SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Referensi Hukum
Dasar hukum bagi landasan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota
(RDTRK) adalah sebagai berikut:
 Undang-undang Nomor 26/2007, tentang Penataan Ruang.
 Permendagri Nomor 2/1987, tentang Penyusunan Rencana Kota.
 Kepmendagri nomor 59/1987, tentang Petunjuk Pelaksanaan
Permendagri nomor 2/1997.
 Peraturan pemerintah nomor 69/1996, tentang Peran Serta Masyarakat
Di Dalam Penataan Ruang.
 Permendagri Nomor 8/1998, tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang Di Daerah.
 Permendagri Nomor 9/1998, tentang Tata Cara Peran Serta
Masyarakat dalam Proses Penataan Ruang di Daerah.
 Kepmendagri PU nomor 11/KPTS/2000 tentang manajemen kebakaran
di perkotaan.
 Kepmenkimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002, tentang Penetapan Enam
Pedoman Bidang Penataan Ruang
 UU nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
 Perda nomor 3 tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Surabaya
 Peraturan Perundangan lain yang terkait.
Dasar Hukum
Peraturan Perundang-
undangan
RTRW Kota Surabaya
RTRW UP Tambak
Osowilangun
Rencana Sektoral
Tinjauan Perundang -
undangan
1. UU No. 26 tahun 2007 tentang penataan Ruang
2. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
3. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 tentang
Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Peran Serta
Masyarakat di dalan Penataan Ruang
5. Tinjauan Konsep Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJP) Kota Surabaya
6. Tinjauan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RJMD)Kota Surabaya
RTRW Surabaya
KEBIJAKSANAAN DAN ARAHAN
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(RTRW) KOTA SURABAYA
NO. KEBIJAKSANAAN ARAHAN
1. Struktur Tata Ruang
Dasar-dasar pertimbangan dalam menentukan unsur-unsur
utama yang membentuk struktur Kota Surabaya adalah
struktur jaringan jalan dan struktur kegiatan utama kota.
Struktur kegiatan utama Kota Surabaya didukung oleh
beberapa fungsi utama kota antara lain adalah sebagai
kota industri, perdagangan, pendidikan, pariwisata dan
militer / kawasan khusus.
 Struktur Wilayah
 Kota Surabaya dibagi menjadi 12 Unit Pengembangan
yang didasarkan pada kondisi, karakteristik, dan
potensi yang dimiliki pada masing-masing wilayah,
untuk UP. Tanmbak Osowilangont termasuk dalam UP.
XI Tambak Osowilangon, meliputi wilayah Kec.
Benowo, Kec. Tandes, dan Kec. Asemrowo. (Lihat
Gambar 2.1.).
NO. KEBIJAKSANAAN ARAHAN
 Zona pengembangan wilayah laut dibagi 4 zona,
yang terkait dengan UP. Tambak Osowilangan
adalah Zona I adalah wilayah laut yang berada di
sebelah utara, di sekitar Teluk Lamong.
 Fungsi
Kegiatan
UP-11 Tambak Osowilangon diarahkan fungsinya untuk
permukiman, pergudangan, perdagangan, jasa,
kawasan khusus dan konservasi dengan pusat
pertumbuhan berada di kawasan Tambak Osowilangon
2.
Distribusi dan
Kepadatan
Penduduk
Menurut RTRW Kota Surabaya sebaran penduduk
dikategorikan menjadi 3 klasifikasi, yaitu :
 Kepadatan tinggi : 184 sampai 262 jiwa/ha
 Kepadatan sedang : 105 sampai 184 jiwa/ha
 Kepadatan rendah : 26 sampai 105 jiwa/ha
Sebaran penduduk pada wilayah perencanaan (RDRTK
UP. Tambak Osowilangon) diarahkan kepada
kepadatan rendah (26 sampai 105 jiwa/ha)
NO. KEBIJAKSANAAN ARAHAN
3. Penggunaan Lahan
 Perumahan, tersebar pada wilayah perencanaan
 Kawasan Perdagangan/Jasa. Perkembangan perdagangan
& jasa di Surabaya Barat berdasarkan RTRW Kota Surabaya
relatif kurang dibandingkan daerah lain. Untuk itu arahan
rencana untuk mengembangkan perdagangan & jasa di
Surabaya Barat adalah perlu adanya investasi berskala besar
dalam bentuk Kawasan Niaga Terpadu dan Taman Rekreasi.
 Pusat industri dan pergudangan, diarahkan pada kecamatan
Benowo (kawasan industri Tambak Osowilangon), Tandes
(kawasan Margomulyo industri) dan Osowilangon .
 Fasilitas Umum. Pengembangan fasilitas kesehatan baru
untuk skala pelayanan regional (240.000 penduduk)
diarahkan pada Kecamatan Benowo untuk menunjang
perkembangan wilayah Surabaya Barat.
 Daerah konservasi. Daerah konservasi pada wilayah
perencanaan terletak pada Kecamatan Benowo yaitu
berupa konservasi tambak. Kawasan ini merupakan
pembatas perkembangan kawasan industri dan
pergudangan dengan daerah terbangun lainnya. Selain itu,
pulau Galang juga dijadikan sebagai daerah konservasi.
NO. KEBIJAKSANAAN ARAHAN
4. Prasarana Kota
 Transportasi
 Sistem jaringan jalan kota menggunakan pola grid, dengan
pengembangan jaringan jalan alternatif yang dapat dicapai
dari fungsi jalan arteri ke jalan kolektor, jalan kolektor ke jalan
lokal dan seterusnya.
 Sistem jaringan jalan kota dikembangkan secara terpadu
dan terintegrasi dengan sistem jaringan jalan nasional dan
regional.
 Untuk pengembangan jalan alternatif yang
menghubungkan bagian utara dan selatan kota dibangun
jalan lingkar timur, lingkar barat, dan jalan tol tengah kota,
sedangkan untuk mencapaian bagian timur dan barat kota,
ditingkatkan dengan pengembangan jalan arteri alternatif
timur-barat baik yang berada disisi utara maupun sisi selatan.
 Sistem transportasi kota diarahkan pada pengembangan
transportasi berkelanjutan.
 Peningkatan terminal angkutan darat termasuk stasiun
kereta yang sudah ada dan pengembangan sub terminal
baru terutama pada wilayah pengembangan dan pusat
pertumbuhan.
 Terminal dan stasiun kereta dapat dikembangkan secara
terpadu dengan kegiatan jasa atau perdagangan.
 Peningkatan dan pengembangan terminal Tambak
Osowilangon sebagai terminal antar kota dalam provinsi dan
antar provinsi yang menghubungkan kota dengan daerah
lain yang berada di pantai utara pulau jawa.
NO. KEBIJAKSANAAN ARAHAN
 Drainase
 Pembangunan sistem pematusan dilakukan secara terpadu
dengan pembangunan prasarana dan sarana kota yang lain,
yang mendukung rencana pengembangan wilayah sehingga
sistem pematusan ini dapat berfungsi secara optimal.
 Pembangunan sistem pematusan di tekankan pada upaya
optimalisasi prasarana dan sarana pematusan yang telah
ada serta pembangunan prasarana dan sarana pematusan
baru.
 Sistem pematusan dibagi dalam 5 wilayah sistem pematusan,
diantaranya rayon Tandes, meliputi sistem Gunungsari dan
dataran rendah barat.
 Air Bersih
 Pengembangan dan pembangunan jaringan air bersih
dilakukan untuk mendukung kegiatan pembangunan dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama
pada wilayah pengembangan dan pusat-pusat pertumbuhan
baru.
 Listrik
 Pengembangan dan pembangunan jaringan listrik dilakukan
secara terpadu dengan sistem jaringan listrik Nasional
Pembangkit Jawa-Bali (PJB) yang ditekankan pada
peningkatan pelayanan, penambahan kapasitas, dan
jangkauan pelayanan.
 Gas  Pengembangan dan pembangunan jaringan gas dilakukan
secara terpadu dengan sistem jaringan gas Nasional yang
ditekantak pada peningkatan kapasitas dan perluasan
jaringan terutama perumahan dan jasa pelayanan umum.
 Telepon
 Pengembangan dan pembangunan jaringan telekomunikasi
dilakukan dengan pemanfaatan teknologi sistem informasi
dan komunikasi.
NO. KEBIJAKSANAAN ARAHAN
Sampah
Rencana pengelolaan sampah :
 Pembangunan prasarana dan sarana kebersihan dan
persampahan pada skala lingkungan dilakukan dengan
penyedian Lokasi Pembuangan Sampah Sementara (LPS) yang
tersebar pada wilayah unit pengembangan di sekitar kawasan
perumahan sesuai dengan tingkat dan lingkup pelayanan.
 Pembangunan LPS pada unit pengembangan dapat dilakukan
pada lahan-lahan yang direncanakan untuk fasilitas umum
dan dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang
penanganan dan pengelolaan sampah.
 Pembangunan prasarana dan sarana kebersihan
persampahan skala kota dilakukan dengan penyediaan
sarana penanganan sampah terpadu pada Lokasi
Pembuangan Akhir (LPA) Benowo yang termasuk dalam
wilayah UP. XI Tambak Osowilangon, serta diupayakan mencari
lokasi baru diwilayah timur untuk mendukung LPA yang telah
ada yaitu di UP. I Rungkut dan atau UP. II Kertajaya.
 Pengembangan kebersihan dan persampahan skala kota juga
dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat dan
penerapan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan
dalam penganganan sampah, serta mendukung pelaksanaan
program penanganan sampah terpadu termasuk penyedian
prasarana dan sarana pada lingkup regional.
RDTRK UP. Tambak Osowilangun
Tabel 2.2.
ARAHAN KEBIJAKAN RDTRK-RDTRK YANG TERKAIT DALAM UP.TAMBAK OSOWILANGON
NO RDTRK TERKAIT STRUKTUR TATA RUANG
DISTRIBUSI &
KEPADATAN
PENGGUNAAN LAHAN KDB & KLB TRANSPORTASI
1 RDTRK UP.Tambak
Osowilangon
(1997/1998)
Terbagi menjadi 7 unit
distrik, dengan fungsi
masing-masing kegiatan
antara lain:
 UD. I : perdagangan –
jasa, fasilitas umum, dan
perumahan
 UD. II : makam, LPA dan
RTH, fasilitas umum
 UD. III : perdagangan –
jasa, fasilitas umum,
perumahan dan rekreasi –
olah raga
 UD. IV : industri –
pergudangan, fasilitas
umum dan perumahan
 UD. V : stadion, fasilitas
umum dan RTH
 UD. VI : perdagangan–
jasa, fasilitas umum,
perumahan dan industri-
pergudangan
 UD. VII : perdagangan–
jasa, fasilitas umum dan
perumahan
 UD. I : 231
jiwa/ha
 UD. II : 5
jiwa/ha
 UD. III : 232
jiwa/ha
 UD. IV : 6
jiwa/ha
 UD.V :tidak
diarahkan
menampung
penduduk
 UD. VI : 22
jiwa/ha
 UD. VII : 250
jiwa/ha
 Perumahan
 Pendidikan
 Kesehatan
 Peribadatan
 Perdagangan
 Kebudayaan &
rekreasi
 Pemerintahan
 Ruang Terbuka Hijau
(stadion, makam dan
RTH)
 industri-pergudangan
 LPA
 Jalan & Transportasi
Lihat Gambar 2..4.
 Perumahan
 KDB : 60-75 %
 KLB : 1-2 lantai
 Fasilitas umum
 KDB : 50%
 KLB : 1-2 lantai
 Perdagangan & jasa
 KDB : 50-60 %
 KLB : 2-6 lantai
 Industri
pergudangan
 KDB : 50 %
 KLB : 1-2 lantai
 RTH
 KDB : 20 %
 KLB : 1-2 lantai
 Lapangan olahraga
 KDB : 20 %
 KLB : 1-2 lantai
1. Perbaikan jaringan jalan
terutama di jalan sekitar
kawasan perkantoran,
perdagangan & jasa, pusat
pelayanan dan jalan-jalan
lingkungan.
2. Pengoptimalan peranan
jaringan jalan.
2 RDTRK UP.Tandes
Industri (1997/1998)
RDTRK UP. Tandes Industri
(1997/1998) dibagi menjadi
6 (enam) unit distrik. Fungsi
kegiatan masing-masing UD:
 UD. Tandes Industri I :
fungsi primer (industri dan
pergudangan), fungsi
sekunder (perumahan dan
RTH).
 UD.Tandes Industri II :
fungsi primer (industri dan
pergudangan, boezem,
dan terminal), fungsi
sekunder (perumahan,
RTH, IPAL, perdagangan
dan jasa).
Distribusi kepadatan
penduduk berkisar
antara 0 (tidak
diarahkan untuk
menampung
penduduk)-316
jiwa/Ha
 Perumahan
 Fasilitas umum
 Perdagangan dan
jasa
 Industri dan
pergudangan
 Perkantoran (swasta)
 Sabuk hijau, lapangan
olah raga, makam
 Terminal
 IPAL
 Boezem
Lihat Gambar 2.5.
 Perumahan
 KDB : 50-75 %
 KLB : 1-2 lantai
 Rumah susun
 KDB : 50-60 %
 KLB : 1-4 lantai
 Fasilitas umum
 KDB : 50 %
 KLB : 1-4 lantai
 Perdagangan & jasa
 KDB : 60%
 KLB : 1-4 lantai
Jalan-jalan utama yang
dikembangkan :
1. Jalan TOL : Tol Margomulyo –
Romokalisari bagian dari Tol
Surabaya – Gresik
2. Jalan Arteri Primer : Jl.
Romokalisari – Tambak
Osowilangon bagian dari Jl.
Arteri Surabaya – Gresik, Jl.
Margomulyo
3. Jalan Kolektor Primer : Jl.
Tandes - Benowo
Tabel 2.3.
ARAHAN KEBIJAKAN RTRK-RTRK
YANG TERKAIT DALAM UP.TAMBAK OSOWILANGON
NO RTRK TERKAIT STRUKTUR TATA RUANG
DISTRIBUSI &
KEPADATAN
PENGGUNAAN
LAHAN
KDB & KLB TRANSPORTASI
1 RTRK UD. Manukan
(2000)
RTRK UD. Manukan dibagi
menjadi 6 (enam) Unit Distrik
Lingkungan, dengan fungsi
masing-masing kegiatan
antara lain:
 UL. A : perumahan,
industri, fasilitas umum,
militer.
 UL. B : perumahan, fasilitas
umum.
 UL. C : industri,
perdagangan dan jasa,
fasilitas umum.
 UL. D : perumahan,
fasilitas umum, perdangan.
 UL. E : fasilitas umum,
perdagangan -jasa,
perumahan
 UL. A : 80,01
jiwa/ha
 UL. B : 67,41
jiwa/ha
 UL. C : 183,16
jiwa/ha
 UL. D : 194,08
jiwa/ha
 UL. E : 236,00
jiwa/ha.
 UL. F : 236,00
jiwa/ha
 Perumahan.
 Fasilitas umum.
 RTH.
 Perdagangan dan
jasa.
 Industri dan
pergudangan.
 Militer.
 Jalan, sungai dan
penggunaan lainnya.
Lihat Gambar 2.11.
 Perumahan
 KDB : 50-60%
 KLB : 1-2 lantai
 Fasilitas umum
 KDB : 50-70%
 KLB : 2-3 lantai
 Perdagangan & jasa
 KDB : 60-70 %
 KLB : 2-3 lantai
 Industri
pergudangan
 KDB : 50 %
 KLB : 1-3 lantai
 RTH
 KDB : 0-20 %
 KLB : 1 lantai
1. Jalan arteri sekunder : Jl. Tandes
– Benowo, Jl. Tembus Balongsari
– Benowo, Jl. Manukan Tama –
Sambikerep..
2. Jalan kolektor sekunder : Jl. KH.
Amir, Jl. Manukan Tama, Jl.
Lontar, Jl. Candi Lontar, Jl.
Tembus Manukan – Sambikerep
– Lontar.
2 RTRK UD.Lontar dan
Balongsari (1997)
RTRK UD. Lontar dan
Balongsari dibagi menjadi 2
(dua) Unit Distrik dengan 5
unit lingkungan (UL) Fungsi
kegiatan masing-masing UL :
 UL. A : perdaganan,
perumahan dan fasilitas
umum
 UL. B : perdagangan,
perumahan, fasilitas umum,
dan pemancar TV
 UL. C : perdagangan,
perumahan, dan fasilitas
umum
 UL. D : perdagangan,
perumahan, dan fasilitas
pendidikan.
 UL. E : perumahan, fasilitas
umum dan perdagangan.
 UL. F : perumahan dan
fasilitas umum.
 UL. A : 295 jiwa/ha
 UL. B : 295 jiwa/ha
 UL. C : 295 jiwa/ha
 UL. D : 295 jiwa/ha
 UL. E : 295 jiwa/ha
 UL. F : 145 jiwa/ha
 UL. G : 145 jiwa/ha
 UL. H : 145 jiwa/ha
 UL. I : 145 jiwa/ha
 UL. J : 145 jiwa/ha
 Fasilitas umum
 Perdagangan dan
jasa
 Jalur hijau
 Perumahan
 Makam
 Bengkel
 Apartemen
Lihat Gambar 2.12.
 Perumahan
 KDB : 60-75 %
 KLB : 1-2 lantai
 Rumah Susun
 KDB : 50 %
 KLB : 3-4 lantai
Fasilitas umum
 KDB : 50 %
 KLB : 2-4 lantai
 Perdagangan & jasa
 KDB : 60%
 KLB : 2-4 lantai
 RTH
 KDB : 0-5 %
 KLB : 0 lantai
 Stadion Pemancar
 KDB : 25 %
 KLB : 4 lantai
1. Pada poros utara-selatan adalah
jalan tembus Margomulyo-
Warugunung dan Jl. Manukan
Tama-Sambikerep sampai
kawasan Citra Raya.
2. Pada poros Timur-Barat adalah Jl.
Banyu urip-Tandes-Benowo dan
jalan tembus Candi Lontar sampai
kawasan segi delapan Darmo
Permai.
3. Fasilitas penunjang transportasi
berupa pangkalan angkutan
umum. Pangkalan Angkutan
Umum yang terdapat di 3 lokasi
yakni pangkalan Balongsari,
Manukan dan Pangkalan Lontar
NO RTRK TERKAIT STRUKTUR TATA RUANG
DISTRIBUSI &
KEPADATAN
PENGGUNAAN
LAHAN
KDB & KLB TRANSPORTASI
 UL. G : perumahan,
perdagangan dan fasilitas
umum.
 UL. H : perdagangan,
perumahan dan fasilitas
umum
 UL. I : perumahan
 UL. J : perdagangan,
perumahan, fasilitas umum
dan pemancar TV
3 RTRK UD.
Sambikerep (2000)
RTRK UD. Sambikerep dibagi
menjadi 2 (dua) Unit
Lingkungan (UL) dengan
fungsi masing-masing
kegiatan adalah sebagai
berikut:
 UL. Sambikerep Timur :
kawasan budidaya,
kawasan lindung, fungsi
sekunder, perumahan,
perniagaan – jasa
 Fasilitas umum dan ruang
terbuka hijau
 UL. Sambikerep Barat :
kawasan budidaya,
kawasan lindung, fungsi
sekunder, perumahan,
perniagaan – jasa, fasilitas
umum dan ruang terbuka
hijau
Distribusi kepadatan
penduduk berkisar
antara 49-72 jiwa/Ha
 Perumahan.
 Fasilitas
perdagangan–jasa.
 Fasilitas umum.
 Taman–jalur hijau.
 Lapangan olah raga.
 Makam.
Lihat Gambar 2.13.
 Perumahan
 KDB : 60-70 %
 KLB : 1-2 lantai
 Fasilitas umum
 KDB : 50 %
 KLB : 1-2 lantai
 Perdagangan & jasa
 KDB : 70%
 KLB : 2-3 lantai
 Industri
pergudangan
 KDB : 50 %
 KLB : 1-2 lantai
 RTH
 KDB : 0%
 KLB : 0 lantai
Rencana Transportasi pada RTRK
ini diarahkan pada peningkatan
fungsi jalan, perbaikan jalan serta
pembangunan jalan baru.
4 RTRK UD.Tambak
Osowilangon (2002)
RTRK UD. Tambak
Osowilangon dibagi menjadi 2
(dua) Unit Lingkungan (UL)
yang Fungsi kegiatan sebagai
berikut:
 UL. A : Industri dan
pergudangan,
perumukiman karyawan
industri, perdagangan dan
jasa, dan tempat
pelelangan ikan
 UL. B : Industri dan
pergudangan, pelabuhan
Kepadatan penduduk
berdasarka rencana ini
tidak dijelaskan secara
rinci
Rencana penggunaan
lahan:
 Permukiman formal.
 Permukiman informal.
 Industri.
 Pergudangan.
 Mix use industri dan
pergudangan.
 Perdagangan dan
jasa.
 Mix use perdagangan
dan jasa dengan
gudang.
 Perumahan informal
 KDB : 60-80 %
 KLB : 1-2 lantai
 Rumah susun
 KDB : 40-60 %
 KLB : 4 lantai
 Industri dan
Pergudangan
 KDB : 40-70 %
 KLB : 1-2 lantai
 Rencana pelebaran jalan arteri
primer yaitu sepanjan Jl. Raya
Romokalisari sampai Tambak
Osowilangon
 Rencana pembuatan jaringan
jalan baru yang berfungsi jalan
kolektor primer dan terhubung
dengan jaringan arteri primer.
 Rencana pembuatan jaringan
jalan kolektor sekunder pada
kawasan sekitar industri terutama
jalan penghubung antara pusat
kegiatan di kawasan industri
NO RTRKTERKAIT STRUKTURTATARUANG
DISTRIBUSI &
KEPADATAN
PENGGUNAAN
LAHAN
KDB& KLB TRANSPORTASI
petikemas,pasarinduk,
permukimankaryawan
industri,fasilitasumum
 Mixuse perdagangan
dan jasadengan
industri.
 Fasilitas umum.
 RTH.
LihatGambar 2.14.
dengan jalankolektorsekunder
Rencana Sektoral
KEGIATAN
JANGKA PENDEK
2000-2004
JANGKA MENENGAH
2005-2009
JANGKA PANJANG
2010-2015
Pembebasan Lahan 3 Sub-Sistem 5 Sub-Sistem 10 Sub-Sistem
 Kedurus (Boezem)
 K. Kandangan
 Margomulyo
(primer)
 Greges
 Pegirian
 Kedurus (saluran)
 K. Balong
 K. Semerni
 Kedurus (waduk
baru)
 GS. Balong
(Sekunder)
 GS. Balong
(wadukbaru)
 GS. Kandangan
(waduk baru)
 GS. Sememi
(New K Sememi)
 GS. Sememi
(Primer)
 GS. Sememi
(waduk baru)
 GS. Benowo
(waduk baru)
 WLL 2 (waduk
baru)
 WLL 5 (waduk
baru)
RENCANA PEMBANGUNAN DRAINASE KOTA
SURABAYA
DI UP. TAMBAK OSO WILANGON
KEGIATAN
JANGKA PENDEK
2000-2004
JANGKA MENENGAH
2005-2009
JANGKA PANJANG
2010-2015
Rumah pompa
Drainase Baru
- 1 Rumah Pompa -
-  Margomulyo -
Boezem/waduk baru
termasuk pintu
- - 6 Waduk
- -  GS Kandangan
 GS Sememi
 GS Benowo
 Kedurus
 WLL 2 Industri
 WLL 5 Industri
Rehabilitasi saluran
pematusan tersier
- 1 sistem 5 sistem
-  Greges  Greges
 Pegirian
 GS – Balong
 GS – Sememi
 Gs – Benowo
Pengembangan
Saluran Pematusan
Tersier
- - 6 sistem
- -  Greges
 GS – Balong
 GS – Kandangan
 GS – Sememi
 Gs – Benowo
 West low LevelSumber : Surabaya Drainage Master Plant Study
Arterial Road System Development Study
(ARSDS) Lingkup Surabaya Metropolitan Area
(SMA)
Meliputi kebijaksanaan pengembangan jalan
sekunder (lihat Tabel di bawah ini).
KEBIJAKSANAAN TINDAKAN
a. Menyediakan akses yang
cukup untuk bermacam-
macam travel demand yang
dibangkitkan pada daerah-
daerah di SMA.
 Memakai pola grid untuk sistem
jalan arteri sekunder.
KEBIJAKSANAAN TINDAKAN
a. Tercapainya
keseimbangan kapasitas
jalan antara jalan tol, jalan
arteri dan jalan kolektor
dalam suatu jaringan.
b. Sedapat mungkin
memelihara bagian-
bagian yang indah.
c. Menyediakan akses yang
cukup untuk bermacam-
macam travel demand
yang dibangkitkan pada
daerah-daerah di SMA.
 Membenahi manajemen
lalu-lintas pada jalan
dalam kota dan jalan arteri
pendukung untuk
mengantisipasi
keluar/masuk kendaraan
dari jalan tol dalam kota
sudah beroperasi.
 Sedikit mungkin memotong
pohon dan tanaman pada
mendian jalan.
 Memakai pola grid untuk
sistem jalan arteri sekunder.
Sumber : ARSDS in Gerbang Kertosusila (SMA)
KEBIJAKSANAAN TINDAKAN
a. Memisahkan transportasi yang terbaur
baik kecepatan maupun ukurannya.
 Menyusun kembali sistem jalan arteri
secara hirarki dan dengan pengaturan
lalu-lintas.
a. Mendukung pengembangan
transportasi umum.
 Memperbaiki jalan akses menuju stasiun
kereta api dan terminal bus (termasuk
pengembangan yang akan datang).
 Menyediakan ruang untuk sistem
transportasi umum pada bagian jalan.
 Memperbesar daerah pelayanan bus
dengan meningkatkan kerapatan jalan
arteri dan penyediakan ruang yang
memadai.
a. Menjamin mobilitas untuk masyarakat
yang tidak punya sarana transportasi.
 Menyediakan angkutan umum dengan
tarif yang terjangkau.
a. Mendorong pengembangan kota di
bagian Timur dan Barat Kota Surabaya.
 Pembangunan dan peningkatan fungsi
pada jalan arteri alternatif timur-barat.
Jalan arteri timur-barat tersebut yakni
dimulai pada jalan Benowo – Raya
Benowo–Raya Pakal–Sememi–
Kandangan–Raya Tandes–Banyu Urip
menuju jalan Pandegiling–Sulawesi–
kertajaya–Manyar Kertoarjo– Kertajaya
Indah.
a. Mendorong untuk merumuskan ”Urban
Development Unit”
 Menyediakan jalan arteri sekunder dan
jalan kolektor dengan ruang yang
cukup dan hindari jalan arteri dengan
lebar yang terlalu besar (misalnya 10
lajur untuk dua arah).
Sumber : ARSDS in Gerbang Kertosusila (SMA)
Penyusunan Perencanaan
Penanganan Sampah Terpadu
Kota Surabaya (2005)
 Dalam lingkup wilayah perecanaan Tempat Pembuangan
Sampah Akhir (TPA) Benowo termasuk dalam UP. Tambak
Osowilangon. Berdasarkan kajian JICA tahun 1993 tentang
pengelolaan sampah Kota Surabaya, direkomendasikan
pengelolaan akhir sampah di Kota Surabaya yaitu ; Sanitary
Landfill, Incinerator, dan reklamasi pantai. Sistem
pengelolaan sampah saat ini mengadalkan 1 (satu) lahan
pembanguan akhir di Benowo dengan hanya menggunakan
teknologi open dumping yang dikontrol dengan cover soil
tiap 6 (enam) bulan sekali. Incinerator Keputih yang semula
diharapkan dapat membantu pengolahan sampah, sudah tidak
dapat beroperasi sejak tahun 1999.
Penyusunan Raperda
Pengembangan Kawasan Khusus
Teluk Lamong
Zona pengembangan pelabuhan Pelabuhan Teluk Lamong
adalah 350 Ha. Wilayah ini direncanakan berupa pulau hasil
reklamasi di Perairan Teluk Lamong. Zona ini dibagi menjadi :
1. Zona fasilitas pelabuhan
2. Dermaga Peti Kemas
3. Dermaga Barang Umum
4. Dermaga Penumpang
5. Areal Penunjang Pelabuhan
6. Fasilitas umum
7. Industri non polusi
8. Zona Rekreasi
9. Jalur hijau dan parker.
Studi Kelayakan
Pengembangan Pasar
Pelelangan Ikan (PPI)
Romokalisari
 PPI Romokalisari sudah dirancang sejak tahun 1995
dengan realisasi pembangunannya dilaksanakan
secara bertahap. Saat ini sudah terealisasi
keberadaannya dengan adanya lahan dan lokasi
definitif untuk pengembangan lebih lanjut.
 Pengembangan PPI diaharapkan dapat
menampung kegiatan bongkar/muat ikan yang
selama ini tidak dapat ditampung di wilayah
Surabaya, mampu meningkatkan rasio antara
jumlah penduduk Surabaya dengan areal rekreasi
ruang terbuka dan meningkatkan kegiatan ekonomi
masyarakat dari adanya kegiatan perdagangan.

More Related Content

What's hot

Row kota tangerang
Row kota tangerangRow kota tangerang
Row kota tangerangKikik kikuk
 
Presentasi konsultasi publik rev 02
Presentasi konsultasi publik rev 02Presentasi konsultasi publik rev 02
Presentasi konsultasi publik rev 02Deki Zulkarnain
 
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)Sulthan Isa
 
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi Maluku
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi MalukuArah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi Maluku
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi MalukuOswar Mungkasa
 
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011kamushal142
 
Rtrw Kab sigi 21_2012
Rtrw Kab sigi 21_2012Rtrw Kab sigi 21_2012
Rtrw Kab sigi 21_2012Aidil Fitrah
 
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jamb
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi JambPeraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jamb
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi JambS. Pandu Hartadita
 
rancangan rpjmn 2015 2019
rancangan rpjmn 2015 2019rancangan rpjmn 2015 2019
rancangan rpjmn 2015 2019Asep Walandra
 
Penanganan lingkungan kumuh
Penanganan lingkungan kumuhPenanganan lingkungan kumuh
Penanganan lingkungan kumuhAbdul Malik
 
Rencana tata ruang dalam kajian lokasi gudang logistik kebencanaan
Rencana tata ruang dalam kajian lokasi gudang logistik kebencanaanRencana tata ruang dalam kajian lokasi gudang logistik kebencanaan
Rencana tata ruang dalam kajian lokasi gudang logistik kebencanaanMuhammad Giri Saptono
 
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGushfia
 
Penyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecil
Penyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecilPenyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecil
Penyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecilDidi Sadili
 
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Andes Asmuni
 
Ppwp 1a
Ppwp 1aPpwp 1a
Ppwp 1agunjul
 
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...Oswar Mungkasa
 
Analisa Isu-Isu Strategis RPJMD Propinsi Maluku Utara
Analisa Isu-Isu Strategis RPJMD Propinsi Maluku UtaraAnalisa Isu-Isu Strategis RPJMD Propinsi Maluku Utara
Analisa Isu-Isu Strategis RPJMD Propinsi Maluku UtaraOswar Mungkasa
 

What's hot (20)

Review RTRW kota semarang
Review RTRW kota semarangReview RTRW kota semarang
Review RTRW kota semarang
 
Row kota tangerang
Row kota tangerangRow kota tangerang
Row kota tangerang
 
Presentasi konsultasi publik rev 02
Presentasi konsultasi publik rev 02Presentasi konsultasi publik rev 02
Presentasi konsultasi publik rev 02
 
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
 
Bab 5 rev 02
Bab 5 rev 02Bab 5 rev 02
Bab 5 rev 02
 
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi Maluku
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi MalukuArah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi Maluku
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Propinsi Maluku
 
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
 
Rtrw Kab sigi 21_2012
Rtrw Kab sigi 21_2012Rtrw Kab sigi 21_2012
Rtrw Kab sigi 21_2012
 
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jamb
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi JambPeraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jamb
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jamb
 
Bab 3 rev 02
Bab 3 rev 02Bab 3 rev 02
Bab 3 rev 02
 
rancangan rpjmn 2015 2019
rancangan rpjmn 2015 2019rancangan rpjmn 2015 2019
rancangan rpjmn 2015 2019
 
Penanganan lingkungan kumuh
Penanganan lingkungan kumuhPenanganan lingkungan kumuh
Penanganan lingkungan kumuh
 
Bab 2rev 02
Bab 2rev 02Bab 2rev 02
Bab 2rev 02
 
Rencana tata ruang dalam kajian lokasi gudang logistik kebencanaan
Rencana tata ruang dalam kajian lokasi gudang logistik kebencanaanRencana tata ruang dalam kajian lokasi gudang logistik kebencanaan
Rencana tata ruang dalam kajian lokasi gudang logistik kebencanaan
 
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
 
Penyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecil
Penyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecilPenyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecil
Penyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecil
 
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
 
Ppwp 1a
Ppwp 1aPpwp 1a
Ppwp 1a
 
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...
 
Analisa Isu-Isu Strategis RPJMD Propinsi Maluku Utara
Analisa Isu-Isu Strategis RPJMD Propinsi Maluku UtaraAnalisa Isu-Isu Strategis RPJMD Propinsi Maluku Utara
Analisa Isu-Isu Strategis RPJMD Propinsi Maluku Utara
 

Similar to Presentasi studio

152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx
152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx
152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptxAmirulRachmanullah1
 
Pengelolaan Kawasan Perkotaan
Pengelolaan Kawasan PerkotaanPengelolaan Kawasan Perkotaan
Pengelolaan Kawasan PerkotaanSiti Sahati
 
lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN
lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBANlampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN
lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBANAdi T Wibowo
 
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Fitri Indra Wardhono
 
TUGAS GEOGRAFI RTRW KELOMPOK 6.pptx
TUGAS GEOGRAFI RTRW KELOMPOK 6.pptxTUGAS GEOGRAFI RTRW KELOMPOK 6.pptx
TUGAS GEOGRAFI RTRW KELOMPOK 6.pptxbenakpuan
 
PROPOSAL PENATAAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN DLH.pptx
PROPOSAL PENATAAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN DLH.pptxPROPOSAL PENATAAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN DLH.pptx
PROPOSAL PENATAAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN DLH.pptxSobatLingkungan
 
Geografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptx
Geografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptxGeografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptx
Geografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptxssuserbad494
 
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptxTUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptxMohammadGifari1
 
Kuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESA
Kuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESAKuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESA
Kuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESAAsmawi Abdullah
 
Paparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivPaparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivUjang Sukarna
 
Definisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptx
Definisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptxDefinisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptx
Definisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptxSonyGobang1
 
Profil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
Profil KOTAKU Kabupaten TulungagungProfil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
Profil KOTAKU Kabupaten Tulungagungkomunikasiosp
 
Paparan rplp klawuyuk 2020
Paparan rplp klawuyuk 2020Paparan rplp klawuyuk 2020
Paparan rplp klawuyuk 2020Achrie Tekture
 
Master plan KSPO of baduy and old banten
Master plan KSPO of baduy and old banten Master plan KSPO of baduy and old banten
Master plan KSPO of baduy and old banten TPRP Strategic Partner
 
Laporan Tata Guna Lahan Kawasan Terminal
Laporan Tata Guna Lahan Kawasan TerminalLaporan Tata Guna Lahan Kawasan Terminal
Laporan Tata Guna Lahan Kawasan TerminalRhey Susila
 
Sesi 14 b forum anti korupsi indonesia ke 4 jkt 12062014
Sesi 14 b forum anti korupsi indonesia ke 4 jkt 12062014Sesi 14 b forum anti korupsi indonesia ke 4 jkt 12062014
Sesi 14 b forum anti korupsi indonesia ke 4 jkt 12062014Indonesia Anti Corruption Forum
 

Similar to Presentasi studio (20)

Presentasi2
Presentasi2Presentasi2
Presentasi2
 
152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx
152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx
152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx
 
Pengelolaan Kawasan Perkotaan
Pengelolaan Kawasan PerkotaanPengelolaan Kawasan Perkotaan
Pengelolaan Kawasan Perkotaan
 
lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN
lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBANlampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN
lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN
 
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
 
TUGAS GEOGRAFI RTRW KELOMPOK 6.pptx
TUGAS GEOGRAFI RTRW KELOMPOK 6.pptxTUGAS GEOGRAFI RTRW KELOMPOK 6.pptx
TUGAS GEOGRAFI RTRW KELOMPOK 6.pptx
 
PROPOSAL PENATAAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN DLH.pptx
PROPOSAL PENATAAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN DLH.pptxPROPOSAL PENATAAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN DLH.pptx
PROPOSAL PENATAAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN DLH.pptx
 
Geografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptx
Geografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptxGeografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptx
Geografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptx
 
875 2137-1-sm
875 2137-1-sm875 2137-1-sm
875 2137-1-sm
 
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptxTUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
 
Kuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESA
Kuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESAKuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESA
Kuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESA
 
Paparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivPaparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi iv
 
Definisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptx
Definisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptxDefinisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptx
Definisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptx
 
Profil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
Profil KOTAKU Kabupaten TulungagungProfil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
Profil KOTAKU Kabupaten Tulungagung
 
Paparan rplp klawuyuk 2020
Paparan rplp klawuyuk 2020Paparan rplp klawuyuk 2020
Paparan rplp klawuyuk 2020
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1   pendahuluanBab 1   pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Master plan KSPO of baduy and old banten
Master plan KSPO of baduy and old banten Master plan KSPO of baduy and old banten
Master plan KSPO of baduy and old banten
 
Laporan Tata Guna Lahan Kawasan Terminal
Laporan Tata Guna Lahan Kawasan TerminalLaporan Tata Guna Lahan Kawasan Terminal
Laporan Tata Guna Lahan Kawasan Terminal
 
Sesi 14 b forum anti korupsi indonesia ke 4 jkt 12062014
Sesi 14 b forum anti korupsi indonesia ke 4 jkt 12062014Sesi 14 b forum anti korupsi indonesia ke 4 jkt 12062014
Sesi 14 b forum anti korupsi indonesia ke 4 jkt 12062014
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 

Presentasi studio

  • 1.
  • 2. Referensi Hukum Dasar hukum bagi landasan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) adalah sebagai berikut:  Undang-undang Nomor 26/2007, tentang Penataan Ruang.  Permendagri Nomor 2/1987, tentang Penyusunan Rencana Kota.  Kepmendagri nomor 59/1987, tentang Petunjuk Pelaksanaan Permendagri nomor 2/1997.  Peraturan pemerintah nomor 69/1996, tentang Peran Serta Masyarakat Di Dalam Penataan Ruang.  Permendagri Nomor 8/1998, tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Di Daerah.  Permendagri Nomor 9/1998, tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Proses Penataan Ruang di Daerah.  Kepmendagri PU nomor 11/KPTS/2000 tentang manajemen kebakaran di perkotaan.  Kepmenkimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002, tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang  UU nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air  Perda nomor 3 tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya  Peraturan Perundangan lain yang terkait.
  • 3. Dasar Hukum Peraturan Perundang- undangan RTRW Kota Surabaya RTRW UP Tambak Osowilangun Rencana Sektoral
  • 4. Tinjauan Perundang - undangan 1. UU No. 26 tahun 2007 tentang penataan Ruang 2. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung 3. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 4. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 tentang Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Peran Serta Masyarakat di dalan Penataan Ruang 5. Tinjauan Konsep Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) Kota Surabaya 6. Tinjauan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJMD)Kota Surabaya
  • 5. RTRW Surabaya KEBIJAKSANAAN DAN ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA SURABAYA
  • 6. NO. KEBIJAKSANAAN ARAHAN 1. Struktur Tata Ruang Dasar-dasar pertimbangan dalam menentukan unsur-unsur utama yang membentuk struktur Kota Surabaya adalah struktur jaringan jalan dan struktur kegiatan utama kota. Struktur kegiatan utama Kota Surabaya didukung oleh beberapa fungsi utama kota antara lain adalah sebagai kota industri, perdagangan, pendidikan, pariwisata dan militer / kawasan khusus.  Struktur Wilayah  Kota Surabaya dibagi menjadi 12 Unit Pengembangan yang didasarkan pada kondisi, karakteristik, dan potensi yang dimiliki pada masing-masing wilayah, untuk UP. Tanmbak Osowilangont termasuk dalam UP. XI Tambak Osowilangon, meliputi wilayah Kec. Benowo, Kec. Tandes, dan Kec. Asemrowo. (Lihat Gambar 2.1.).
  • 7. NO. KEBIJAKSANAAN ARAHAN  Zona pengembangan wilayah laut dibagi 4 zona, yang terkait dengan UP. Tambak Osowilangan adalah Zona I adalah wilayah laut yang berada di sebelah utara, di sekitar Teluk Lamong.  Fungsi Kegiatan UP-11 Tambak Osowilangon diarahkan fungsinya untuk permukiman, pergudangan, perdagangan, jasa, kawasan khusus dan konservasi dengan pusat pertumbuhan berada di kawasan Tambak Osowilangon 2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut RTRW Kota Surabaya sebaran penduduk dikategorikan menjadi 3 klasifikasi, yaitu :  Kepadatan tinggi : 184 sampai 262 jiwa/ha  Kepadatan sedang : 105 sampai 184 jiwa/ha  Kepadatan rendah : 26 sampai 105 jiwa/ha Sebaran penduduk pada wilayah perencanaan (RDRTK UP. Tambak Osowilangon) diarahkan kepada kepadatan rendah (26 sampai 105 jiwa/ha)
  • 8. NO. KEBIJAKSANAAN ARAHAN 3. Penggunaan Lahan  Perumahan, tersebar pada wilayah perencanaan  Kawasan Perdagangan/Jasa. Perkembangan perdagangan & jasa di Surabaya Barat berdasarkan RTRW Kota Surabaya relatif kurang dibandingkan daerah lain. Untuk itu arahan rencana untuk mengembangkan perdagangan & jasa di Surabaya Barat adalah perlu adanya investasi berskala besar dalam bentuk Kawasan Niaga Terpadu dan Taman Rekreasi.  Pusat industri dan pergudangan, diarahkan pada kecamatan Benowo (kawasan industri Tambak Osowilangon), Tandes (kawasan Margomulyo industri) dan Osowilangon .  Fasilitas Umum. Pengembangan fasilitas kesehatan baru untuk skala pelayanan regional (240.000 penduduk) diarahkan pada Kecamatan Benowo untuk menunjang perkembangan wilayah Surabaya Barat.  Daerah konservasi. Daerah konservasi pada wilayah perencanaan terletak pada Kecamatan Benowo yaitu berupa konservasi tambak. Kawasan ini merupakan pembatas perkembangan kawasan industri dan pergudangan dengan daerah terbangun lainnya. Selain itu, pulau Galang juga dijadikan sebagai daerah konservasi.
  • 9. NO. KEBIJAKSANAAN ARAHAN 4. Prasarana Kota  Transportasi  Sistem jaringan jalan kota menggunakan pola grid, dengan pengembangan jaringan jalan alternatif yang dapat dicapai dari fungsi jalan arteri ke jalan kolektor, jalan kolektor ke jalan lokal dan seterusnya.  Sistem jaringan jalan kota dikembangkan secara terpadu dan terintegrasi dengan sistem jaringan jalan nasional dan regional.  Untuk pengembangan jalan alternatif yang menghubungkan bagian utara dan selatan kota dibangun jalan lingkar timur, lingkar barat, dan jalan tol tengah kota, sedangkan untuk mencapaian bagian timur dan barat kota, ditingkatkan dengan pengembangan jalan arteri alternatif timur-barat baik yang berada disisi utara maupun sisi selatan.  Sistem transportasi kota diarahkan pada pengembangan transportasi berkelanjutan.  Peningkatan terminal angkutan darat termasuk stasiun kereta yang sudah ada dan pengembangan sub terminal baru terutama pada wilayah pengembangan dan pusat pertumbuhan.  Terminal dan stasiun kereta dapat dikembangkan secara terpadu dengan kegiatan jasa atau perdagangan.  Peningkatan dan pengembangan terminal Tambak Osowilangon sebagai terminal antar kota dalam provinsi dan antar provinsi yang menghubungkan kota dengan daerah lain yang berada di pantai utara pulau jawa.
  • 10. NO. KEBIJAKSANAAN ARAHAN  Drainase  Pembangunan sistem pematusan dilakukan secara terpadu dengan pembangunan prasarana dan sarana kota yang lain, yang mendukung rencana pengembangan wilayah sehingga sistem pematusan ini dapat berfungsi secara optimal.  Pembangunan sistem pematusan di tekankan pada upaya optimalisasi prasarana dan sarana pematusan yang telah ada serta pembangunan prasarana dan sarana pematusan baru.  Sistem pematusan dibagi dalam 5 wilayah sistem pematusan, diantaranya rayon Tandes, meliputi sistem Gunungsari dan dataran rendah barat.  Air Bersih  Pengembangan dan pembangunan jaringan air bersih dilakukan untuk mendukung kegiatan pembangunan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama pada wilayah pengembangan dan pusat-pusat pertumbuhan baru.  Listrik  Pengembangan dan pembangunan jaringan listrik dilakukan secara terpadu dengan sistem jaringan listrik Nasional Pembangkit Jawa-Bali (PJB) yang ditekankan pada peningkatan pelayanan, penambahan kapasitas, dan jangkauan pelayanan.  Gas  Pengembangan dan pembangunan jaringan gas dilakukan secara terpadu dengan sistem jaringan gas Nasional yang ditekantak pada peningkatan kapasitas dan perluasan jaringan terutama perumahan dan jasa pelayanan umum.  Telepon  Pengembangan dan pembangunan jaringan telekomunikasi dilakukan dengan pemanfaatan teknologi sistem informasi dan komunikasi.
  • 11. NO. KEBIJAKSANAAN ARAHAN Sampah Rencana pengelolaan sampah :  Pembangunan prasarana dan sarana kebersihan dan persampahan pada skala lingkungan dilakukan dengan penyedian Lokasi Pembuangan Sampah Sementara (LPS) yang tersebar pada wilayah unit pengembangan di sekitar kawasan perumahan sesuai dengan tingkat dan lingkup pelayanan.  Pembangunan LPS pada unit pengembangan dapat dilakukan pada lahan-lahan yang direncanakan untuk fasilitas umum dan dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang penanganan dan pengelolaan sampah.  Pembangunan prasarana dan sarana kebersihan persampahan skala kota dilakukan dengan penyediaan sarana penanganan sampah terpadu pada Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) Benowo yang termasuk dalam wilayah UP. XI Tambak Osowilangon, serta diupayakan mencari lokasi baru diwilayah timur untuk mendukung LPA yang telah ada yaitu di UP. I Rungkut dan atau UP. II Kertajaya.  Pengembangan kebersihan dan persampahan skala kota juga dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat dan penerapan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan dalam penganganan sampah, serta mendukung pelaksanaan program penanganan sampah terpadu termasuk penyedian prasarana dan sarana pada lingkup regional.
  • 12. RDTRK UP. Tambak Osowilangun
  • 13. Tabel 2.2. ARAHAN KEBIJAKAN RDTRK-RDTRK YANG TERKAIT DALAM UP.TAMBAK OSOWILANGON NO RDTRK TERKAIT STRUKTUR TATA RUANG DISTRIBUSI & KEPADATAN PENGGUNAAN LAHAN KDB & KLB TRANSPORTASI 1 RDTRK UP.Tambak Osowilangon (1997/1998) Terbagi menjadi 7 unit distrik, dengan fungsi masing-masing kegiatan antara lain:  UD. I : perdagangan – jasa, fasilitas umum, dan perumahan  UD. II : makam, LPA dan RTH, fasilitas umum  UD. III : perdagangan – jasa, fasilitas umum, perumahan dan rekreasi – olah raga  UD. IV : industri – pergudangan, fasilitas umum dan perumahan  UD. V : stadion, fasilitas umum dan RTH  UD. VI : perdagangan– jasa, fasilitas umum, perumahan dan industri- pergudangan  UD. VII : perdagangan– jasa, fasilitas umum dan perumahan  UD. I : 231 jiwa/ha  UD. II : 5 jiwa/ha  UD. III : 232 jiwa/ha  UD. IV : 6 jiwa/ha  UD.V :tidak diarahkan menampung penduduk  UD. VI : 22 jiwa/ha  UD. VII : 250 jiwa/ha  Perumahan  Pendidikan  Kesehatan  Peribadatan  Perdagangan  Kebudayaan & rekreasi  Pemerintahan  Ruang Terbuka Hijau (stadion, makam dan RTH)  industri-pergudangan  LPA  Jalan & Transportasi Lihat Gambar 2..4.  Perumahan  KDB : 60-75 %  KLB : 1-2 lantai  Fasilitas umum  KDB : 50%  KLB : 1-2 lantai  Perdagangan & jasa  KDB : 50-60 %  KLB : 2-6 lantai  Industri pergudangan  KDB : 50 %  KLB : 1-2 lantai  RTH  KDB : 20 %  KLB : 1-2 lantai  Lapangan olahraga  KDB : 20 %  KLB : 1-2 lantai 1. Perbaikan jaringan jalan terutama di jalan sekitar kawasan perkantoran, perdagangan & jasa, pusat pelayanan dan jalan-jalan lingkungan. 2. Pengoptimalan peranan jaringan jalan. 2 RDTRK UP.Tandes Industri (1997/1998) RDTRK UP. Tandes Industri (1997/1998) dibagi menjadi 6 (enam) unit distrik. Fungsi kegiatan masing-masing UD:  UD. Tandes Industri I : fungsi primer (industri dan pergudangan), fungsi sekunder (perumahan dan RTH).  UD.Tandes Industri II : fungsi primer (industri dan pergudangan, boezem, dan terminal), fungsi sekunder (perumahan, RTH, IPAL, perdagangan dan jasa). Distribusi kepadatan penduduk berkisar antara 0 (tidak diarahkan untuk menampung penduduk)-316 jiwa/Ha  Perumahan  Fasilitas umum  Perdagangan dan jasa  Industri dan pergudangan  Perkantoran (swasta)  Sabuk hijau, lapangan olah raga, makam  Terminal  IPAL  Boezem Lihat Gambar 2.5.  Perumahan  KDB : 50-75 %  KLB : 1-2 lantai  Rumah susun  KDB : 50-60 %  KLB : 1-4 lantai  Fasilitas umum  KDB : 50 %  KLB : 1-4 lantai  Perdagangan & jasa  KDB : 60%  KLB : 1-4 lantai Jalan-jalan utama yang dikembangkan : 1. Jalan TOL : Tol Margomulyo – Romokalisari bagian dari Tol Surabaya – Gresik 2. Jalan Arteri Primer : Jl. Romokalisari – Tambak Osowilangon bagian dari Jl. Arteri Surabaya – Gresik, Jl. Margomulyo 3. Jalan Kolektor Primer : Jl. Tandes - Benowo
  • 14. Tabel 2.3. ARAHAN KEBIJAKAN RTRK-RTRK YANG TERKAIT DALAM UP.TAMBAK OSOWILANGON NO RTRK TERKAIT STRUKTUR TATA RUANG DISTRIBUSI & KEPADATAN PENGGUNAAN LAHAN KDB & KLB TRANSPORTASI 1 RTRK UD. Manukan (2000) RTRK UD. Manukan dibagi menjadi 6 (enam) Unit Distrik Lingkungan, dengan fungsi masing-masing kegiatan antara lain:  UL. A : perumahan, industri, fasilitas umum, militer.  UL. B : perumahan, fasilitas umum.  UL. C : industri, perdagangan dan jasa, fasilitas umum.  UL. D : perumahan, fasilitas umum, perdangan.  UL. E : fasilitas umum, perdagangan -jasa, perumahan  UL. A : 80,01 jiwa/ha  UL. B : 67,41 jiwa/ha  UL. C : 183,16 jiwa/ha  UL. D : 194,08 jiwa/ha  UL. E : 236,00 jiwa/ha.  UL. F : 236,00 jiwa/ha  Perumahan.  Fasilitas umum.  RTH.  Perdagangan dan jasa.  Industri dan pergudangan.  Militer.  Jalan, sungai dan penggunaan lainnya. Lihat Gambar 2.11.  Perumahan  KDB : 50-60%  KLB : 1-2 lantai  Fasilitas umum  KDB : 50-70%  KLB : 2-3 lantai  Perdagangan & jasa  KDB : 60-70 %  KLB : 2-3 lantai  Industri pergudangan  KDB : 50 %  KLB : 1-3 lantai  RTH  KDB : 0-20 %  KLB : 1 lantai 1. Jalan arteri sekunder : Jl. Tandes – Benowo, Jl. Tembus Balongsari – Benowo, Jl. Manukan Tama – Sambikerep.. 2. Jalan kolektor sekunder : Jl. KH. Amir, Jl. Manukan Tama, Jl. Lontar, Jl. Candi Lontar, Jl. Tembus Manukan – Sambikerep – Lontar. 2 RTRK UD.Lontar dan Balongsari (1997) RTRK UD. Lontar dan Balongsari dibagi menjadi 2 (dua) Unit Distrik dengan 5 unit lingkungan (UL) Fungsi kegiatan masing-masing UL :  UL. A : perdaganan, perumahan dan fasilitas umum  UL. B : perdagangan, perumahan, fasilitas umum, dan pemancar TV  UL. C : perdagangan, perumahan, dan fasilitas umum  UL. D : perdagangan, perumahan, dan fasilitas pendidikan.  UL. E : perumahan, fasilitas umum dan perdagangan.  UL. F : perumahan dan fasilitas umum.  UL. A : 295 jiwa/ha  UL. B : 295 jiwa/ha  UL. C : 295 jiwa/ha  UL. D : 295 jiwa/ha  UL. E : 295 jiwa/ha  UL. F : 145 jiwa/ha  UL. G : 145 jiwa/ha  UL. H : 145 jiwa/ha  UL. I : 145 jiwa/ha  UL. J : 145 jiwa/ha  Fasilitas umum  Perdagangan dan jasa  Jalur hijau  Perumahan  Makam  Bengkel  Apartemen Lihat Gambar 2.12.  Perumahan  KDB : 60-75 %  KLB : 1-2 lantai  Rumah Susun  KDB : 50 %  KLB : 3-4 lantai Fasilitas umum  KDB : 50 %  KLB : 2-4 lantai  Perdagangan & jasa  KDB : 60%  KLB : 2-4 lantai  RTH  KDB : 0-5 %  KLB : 0 lantai  Stadion Pemancar  KDB : 25 %  KLB : 4 lantai 1. Pada poros utara-selatan adalah jalan tembus Margomulyo- Warugunung dan Jl. Manukan Tama-Sambikerep sampai kawasan Citra Raya. 2. Pada poros Timur-Barat adalah Jl. Banyu urip-Tandes-Benowo dan jalan tembus Candi Lontar sampai kawasan segi delapan Darmo Permai. 3. Fasilitas penunjang transportasi berupa pangkalan angkutan umum. Pangkalan Angkutan Umum yang terdapat di 3 lokasi yakni pangkalan Balongsari, Manukan dan Pangkalan Lontar
  • 15. NO RTRK TERKAIT STRUKTUR TATA RUANG DISTRIBUSI & KEPADATAN PENGGUNAAN LAHAN KDB & KLB TRANSPORTASI  UL. G : perumahan, perdagangan dan fasilitas umum.  UL. H : perdagangan, perumahan dan fasilitas umum  UL. I : perumahan  UL. J : perdagangan, perumahan, fasilitas umum dan pemancar TV 3 RTRK UD. Sambikerep (2000) RTRK UD. Sambikerep dibagi menjadi 2 (dua) Unit Lingkungan (UL) dengan fungsi masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:  UL. Sambikerep Timur : kawasan budidaya, kawasan lindung, fungsi sekunder, perumahan, perniagaan – jasa  Fasilitas umum dan ruang terbuka hijau  UL. Sambikerep Barat : kawasan budidaya, kawasan lindung, fungsi sekunder, perumahan, perniagaan – jasa, fasilitas umum dan ruang terbuka hijau Distribusi kepadatan penduduk berkisar antara 49-72 jiwa/Ha  Perumahan.  Fasilitas perdagangan–jasa.  Fasilitas umum.  Taman–jalur hijau.  Lapangan olah raga.  Makam. Lihat Gambar 2.13.  Perumahan  KDB : 60-70 %  KLB : 1-2 lantai  Fasilitas umum  KDB : 50 %  KLB : 1-2 lantai  Perdagangan & jasa  KDB : 70%  KLB : 2-3 lantai  Industri pergudangan  KDB : 50 %  KLB : 1-2 lantai  RTH  KDB : 0%  KLB : 0 lantai Rencana Transportasi pada RTRK ini diarahkan pada peningkatan fungsi jalan, perbaikan jalan serta pembangunan jalan baru. 4 RTRK UD.Tambak Osowilangon (2002) RTRK UD. Tambak Osowilangon dibagi menjadi 2 (dua) Unit Lingkungan (UL) yang Fungsi kegiatan sebagai berikut:  UL. A : Industri dan pergudangan, perumukiman karyawan industri, perdagangan dan jasa, dan tempat pelelangan ikan  UL. B : Industri dan pergudangan, pelabuhan Kepadatan penduduk berdasarka rencana ini tidak dijelaskan secara rinci Rencana penggunaan lahan:  Permukiman formal.  Permukiman informal.  Industri.  Pergudangan.  Mix use industri dan pergudangan.  Perdagangan dan jasa.  Mix use perdagangan dan jasa dengan gudang.  Perumahan informal  KDB : 60-80 %  KLB : 1-2 lantai  Rumah susun  KDB : 40-60 %  KLB : 4 lantai  Industri dan Pergudangan  KDB : 40-70 %  KLB : 1-2 lantai  Rencana pelebaran jalan arteri primer yaitu sepanjan Jl. Raya Romokalisari sampai Tambak Osowilangon  Rencana pembuatan jaringan jalan baru yang berfungsi jalan kolektor primer dan terhubung dengan jaringan arteri primer.  Rencana pembuatan jaringan jalan kolektor sekunder pada kawasan sekitar industri terutama jalan penghubung antara pusat kegiatan di kawasan industri
  • 16. NO RTRKTERKAIT STRUKTURTATARUANG DISTRIBUSI & KEPADATAN PENGGUNAAN LAHAN KDB& KLB TRANSPORTASI petikemas,pasarinduk, permukimankaryawan industri,fasilitasumum  Mixuse perdagangan dan jasadengan industri.  Fasilitas umum.  RTH. LihatGambar 2.14. dengan jalankolektorsekunder
  • 18. KEGIATAN JANGKA PENDEK 2000-2004 JANGKA MENENGAH 2005-2009 JANGKA PANJANG 2010-2015 Pembebasan Lahan 3 Sub-Sistem 5 Sub-Sistem 10 Sub-Sistem  Kedurus (Boezem)  K. Kandangan  Margomulyo (primer)  Greges  Pegirian  Kedurus (saluran)  K. Balong  K. Semerni  Kedurus (waduk baru)  GS. Balong (Sekunder)  GS. Balong (wadukbaru)  GS. Kandangan (waduk baru)  GS. Sememi (New K Sememi)  GS. Sememi (Primer)  GS. Sememi (waduk baru)  GS. Benowo (waduk baru)  WLL 2 (waduk baru)  WLL 5 (waduk baru) RENCANA PEMBANGUNAN DRAINASE KOTA SURABAYA DI UP. TAMBAK OSO WILANGON
  • 19. KEGIATAN JANGKA PENDEK 2000-2004 JANGKA MENENGAH 2005-2009 JANGKA PANJANG 2010-2015 Rumah pompa Drainase Baru - 1 Rumah Pompa - -  Margomulyo - Boezem/waduk baru termasuk pintu - - 6 Waduk - -  GS Kandangan  GS Sememi  GS Benowo  Kedurus  WLL 2 Industri  WLL 5 Industri Rehabilitasi saluran pematusan tersier - 1 sistem 5 sistem -  Greges  Greges  Pegirian  GS – Balong  GS – Sememi  Gs – Benowo Pengembangan Saluran Pematusan Tersier - - 6 sistem - -  Greges  GS – Balong  GS – Kandangan  GS – Sememi  Gs – Benowo  West low LevelSumber : Surabaya Drainage Master Plant Study
  • 20. Arterial Road System Development Study (ARSDS) Lingkup Surabaya Metropolitan Area (SMA) Meliputi kebijaksanaan pengembangan jalan sekunder (lihat Tabel di bawah ini). KEBIJAKSANAAN TINDAKAN a. Menyediakan akses yang cukup untuk bermacam- macam travel demand yang dibangkitkan pada daerah- daerah di SMA.  Memakai pola grid untuk sistem jalan arteri sekunder. KEBIJAKSANAAN TINDAKAN a. Tercapainya keseimbangan kapasitas jalan antara jalan tol, jalan arteri dan jalan kolektor dalam suatu jaringan. b. Sedapat mungkin memelihara bagian- bagian yang indah. c. Menyediakan akses yang cukup untuk bermacam- macam travel demand yang dibangkitkan pada daerah-daerah di SMA.  Membenahi manajemen lalu-lintas pada jalan dalam kota dan jalan arteri pendukung untuk mengantisipasi keluar/masuk kendaraan dari jalan tol dalam kota sudah beroperasi.  Sedikit mungkin memotong pohon dan tanaman pada mendian jalan.  Memakai pola grid untuk sistem jalan arteri sekunder. Sumber : ARSDS in Gerbang Kertosusila (SMA)
  • 21. KEBIJAKSANAAN TINDAKAN a. Memisahkan transportasi yang terbaur baik kecepatan maupun ukurannya.  Menyusun kembali sistem jalan arteri secara hirarki dan dengan pengaturan lalu-lintas. a. Mendukung pengembangan transportasi umum.  Memperbaiki jalan akses menuju stasiun kereta api dan terminal bus (termasuk pengembangan yang akan datang).  Menyediakan ruang untuk sistem transportasi umum pada bagian jalan.  Memperbesar daerah pelayanan bus dengan meningkatkan kerapatan jalan arteri dan penyediakan ruang yang memadai. a. Menjamin mobilitas untuk masyarakat yang tidak punya sarana transportasi.  Menyediakan angkutan umum dengan tarif yang terjangkau.
  • 22. a. Mendorong pengembangan kota di bagian Timur dan Barat Kota Surabaya.  Pembangunan dan peningkatan fungsi pada jalan arteri alternatif timur-barat. Jalan arteri timur-barat tersebut yakni dimulai pada jalan Benowo – Raya Benowo–Raya Pakal–Sememi– Kandangan–Raya Tandes–Banyu Urip menuju jalan Pandegiling–Sulawesi– kertajaya–Manyar Kertoarjo– Kertajaya Indah. a. Mendorong untuk merumuskan ”Urban Development Unit”  Menyediakan jalan arteri sekunder dan jalan kolektor dengan ruang yang cukup dan hindari jalan arteri dengan lebar yang terlalu besar (misalnya 10 lajur untuk dua arah). Sumber : ARSDS in Gerbang Kertosusila (SMA)
  • 23. Penyusunan Perencanaan Penanganan Sampah Terpadu Kota Surabaya (2005)  Dalam lingkup wilayah perecanaan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Benowo termasuk dalam UP. Tambak Osowilangon. Berdasarkan kajian JICA tahun 1993 tentang pengelolaan sampah Kota Surabaya, direkomendasikan pengelolaan akhir sampah di Kota Surabaya yaitu ; Sanitary Landfill, Incinerator, dan reklamasi pantai. Sistem pengelolaan sampah saat ini mengadalkan 1 (satu) lahan pembanguan akhir di Benowo dengan hanya menggunakan teknologi open dumping yang dikontrol dengan cover soil tiap 6 (enam) bulan sekali. Incinerator Keputih yang semula diharapkan dapat membantu pengolahan sampah, sudah tidak dapat beroperasi sejak tahun 1999.
  • 24. Penyusunan Raperda Pengembangan Kawasan Khusus Teluk Lamong Zona pengembangan pelabuhan Pelabuhan Teluk Lamong adalah 350 Ha. Wilayah ini direncanakan berupa pulau hasil reklamasi di Perairan Teluk Lamong. Zona ini dibagi menjadi : 1. Zona fasilitas pelabuhan 2. Dermaga Peti Kemas 3. Dermaga Barang Umum 4. Dermaga Penumpang 5. Areal Penunjang Pelabuhan 6. Fasilitas umum 7. Industri non polusi 8. Zona Rekreasi 9. Jalur hijau dan parker.
  • 25. Studi Kelayakan Pengembangan Pasar Pelelangan Ikan (PPI) Romokalisari  PPI Romokalisari sudah dirancang sejak tahun 1995 dengan realisasi pembangunannya dilaksanakan secara bertahap. Saat ini sudah terealisasi keberadaannya dengan adanya lahan dan lokasi definitif untuk pengembangan lebih lanjut.  Pengembangan PPI diaharapkan dapat menampung kegiatan bongkar/muat ikan yang selama ini tidak dapat ditampung di wilayah Surabaya, mampu meningkatkan rasio antara jumlah penduduk Surabaya dengan areal rekreasi ruang terbuka dan meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat dari adanya kegiatan perdagangan.