Pemeriksaan fisik neurologis mencakup penilaian kesadaran, saraf kranial, sistem sensorik, motorik, refleks, dan tonus otot untuk mendeteksi gangguan sistem saraf pusat dan perifer. Tes-tes sederhana seperti pemeriksaan pupil, daya lihat, dan kekuatan otot digunakan untuk mengevaluasi fungsi saraf tertentu.
Mempelajari tentang pemeriksaan fisik thorax dengan cara inspeksi, pelpasi, perkusi dan auskultasi. serta harus mengetahui suara atau bunyi yang dihasilkan dan batas pemeriksaan antara jantung dan paru. maka perawat dapat mempelajari dan harus mengetahui tentang pemeriksaan paru dan jantung
Muntah pada Anak
Dipresentasikan oleh DR. dr. Dwi Prasetyo, SpA(K), M.Kes
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Ini adalah kuliah saya untuk keperawatan gawat darurat di Akademi Keperawatan Panti Rapih. Kuliah ini memuat sindrom koroner akut, henti jantung, dan syok kardiogenik.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Mempelajari tentang pemeriksaan fisik thorax dengan cara inspeksi, pelpasi, perkusi dan auskultasi. serta harus mengetahui suara atau bunyi yang dihasilkan dan batas pemeriksaan antara jantung dan paru. maka perawat dapat mempelajari dan harus mengetahui tentang pemeriksaan paru dan jantung
Muntah pada Anak
Dipresentasikan oleh DR. dr. Dwi Prasetyo, SpA(K), M.Kes
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Ini adalah kuliah saya untuk keperawatan gawat darurat di Akademi Keperawatan Panti Rapih. Kuliah ini memuat sindrom koroner akut, henti jantung, dan syok kardiogenik.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Tipe efusi pleura dengan darah <1500ml terakumulasi di rongga pleura
• Penyebab utama: laserasi paru, pembuluh utama, pembuluh intercosta/arteri mamary interna
akibat trauma penetrasi/tumpul
• Bisa karena fraktur spina thoracic tapi ini self limited (tidak perlu terapi operatif)
• Pemeriksaan Fisik:
○
Pemeriksaaan gerakan dinding dada , adanya cedera penetrasi (termasuk di posterior).
Identifikasi suara napas dan bandingkan dua lapang. Perkusi: Dull pada sisi yang sakit.
Pada X-Ray ada opasitas homogen teridentifikasi kalau ada akumulasi darah, meskipun
hanya sedikit.
• Tata Laksana:
○
Kalau terlihat cukup besar di X-ray 🡪 French chest tube 28-32 (evakuasi menurunkan
risiko penggumpalan, dan monitoring kehilangan darah)
○
Lebih banyak dari 1500 ->> massive hemothorax🡪 operasi
○
Drainase > 200ml/jam selama 2-4 jam / butuh transfuse🡪 eksplorasi operatif
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
UNTUK MENDAPATKAN OBAT ASLI : 087776558899
__Cara Menggugurkan Janin Dalam Kandungan 3 Jam Bersih Tuntas Tanpa Kuret Secara Aman Dari Usia Kehamilan 1 – 7 Bulan.
Obat Penggugur Kandungan BPOM yang dijual di Apotik Cytotec dan Gastrul yaitu obat penggugur kandungan ampuh yang direkomendasi oleh Alodokter dan Halodoc sebagai obat aborsi manjur. Obat cytotec misoprostol 200mcg sangat ampuh untuk menggugurkan janin kuat (Bandel) bergaransi dijamin tuntas 100%.__
#UNTUK MENDAPATKAN OBAT ABORSI ASLI 087776558899
__Cara gugurkan kandungan awal kehamilan di luar nikah, cara menggugurkan kandungan usia 5 bulan dengan alkohol, anak luar nikah, secara alami dan cepat dalam 1 hari, cara menggugurkan janin di luar kandungan secara alami, Cara menggugurkan kandungan dengan paramex, feminax, cara menggugurkan kandungan dengan cepat selesai dalam 24 jam secara alami buah buahan yang masih gumpalah darah, hitungan hari.__
Selain itu, ini juga dapat dikerjakan jika memang benar-benar ada abnormalitas janin yang menyebabkan janin lepas dari kandungan. Dan di posting ini kali kami akan menjelaskan 4 cara menggugurkan kandungan dan percepat haid, Dengan Paramex, Dengan Paracetamol, Dengan Alkohol dan berikut penuturannya.
Obat MENGGUGURKAN kehamilan Kuat dengan cepat selesai dalam waktu 24 jam secara alami – Cara Menggugurkan Kandungan Usia Janin 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Bulan Dengan Cepat Dalam Hitungan jam Secara Alami.
Obat Penggugur Kandungan untuk Ibu Menyusui di Apotik dan Harganya Cara Menggugurkan Kandungan atau Aborsi Medis Dengan Pil Cytotec 200mg Misoprostol adalah salah satu Obat Penggugur Kandungan Di Apotik Paling Ampuh yang tidak dijual secara Umum, ( Tips dan Cara Gugurkan Kehamilan Kuat 1-8 Bulan dengan Cepat Dalam Hitungan Jam secara Alami ) dari Janin usia 1 Bulan, 2 Bulan, 3 Bulan, 4 Bulan, 5 Bulan, 6 Bulan, 7 Bulan, 8 Bulan sangat mudah diatasi dengan Obat Aborsi Cytotec Misoprostol Asli 100% Berhasil TUNTAS.
Cara Menggugurkan Kandungan dan Percepat Haid, Cara Menggugurkan Kandungan Dan Percepat Haid yang Aman Secara Klinis. Menggugurkan kandungan ialah satu tindakan yang nista karena dipandang hilangkan nyawa calon bayi. Tetapi demikian, menggugurkan kandungan dapat menjadi legal atau dibolehkan bila terjadi beberapa kasus tertentu yang mewajibkannyauntuk digugurkan karena argumen klinis.Mirip contoh: si ibu yang mempunyai penyakitkronis yang bila dipaksa melanjutkan kehamilan maka mencelakakan nyawa si ibu.Cara menggugurkan kandungan adalah suatu hal tindakan yang sudah dilakukan untuk akhiri kehamilan yang tidak di harap (aborsi).
Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kehamilan Atau Obat Aborsi Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kandungan Adalah mungkin salah satu cara yang di anggap seseorang tepat, karena beberapa faktor alasan tertentu. Padahal Gugurkan kehamilan memiliki tingkat resiko yang lumayan tinggi apabila penggunaan Obat Aborsi atau yang sering di kenal dengan obat Cytotec
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
4. N I (Olfaktorius)
• Syarat:
- menggunakan bahan-bahan yang telah dikenal oleh pasien
- tidak menyengat (mis: ammonia) merangsang N V
Cara:
- Diperiksa satu persatu dan lubang hidung yang lain haruslah
ditutup
- Pasien mencium bau dengan mata tertutup menyebutkan
bau apa yang diciumnya.
NB:
- Diutamakan kemampuan membau daripada kemampuan
identifikasi bau
4
6. Visual aquity
• menggunakan snellen chart untuk penglihatan jauh dan Jagger
reading card untuk penglihatan jarak dekat.
• Secara kasar dapat diperiksa:
- Melihat jari pada jarak 1 m visus >1/60.
- Melihat lambaian tangan visus >1/300
- melihat persepsi cahaya visus 1/~
- Tidak bisa melihat sama sekali 0.
6
7. Lapangan pandang
• ideal menggunakan perimeter atau tangent screen, kita
dapat melakukan tes konfrontasi dengan cara:
pemeriksa dan penderita berada pada jarak 2-3 kaki dengan
kedua mata pemeriksa dan penderita pada jarak yang sejajar
mata yang tidak diperiksa ditutup
mata kanan untuk memeriksa mata kiri
dengan pin dengan kepala yang berwarna pemeriksa
menggerakkan sampai pesien dapat melihat pin tersebut
syarat pemeriksaan ini adalah pemeriksa harus normal
7
8. Warna
- menggunakan kartu ishihara, hardi ritter rand, atau kartu sejenis
- kelainan melihat warna ini terjadi pada 3-4% laki-laki.
8
10. N III, IV, VI
- pertama-tama kita periksa gerakan bola mata
- posisi bola mata saat diam dapat menentukan lokasi lesi.
- Selanjutnya adalah pemeriksaan pupil.
- Pehatikan adalah bentuk pupil, lebar pupil, perbedaan lebar pupil.
10
11. Refleks Cahaya
•Reflek cahaya langsung:
- diperiksa dengan memberikan cahaya secara
mendadak pada bola mata yang diperiksa pupil
mengecil atau miosis.
- Reflek cahaya konsensuil diperiksa dengan
menyinari ,mata yang diperiksa pada sisi lateral,
sedang pada mata kontra lateral diberi cahaya
secara mendadak, reflek yang terjadi adalah miosis
pada sisi mata yang diperiksa.
11
12. Refleks akomodasi dan konvergensi
- Reflek akomodasi dan konvergensi diperiksa dengan meminta pasien
untuk memandang obyek yang jauh an mendadak diminta untuk
melihat obyek yang dekat bola mata akan berkonvergensi,
menipisnya lensa dan miosis pada pupil.
12
13. N V ( trigeminus )
• komponen nervus V terdiri dari komponen motorik dan sensorik,
pemeriksaan komponen sensorik dan motorik dibahas pada
pemeriksaan motorik dan sensorik secara umum.
13
14. N V
• Reflek kornea adalah pemeriksaan yan paling sensitive untuk
mengetahui adanya kelainan NV
- Refleks kornea dapat dibangkitkan dengan cara menyentuh
daerah limbus pada sisi lateral setelah pasien diminta untuk
melirik ke arah kontra lateral menutupnya kedua kelopak
mata.
14
15. N VII (Fasialis)
Komponen saraf VII adalah:
• komponen lakrimasi
• komponen pendengaran
• komponen perasa khusus lidah
• komponen motorik otot-otot mimic
15
16. Komponen perasa lidah
- menggunakan larutan bonstein, yaitu NaCl 2,5%,
glukosa 4%, asam sitrat 1%, dan kinin 0,075%.
- Cara pemeriksaannya adalah dengan cara pasien
diminta menutup mata , lidah dikeluarkan dan
dibersihkan lalu diolesi cairan bonstein tersebut, dan
pasien diminta menyebutkan yang dia rasakan dengan
cara menulis atau menunjuk tulisan.
16
17. Komponen motorik
- NVII meliputi otot-otot mimik, yang harus kita perhatikan saat diam
dan saat bergerak, hendaknya kita dapat menilai masing masing otot.
17
19. Sistem pendengaran
- Pemeriksaan rinne untuk membandingkan konduksi
tulang dan konduksi udara
- garpu tala digetarkan dan diletakkan di planum
mastoid dan kemudian diletakkan dengan cepat di
depan telinga yang diperiksa dan ditanya mana yang
lebih keras.
- Cara tradisional dengan meletakkan garpu tala pada
daerah mastoid dan ketika sudah tidak terdengar
garpu tala diletakkan didepan telinga , normalnya
pasien masih dapat mendengar dua kali lebih lama
dari pada konduksi tulang.
19
20. Sistem pendengaran
Weber:
- Cara meletakkan garpu tala yang digetarkan pada vertex, diperiksa apa
ada yang terdengar lebih keras pada satu sisi (lateralisasi)
20
22. N IX-X
• reflek muntah yang dapat dirangsang melalui cara
menyentuh pharing, palatum, dasar lidah, atau dinding
posterior pharing dengan spatel tongue, atau alat lain yang
mirip.
• Suara parau juga merupakan tanda kelemahan sistem saraf
ini terutama NX
• terjadi kelemahan menelan
• uvula akan condong ke arah yang sehat, pada kelumpuhan
sistem saraf ini juga terjadi kelemahan batuk.
MAC, dr 22
24. N XII
- Melihat lidah pada posisi diam dan bergerak
- Pada saat diam lidah condong keposisi yang sehat
- Pada saat bergerak lidah condong keposisi yang sakit
24
26. Kekuatan motorik
Ada 2 cara:
1. Pemeriksa aktif pasien pasif
2. Pemeriksa pasif pasien aktif
Pemeriksaan sesuai dengan gerakan otot yang diperiksa
26
27. Nilai Kekuatan motorik menurut MRC
0 tidak ada kontraksi
1 hanya ada sedikit kontraksi otot
2 ada gerakan sendi tanpa dapat melawan gerakan
gravitasi
3 dapat melawan gerakan gravitasi
4- dapat melawan grafitasi dan sedikit tahanan
4 dapat melawan grafitasi dan tahanan sedang
4+ dapat melawan grafitasi dan kuat tahanan
5 normal
27
28. Untuk mengetahui kelemahan ringan
1. Tes pronasi
cara mengangkat kedua tangan dan kedua mata tertutup, pada
sisi yang lemah akan terjadi pronasi
2. Hover Manuver
cara mengangkat kaki dan menahan kaki kontra lateralnya, pada
sisi yang lemah bila diangkat akan terasa berat pada sisi
kontralateralnya.
28
31. OBSERVASI, PALPASI, PERKUSI DAN MANIPULASI PASIF
Observasi
• Kelainan dari postur dan posisi dari ekstremitas perubahan
tonus
Palpasi
• Perhatikan konsistensi, elastisitas pasif, kekokohan (firmness) atau
turgor dari otot
Perkusi
• Perkusi atau meregangkan otot dengan menepuk digunakan untuk
penilaian terangsangnya otot, atau kontraksi
Resistance dari otot terhadap manipulasi pasif
• Pada hemiparesis dimana lengan lebih terkena dari pada tungkai,
periksa tonus waktu ektensi lengan atas dan fleksi pada tungkai
bawah.
31
32. Macam tonus
1. Hipotonus tonus yang turun
2. Hipertonus tonus yang meningkat
a. Spastik fenomena pisau lipat
b. Rigid
- Cog wheel seperti gerigi
- Led pipe kaku saat digerakkan
32
36. PEMBAGIAN:
1. Rasa sensoris eksteroseptif
2. Rasa sensoris proprioseptif
3. Rasa sensoris interoseptif atau viseral
4. Rasa sensoris gabungan; fungsi sensoris serebral
36
37. RASA SENSORIS EKSTEROSEPTIF DAN
PROPRIOSEPTIF
RASA SENSORIS EKSTEROSEPTIF
- Rasa nyeri superfisial
- Rasa suhu
- Rasa raba (tactile)
RASA SENSORIS PROPRIOSEPTIF
- Rasa gerak dan posisi
- Rasa getar
- Rasa tekan
- Rasa nyeri dalam atau nyeri tekan
37
38. RASA GABUNGAN
- Stereognosis
- Barognosis
- Topesthesia atau topognosia
- Graphesthesia
- Recognition of texture
- Two-point tactile (spatial) discrimination
- Sensory extinction atau inattention
- Recognition of electrical stimulation
- Autotopagnosia atau somatotopagnosia
38
39. RASA NYERI SUPERFISIAL
• Cara yang paling sederhana adalah menggunakan jarum pentol. Sebaiknya
penderita menutup matanya. Harus ditanyakan apakah rasa tajam atau
tumpul. Stimulasi dilakukan bergantian antara kepala (tumpul) dan ujung
tajam dari jarum pentol.
• Mengetahui batas kelainan paling tepat bila pemeriksaan dilakukan mulai
dari daerah kurang sensitif ke sensitivitas lebih besar, bukan sebaliknya.
• Bila terdapat hiperalgesia harus diperiksa daerah normal ke daerah
hiperalgesia.
• Bila stimuli diberikan terlalu dekat satu sama yang lain dan bila stimuli satu
sama yang lain terlalu cepat, maka terdapat summasi dari impuls atau,
sebaliknya bila konduksi lambat, respon dari penderita menunjuk pada
stimulasi sebelumnya.
39
40. RASA SUHU
•Rasa suhu dites dengan menggunakan tabung reaksi
mengandung es yang retak (cracked ice)
(5-100 C) dan air panas (40-450 C) atau lebih baik
menggunakan tabung metal air dingin atau air panas.
•Distribusi kulit dari tak adanya rasa panas lebih besar
dari pada tak adanya rasa dingin.
•Orang normal harus dapat membedakan perbedaan
stimuli dari 2 sampai 5 derajad celsius.
40
41. RASA RABA ATAU SENTUHAN RINGAN
Rasa raba umum dites dengan menggunakan
stimulus ringan seperti sikat rambut onta,
seutas kapas, bulu sayap binatang, sehelai
lap kertas. Stimulus harus begitu lemah
sehingga tak ada tekanan pada jaringan
subkutan.
41
42. RASA GERAK DAN POSISI
- jari-jari yang relax komplit harus dipegang pada kedua sisi
lateral, dengan tekanan sesedikit mungkin, dan geraklah
pasif.
- Jari pemeriksa harus diletakkan paralel dengan bidang
gerak untuk menghapus variasi dalam tekanan.
- Jari yang diperiksa harus dipisahkan dengan jari-jari lainnya
sehingga tak ada kontak dengan jari lainnya.
- Penderita tak boleh mencoba gerakan aktif dari jari yang
diperiksa, agar tak membantu menentukan posisinya.
- Bila rasa gerak dan posisi dari jari-jari hilang, maka harus
memeriksa bagian yang lebih besar dari tubuh seperti
tungkai dan lengan bawah.
42
43. RASA GETAR ATAU PALLESTHESIA
Digunakan garpu tala dengan 128 Hz, walaupun beberapa penulis
mengatakan bahwa 256 Hz memberi perubahan lebih halus dari
ambang getar.
Rasa getar dites pada penonjolan tulang
Garpu tala dibiarkan sampai penderita tak merasakan getaran setelah
itu dibandingkan dengan pemeriksa.
Ambang dari persepsi getar normal agak lebih tinggi pada
ekstremitas bawah dari pada ekstremitas atas.
43
44. RASA TEKAN
• Rasa tekan hubungan erat dengan rasa raba, akan tetapi mengenai persepsi
tekanan dari struktur subkutan
• Rasa tekan dites dengan menggunakan jari atau benda tumpul, dengan
tekanan pada struktur subkutan, seperti massa otot, tendon, dan sarafnya,
atau menjepit antara jari-jari.
44
45. RASA DALAM ATAU RASA NYERI
TEKAN
•Nyeri tekan dites dengan menjepit otot atau tendon,
dengan penekanan pada saraf yang terletak dekat pada
permukaan, atau dengan penekanan pada testikel atau
bola mata.
•Rasa nyeri tekan hilang dini pada tabes.
•Abadie’s sign tak ada rasa nyeri pada penekanan pada
tendon achilles pada penekanan.
•Biernacki’s sign tak ada rasa nyeri pada penekanan dari
nervus ulnaris.
•Pitres’sign tak rasa nyeri pada penekanan testis, terdapat
pada tabes dorsalis.
45
47. PEMBAGIAN
- Deep (muscle stretch) reflexes
- Superficial reflex
- Pyramidal tract responses
- Reflexes of spinal automatism
- Postural and Righting reflexes
- Associated movements
47
48. SYARAT PEMERIKSAAN:
•Stimulus harus cepat, langsung, tak nyeri
•Penderita dalam posisi menyenangkan dan santai
•Keadaan tonus otot: sedikit kontraksi. Ini
berhubung reaksi dan refleks tergantung pada
keadaan tonus otot.
•Letak ekstremitas dalam keadaan simetris
•Reaksi refleks dapat dilihat atau dirasakan dengan
meletakkan tangan diatas otot ybs.
•Respon refleks selalu dibandingkan dengan sisi yang
lain.
48
50. BICEPS REFLEKS (C5-C6:
N.musculocutaneous)
• Lengan dalam posisi santai dengan lengan bawah antara fleksi dan
ekstensi dan sedikit pronasi.
• Ketuklah pada tendon dari biceps, dengan meletakkan jari telunjuk
diatasnya lalu dipukul dengan palu refleks.
50
51. TRICEPS REFLEKS (C6-C8: N.radialis)
• Lengan dalam posisi setengah antara fleksi dan ektensi.
• Ketuklah pada tendon refleks diatas insersi pada processus olecranon
dari ulna.
51
52. PERIOSTO-RADIAL REFLEKS (C5-C6:
N.radialis)
Bila processus styloid dari radius diketuk dengan lengan bawah
dalam kedudukan semifleksi dan semipronasi, maka terdapat
fleksi dari lengan bawah dengan supinasi.
Respon yang belakangan ini lebih jelas bila diekstensi dan
pronasi, akan tetapi refleksnya lebih lemah. Kadang-kadang
terdapat ikut sertanya fleksi dari pergelangan tangan dan jari-
jari, dengan adduksi dari lengan bawah.
Otot utama yang terlibat adalah brachioradialis, dan dapat
dirangsang tak hanya pada insersi tendon pada aspek lateral
dari basis dari processus styloid dari radius, akan tetapi juga
sepanjang sepertiga bagian bawah pada permukaan lateral dari
radius atau pada origo dari tendon diatas epicondylus lateralis
dari humerus.
52
53. PERIOSTO-ULNAR REFLEKS (C6-Th1:
N.medianus)
•Bila processus styloid ulna dari permukaan postero-
inferior ulna diketuk waktu lengan bawah dalam
semifleksi dan pergelangan tangan dalam
semipronasi, terdapat pronasi dari lengan bawah,
sering dengan adduksi dari pergelangan tangan.
Terdapat juga fleksi pergelangan tangan dan jari-
jari. Otot utama yang ikut serta dalam respon ini
adalah pronator teres dan quadratus.
•Refleks ini meningkat pada lesi piramidal dini.
53
54. PATELLAR ATAU QUADRICEPS REFLEKS (KPR) (L2-
L4 : N.femoralis)
Ada 4 cara:
Duduk:
- Penderita duduk dikursi dengan kakinya istirahat pada lantai
- Penderita duduk pada pinggir dari meja dengan kakinya
menggantung tak menyentuh lantai.
- Penderita duduk dengan satu kaki menyilang terhadap kaki
satunya dan mengketuk tendon patellar.
Tidur ditempat tidur:
- Pemeriksa membengkokkan sebagian lututnya dengan menempatkan lengan
pemeriksa dibawahnya, dianjurkan untuk mengangkat kedua lututnya, dan
tumitnya beristirahat sedikit pada tempat tidur.
• Bila patellar refleks sangat meningkat, terdapat tak hanya ektensi dari tungkai,
akan tetapi adduksi dari paha, yang kadang-kadang bilateral.
54
55. ACHILLES ATAU TRICEPS SURAE REFLEKS (APR)
(L5-S2 : N tibialis)
• Achilles refleks didapat dengan mengketuk pada tendon achilles diatas insersi pada
permukaan posterior dari calcaneus. Ini diikuti oleh kontraksi dari otot posterior
crural, gastrocnemius, soleus, dan plantaris , dengan fleksi plantar dari kaki pada
pergelangan kaki.
• Bila penderita duduk atau tidur ditempat tidur, paha harus agak abduksi dan rotasi
eksternal, lutut harus fleksi, dan kaki harus agak inversi; pemeriksa harus
meletakkan satu tangan dibawah kaki untuk memberi dorsifleksi sedikit pada
pergelangan kaki.
• Bila refleks ini didapat dengan sukar, penderita diminta untuk menekan kakinya
terhadap tangan pemeriksa agar tendon agak tegang.
• Bila masih tak dapat diperoleh dengan cara ini, penderita diminta untuk berlutut
pada lututnya diatas kursi dengan permukaan lembut, sedangkan kakinya
bergantung tegak lurus; tendon achillesnya diketuk dengan posisi ini.
55
56. ANAL REFLEKS
2 bentuk:
1. Anal sphincter refleks
2. Superficial anal refleks
1. Anal sphincter refleks (innervasi: serat postganglionic dari cabang
simpathetik melalui plexus hypogastrik (Nn. presacralis)
Kontraksi dari sphincter interna dari anus pada waktu memasukkan
jari bersarung tangan kedalam anus
2. Superficial anal refleks ( N. Hemorrhoidal inferior : S4-S5)
Menggores atau menusuk kulit atau membran mukosa pada daerah
perianal, terdapat kontraksi dari sphincter eksterna.
56
57. CREMASTER REFLEKS (N.Ilioinguinal dan
genitofemoral : L1-L2)
•Menggores kulit pada bagian atas, aspek dalam
dari paha, dari atas kebawah dengan benda
tumpul, atau menusuk atau mencubit kulit
pada daerah ini, terdapat kontraksi dari otot
cremaster dengan elevasi homolateral dari
testikel.
57
58. SCROTAL REFLEKS
Refleks scrotal adalah refleks viseral.
Terdapat kontraksi pelan-pelan seperti cacing dari m.dartos pada
waktu memberi benda dingin pada otot tersebut atau mengusap
perineum.
58
59. GLUTEAL REFLEKS
Kontraksi dari m. gluteal pada waktu menggores kulit diatas pantat.
M. gluteus max. dinervasi oleh n. gluteal inf. (L4-S2), dan kulit
didaerah ini diinervasi oleh cabang kutaneus dari post. rami dari
saraf lumbal dan sakral.
59
60. MAC, dr 60
(Th 5-7)
(Th7-9)
(Th9-11)
(Th11-12-upper
Lumbar)
62. PALMOMENTAL REFEKS (MARINESCO-
RADOVICI)
•Menggores dengan benda tumpul diatas thenar
eminence dari pergelangan tangan ke phalanx
proksimal atau kearah berlawanan, atau menepuk
daerah ini kontraksi dari otot mentalis dan
orbicularis oris. Terdapat kerutan dari kulit dari
dagu dan retraksi sedikit dan kadang-kadang elevasi
dari sudut mulut.
•Terdapat pada penyakit piramidal, juga pada lesi
lobus frontalis, dan kelainan kortikal difus.
62
63. GRASP, ATAU FORCED GRASPING REFLEKS
(1)
Terdapat 4 variasi:
1. Simple grasp refleks
2. Hooking response
3. Tonic perseveration atau forced grasping refleks
4. Groping response
1. Simple grasp refleks
• Jari-jari pemeriksa dimasukkan antara ibu jari dan jari telunjuk, atau kulit dari
telapak tangan dirangsang lemah lembut, terdapat fleksi pelan-pelan dari jari-jari.
Jari penderita dapat menutup sekitar jari-jari pemeriksa pada genggaman lemah
lembut yang dapat relax waktu disuruh.
• Ini adalah palmar refleks normal yang berlebihan.
2. Hooking response
• Bila jari-jari fleksi penderita pelan-pelan diekstensi oleh tangan pemeriksa, jari-jari
penderita akan mencengkram (hook) jari-jari pemeriksa.
• Variasi patologis dari fleksor jari dan palmar refleks
63
64. GRASP, ATAU FORCED GRASPING
REFLEKS (2)
3. Tonic perseveration atau forced grasping refleks
• Bila refleks menggenggam hebat maka terdapat cengkraman hebat
dan tak dapat relax waktu disuruh melemaskan.
• Ini adalah bagian dari refleks “gegenhalten”
4. Groping response
• Sentuhan sangat ringan pada tangan penderita antara ibu jari dan jari
telunjuk waktu mata penderita ditutup, mengakibatkan ia
menggerakkan tangannya untuk menggenggam jari pemeriksa,
kadang-kadang dengan gerakan ritmis untuk mencapainya.
• Respon ini biasanya kontralateral akan tetapi kadang-kadang
ipsilateral, dan diperkirakan terkenanya daerah premotor, walaupun
daerah piramidal mungkin terkena. Mereka juga terdapat pada
penderita koma, dan dilaporkan hubungan dengan lesi dari posterior
fossa, mungkin sekunder karena tekanan intrakranial meningkat.
64
65. HOFFMAN SIGN
Pemeriksa menunjang tangan penderita, dorsifleks pada
pergelangan tangan, sehingga relax komplit dan jari-jari
sedikit fleksi.
Jari tengah sedikit ekstensi dan phalanx tengah atau distal
dipegang kuat-kuat antara jari telunjuk dan tengah dari
pemeriksa.
Dengan ceklikan tajam dan keras dari ibu jari, pemeriksa
menekan kuku dari jari tengah penderita, menyebab-kan
fleksi kuat-kuat dari jari diikuti oleh pelepasan sekonyong-
konyong.
Bila Hoffmann sign positif terdapat fleksi dan adduksi dari
ibu jari dan fleksi dari jari telunjuk, dan kadang-kadang fleksi
dari jari-jari lain juga.
65
66. TRŐMNER SIGN
Pemeriksa memegang tangan penderita
dengan memegang phalanx proksimal atau
tengah dari jari tengah yang sedikit fleksi
antara ibu jarinya dan jari telunjuk. Dengan
jari tengah dari tangan lainnya ia menepuk
permukaan volar dari phalanx distal dari jari
tengah. Responnya sama dengan Hoffmann
sign.
66
67. LERI SIGN
• Pemeriksa memegang lengan bawah penderita yang disupinasi dan sedikit
fleksi, dan dengan tangan yang lain memfleksi kuat-kuat jari-jari penderita dan
pergelangan tangan. Pada orang normal terdapat kontraksi dari otot biceps dan
fleksi dari lengan bawah, dan terdapat juga adduksi dari lengan atas.
• Respon ini tak ada (negatif) pada lesi sistem piramidal. Fleksi yang ikut serta
pada siku bertambah dengan lesi lobus frontalis.
67
68. MAYER SIGN
• Tangan yang disupinasi dari penderita dipegang dengan tangan
pemeriksa, telapak tangan menghadap keatas, dengan jari-jari sedikit
fleksi dan ibu jari sedikit fleksi dan abduksi. Pemeriksa mengadakan
tekanan kuat dan pelan pada phalanx proksimal dari jari-jari,
terutama jari ketiga dan keempat, memfleksi pada sendi
metacarpopahalangeal dan menekan pada telapak tangan. Pada
orang normal terdapat adduksi dan opposisi dari ibu jari dengan
fleksi pada sendi metacarpo-phalangeal dan ekstensi pada sendi
interphalanx.
• Respon ini tak ada (negatif) pada lesi sistem piramidal. Ia kadang-
kadang tak ada pada orang normal, akan tetapi harus bilateral, Ia
juga tak ada pada hipotonia dan lesi saraf perifer. Ia meningkat pada
meningitis dan tumor otak, terutama bila terletak di lobus frontalis.
68
69. FLEXOR PLANTAR REFLEKS
•Pada orang normal, stimulasi pada
permukaaan kaki diikuti oleh fleksi
dari jari-jari kaki. Jari-jari kecil fleksi
lebih dari pada ibu jari.
•Innervasi N.tibialis (L4-S1-S2)
69
70. BABINSKI SIGN (EXTENSOR PLANTAR
REFLEX)
• Stimulasi dari permukaan plantar dari kaki dengan benda ujung tumpul ,
terdapat dorsifleksi dari ibu jari kaki bersamaan dengan fanning (separasi) dari
jari-jari kaki.
• Stimulasi dari tumit kedepan, biasanya berhenti pada sendi metatarso-
phalangeal. Pada orang dengan permukaan kaki kapalan dites bagian dalam
dari kaki yang tak ada kapalan.
70
71. CHADDOCK SIGN
• Merangsang bagian lateral dari kaki, dibawah dan sekitar malleolus
eksternus dalam arah lingkaran dengan benda ujung tumpul
respon dorsifleksi dari jari-jari.
71
72. OPPENHEIM SIGN
Menekan hebat dengan ibu jari dan jari telunjuk (jari telunjuk dan jari tengah)
pada permukaan anterior dari tibia, terutama pada bagian medial, dan
menggores kebawah dari daerah infrapatellar ke pergelangan kaki respon
dorsifleksi dari jari-jari.
72
73. GORDON DAN SCHAEFER SIGN
• GORDON SIGN
Memencet atau memberi tekanan dalam pada otot betis dorsifleksi
jari-jari kaki
• SCHAEFER SIGN
Memencet atau memberi tekanan dalam pada tendon achilles
dorsfleksi jari-jari kaki
73
74. GONDA DAN STRANSKY SIGN
• GONDA SIGN
Menekan dan merenggangkan kebawah atau menepuk distal
phalanx dari jari kedua atau keempat
dorsifleksi dari ibu jari kaki.
Bila respon sukar didapatkan, pemeriksa dapat fleksi jari
pelan-pelan, tekan pada kuku, dan plintir (putar) jari dan
pertahankan untuk beberapa detik.
• STRANSKY SIGN
Abduksi hebat dari kelingking jari kaki diikuti oleh pelepasan
mendadak dorsifleksi dari ibu jari kaki.
74
75. ROSSLIMO DAN MENDEL-
BECHTEREW SIGN
• ROSSOLIMO SIGN
Mengetuk bantalan depan dari kaki (ball of the foot), perkusi
permukaan dari ibu jari kaki, mengetuk atau menggores
(stroke) balls dari jari-jari kaki, atau memberi tepukan cepat
dengan menggerakkan keatas (lifting) ujung jari-jari fleksi
plantar dari jari-jari.
• MENDEL-BECHTEREW ATAU DORSOCUBOIDAL SIGN (tarso-
phalangeal reflex)
Mengetuk atau menggores bagian luar dari dorsum kaki pada
daerah dari os cuboid, atau diatas metatarsal keempat dan
kelima fleksi plantar dari jari-jari terutama bagian jari-jari
kecil.
75
78. LASEQUE SIGN
(straight-leg-raising test(SLR)
• Fleksi secara pasif sendi panggul (hip) pada penderita dalam posisi terlentang
sedangkan tungkai bawah ekstensi pada lutut.
• Nyeri pada sciatic notch diikuti oleh nyeri dan hipersensitivitas sepanjang
perjalanan dari distribusi dari nervus ischiadikus.
• Laseque test positif (terganggu) bila sudut fleksi sendi panggul < 70-800.
78
79. CONTRA-PATRICK’S SIGN
Modifikasi dari Laseque sign. Nyerinya lebih hebat bila test
dilakukan dengan paha dan tungkai dalam posisi adduksi dan
rotasi internal (Bonnet’s phenomenon) (de Jong 1970).
Maneuver ini arahnya sebaliknya dari Patrick’s “fabere” test
(fleksi, adduksi, rotasi internal, dan ekstensi) (“Fadire” test):
Terutama terdapat pada lesi inflamasi dari sendi sakro-iliac
(Williams 1965)
79
80. BRAGARD’S DAN SICARD SIGN
• BRAGARD’S SIGN
Penderita posisi terlentang dan tungkai bawah di-ekstensi (seperti pada
Laseque test) kita lakukan dorsifleksi dari kaki: nyeri bertambah hebat.
• SICARD’S SIGN
Penderita posisi terlentang dan tungkai bawah di-ekstensi (seperti pada
Laseque test) kita lakukan dorsifleksi dari ibu jari kaki: nyeri bertambah
hebat.
• Test Laseque, Bonnet, Bragard dan Sicard disebabkan karena regangan
(stretching) dari bagian tibial dari nervus ischiadikus dan menambah nyeri.
80
81. GOWER’S, NERI’S, MINOR’S DAN DOOR BELL SIGNS
• GOWER’S SIGN
Penderita dalam posisi terlentang dan paha serta tungkainya ektensi, kita
lakukan dorsifleksi pasif dari kaki: nyeri bertambah keras.
• NERI’S SIGN
Waktu membungkuk kedepan penderita memfleksi lututnya untuk
mencegah peregangngan dari nervus ischiadikus.
• MINOR’S SIGN
Waktu berdiri dari kursi menunjang dirinya pada sisi tak terkena dan
meletakkan satu tangan pada pinggangnya sedang ia membengkokkan
tungkai terkena.
• DOOR BELL’S SIGN
Nyeri tekan setinggi kelainan pada lateral dari processus spinosus waktu
penderita membungkuk kedepan.
81
82. VIETS AND NAFZIGER TEST
•Peningkatan dari tekanan intrakranial atau intraspinal
dapat menyebabkan bertambahnya nyeri radikuler pada
lesi yang mengambil tempat (space-consuming lesions)
menekan pada akar saraf.
•VIETS TEST: Penekanan digital pada vena jugularis
menambah nyeri radikuler. Tekanan harus dipertahankan
sampai penderita mengeluh rasa penuh dalam kepala,
selama 2 menit.
• NAFZIGER TEST: penekanan jugular dapat juga dilakukan
manset sphygmomanometer, mem-pertahankan tekanan
40 mm Hg selama 10 menit.
82
83. PATRICK’S SIGN
(Patrick’s “fabere” test)
Tanda ini terdiri atas nyeri di panggul bila tumit atau
malleolus eksternus dari ektremitas yang nyeri diletakkan
diatas lutut yang satunya dan paha ditekan kebawah.
Nyeri terjadi pada fleksi bersamaan dengan abduksi,
rotasi eksternal, dan ekstensi dari panggul yang terkena
(fleksi, abduksi, rotasi eksternal, dan ekstensi).
Pada pemeriksaan ini lutut dari sisi terkena tetap
diangkat oleh penderitanya dan tak dapat ditekan ke
tempat tidur.
Patrick’s sign positif pada penyakit sendi panggul, akan
tetapi biasanya negatif bila nervus ischiadikus terkena.
83
85. KAKU KUDUK
(NUCHAL RIGIDITY)
Kekakuan dari kuduk (neck) dan resistance terhadap
gerakan pasif dengan nyeri dan spasme pada percobaan
gerak.Terdapat resistance terhadap fleksi pasif, dan dagu
tak dapat ditekan diatas dada; terdapat resistance
terhadap hiperektensi dan gerakan putar.
Terdapat pada meningitis, cervical arthritis, myositis,
cervical adenopathy, retropharyngeal abses, trauma,
caries dari spine, hubungan dengan infeksi berat seperti
pneumonia dan typhoid fever
85
86. KERNIG’S SIGN
Penderita terlentang : fleksi paha 90° dan usahakan ektensi tungkai
bawah.
Kernig’s sign positif bila tungkai bawah tak dapat ekstensi tegak lurus
atau 45°
dari paha.
86
87. BRUDZINSKI’S NECK SIGN
Fleksi pasif dari kepala diikuti oleh fleksi dari kedua
paha dan tungkai, sehingga
kedua ekstremitas bawah fleksi hebat terhadap
pelvis. Kadang-kadang terdapat fleksi dari kedua
lengan dan separasi (fanning) dari jari-jari kaki.
Dilakukan dengan meletakkan satu tangan dibawah
kepala penderita dan fleksi sekuatnya kuduk,
sedangkan tangan lainnya pada dada penderita
untuk mencegah terangkatnya tubuh.
87
88. BRUDZINSKI CONTRALATERAL LEG
SIGNS
Fleksi pasif dari kepala terutama bila paha fleksi sedangkan lutut
ekstensi, diikuti oleh fleksi dari paha dan lutut kontralateral.
88
89. BRUDZINSKI’S CHEEK SIGN
Tekanan pada pipi atau dibawah zygoma diikuti oleh refleks fleksi
pada sendi lengan dan sentakan keatas dari lengan.
89
91. GUILLAIN’S SIGN
Mencubit kulit pada otot quadriceps femoris atau menjepit otot pada
satu sisi diikuti oleh fleksi dari pinggul dan lutut kontralateral.
91
92. EDELMANN’S GREAT TOE
PHENOMENON
Fleksi dari paha pada panggul sedangkan tungkai ekstensi pada lutut
diikuti oleh dorsifleksi dari ibu jari kaki.
Terdapat pada edema otak dan juga pada meningitis.
92