstermitas biru kemerahan
 Apabila Nilai Apgar :
 7 – 10 : bayi mengalami Asfiksia ringan atau dikatakan
          bayi dalan keadaan normal.
 4 – 6 : bayi mengalami Asfiksia sedang.
 0 – 3 : bayi mengalami Asfiksia berat.
Penatalaksanaan
 Membersihkan jalan nafas dengan
  penghisap lendir dan kasa steril
 Potong tali pusat dengan teknik aseptic
  dan antiseptic
 Apabila bayi tidak menangis lakukan cara
  sebagai berikut :
   Rangsangan taktil
   Bila dengan rangsangan taktil belum
    menangis lakukan mouth to mouth
    (napas buatan mulut ke mulut).
Lanjutan...
 Pertahankan  suhu tubuh
 Badan bayi harus dalam keadaan
  kering.
 Jangan memandikan bayi dengan
  air dingin
 Kepala bayi ditutup dengan kain
  atau topi kepala yang terbuat dari
  plastic
Lanjutan....
   Apabila nilai apgar pada menit ke lima sudah
    baik (7 – 10) lakukan perawatan selanjutnya :
      Membersihkan jalan nafas.
      Perawatan tali pusat
      Pemberian ASI sedini mungkin dan
       adekuat
      Melaksanakan antropometri dan
       pengkajian kesehatan
      Memasang pakaian bayi
      Memasang peneng (tanda pengenal bayi)
Lanjutan...
   Mengajarkan orang tua / ibu cara :
     Membersihkan jalan nafas
     Menetekkan yang baik
     Perawatan tali pusat
     Memandikan bayi
     Mengobservasi keadaan pernafsan bayi
     Menjelaskan pentingnya :
        Pemberian ASI sedini mungkin sampai
         usia 2 tahun
        Makanan bergizi bagi ibu
        Makanan tambahan buat bayi diatas usia
         4 bulan
        Mengikuti program KB segera mungkin
Apabila nilai apgar pada menit
     kelima belum mencapai nilai
                normal
   persiapkan bayi untuk dirujuk ke rumah
    sakit. Jelaskan kepada keluarga bahwa
    anaknya harus dirujuk ke rumah sakit.

More Related Content

What's hot (20)

Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
 
Pemeriksaan leopold i
Pemeriksaan leopold iPemeriksaan leopold i
Pemeriksaan leopold i
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
Kuesioner kelas ibu hamil tj.pati
Kuesioner kelas ibu hamil tj.patiKuesioner kelas ibu hamil tj.pati
Kuesioner kelas ibu hamil tj.pati
 
Ketuban pecah dini.power point
Ketuban pecah dini.power pointKetuban pecah dini.power point
Ketuban pecah dini.power point
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan Neonatal
 
Kekurangan energi kronik_(kek)_ppt
Kekurangan energi kronik_(kek)_pptKekurangan energi kronik_(kek)_ppt
Kekurangan energi kronik_(kek)_ppt
 
Alur resusitasi neonatus
Alur resusitasi neonatusAlur resusitasi neonatus
Alur resusitasi neonatus
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
09. teknik menyusui yang benar
09. teknik menyusui yang benar09. teknik menyusui yang benar
09. teknik menyusui yang benar
 
11. asuhan kehamilan kunjungan awal
11. asuhan kehamilan kunjungan awal 11. asuhan kehamilan kunjungan awal
11. asuhan kehamilan kunjungan awal
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
P4 k
P4 kP4 k
P4 k
 
Hipertensi dalam kehamilan : Update
Hipertensi dalam kehamilan : UpdateHipertensi dalam kehamilan : Update
Hipertensi dalam kehamilan : Update
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
 

Similar to 04. bbl resti (20)

Askep Bayi Baru Lahir
Askep Bayi Baru LahirAskep Bayi Baru Lahir
Askep Bayi Baru Lahir
 
Asuhan keperawatan prematur kecil
Asuhan keperawatan prematur kecilAsuhan keperawatan prematur kecil
Asuhan keperawatan prematur kecil
 
Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
Asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorumAsfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum
 
KGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptxKGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptx
 
Prematur
PrematurPrematur
Prematur
 
Adaptasi bbl pw
Adaptasi bbl pwAdaptasi bbl pw
Adaptasi bbl pw
 
Bblr kecil
Bblr kecilBblr kecil
Bblr kecil
 
Postmatur
PostmaturPostmatur
Postmatur
 
Pdt asfiksia ovik
Pdt asfiksia ovikPdt asfiksia ovik
Pdt asfiksia ovik
 
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN NUTRISI PADA BBL
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN NUTRISI PADA BBLASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN NUTRISI PADA BBL
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN NUTRISI PADA BBL
 
Bblr AKPER PEMKAB MUNA
Bblr AKPER PEMKAB MUNA Bblr AKPER PEMKAB MUNA
Bblr AKPER PEMKAB MUNA
 
Bblr
BblrBblr
Bblr
 
Adaptasi BBL.pdf
Adaptasi BBL.pdfAdaptasi BBL.pdf
Adaptasi BBL.pdf
 
5._KONSEP_DASAR_BBL_NEO.pptx
5._KONSEP_DASAR_BBL_NEO.pptx5._KONSEP_DASAR_BBL_NEO.pptx
5._KONSEP_DASAR_BBL_NEO.pptx
 
Maternitas i AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas i AKPER PEMKAB MUNA Maternitas i AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas i AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2
 
Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2
 
Maternitas i
Maternitas iMaternitas i
Maternitas i
 

More from Joni Iswanto

Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaJoni Iswanto
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoJoni Iswanto
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanJoni Iswanto
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Joni Iswanto
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanJoni Iswanto
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukJoni Iswanto
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
Manajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiManajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiJoni Iswanto
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iJoni Iswanto
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensiJoni Iswanto
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaJoni Iswanto
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanJoni Iswanto
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individualJoni Iswanto
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uksJoni Iswanto
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaJoni Iswanto
 
10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rsJoni Iswanto
 

More from Joni Iswanto (20)

Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencana
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resiko
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Manajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiManajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasi
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensi
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balita
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individual
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uks
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Info gender
Info genderInfo gender
Info gender
 
10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs
 

04. bbl resti

  • 1.
  • 2. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)  berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
  • 3. Klasifikasi BBLR BBLR PREMATURITAS MURNI : DISMATURITAS : BAYI LAHIR DGN USIA GESTASI BAYI LAHIR DGN BB <37 MGG DAN MEMPUNYAI BB < DARI BB SESUAI DGN BERAT BADAN SEHARUSNYA U/ MASA U/ MASA KEHAMILAN KEHAMILAN NEONATUS KURANG BULAN – SESUAI MASA KEHAMILAN KECIL MASA KEHAMILAN (NKB – SMK). (KMK)
  • 4. PENYEBAB PREMATURITAS 2. FAKTOR 1.FAKTOR IBU JANIN PENYAKIT IBU UMUR IBU KEADAAN SOSIAL
  • 5. Faktor ibu  Penyakit - Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan, misalnya : a. Toksemia Gravidarum b. Perdarahan antepartum c. Trauma Fisik dan Psikologis  Penyakit lainnya a. Nefritis Akut b. Diabetes Melitus c. Infeksi akut atau tindakan operatif dapat merupakan factor etiologi prematuritas
  • 6. Lanjutan...  Usia Ibu a. Usia kecil dari 16 tahun b. Usia lebih dari 35 tahun c. Multi gravida yang jarak kehamilannya terlalu dekat  Keadaan Sosial a. Golongan sosial ekonomi rendah b. Perkawinan yang tidak syah
  • 7. Sebab Lain  Ibu yang perokok  Ibu peminum alcohol  Ibu pecandu narkotik
  • 8. Faktor Janin  Hidramnion  Kehamilan ganda  Kelainan kromoson Faktor Lingkungan Tempat tinggal di dataran tinggi Radiasi Zat-zat racun
  • 9. Karakteristik yg dijumpai Prematuritas Murni  Berat badan kurang dari 2500 gram, PB 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.  Masa gestasi kurang dari 37 minggu.  Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat dan licin.  Kepala lebih besar dari pada badan.  Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan  Lemak subkutan kurang  Ubun –ubun dan sutera lebar  Rambut tipis halus  Tulang rawan dan daun telinga immature  Putting susu belum terbentuk dengan baik
  • 10. Lanjutan....  Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristatik usus dapat terlihat.  Genitalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita), testis belum turun (pada laki-laki).  Bayi masih posisi fetal  Pergerakan kurang dan lemah  Otot masih hipotonik  Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnoe.  Reflek tonic neck lemah  Reflek mengisap dan menelan belum sempurna
  • 11. Dismaturitas Pre term : Sama dengan bayi prematuritas murni  Post term  Kulit pucat/bernoda, mekonium kering keriput, tipis  Vernix caseosa tipis / tak ada  Jaringan lemak di bawah kulit tipis  Bayi tampak gesit, aktif dan kuat  Tali pusat berwarna kunig kehijauan
  • 12. Penatalaksanaan  Membersihkan jalan nafas  Memotong tali pusat  Membersihkan badan bayi dengan kapas dan baby oil / minyak  Memberikan obat mata  Membungkus bayi dengan kain hangat  Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
  • 13. Lanjutan...  Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara : Membungkus dengan yang dihangatkan  Menidurkan bayi di dalam incubator buatan  Suhu lingkungan bayi harus dijaga: Kamar dapat masuk sinar matahari, Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup  Badan bayi harus dalam keadaan kering untuk mencegah terjadi evaporasi.
  • 14. Lanjutan...  Pemberian nutrisi yang adekuat :  Mengajarkan ibu / orang tua cara : a. Membersihkan jalan nafas b. Mempertahankan suhu tubuh c. Mencegah terjadinya infeksi d. Perawatan bayi sehari – hari :  Memandikan  Perawatan tali pusat  Pemberian ASI
  • 15.  Menjelaskan pada ibu / orang tua pentingnya :  Pemberian ASI  Makanan bergizi bagi ibu  Mengikuti program KB segera mungkin  Observasi keadaan bayi selama 3 hari, apabila tidak ada perubahan atau keadaan umum semakin menurun bayi harus di rujuk ke Rumah Sakit. Berikan penjelasan kepada keluarga bahwa anaknya harus dirujuk ke Rumah Sakit.
  • 16. ASFIKSIA NEONATURUM  Asfiksia neonaturum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (bayi baru lahir normal pernafsan 120 – 140 x/menit).
  • 17. Penyebab  Penyebab secara umum dikarenakan adanya gangguan pertukaran gas atau penganguktan O2 dari ibu ke janin, pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir.
  • 18. Toweil (1966), penyebab kegagalan pernafasan pada bayi adalah :  Faktor Ibu  Hipoksia Ibu  Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun  Gravid empat atau lebih  Social ekonomi rendah  Pre eklampsia dan eklampsia  Demam selama persalinan  Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)  Kehamilan post matur
  • 19. Faktor Tali Pusat  Lilitan tali pusat  Tali pusat pendek  Simpul tali pusat  Prolapsus tali pusat
  • 20. Faktor Plasenta  Plasenta tipis  Plasenta kecil  Plasenta tak menempel  Solusio plasenta  Perdarahan plasenta
  • 21. Faktor Janin / Neonatus  Premature  IUGR  Gemeli  Tali pusat menumbung  Kelainan kongenital Faktor Persalinan • Partus lama atau patrus macet • Partus tindakan
  • 22. Diagnosis  Menghitung APGAR  Memperhatikan keadaan klinis, adanya sianosis, bradikardi dan hipotonus  Pemeriksaan penunjang : analisis golongan darah dan kardiotografi
  • 23. Gejala dan Tanda  Pernafasan cuping hidung  Nadi cepat  Cyanosis  Nilai apgar kurang dari 6
  • 24. APGAR Tanda 0 1 2 Frekuensi jantung Tidak ada Kurang dari Lebih dari 100/menit 100/menit Usaha nafas Tidak ada Lambat tidak Menangis kuat teratur Tonus otot Lumpuh Ekstermitas fleksi Gerakan aktif Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan kuat/melawan warna Biru/pucat Tubuh kemerahan Seluruh tubuh ekstermitas biru kemerahan Apabila Nilai Apgar : 7 – 10 : bayi mengalami Asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalan keadaan normal. 4 – 6 : bayi mengalami Asfiksia sedang. 0 – 3 : bayi mengalami Asfiksia berat.
  • 25. Penatalaksanaan  Membersihkan jalan nafas dengan penghisap lendir dan kasa steril  Potong tali pusat dengan teknik aseptic dan antiseptic  Apabila bayi tidak menangis lakukan cara sebagai berikut :  Rangsangan taktil  Bila dengan rangsangan taktil belum menangis lakukan mouth to mouth (napas buatan mulut ke mulut).
  • 26. Lanjutan...  Pertahankan suhu tubuh  Badan bayi harus dalam keadaan kering.  Jangan memandikan bayi dengan air dingin  Kepala bayi ditutup dengan kain atau topi kepala yang terbuat dari plastic
  • 27. Lanjutan....  Apabila nilai apgar pada menit ke lima sudah baik (7 – 10) lakukan perawatan selanjutnya :  Membersihkan jalan nafas.  Perawatan tali pusat  Pemberian ASI sedini mungkin dan adekuat  Melaksanakan antropometri dan pengkajian kesehatan  Memasang pakaian bayi  Memasang peneng (tanda pengenal bayi)
  • 28. Lanjutan...  Mengajarkan orang tua / ibu cara :  Membersihkan jalan nafas  Menetekkan yang baik  Perawatan tali pusat  Memandikan bayi  Mengobservasi keadaan pernafsan bayi  Menjelaskan pentingnya :  Pemberian ASI sedini mungkin sampai usia 2 tahun  Makanan bergizi bagi ibu  Makanan tambahan buat bayi diatas usia 4 bulan  Mengikuti program KB segera mungkin
  • 29. Apabila nilai apgar pada menit kelima belum mencapai nilai normal  persiapkan bayi untuk dirujuk ke rumah sakit. Jelaskan kepada keluarga bahwa anaknya harus dirujuk ke rumah sakit.