SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
2
Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan muka antara lain:
1. Rapat massa cairan
Tegangan muka berbanding lurus dengan rapat massa. Semakin besar
rapat massa, berarti semakin banyak molekul zat terlarut sehingga
gaya tarik antar molekul bertambah besar dan tegangan muka juga
bertambah besar.
2. Temperatur
Suhu dapat mempengaruhi tegangan muka karena rapat massa suatu
cairan bergantung pada suhunya. Semakin tinggi suhu, maka akan
semakin kecil rapat massa suatu cairan dan semakin kecil pula
tegangan mukanya. Rapat massa cairan berbanding lurus dengan
tegangan mukanya.
3. Jenis zat
Setiap zat yang berbeda memiliki rapat massa, kapasitas panas, dan
sifat-sifat lain yang berbeda yang dapat mempengaruhi tegangan
muka.
4. Gaya adhesi dan kohesi dalam molekul cairan
Kohesi adalah gaya tarik menarik antarmolekul sejenis. Adhesi adalah
gaya tarik menarik antarmolekul tidak sejenis. Gaya kohesi dan adhesi
berkaitan dengan besar kecilnya sudut kontak suatu cairan dengan
mediumnya. Apabila adhesi lebih besar daripada kohesi, maka
permukaan cairan menjadi cekung, sehingga sudut kontak cairan (θ)
menjadi kecil. Bila sudut kontak cairan (θ) kecil berarti cos θ menjadi
3
besar sehingga tegangan muka menjadi kecil. Hal ini berlaku juga
untuk sebaliknya bila kohesi lebih besar dibandingkan adhesi.
5. Berat molekul zat cair
Semakin kecil berat molekul zat cair, maka tegangan muka besar.
Semakin kecil berat molekul, gaya gravitasi semakin kecil sehingga
jumlah zat cair yang masuk dan naik ke dalam pipa semakin besar.
6. Adanya zat terlarut
Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau mneurunkan
tegangan permukaan. Untuk air adanya elektrolit, anorganik, tertentu
seperti sukrosa dan gliserin dapat menaikkan tegangan permukaan.
Sedangkan adanya zat-zat seperti sabun, detergen, dan alkohol adalah
efektif dalam menurunkan tegangan permukaan (Yazid,2005).
Contoh fenomena tegangan muka dalam kehidupan sehari-hari yaitu
mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang
lebih bersih. Detergen sintetis modern juga didesain untuk meningkatkan
kemampuan air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu
dengan menurunkan tegangan permukaan air. Banyak kotoran yang tidak
larut dalam air segar, tetapi larut dalam air yang diberi detergen. Contoh
lain yaitu gelembungsabun atau tetes air berbentuk bulat karena dipengarui
oleh adanya tegangan permukaan (Suminar,2001).
Sedangkan kegunaan dalam industri antara lain :
1. Pada proses Enhanced Oil Recovery (EOR), penambahan surfaktan
pada minyak bumi akan menurunkan tegangan muka minyak,
sehingga minyak lebih mudah diambil.
2. Mencegah timbulnya vorteks pada tangki berpengaduk. Vorteks
timbul akibat tegangan muka tinggi. Terbentuknya vorteks dapat
mengakibatkan cairan keluar dari tangki. Vorteks dapat dicegah
dengan cara menambahkan surfaktan.
Pengukuran tegangan muka dapat dilakukan dengan menggunakan
dua metode, yaitu metode tekanan maksimu gelembung dan metode
kenaikan kapiler.
4
1) Metode tekanan maksimum gelembung
Prinsip yang digunakan dalam pengukuran tegangan muka dengan
metode ini adalah bahwa tekanan yang dialami zat cair dalam gelas
beker sama dengan tekanan dalam manometer pada keadaan
setimbang. Proses terjadinya tekanan maksimum gelembung dapat
dijelaskan sebagai berikut: saat kran buret dibuka, volume udara
dalam erlenmeyer berkurang karena air dari buret mengisi sebagian
ruang erlenmeyer. Tekanan udara dalam Erlenmeyer bertambah.
Udara ini akan mendesak cairan yang ada dalam kaki manometer
sebelah kiri sehingga akan timbul selisih tinggi cairan. Jika air terus
dialirkan, maka tekanan semakin besar dan berakibat terjadinya
gelemung udara pada ujung pipa kapiler. Tekanan total digunakan
untuk melawan tekanan udara atmosfer, tekanan akibat adanya beda
tinggi, dan tegangan muka zat cair.
Tekanan-tekanan pada permukaan gelembung mempunyai
hubungan:
Dari atas: P1 = tekanan luar + tekanan hidrostatis pada manometer.
Dari bawah: P2 = tekanan luar + tekanan hidrostatis gelas kaca +
tegangan muka zat cair.
Dapat ditulis: P1 = PB + ρ1gh1
5
P2 = PB + ρ2gh2 +
2H
R
Pada keadaan setimbang:
P1 = P2
PB + ρ1gh1 = PB + ρ2gh2 +
2H
R
H =
gR
2
(ρ1h1 – ρ2h2 )
Dengan:
H = tegangan muka (dyne/cm)
g = percepatan gravitasi (cm/s2
)
R = jari-jari gelembung dalam pipa kapiler (cm)
ρ1= massa jenis zat cair dalam manometer (gram/ml)
ρ2= massa jenis zat cair dalam bejana (gram/ml)
h1= selisih tinggi permukaan cairan di kaki manometer (cm)
h2= selisih tinggi permukaan zat cair pada bejana dengan
ujung gelembung udara pada pipa kapiler (cm)
Pada percobaan tekanan maksimum gelembung memiliki kelebihan
diantaranya:
1. Dibandingkan dengan kenaikan pipa kapiler, pembacaan hasil
percobaan tekanan maksimum gelembung lebih mudah.
2. Perubahan tekanan dalam pipa kapiler dapat diatur
menggunakan kran.
Adapun kekurangan metode tekanan maksimum gelembung antara
lain:
1. Sukar memperkirakan timing saat jari-jari gelembung sama
dengan jari pipa kapiler.
2. Kurang praktis jika debandingkan dengan metode kenaikan pipa
kapiler.
6
Syarat-syarat cairan pengisi manometer antara lain:
1. Massa jenis larutan relatif rendah.
Cairan dengan massa jenis rendah akan mengalami kenaikan
yang lebih besar daripada cairan dengan massa jenis tinggi bila
dikenai tekanan, sehingga perubahan ketinggian permukaan air
pada manometer mudah diamati.
2. Tekanan uap yang mudah diperkirakan.
Jika tekanan uap larutan besar, makatekanan uap jenuh larutan
akan semakin besar. Hal ini menyebabkan kecepatan penguapan
bertambah. Jika tekanan uap dapat diperkirakan, maka tekanan
sistem dalam manometer sudah tertentu pula.
3. Kekentalan cairan relatif rendah.
4. Tidak korosif.
5. Tidak mudah bereaksi dengan udara.
Fungsi alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:
1. Manometer
Berguna untuk mengukur tegangan muka melalui kenaikan
tinggi cairan dalam manometer akibat adanya perbedaan tekanan
udara pada kedua sisi pipa manometer.
2. Erlenmeyer dan buret
Berguna untuk mengatur tekanan pada gelembung dengan cara
mengalirkan air dalam buret secara perlahan-lahan sehingga
menekan udara dalam pipa kapiler dan manometer serta
menimbulkan gelembung pada ujung pipa kapiler dan
menyebabkan perbedaan ketinggian cairan pada pipa
manometer.
3. Pipa kapiler
Berfungsi untuk menunjukkan gelembung setengah bola akibat
desaknya udara pada pipa kapiler yang menunjukkan tekanan
maksimum gelembung.
7
2) Metode Kenaikan Pipa kapiler
Ketika pipa kapiler ujungnya dicelupkan dalam zat cair yang
membasahi dinding, maka zat cair akan naik setinggi h. Saat
setimbang, gaya ke atas akan sama dengan gaya ke bawah, sedang
untuk gaya ke samping akan saling meniadakan. Kenaikan cairan
dalam pipa kapiler akan berhenti setelah cairan mencapai h karena
gaya F1
akan diimbangi oleh gaya F2
. Gaya F2
ini ditimbulkan oleh
berat cairan atau gaya berat zat cair yang naik.
Prinsip kerjanya didasarkan pada gejala kapilaritas, yakni
permukaan cairan di luar pipa kapiler akan memiliki ketinggian yang
berbeda dari permukaan cairan di dalam pipa kapiler karena adanya
kohesi dan adesi. Apabila gaya kohesi lebih kecil daripada gaya
adhesi akan menyebabkan permukaan menjadi cekung dan cairan di
dalam pipa kapiler lebih tinggi daripada di luar pipa kapiler seperti
pada aquadest. Sedangkan pada raksa gaya adhesi lebih kecil daripada
gaya kohesi, maka akan menyebabkan permukaan menjadi cembung,
cairan di dalam pipa kapiler menjadi lebih rendah daripada diluar pipa
kapiler.
Gaya ke atas (FA) adalah gaya akibat tegangan muka. Gaya ini
bekerja pada setiap titik pada keliling permukaan cairan.
Gaya ke atas: FA = 2πrHcosθ
Dengan:
FA = gaya ke atas, dyne.
r = jari-jari pipa kapiler, cm.
8
H = tegangan muka, dyne/cm.
θ = sudut kontak.
Gaya ke bawah: FB = πr2
ρgh
Dengan :
FB = gaya ke bawah, dyne.
Keadaan setimbang:
FA = FB
2πrHcosθ = πr2
ρgh
H =
ρghr
2 cosθ
Jika zat cair yang digunakan adalah air, maka θ dianggap 0
sehingga cosθ= 1, dan persamaan di atas menjadi:
H =
ρghr
2
Pengertian kohesi dan adhesi adalah:
- Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sejenis.
Gaya kohesi yang lebih besar dari adhesi mengakibatkan
permukaan cairan menjadi cembung, permukaan cairan lebih
rendah daripada di luar pipa kapiler. Contohnya air raksa dalam
pipa kapiler.
- Adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang tidak
sejenis. Jika gaya adhesi lebih besar dari gaya kohesi, maka
9
permukaa cairan dalam pipa kapiler akan menjadi cekung dan
permukaan cairan di dalam pipa kapiler akan naik lebih tinggi
dari permukaan cairan di luar pipa kapiler.
Pada percobaan ini fungsi dari:
1. Pipa kapiler adalah untuk menunjukkan kenaikan permukaan
cairan akibat tegangan muka.
2. Penggaris, adalah untuk mengukur beda ketinggian cairan di
dalam pipa kapiler dengan cairan di luar pipa kapiler.
Dalam percobaan yang menggunakan metode kenaikan pipa kapiler
memiliki beberapa kelibihan diantaranya:
1. Alat yang digunakan dalam percobaan sederhana.
2. Harga dari alat yang digunakan lebih murah.
3. Percobaan yang dilakukan praktis.
Namun percobaan dengan menggunakan pipa kapiler juga memiliki
kekurangan diantaranya:
1. Sukarnya mengukur kenaikan zat cair dalam pipa dengan teliti.
2. Ketajaman penglihatan praktikan mempengaruhi ketelitian data.
Terbentuknya sudut , namun perhitungannya menggunakan
asumsi =0⁰ sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat.
B. Pengukuran Kekentalan Zat Cair
Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan
dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viscometer
mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas
(gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka berarti viskositas
dari cairan itu rendah (misalnya air). Dan bila cairan itu mengalir
lambat, maka dikatakan cairan itu viskositas tinggi. Viskositas dapat
diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung
silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan
10
dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Menurut poiseulle,
jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu.
Beberapa viskosimeter yang sering digunakan untuk mengatur
viskositas suatu larutan, yang :
 Viskosimeter Oswald.
 Viskosimeter Hoppler.
 Viskosimeter Cup dan Bob.
 Viskosimeter Cone dan Plate (Mochtar, 1990).
Prinsip kerja dari viskosimeter Ostwald adalah pengukuran laju alir
cairan dalam pipa yang memiliki diameter tertentu, serta
membadingkan dengan fluida lain yang diketahui viskositasnya.
Viskosimeter Ostwald bekerja berdasarkan hukum Hougen-
Poisulle. Untuk aliran zat cair yang laminer dalam suatu pipa (tabung),
Poisulle menemukan bahwa volume yang dialirkan keluar pipa per
satuan waktu t untuk jari-jari r dengan panjang pipa 𝓁 dan tekanan P
adalah:
𝑉
𝑡
=
𝜋𝑃𝑟4
8𝜂𝓁
Pengukuran kekentalan zat cair (η) yang tepat dengan persamaan
diatas sukar dicapai karena nilai r dan 𝓁 sukar ditentukan secara tepat.
Untuk menghindari hal ini, di dalam prakteknya digunakan suatu
cairan pembanding.
V0 = V1
𝜋𝜌0 𝑔ℎ𝑟0
4 𝑡0
8𝜂0 𝓁
=
𝜋𝜌𝑔ℎ𝑟4 𝑡
8𝜂𝓁
11
Dengan viskosimeter Ostwald dapat diukur waktu untuk cairan sampel
dan cairan pembanding yang melalui pipa kapiler yang sama. Tekanan
P berubah-ubah tetapi berbading langsung dengan rapat massa zat
pembanding (P0) dan rapat massa sampel (P) sehingga:
𝜂 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 =
𝜂
𝜂0
=
𝜌𝑟4 𝑡
𝜌0 𝑟0
4 𝑡0
Dengan:
𝜌0 = rapat massa zat pembanding, gram/mL
𝜌 = rapat massa sampel, gram/mL
r0 = jari-jari kapiler viskosimeter untuk zat pembanding,cm
r = jari-jari kapiler viskosimeter untuk sampel, cm
t0 = waktu alir zat pembanding, s
t = waktu alir sampel, s
η = viskositas
Secara molekuler, kemampuan untuk mengalir adalah kemampuan
partikel-partikel untuk menyusun diri kembali di bawah tegangan
geser. Penyusunan diri kembali semacam ini dalam fluida selalu
bergerak maju sepanjang waktu. Dalam zat cair, gerak maju dengan
loncatan-loncatan ini memerlukan energi aktivasi E. Banyaknya
molekul-molekul yang memiliki energi minimum adalah fungsi
eksponensial sehingga dapat menyusun diri kembali. Jika angka ini
menentukan kemudahan untuk mengalir, maka viskositasnya:
𝜂 = 𝐴 𝑒
𝐸
𝑅𝑇
Dalam bentuk logaritmik:
ln 𝜂 = ln 𝐴 +
𝐸
𝑅𝑇
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain
1. Berat molekul cairan
Semakin kecil berat molekul cairan, maka waktu alir akan lebih
cepat karena molekul yang bergesekan lebih sedikit sehingga
gaya gesek berkurang dan viskositasnya makin kecil.
12
2. Gaya kohesi
Semakin kecil gaya kohesi maka gaya gesek cairan semakin
kecil sehingga viskositas akan semakin kecil.
3. Suhu
Penurunan suhu menyebabkan berkurangnya energi aktivasi,
sehingga gaya gesekan antar molekul semakin lambat dan jarak
antar molekul juga mengecil akibatnya viskositas semakin
tinggi.
4. Rapat massa
Semakin kecil rapat massa, viskositasnya semakin kecil karena
jumlah komponen yang semakin kecil.
5. Konsentrasi
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang
tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula
Fenomena viskositas zat cair dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain: aliran darah yang melewati pembuluh darah, air dan
minyak tidak dapat nenyatu bila dicampur karena perbedaan
massa jenis dan viskositas. Pemanfaatan fenomena viskositas
dalam dunia industri adalah untuk pemilihan pipa untuk
transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain itu
dapat menentukan jenis pompa yang harus dipakai dalam
pemompaan dan pemilihan jenis fluida dalam separasi.

More Related Content

What's hot

Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetriZamZam Pbj
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanMina Audina
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenolXINYOUWANZ
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatVina Widya Putri
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiMina Audina
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Perhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan PereaksiPerhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan PereaksiBahja Djamaluddin
 
Laporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaLaporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaIndah Fitri Hapsari
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiArwinAr
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealMakalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealTorang Aritonang
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darahSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetri
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
Titik lebur
Titik leburTitik lebur
Titik lebur
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Perhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan PereaksiPerhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
 
Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
 
Laporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaLaporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimia
 
laprak 2.pdf
laprak 2.pdflaprak 2.pdf
laprak 2.pdf
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealMakalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 

Viewers also liked

Presentasi Tegangan permukaan
Presentasi Tegangan permukaanPresentasi Tegangan permukaan
Presentasi Tegangan permukaanKezia Hani Novita
 
Penetapan tegangan permukaan cara pipa kapiler
Penetapan tegangan permukaan cara pipa kapilerPenetapan tegangan permukaan cara pipa kapiler
Penetapan tegangan permukaan cara pipa kapilerAdamz Coolz Mrz
 
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairPengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairswirawan
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaanTegangan permukaan
Tegangan permukaanIin Khoerani
 

Viewers also liked (7)

Presentasi Tegangan permukaan
Presentasi Tegangan permukaanPresentasi Tegangan permukaan
Presentasi Tegangan permukaan
 
Penetapan tegangan permukaan cara pipa kapiler
Penetapan tegangan permukaan cara pipa kapilerPenetapan tegangan permukaan cara pipa kapiler
Penetapan tegangan permukaan cara pipa kapiler
 
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairPengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Jurnal tegangan
Jurnal teganganJurnal tegangan
Jurnal tegangan
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaan Tegangan permukaan
Tegangan permukaan
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaanTegangan permukaan
Tegangan permukaan
 

Similar to 2 12

Fisika Kelas xi Bab8 Fluida
Fisika Kelas xi Bab8 FluidaFisika Kelas xi Bab8 Fluida
Fisika Kelas xi Bab8 FluidaAmphie Yuurisman
 
Tugas kelompok fisika
Tugas kelompok fisikaTugas kelompok fisika
Tugas kelompok fisikaaeninuraini
 
Tegangan Antar Muka & Tegangan Permukaan 2020
Tegangan Antar Muka & Tegangan Permukaan 2020Tegangan Antar Muka & Tegangan Permukaan 2020
Tegangan Antar Muka & Tegangan Permukaan 2020RestuHendriSulistyaw
 
Tegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas smaTegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas smaAjeng Rizki Rahmawati
 
Kuliah 1 mekanika fluida.pptx
Kuliah 1 mekanika fluida.pptxKuliah 1 mekanika fluida.pptx
Kuliah 1 mekanika fluida.pptxendangpurnamadewi
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriAziz_Kurniawan
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)Rivaldi Julian
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriAziz_Kurniawan
 
IPA Kelas 8 BAB 8 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 8 BAB 8 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 8 BAB 8 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 8 BAB 8 - www.ilmuguru.org.pptxRiaChuswatunHasanah
 
BAB 8 TEKANAN PADA GAS DAN PENERAPANNYA.pptx
BAB 8 TEKANAN PADA GAS DAN PENERAPANNYA.pptxBAB 8 TEKANAN PADA GAS DAN PENERAPANNYA.pptx
BAB 8 TEKANAN PADA GAS DAN PENERAPANNYA.pptxwahyuwahyu201801
 
IPA Kelas 8 BAB 8 tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari -hari.pptx.pdf
IPA Kelas 8 BAB 8 tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari -hari.pptx.pdfIPA Kelas 8 BAB 8 tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari -hari.pptx.pdf
IPA Kelas 8 BAB 8 tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari -hari.pptx.pdfSitimariaulfahSlallu
 
IPA Kelas 8 BAB 8 TEKANAN ZAT.pptx
IPA Kelas 8 BAB 8 TEKANAN ZAT.pptxIPA Kelas 8 BAB 8 TEKANAN ZAT.pptx
IPA Kelas 8 BAB 8 TEKANAN ZAT.pptxAnnaArbaatin
 

Similar to 2 12 (20)

Fisika Kelas xi Bab8 Fluida
Fisika Kelas xi Bab8 FluidaFisika Kelas xi Bab8 Fluida
Fisika Kelas xi Bab8 Fluida
 
Tekanan
TekananTekanan
Tekanan
 
Tugas kelompok fisika
Tugas kelompok fisikaTugas kelompok fisika
Tugas kelompok fisika
 
Tekanan
TekananTekanan
Tekanan
 
Tegangan Antar Muka & Tegangan Permukaan 2020
Tegangan Antar Muka & Tegangan Permukaan 2020Tegangan Antar Muka & Tegangan Permukaan 2020
Tegangan Antar Muka & Tegangan Permukaan 2020
 
30
3030
30
 
Tegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas smaTegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas sma
 
Stoikiometri (2)
Stoikiometri (2)Stoikiometri (2)
Stoikiometri (2)
 
Kuliah 1 mekanika fluida.pptx
Kuliah 1 mekanika fluida.pptxKuliah 1 mekanika fluida.pptx
Kuliah 1 mekanika fluida.pptx
 
Bab 2 stoikiometri
Bab 2 stoikiometriBab 2 stoikiometri
Bab 2 stoikiometri
 
IPA Kelas 8 BAB 8.pptx
IPA Kelas 8 BAB 8.pptxIPA Kelas 8 BAB 8.pptx
IPA Kelas 8 BAB 8.pptx
 
Fluida Statis SMA
Fluida Statis SMAFluida Statis SMA
Fluida Statis SMA
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
 
IPA Kelas 8 BAB 8 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 8 BAB 8 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 8 BAB 8 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 8 BAB 8 - www.ilmuguru.org.pptx
 
BAB 8 TEKANAN PADA GAS DAN PENERAPANNYA.pptx
BAB 8 TEKANAN PADA GAS DAN PENERAPANNYA.pptxBAB 8 TEKANAN PADA GAS DAN PENERAPANNYA.pptx
BAB 8 TEKANAN PADA GAS DAN PENERAPANNYA.pptx
 
IPA Kelas 8 BAB 8 tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari -hari.pptx.pdf
IPA Kelas 8 BAB 8 tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari -hari.pptx.pdfIPA Kelas 8 BAB 8 tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari -hari.pptx.pdf
IPA Kelas 8 BAB 8 tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari -hari.pptx.pdf
 
Pertemuan f l u i d a
Pertemuan f l u i d aPertemuan f l u i d a
Pertemuan f l u i d a
 
IPA Kelas 8 BAB 8 TEKANAN ZAT.pptx
IPA Kelas 8 BAB 8 TEKANAN ZAT.pptxIPA Kelas 8 BAB 8 TEKANAN ZAT.pptx
IPA Kelas 8 BAB 8 TEKANAN ZAT.pptx
 

More from Hartika Rafih Wondah (15)

Tugas 6 pik1_proses solvay_hartika rafih wondah
Tugas 6 pik1_proses solvay_hartika rafih wondahTugas 6 pik1_proses solvay_hartika rafih wondah
Tugas 6 pik1_proses solvay_hartika rafih wondah
 
Seni dan agama ku
Seni dan agama kuSeni dan agama ku
Seni dan agama ku
 
Dasar2 islam
Dasar2 islamDasar2 islam
Dasar2 islam
 
Tugas essai agama akidah akhlak
Tugas essai agama akidah akhlakTugas essai agama akidah akhlak
Tugas essai agama akidah akhlak
 
Tugas 2 pik1_(nh4)2_so4 petrokimia gresik
Tugas 2 pik1_(nh4)2_so4 petrokimia gresikTugas 2 pik1_(nh4)2_so4 petrokimia gresik
Tugas 2 pik1_(nh4)2_so4 petrokimia gresik
 
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresikTugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
Tugas 1 pik1_h2_so4 petrokimia gresik
 
Halaman 1
Halaman 1Halaman 1
Halaman 1
 
35 57
35 5735 57
35 57
 
34
3434
34
 
33
3333
33
 
31 32
31 3231 32
31 32
 
25 29
25 2925 29
25 29
 
24
2424
24
 
14 23
14 2314 23
14 23
 
13
1313
13
 

2 12

  • 1. 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan muka antara lain: 1. Rapat massa cairan Tegangan muka berbanding lurus dengan rapat massa. Semakin besar rapat massa, berarti semakin banyak molekul zat terlarut sehingga gaya tarik antar molekul bertambah besar dan tegangan muka juga bertambah besar. 2. Temperatur Suhu dapat mempengaruhi tegangan muka karena rapat massa suatu cairan bergantung pada suhunya. Semakin tinggi suhu, maka akan semakin kecil rapat massa suatu cairan dan semakin kecil pula tegangan mukanya. Rapat massa cairan berbanding lurus dengan tegangan mukanya. 3. Jenis zat Setiap zat yang berbeda memiliki rapat massa, kapasitas panas, dan sifat-sifat lain yang berbeda yang dapat mempengaruhi tegangan muka. 4. Gaya adhesi dan kohesi dalam molekul cairan Kohesi adalah gaya tarik menarik antarmolekul sejenis. Adhesi adalah gaya tarik menarik antarmolekul tidak sejenis. Gaya kohesi dan adhesi berkaitan dengan besar kecilnya sudut kontak suatu cairan dengan mediumnya. Apabila adhesi lebih besar daripada kohesi, maka permukaan cairan menjadi cekung, sehingga sudut kontak cairan (θ) menjadi kecil. Bila sudut kontak cairan (θ) kecil berarti cos θ menjadi
  • 2. 3 besar sehingga tegangan muka menjadi kecil. Hal ini berlaku juga untuk sebaliknya bila kohesi lebih besar dibandingkan adhesi. 5. Berat molekul zat cair Semakin kecil berat molekul zat cair, maka tegangan muka besar. Semakin kecil berat molekul, gaya gravitasi semakin kecil sehingga jumlah zat cair yang masuk dan naik ke dalam pipa semakin besar. 6. Adanya zat terlarut Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau mneurunkan tegangan permukaan. Untuk air adanya elektrolit, anorganik, tertentu seperti sukrosa dan gliserin dapat menaikkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya zat-zat seperti sabun, detergen, dan alkohol adalah efektif dalam menurunkan tegangan permukaan (Yazid,2005). Contoh fenomena tegangan muka dalam kehidupan sehari-hari yaitu mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih. Detergen sintetis modern juga didesain untuk meningkatkan kemampuan air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan permukaan air. Banyak kotoran yang tidak larut dalam air segar, tetapi larut dalam air yang diberi detergen. Contoh lain yaitu gelembungsabun atau tetes air berbentuk bulat karena dipengarui oleh adanya tegangan permukaan (Suminar,2001). Sedangkan kegunaan dalam industri antara lain : 1. Pada proses Enhanced Oil Recovery (EOR), penambahan surfaktan pada minyak bumi akan menurunkan tegangan muka minyak, sehingga minyak lebih mudah diambil. 2. Mencegah timbulnya vorteks pada tangki berpengaduk. Vorteks timbul akibat tegangan muka tinggi. Terbentuknya vorteks dapat mengakibatkan cairan keluar dari tangki. Vorteks dapat dicegah dengan cara menambahkan surfaktan. Pengukuran tegangan muka dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode tekanan maksimu gelembung dan metode kenaikan kapiler.
  • 3. 4 1) Metode tekanan maksimum gelembung Prinsip yang digunakan dalam pengukuran tegangan muka dengan metode ini adalah bahwa tekanan yang dialami zat cair dalam gelas beker sama dengan tekanan dalam manometer pada keadaan setimbang. Proses terjadinya tekanan maksimum gelembung dapat dijelaskan sebagai berikut: saat kran buret dibuka, volume udara dalam erlenmeyer berkurang karena air dari buret mengisi sebagian ruang erlenmeyer. Tekanan udara dalam Erlenmeyer bertambah. Udara ini akan mendesak cairan yang ada dalam kaki manometer sebelah kiri sehingga akan timbul selisih tinggi cairan. Jika air terus dialirkan, maka tekanan semakin besar dan berakibat terjadinya gelemung udara pada ujung pipa kapiler. Tekanan total digunakan untuk melawan tekanan udara atmosfer, tekanan akibat adanya beda tinggi, dan tegangan muka zat cair. Tekanan-tekanan pada permukaan gelembung mempunyai hubungan: Dari atas: P1 = tekanan luar + tekanan hidrostatis pada manometer. Dari bawah: P2 = tekanan luar + tekanan hidrostatis gelas kaca + tegangan muka zat cair. Dapat ditulis: P1 = PB + ρ1gh1
  • 4. 5 P2 = PB + ρ2gh2 + 2H R Pada keadaan setimbang: P1 = P2 PB + ρ1gh1 = PB + ρ2gh2 + 2H R H = gR 2 (ρ1h1 – ρ2h2 ) Dengan: H = tegangan muka (dyne/cm) g = percepatan gravitasi (cm/s2 ) R = jari-jari gelembung dalam pipa kapiler (cm) ρ1= massa jenis zat cair dalam manometer (gram/ml) ρ2= massa jenis zat cair dalam bejana (gram/ml) h1= selisih tinggi permukaan cairan di kaki manometer (cm) h2= selisih tinggi permukaan zat cair pada bejana dengan ujung gelembung udara pada pipa kapiler (cm) Pada percobaan tekanan maksimum gelembung memiliki kelebihan diantaranya: 1. Dibandingkan dengan kenaikan pipa kapiler, pembacaan hasil percobaan tekanan maksimum gelembung lebih mudah. 2. Perubahan tekanan dalam pipa kapiler dapat diatur menggunakan kran. Adapun kekurangan metode tekanan maksimum gelembung antara lain: 1. Sukar memperkirakan timing saat jari-jari gelembung sama dengan jari pipa kapiler. 2. Kurang praktis jika debandingkan dengan metode kenaikan pipa kapiler.
  • 5. 6 Syarat-syarat cairan pengisi manometer antara lain: 1. Massa jenis larutan relatif rendah. Cairan dengan massa jenis rendah akan mengalami kenaikan yang lebih besar daripada cairan dengan massa jenis tinggi bila dikenai tekanan, sehingga perubahan ketinggian permukaan air pada manometer mudah diamati. 2. Tekanan uap yang mudah diperkirakan. Jika tekanan uap larutan besar, makatekanan uap jenuh larutan akan semakin besar. Hal ini menyebabkan kecepatan penguapan bertambah. Jika tekanan uap dapat diperkirakan, maka tekanan sistem dalam manometer sudah tertentu pula. 3. Kekentalan cairan relatif rendah. 4. Tidak korosif. 5. Tidak mudah bereaksi dengan udara. Fungsi alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain: 1. Manometer Berguna untuk mengukur tegangan muka melalui kenaikan tinggi cairan dalam manometer akibat adanya perbedaan tekanan udara pada kedua sisi pipa manometer. 2. Erlenmeyer dan buret Berguna untuk mengatur tekanan pada gelembung dengan cara mengalirkan air dalam buret secara perlahan-lahan sehingga menekan udara dalam pipa kapiler dan manometer serta menimbulkan gelembung pada ujung pipa kapiler dan menyebabkan perbedaan ketinggian cairan pada pipa manometer. 3. Pipa kapiler Berfungsi untuk menunjukkan gelembung setengah bola akibat desaknya udara pada pipa kapiler yang menunjukkan tekanan maksimum gelembung.
  • 6. 7 2) Metode Kenaikan Pipa kapiler Ketika pipa kapiler ujungnya dicelupkan dalam zat cair yang membasahi dinding, maka zat cair akan naik setinggi h. Saat setimbang, gaya ke atas akan sama dengan gaya ke bawah, sedang untuk gaya ke samping akan saling meniadakan. Kenaikan cairan dalam pipa kapiler akan berhenti setelah cairan mencapai h karena gaya F1 akan diimbangi oleh gaya F2 . Gaya F2 ini ditimbulkan oleh berat cairan atau gaya berat zat cair yang naik. Prinsip kerjanya didasarkan pada gejala kapilaritas, yakni permukaan cairan di luar pipa kapiler akan memiliki ketinggian yang berbeda dari permukaan cairan di dalam pipa kapiler karena adanya kohesi dan adesi. Apabila gaya kohesi lebih kecil daripada gaya adhesi akan menyebabkan permukaan menjadi cekung dan cairan di dalam pipa kapiler lebih tinggi daripada di luar pipa kapiler seperti pada aquadest. Sedangkan pada raksa gaya adhesi lebih kecil daripada gaya kohesi, maka akan menyebabkan permukaan menjadi cembung, cairan di dalam pipa kapiler menjadi lebih rendah daripada diluar pipa kapiler. Gaya ke atas (FA) adalah gaya akibat tegangan muka. Gaya ini bekerja pada setiap titik pada keliling permukaan cairan. Gaya ke atas: FA = 2πrHcosθ Dengan: FA = gaya ke atas, dyne. r = jari-jari pipa kapiler, cm.
  • 7. 8 H = tegangan muka, dyne/cm. θ = sudut kontak. Gaya ke bawah: FB = πr2 ρgh Dengan : FB = gaya ke bawah, dyne. Keadaan setimbang: FA = FB 2πrHcosθ = πr2 ρgh H = ρghr 2 cosθ Jika zat cair yang digunakan adalah air, maka θ dianggap 0 sehingga cosθ= 1, dan persamaan di atas menjadi: H = ρghr 2 Pengertian kohesi dan adhesi adalah: - Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sejenis. Gaya kohesi yang lebih besar dari adhesi mengakibatkan permukaan cairan menjadi cembung, permukaan cairan lebih rendah daripada di luar pipa kapiler. Contohnya air raksa dalam pipa kapiler. - Adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang tidak sejenis. Jika gaya adhesi lebih besar dari gaya kohesi, maka
  • 8. 9 permukaa cairan dalam pipa kapiler akan menjadi cekung dan permukaan cairan di dalam pipa kapiler akan naik lebih tinggi dari permukaan cairan di luar pipa kapiler. Pada percobaan ini fungsi dari: 1. Pipa kapiler adalah untuk menunjukkan kenaikan permukaan cairan akibat tegangan muka. 2. Penggaris, adalah untuk mengukur beda ketinggian cairan di dalam pipa kapiler dengan cairan di luar pipa kapiler. Dalam percobaan yang menggunakan metode kenaikan pipa kapiler memiliki beberapa kelibihan diantaranya: 1. Alat yang digunakan dalam percobaan sederhana. 2. Harga dari alat yang digunakan lebih murah. 3. Percobaan yang dilakukan praktis. Namun percobaan dengan menggunakan pipa kapiler juga memiliki kekurangan diantaranya: 1. Sukarnya mengukur kenaikan zat cair dalam pipa dengan teliti. 2. Ketajaman penglihatan praktikan mempengaruhi ketelitian data. Terbentuknya sudut , namun perhitungannya menggunakan asumsi =0⁰ sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat. B. Pengukuran Kekentalan Zat Cair Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viscometer mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka berarti viskositas dari cairan itu rendah (misalnya air). Dan bila cairan itu mengalir lambat, maka dikatakan cairan itu viskositas tinggi. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan
  • 9. 10 dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Menurut poiseulle, jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu. Beberapa viskosimeter yang sering digunakan untuk mengatur viskositas suatu larutan, yang :  Viskosimeter Oswald.  Viskosimeter Hoppler.  Viskosimeter Cup dan Bob.  Viskosimeter Cone dan Plate (Mochtar, 1990). Prinsip kerja dari viskosimeter Ostwald adalah pengukuran laju alir cairan dalam pipa yang memiliki diameter tertentu, serta membadingkan dengan fluida lain yang diketahui viskositasnya. Viskosimeter Ostwald bekerja berdasarkan hukum Hougen- Poisulle. Untuk aliran zat cair yang laminer dalam suatu pipa (tabung), Poisulle menemukan bahwa volume yang dialirkan keluar pipa per satuan waktu t untuk jari-jari r dengan panjang pipa 𝓁 dan tekanan P adalah: 𝑉 𝑡 = 𝜋𝑃𝑟4 8𝜂𝓁 Pengukuran kekentalan zat cair (η) yang tepat dengan persamaan diatas sukar dicapai karena nilai r dan 𝓁 sukar ditentukan secara tepat. Untuk menghindari hal ini, di dalam prakteknya digunakan suatu cairan pembanding. V0 = V1 𝜋𝜌0 𝑔ℎ𝑟0 4 𝑡0 8𝜂0 𝓁 = 𝜋𝜌𝑔ℎ𝑟4 𝑡 8𝜂𝓁
  • 10. 11 Dengan viskosimeter Ostwald dapat diukur waktu untuk cairan sampel dan cairan pembanding yang melalui pipa kapiler yang sama. Tekanan P berubah-ubah tetapi berbading langsung dengan rapat massa zat pembanding (P0) dan rapat massa sampel (P) sehingga: 𝜂 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 𝜂 𝜂0 = 𝜌𝑟4 𝑡 𝜌0 𝑟0 4 𝑡0 Dengan: 𝜌0 = rapat massa zat pembanding, gram/mL 𝜌 = rapat massa sampel, gram/mL r0 = jari-jari kapiler viskosimeter untuk zat pembanding,cm r = jari-jari kapiler viskosimeter untuk sampel, cm t0 = waktu alir zat pembanding, s t = waktu alir sampel, s η = viskositas Secara molekuler, kemampuan untuk mengalir adalah kemampuan partikel-partikel untuk menyusun diri kembali di bawah tegangan geser. Penyusunan diri kembali semacam ini dalam fluida selalu bergerak maju sepanjang waktu. Dalam zat cair, gerak maju dengan loncatan-loncatan ini memerlukan energi aktivasi E. Banyaknya molekul-molekul yang memiliki energi minimum adalah fungsi eksponensial sehingga dapat menyusun diri kembali. Jika angka ini menentukan kemudahan untuk mengalir, maka viskositasnya: 𝜂 = 𝐴 𝑒 𝐸 𝑅𝑇 Dalam bentuk logaritmik: ln 𝜂 = ln 𝐴 + 𝐸 𝑅𝑇 Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain 1. Berat molekul cairan Semakin kecil berat molekul cairan, maka waktu alir akan lebih cepat karena molekul yang bergesekan lebih sedikit sehingga gaya gesek berkurang dan viskositasnya makin kecil.
  • 11. 12 2. Gaya kohesi Semakin kecil gaya kohesi maka gaya gesek cairan semakin kecil sehingga viskositas akan semakin kecil. 3. Suhu Penurunan suhu menyebabkan berkurangnya energi aktivasi, sehingga gaya gesekan antar molekul semakin lambat dan jarak antar molekul juga mengecil akibatnya viskositas semakin tinggi. 4. Rapat massa Semakin kecil rapat massa, viskositasnya semakin kecil karena jumlah komponen yang semakin kecil. 5. Konsentrasi Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula Fenomena viskositas zat cair dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: aliran darah yang melewati pembuluh darah, air dan minyak tidak dapat nenyatu bila dicampur karena perbedaan massa jenis dan viskositas. Pemanfaatan fenomena viskositas dalam dunia industri adalah untuk pemilihan pipa untuk transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain itu dapat menentukan jenis pompa yang harus dipakai dalam pemompaan dan pemilihan jenis fluida dalam separasi.