Pencegahan Disabilitas Dan Perawatan Diri Penderita Kusta.ppt
1. Dr. Irawan Purnama Sp.KFR
PB. PERDOSRI
Penetapan Dokter Rujukan Kusta dan Frambusia di Kab/Kota untuk 26 Provinsi
Diselenggarakan Subdit PTM Direktorat P2PML 14 – 17 September 2021
2.
3. TeamWork
Medis : spesialis (Multidisiplin)
Paramedis :
Layanan Fisioterapis
Layanan Okupasi terapis
Layanan Terapi wicara
Layanan asuhan keperawatan Rehabilitasi Medik
Layanan Ortotik Prostetik
Non medis :
Layanan Sosial Medik
Layanan Psikologi
6. Patofisiologi Kerusakan Saraf (Paul Brand)
* Nerve Swelling di lokasi khusus (dibawah permukaan kulit) :
N. Tibialis : di belakang ankle
N. Peroneal : sekitar lutut
N. Urnalis : siku dan wrist
N. Medianus : fossa cubiti dan wrist
N. Facial : pada tulang rahang bawah
* Bakterial Koloni Reaksi imunologi Iskemia saraf
* Trauma Stres mekanik Neuropathy
8. Patogenesis kecacatan
Kerusakan saraf tepi dibagi dalam 3 tahap :
Tahap I : Penebalan saraf,Tenderness,nyeri tanpa ada
gangguan fungsi gerak
Tahap II : Terjadi kerusakan saraf : Kulit kering,hilang
sensibilitas,otot lemah bahkan sampai
Incomplete paralysis, Recovery possible,stadium
ini tidak lebih dari 6-9 bulan
Tahap III : Terjadi penghancuran saraf. Kelumpuhan akan
menetap (tidak lebih dari setahun). Pada stadium
ini dapat terjadi infeksi yang progresif dengan
kerusakan tulang dan kehilangan penglihatan
13. MATA
Paralisis N. Facialis cabang Zygomatikus
dan cabang temporal, terjadi kelumpuhan
otot orbikularis okuli.
*Kekeringan kornea akibat lagoftalmos dan sensasi kornea
yang menurun
*Iridosiklitis dengan cacatnya
*Katarak akibat suatu komplikasi uvea dan penyakit kornea
14.
15. * ST (sensory test) yang disederhanakan
* VMT (voluntary muscle test) secara cepat, dan
Penyuluhan perihal pengelolaan penyakit kusta, serta
resiko yang mungkin terjadi
Prevention Of Disability
(POD)
16. SK DR. SITANALA
Jln. Dr. Sitanala No. 99 Tangerang
Telp. (021) 5523059 Fax.( 021) 5523111
Kotak Pos 513 Tangerang 15001
PEMERIKSAAN SARAF DAN OTOT
Nomor RM : ……………….…….
Nama : ………………..…….
Tanggal Lahir : .................................
Jenis Kelamin : L / P
( Mohon diisi atau tempelkan stiker
jika ada)
Tanggal
Penilai
Pemeriksaan kaki Kanan Kiri
Pemeriksaan Syaraf : catat dengan ukuran Normal (N), Tebal (T), Rasa sakit (S)
Common Peroneus
Tibialis Posterior
Pemeriksaan Otot : Catat Ukuran kekeuatan otot dengan ukuran 0,1,2,3,4 atau 5
Tibialis Anterior
Peroneus Longus Brevis
Ext.Digitorum.Comm.Hallucis
Tibialis Posterior
Test Rasa (Sensory Test) √ : merasa
O : Tidak merasa pada mata kaki luar. X : Tidak merasa
Sudah berapa lama adanaya kelemahan otot ?
Pemeriksaan Muka Kanan Kiri
Pemeriksaan Syaraf : catat dengan ukuran Normal (N), Tebal (T), Rasa sakit (S)
Orbcularis Oculli
Pemeriksaan Otot : Catat Ukuran kekuatan otot dengan ukuran 0,1,2,3,4 atau 5
Orbcularis Oculli
Orbcularis oris
Lagophthalmus
Kedip Mata
Catatan : isi untuk pemeriksaan lagopthalmus dan kedip mata, ada atau tidak
dengan
Pemeriksaan Tangan Kanan Kiri
Pemeriksaan Syaraf : catat dengan ukuran Normal (N), Tebal (T), Rasa sakit (S)
Ulnaris
Medianus
Radialis
Catatan : isi untuk pemeriksaan lagopthalmus dan kedip mata, ada atau tidak dengan tanda
(+/-)
Pemeriksaan Tangan Kanan Kiri
Pemeriksaan Syaraf : catat dengan ukuran Normal (N), Tebal (T), Rasa sakit (S)
Ulnaris
Medianus
Radialis
Pemeriksaan Otot : Catat Ukuran kekeuatan otot dengan ukuran 0,1,2,3,4 atau 5
Ulnaris Abd.Digiti Minimi
Dorsal Interoseus
3,4 Lumbricalis
Medianus Abd/opp. Pollicis
1,2, Lumbricalis
Radialis Ext.Carpi Radialis
Longus/Brevis
Ext.Digitorum Minimi
Test Rasa (Sensory Test) √ :merasa
O : Tidak merasa pada mata kaki luar. X : Tidak merasa
KETERANGAN : Sudah berapa lama : 1. Rasa sakit pada saraf ?
2. Kelemahan otot ?
17. WHO
• Hendaya (impairment): kehilangan atau ketidaknormalan
kondisi psikologis, fisiologis atau struktur anatomi atau
fungsi.
• Disabilitas (disability): segala keterbatasan atau kekurang
mampuan untuk melakukan aktivitas dalam lingkup wajar
bagi manusia yang diakibatkan oleh Hendaya.
• Kecacatan (handicap): hambatan dalam individu yang
diakibatkan oleh hendaya dan disabilitas, yang membatasi
atau pemenuhan peran wajar seseorang sesuai dengan faktor
umur, seks, sosial, dan budaya
18. Impairment
Hand Problems
Foot Problems
Eye problems
Personality problems
Disability
Affecting :
Manual dexterity
Personal Care
Mobility
Communication
Behaviour
Handicaps
Unemployment
Economic dependence
Physical dependence
Social disintegration
19. * Cacat Pada Extremitas
Tingkat 0 : Anestesi (-), Kelainan Anatomi (-)
Tingkat 1: Anestesi (+), Kelainan Anatomi (-)
Tingkat 2 : Kelainan Anatomi (+)
* Cacat Pada Mata
Tingkat 0 : Gangguan pada mata (-), Visus normal
Tingkat 1 : Gangguan pada mata (+), Visus 6/60
Tingkat 2 : Gangguan penglihatan berat, Visus < 6/60
Tingkat Cacat KUSTA (WHO)
21. • Gangguan nyeri
• Gangguan fungsi tangan
• Gangguan mobilisasi
• Gangguan ambulasi
• Gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari
• Gangguan partisipasi
22. Konseling dan Health Education
Penggunaan mobilitas fisik
Terapi latihan (Aktif – Pasif )
- Latihan LGS
- Latihan penguatan & ketahanan
- Latihan koordinasi
- Latihan keseimbangan
- Latihan ambulasi
- Latihan meningkatkan ketahanan Cardiorespirasi
- Latihan fungsi AKS
23. Okupasi Terapi
Pemberian Ortesa & Prostesa
Perawatan luka kusta
Rehabilitasi karya
- Pelatihan Vokasional : - Ketrampilan menjahit
- Ketrampilan Las
- Ketrampilan dalam percetakan
- Ketrampilan bertani & erkebun
- Bengkel, Workshop
- Alat bantu adaptif
Rehabilitasi sosial ekonomi
- Kelompok usaha mandiri
24. Health Education
Kerjasama orang sakit, keluarga dan tenaga kesehatan
Hal- hal tentang penyakit kusta
Lama berobat
Timbul gejala reaksi
Timbul gejala neuritis
Cacat : obat dan rehabilitasi medik
25. *Cacat Primer
*Diagnosis dini Kusta
*Pengobatan teratur dan adekuat
*Diagnosis dini dan penatalaksanaan Neuritis termasuk Silent
Neuritis
*Diagnosis dini dan penatalaksanaan Reaksi Kusta
*Cacat Sekunder
*Perawatan diri sendiri untuk mencegah luka
*Latihan Fisioterapi pada otot yang lumpuh untuk mencegah
timbulnya kontraktur
*Pemakaian bidai dan alat bantu mobilitas
*Bedah rekontruksi (Tranfer Tendon) untuk koreksi otot yang
lumpuh
*Bedah septik untuk mengurangi perluasan infeksi
*Perawatan mata
30. TERAPI OKUPASI
• Mengurangi impairment
–Mencegah deformitas
–Memulihkan dan meningkatkan fungsi sendi dan otot
• Pencapaian fungsional semaksimal mungkin
–Memberikan motivasi
–Memberikan edukasi kesehatan
–Memberikan latihan simulasi aktivitas
• Meningkatkan kemampuan adaptasi diri dalam berinteraksi sosial
• Kembali berperan sebagai anggota masyarakat
50. Sandal MCR
* Alas mampu menyesuaikan
bentuk telapak
* Stabil
* Tak ada bagian yang
menjepit
* Menjaga kelembaban kaki
* Mudah memantau keadaan
kaki
* Tidak ada bahan logam
52. Moulded in Sole
*Cetakan mengikuti bentuk
telapak
*Indikasi: Rocker bottom foot,
bentuk kaki tidak beraturan.
53. Digunakan utk pasien yg
mengalami absorbsi /
mutilasi telapak kaki
Moulded In Sole
54. FDS ( Foot Drop Spring )
Digunakan utk
pasien yg mengalami
drop foot
AFO ( Ankle Foot Ortosis )
Fiksasi Ankle
Sama spt FDS AFO jg
digunakan utk pasien
dgn kondisi drop foot
57. • Imobilisasi (kp gunakan alat bantu)
• Cuci luka, buang jaringan nekrotik, pertahankan
kelembaban
• Obat Topikal / Antibiotika
• Cegah Infeksi, atasi nyeri dan bau
• Jauhi api dan duduk bersila
• Tindakan bedah
• Perawatan tiap hari : Soaking (15 menit),Rubbing,Oiling
dan Shaving off
• Istirahat,batasi jalan
69. • Mencegah komplikasi lebih lanjut
• Tenaga kesehatan sebagai sumber informasi
• Dukungan keluarga
• Sesama penderita saling memperagakan perawatannya
• Mengurangi / menghilangkan stigma
• Dibentuk KPD
72. Pemeliharaan Kulit Harian
*Cuci tangan dan kaki setiap malam sesudah bekerja,
dengan sedikit sabun, jangan deterjen
*Rendam kaki sekitar 20 menit dengan air dingin
*Kalau kulit sudah lembut, gosok kaki dengan busa agar
kulit-kulit kering terlepas
*Kulit dapat digosok dengan minyak yang tepat
*Secara teratur periksa kulit, (adakah kemerahan,hot
spot, nyeri, luka dan lain-lain)
73. •Periksa mata pada cermin setiap hari
•Belajar mengedipkan mata / latihan palpebra
•Memakai topi/kerudung, sunglas
•Pakai Kelambu
75. Periksa setiap hari tanda-tanda cedera
Rendam 30 menit /hari
Gosok dengan batu apung untuk kalus
Minyaki dengan vaseline
Gunakan kasa basah untuk menutup luka
Parese : - Latihan pasif stretching
- Latihan aktif untuk mencegah kontraktur
- Latihan penguatan
- Pemakaian bidai
77. PROTEKSI TANGAN
*Pakai sarung tangan waktu bekerja
*Stop merokok
*Jangan sentuh barang panas
*Lapis gagang alat-alat rumah tangga dengan bahan lembut
78. •Periksa setiap hari dari cedera
•Rendam, minyaki, gosok dengan batu apung
•Kurangi jalan, jalan pelan-pelan dan sering istirahat
•Luka : Istirahat, gunakan kasa bersih,tinggikan kaki
mengurangi tekanan pada luka,pemakaian bidai/sepatu
•Drop Foot : Stretching untuk mencegah kontraktur achiles
Sepatu khusus