Tipe efusi pleura dengan darah <1500ml terakumulasi di rongga pleura
• Penyebab utama: laserasi paru, pembuluh utama, pembuluh intercosta/arteri mamary interna
akibat trauma penetrasi/tumpul
• Bisa karena fraktur spina thoracic tapi ini self limited (tidak perlu terapi operatif)
• Pemeriksaan Fisik:
○
Pemeriksaaan gerakan dinding dada , adanya cedera penetrasi (termasuk di posterior).
Identifikasi suara napas dan bandingkan dua lapang. Perkusi: Dull pada sisi yang sakit.
Pada X-Ray ada opasitas homogen teridentifikasi kalau ada akumulasi darah, meskipun
hanya sedikit.
• Tata Laksana:
○
Kalau terlihat cukup besar di X-ray 🡪 French chest tube 28-32 (evakuasi menurunkan
risiko penggumpalan, dan monitoring kehilangan darah)
○
Lebih banyak dari 1500 ->> massive hemothorax🡪 operasi
○
Drainase > 200ml/jam selama 2-4 jam / butuh transfuse🡪 eksplorasi operatif
3. ● Karakteristik Nyeri → berdenyut, menusuk, terbakar, dsb.
● Tingkat keparahan nyeri → VAS visual analog scale (1-10) atau sistem
Grade I-IV:
○ Grade I → ringan
○ Grade II → sedang
○ Grade III → berat
○ Grade IV → excruciating
● Lokasi Nyeri → berkaitan juga dengan referred pain dan autonomic pain.
Gejala - Nyeri
4. ● Lokasi kekakuan → generalisata atau lokalisata
● Onset terjadinya kekakuan
● Locking → menandakan adanya hambatan mekanis.
Gejala - Kekakuan (Stiffness)
5. ● Pembengkakan dapat terjadi pada jaringan lunak, sendi atau tulang
● Perhatikan onset:
○ Setelah cedera → cepat (hematoma atau hemartrosis), lambat
(inflamasi, efusi, infeksi, atau tumor)
● Nyeri → jika ya, ungkin inflamasi akut, infeksi, atau tumor
● Perubahan ukuran → menetap, membesar, atau hilang-timbul
Gejala - Pembengkakan (Swelling)
6. ● Deformitas yang umum dideskripsikan oleh pasien adalah:
○ Bahu yang melengkung
○ Lekukan tulang belakang yang tidak normal
○ Knock knees → Lutut yang saling bertemu
○ Bow legs → Jari-jari kaki yang menghadap ke dalam
○ Flat feet → telapak kaki yang datar.
Gejala - Deformitas
7. ● Kelemahan umum merupakan gejala penyakit kronis
● Kelemahan otot murni, terutama jika terbatas pada satu kelompok otot saja → diduga
kelainan neuromuskuler
● Pertanyaan difokuskan pada pergerakan yang terganggu sehingga dapat diperkirakan
lokasi lesi.
Gejala - Kelemahan (Weakness)
8. ● Pasien mengeluhkan sendi berubah posisi → dugaan kelemahan sendi, kapsul atau
ligamen, atau kelainan internal seperti robekan meniskus atau sendi yang longgar
Gejala - Instabilitas
9. ● Kesemutan atau mati rasa pada area yang disuplai suatu saraf.
● Dapat terjadi akibat penekanan struktur, iskemia lokal, atau neuropati perifer.
● Faktor pemicu, memperburuk dan memeprbaiki → terutama berkaitan dengan
perubahan posisi → dapat membantu memfokuskan pemeriksaan pada satu lokasi
Gejala - Perubahan Sensibilitas
10. ● Keterangan pasien berkaitan gejala ini dapat beragam, sesuai dengan kebutuhan dan
aktivitas pasien.
● Tingkat keparahan atau mengganggunya dari fungsi yang hilang dapat berbeda pada
masing-masing pasien
● Pertanyaan penting: apa ada kegiatan yang tidak bisa dilakukan sekarang, namun dulu
dapat dilakukan?
Gejala - Kehilangan Fungsi
11. ● Apakah pasien sangat kurus atau sangat gemuk?
● Apakah postur secara keseluruhan terlihat normal?
● Apakah tulang belakang memiliki lekukan abnormal?
● Apakah bahu sejajar?
● Apakah ekstremitas terletak pada posis normal?
● Pemeriksaan look selalu dilakukan dengan membandingkan sisi normal dengan
abnormal.
● Perhatikan pembengkakan atau penurunan berat badan.
Look - Bentuk dan Postur
12. ● Tanya lebih spesifik bekaitan dengan: kelainan semasa kanak-kanak, periode
incapacity, dan cedera lama.
● Penyakit lain juga dapat menjadi clue untuk kondisi yang sekarang dialami pasien:
○ Penyakit pencernaan → berkaitan dengan ankylosing spondylitis atau
osteoporosis
○ Keganasan
● Konsumsi obat-obatan jangka panjang → terutama kortikosteroid
● Konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang
Riwayat Terdahulu
13. ● Pasien cenderung khawatir membawa penyakit keturunan atau menurunkan penyakit
ke keturunannya → dapat ditanyakan untuk membantu diagnosis dan memberikan
konseling berkaitan penyakit tersebut.
● Jika discurigai infeksi → tanyakan berkaitan infeksi TB atau penyakit menular seksual
pada anggota keluarga.
Riwayat Keluarga
14. ● Nutrisi dan perawatan diri
● Faktor risiko merokok, konsumsi alkohol,dan penyalahgunaan zat
● Kegiatan pasien → pekerjaan, riwayat bepergian, dan rekreasi
● Kondisi rumah pasien
● Dukungan keluarga dan kerabt
● Akumulasi dari informasi → apa yang hilang dari pasien dan diharapkan untuk
kembali?
Latar Belakang Sosial
16. ● Warna → menggambarkan status vaskuler atau pigmentasi, sebagai contoh:
○ Pucat → iskemia
○ Sianosis → hipoksemia
○ Kemerahan → inflamasi
○ Ungu gelap → memar lama
● dan tepi dari lesi (jika ada)
● Memar, luka, dan ulserasi
● Bekas luka → informasi cedera atau operasi terdahulu
Look - Kulit
17. ● Mencari sendi atau struktur lain yang mungkin terganggu juga pada kondisi cedera
pasien.
Look - Penampakan Umum
18. ● Kulit → hangat atau dingin? Basah atau kering? Bagaimana sensasi?
● Soft tissue → apakah ada benjolan? Karakteristik benjolan (ukuran, tepi, warna,
konsistensi, mobilitas, nyeri tekan, dan denyutan)? Pulsasi?
● Tulang dan sendi → tepi, penebalan sinovium, cairan sendi
● Nyeri tekan → perhatikan ekspresi pasien sesuai lokasi yang ditekan
Feel
19. ● Pasien menggerakkan ekstremitas tanpa bantuan
● Dapat menunjukkan derajat mobilitas dan nyeri yang muncul
● Dapat digunakan juga untuk menilai kekuatan otot.
Move - Gerak Aktif
20. ● Pemeriksa membantu menggerakkan sendi sesuai bidang anatomis
● Perhatikan perbedaan ruang gerak pada pergerakan pasif atau aktif
● Derajat pergerakkan dicatat dalam besar derajat dari posisi netral (derajat nol), contoh:
○ Fleksi lutut → 0-140, berarti dimulai dari sudut 0 hingga 140
● Akurasi penilaian dapat dilakukan dengan goniometer
● Perhatikan juga krepitasi.
Move - Gerak Pasif
21. ● Pergerakan tidak fisiologis yang terjadi di luar bidang pergerakan normal
● Pergerakan abnormal dapat terlihat jelas, namun terkadang butuh manuver
pemeriksaan khusus untuk melihat instabilitas
Move - Gerak Tidak Stabil
22. ● Memposisikan pasien menuju ke posisi yang memunculkan keluhan nyeri.
● Pasien terkadang dapat mengingat kemiripan gerakkan dengan posisi yang
memunculkan nyeri pada kegiatan sehari-hari.
Move - Gerak Provokatif
24. - Dilakukan jika ada gejala kelemahan, koordinasi terganggu, perubahan
sensasi
- Pemeriksaan
- General Appearance
- Penilaian fungsi motorik (muscle tone, power, reflex)
- Tes fungsi sensory
Pemeriksaan Neurologi
25. - Claw hand? Drop wrist? Waiter’s tip deformity?
- Fokus pada daerah yang terkena → tanda perubahan tropik yg
menandakan hilangnya sensibilitas
- Kulit yang halus, tidak berambut yang terlihat diregangkan dengan kuat
- Atrofi ujung jari dan kuku
- Bekas luka setelah luka bakar
- Ulkus yang tidak menyembuh
- Muscle wasting
General Appearance
26. - Pemeriksaan tonus otot
- Jika ada peningkatan (spastisitas) → lesi
UMN spt cerebral palsy atau stroke
- Jika ada penurunan (flaccidity) → lesi LMN
spt poliomyelitis
- Power
- Tendon reflexes → dibandingkan 2 sisi
- Superficial reflexes → abdominal, cremastric,
and anal reflex (corticospinal reflex)
- Plantar reflexes → babinski
Pemeriksaan motorik
27. - Selalu bandingkan 2 sisi
- Tes sentuhan dan tusukan jarum di daerah pola dermatom
- Perkusi cepat pada daerah saraf yang terkena → bisa ada tingling sensation
pada distal sarafnya (tinel sign)
- Tes suhu
- Tes getraran → garpu tala pada tulang yang menonjol
- Position sense test
- Stereognosis → kemampuan untuk mengenali ukuran dan tekstur sesuatu
- Romberg test
Tes Sensibilitas
29. - Lihat tanda lahir, deformitas, dan
abnormalitas atau hilangnya pergerakan
- Jika tdk ada urgensi → periksa kepala dan
leher
- Periksa back & limb → abnormalitas
posisi/ bentuk?
- Neonatus → pemeriksaan hip wajib
dilakukan
- Mirip dengan pemeriksaan dewasa
- Penekanannya pada → posture dan gaya
berjalan
Pemeriksaan Bayi dan Anak
Infant and Small Children Older Children
29
31. Semakin padat dan tidak tembus jaringan akan Semakin
besar redaman sinar-X dan oleh karena itu semakin
kosong, atau putih, gambar yang ditangkap.
● Tulang rawan : sedikit atenuasi → area gelap di
antara ujung tulang yang berdekatan (biasanya
disebut ruang sendi)
● Area 'radiolusen' lainnya : dihasilkan oleh kista
berisi cairan di tulang.
● Satu tulang di atas tulang lainnya (misalnya kepala
femoralis di dalam soket acetabular) menghasilkan
gambar yang tumpang tindih; kelainan apa pun
yang terlihat pada gambar gabungan yang
dihasilkan dapat terjadi di salah satu tulang
Radiographic Image
32. ● Arthography: injeksi zat kontras radiopak atau udara ke dalam rongga sinovial untuk
mendeteksi cedera atau kelainan lain pada tulang rawan artikular, meniskus fibrokartilaginosa,
kapsul dan ligamen
● Myelography: → ke dalam ruang subarachnoid dapat mendeteksi penonjolan nukleus
pulposus atau neoplasma jaringan lunak yang meluas ke kanalis vertebralis
● Discography : → ke dalam diskus intervertebralis yang dicurigai abnormal dengan anestesi
lokal dapat membantu melokalisir diskus tertentu yang menyebabkan gejala pasien.
● Sinography: → sinus eksternal untuk mengikuti jalur sinus, film menunjukkan jalur dan
apakah itu mengarah ke tulang atau sendi yang mendasarinya atau tidak.
● Scintigraphy: mendeteksi kondisi jinak, tumor ganas primer, metastasis tulang, osteomielitis
dini → area peningkatan serapan radionuklida (hot spot). nekrosis avaskular dari tulang pada
stadium awal → penurunan serapan radionuklida (cold spot)
Contrast radiography
34. ● Anemia hipokromik : pada artritis reumatoid, perdarahan saluran cerna karena obat anti inflamasi.
● Leukositosis : infeksi, leukositosis ringan pada artritis reumatoid
● Tingkat sedimentasi eritrosit (ESR): meningkat pada gangguan inflamasi akut dan kronis dan
setelah cedera jaringan
● Protein C-reaktif : meningkat pada radang sendi kronis dan (sementara) setelah cedera atau
operasi. Tes ini sering digunakan untuk memantau kemajuan dan aktivitas rheumatoid arthritis dan
infeksi kronis.
● Plasma gamma globulin
● Tes faktor reumatoid : autoantibodi IgM, terdapat pada sekitar 75% orang dewasa dengan artritis
reumatoid.
● Pengetikan jaringan Human leukocyte antigens (HLA)
○ dapat dideteksi dalam sel darah putih
○ sering digunakan sebagai tes konfirmasi pada pasien yang diduga menderita ankylosing
spondylitis atau penyakit Reiter
Blood Test
36. Fungsi: memberikan informasi yang berguna jika dilakukan pada indikasi yang tepat
Indikasi
1. Acute joint swelling after injury → untuk membedakan antara synovitis dan
bleeding
2. Acute atraumatic synovitis in adults → untuk membedakan antara infeksi, gout,
dan pseudogout dengan pemeriksaan karakteristik kristal pada mikroskop cahaya
terpolarisasi
3. Suspected infection → sebagai diagnosis awal
4. Chronic synovitis → tidak mendesak, salah satu prosedur diagnosis kemungkinan
TB atau atipikal rheumatic disorders
37. 1. Dilakukan pada keadaan aseptik
2. Beri lokal anestesi
3. Gunakan needle 20 gauge
4. Catat volume cairan, warna, dan
tampakannya
5. Analisis makroskopis dan taruh
single drop pada glass slide untuk
pemeriksaan pada mikroskop
Teknik Aspirasi
38. - Pemeriksaan lab untuk mendeteksi sel, biokimia, kultur bakteri
- Spesimen darah memungkinkan perbandingan antara konsentrasi gula synovial dan gula darah
- Menurunnya synovial glucose menandakan infeksi
- Leukosit tinggi → infeksi
- Moderate leukositosis ---> gout, inflammtory arthritis
- Kultur bakteri dan pemerksaan sensitivitas antibiotik untuk kasus infeksi
Pemeriksaan Lab
40. Fungsi: untuk diagnosis atau membedakan jenis kerusakan lokal (infeksi, fraktur, tumor tulang),
tumor (jinak atau ganas, radikal atau metastasis)
Indikasi:
- Infeksi tulang → untuk bukti histologi, pemeriksaan bakteri, dan sensitivitas antibiotik
- Penyakit tulang metabolik → tetracycline-labelled bone biopsy untuk memeriksa tipe
abnormalitas (osteoporosis, osteomalacia, hyperparathyroidism), keparahan dari penyakit
43. Fungsi: Dilakukan untuk diagnostik
dan terapi
- Dapat dilakukan pada hampir
semua sendi.
- Biasanya pada lutut, pundak,
pergelangan tangan,
pergelangan kaki, panggul
- Jika lesi dapat dioperasi,
seringkali dapat ditangani tanpa
perlu operasi
Depression or absence of the reflex signifies interruption of the pathway at the posterior nerve root, the anterior horn cell, the motor nerve root or the peripheral nerve.
Infant and small children
Pemeriksaan bayi dilakukan dengan baju terbuka, di ruangan hangat
Lihat tanda lahir, deformitas, dan abnormalitas atau hilangnya pergerakan
Jika tidak ada urgensi → periksa kepala & leher
Lalu periksa back & limb → abnormalitas posisi atau bentuk?
Pemeriksaan pergerakan sendi → aktif dan pasif
Aktif → distimulasi dg membelai ekstremitas
Pasif → hati2 krn untuk mencegah mencederai anak
Pada neonatus → pemeriksaan panggul (hip) wajib dilaksanakan → biar tau kalo ada tanda2 DDH yg gak kentara(developmental dysplasia of the hips) pada stage awal
Older children → sama kek dewasa tpi penekanannya di postur dan gaya berjalan
Single drop ditaruh di glass slide dan diperiksa pada mikroskop
Periksa: darah, leukosit, kristal
Dry smear dipersiapkan dengan cairan heparin
Spesimen bisa di sentrifugasi
Staining (wrights dan gram) untuk memeriksa organisme dan leukosit
Namun, artroskopi adalah prosedur invasif dan penguasaannya membutuhkan keterampilan dan latihan; dia tidak boleh digunakan hanya sebagai alternatif untuk klinis pemeriksaan dan pencitraan