SlideShare a Scribd company logo
Laporan Kasus
Osteoarthritis Genu
Rizky Ishak Pridata, S.Ked 04084882124007
Dary Dzakwan Bara, S.Ked 04084882124010
Patrick Chang, S.Ked 04084882124014
Pembimbing:
Dr. Lia Miranda, Sp.KFR
DEPARTEMEN KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI MEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2022
Pendahuluan
LATAR BELAKANG
Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang
menunjukkan kerusakan pada kartilago sendi, penebalan tulang
subkondral, pembentukan osteofit pada tepi sendi dan terjadi
proses peradangan ringan pada sinovium nonspesifik
OA bersifat kronik, progresif lambat, menyebabkan inflamasi
ringan atau seringkali tidak meradang, deteriosasi, abrasi rawan
sendi serta tulang baru yang terbentuk pada permukaan sendi
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 80% dari
penderita OA berusia lebih dari 65 tahun
LATAR BELAKANG
Faktor risiko dari OA :
Usia, jenis kelamin, genetik,
kegemukan, suku bangsa,
penyakit metabolik, pekerjaan,
olahraga, cedera sendi, serta
kelainan pertumbuhan.
Pekerjaan yang membutuhkan
gerakan fisik yang berat dan
pemakaian satu sendi secara
terus-menerus, seperti berlutut
atau mengangkat beban yang
berat merupakan salah satu
faktor risiko dari OA
Gangguan fungsional memberatkan penderita osteoartritis,
dimana penderita mengalami kesulitan pada saat bangkit
dari duduk, jongkok, berdiri, ataupun berjalan, naik-turun
tangga, dan berbagai aktivitas yang membebani lutut
Status Pasien
Status Pasien
02
Identitas Penderita
Nama : Ny. A
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat : Palembang
Agama : Islam
Kunjungan : 27 September 2022
No. Med Rec : 0001283823
Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri kedua lutut sejak ± 2 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak ± 2 tahun yang lalu, pasien mengeluh nyeri pada kedua lutut.
Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan berdenyut. Nyeri dirasakan
hilang timbul terutama ketika berdiri lama, duduk lama, berjalan jauh, dan
naik tangga, namun berkurang ketika beristirahat. Keluhan lutut bengkak
disangkal, kekakuan sendi ada terutama pada pagi hari ketika bangun
tidur. Pasien belum berobat.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang (Lanjutan)
Sejak ± 5 bulan yang lalu, keluhan nyeri pada kedua lutut semakin
memberat. Nyeri dirasakan hampir setiap saat dan tidak berkurang ketika
beristirahat. Keluhan lutut bengkak ada dan hangat ketika diraba.
Kekakuan lutut ada. Selain nyeri dan kekakuan pasien juga mengeluhkan
terdengat bunyi/getaran ketika berjalan pada lutut. Pasien berobat ke RS
Hermina Palembang dan dilakukan rontgen lutut dengan hasil OA genu
bilateral grade III menurut Kellgren and Lawrence. Pasien diberikan obat
pereda nyeri namun pasien lupa nama obat.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang (Lanjutan)
Sejak 1 hari SMRS, keluhan nyeri pada kedua lutut semakin
memberat. Nyeri dirasakan setiap saat. Nyeri yang dirasakan menggaggu
aktivitas seperti sholat, BAB, BAK, dan tidur pasien. Nyeri juga dirasakan
pada bagian paha. Pasien tidak dapat berjalan jauh dan harus
berpegangan ketika berjalan. Jika diberikan skala nyeri pasien
menyebutkan 6-7 dari 10. Keluhan lutut bengkak ada. Keluhan kebas dan
kesemutan pada tungkai disangkal. Riwayat trauma pada lutut tidak ada.
Pasien masih mengonsumsi obat pereda nyer namun keluhan tidka
membaik. Pasien kemudian berobat ke Poli Rehab Medik RSMH
Palembang untuk mendapatkan tatalaksana.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat hipertensi ada sejak ± 5 tahun yang lalu
- Riwayat diabetes mellitus disangkal
- Riwayat alergi obat/makanan disangkal
- Riwayat penyakit autoimun disangkal
- Riwayat keganasan disangkal
- Riwayat trauma pada daerah lutut disangkal
- Riwayat operasi disangkal
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat diabetes mellitus disangkal
- Riwayat alergi obat/makanan disangkal
- Riwayat penyakit autoimun disangkal
- Riwayat keganasan disangkal
Anamnesis
Riwayat Kebiasaan
- Riwayat merokok disangkal
- Riwayat mengonsumsi alkohol disangkal
- Riwayat mengonsumsi jamu-jamuan disangkal
Riwayat Pengobatan
- Pasien rutin mengonsumsi obat antihipertensi berupa amlodipine setiap hari.
- Pasien mengonsumsi obat pereda nyeri.
Anamnesis
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama suami dan anak-anaknya. Pasien saat ini menggunakan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Kesan: Sosioekonomi menengah
Pemeriksaan Fisik Umum
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : 15
Tanda Vital : Tekanan darah = 130/80 mmHg; Nadi = 89 x/menit; Respirasi=
20 x/menit; Suhu= 36,6˚C
Tinggi Badan : 157 cm
Berat Badan : 82 Kg
IMT : 33,27 kg/m2 (Obesitas 2)
VAS score : 6-7
Pemeriksaan Fisik Khusus
Cara Berjalan/Gait
Tidak dapat dinilai
Bahasa/Bicara
Dalam batas normal
Kulit
Dalam batas normal
Status Psikis
Dalam batas normal
Pemeriksaan Nervus Kranialis
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Fisik Khusus
Jantung
Dalam batas normal
Abdomen
Dalam batas normal
Trunkus
Dalam batas normal
Kepala
Dalam batas normal
Leher
Dalam batas normal
Thoraks
Dalam batas normal
Paru-paru
Dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak atas
Inspeksi kanan kiri
Deformitas tidak ada tidak ada
Edema tidak ada tidak ada
Tremor tidak ada tidak ada
Nodus herbenden tidak ada tidak ada
Palpasi nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak atas
Neurologi
Motorik Dekstra Sinistra
Gerakan Luas Luas
Kekuatan:
Abduksi lengan 5 5
Fleksi siku 5 5
Ekstensi siku 5 5
Ekstensi wrist 5 5
Fleksi jari-jari tangan 5 5
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak atas
Neurologi
Motorik Dekstra Sinistra
Abduksi jari tangan 5 5
Tonus Eutoni Eutoni
Tropi Eutropi Eutropi
Refleks fisiologis
Reflesk tendon biseps Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks tendon triseps Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak atas
Neurologi
Motorik Dekstra Sinistra
Refleks patologis
Hoffman Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tromner Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sensorik
Protopatik Normal Normal
Proprioseptik Normal Normal
Vegetatif Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak atas
Penilaian fungsi tangan Kanan Kiri
Anatomical Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Grips Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Spread Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Palmar abduct Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pinch Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lumbrical Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak atas
Luas Gerak Sendi Aktif
Dextra
Aktif
Sinistra
Pasif
Dextra
Pasif
Sinistra
Abduksi Bahu Td Td Td Td
Adduksi Bahu Td Td Td Td
Fleksi bahu Td Td Td Td
Extensi bahu Td Td Td Td
Endorotasi bahu (f0) Td Td Td Td
Eksorotasi bahu (f0) Td Td Td Td
Endorotasi bahu (f90) Td Td Td Td
Eksorotasi bahu (f90) Td Td Td Td
Fleksi siku Td Td Td Td
Ekstensi siku Td Td Td Td
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak atas
Luas Gerak Sendi Aktif
Dextra
Aktif
Sinistra
Pasif
Dextra
Pasif
Sinistra
Ekstensi pergelangan
tangan
Td Td Td Td
Fleksi pergelangan tangan Td Td Td Td
Supinasi Td Td Td Td
Pronasi Td Td Td Td
Fleksi jari-jari tangan Td Td Td Td
Tes provokasi
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak Bawah
Inspeksi kanan kiri
Deformitas ada ada
Edema ada ada
Tremor ada ada
Palpasi
Nyeri tekan (lokasi) ada ada
Krepitasi ada ada
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak Bawah
Neurologi
Motorik Dekstra Sinistra
Gerakan Terbatas nyeri Terbatas nyeri
Kekuatan:
Fleksi paha 4 4
Ekstensi paha 4 4
Ekstensi lutut 4 4
Fleksi lutut 4 4
Dorsofleksi pergelangan kaki 5 5
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak Bawah
Neurologi
Motorik Dekstra Sinistra
Dorsofleksi ibu jari kaki 5 5
Plantar fleksi pergelangan kaki 5 5
Tonus Eutoni Eutoni
Tropi Eutropi Eutropi
Refleks fisiologis
Reflesk tendon patella Sulit dinilai Sulit dinilai
Refleks tendon Achilles Sulit dinilai Sulit dinilai
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak Bawah
Neurologi
Motorik Dekstra Sinistra
Refleks patologis
Babinsky Tidak ada Tidak ada
Chaddock Tidak ada Tidak ada
Sensorik
Protopatik Normal Normal
Proprioseptik Normal Normal
Vegetatif Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak Bawah
Luas Gerak Sendi Aktif
Dextra
Aktif
Sinistra
Pasif
Dextra
Pasif
Sinistra
Fleksi paha Sd Sd Sd Sd
Ekstensi paha Sd Sd Sd Sd
Endorotasi paha Sd Sd Sd Sd
Adduksi paha Sd Sd Sd Sd
Abduksi paha Sd Sd Sd Sd
Fleksi lutut 0-90 0-90 0-90 0-90
Ekstensi lutut 0 0 0 0
Dorsofleksi pergelangan kaki 0-15 0-15 0-15 0-15
Plantar fleksi pergelangan kaki 0-45 0-45 0-45 0-45
Inversi kaki 0-35 0-35 0-35 0-35
Eversi kaki 0-20 0-20 0-20 0-20
Pemeriksaan Fisik Khusus
Anggota Gerak Bawah
Tes provokasi Sendi Lutut Kanan Kiri
Stres test Sd Sd
Drawer’s test Sd Sd
Test tunel pada sendi lutut Sd Sd
Test human Sd Sd
Test lain-lain Td Td
Evaluasi
No Level ICF Kondisi saat ini Sasaran
1 Struktur dan
fungsi tubuh
Nyeri dan kaku pada lutut
kanan dan kiri.
Mengurangi rasa nyeri dan
kaku pada kedua lutut
2 Aktivitas Nyeri terjadi pada saat
melakukan aktivitas seperti
berjalan, sholat, mengangkut
dan mengambil barang.
Mengembalikan kemampuan
pasien untuk dapat beraktivitas
secara normal sehari-hari.
3 Partisipasi Pekerjaan sehari-hari saat
mengerjakan pekerjaan rumah
tangga menjadi terganggu.
Mengembalikan kemandirian
dan partisipasi aktif pasien
dalam lingkungan sosialnya.
Diagnosis
Diagnosis Klinis
Osteoarthritis genu bilateral
Diagnosis Banding
● Osteoarthritis
● Bursitis
● Cidera meniskus
Program Rehabilitasi Medik
Fisioterapi
● Infrared (IR)
● Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
● Cryotherapy
Okupasi Terapi
● Knee ROM exercise
● Straight leg raises exercise
● Quadriceps exercises
Program Rehabilitasi Medik
Ortotik Prostetik
● Knee decker
● Cane
Edukasi :
● Mendorong pasien untuk melakukan latihan fisik di rumah
● Mengingatkan pasien bahwa setiap orang memiliki kemajuan penyembuhan
dengan kecepatan berbeda
● Komplikasi dapat terjadi
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Na-diclofenac 50 mg 3x sehari
Parasetamol 500 mg 3x sehari
Prognosis
Quo ad Vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Tinjauan
Pustaka
Definisi
● OA, disebut juga sebagai penyakit sendi degeneratif, merupakan kondisi dimana
kartilago sendi berkurang secara progresif, seringkali akibat penggunaan berlebih
● OA merupakan jenis artritis yang paling sering terjadi dan merupakan penyebab yang
sering dari disabilitas
● Articulatio genus merupakan sendi sinovial yang paling besar pada manusia, yang terdiri
dari struktur tulang (os femur bagian distal, os tibia bagian proksimal, dan os patella),
kartilago (meniscus dan kartilago hialin), ligamentum, dan membran sinovial
1. Hsu H, Siwiec RM. Knee osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2018 [updated 2022 Jun 27, cited 2022 Sep 30]. Available from: https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/
2. Mora JC, Przkora R, Cruz-Almeida Y. Knee osteoarthritis: pathophysiology and current treatment modalities. J Pain Res. 2018;11:2189-2196.
1. Netter FH. Atlas of human anatomy. 6th ed. Philadelphia (PA): Saunders; 2014. p. 498.
Tampak sagital
dari articulatio
genus dextra
Epidemiologi
● OA merupakan jenis artritis yang paling sering terjadi dan
merupakan penyebab yang paling sering dari disabilitas. Penyakit ini
mempengaruhi ± 250 juta orang di seluruh dunia, > 27 juta orang di
Amerika Serikat, dan angka kejadian kasus OA genu di Indonesia
sebesar 240 per 100.000 orang per tahun
● World Health Organization menyatakan dalam penelitian Global
Burden of Disease tahun 2010, OA genu dan coxae merupakan
kontributor disabilitas global tertinggi ke-11
1. Mora JC, Przkora R, Cruz-Almeida Y. Knee osteoarthritis: pathophysiology and current treatment modalities. J Pain Res. 2018;11:2189-2196.
2. Siddik M, Haryadi RD. The risk factors effect of knee osteoarthritis towards postural lateral sway. Indian J Forensic Med Toxicol. 2020;14(2):1787-1792.
3. Mobasheri A, Batt M. An update on the pathophysiology of osteoarthritis. Ann Phys Rehabil Med. 2016;59(5-6):333-339.
Etiopatogenesis
● Mekanisme patofisiologis OA mencakup mediator pro-inflamasi (IL-1β, IL-6, IL-8), tumor
necrosis factor α, dan mediator pro-katabolik melalui signaling pathway masing-masing.
Efek dari NFκB dan respon sinyal kinase mitogen-activated protein serta
reprogramming menyebabkan perubahan pathway dalam jaringan transkripsi
● Mediator inflamasi, dan stres mekanik serta oksidatif menganggu fungsi dan viabilitas
chondrocyte, dimana sel tersebut terprogram ulang untuk mengalami diferensiasi
hipertrofik dan penuaan (senescence) yang terpercepat, yang akan menyebabkan sel
tersebut untuk menjadi lebih sensitif terhadap efek mediator pro-inflamasi dan pro-
katabolik
1. Mobasheri A, Batt M. An update on the pathophysiology of osteoarthritis. Ann Phys Rehabil Med. 2016;59(5-6):333-339.
Etiopatogenesis
● Istilah “chondrocyte” dan
“senescence” dapat digabung
menjadi “chondrosenescence”
yang mendefiniskan penurunan
fungsi chondrocyte yang
menyebabkan disfungsi
kartilago pada OA
1. Mobasheri A, Batt M. An update on the pathophysiology of osteoarthritis. Ann Phys Rehabil Med. 2016;59(5-6):333-339.
Etiopatogenesis
1. Kardos D, Marschall B, Simon M, Hornyák I, Hinsenkamp A, Kuten O, Gyevnár Z, Erdélyi G, Bárdos T, Paukovits TM, Magos K, Béres G, Szenthe K, Bánáti F, Szathmary S,
Nehrer S, Lacza Z. Investigation of cytokine changes in osteoarthritic knee joint tissues in response to hyperacute serum treatment. Cell. 2019;8(8):824-839.
Etiopatogenesis
● Keluhan utama dari pasien OA genu umumnya berupa nyeri pada
articulatio genus, dimana onset penyakit berkala, bertambah buruk
saat beraktivitas berat, bertambah buruk bila membungkuk atau
menaik tangga, bertambah buruk bila tidak aktif, bertambah buruk
seiring waktu, membaik bila istirahat, membaik bila diberikan
kompres dingin ataupun dengan obat anti-inflamasi, keluhan lutut
kaku, keluhan lutut bengkak, dan kapasitas ambulasi yang
berkurang
1. Hsu H, Siwiec RM. Knee osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2018 [updated 2022 Jun 27, cited 2022 Sep 30]. Available from: https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/
Diagnosis
● Anamnesis untuk OA genu sebaiknya mencakup manifestasi klinis yang telah disebut,
dengan mengingat onset gejala, lokasi nyeri spesifik, durasi nyeri dan gejala lainnya,
karakteristik nyeri, faktor yang memperburuk dan memperbaik, nyeri alih, waktu
terjadinya nyeri, keparahan gejala, dan aktivitas fungsional pasien
● Pemeriksaan fisik sebaiknya dimulai dengan inspeksi. Pada saat berdiri, diperhatikan jika
terdapat eritema periartikular dan pembengkakan, atrofi musculus quadriceps femoris,
dan deformitas varus ataupun valgus. Diperhatikan juga gait untuk menilai tanda nyeri
dan pergerakan abnormal pada articulatio genus yang dapat mengindikasikan
instabilitas ligamentum. Kemudian, kulit sekitar diperhatikan untuk scar operasi
sebelumnya jika ada, adanya trauma, ataupun lesi jaringan lunak
1. Hsu H, Siwiec RM. Knee osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2018 [updated 2022 Jun 27, cited 2022 Sep 30]. Available from: https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/
Diagnosis
● Pemeriksaan ROM penting dalam pemeriksaan articulatio genus. ROM aktif
dan pasif pada fleksi dan ekstensi sebaiknya dinilai. Palpasi sepanjang
struktur tulang dan jaringan lunak juga sebaiknya diperhatikan
● Pemeriksaan neurovaskular juga sebaiknya dilakukan untuk menilai
kekuatan musculus quadriceps femoris dan kelompok otot hamstring oleh
karena otot-otot tersebut seringkali mengalami atrofi jika terdapat nyeri lutut.
Pemeriksaan sensoris dari nervi femoralis, peroneus communis, et tibialis
sebaiknya dilakukan untuk menilai gejala neurogenik konkomitan. Palpasi
pembuluh darah poplitea, dorsalis pedis, dan tibialis posterior sebaiknya
dilakukan untuk menilai abnormalitas vaskular
1. Hsu H, Siwiec RM. Knee osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2018 [updated 2022 Jun 27, cited 2022 Sep 30]. Available from: https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/
Diagnosis
Pemeriksaan untuk
gangguan meniscus
articulatio genus
termasuk antara lain
uji joint line
tenderness, uji
McMurray, uji Apley
grind, dan uji patellar
grind/kompresi
1. O’Dell MW, Lin CD, Singh JR, Christolias GC. The physiatric history and physical examination. In: Kaelin D, Kowalske K, Lew H, Miller MA, Ragnarsson KT, Worsowicz GM,
editors. Braddom’s physical medicine & rehabilitation. 5th ed. Amsterdam (NL): Elsevier; 2016. p. 3-40.
Diagnosis
● Gambaran radiologis OA berupa penyempitan ruang
sendi, sklerosis, dan osteofitosis. Ketiga temuan
tersebut harus hadir untuk diagnosis OA, jika tidak,
diagnosis lainnya sebaiknya dipikirkan
● Penyempitan ruang sendi kurang spesifik, namun
selalu terjadi pada OA. Sklerosis seharusnya tampak
pada seluruh kasus OA kecuali bila terjadi
osteoporosis berat. Osteofitosis tanpa penyempitan
ruang sendi ataupun sklerosis selain oleh OA hanya
dapat terjadi jika terdapat hiperostosis skeletal
idiopatik difus
1. Helms CA, Vinson EN. Arthritis. In: Klein JS, Brant WE, Helms CA, Vinson EN, editors. Brant and Helms’ fundamentals of diagnostic radiology. 5th ed. Alphen aan den Rijn
(NL): Wolters Kluwer; 2019. p. 3141-3215.
Diagnosis Banding
● Diagnosis banding untuk OA adalah:
Artritis rematik
Artritis psoriatik
Artritis kristalina
1. Sen R, Hurley JA. Osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2022 [updated 2022 May 1, cited 2022 Sep 30]. Available from: https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482326/
Penatalaksanaan
● Terapi farmakologi untuk OA genu dari divisi rehabilitasi medik berupa pemberian NSAID oral ataupun
topikal. Selain dari itu, tatalaksana OA genu terutama adalah terapi nonfarmakologi. Terapi
nonfarmakologi termasuk edukasi pasien, perubahan lifestyle, dan penggunaan orthosis. Literatur
terkini menunjukkan bahwa olahraga aerobik intensitas sedang selama 150 menit/pekan ataupun
aktivitas fisik sedang-berat selama 2 hari/pekan sangat menguntungkan untuk pasien OA.
Rekomendasi untuk olahraga spesifik tidak ada, dan terutama merupakan opini ahli
● Inti edukasi untuk pasien harus mencakup bahwa; (1) aktivitas fisik reguler dan program olahraga yang
terindividualisasi dapat mengurangi nyeri, mencegah perburukan, dan meningkatkan kualitas hidup,
(2) untungnya penurunan berat badan untuk pasien overweight dan obesitas, dan untungnya
mempertahankan berat badan sehat dengan diet dan olahraga, dan (3) gejala OA dapat dikurangi
secara signifikan tanpa memerlukan tindakan bedah
1. Hsu H, Siwiec RM. Knee osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2018 [updated 2022 Jun 27, cited 2022 Sep 30]. Available from: https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/
2. Dantas LO, Salvini TdF, McAlindon TE. Knee osteoarthritis: key treatments and implications for physical therapy. Braz J Phys Ther. 2021;25(2):135-146.
Penatalaksanaan
● Orthosis untuk OA genu (knee brace)
memiliki prinsip 3-titik yang menyerupai
Swedish knee cage (digunakan dalam genu
recurvatum), dengan tambahan
penyempitan kompartemen medial.
Distribusi sistem 3-titik dicapai melalui suatu
strap yang diaplikasikan menyeberang
articulatio genus. Orthosis ini mengurangi
nyeri secara signifikan. Perbaikan secara
radiologis juga terlihat.
1. Hennessey WJ, Uustal H. Lower limb orthoses. In: Kaelin D, Kowalske K, Lew H, Miller MA, Ragnarsson KT, Worsowicz GM, editors. Braddom’s physical medicine &
rehabilitation. 5th ed. Amsterdam (NL): Elsevier; 2016. p. 249-274.
Komplikasi dan Pencegahan
● Komplikasi OA genu berupa nyeri kronik, risiko jatuh, ambulasi terganggu,
gangguan alignment sendi, pengurangan ROM, dan radikulopati. Oleh
karena pasien OA sering mengonsumsi NSAID, pasien dapat mengalami
maag, ulcus pepticum, penurunan koagulasi darah, dan gangguan ginjal
● Pencegahan OA terutama berupa perbaikan lifestyle, terutama
mempertahankan berat badan sehat.
1. Hsu H, Siwiec RM. Knee osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2018 [updated 2022 Jun 27, cited 2022 Sep 30]. Available from: https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/
2. Mobasheri A, Batt M. An update on the pathophysiology of osteoarthritis. Ann Phys Rehabil Med. 2016;59(5-6):333-339.
3. Sen R, Hurley JA. Osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2022 [updated 2022 May 1, cited 2022 Sep 30]. Available from: https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482326/
Prognosis
● Quo ad vitam : bonam
● Quo ad functionam: dubia ad bonam
● Quo ad sanationam : malam
Analisis
Kasus
Analisis Kasus
Pasien Ny. A, perempuan, usia 57 tahun, datang dengan keluhan
utama nyeri kedua lutut disertai kekakuan dan bengkak. Berdasarkan
hasil anamnesis, didapatkan bahwa nyeri dirasakan perlahan-lahan
semakin memberat. Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan
berdenyut terkadang menjalar dari lutut hingga ke paha. Nyeri
diberberat dengan aktivitas dan tidak berkurang saat istirahat.
Riwayat trauma pada lutut tidak ada.
Kondisi nyeri pada kedua lutut yang sudah berlangsung
selama 2 tahun mengarahkan pada kondisi kronik. Kondisi
nyeri dan kekakuan yang perlahan-lahan semakin memburuk
juga menunjukkan bahwa nyeri pada kedua lutut bersifat
progresif.
Analisis Kasus
Keluhan tambahan antara lain kekakuan,
bengkak dan hangat Menunjukkan adanya
proses inflamasi yang sedang berlangsung pada
lutut pasien. Pasien juga mengeluh adanya
keterbatasan pergerakan kedua lutut sehingga
kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti
berjalan, duduk, tidur dan mandi. Kondisi ini
diakibatkan oleh luas gerak sendi yang
berkurang akibat nyeri dan kekakuan, terutama
pada saat pasien melakukan fleksi dan ekstensi
pada sendi lutut.
Analisis Kasus
Keluhan sendi ini menyebabkan penurunan luas
gerak sendi yang juga mengarahkan pada
diagnosis osteoartritis, frozen shoulder,
rheumatoid arthritis, tendinitis, dan bursitis.
Kekakuan tidak berkurang dengan istirahat dan
semakin memberat dengan adanya aktivitas
mengarahkan pada diagnosis osteoartritis.
Nyeri, kekakuan dan bengkak sekarang
semakin terasa memberat dan pasien juga
menyangkal adanya riwayat penyakit autoimun.
Pasien juga tidak memiliki riwayat DM dan
hipertensi.
Analisis Kasus
Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum baik dan
kesadaran compos mentis. Tanda vital didapatkan tekanan darah
130/80 mmHg, nadi 89 x/menit, respirasi 20x/menit, dan suhu
36,6°C, serta skala nyeri VAS = 6-7, IMT =33,27 (obesitas).
Pemeriksaan fisik kepala, thorax, abdomen, trunkus, anggota
gerak atas dalam batas normal. Akan tetapi, pemeriksaan luas
gerak sendi anggota gerak bawah didapatkan penurunan baik
aktif maupun pasif pada gerakan fleksi dan extensi pada sendi
lutut. Penurunan luas gerak sendi aktif maupun pasif
mengarahkan pada diagnosis osteoartritis. Diagnosis tendinitis
dan bursitis dapat disingkirkan karena pada pemeriksaan luas
gerak sendi pasif akan lebih luas dibanding aktif. Dengan
demikian, berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik
dapat ditegakkan diagnosis kerja yaitu osteoartritis.
Analisis Kasus
Penatalaksanaan osteoartritis pada kasus ini yaitu berupa
tatalaksana non farmakologis berupa edukasi, fisioterapi, dan
okupasi terapi. Fisioterapi yang diberikan yaitu cryoterapi genu
dextra dan sinistra. TENS pada genu dextra dan sinistra, pasien juga
mendapatkan okupasi terapi berupa knee decker dan cane pada
sendi lutut. Pasien juga mendapatkan stretching, tapping dan laser
Prognosis pada kasus ini dengan tatalaksana adekuat yaitu
quo ad vitam ad bonam; ad functionam: dubia ad malam; quo
ad sanationam dubia ad malam
Terimakasih

More Related Content

What's hot

Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutPresentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutTenri Ashari Wanahari
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisHerlan Boga
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaanAzis Aimaduddin
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroidhomeworkping3
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur editzxrickyjack
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERRindang Abas
 
Hernia Inguinalis.pptx
Hernia Inguinalis.pptxHernia Inguinalis.pptx
Hernia Inguinalis.pptxYuliaAL1
 
Luka & debridement trauma plus
Luka & debridement trauma plusLuka & debridement trauma plus
Luka & debridement trauma plusfikri asyura
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
 

What's hot (20)

Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutPresentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
Px neurologi fix
Px neurologi fixPx neurologi fix
Px neurologi fix
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaan
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Epilepsy
EpilepsyEpilepsy
Epilepsy
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur edit
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Hernia Inguinalis.pptx
Hernia Inguinalis.pptxHernia Inguinalis.pptx
Hernia Inguinalis.pptx
 
Luka & debridement trauma plus
Luka & debridement trauma plusLuka & debridement trauma plus
Luka & debridement trauma plus
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
105810253 case
105810253 case105810253 case
105810253 case
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
 

Similar to Laporan Kasus OA.pptx

Laporan Kasus EDH.pptx
Laporan Kasus EDH.pptxLaporan Kasus EDH.pptx
Laporan Kasus EDH.pptxAnggiOsvianty
 
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxvdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxRioPutraPamungkas
 
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...Aliza Puspita
 
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fixhomeworkping7
 
Seminar awam 1
Seminar awam 1Seminar awam 1
Seminar awam 1dania21
 
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docxBISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docxpeni28
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report MeningitisKharima SD
 
PPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptxPPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptxNikoTobing1
 
Frozen shoulder
Frozen shoulderFrozen shoulder
Frozen shoulderciputchan
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain cili htbrt
 
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dDokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dnajmiatulislami
 
Asuhan keperawatan gerontik pada tn
Asuhan keperawatan gerontik pada tnAsuhan keperawatan gerontik pada tn
Asuhan keperawatan gerontik pada tnFirman Alpalah
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
Pengkajian Sistem Muskuloskeletal
Pengkajian Sistem MuskuloskeletalPengkajian Sistem Muskuloskeletal
Pengkajian Sistem MuskuloskeletalFransiska Oktafiani
 
126535430 case-report
126535430 case-report126535430 case-report
126535430 case-reporthomeworkping8
 
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiCase Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiAbigailMadeline1
 
Ujian kasus kolesistitis ec kolelitiasis
Ujian kasus  kolesistitis ec kolelitiasisUjian kasus  kolesistitis ec kolelitiasis
Ujian kasus kolesistitis ec kolelitiasisfaniputri2
 

Similar to Laporan Kasus OA.pptx (20)

Laporan Kasus EDH.pptx
Laporan Kasus EDH.pptxLaporan Kasus EDH.pptx
Laporan Kasus EDH.pptx
 
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxvdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
 
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
 
Pkb hnp
Pkb hnpPkb hnp
Pkb hnp
 
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
 
Gout
GoutGout
Gout
 
Seminar awam 1
Seminar awam 1Seminar awam 1
Seminar awam 1
 
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docxBISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
PPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptxPPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptx
 
portofolio.pptx
portofolio.pptxportofolio.pptx
portofolio.pptx
 
Frozen shoulder
Frozen shoulderFrozen shoulder
Frozen shoulder
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain
 
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dDokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
 
Asuhan keperawatan gerontik pada tn
Asuhan keperawatan gerontik pada tnAsuhan keperawatan gerontik pada tn
Asuhan keperawatan gerontik pada tn
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Pengkajian Sistem Muskuloskeletal
Pengkajian Sistem MuskuloskeletalPengkajian Sistem Muskuloskeletal
Pengkajian Sistem Muskuloskeletal
 
126535430 case-report
126535430 case-report126535430 case-report
126535430 case-report
 
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiCase Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
 
Ujian kasus kolesistitis ec kolelitiasis
Ujian kasus  kolesistitis ec kolelitiasisUjian kasus  kolesistitis ec kolelitiasis
Ujian kasus kolesistitis ec kolelitiasis
 

Recently uploaded

Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptagussudarmanto9
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.Kdanangandi
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfgraceduma3
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptxJonathanIngram16
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxrifdahatikah1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptxWirataShiju
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasihanifatunfajria
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahtien148950
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxMuhammadMazlan12
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptxYernimaDaeli1
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKAshriNurIstiqomah1
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantulviagrajogja
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxNickyRhuum
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
 

Recently uploaded (17)

Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 

Laporan Kasus OA.pptx

  • 1. Laporan Kasus Osteoarthritis Genu Rizky Ishak Pridata, S.Ked 04084882124007 Dary Dzakwan Bara, S.Ked 04084882124010 Patrick Chang, S.Ked 04084882124014 Pembimbing: Dr. Lia Miranda, Sp.KFR DEPARTEMEN KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI MEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG 2022
  • 3. LATAR BELAKANG Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang menunjukkan kerusakan pada kartilago sendi, penebalan tulang subkondral, pembentukan osteofit pada tepi sendi dan terjadi proses peradangan ringan pada sinovium nonspesifik OA bersifat kronik, progresif lambat, menyebabkan inflamasi ringan atau seringkali tidak meradang, deteriosasi, abrasi rawan sendi serta tulang baru yang terbentuk pada permukaan sendi Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 80% dari penderita OA berusia lebih dari 65 tahun
  • 4. LATAR BELAKANG Faktor risiko dari OA : Usia, jenis kelamin, genetik, kegemukan, suku bangsa, penyakit metabolik, pekerjaan, olahraga, cedera sendi, serta kelainan pertumbuhan. Pekerjaan yang membutuhkan gerakan fisik yang berat dan pemakaian satu sendi secara terus-menerus, seperti berlutut atau mengangkat beban yang berat merupakan salah satu faktor risiko dari OA Gangguan fungsional memberatkan penderita osteoartritis, dimana penderita mengalami kesulitan pada saat bangkit dari duduk, jongkok, berdiri, ataupun berjalan, naik-turun tangga, dan berbagai aktivitas yang membebani lutut
  • 7. Identitas Penderita Nama : Ny. A Umur : 57 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Alamat : Palembang Agama : Islam Kunjungan : 27 September 2022 No. Med Rec : 0001283823
  • 8. Anamnesis Keluhan Utama Nyeri kedua lutut sejak ± 2 tahun yang lalu. Riwayat Penyakit Sekarang Sejak ± 2 tahun yang lalu, pasien mengeluh nyeri pada kedua lutut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan berdenyut. Nyeri dirasakan hilang timbul terutama ketika berdiri lama, duduk lama, berjalan jauh, dan naik tangga, namun berkurang ketika beristirahat. Keluhan lutut bengkak disangkal, kekakuan sendi ada terutama pada pagi hari ketika bangun tidur. Pasien belum berobat.
  • 9. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang (Lanjutan) Sejak ± 5 bulan yang lalu, keluhan nyeri pada kedua lutut semakin memberat. Nyeri dirasakan hampir setiap saat dan tidak berkurang ketika beristirahat. Keluhan lutut bengkak ada dan hangat ketika diraba. Kekakuan lutut ada. Selain nyeri dan kekakuan pasien juga mengeluhkan terdengat bunyi/getaran ketika berjalan pada lutut. Pasien berobat ke RS Hermina Palembang dan dilakukan rontgen lutut dengan hasil OA genu bilateral grade III menurut Kellgren and Lawrence. Pasien diberikan obat pereda nyeri namun pasien lupa nama obat.
  • 10. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang (Lanjutan) Sejak 1 hari SMRS, keluhan nyeri pada kedua lutut semakin memberat. Nyeri dirasakan setiap saat. Nyeri yang dirasakan menggaggu aktivitas seperti sholat, BAB, BAK, dan tidur pasien. Nyeri juga dirasakan pada bagian paha. Pasien tidak dapat berjalan jauh dan harus berpegangan ketika berjalan. Jika diberikan skala nyeri pasien menyebutkan 6-7 dari 10. Keluhan lutut bengkak ada. Keluhan kebas dan kesemutan pada tungkai disangkal. Riwayat trauma pada lutut tidak ada. Pasien masih mengonsumsi obat pereda nyer namun keluhan tidka membaik. Pasien kemudian berobat ke Poli Rehab Medik RSMH Palembang untuk mendapatkan tatalaksana.
  • 11. Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu - Riwayat hipertensi ada sejak ± 5 tahun yang lalu - Riwayat diabetes mellitus disangkal - Riwayat alergi obat/makanan disangkal - Riwayat penyakit autoimun disangkal - Riwayat keganasan disangkal - Riwayat trauma pada daerah lutut disangkal - Riwayat operasi disangkal
  • 12. Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga - Riwayat hipertensi disangkal - Riwayat diabetes mellitus disangkal - Riwayat alergi obat/makanan disangkal - Riwayat penyakit autoimun disangkal - Riwayat keganasan disangkal
  • 13. Anamnesis Riwayat Kebiasaan - Riwayat merokok disangkal - Riwayat mengonsumsi alkohol disangkal - Riwayat mengonsumsi jamu-jamuan disangkal Riwayat Pengobatan - Pasien rutin mengonsumsi obat antihipertensi berupa amlodipine setiap hari. - Pasien mengonsumsi obat pereda nyeri.
  • 14. Anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi Pasien tinggal bersama suami dan anak-anaknya. Pasien saat ini menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Kesan: Sosioekonomi menengah
  • 15. Pemeriksaan Fisik Umum Status Generalis Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis, GCS : 15 Tanda Vital : Tekanan darah = 130/80 mmHg; Nadi = 89 x/menit; Respirasi= 20 x/menit; Suhu= 36,6˚C Tinggi Badan : 157 cm Berat Badan : 82 Kg IMT : 33,27 kg/m2 (Obesitas 2) VAS score : 6-7
  • 16. Pemeriksaan Fisik Khusus Cara Berjalan/Gait Tidak dapat dinilai Bahasa/Bicara Dalam batas normal Kulit Dalam batas normal Status Psikis Dalam batas normal Pemeriksaan Nervus Kranialis Tidak dilakukan
  • 17. Pemeriksaan Fisik Khusus Jantung Dalam batas normal Abdomen Dalam batas normal Trunkus Dalam batas normal Kepala Dalam batas normal Leher Dalam batas normal Thoraks Dalam batas normal Paru-paru Dalam batas normal
  • 18. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak atas Inspeksi kanan kiri Deformitas tidak ada tidak ada Edema tidak ada tidak ada Tremor tidak ada tidak ada Nodus herbenden tidak ada tidak ada Palpasi nyeri tekan (-)
  • 19. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak atas Neurologi Motorik Dekstra Sinistra Gerakan Luas Luas Kekuatan: Abduksi lengan 5 5 Fleksi siku 5 5 Ekstensi siku 5 5 Ekstensi wrist 5 5 Fleksi jari-jari tangan 5 5
  • 20. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak atas Neurologi Motorik Dekstra Sinistra Abduksi jari tangan 5 5 Tonus Eutoni Eutoni Tropi Eutropi Eutropi Refleks fisiologis Reflesk tendon biseps Tidak dilakukan Tidak dilakukan Refleks tendon triseps Tidak dilakukan Tidak dilakukan
  • 21. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak atas Neurologi Motorik Dekstra Sinistra Refleks patologis Hoffman Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tromner Tidak dilakukan Tidak dilakukan Sensorik Protopatik Normal Normal Proprioseptik Normal Normal Vegetatif Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
  • 22. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak atas Penilaian fungsi tangan Kanan Kiri Anatomical Tidak dilakukan Tidak dilakukan Grips Tidak dilakukan Tidak dilakukan Spread Tidak dilakukan Tidak dilakukan Palmar abduct Tidak dilakukan Tidak dilakukan Pinch Tidak dilakukan Tidak dilakukan Lumbrical Tidak dilakukan Tidak dilakukan
  • 23. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak atas Luas Gerak Sendi Aktif Dextra Aktif Sinistra Pasif Dextra Pasif Sinistra Abduksi Bahu Td Td Td Td Adduksi Bahu Td Td Td Td Fleksi bahu Td Td Td Td Extensi bahu Td Td Td Td Endorotasi bahu (f0) Td Td Td Td Eksorotasi bahu (f0) Td Td Td Td Endorotasi bahu (f90) Td Td Td Td Eksorotasi bahu (f90) Td Td Td Td Fleksi siku Td Td Td Td Ekstensi siku Td Td Td Td
  • 24. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak atas Luas Gerak Sendi Aktif Dextra Aktif Sinistra Pasif Dextra Pasif Sinistra Ekstensi pergelangan tangan Td Td Td Td Fleksi pergelangan tangan Td Td Td Td Supinasi Td Td Td Td Pronasi Td Td Td Td Fleksi jari-jari tangan Td Td Td Td Tes provokasi Tidak dilakukan
  • 25. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak Bawah Inspeksi kanan kiri Deformitas ada ada Edema ada ada Tremor ada ada Palpasi Nyeri tekan (lokasi) ada ada Krepitasi ada ada
  • 26. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak Bawah Neurologi Motorik Dekstra Sinistra Gerakan Terbatas nyeri Terbatas nyeri Kekuatan: Fleksi paha 4 4 Ekstensi paha 4 4 Ekstensi lutut 4 4 Fleksi lutut 4 4 Dorsofleksi pergelangan kaki 5 5
  • 27. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak Bawah Neurologi Motorik Dekstra Sinistra Dorsofleksi ibu jari kaki 5 5 Plantar fleksi pergelangan kaki 5 5 Tonus Eutoni Eutoni Tropi Eutropi Eutropi Refleks fisiologis Reflesk tendon patella Sulit dinilai Sulit dinilai Refleks tendon Achilles Sulit dinilai Sulit dinilai
  • 28. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak Bawah Neurologi Motorik Dekstra Sinistra Refleks patologis Babinsky Tidak ada Tidak ada Chaddock Tidak ada Tidak ada Sensorik Protopatik Normal Normal Proprioseptik Normal Normal Vegetatif Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
  • 29. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak Bawah Luas Gerak Sendi Aktif Dextra Aktif Sinistra Pasif Dextra Pasif Sinistra Fleksi paha Sd Sd Sd Sd Ekstensi paha Sd Sd Sd Sd Endorotasi paha Sd Sd Sd Sd Adduksi paha Sd Sd Sd Sd Abduksi paha Sd Sd Sd Sd Fleksi lutut 0-90 0-90 0-90 0-90 Ekstensi lutut 0 0 0 0 Dorsofleksi pergelangan kaki 0-15 0-15 0-15 0-15 Plantar fleksi pergelangan kaki 0-45 0-45 0-45 0-45 Inversi kaki 0-35 0-35 0-35 0-35 Eversi kaki 0-20 0-20 0-20 0-20
  • 30. Pemeriksaan Fisik Khusus Anggota Gerak Bawah Tes provokasi Sendi Lutut Kanan Kiri Stres test Sd Sd Drawer’s test Sd Sd Test tunel pada sendi lutut Sd Sd Test human Sd Sd Test lain-lain Td Td
  • 31. Evaluasi No Level ICF Kondisi saat ini Sasaran 1 Struktur dan fungsi tubuh Nyeri dan kaku pada lutut kanan dan kiri. Mengurangi rasa nyeri dan kaku pada kedua lutut 2 Aktivitas Nyeri terjadi pada saat melakukan aktivitas seperti berjalan, sholat, mengangkut dan mengambil barang. Mengembalikan kemampuan pasien untuk dapat beraktivitas secara normal sehari-hari. 3 Partisipasi Pekerjaan sehari-hari saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga menjadi terganggu. Mengembalikan kemandirian dan partisipasi aktif pasien dalam lingkungan sosialnya.
  • 32. Diagnosis Diagnosis Klinis Osteoarthritis genu bilateral Diagnosis Banding ● Osteoarthritis ● Bursitis ● Cidera meniskus
  • 33. Program Rehabilitasi Medik Fisioterapi ● Infrared (IR) ● Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) ● Cryotherapy Okupasi Terapi ● Knee ROM exercise ● Straight leg raises exercise ● Quadriceps exercises
  • 34. Program Rehabilitasi Medik Ortotik Prostetik ● Knee decker ● Cane Edukasi : ● Mendorong pasien untuk melakukan latihan fisik di rumah ● Mengingatkan pasien bahwa setiap orang memiliki kemajuan penyembuhan dengan kecepatan berbeda ● Komplikasi dapat terjadi
  • 35. Penatalaksanaan Medikamentosa Na-diclofenac 50 mg 3x sehari Parasetamol 500 mg 3x sehari Prognosis Quo ad Vitam : bonam Quo ad functionam : dubia ad malam Quo ad sanationam : dubia ad malam
  • 37. Definisi ● OA, disebut juga sebagai penyakit sendi degeneratif, merupakan kondisi dimana kartilago sendi berkurang secara progresif, seringkali akibat penggunaan berlebih ● OA merupakan jenis artritis yang paling sering terjadi dan merupakan penyebab yang sering dari disabilitas ● Articulatio genus merupakan sendi sinovial yang paling besar pada manusia, yang terdiri dari struktur tulang (os femur bagian distal, os tibia bagian proksimal, dan os patella), kartilago (meniscus dan kartilago hialin), ligamentum, dan membran sinovial 1. Hsu H, Siwiec RM. Knee osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2018 [updated 2022 Jun 27, cited 2022 Sep 30]. Available from: https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/ 2. Mora JC, Przkora R, Cruz-Almeida Y. Knee osteoarthritis: pathophysiology and current treatment modalities. J Pain Res. 2018;11:2189-2196.
  • 38. 1. Netter FH. Atlas of human anatomy. 6th ed. Philadelphia (PA): Saunders; 2014. p. 498. Tampak sagital dari articulatio genus dextra
  • 39. Epidemiologi ● OA merupakan jenis artritis yang paling sering terjadi dan merupakan penyebab yang paling sering dari disabilitas. Penyakit ini mempengaruhi ± 250 juta orang di seluruh dunia, > 27 juta orang di Amerika Serikat, dan angka kejadian kasus OA genu di Indonesia sebesar 240 per 100.000 orang per tahun ● World Health Organization menyatakan dalam penelitian Global Burden of Disease tahun 2010, OA genu dan coxae merupakan kontributor disabilitas global tertinggi ke-11 1. Mora JC, Przkora R, Cruz-Almeida Y. Knee osteoarthritis: pathophysiology and current treatment modalities. J Pain Res. 2018;11:2189-2196. 2. Siddik M, Haryadi RD. The risk factors effect of knee osteoarthritis towards postural lateral sway. Indian J Forensic Med Toxicol. 2020;14(2):1787-1792. 3. Mobasheri A, Batt M. An update on the pathophysiology of osteoarthritis. Ann Phys Rehabil Med. 2016;59(5-6):333-339.
  • 40. Etiopatogenesis ● Mekanisme patofisiologis OA mencakup mediator pro-inflamasi (IL-1β, IL-6, IL-8), tumor necrosis factor α, dan mediator pro-katabolik melalui signaling pathway masing-masing. Efek dari NFκB dan respon sinyal kinase mitogen-activated protein serta reprogramming menyebabkan perubahan pathway dalam jaringan transkripsi ● Mediator inflamasi, dan stres mekanik serta oksidatif menganggu fungsi dan viabilitas chondrocyte, dimana sel tersebut terprogram ulang untuk mengalami diferensiasi hipertrofik dan penuaan (senescence) yang terpercepat, yang akan menyebabkan sel tersebut untuk menjadi lebih sensitif terhadap efek mediator pro-inflamasi dan pro- katabolik 1. Mobasheri A, Batt M. An update on the pathophysiology of osteoarthritis. Ann Phys Rehabil Med. 2016;59(5-6):333-339.
  • 41. Etiopatogenesis ● Istilah “chondrocyte” dan “senescence” dapat digabung menjadi “chondrosenescence” yang mendefiniskan penurunan fungsi chondrocyte yang menyebabkan disfungsi kartilago pada OA 1. Mobasheri A, Batt M. An update on the pathophysiology of osteoarthritis. Ann Phys Rehabil Med. 2016;59(5-6):333-339.
  • 42. Etiopatogenesis 1. Kardos D, Marschall B, Simon M, Hornyák I, Hinsenkamp A, Kuten O, Gyevnár Z, Erdélyi G, Bárdos T, Paukovits TM, Magos K, Béres G, Szenthe K, Bánáti F, Szathmary S, Nehrer S, Lacza Z. Investigation of cytokine changes in osteoarthritic knee joint tissues in response to hyperacute serum treatment. Cell. 2019;8(8):824-839.
  • 43. Etiopatogenesis ● Keluhan utama dari pasien OA genu umumnya berupa nyeri pada articulatio genus, dimana onset penyakit berkala, bertambah buruk saat beraktivitas berat, bertambah buruk bila membungkuk atau menaik tangga, bertambah buruk bila tidak aktif, bertambah buruk seiring waktu, membaik bila istirahat, membaik bila diberikan kompres dingin ataupun dengan obat anti-inflamasi, keluhan lutut kaku, keluhan lutut bengkak, dan kapasitas ambulasi yang berkurang 1. Hsu H, Siwiec RM. Knee osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2018 [updated 2022 Jun 27, cited 2022 Sep 30]. Available from: https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/
  • 44. Diagnosis ● Anamnesis untuk OA genu sebaiknya mencakup manifestasi klinis yang telah disebut, dengan mengingat onset gejala, lokasi nyeri spesifik, durasi nyeri dan gejala lainnya, karakteristik nyeri, faktor yang memperburuk dan memperbaik, nyeri alih, waktu terjadinya nyeri, keparahan gejala, dan aktivitas fungsional pasien ● Pemeriksaan fisik sebaiknya dimulai dengan inspeksi. Pada saat berdiri, diperhatikan jika terdapat eritema periartikular dan pembengkakan, atrofi musculus quadriceps femoris, dan deformitas varus ataupun valgus. Diperhatikan juga gait untuk menilai tanda nyeri dan pergerakan abnormal pada articulatio genus yang dapat mengindikasikan instabilitas ligamentum. Kemudian, kulit sekitar diperhatikan untuk scar operasi sebelumnya jika ada, adanya trauma, ataupun lesi jaringan lunak 1. Hsu H, Siwiec RM. Knee osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2018 [updated 2022 Jun 27, cited 2022 Sep 30]. Available from: https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/
  • 45. Diagnosis ● Pemeriksaan ROM penting dalam pemeriksaan articulatio genus. ROM aktif dan pasif pada fleksi dan ekstensi sebaiknya dinilai. Palpasi sepanjang struktur tulang dan jaringan lunak juga sebaiknya diperhatikan ● Pemeriksaan neurovaskular juga sebaiknya dilakukan untuk menilai kekuatan musculus quadriceps femoris dan kelompok otot hamstring oleh karena otot-otot tersebut seringkali mengalami atrofi jika terdapat nyeri lutut. Pemeriksaan sensoris dari nervi femoralis, peroneus communis, et tibialis sebaiknya dilakukan untuk menilai gejala neurogenik konkomitan. Palpasi pembuluh darah poplitea, dorsalis pedis, dan tibialis posterior sebaiknya dilakukan untuk menilai abnormalitas vaskular 1. Hsu H, Siwiec RM. Knee osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2018 [updated 2022 Jun 27, cited 2022 Sep 30]. Available from: https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/
  • 46. Diagnosis Pemeriksaan untuk gangguan meniscus articulatio genus termasuk antara lain uji joint line tenderness, uji McMurray, uji Apley grind, dan uji patellar grind/kompresi 1. O’Dell MW, Lin CD, Singh JR, Christolias GC. The physiatric history and physical examination. In: Kaelin D, Kowalske K, Lew H, Miller MA, Ragnarsson KT, Worsowicz GM, editors. Braddom’s physical medicine & rehabilitation. 5th ed. Amsterdam (NL): Elsevier; 2016. p. 3-40.
  • 47. Diagnosis ● Gambaran radiologis OA berupa penyempitan ruang sendi, sklerosis, dan osteofitosis. Ketiga temuan tersebut harus hadir untuk diagnosis OA, jika tidak, diagnosis lainnya sebaiknya dipikirkan ● Penyempitan ruang sendi kurang spesifik, namun selalu terjadi pada OA. Sklerosis seharusnya tampak pada seluruh kasus OA kecuali bila terjadi osteoporosis berat. Osteofitosis tanpa penyempitan ruang sendi ataupun sklerosis selain oleh OA hanya dapat terjadi jika terdapat hiperostosis skeletal idiopatik difus 1. Helms CA, Vinson EN. Arthritis. In: Klein JS, Brant WE, Helms CA, Vinson EN, editors. Brant and Helms’ fundamentals of diagnostic radiology. 5th ed. Alphen aan den Rijn (NL): Wolters Kluwer; 2019. p. 3141-3215.
  • 48. Diagnosis Banding ● Diagnosis banding untuk OA adalah: Artritis rematik Artritis psoriatik Artritis kristalina 1. Sen R, Hurley JA. Osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2022 [updated 2022 May 1, cited 2022 Sep 30]. Available from: https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482326/
  • 49. Penatalaksanaan ● Terapi farmakologi untuk OA genu dari divisi rehabilitasi medik berupa pemberian NSAID oral ataupun topikal. Selain dari itu, tatalaksana OA genu terutama adalah terapi nonfarmakologi. Terapi nonfarmakologi termasuk edukasi pasien, perubahan lifestyle, dan penggunaan orthosis. Literatur terkini menunjukkan bahwa olahraga aerobik intensitas sedang selama 150 menit/pekan ataupun aktivitas fisik sedang-berat selama 2 hari/pekan sangat menguntungkan untuk pasien OA. Rekomendasi untuk olahraga spesifik tidak ada, dan terutama merupakan opini ahli ● Inti edukasi untuk pasien harus mencakup bahwa; (1) aktivitas fisik reguler dan program olahraga yang terindividualisasi dapat mengurangi nyeri, mencegah perburukan, dan meningkatkan kualitas hidup, (2) untungnya penurunan berat badan untuk pasien overweight dan obesitas, dan untungnya mempertahankan berat badan sehat dengan diet dan olahraga, dan (3) gejala OA dapat dikurangi secara signifikan tanpa memerlukan tindakan bedah 1. Hsu H, Siwiec RM. Knee osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2018 [updated 2022 Jun 27, cited 2022 Sep 30]. Available from: https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/ 2. Dantas LO, Salvini TdF, McAlindon TE. Knee osteoarthritis: key treatments and implications for physical therapy. Braz J Phys Ther. 2021;25(2):135-146.
  • 50. Penatalaksanaan ● Orthosis untuk OA genu (knee brace) memiliki prinsip 3-titik yang menyerupai Swedish knee cage (digunakan dalam genu recurvatum), dengan tambahan penyempitan kompartemen medial. Distribusi sistem 3-titik dicapai melalui suatu strap yang diaplikasikan menyeberang articulatio genus. Orthosis ini mengurangi nyeri secara signifikan. Perbaikan secara radiologis juga terlihat. 1. Hennessey WJ, Uustal H. Lower limb orthoses. In: Kaelin D, Kowalske K, Lew H, Miller MA, Ragnarsson KT, Worsowicz GM, editors. Braddom’s physical medicine & rehabilitation. 5th ed. Amsterdam (NL): Elsevier; 2016. p. 249-274.
  • 51. Komplikasi dan Pencegahan ● Komplikasi OA genu berupa nyeri kronik, risiko jatuh, ambulasi terganggu, gangguan alignment sendi, pengurangan ROM, dan radikulopati. Oleh karena pasien OA sering mengonsumsi NSAID, pasien dapat mengalami maag, ulcus pepticum, penurunan koagulasi darah, dan gangguan ginjal ● Pencegahan OA terutama berupa perbaikan lifestyle, terutama mempertahankan berat badan sehat. 1. Hsu H, Siwiec RM. Knee osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2018 [updated 2022 Jun 27, cited 2022 Sep 30]. Available from: https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/ 2. Mobasheri A, Batt M. An update on the pathophysiology of osteoarthritis. Ann Phys Rehabil Med. 2016;59(5-6):333-339. 3. Sen R, Hurley JA. Osteoarthritis [Internet]. Saint Petersburg (FL): StatPearls Publishing; 2022 [updated 2022 May 1, cited 2022 Sep 30]. Available from: https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482326/
  • 52. Prognosis ● Quo ad vitam : bonam ● Quo ad functionam: dubia ad bonam ● Quo ad sanationam : malam
  • 54. Analisis Kasus Pasien Ny. A, perempuan, usia 57 tahun, datang dengan keluhan utama nyeri kedua lutut disertai kekakuan dan bengkak. Berdasarkan hasil anamnesis, didapatkan bahwa nyeri dirasakan perlahan-lahan semakin memberat. Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan berdenyut terkadang menjalar dari lutut hingga ke paha. Nyeri diberberat dengan aktivitas dan tidak berkurang saat istirahat. Riwayat trauma pada lutut tidak ada. Kondisi nyeri pada kedua lutut yang sudah berlangsung selama 2 tahun mengarahkan pada kondisi kronik. Kondisi nyeri dan kekakuan yang perlahan-lahan semakin memburuk juga menunjukkan bahwa nyeri pada kedua lutut bersifat progresif.
  • 55. Analisis Kasus Keluhan tambahan antara lain kekakuan, bengkak dan hangat Menunjukkan adanya proses inflamasi yang sedang berlangsung pada lutut pasien. Pasien juga mengeluh adanya keterbatasan pergerakan kedua lutut sehingga kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, duduk, tidur dan mandi. Kondisi ini diakibatkan oleh luas gerak sendi yang berkurang akibat nyeri dan kekakuan, terutama pada saat pasien melakukan fleksi dan ekstensi pada sendi lutut.
  • 56. Analisis Kasus Keluhan sendi ini menyebabkan penurunan luas gerak sendi yang juga mengarahkan pada diagnosis osteoartritis, frozen shoulder, rheumatoid arthritis, tendinitis, dan bursitis. Kekakuan tidak berkurang dengan istirahat dan semakin memberat dengan adanya aktivitas mengarahkan pada diagnosis osteoartritis. Nyeri, kekakuan dan bengkak sekarang semakin terasa memberat dan pasien juga menyangkal adanya riwayat penyakit autoimun. Pasien juga tidak memiliki riwayat DM dan hipertensi.
  • 57. Analisis Kasus Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum baik dan kesadaran compos mentis. Tanda vital didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 89 x/menit, respirasi 20x/menit, dan suhu 36,6°C, serta skala nyeri VAS = 6-7, IMT =33,27 (obesitas). Pemeriksaan fisik kepala, thorax, abdomen, trunkus, anggota gerak atas dalam batas normal. Akan tetapi, pemeriksaan luas gerak sendi anggota gerak bawah didapatkan penurunan baik aktif maupun pasif pada gerakan fleksi dan extensi pada sendi lutut. Penurunan luas gerak sendi aktif maupun pasif mengarahkan pada diagnosis osteoartritis. Diagnosis tendinitis dan bursitis dapat disingkirkan karena pada pemeriksaan luas gerak sendi pasif akan lebih luas dibanding aktif. Dengan demikian, berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis kerja yaitu osteoartritis.
  • 58. Analisis Kasus Penatalaksanaan osteoartritis pada kasus ini yaitu berupa tatalaksana non farmakologis berupa edukasi, fisioterapi, dan okupasi terapi. Fisioterapi yang diberikan yaitu cryoterapi genu dextra dan sinistra. TENS pada genu dextra dan sinistra, pasien juga mendapatkan okupasi terapi berupa knee decker dan cane pada sendi lutut. Pasien juga mendapatkan stretching, tapping dan laser Prognosis pada kasus ini dengan tatalaksana adekuat yaitu quo ad vitam ad bonam; ad functionam: dubia ad malam; quo ad sanationam dubia ad malam

Editor's Notes

  1. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  2. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  3. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  4. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  5. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  6. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  7. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  8. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  9. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  10. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  11. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  12. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  13. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  14. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  15. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.
  16. , oval, bulat, atau berbentuk linier, dan batasnya cembung, berkisar dari ukuran beberapa milimeter hingga sentimeter dan membesar sentrifugal.