2. ANGGOTA
KELOMPOK:
Fidelia Alif R. K.
08211740007004
Vita Arifatul A.
08211740007001
Yosafat Raka
08211740000086
Wening Vio Rizqi R
08211740000078
Rosyidah Adilah
08211740000091
3. OUTLINE
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Gambaran Umum (Potensi dan Masalah
Kondisi Eksisting)
Bab 3 Metode Perancangan
Bab 4 Perancangan Kawasan (konsep, hasil,
visualisasi rancangan)
Bab 5 Kesimpulan
5. Pendahuluan
Kebun Binatang Surabaya merupakan salah satu bangunan
sejarah di Surabaya yang berdiri sejak tahun 1916. Saat ini,
Kebun Binatang Surabaya sepi pengunjung. Untuk mengatasi
hal ini, pemerintah berencana melakukan revitalisasi.
Pengembangan kawasan ini dapat dilakukan melalui teknik
perancangan kota seperti Trancik dan Lynch. Oleh karena itu,
diperlukan identifikasi dan pengembangan kawasan untuk
revitalisasi citra Kawasan Kebun Binatang Surabaya.
7. WILAYAH
PERENCANAAN
Luas Wilayah Perencanaan adalah 55 Ha
Batas Wilayah
Utara : Jalan Ciliwung dan Jalan
Bengawan
Selatan : Sungai Surabaya
Barat : Jalan Bumiharjo
Timur : Sungai Surabaya
8. Arahan Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang Kawasan Strategis di UP VII Wonokromo berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Tahun 2014-2034
9. RENCANA PENANGANAN SUB UP PRIORITAS
Sub UP yang diprioritaskan penanganannya di UP VII Wonokromo berupa pengembangan dan penataan
kawasan berada di Sub UP VII-C. Adapun tema penanganan Sub UP VII-C berdasarkan karakter dan
kebutuhannya adalah pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala pelayanan kota,
fasilitas kesehatan, kawasan khusus, serta wisata yang terintegrasi dengan sistem transportasi
perkotaan berkelanjutan. Berdasarkan tema pengembangan tersebut, maka penanganan kawasan
difokuskan kepada hal-hal diantaranya:
1. Penataan Perumahan, Infrastruktur, dan Fasilitas Umum
• Penataan intensitas bangunan dan tata bangunan;
• Penataan sistem jaringan pendukung perumahan (drainase, air bersih dan sistem persampahan);
dan
• Pengembangan fasilitas pendukung perumahan.
2. Mendukung Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa
• Penataan intensitas dan tata bangunan;
• Mendukung pengembangan fasilitas pendukung perdagangan.
10. 3. Perlindungan fungsi sub zona pertahanan dan keamanan berupa pemberian radius
aman bagi kegiatan militer;
4. Pengembangan RTH
• pengembangan taman untuk ruang publik;
• pengembangan jalur hijau; dan
• penguatan fungsi hutan kota sebagai fungsi ekologi dan pendukung kegiatan wisata.
5. Penguatan Kebun Binatang Surabaya Sebagai Identitas Kawasan
• Pengembangan wisata dan penataan kawasan sekitar Kebun Binatang Surabaya; dan
• Penataan PKL sebagai pendukung kawasan wisata.
6. Pemanfaatan pada kawasan atau lingkungan, bangunan dan/ atau situs cagar
budaya mengikuti ketentuan atau peraturan cagar budaya dan/atau mendapatkan
rekomendasi dari tim cagar budaya;
7. Pengembangan Jaringan Transportasi Kawasan
• pengembangan jaringan jalan yang terintegrasi dan berhierarki; dan
• pengembangan jalur dan sistem transportasi angkutan massal cepat beserta fasilitas
penunjangnya yang terintegrasi dengan sistem transportasi kota lainnya.
11. Rencana Fasilitas Parkir
Pada Kawasan Kebun Binatang
Surabaya akan terdapat beberapa
sistem parkir:
1. Park and Ride
2. Parkir on street ( tarif parkir
yang tinggi dan durasi waktu
parkir yang pendek)
3. Parkir off street berupa parkir
gedung direncanakan pada
kawasan perdagangan jasa
skala kota
12. Rencana Jalur Pedestrian
Pada Kawasan ini terdapat
rencana pembangunan
jalur pedestrian di Jalan
Joyoboyo, Jalan Darmo,
dan Jalan Diponegoro
14. solid-void pada kawasan ini
ditunjukkan dengan warna hitam
dan putih.
✘ solid menunjukkan massa
bangunan.
✘ void menunjukkan lahan
tidak terbangun
FIGURE GROUND
15. LINKAGE
Pada kawasan ini terdapat 3 linkage
utama
1. Jalur pedestrian dan pesepeda yang
menghubungkan Taman Bungkul
dengan Sungai Surabaya
2. Sungai Surabaya yang
menghubungkan Taman Bungkul
dengan Terminal Joyoboyo
16. PLACE
Place pada kawasan ini
ditunjukkan yaitu.
✘ Kebun Binatang Surabaya
✘ Terminal Joyoboyo
✘ Taman Bungkul
18. PATH
Terdapat 3 koridor utama
pada kawasan ini, yang
dapat diidentifikasi sebagai
elemen citra kawasan
PATH. Jalan Darmo
Jalan Joyoboyo
Jalan Diponegoro
19. Edges pada kawasan studi yaitu
berupa delineasi kawasan
seperti :
● Sungai Surabaya (panah
warna merah)
● Jalan Bumiharjo (panah
warna biru)
● Jalan Ciliwung (panah
warna kuning)
● Jalan Bengawan (panah
warna hijau)
EDGES
22. LANDMARK
Landmark utama pada
kawasan studi ialah Kebun
Binatang Surabaya (KBS).
Landmark tersebut
merupakan destinasi wisata
yang juga berfungsi sebagai
area konservasi ruang terbuka
hijau. Pada Kawasan ini
terdapat Patung Suro dan
Boyo.
23. Penggunaan Lahan
Kriteria Terukur
No Pemanfaatan
Ruang
Luas
1 Permukiman 27 Ha
2 RTH 8 Ha
3 Fasilitas Umum 2 Ha
4 Perdagangan dan
Jasa
18 Ha
Total 55 Ha
26. Metode Pengolahan Data
Lynch merupakan salah
satu teknik perancangan
kota yang mengedepankan
imageability dan legibility
suatu kawasan melalui
identifikasi 5 elemen
kawasan yakni path, edges,
nodes, landmark, dan
districts.
Trancik merupakan salah
satu teknik perancangan
untuk mengidentifikasi
tekstur dan pola-pola tata
ruang (urban fabric).
Identifikasi dilakukan
berdasarkan teori
figure-ground, linkage, dan
place
27. Potensi Kawasan Kebun Binatang Surabaya
✘ Keberadaan Kebun Binatang Surabaya menjadi daya tarik kawasan ini
✘ Taman Bungkul merupakan salah satu taman Kota Surabaya yang
ramai pengunjung
✘ Sungai Surabaya merupakan salah satu bentang alam yang dapat
dioptimalkan eksistensinya
✘ Terdapat rencana sistem transportasi
✘ Kawasan KBS sebagai jalan keluar masuk Kota Surabaya
✘ Kemampuan lahan dikembangkan tinggi
✘ Terdapat kawasan perdagangan dan jasa di koridor utama
✘ Terminal joyoboyo menjadi simpul transportasi kawasan
✘ Tugas pokok dan fungsi lembaga yang jelas
✘ Seluruh lembaga mendukung rencana pengembangan yang ada
✘ Jumlah wisatawan KBS meningkat setiap tahunnya
28. Masalah Kawasan Kebun Binatang Surabaya
✘ Terdapat kemacetan di depan Kebun Binatang Surabaya
✘ Adanya bangunan di sempadan sungai mengganggu fungsi sungai.
✘ Adanya pembuangan limbah rumah tangga ke sungai
✘ Daya tampung parkir yang kurang memadai
✘ Kualitas halte masih belum merata
33. Visi Kawasan
Visi pengembangan kawasan Kebun Binatang Surabaya mengedepankan pada tiga
poin penting yakni tourism, commercial, and walkable sehingga menghasilkan visi
“Mewujudkan kawasan Kebun Binatang Surabaya
sebagai kawasan wisata terintegrasi yang
walkable dan accessible.”
34.
35. Park and Ride
Konsep park and ride ini berangkat dari permasalahan pada kondisi
eksisting kawasan yakni penggunaan trotoar sebagai tempat parkir.
Hal ini cukup mengganggu pengguna kendaraan karena
mempengaruhi luas jalan. Selain itu, terdapat permasalahan parkir on
the street yang menyebabkan kemacetan di sekitar kawasan. Oleh
karena itu, diperlukan penyediaan park and ride untuk parkir
kendaraan pribadi dan kemudian melanjutkan perjalanan dengan
menggunakan transportasi umum. Pembangunan park and ride ini
juga sebagai sarana sistem parkir terpusat untuk mengurangi
kebutuhan ruang parkir di sekitar kawasan.
37. PEDESTRIAN
Dengan adanya jalur pedestrian, diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk
mengurangi pemakaian kendaraan bermotor sehinga dapat mengurai kemacetan. Jalur
pedestrian selebar 2 m akan dibangun di sepanjang koridor utama sejauh 2 km. Waktu
yang dibutuhkan masyarakat untuk menempuh jalur pedestrian kurang lebih 20 menit.
Di sepanjang koridor yang menghubungkan Taman Bungkul dengan Kali Wonokromo
terdapat fasilitas berupa bangku-bangku taman sehingga masyarakat dapat beristirahat.
Selain itu, terdapat spot-spot foto sehingga masyarakat dapat berjalan santai dan
mengabadikan suasana Surabaya di sore hari. Sementara, di sepanjang koridor utama
yang menghubungkan Taman Bungkul dengan Kebun Binatang Surabaya terdapat
PKL-PKL sesuai dengan rencana pemanfaatan ruangnya sebagai kawasan perdagangan
dan jasa. PKL-PKL tersebut akan dibangun tiap 100 m di sepanjang koridor utama.
38.
39.
40. Konsep underpass yang menghubungkan terminal Joyoboyo dengan
Kebun Binatang Surabaya ini berfungsi untuk menangani kemacetan
yang ada disekitar kawasan. Nantinya, di sebelah kanan dan kiri jalur
underpass akan menjadi lokasi bagi para Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) atau pedagang lokal untuk berjualan.
UNDERPASS
43. WISATA KALI WONOKROMO
Konsep ini bertujuan untuk revitalisasi Sungai Surabaya/Kali
Wonokromo yang dinilai kurang bersih. Nantinya, konsep wisata Kali
Wonokromo ini akan difasilitasi berupa kapal-kapal, pasar apung, dan
loket transaksi. Dengan adanya konsep tersebut, maka masyarakat
akan tersadar untuk membersihkan dan menjaga kebersihan kali
Wonokromo.
47. KESIMPULAN
Kawasan Kebun Binatang Surabya memiliki permaslaahan dan potensi
tersendiri. dari permaslaahan tdan potensi tersebut di analisa dengan analisis SWOT
dan menghasilkan sebuah startegi pengembangan kawasan. Adapun strategi tersebut
dijabarkan dalam bentuk visi dan misi pengembangan koridor. Visi pengembangan
kawasan Kebun Binatang Surabaya mengedepankan pada tiga poin penting yakni
tourism, commercial, and walkable sehingga menghasilkan visi “Mewujudkan kawasan
Kebun Binatang Surabaya sebagai kawasan wisata terintegrasi yang walkable dan
accessible.”. Adapun hal-hal atau misi yang dapat dilakukan demi terwujudnya visi
tersebut antara lain.
a) Terciptanya pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dengan optimalisasi di
bidang sirkulasi dengan adanya pembangunan underpass yang menghubungkan
terminal Joyoboyo dengan Kebun Binatang Surabaya.
b) Terintegrasinya kawasan Kebun Binatang Surabaya sebagai kawasan wisata
yang berkelanjutan dengan revitalisasi Kali Wonokromo untuk mewujudkan kali
sebagai area pariwisata dan dengan pembangunan jalur pedestrian yang
menghubungkan kali dengan Taman Bungkul.
c) Terwujudnya penataan kawasan Kebun Binatang Surabaya yang ramah pejalan
kaki dengan adanya pembangunan area parkir terpusat yakni park and ride dan
penataan serta normalisasi fungsi trotoar sebagai jalur pedestrian.