Prinsip pengkajian pada pasien gawat darurat dan kritis adalah “treat first what kill first”
Pengkajian gawat darurat dilakukan dengan Primary survey dan Secondary Survey (pengkajian primer dan pengkajian sekunder)
Assessment dan intervensi dilakukan secara simultan/bersama-sama dan terus menerus atau Assess, Address, advance
Prinsip pengkajian pada pasien gawat darurat dan kritis adalah “treat first what kill first”
Pengkajian gawat darurat dilakukan dengan Primary survey dan Secondary Survey (pengkajian primer dan pengkajian sekunder)
Assessment dan intervensi dilakukan secara simultan/bersama-sama dan terus menerus atau Assess, Address, advance
Presentasi ini saya bawakan di muka seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, 29 Januari 2013. Semoga bermanfaat....!
Dalam penyembuhan luka membutuhkan proses dan tahap sehingga dibutuhkan waktu, kesabaran dan pengobatan serta asuhan selama proses penyembuhan berlangsung, harus diketahui juga kriteria luka yang dijumpai, ukuran, jenis luka. peniliaian luka dapat diketahui dari pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi), kedalaman luka, eksudat, daerah luka. Sebagai seorang perawat harus juga mengetahui faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, mekanisme terjadinya luka, tipe penyembuhan luka, fase penyembuhan luka.
Presentasi ini saya bawakan di muka seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, 29 Januari 2013. Semoga bermanfaat....!
Dalam penyembuhan luka membutuhkan proses dan tahap sehingga dibutuhkan waktu, kesabaran dan pengobatan serta asuhan selama proses penyembuhan berlangsung, harus diketahui juga kriteria luka yang dijumpai, ukuran, jenis luka. peniliaian luka dapat diketahui dari pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi), kedalaman luka, eksudat, daerah luka. Sebagai seorang perawat harus juga mengetahui faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, mekanisme terjadinya luka, tipe penyembuhan luka, fase penyembuhan luka.
4. Sistem musculoskeletal
tulang, otot, ikat sendi dan tulang rawan →
membentuk rangka, menyangga tubuh,
melindungi organ vital , melakukan gerakan
Berdasarkan bentuk, tulang di kategorikan menjadi:
Tulang panjang tl pd anggota grk
Tulang pendek tl pd pergelangan tangan & kaki
Tulang pipih tl pada iga
Tulang tidak beraturan tl blkg
5. Tulang digabungkan
oleh sendi dari
berbagai jenis yang
merupakan
persambungan dan
penyokong struktur
dari sistem rangka
tubuh
6. FRAKTUR
Adalah terputusnya kontinuitas tulang
menjadi dua bagian atau lebih sehingga
menimbulkan gerakan yang abnormal
disertai krepitasi dan nyeri
8. FRAKTUR TERTUTUP
Adalah patah tulang tanpa
disertai hilangnya integritas
kulit
Salah satu pencetus
terjadinya perdarahan
internal
Biasanya disertai dengan
pembengkakan dan
hematom
Diagnosis pasti ->
pemeriksaan radiologi
9. FRAKTUR TERBUKA
Adalah keadaan patah
tulang yang disertai
gangguan integritas kulit
Biasanya di sebabkan oleh
ujung tulang yang menembus
kulit
Komplikasi : perdarahan
eksternal
Kerusakan lebih lanjut pada
otot-otot dan saraf serta
terjadinya kontaminasi
11. PRINSIP PENATALAKSANAAN FRAKTUR
1. Kondisi pasien stabil
2. Pertahankan jalan nafas, kontrol
perdarahan, tutup luka terbuka
3. Identifikasi dan imobilisasi semua fraktur
dan siapkan untuk transpotasi
12. PENANGANAN FRAKTUR
1. Stabilkan Jalan nafas
2. Kontrol perdarahan
3. Jika ada fraktur terbuka, balut luka
sebelum melakukan pembidaian dan
jangan mendorong kembali tulang yang
terlihat
4. Jangan pernah berusaha untuk meluruskan
fraktur
13. 5. Tourniket tidak di anjurkan
kecuali pada trauma
amputasi yang sudah tidak
dapat diselamatkan lagi
6. Imobilisasi ekstremitas
sebelum memindahkan
pasien dan imobilisasi sendi
bagian atas dan bawah
dari tulang yang fraktur
14. TUJUAN IMOBILISASI
1. Menjaga fraktur tertutup agar jangan
mejadi fraktur terbuka
2. Mencegah kerusakan sekitar saraf,
pembuluh darah dan jaringan yang lain
dari ujung tulang yang fraktur
3. Meminimalkan perdarahan dan bengkak
4. Mengurangi nyeri
15. Bila ragu dengan gejala dantanda fraktur,
anggap saja fraktur dan perlakukan sebagai
fraktur
ITU LEBIH AMAN !!
16. DISLOKASI
Adalah keluarnya pangkal tulang dari
persendian, kadang-kadang disertai dengan
robeknya ligamen yang seharusnya
menahan pangkal tulang agar tetap berada
pada tempatnya
Persendian yang biasanya terkena adalah
bahu, siku, jari, panggul dan pergelangan
17. Dislokasi
Gejala :
Nyeri atau terasa
adanya tekanan yang
berlebihan pada
persendian, seperti
kehilangan gerak pada
sendi
Tanda :
Deformitas ( perubahan
bentuk )
Paralisis : jika menekan
saraf atau pembuluh
darah
Hilangnya pulsasi
( denyut nadi ) dibawah
tulang yang mengalami
dislokasi
18. Penatalaksanaan Dislokasi
1. Imobilisasi pasien pada posisi saat pertama
kali ditemukan
2. Jangan coba meluruskan atau mengurangi
dislokasi kecuali jika anda seorang ahli
3. Lakukan imobilisasi pada bagian atas dan
bawah sendi yang dislokasi untuk menjaga
kestabilan waktu transport
19. SPRAIN
Adalah injuri dimana sebagian ligamen robek, biasanya
disebabkan memutar secara mendadak dimana sendi
bergerak melebihi batas normal
Organ yang sering terkena : lutut dan pergelangan kaki
Gejala : nyeri, bengkak dan kebiruan pada daerah injuri
Penanganan sprain seperti
penangan fraktur lalu imobilisasi
Kompres dingin jika mungkin
20. TRAUMA AMPUTASI
Jaringan yang terlepas
secara keseluruhan ->
tidak lagi mendapat nutrisi
dan oksigen
-> Amputasi atau Avulsi
21. PENANGANAN AMPUTASI
1. Tutup ujung tungkai yang putus
dengan kain yang bersih
2. Bersihkan bagian yang putus,
kemudian masukkan kedalam
kantong plastik
3. Masukkan kantong plastik
tersebut kedalam kantong
palstik yang berisi es
4. Bawa potongan tersebut
kerumah sakit bersama dengan
pasien
5. Berikan lebel / keterangan
CCOOLLDD WWAATTEERR
22. SINDROM KOMPARTEMEN
Terjadi apabila suatu struktur yang berada
di area tertutup mengalami hambatan
penyediaan darah karena pembuluh darah
mengalami penekanan sediaan oksigen
tdk adekuat metabolisme anaerobic.
23. Gejala dan tanda sindrom kompartemen :
1. Rasa sakit yang lebih hebat
2. Penurunan sensasi dibagian distal cidera
3. Pembengkakan yang hebat
4. Paralysis
5. Paresthesia
6. Pucat
Penatalaksanaan : Seperti kasus fraktur
24. PRINSIP PEMBIDAIAN
Periksa PMS
Fraktur bidai melewati dua sendi
Dislokasi bidai melewati dua tulang
Pengikatan tidak diatas sendi
Pengikatan satu arah dan diatas bidai
25. ANATOMI TULANG BELAKANG
Kolumna spinalis
tersusun atas 33 tulang
vertebra
Terbagi dalam lima
regional yaitu : servikal,
torakal, lumbal, sakral
dan koksigeal
26. Tanda dan gejala trauma spinal :
1. Nyeri leher atau punggung
2. Nyeri gerak leher atau punggung
3. Nyeri tekan leher posterior atau midlline
punggung
4. Deformitas kolumna spinalis
5. Paralisis, paresis, baal atau kesemutan
pada ekstremitas pada pasca kejadian
6. Tanda dan gejala syok neurogenik
7. Priapismus
27. Pengelolaan trauma tulang belakang :
1. Imobilisasi inline secara manual
2. Evaluasi ABC.
3. Periksa fungsi motorik, sensorik dan sirkulasi
keempat ekstremitas.
4. Perikasa leher dan pakaikan cervical collar
5. Imobilisasi torso hingga tidak dapat
bergerak
28. 6. Letakan bantalan (padding) dibelakang
kepala untuk dewasa dan dibawah toraks
untuk anak-anak
7. Imobilisasi kepala
8. Imobilisasi tungkai dan lengan pada board
9. Reevaluasi ABC dan fungsi motorik,
sensorik dan sirkulasi keempat ekstremitas.