Rpp ppkn sma xi bab 1 sd 9 daripertemuan awal sd akhir diberikan gratis untuk siapa saja untuk bahan pertimbangan jika ada kesalahan mohon kirim email ke dasepggl@gmail.com ataus sms ke 0856 5990 0626
Rpp ppkn sma xi bab 1 sd 9 daripertemuan awal sd akhir diberikan gratis untuk siapa saja untuk bahan pertimbangan jika ada kesalahan mohon kirim email ke dasepggl@gmail.com ataus sms ke 0856 5990 0626
Pengertian, Obyek, dan Karakteristik Imu Politik
Istilah “politik” (politics) sering dikaitan dengan bermacam-macam kegiatan dalam
sistem politik ataupun negara yang menyangkut proses penentuan tujuan maupun
dalam melaksanakan tujuan tersebut. Di samping itu juga menyangkut pengambilan
keputusan (decisionmaking) tentang apakah yang menjadi tujuan sistem politik yang
menyangkut seleksi antara beberapa alternative serta penyusunan untuk membuat
skala prioritas dalam menentukan tujuan-tujuan itu.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura. Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml. Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu <1,5 />< 30mm.
Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit
Di bawah sel-sel mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit
Di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-serat elastik
Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe
Menempel kuat pada jaringanparu
Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan. Pleura
• Pleura parietalis
Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan elastis)
Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. Intercostalis dan a. Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. Keseluruhan berasal n. Intercostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada
Mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya
Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini mengenai gangguan pernapasan yang berjudul` EFUSI PLEURA`.adalah mengetahui patofisiologi dari penyakit pernapasan tersebut.
C. Rumusan Permasalahan
• Untuk mengetahui pengertian efusi pleura
• Untuk mengetahui etiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui manifestasi efusi pleura
• Untuk mengetahui patofisiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui diagnosis efusi pleura
• Untuk mengetahui pengobatan(penatalaksaan) efusi pleura
• Untuk meng
Pengertian, Obyek, dan Karakteristik Imu Politik
Istilah “politik” (politics) sering dikaitan dengan bermacam-macam kegiatan dalam
sistem politik ataupun negara yang menyangkut proses penentuan tujuan maupun
dalam melaksanakan tujuan tersebut. Di samping itu juga menyangkut pengambilan
keputusan (decisionmaking) tentang apakah yang menjadi tujuan sistem politik yang
menyangkut seleksi antara beberapa alternative serta penyusunan untuk membuat
skala prioritas dalam menentukan tujuan-tujuan itu.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura. Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml. Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu <1,5 />< 30mm.
Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit
Di bawah sel-sel mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit
Di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-serat elastik
Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe
Menempel kuat pada jaringanparu
Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan. Pleura
• Pleura parietalis
Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan elastis)
Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. Intercostalis dan a. Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. Keseluruhan berasal n. Intercostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada
Mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya
Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini mengenai gangguan pernapasan yang berjudul` EFUSI PLEURA`.adalah mengetahui patofisiologi dari penyakit pernapasan tersebut.
C. Rumusan Permasalahan
• Untuk mengetahui pengertian efusi pleura
• Untuk mengetahui etiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui manifestasi efusi pleura
• Untuk mengetahui patofisiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui diagnosis efusi pleura
• Untuk mengetahui pengobatan(penatalaksaan) efusi pleura
• Untuk meng
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...Universitas Trisakti
Powerpoint ini berisi terkait analisis singkat terhadap Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012
tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa AgungUniversitas Trisakti
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta telah memutus gugatan yang diajukan oleh Korban Peristiwa Semanggi I dan II. Di dalam putusannya, perbuatan Jaksa Agung dinyatakan melawan hukum.
3. JALAN MERENGKUH KEBEBASAN AKADEMIK
1). Abad 12 (Konkret
zaman Socrates)
2). Doktrin keagaaman
lebih kuatKonflik
ilmuwan dan kalangan
agama
1). Abad 18
(enlighment).
2). Abad 19
(kemunduran)fundam
entalis keagamaan
1870-1900 terjadi revolusi
PT di Amerika (tradisi
keilmuan bergeliat) karena
dipengaruhi perkembangan
pendidikan di Jerman
POIN PENTING:
Kebebasan akademik secara natural bukanlah hukum. Ia merupakan praktik,
sangat rentan, perolehan yang sangat sulit didapat dalam perjuangan untuk
kebebasan intelektual.
4. Kebebasan Berpendapat Berbeda Dalam Ruang
Akademik
REGULASI YANG ADA KETERANGAN
Pasal 28E ayat (3) UUD 1945:
kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat
Jaminan kebebasan menyampaikan pendapat yang berbeda.
Pasal 24 (1) UU No. 20/2003 ttg
Sisdiknas
Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, pada perguruan tinggi berlaku kebebasan akademik dan
kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan.
Pasal 51 (1) huruf e UU No. 14/2005 ttg
Guru dan Dosen
memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan
Pasal 9 UU No. 12/2012 ttg Pendidikan
Tinggi
Kebebasan akademikcivitas akademika untuk mendalami ilmu
pengetahuan.
Kebebasan mimbar akademikwewenang profesor/dosen sesuai
keilmuan.
Otonomi keilmuansivitas akademika pada cabang ilmu pengetahuan.
5. PERBANDINGAN PENGATURAN KEBEBASAN
AKADEMIK
Konstitusi Filipina (1987)
“Academic Freedom shall be enjoyed
in all institutions of higher learning.”
Konstitusi Jerman
(German Basic Law)
Konstitusi Afrika
Selatan (1996)
6. PERBANDINGAN PRAKTIK KEBEBASAN AKADEMIK
Jerman
Mendorong para pengajar
meyakinkan mahasiswanya atas
pandangan pengajar.
Dalam kampus, kebebasan untuk
mengucapkan hal-hal secara luas,
namun di luar kampus para
pengajar berkewajiban untuk
sangat berhati -hati dan nonpolitik.
Amerika
Sikap yang tepat bagi pengajar
di kelas adalah netralitas
terhadap isu kontroversial
Atas dasar kebebasan berbicara,
mereka berpartisipasi secara aktif
di arena sosial kemasyarakatan
dan tindakan-tindakan politik.
7. BAGAIMANA DENGAN INDONESIA KINI?
Mobokrasi
Kontestasi demokrasi hanya
menyuguhkan demagog
Lembaga pemerintahan dipegang
pribadi tak paham esensi demokrasi
Muncul Demoriter
Lahir dari proses demokrasi
Bertindak otoriter melalui instrumen
demokrasi
8. BAGAIMANA MENGANTISIPASINYA?
Perlu mendalami kembali how to play the game
bukan sekedar rule of the game dalam demokrasi.
Membiasakan untuk mendengar pendapat yang
berbeda.
Sivitas akademika kampus harus tetap netral.