Teks ini membahas tentang proses reverse osmosis untuk menyaring zat terlarut dari larutan dengan
menggunakan membrane semipermeabel. Proses ini melibatkan pemberian tekanan tinggi pada larutan di
salah satu sisi membrane untuk memisahkan cairan permeat yang rendah konsentrasi zat terlarut dari
cairan konsentrat yang tinggi konsentrasinya. Teks ini juga menjelaskan hasil percobaan reverse osmosis
menggunakan air keran sebagai
1. Annisa Nur Aini
171411068
Pada prosesnya reverse osmosis merupakan metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai
molekul besar dan ion – ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu
berada di salah satu sisi membrane seleksi (lapisan penyaring) dimana membrane yang digunakan yaitu
membrane semiperimable. Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap dilapisan yang dialiri tekanan
sehingga zat pelarut murni bisa mengalir kelapisan berikutnya. Cairan yang tidak dapat menembus
membrane disebut konsentrare (cairan yang tinggi konsentrasi solutnya). Sedangkan cairan yang dapat
menembus membrane disebut permeat (cairan pelarut yang rendah konsentrasi solutnya) yang kemudian
ditampung dan digunakan sebagai air aquadest untuk keperluan praktikum. Permeat merupakan produk
yang diinginkan karena tidak mengandung ion (kation).
Pada saatpercobaankami manggunakan air keran sebagaiumpan. Tekananoperasi yang digunakan
berkisar antara 100 – 120 psi hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa ‘untuk proses reverse osmosis
mensyaratkan bahwa tekanan tinggi akan diberikan pada sisi konsentrasi tinggi membrane, biasanya 17 bar
(30 – 250 psi) untuk air tawar dan payau, dan 40 – 82 bar (600 – 1200 psi) untuk air laut.’ (Ananto, 2013).
Kami melakukan sampling setiap 10 menit, untuk mengukur nilai DHL dan TDS di aliran permeat
dan konsentrate selama 120 menit. Dari grafik dapat dilihat bahwa nilai TDS dan DHL dialiran permeat
cenderung turun terhadap waktu. Hal tersebut menunjukan bahwa kondisi membrane dalam keadaan baik
sehingga ion (kation) dan solute yang terkandung pada air umpan dapat tertahan pada membrane dan
mengalir pada aliran konsentrate sedangkan solvent air dapat menembus membrane dan keluar sebagai
permeat. Namun dialiran konsentrate ada penambahan nilai TDS dan DHL. Pengukuran nilai TDS dan
DHL dimaksudkan untuk menguji kualitas alat dari reverse osmosis, Jika kadar TDS dan DHL tinggi maka
kualitas air bisa dikatakan semakin rendah.
“Pada membrane sistem batch, air dari umpan akan mengalami peningkatan konsentrasi zat terlarut CF
pada aliran umpan secara bertahap akibat proses perpindahan air, akan tetapi pada sistem kontinyu, umpan
memiliki konsentrasi yang konsisten pada setiap waktu.” (Ariyanti, Dessy 2009)
Untuk mengetahui kinerja alat reverse osmosis kita dapat melihat dari presentase penurunan kadar
TDS atau biasa disebut dengan rejection rate.Rejection rate (% reject) adalah presentase kontaminan yang
tidak bisa tembus / melewati membrane (Santoso, 2009). Idealnya rejection rate yang diperoleh harus
setinggi mungkin jika ingin menghasilkan air minum dengan kualitas yang baik. Dari hasil praktikum
menggunakan alat reverse osmosis kamimendapat hasil %rejectterbesaryaitu 97,16%. Halini menunjukan
bahwa alat reverse osmosis yang digunakan masih berfungsi dengan baik untuk menghasilkan kualitas air
yang baik.