SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta




                   KOEFISIEN RUGI-RUGI SUDDEN EXPANSION
                          PADA ALIRAN FLUIDA CAIR
                                         I Gusti Gde Badrawada
                           Jurusan Teknik Mesin, FTI, IST AKPRIND Yogyakarta
                                   Email: gdebadrawada@yahoo.co.id

                                                 ABSTRACT
       The aim of this research was to find minor loss coefficients that occurred in sudden expansion
pipe with diameter ratio 24: 50. By knowing of this coefficient we could know pressure losses occurred
in this pipe. Hence, we could calculate energy needed in order to the system work properly.
       To find out those coefficients, in this research, the working fluid was flowed to the test specimen
with 4 l/minute, 8 l/minute, 12 l/minute and 16 l/minute. The flowing rate would be read at Rotameter.
The pressure occurred in inlet and outlet of the sudden expansion pipe would be read at column
manometer. From those data we could calculate the minor loss coefficients of the sudden expansion
pipe.
       From this research we could draw the conclusion that increased flow rate caused decreased
minor loss coefficient. The smallest minor loss coefficient occurred on upper side of the sudden
expansion pipe, but the biggest one occurred on under side of sudden expansion pipe for each flow
rate.

Keywords: sudden expansion, diameter ratio, minor loss coefficient

INTISARI

       Penelitian ini dilakukan untuk mencari koefisien rugi-rugi yang terjadi pada pipa Sudden
Enlargement/Expansion dengan perbandingan diameter pipa kecil dengan diameter pipa besar 24: 50.
Dengan mengetahui koefisien rugi-rugi yang terdapat pada pipa ini, maka kita akan mengetahui
seberapa besar rugi tekanan yang terjadi. Dengan demikian kita akan dapat menghitung seberapa
besar energi yang harus disediakan agar sistem dapat berfungi sesuai dengan yang diinginkan.
       Untuk mencari nilai koefisien rugi-rugi pipa Sudden Expansion tersebut, maka fluida kerja
dialirkan dengan variasi debit sebesar 4 lt/menit, 8 lt/menit, 12 lt/menit dan 16 lt/menit ke specimen uji
yaitu pipa Sudden Expansion tersebut. Besar debit fluida kerja yang mengalir akan terbaca pada alat
ukur debit yaitu Flowmeter (Rotameter). Tekanan yang terjadi pada sisi masuk dan sisi keluar pipa
Sudden Expansion akan diukur oleh manometer kolom. Kemudian dari perbedaan tekanan yang
terjadi untuk masing-masing debit aliran dihitung nilai koefisien rugi-ruginya.
       Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa semakin besar debit yang dialirkan, maka semakin
kecil koefisien rugi-ruginya, dikarenakan semakin besar debit maka semakin besar pula kecepatan
fluida. Harga koefisien rugi-rugi yang paling kecil terjadi pada posisi pengukuran sebelah atas,
kemudian disusul pada posisi pengukuran di sebelah depan dan terbesar terjadi pada pengukuran
sebelah bawah untuk di masing-masing debit aliran fluida.

Kata kunci: sudden expansion, perbandingan diameter, koefisien rugi-rugi


PENDAHULUAN
       Banyak dijumpai aliran-aliran fluida di dalam pipa. Baik yang dijumpai di rumah tangga maupun
sampai ke industri-industri kecil maupun industri-industri besar. Untuk mengalirkan fluida tersebut
dibuatlah instalasi perpipaan. Di dalam instalasi tersebut, banyak digunakan belokan pipa,
percabangan pipa, pembesaran pipa, pengecilan pipa.
       Pada aliran fluida di dalam pipa terjadi bermacam-macam rugi-rugi. Rugi-rugi tersebut dapat
disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara dinding pipa dan fluida yang mengalir (major losses).
Dapat juga terjadi jika dalam alirannya tersebut terdapat belokan, pembesaran pipa dan sebagainya
(minor losses). Dengan adanya rugi-rugi ini maka energi yang dibutuhkan tentu lebih besar pula.
Salah satu minor losses yang turut menyumbang kerugian energi pada aliran fluida dalam pipa adalah
minor losses yang terjadi pada Sudden Expansion.
       Dalam penelitian ini akan dicari seberapa besar perbedaan tekanan yang terjadi pada aliran
fluida saat mengalir pada pipa yang berdiameter kecil dan pada saat fluida mengalir pada pipa yang
berdiameter besar. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar koefisien rugi-rugi yang dimiliki
oleh Sudden Expansion

                                                                                                      119
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta



      Dalam melakukan penelitian ini agar permasalahan tidak melebar, maka dilakukan batasan-
batasan masalah antara lain:
    1. Aliran fluida yang diamati adalah aliran fluida dalam pipa
    2. Fluida yang dipakai adalah air dengan variasi debit aliran 4 lt/mnt, 8 lt/mnt, 12 lt/mnt, 16 lt/mnt.
    3. Perbandingan diameter pipa besar dengan pipa kecil adalah 50: 24
      Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar konstanta rugi-rugi yang terjadi pada
specimen uji Sudden Expansion.
      Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan alat-alat seperti bak penampung, fluida, pompa,
katup pengatur debit fluida, Flowmeter (rotameter), test spesimen (Sudden Expansion), manometer
kolom, dan instalasi pipa. Untuk instalasi alat-alat tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah.
Cara kerjanya adalah:
      Jika pompa telah dihidupkan, maka fluida akan mengalir dari bak penampung menuju pompa.
Setelah katup dibuka, maka fluida mengalir menuju flowmeter lanjut ke test specimen dan kembali ke
bak penampung. Begitu seterusnya.
      Langkah-langkah pelaksanaan penelitian:
    1. Hidupkan pompa
    2. Atur kecepatan fluida yang mengalir dengan mengatur bukaan dari katup, dan melihat
        flowmeter
    3. Catat kecepatan aliran fluida, jika aliran sudah stabil.
    4. Catat perbedaan tekanan




                                                         Manometer




                                         Test Spesimen


                                                           Katup     Flowmeter

                                             Pompa

                                        Bak Penampung




                                         Gambar 1: Instalasi pengujian




                                                                                                       120
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta




                                              Gambar 2: Benda uji

       Jagannath, dkk (2007) menyatakan dalam penelitiannya bahwa rugi-rugi tekanan yang paling
kecil terjadi pada perbandingan L/D sama dengan 1. Dan hasil yang diberikan dengan memakai cara
pendekatan logika Fuzzy adalah memadai dan dapat digunakan sebagai analisis qualitative dari
aliran fluida. Dalam penelitian ini dipakai gas sebagai fluida kerja, dan perbandingan luasan antara
pipa besar dan pipa kecil adalah 10; 6 dan 2, 89. Serta perbandingan antara panjang pipa dengan
diameternya (L/D) yang dipakai adalah 1; 2; 4 dan 6.
       Sukarno (2004), dalam penelitiannya menggunakan saluran segiempat horisontal dengan
perbandingan luasan saluran kecil dengan luasan saluran yang besar 0,6, 0,7 dan 0,8. Hasil
penelitiannya menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan pada saluran yang mengalami
pembesaran mendadak dengan adanya kenaikan debit aliran. Rugi-rugi yang terjadi semakin besar
dengan semakin besarnya harga perbandingan luasan saluran..
       Gurbuz (2002), mendapatkan hasil rugi-rugi yang terjadi pada saluran pembesaran mendadak
adalah antara 0,5 – 2 meter. Dan kesimpulan yang didapatkan adalah rugi-rugi lokal yang terjadi
adalah berbanding lurus dengan kwadrat kecepatan fluida yang mengalir, berbanding lurus dengan
diameter dalam pipa dan berbanding lurus dengan viskositas fluida. Serta menyarankan untuk
memakai alat digital sebagai ganti alat anolog untuk pengukuran, karena kurang teliti. Dalam
penelitian ini dipakai air sebagai fluida kerja dan perbandingan diameter pipa besar dan pipa kecil
adalah 24: 18.
       Fluida adalah suatu zat yang dapat berubah secara terus menerus (kontinyu) bila dikenai
tegangan geser berapapun besar tegangan geser itu. Sebagai konsekuensi dari pengertian tersebut
adalah bahwa ketika fluida berada pada keadaan diam, maka tidak mungkin ada tegangan geser.
                          dv
                  τ =μ       …………………………………….                              (1)
                          dy
     Fluida diklasifikasikan sebagai fluida Newton (Newtonian fluid) dan fluida bukan-Newton (Non-
Newtonian fluid).




       Gambar 3: Perubahan bentuk yang diakibatkan oleh penerapan gaya geser yang konstan

     Ketika menghitung perpindahan kalor atau tekanan dan head loss pada aliran fluida dalam pipa,
maka harus diketahui dulu tipe dari aliran fluida tersebut.
     Pada umumnya ada tiga tipe aliran fluida dalam pipa, yaitu:

                                                                                                121
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta



    a. Aliran laminer
        Aliran laminer merupakan aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan, dengan
        satu lapisan luncur secara lancar pada lapisan yang bersebelahan dengan saling tukar
        momentum secara molekular saja.
    b. Aliran turbulen
        Aliran turbulen merupakan aliran yang mempunyai gerakan partikel-partikel fluida yang sangat
        tidak menentu, dengan saling tukar momentum dalam arah melintang yang dahsyat.
    c. Aliran transisi
        Aliran transisi merupakan aliran peralihan saat mengalami perubahan dari aliran laminer
        menjadi aliran turbulen. Aliran transisi adalah gabungan antara laminer dan turbulen, dengan
        turbulensi di tengah pipa dan aliran laminer dekat dengan tepi.
      Tipe aliran fluida ditentukan dengan angka Reynold yang besarnya adalah:
                          ρ ⋅V ⋅ D
                   Re =              ………………………………………                          (2)
                             μ
    a. Laminer (Laminar) jika Re < 2300
    b. Transisi (Transient) jika 2300 < Re < 4000
    c. Turbulen (Turbulent) jika Re > 4000
      Dengan adanya perbedaan jenis aliran, maka karakterisitik aliran fluida juga akan berbeda.




                                          Gambar 4: Pola aliran fluida

       Aliran fluida dalam pipa akan mengalami rugi-rugi/losses, yaitu major losses (hl) akibat
terjadinya gesekan antara fluida dengan dinding pipa, dan juga mengalami minor losses (hlm) akibat
adanya belokan, pembesaran mendadak, pengecilan mendadak, dan yang sejenisnya. Sehingga rugi
total yang dialami fluida jika mengalir dalam pipa adalah:
                               ⎛p       V2          ⎞ ⎛p         V2           ⎞
              hlT = hl + hlm = ⎜ 1 + α 1 1 + g ⋅ z1 ⎟ − ⎜ 2 + α 2 2 + g ⋅ z 2 ⎟ (3)
                               ⎜ρ                   ⎟ ⎜ ρ                     ⎟
                               ⎝         2          ⎠ ⎝           2           ⎠
    Dari persamaan tersebut di atas didapat besar perbedaan tekanan yang terjadi pada aliran fluida
    dalam pipa horizontal dengan jenis aliran laminar:
                              L μ ⋅V
                   Δp = 32     ⋅     ……………………………………                           (4)
                              D D
                  atau
                          64 L V 2
                   hl =     ⋅ ⋅    …………………………………….                            (5)
                          Re D 2
    Untuk aliran turbulen:
                              L V2
                   hl = f ⋅    ⋅   ………………………………………                            (6)
                              D 2
    Sedangkan minor losses yang terjadi adalah:
                               V2
                   hlm = K ⋅         ……………………………………....                       (7)
                                2


                                                                                                   122
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta



HASIL DAN PEMBAHASAN
     Debit aliran fluida dikonversi satuannya dari masing-masing debit yang telah ditentukan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
                                           Q
                                Qn =
                                       60 ⋅ 1000
Sehingga didapatkan debit air dengan satuan m3/s untuk masing-masing debit yang telah ditetapkan,
yaitu:
          4
Q1 =           = 6,67 ⋅ 10 −5
     60 ⋅ 1000
          8
Q2 =           = 1,33 ⋅ 10 − 4
     60 ⋅ 1000
        12
Q3 =           = 2 ⋅ 10 − 4
     60 ⋅ 1000
         16
Q4 =           = 2,67 ⋅ 10 − 4
     60 ⋅ 1000
      Dari masing-masing debit aliran fluida tersebut di atas dapat kita hitung kecepatan yang
dipunyai dari fluida tersebut, dengan menggunakan persamaan kontinyuitas yaitu:
                  Qn
         V =   1
               4
                 ⋅π ⋅ d 2
     Penghitungan kecepatan ini dilakukan pada sisi masuk & keluar pipa Sudden Expansion.
Sehingga didapat kecepatan sisi masuk & keluar seperti Tabel 1.1.

              Tabel 1: Kecepatan fluida di sisi masuk & keluar pada masing-masing debit
                     3                               Kecepatan (m/s)
        Debit, Q, (m /s)
                                           Masuk                        Keluar
          6,67 x 10-5                        0,15                        0,034
          1,33 x 10-4                       0,294                        0,068
            2 x 10-4                        0,442                         0,10
          2,67 x 10-4                       0,591                        0,136



                                              GRAFIK KECEPATAN FLUIDA

                                0.6

                                0.5
                    KECEPATAN




                                0.4
                                                                                  V1
                                0.3
                                                                                  V2
                                0.2

                                0.1

                                 0
                                         1          2           3             4
                                                        Qn


          Gambar 5: Grafik kecepatan fluida pada masing-masing debit di sisi masuk & keluar

      Pada grafik di atas terlihat bahwa semakin besar debit fluida yang mengalir pada sisi masuk &
keluar pipa, maka semakin besar pula kecepatan fluida yang terjadi pada masing-masing sisi pipa.
Tetapi kecepatan fluida pada masing-masing debit pada sisi masuk lebih besar dari kecepatan fluida
pada sisi keluar. Hal ini sesuai dengan persamaan kontinyuitas.
      Rumus angka Reynold dapat dirubah menjadi:

                                                                                               123
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta



                d ⋅V
         Re =
                  υ
               Tabel 2: Angka Reynold di sisi masuk & keluar pada masing-masing debit
                                                    Angka Reynold
        Debit, Q, (m3/s)
                                          Masuk                        Keluar
                     -5
          6,67 x 10                       3515,73                      1687,55
          1,33 x 10-4                     7010,38                      3364,98
            2 x 10-4                     10541,92                      5060,12
          2,67 x 10-4                    14073,46                      6755,26


                                                    ANGKA REYNOLD

                                        14500
                                        14000
                                        13500
                                        13000
                                        12500
                                        12000
                                        11500
                                        11000
                                        10500
                                        10000
                                         9500
                        ANGKA REYNOLD




                                         9000
                                         8500
                                         8000
                                         7500                                     Re1
                                         7000                                     Re2
                                         6500
                                         6000
                                         5500
                                         5000
                                         4500
                                         4000
                                         3500
                                         3000
                                         2500
                                         2000
                                         1500
                                         1000
                                          500
                                            0
                                                1    2           3            4
                                                         Qn


          Gambar 6: Grafik angka Reynold pada masing-masing debit di sisi masuk dan keluar

       Dengan semakin besarnya kecepatan fluida, maka angka Reynold akan semakin besar pula.
Sehingga angka Reynold akan semakin besar dengan semakin besarnya debit yang mengalir. Tetapi
angka Reynold pada masing-masing debit pada sisi masuk lebih besar daripada sisi keluar
dikarenakan kecepatan fluida pada sisi masuk lebih besar dibanding dengan kecepatan fluida pada
sisi keluar pada masing masing debit aliran, walaupun diameter pipa pada sisi keluar lebih besar
dibanding diameter pipa pada sisi masuk.
       Untuk mendapatkan tekanan yang terjadi pada pipa Sudden Expansion, maka data yang kita
dapatkan dari pengukuran yang dilakukan oleh manometer kolom yang masih berupa perbedaan
ketinggian fluida yang terdapat pada kolom pada saat sebelum dan sesudah proses perlu dihitung
dengan menggunakan persamaan di bawah ini:
         P = ρ ⋅g ⋅h

                  Tabel 3: Tekanan di sisi masuk dan keluar pada masing-masing debit
                                pada masing-masing posisi pengukuran
          Debit                                 Tekanan (Pa)
            Q                Atas                 Depan                Bawah
          (m3/s)      Masuk      Keluar     Masuk     Keluar      Masuk     Keluar
      6,67 x 10-5    245.25     588.6       784.8    1275.3     -392.4    245.25
      1,33 x 10-4    392.4      882.9       981      1471.5     -245.25   588.6
      2 x 10-4       539.55     2256.3      1177.2   1765.8     -196.3    588.6
      2,67 x 10-4    784.8      2354.4      1471.5   2158.2     0         833.85




                                                                                             124
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta




                                                                                    -5       3
                                            DISTRIBUSI TEKANAN PADA Q1 = 6,67 x 10 (m /s)

                                   1400
                                   1200
                                   1000




                    TEKANAN (Pa)
                                    800
                                    600                                                           ATAS
                                    400                                                           DEPAN
                                    200                                                           BAWAH
                                      0
                                   -200
                                   -400
                                   -600
                                                    1                          2
                                                          SISI MASUK/KELUAR


                                   Gambar 7: Grafik distribusi tekanan di sisi masuk & keluar pada Q1

                                                                                    -4       3
                                            DISTRIBUSI TEKANAN PADA Q2 = 1,33 x 10 (m /s)

                                   1600
                                   1400
                                   1200
                    TEKANAN (Pa)




                                   1000
                                    800                                                           ATAS
                                    600                                                           DEPAN
                                    400                                                           BAWAH
                                    200
                                      0
                                   -200
                                   -400
                                                    1                          2
                                                          SISI MASUK/KELUAR


                                   Gambar 8: Grafik distribusi tekanan di sisi masuk & keluar pada Q2

                                                                                   -4    3
                                             DISTRIBUSI TEKANAN PADA Q3 = 2 x 10 (m /s)

                                   2500

                                   2000
                 TEKANAN (Pa)




                                   1500
                                                                                                  ATAS
                                   1000                                                           DEPAN
                                                                                                  BAWAH
                                   500

                                     0

                                   -500
                                                    1                          2
                                                         SISI MASUK/KELUAR


                                   Gambar 9: Grafik distribusi tekanan di sisi masuk & keluar pada Q3




                                                                                                          125
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta




                                                                               -4   3
                                         DISTRIBUSI TEKANAN PADA Q4 = 2,67 x 10 (m /s)

                                  2500

                                  2000




                   TEKANAN (Pa)
                                  1500                                                   ATAS
                                                                                         DEPAN
                                  1000                                                   BAWAH

                                  500

                                    0
                                                1                         2
                                                      SISI MASUK/KELUAR


                   Gambar 10: Grafik distribusi tekanan di sisi masuk & keluar pada Q4

      Dari gambar 6 sampai dengan gambar 9 dapat disimpulkan bahwa tekanan yang terjadi pada
sisi masuk akan lebih kecil daripada tekanan pada sisi keluar di masing-masing posisi pengukuran. Ini
dikarenakan kecepatan fluida pada sisi masuk lebih besar dari kecepatan sisi keluar. Hal ini sesuai
dengan persamaan Bernoulli yang dapat dijelaskan bahwa semakin besar kecepatan fluida, maka
tekanan yang terjadi akan semakin kecil. Karena persamaan Bernoulli menggunakan prinsip
kekekalan energi.
      Secara umum tekanan yang terjadi pada posisi pengukuran sebelah depan pipa memiliki
tekanan yang paling besar dibanding dengan posisi pengukuran yang lain baik pada bagian sisi
masuknya maupun pada sisi keluarnya. Disusul selanjutnya pada posisi pengukuran sebelah atas,
dan yang terakhir pada posisi pengukuran sebelah bawah.
Minor losses yang terjadi pada pipa Sudden Expansion dapat dihitung dengan cara menggunakan
persamaan sebagai berikut:
                   V12
         hlm = K
                    2
Maka harga koefisien rugi-rugi pada pipa Sudden Expansion:
               2 ⋅ hlm
         K=
                V12
      Tabel 4: Koefisien rugi-rugi di masing-masing debit pada masing-masing posisi pengukuran
                                              Koefisien Rugi-rugi, K.
              Debit, Q, (m3/s)
                                         Atas           Depan         Bawah
           6,67 x 10-5              3,22            4,6            5,97
           1,33 x 10-4              1,16            1,16           1,97
                 -4
           2 x 10                   -0,33           0,61           0,82
           2,67 x 10-4              -0,32           0,40           0,49




                                                                                                 126
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta




                                                        KOEFISIEN RUGI-RUGI

                                               6

                                               5




                     KO E FIS IE N RUGI-RUGI
                                               4
                                                                                  ATAS
                                               3
                                                                                  DEPAN
                                               2
                                                                                  BAWAH
                                               1

                                               0

                                               -1
                                                    1   2           3         4
                                                              Qn


                  Gambar 11: Grafik koefisien rugi-rugi pada masing-masing debit aliran

      Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin besar debit yang dialirkan, maka semakin kecil
koefisien rugi-ruginya, dikarenakan semakin besar debit maka semakin besar pula kecepatan fluida.
Harga koefisien rugi-rugi yang paling kecil terjadi pada posisi pengukuran sebelah atas, kemudian
disusul pada posisi pengukuran di sebelah depan dan terbesar terjadi pada pengukuran sebelah
bawah untuk di masing-masing debit aliran fluida.


KESIMPULAN
       Semakin besar debit fluida yang mengalir pada sisi masuk & keluar pipa, maka semakin besar
pula kecepatan fluida yang terjadi pada masing-masing sisi pipa. Hal ini sesuai dengan persamaan
kontinyuitas. Dengan semakin besarnya kecepatan fluida, maka angka Reynold akan semakin besar
pula. Sehingga angka Reynold akan semakin besar dengan semakin besarnya debit yang mengalir.
       Tekanan yang terjadi pada sisi masuk akan lebih kecil daripada tekanan pada sisi keluar di
masing-masing posisi pengukuran. Ini dikarenakan kecepatan fluida pada sisi masuk lebih besar dari
kecepatan sisi keluar. Hal ini sesuai dengan persamaan Bernoulli yang dapat dijelaskan bahwa
semakin besar kecepatan fluida, maka tekanan yang terjadi akan semakin kecil.
       Semakin besar debit yang dialirkan, maka semakin kecil koefisien rugi-ruginya, dikarenakan
semakin besar debit maka semakin besar pula kecepatan fluida.
       Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik ini disarankan untuk menggunakan alat
ukur yang lebih teliti, sehingga didapatkan data yang lebih akurat. Pada seksi uji tidak hanya di buat
arah horisontal saja, tetapi bisa dibuat pada arah vertikal juga. Serta jenis fluida yang digunakan dapat
divariasikan bahkan dengan fluida lebih dari satu fase.


DAFTAR PUSTAKA
Fox, R. W. dan McDonald, A. T., 1978, “Introduction to Fluid Mechanics”, edisi 2, John Wiley & Sons,
      Kanada.
Gurbuz, R., 2002, “The Measurement Local Losses and K factor of Valve and Fitting by Computer”,
      Proceeding of ASEE.
Jagannath, R., Naresh, N. G. dan Pandey, K. M., 2007, “Studies on Pressure Loss in Sudden
      Expansion in Flow Through Nozzles: A Fuzzy Logic Approach”, ARPN Journal of Engineering
      and Applied Sciences, Volume 2, no 2, pp 50-61
Munson, B. R., Young, D. F. dan Okiishi T. H., 2003, “Mekanika Fluida”, edisi 4, Erlangga, Jakarta.
Streeter, V. L., Wylie, B. dan Prijono, A., 1999, “Mekanika Fluida”, edisi 8, Erlangga, Jakarta.
Sukarno, R., 2004, “Studi Distribusi Tekanan Aliran Melalui Pembesaran Secara Mendadak dengan
      Penampang Segiempat Posisi Horisontal”, Skripsi Fakultas Teknik UMS.




                                                                                                     127

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Health Polytechnic of Bandung
 
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangularPengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangularIkbal Rambo
 
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013Ajeng Rizki Rahmawati
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipacahpati138
 
Pressure measurement
Pressure measurementPressure measurement
Pressure measurementIbnu Hanafi
 
Laporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuranLaporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuranivan sidabutar
 
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaFransiska Puteri
 
Fluida statik-dan-fluida-dinamik
Fluida statik-dan-fluida-dinamikFluida statik-dan-fluida-dinamik
Fluida statik-dan-fluida-dinamikHIMTI
 
Laporan mingguan satop
Laporan mingguan satopLaporan mingguan satop
Laporan mingguan satopPenina Tarigan
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluidapraptome
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMarfizal Marfizal
 
Penyisihan kekeruhan pada sistem pengolahan air sungai tembalang dengan tekno...
Penyisihan kekeruhan pada sistem pengolahan air sungai tembalang dengan tekno...Penyisihan kekeruhan pada sistem pengolahan air sungai tembalang dengan tekno...
Penyisihan kekeruhan pada sistem pengolahan air sungai tembalang dengan tekno...Haelis Muslimah
 
pengukuran tekanan mekanika fluida
pengukuran tekanan mekanika fluidapengukuran tekanan mekanika fluida
pengukuran tekanan mekanika fluidaRian Irvandi
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum asterias
 
Bab6 Mekanika Fluida
Bab6 Mekanika FluidaBab6 Mekanika Fluida
Bab6 Mekanika Fluidaguestf7bf86
 

What's hot (20)

Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
 
tangki berpengaduk
tangki berpengaduktangki berpengaduk
tangki berpengaduk
 
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangularPengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
 
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
 
Pressure measurement
Pressure measurementPressure measurement
Pressure measurement
 
Laporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuranLaporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuran
 
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
 
Fluida statik-dan-fluida-dinamik
Fluida statik-dan-fluida-dinamikFluida statik-dan-fluida-dinamik
Fluida statik-dan-fluida-dinamik
 
Mixing
MixingMixing
Mixing
 
Laporan mingguan satop
Laporan mingguan satopLaporan mingguan satop
Laporan mingguan satop
 
14 23
14 2314 23
14 23
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluida
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
 
Penyisihan kekeruhan pada sistem pengolahan air sungai tembalang dengan tekno...
Penyisihan kekeruhan pada sistem pengolahan air sungai tembalang dengan tekno...Penyisihan kekeruhan pada sistem pengolahan air sungai tembalang dengan tekno...
Penyisihan kekeruhan pada sistem pengolahan air sungai tembalang dengan tekno...
 
Mekanika Fluida
Mekanika FluidaMekanika Fluida
Mekanika Fluida
 
pengukuran tekanan mekanika fluida
pengukuran tekanan mekanika fluidapengukuran tekanan mekanika fluida
pengukuran tekanan mekanika fluida
 
UNIT OPERASI - MIXING
UNIT OPERASI - MIXINGUNIT OPERASI - MIXING
UNIT OPERASI - MIXING
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum
 
Bab6 Mekanika Fluida
Bab6 Mekanika FluidaBab6 Mekanika Fluida
Bab6 Mekanika Fluida
 

Viewers also liked

Adventure Life - Trekking Tour to Machu Picchu
Adventure Life - Trekking Tour to Machu Picchu Adventure Life - Trekking Tour to Machu Picchu
Adventure Life - Trekking Tour to Machu Picchu Adventure Life Reviews
 
Adventure Life’s Classic Gorilla Adventure Gets Rave Reviews
Adventure Life’s Classic Gorilla Adventure Gets Rave ReviewsAdventure Life’s Classic Gorilla Adventure Gets Rave Reviews
Adventure Life’s Classic Gorilla Adventure Gets Rave ReviewsAdventure Life Reviews
 
Momento individuaol aporte al trabajo colaborativo-1
Momento individuaol aporte al trabajo colaborativo-1Momento individuaol aporte al trabajo colaborativo-1
Momento individuaol aporte al trabajo colaborativo-1Maribell Gonzalez
 
Actividad colaborativa maribell gonzalez y sandra vasco
Actividad colaborativa maribell gonzalez y sandra vascoActividad colaborativa maribell gonzalez y sandra vasco
Actividad colaborativa maribell gonzalez y sandra vascoMaribell Gonzalez
 
2311 2885-1-sm
2311 2885-1-sm2311 2885-1-sm
2311 2885-1-smidnasam
 

Viewers also liked (6)

Adventure Life - Trekking Tour to Machu Picchu
Adventure Life - Trekking Tour to Machu Picchu Adventure Life - Trekking Tour to Machu Picchu
Adventure Life - Trekking Tour to Machu Picchu
 
Designlifevn
DesignlifevnDesignlifevn
Designlifevn
 
Adventure Life’s Classic Gorilla Adventure Gets Rave Reviews
Adventure Life’s Classic Gorilla Adventure Gets Rave ReviewsAdventure Life’s Classic Gorilla Adventure Gets Rave Reviews
Adventure Life’s Classic Gorilla Adventure Gets Rave Reviews
 
Momento individuaol aporte al trabajo colaborativo-1
Momento individuaol aporte al trabajo colaborativo-1Momento individuaol aporte al trabajo colaborativo-1
Momento individuaol aporte al trabajo colaborativo-1
 
Actividad colaborativa maribell gonzalez y sandra vasco
Actividad colaborativa maribell gonzalez y sandra vascoActividad colaborativa maribell gonzalez y sandra vasco
Actividad colaborativa maribell gonzalez y sandra vasco
 
2311 2885-1-sm
2311 2885-1-sm2311 2885-1-sm
2311 2885-1-sm
 

Similar to SEMINAR

eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2DEDI RIWANTO
 
Ppt instrumen bab 7
Ppt instrumen bab 7Ppt instrumen bab 7
Ppt instrumen bab 7Asep Subagja
 
Bahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.ppt
Bahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.pptBahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.ppt
Bahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.pptyauridp
 
Volume 10 nomor 1 a april 2011
Volume 10 nomor 1 a april 2011Volume 10 nomor 1 a april 2011
Volume 10 nomor 1 a april 2011Mietra Anggara
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapFransiska Puteri
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMarfizal Marfizal
 
Laporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipaLaporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipatyoabdi
 
Mekanika Fluida (Pipa) pembelajaran yang sdh di share diberbagai media online...
Mekanika Fluida (Pipa) pembelajaran yang sdh di share diberbagai media online...Mekanika Fluida (Pipa) pembelajaran yang sdh di share diberbagai media online...
Mekanika Fluida (Pipa) pembelajaran yang sdh di share diberbagai media online...NurRobbi1
 
Laporan praktikum rugi rugi aliran
Laporan praktikum rugi rugi aliran Laporan praktikum rugi rugi aliran
Laporan praktikum rugi rugi aliran Bung HaFied
 
How to measure preassure &amp; flow utut muhammad
How to measure preassure &amp; flow utut muhammadHow to measure preassure &amp; flow utut muhammad
How to measure preassure &amp; flow utut muhammadumammuhammad27
 
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptxfluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptxZHENAHARYOP
 
ppt pengukuran teknik.pptx
ppt pengukuran teknik.pptxppt pengukuran teknik.pptx
ppt pengukuran teknik.pptxHanifEka2210
 
Flow simulator group e
Flow simulator group eFlow simulator group e
Flow simulator group eIndiana Agak
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aceh Engineering State
 
1. Aliran Dalam Pipa (Pressure drop continuity equation).ppt
1. Aliran Dalam Pipa (Pressure drop  continuity equation).ppt1. Aliran Dalam Pipa (Pressure drop  continuity equation).ppt
1. Aliran Dalam Pipa (Pressure drop continuity equation).pptrenogeovan
 

Similar to SEMINAR (20)

eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2
 
Ppt instrumen bab 7
Ppt instrumen bab 7Ppt instrumen bab 7
Ppt instrumen bab 7
 
Bahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.ppt
Bahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.pptBahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.ppt
Bahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.ppt
 
Volume 10 nomor 1 a april 2011
Volume 10 nomor 1 a april 2011Volume 10 nomor 1 a april 2011
Volume 10 nomor 1 a april 2011
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
 
PRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESIN
PRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESINPRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESIN
PRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESIN
 
Mekanika fluida ppt
Mekanika fluida pptMekanika fluida ppt
Mekanika fluida ppt
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
 
Laporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipaLaporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipa
 
Mekanika Fluida (Pipa) pembelajaran yang sdh di share diberbagai media online...
Mekanika Fluida (Pipa) pembelajaran yang sdh di share diberbagai media online...Mekanika Fluida (Pipa) pembelajaran yang sdh di share diberbagai media online...
Mekanika Fluida (Pipa) pembelajaran yang sdh di share diberbagai media online...
 
Laporan praktikum rugi rugi aliran
Laporan praktikum rugi rugi aliran Laporan praktikum rugi rugi aliran
Laporan praktikum rugi rugi aliran
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
How to measure preassure &amp; flow utut muhammad
How to measure preassure &amp; flow utut muhammadHow to measure preassure &amp; flow utut muhammad
How to measure preassure &amp; flow utut muhammad
 
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptxfluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
 
ppt pengukuran teknik.pptx
ppt pengukuran teknik.pptxppt pengukuran teknik.pptx
ppt pengukuran teknik.pptx
 
Pengukuran laju aliran
Pengukuran laju aliranPengukuran laju aliran
Pengukuran laju aliran
 
Flow simulator group e
Flow simulator group eFlow simulator group e
Flow simulator group e
 
Cavitation
CavitationCavitation
Cavitation
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
 
1. Aliran Dalam Pipa (Pressure drop continuity equation).ppt
1. Aliran Dalam Pipa (Pressure drop  continuity equation).ppt1. Aliran Dalam Pipa (Pressure drop  continuity equation).ppt
1. Aliran Dalam Pipa (Pressure drop continuity equation).ppt
 

SEMINAR

  • 1. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta KOEFISIEN RUGI-RUGI SUDDEN EXPANSION PADA ALIRAN FLUIDA CAIR I Gusti Gde Badrawada Jurusan Teknik Mesin, FTI, IST AKPRIND Yogyakarta Email: gdebadrawada@yahoo.co.id ABSTRACT The aim of this research was to find minor loss coefficients that occurred in sudden expansion pipe with diameter ratio 24: 50. By knowing of this coefficient we could know pressure losses occurred in this pipe. Hence, we could calculate energy needed in order to the system work properly. To find out those coefficients, in this research, the working fluid was flowed to the test specimen with 4 l/minute, 8 l/minute, 12 l/minute and 16 l/minute. The flowing rate would be read at Rotameter. The pressure occurred in inlet and outlet of the sudden expansion pipe would be read at column manometer. From those data we could calculate the minor loss coefficients of the sudden expansion pipe. From this research we could draw the conclusion that increased flow rate caused decreased minor loss coefficient. The smallest minor loss coefficient occurred on upper side of the sudden expansion pipe, but the biggest one occurred on under side of sudden expansion pipe for each flow rate. Keywords: sudden expansion, diameter ratio, minor loss coefficient INTISARI Penelitian ini dilakukan untuk mencari koefisien rugi-rugi yang terjadi pada pipa Sudden Enlargement/Expansion dengan perbandingan diameter pipa kecil dengan diameter pipa besar 24: 50. Dengan mengetahui koefisien rugi-rugi yang terdapat pada pipa ini, maka kita akan mengetahui seberapa besar rugi tekanan yang terjadi. Dengan demikian kita akan dapat menghitung seberapa besar energi yang harus disediakan agar sistem dapat berfungi sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mencari nilai koefisien rugi-rugi pipa Sudden Expansion tersebut, maka fluida kerja dialirkan dengan variasi debit sebesar 4 lt/menit, 8 lt/menit, 12 lt/menit dan 16 lt/menit ke specimen uji yaitu pipa Sudden Expansion tersebut. Besar debit fluida kerja yang mengalir akan terbaca pada alat ukur debit yaitu Flowmeter (Rotameter). Tekanan yang terjadi pada sisi masuk dan sisi keluar pipa Sudden Expansion akan diukur oleh manometer kolom. Kemudian dari perbedaan tekanan yang terjadi untuk masing-masing debit aliran dihitung nilai koefisien rugi-ruginya. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa semakin besar debit yang dialirkan, maka semakin kecil koefisien rugi-ruginya, dikarenakan semakin besar debit maka semakin besar pula kecepatan fluida. Harga koefisien rugi-rugi yang paling kecil terjadi pada posisi pengukuran sebelah atas, kemudian disusul pada posisi pengukuran di sebelah depan dan terbesar terjadi pada pengukuran sebelah bawah untuk di masing-masing debit aliran fluida. Kata kunci: sudden expansion, perbandingan diameter, koefisien rugi-rugi PENDAHULUAN Banyak dijumpai aliran-aliran fluida di dalam pipa. Baik yang dijumpai di rumah tangga maupun sampai ke industri-industri kecil maupun industri-industri besar. Untuk mengalirkan fluida tersebut dibuatlah instalasi perpipaan. Di dalam instalasi tersebut, banyak digunakan belokan pipa, percabangan pipa, pembesaran pipa, pengecilan pipa. Pada aliran fluida di dalam pipa terjadi bermacam-macam rugi-rugi. Rugi-rugi tersebut dapat disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara dinding pipa dan fluida yang mengalir (major losses). Dapat juga terjadi jika dalam alirannya tersebut terdapat belokan, pembesaran pipa dan sebagainya (minor losses). Dengan adanya rugi-rugi ini maka energi yang dibutuhkan tentu lebih besar pula. Salah satu minor losses yang turut menyumbang kerugian energi pada aliran fluida dalam pipa adalah minor losses yang terjadi pada Sudden Expansion. Dalam penelitian ini akan dicari seberapa besar perbedaan tekanan yang terjadi pada aliran fluida saat mengalir pada pipa yang berdiameter kecil dan pada saat fluida mengalir pada pipa yang berdiameter besar. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar koefisien rugi-rugi yang dimiliki oleh Sudden Expansion 119
  • 2. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta Dalam melakukan penelitian ini agar permasalahan tidak melebar, maka dilakukan batasan- batasan masalah antara lain: 1. Aliran fluida yang diamati adalah aliran fluida dalam pipa 2. Fluida yang dipakai adalah air dengan variasi debit aliran 4 lt/mnt, 8 lt/mnt, 12 lt/mnt, 16 lt/mnt. 3. Perbandingan diameter pipa besar dengan pipa kecil adalah 50: 24 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar konstanta rugi-rugi yang terjadi pada specimen uji Sudden Expansion. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan alat-alat seperti bak penampung, fluida, pompa, katup pengatur debit fluida, Flowmeter (rotameter), test spesimen (Sudden Expansion), manometer kolom, dan instalasi pipa. Untuk instalasi alat-alat tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah. Cara kerjanya adalah: Jika pompa telah dihidupkan, maka fluida akan mengalir dari bak penampung menuju pompa. Setelah katup dibuka, maka fluida mengalir menuju flowmeter lanjut ke test specimen dan kembali ke bak penampung. Begitu seterusnya. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian: 1. Hidupkan pompa 2. Atur kecepatan fluida yang mengalir dengan mengatur bukaan dari katup, dan melihat flowmeter 3. Catat kecepatan aliran fluida, jika aliran sudah stabil. 4. Catat perbedaan tekanan Manometer Test Spesimen Katup Flowmeter Pompa Bak Penampung Gambar 1: Instalasi pengujian 120
  • 3. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta Gambar 2: Benda uji Jagannath, dkk (2007) menyatakan dalam penelitiannya bahwa rugi-rugi tekanan yang paling kecil terjadi pada perbandingan L/D sama dengan 1. Dan hasil yang diberikan dengan memakai cara pendekatan logika Fuzzy adalah memadai dan dapat digunakan sebagai analisis qualitative dari aliran fluida. Dalam penelitian ini dipakai gas sebagai fluida kerja, dan perbandingan luasan antara pipa besar dan pipa kecil adalah 10; 6 dan 2, 89. Serta perbandingan antara panjang pipa dengan diameternya (L/D) yang dipakai adalah 1; 2; 4 dan 6. Sukarno (2004), dalam penelitiannya menggunakan saluran segiempat horisontal dengan perbandingan luasan saluran kecil dengan luasan saluran yang besar 0,6, 0,7 dan 0,8. Hasil penelitiannya menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan pada saluran yang mengalami pembesaran mendadak dengan adanya kenaikan debit aliran. Rugi-rugi yang terjadi semakin besar dengan semakin besarnya harga perbandingan luasan saluran.. Gurbuz (2002), mendapatkan hasil rugi-rugi yang terjadi pada saluran pembesaran mendadak adalah antara 0,5 – 2 meter. Dan kesimpulan yang didapatkan adalah rugi-rugi lokal yang terjadi adalah berbanding lurus dengan kwadrat kecepatan fluida yang mengalir, berbanding lurus dengan diameter dalam pipa dan berbanding lurus dengan viskositas fluida. Serta menyarankan untuk memakai alat digital sebagai ganti alat anolog untuk pengukuran, karena kurang teliti. Dalam penelitian ini dipakai air sebagai fluida kerja dan perbandingan diameter pipa besar dan pipa kecil adalah 24: 18. Fluida adalah suatu zat yang dapat berubah secara terus menerus (kontinyu) bila dikenai tegangan geser berapapun besar tegangan geser itu. Sebagai konsekuensi dari pengertian tersebut adalah bahwa ketika fluida berada pada keadaan diam, maka tidak mungkin ada tegangan geser. dv τ =μ ……………………………………. (1) dy Fluida diklasifikasikan sebagai fluida Newton (Newtonian fluid) dan fluida bukan-Newton (Non- Newtonian fluid). Gambar 3: Perubahan bentuk yang diakibatkan oleh penerapan gaya geser yang konstan Ketika menghitung perpindahan kalor atau tekanan dan head loss pada aliran fluida dalam pipa, maka harus diketahui dulu tipe dari aliran fluida tersebut. Pada umumnya ada tiga tipe aliran fluida dalam pipa, yaitu: 121
  • 4. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta a. Aliran laminer Aliran laminer merupakan aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan, dengan satu lapisan luncur secara lancar pada lapisan yang bersebelahan dengan saling tukar momentum secara molekular saja. b. Aliran turbulen Aliran turbulen merupakan aliran yang mempunyai gerakan partikel-partikel fluida yang sangat tidak menentu, dengan saling tukar momentum dalam arah melintang yang dahsyat. c. Aliran transisi Aliran transisi merupakan aliran peralihan saat mengalami perubahan dari aliran laminer menjadi aliran turbulen. Aliran transisi adalah gabungan antara laminer dan turbulen, dengan turbulensi di tengah pipa dan aliran laminer dekat dengan tepi. Tipe aliran fluida ditentukan dengan angka Reynold yang besarnya adalah: ρ ⋅V ⋅ D Re = ……………………………………… (2) μ a. Laminer (Laminar) jika Re < 2300 b. Transisi (Transient) jika 2300 < Re < 4000 c. Turbulen (Turbulent) jika Re > 4000 Dengan adanya perbedaan jenis aliran, maka karakterisitik aliran fluida juga akan berbeda. Gambar 4: Pola aliran fluida Aliran fluida dalam pipa akan mengalami rugi-rugi/losses, yaitu major losses (hl) akibat terjadinya gesekan antara fluida dengan dinding pipa, dan juga mengalami minor losses (hlm) akibat adanya belokan, pembesaran mendadak, pengecilan mendadak, dan yang sejenisnya. Sehingga rugi total yang dialami fluida jika mengalir dalam pipa adalah: ⎛p V2 ⎞ ⎛p V2 ⎞ hlT = hl + hlm = ⎜ 1 + α 1 1 + g ⋅ z1 ⎟ − ⎜ 2 + α 2 2 + g ⋅ z 2 ⎟ (3) ⎜ρ ⎟ ⎜ ρ ⎟ ⎝ 2 ⎠ ⎝ 2 ⎠ Dari persamaan tersebut di atas didapat besar perbedaan tekanan yang terjadi pada aliran fluida dalam pipa horizontal dengan jenis aliran laminar: L μ ⋅V Δp = 32 ⋅ …………………………………… (4) D D atau 64 L V 2 hl = ⋅ ⋅ ……………………………………. (5) Re D 2 Untuk aliran turbulen: L V2 hl = f ⋅ ⋅ ……………………………………… (6) D 2 Sedangkan minor losses yang terjadi adalah: V2 hlm = K ⋅ …………………………………….... (7) 2 122
  • 5. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta HASIL DAN PEMBAHASAN Debit aliran fluida dikonversi satuannya dari masing-masing debit yang telah ditentukan menggunakan persamaan sebagai berikut: Q Qn = 60 ⋅ 1000 Sehingga didapatkan debit air dengan satuan m3/s untuk masing-masing debit yang telah ditetapkan, yaitu: 4 Q1 = = 6,67 ⋅ 10 −5 60 ⋅ 1000 8 Q2 = = 1,33 ⋅ 10 − 4 60 ⋅ 1000 12 Q3 = = 2 ⋅ 10 − 4 60 ⋅ 1000 16 Q4 = = 2,67 ⋅ 10 − 4 60 ⋅ 1000 Dari masing-masing debit aliran fluida tersebut di atas dapat kita hitung kecepatan yang dipunyai dari fluida tersebut, dengan menggunakan persamaan kontinyuitas yaitu: Qn V = 1 4 ⋅π ⋅ d 2 Penghitungan kecepatan ini dilakukan pada sisi masuk & keluar pipa Sudden Expansion. Sehingga didapat kecepatan sisi masuk & keluar seperti Tabel 1.1. Tabel 1: Kecepatan fluida di sisi masuk & keluar pada masing-masing debit 3 Kecepatan (m/s) Debit, Q, (m /s) Masuk Keluar 6,67 x 10-5 0,15 0,034 1,33 x 10-4 0,294 0,068 2 x 10-4 0,442 0,10 2,67 x 10-4 0,591 0,136 GRAFIK KECEPATAN FLUIDA 0.6 0.5 KECEPATAN 0.4 V1 0.3 V2 0.2 0.1 0 1 2 3 4 Qn Gambar 5: Grafik kecepatan fluida pada masing-masing debit di sisi masuk & keluar Pada grafik di atas terlihat bahwa semakin besar debit fluida yang mengalir pada sisi masuk & keluar pipa, maka semakin besar pula kecepatan fluida yang terjadi pada masing-masing sisi pipa. Tetapi kecepatan fluida pada masing-masing debit pada sisi masuk lebih besar dari kecepatan fluida pada sisi keluar. Hal ini sesuai dengan persamaan kontinyuitas. Rumus angka Reynold dapat dirubah menjadi: 123
  • 6. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta d ⋅V Re = υ Tabel 2: Angka Reynold di sisi masuk & keluar pada masing-masing debit Angka Reynold Debit, Q, (m3/s) Masuk Keluar -5 6,67 x 10 3515,73 1687,55 1,33 x 10-4 7010,38 3364,98 2 x 10-4 10541,92 5060,12 2,67 x 10-4 14073,46 6755,26 ANGKA REYNOLD 14500 14000 13500 13000 12500 12000 11500 11000 10500 10000 9500 ANGKA REYNOLD 9000 8500 8000 7500 Re1 7000 Re2 6500 6000 5500 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 1 2 3 4 Qn Gambar 6: Grafik angka Reynold pada masing-masing debit di sisi masuk dan keluar Dengan semakin besarnya kecepatan fluida, maka angka Reynold akan semakin besar pula. Sehingga angka Reynold akan semakin besar dengan semakin besarnya debit yang mengalir. Tetapi angka Reynold pada masing-masing debit pada sisi masuk lebih besar daripada sisi keluar dikarenakan kecepatan fluida pada sisi masuk lebih besar dibanding dengan kecepatan fluida pada sisi keluar pada masing masing debit aliran, walaupun diameter pipa pada sisi keluar lebih besar dibanding diameter pipa pada sisi masuk. Untuk mendapatkan tekanan yang terjadi pada pipa Sudden Expansion, maka data yang kita dapatkan dari pengukuran yang dilakukan oleh manometer kolom yang masih berupa perbedaan ketinggian fluida yang terdapat pada kolom pada saat sebelum dan sesudah proses perlu dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini: P = ρ ⋅g ⋅h Tabel 3: Tekanan di sisi masuk dan keluar pada masing-masing debit pada masing-masing posisi pengukuran Debit Tekanan (Pa) Q Atas Depan Bawah (m3/s) Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar 6,67 x 10-5 245.25 588.6 784.8 1275.3 -392.4 245.25 1,33 x 10-4 392.4 882.9 981 1471.5 -245.25 588.6 2 x 10-4 539.55 2256.3 1177.2 1765.8 -196.3 588.6 2,67 x 10-4 784.8 2354.4 1471.5 2158.2 0 833.85 124
  • 7. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta -5 3 DISTRIBUSI TEKANAN PADA Q1 = 6,67 x 10 (m /s) 1400 1200 1000 TEKANAN (Pa) 800 600 ATAS 400 DEPAN 200 BAWAH 0 -200 -400 -600 1 2 SISI MASUK/KELUAR Gambar 7: Grafik distribusi tekanan di sisi masuk & keluar pada Q1 -4 3 DISTRIBUSI TEKANAN PADA Q2 = 1,33 x 10 (m /s) 1600 1400 1200 TEKANAN (Pa) 1000 800 ATAS 600 DEPAN 400 BAWAH 200 0 -200 -400 1 2 SISI MASUK/KELUAR Gambar 8: Grafik distribusi tekanan di sisi masuk & keluar pada Q2 -4 3 DISTRIBUSI TEKANAN PADA Q3 = 2 x 10 (m /s) 2500 2000 TEKANAN (Pa) 1500 ATAS 1000 DEPAN BAWAH 500 0 -500 1 2 SISI MASUK/KELUAR Gambar 9: Grafik distribusi tekanan di sisi masuk & keluar pada Q3 125
  • 8. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta -4 3 DISTRIBUSI TEKANAN PADA Q4 = 2,67 x 10 (m /s) 2500 2000 TEKANAN (Pa) 1500 ATAS DEPAN 1000 BAWAH 500 0 1 2 SISI MASUK/KELUAR Gambar 10: Grafik distribusi tekanan di sisi masuk & keluar pada Q4 Dari gambar 6 sampai dengan gambar 9 dapat disimpulkan bahwa tekanan yang terjadi pada sisi masuk akan lebih kecil daripada tekanan pada sisi keluar di masing-masing posisi pengukuran. Ini dikarenakan kecepatan fluida pada sisi masuk lebih besar dari kecepatan sisi keluar. Hal ini sesuai dengan persamaan Bernoulli yang dapat dijelaskan bahwa semakin besar kecepatan fluida, maka tekanan yang terjadi akan semakin kecil. Karena persamaan Bernoulli menggunakan prinsip kekekalan energi. Secara umum tekanan yang terjadi pada posisi pengukuran sebelah depan pipa memiliki tekanan yang paling besar dibanding dengan posisi pengukuran yang lain baik pada bagian sisi masuknya maupun pada sisi keluarnya. Disusul selanjutnya pada posisi pengukuran sebelah atas, dan yang terakhir pada posisi pengukuran sebelah bawah. Minor losses yang terjadi pada pipa Sudden Expansion dapat dihitung dengan cara menggunakan persamaan sebagai berikut: V12 hlm = K 2 Maka harga koefisien rugi-rugi pada pipa Sudden Expansion: 2 ⋅ hlm K= V12 Tabel 4: Koefisien rugi-rugi di masing-masing debit pada masing-masing posisi pengukuran Koefisien Rugi-rugi, K. Debit, Q, (m3/s) Atas Depan Bawah 6,67 x 10-5 3,22 4,6 5,97 1,33 x 10-4 1,16 1,16 1,97 -4 2 x 10 -0,33 0,61 0,82 2,67 x 10-4 -0,32 0,40 0,49 126
  • 9. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta KOEFISIEN RUGI-RUGI 6 5 KO E FIS IE N RUGI-RUGI 4 ATAS 3 DEPAN 2 BAWAH 1 0 -1 1 2 3 4 Qn Gambar 11: Grafik koefisien rugi-rugi pada masing-masing debit aliran Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin besar debit yang dialirkan, maka semakin kecil koefisien rugi-ruginya, dikarenakan semakin besar debit maka semakin besar pula kecepatan fluida. Harga koefisien rugi-rugi yang paling kecil terjadi pada posisi pengukuran sebelah atas, kemudian disusul pada posisi pengukuran di sebelah depan dan terbesar terjadi pada pengukuran sebelah bawah untuk di masing-masing debit aliran fluida. KESIMPULAN Semakin besar debit fluida yang mengalir pada sisi masuk & keluar pipa, maka semakin besar pula kecepatan fluida yang terjadi pada masing-masing sisi pipa. Hal ini sesuai dengan persamaan kontinyuitas. Dengan semakin besarnya kecepatan fluida, maka angka Reynold akan semakin besar pula. Sehingga angka Reynold akan semakin besar dengan semakin besarnya debit yang mengalir. Tekanan yang terjadi pada sisi masuk akan lebih kecil daripada tekanan pada sisi keluar di masing-masing posisi pengukuran. Ini dikarenakan kecepatan fluida pada sisi masuk lebih besar dari kecepatan sisi keluar. Hal ini sesuai dengan persamaan Bernoulli yang dapat dijelaskan bahwa semakin besar kecepatan fluida, maka tekanan yang terjadi akan semakin kecil. Semakin besar debit yang dialirkan, maka semakin kecil koefisien rugi-ruginya, dikarenakan semakin besar debit maka semakin besar pula kecepatan fluida. Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik ini disarankan untuk menggunakan alat ukur yang lebih teliti, sehingga didapatkan data yang lebih akurat. Pada seksi uji tidak hanya di buat arah horisontal saja, tetapi bisa dibuat pada arah vertikal juga. Serta jenis fluida yang digunakan dapat divariasikan bahkan dengan fluida lebih dari satu fase. DAFTAR PUSTAKA Fox, R. W. dan McDonald, A. T., 1978, “Introduction to Fluid Mechanics”, edisi 2, John Wiley & Sons, Kanada. Gurbuz, R., 2002, “The Measurement Local Losses and K factor of Valve and Fitting by Computer”, Proceeding of ASEE. Jagannath, R., Naresh, N. G. dan Pandey, K. M., 2007, “Studies on Pressure Loss in Sudden Expansion in Flow Through Nozzles: A Fuzzy Logic Approach”, ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Volume 2, no 2, pp 50-61 Munson, B. R., Young, D. F. dan Okiishi T. H., 2003, “Mekanika Fluida”, edisi 4, Erlangga, Jakarta. Streeter, V. L., Wylie, B. dan Prijono, A., 1999, “Mekanika Fluida”, edisi 8, Erlangga, Jakarta. Sukarno, R., 2004, “Studi Distribusi Tekanan Aliran Melalui Pembesaran Secara Mendadak dengan Penampang Segiempat Posisi Horisontal”, Skripsi Fakultas Teknik UMS. 127