KONFLIK YANG DITIMBULKAN PERBEDAAN BAHASA DAN GAYA BICARA
1. KONFLIK YANG DITIMBULKAN PERBEDAAN BAHASA DAN GAYA BICARA
Riana yusvi, Akifah Rif'at Hassyari , Tania alodia Maharani
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof Dr.Moestopo ( Beragama )
*email korespondensi : yusviriana97@mail.com
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berkelompok saling membutuhkan satu
sama lain. Sebagai makhluk sosial dan hidup berkelompok dalam kehidupan sehari-hari, tentu
tidak luput dari namanya interaksi atau komunikasi. Komunikasi mempermudah manusia
dalam berinteraksi, sehingga maksud dan tujuan yang mau disampaikan dapat terwujud. Dalam
hal ini manusia memiliki dan kepentingan yaitu kepentingan pribadi dan kepentingan bersama
masyarakat.
Manusia secara pribadi maupun sebagai makhluk sosial ingin memenuhi kebutuhan
secara umum, yaitu kebutuhan ekonomis, kebutuhan biologis dan lain sebagainya. Untuk
memenuhi kebutuhan ini manusia tidak dapat berdiri sendiri, ia harus bekerja sama dengan
orang lain atau masyarakat. Tanpa mengadakan kerja sama dan hubungan keutuhan tersebut
tidak akan dapat terpenuhi, oleh sebab itu manusia baik secara pribadi maupun secara bersama
saling memerlukan dan saling melakukan hubungan.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki 2 (dua) harkat, yakni : Pertama, adalah
keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
dalam hal pangan dan lain sebagainya. Manusia sebagai makhluk sosial cenderung
berkeinginan untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya. Manusia mencoba untuk memahami
bagaimana suatu sumber daya alam dapat menghasilkan suatu produk untuk memenuhi
kelangsungan hidup manusia tersebut, sehingga dalam proses inilah diperlukannya suatu
bentuk interaksi dengan alam sekitar. Kedua, adalah keinginan untuk bersatu kepada manusia
lainnya ( Masyarakat ). Keinginan untuk bersatu dengan manusia lainnya (bermasyarakat),
pada dasarnya adalah karena manusia adalah mahluk “Zoon Politicon” artinya manusia selalu
bersama manusia lainnya dalam pergaulan hidup dan kemudian bermasyarakat. Hidup bersama
2. dalam masyarakat merupakan suatu gejala yang biasa bagi manusia. Salah satu bentuk hidup
bersama yang terkecil adalah keluarga. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang
terbentuk karena perkawinan
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial dengan beberapa
alasan, yaitu: Ada dorongan untuk berinteraksi,Manusia tunduk pada aturan norma sosial,
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan satu sama lain.potensi manusia akan
benar-benar berkembang apabila ia hidup ditengah-tengah manusia.
Sebagai makhluk sosial berkomunikasi dengan baik itu penting bagi kehidupan sehari-
hari, Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang penting, karena setiap
saat semua orang atau kelompok sudah tentu melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi
maka yang akan terjadi dalam kehidupan adalah ketidakharmonisan maupun ketidakcocokkan.
Memang setiap orang akan memiliki pemikiran dan pendapat yang berbeda-beda, tetapi ide
tersebut bisa dipersatukan melalui komunikasi. Bila tetap berbeda maka itu menjadi suatu hal
yang biasa di alam demokrasi. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana membangun
komunikasi itu yang menyenangkan sehingga tujuan bisa tercapai, meski ada perbedaan
pendapat. Bila komunikasi tidak berjalan dengan baik maka bisa menghambat suatu roda
organisasi. Hal ini pun bisa terjadi dalam dunia pendidikan. Bahkan semua bidang disiplin ilmu
pasti membutuhkan yang namanya komunikasi.
Komunikasi juga dapat dikatakan tidak mudah karena Sebagai makhluk sosial,
komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan komunikasi akan
timbul jika seorang manusia mengadakan interaksi dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan
bahwa komunikasi timbul sebagai akibat adanya hubungan sosial. Pengertian tersebut
mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia, baik
sebagai individu maupun kelompok.untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif, kita
dituntut untuk tidak hanya memahami prosesnya, tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan
kita secara kreatif. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi bersifat dua
arah yaitu dimana makna yang distimulasikan sama atau serupa dengan yang dimaksudkan
oleh komunikator atau pengirim pesan.
Salah satu konflik komunikasi adalah adanya perbedaan budaya khususnya perbedaan
bahasa apalagi bangsa indonesia yang mempunyai ragam suku, budaya dan bahasa yang dapat
menimbulkan konflik karena adanya beragam bahasa bisa menyulitkan beberapa orang untuk
berkomunikasi karena bahasa yang satu dengan yang lainya. Bisa saja sama penyebutannya
3. atau pelafalan akan bisa berbeda arti di bahasa lainya, lebih sulit lagi kalau bahasa yang sama
atau mirip penyebutannya memiliki arti yang tidak bagus di salah satu bahasa. Sehingga kita
harus berhati-hati dalam berbicara. Salah satu alasan mengapa bahasa bisa mengakibatkan
konlflik karena bahasa menjadi salah satu unsur untuk mengonstruksi identitas nasional atas
berdirinya sebuah negara bangsa atau dengan istilahnya adalah ( sebagai identitas, tiang dan
media sebagai pemersatu suku, budaya, dan bahasa di dalam negara tersebut ). Karena itu
sangat berbahaya memutuskan hubungan individu atau kelompok dengan bahasanya sekalipun
bahasanya tersebut merupakan bahasa minoritas dalam sebuah negara. Lalu dengan adanya
perebedaan bahasa orang juga bisa salh paham karena setiap orang pasti punya pemikiran dan
persepsi masing-masing.
Contohnya ada seorang ibu-ibu yang bernama ibu Widya salah paham karena di papua
menggunakan system menjelaskan dijelaskan seperti dalam bahasa indonesia berstruktur
dijelaskan menjelaskan ( dipanggil mama ) tetapi di papua berstruktur menjelaskan dijelaskan
( mama dipanggil ). Contoh selanjutnya adalah pemerintah perancis berusaha mengubah bahasa
umat Muslim Aljazair untuk mengglonalkan bahasa perancis. Konflik karena perbedaan bahasa
ini bisa di rasakan siapa saja dan bisa terjadi kapan saja seperti pada saat kita berbicara dengan
orang dari negara atau daerah lain. Konflik ini bisa terjadi dimana saja tetapi lebih khususnya
di daerah yang jauh dari tempat kita tinggal karena butuh pemahaman yang lebih untuk
memahami bahasa daerah lain. Berbagai contoh menunjukan bahwa bahasa mempunyai ciri
luar biasa untuk menjadi komponen identitas dan sekaligus menjadi daya rusak luar biasa bagi
sebuah negara-bangsa. Karena itu ada hubungan bahasa, identitas, dan konflik. Ada hal yang
disayangkan yaitu kami sering membaca atau mendengar berbagai konflik tetapi jarang sekali
konflik tentang bahasa, artinya bahasa seolah-olah tidak ada kaitanya dengan konflik.
Konflik dapat terjadi karena miskomunikasi atau miscommunication, adalah kegagalan
dua orang untuk dapat berkomunikasi secara memadai. Istilah satu ini juga menggambarkan
ketidakmampuan seseorang untuk mengungkapkan ide atau pikirannya dengan benar. Isu ini
merupakan salah satu di antara banyak hambatan komunikasi, di mana pesan atau kata yang
disampaikan secara keliru diartikan oleh pendengar. Hal ini terjadi karena mereka tidak dapat
menafsirkan makna sebenarnya dari pembicara. Miskomunikasi sendiri sering terjadi dalam
situasi di mana ada kesalahan dalam mengungkapkan pikiran atau salah persepsi oleh salah
satu lawan bicara. Alasan terjadinya hal ini cukup beragam. Akan tetapi, ia biasanya
menyebabkan kebingungan dan rasa frustrasi bagi kedua pihak yang terlibat. Miskomunikasi
juga tak jarang menjadi gerbang untuk konflik dan masalah lainnya. Pada dasarnya, ia adalah
4. perbedaan pemikiran yang menyebabkan dua pihak untuk membentuk pendapat dan
kesimpulan yang berbeda, sehingga mengarah pada konflik.
Tujuan riset dari kelompok kami adalah agar tidak terjadi misscomunication antar
manusia, dan masing-masing Bahasa di antar budaya diseluruh Indonesia maupun budaya
diluar negara Indonesia. kita sebagai manusia seringkali salah paham kepada Bahasa dan cara
bicara seseorang karna kurangnya pemahaman antar Bahasa yang di ucapkan individu satu
dengan individu lain sehingga terjadilah perselisihan hingga menuju konflik. Sebab kita
sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup secara individual melainkan saling membutuhkan
interaksi serta pertolongan dan bantuan dari setiap makhluk sosial lainnya. Maka dari itu kami
meneliti tentang adanya berbedaan Bahasa, bahwa sebenarnya berbedaan bahasa tidak ada
masalah kalua saling memahami maksud dan tujuan percakapan antar berbedaan bahasa.
METODELOGI
Di kutip dari Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2007, Paradigma merupakan pola atau
model tentang bagaimana sesuatu di struktur yang merupakan bagian dan hubungannya atau
bagaimana bagian-bagian berfungsi di mana perilaku yang di dalamnya ada konteks khusus
atau dimensi waktu. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2007, p. 49) paradigma
adalah kumpulan kepercayaan dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau
proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma
konstruktivisme ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap sosically
meaning full action melalui pengamatan langsung dan rinci terhadap sosial dalam setting
keseharian yang alamiah, agar mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku
sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka
(Hidayat, 2002, p. 201).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif.
Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2007, p. 4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara utuh. Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke
dalam suatu variabel ataupun hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai suatu keutuhan.
5. Selain itu, Kirk dan Miller dalam Moleong (2007, p. 4) mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai tradisi dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamentalbergantung dari
pengamatan manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.
Penelitian kualitatif juga didefinisikan sebagai penelitian yang memanfaatkan
wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan juga
perilaku individu atau sekelompok orang sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang memiliki tujuan untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subyek penelitian, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Penelitian kualitatif juga bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-
dalamnya melalui pengumpulan datasedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan
besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data
yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak
perlu mencari sampling lainnya. Di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman
(kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data (Kriyantono, 2006, p. 56-57).
ANALISIS PEMBAHASAN
Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi
adalah menjawab pertanyaan : Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What
Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa), yaitu
suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator kapada komunikan menggunakan alat atau
cara tertentu dan memiliki efek dari komunikasi tersebut. Model atau teori menurut Lasswell
ini bisa dibilang masih relevan untuk komunikasi dimasa sekarang apalagi pada saat ini
komunikasi pasti dilakukan menggunakan alat atau cara tertentu seperti komunikasi jarak jauh
menggunakan social media yang banyak digunakan pada masa sekarang. Model Lasswell ini
mempunyai 5 komponen yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan efek ke lima
komponen tersebut saling mempunyai keterkaitan satu sama lain.
Komunikator : Komunikator atau orang yang menyampaikan pesan adalah sosok yang
berperan untuk menyampaikan pesan dan salah satu kunci bagaimana pesan tersebut bisa
diterima dengan baik oleh komunikan karena jika seorang komunikator tidak menyampaikan
pesannya dengan baik komunikasi pun akan berjalan tidak lancar dan bisa saja menimbulkan
konflik. Komunikator di dalam konflik/jurnal ini adalah Lala yang menyampaikan pesannya
kepada Dinda.
6. Pesan : Pesan adalah isi dari apa yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan yang menggunakan alat tertentu salah satunya adalah Bahasa. Pesan ini bisa
disampaikan dengan cara verbal yaitu menyampaikan dengan cara kata-kata atau lisan
sedangkan non verbal merupakan cara menyampaikan dengan Tindakan atau sikap. Pesan
dalam konflik/jurnal yang kami ambil adalah Lala yang menyampaikan bahwa Dinda tetap di
kelas saja karena Lala hanya ingin sebentar membeli makan dengan nada yang tinggi lalu Lala
juga mengatakan bahwa baju yang digunakan Dinda sudah dipakai 3 kali sebenarnya hanya
bermaksud bercanda.
Media : Media adalah alat atau cara bagaimana komunikator menyampaikan pesannya
kepada komunikan. Bisa berupa suara atau udara, media massa, telephone, dan lainya. Di
dalam konflik tersebut media yang digunakan adalah suara/udara dan media massa karena ada
dimana komunikasi berjalan saat pada bertemu langsung dan ada juga yang melalui media
massa.
Komunikan : merupakan orang-orang atau seseorang yang menerima pesan dari
komunikator. Komunikan dalam konflik/jurnal ini ialah Dinda karena ia mendapatkan atau
menerima pesan dari Lala.
Efek : adalah dampak atau reaksi dari komunikasi tersebut. Dampak ini bisa baik dan
bisa juga tidak baik seperti konflik apalagi konflik yang berkepanjangan. Efek dari konflik atau
jurnal ini adalah kesalah pahaman dan kekecewaan yang dialami oleh Dinda karena tidak
mengetahui yang dimaksud oleh Lala. Maka itu bisa dibilang komunikasi ini belum berjalan
dengan baik karena pesan yang disampaikan tidak diterima dengan baik.
Topik dari jurnal kami sangat relevan dengan model Lasswell ini karena terdapat 5
komponen tersebut. Konflik ini terjadi pada dua mahasiswi Universitas Prof. Dr. Moestopo
(B). Konflik ini bisa terjadi karena adanya kesalah pahaman yang tidak diluruskan. Dengan ini
kami mewawancarai kedua pihak yaitu komunikator Lala dan komunikan Dinda. Pada suatu
hari di kampus sedang jam istirahat Lala ingin membeli makan dibawah lalu memakan
makanan tersebut dikelas. Tadi nya Dinda ingin menemani Lala untuk membeli makanan tetapi
Lala dengan suara dan nada yang tinggi mengatakan “sudah dinda dikelas saja tidak usah ikut
kebawah!” kata Lala. Karena hal tersebut Dinda cukup kaget mengapa lala tidak mau ditemani
dan berpikir bahwa Lala marah kepadanya karena suara dan nada bicaranya yang seperti orang
sedang marah. Padahal Lala orang Betawi yang sudah terbiasa berbicara dengan nada dan suara
7. yang tinggi. Sedangkan Dinda tidak terbiasa oleh hal tersebut karena Dinda terlahir sebagai
orang sunda yang rata-rata berbicaranya halus dan tidak dengan nada dan suara yang tinggi.
Lalu kejadian atau komunikasi yang kedua terjadi di media massa Dinda mengunggah
foto di media massa setelah itu Lala langsung berkomentar bahwa baju tersebut sudah
digunakan 3 kali sebaiknya beli baju yang baru lagi. Dengan itu Dinda merasa tersinggung
padahal Lala tidak sepenuhnya serius dengan ucapannya tersebut karena Lala memang orang
yang berbicara apa adanya dan kebanyakan apa yang ia katakana adalah bercandaan. Tetapi
sepertinya bercandaan tersebut tidak bisa diterima oleh Dinda.
Setelah itu Dinda merasa tidak ingin lagi berteman dengan Lala karena sudah beberapa
kali menyinggung perasaanya. Dari cerita diatas menceritakan tentang konflik yang
diakibatkan perbedaan gaya bicara dan Bahasa dari kedua suku/budaya yang berbeda. Hal
seperti ini bisa saja terjadi di mana saja apalagi di Indonesia yang memiliki budaya dan suku
yang sangat beragam makan gaya bicara nya dan Bahasa nya pun berbeda-beda maka itu kita
harus bisa menyampaikan pesan dengan baik dan menerima pesan dengan baik dan hati-hati
sehingga kitab isa meminimalisir konflik yang akan terjadi.
Norma Yang berkaitan pada konflik tersebut adalah norma budaya. Dari konflik
tersebut kita dapat melihat perbedaan gaya bahasa dan gaya bicara Oleh suku sunda dan betawi,
bina yang memiliki gaya bicara yang halus yang berasal dari suku sunda sedangkan nova
memiliki gaya bicara yang nyablak yang berasal dari suku betawi. kita dapat memahami bahwa
setiap budaya memiliki gaya bicara yang berbeda-beda.Pendapat kami dari konflik tersebut
adalah sebagai makhluk sosial kita harus menghargai satu sama lain . Menghargai dari
perbedaan Bahasa yang dimiliki perbedaan gaya bicara Antar suku budaya dari konflik itu juga
kita belajar untuk mengahargai perbedaan gaya bicara Dan bahasa antar budaya yang di miliki,
macam macam suku budaya memiliki gaya bahasa yang yang Berbeda beda ada yang halus
ada juga yang kasar oleh karena itu dari konflik ini kita belajar untuk saling menghargai
perbedaan gaya bahasa dan gaya bicara antar suku budaya.
Adanya konflik adalah hal yang wajar apalagi terdapat perbedaan seperti perbedaan
budaya. salah satunya yaitu perbedaan bahasa dan gaya bicara yang pastinya setiap budaya
memiliki bahasa dan gaya bicaranya masing-masing maka itu jangan lah saling bertentangan
karena saling berdamai dengan budaya lain lebih baik dari pada menimbulkan konflik. Dengan
memiliki sikap saling menghargai akan ada banyak manfaat yang bisa didapat. Dengan saling
menghargai setiap perbedaan, maka teman-teman akan menciptakan kehidupan yang damai.
8. Lingkungan yang damai ini akan membuat banyak orang nyaman sehingga berdampak pada
kegiatan sehari-hari dan kesehatan mental.
9. DAFTAR PUSTAKA
Ety Nur Inah, Ilmu Komunikasi Pendidikan, Kendari: CV Shadra, 2009. Pernanan
komunikasi dalam pemdidikan di akses dari
https://media.neliti.com/media/publications/235708-peranan-komunikasi-dalam-pendidikan-
66310d01.pdf
Mouhleb, Naima. 2005. “Language and Conflict: Kabylia and The Algerian State.” MA
Thesis in Arabic, Program for African & Asian Studies, Institute for Culture Studies &
Oriental Languages, University of Oslo; Centre for the Study of Civil War (CSCW)
International Peace Research Institute, Oslo (PRIO) di akses dari
https://media.neliti.com/media/publications/150128-ID-bahasa-identitas-dan-konflik.pdf
Kompasiana, konflik bahasa yang ada di papua, di akses dari
https://www.kompasiana.com/shella_sabriani/5529373d6ea834d3158b458d/konflik-bahasa-
yang-terjadi-di-indonesia-papua?page=1&page_images=1
Glints.com. Miskomunikasi di akses dari https://glints.com/id/lowongan/miskomunikasi-
miscommunication-adalah/#.Y1ARFHZBzIW
Umn. Bab III Metodelogi Penelitian. Diakses dari https://kc.umn.ac.id/10972/5/BAB_III.pdf
Sendari, Ayu Anugerah. 2021. Komunikator adalah Orang yang Menyampaikan Pesan,
Kenali Perannya. Diakses dari https://hot.liputan6.com/read/4693911/komunikator-adalah-
orang-yang-menyampaikan-pesan-kenali-perannya