Dokumen tersebut merangkum tentang analisis gas darah, meliputi definisi, tujuan, indikasi, kontraindikasi, parameter yang diukur, prosedur pemeriksaan, hasil normal, keseimbangan asam basa, penyebab acidemia dan alkalosis, serta kondisi-kondisi penyakit yang dapat menyebabkan perubahan gas darah.
1. Analisa gas darah
Disisun oleh : Abraham William Nugraha
112021200
Pembimbing : dr. Erna Irawati, Sp. A
2. Definisi
Analisa gas darah adalah suatu pemeriksaan untuk mengetahui tekanan gas
karbondioksida, oksigenasi, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan
keseimbangan asam-basa.
Analisa gas darah adalah suatu tes diagnostik dimana darah diperoleh dari
arteri secara langsung dengan tusukan arteri
3. Tujuan
Untuk mendeteksi terjadinya asidosis atau alkalosis metabolik, atau asidosis
atau alkalosis respiratorik.
Untuk memantau kadar gas darah selama pasien mengalami penyakit akut.
5. Kontraindikasi
Pulsasi tidak teraba
Tes Allen modifikasi positif
Selulitis atau infeksi terbuka, penyakit pembuluh darah perifer pada tempat
yang akan diperiksa
Koagulopati atau penggunaan antikoagulan
7. Prosedur
Disiapkan alat dan bahan
Dikumpulkan 1 – 5 ml darah arteri dari arteri radialis, femoralis dan brachialis dalam jarum
dan spuit yang mengandung heparin, lepas jarumnya, dipastikan tidak ada udara dalam spuit
dan pasang tutup kedap udara diatas spuit.
Disimpan spuit yang berisi darah arteri didalam kantong air es (apabila pemeriksaan >30
menit) dan bawa segera ke laboratorium (untuk meminimalkan aktivitas metabolik)
Dicatat dalam formulir laboratorium apakah pasien menerima oksigen atau tidak, laju aliran
oksigen, suhu tubuh pasien, apakah pasien mengonsumsi aspirin atau sejenisnya.
Masukkan sampel kedalam alat (blood gases analyzer) dan ditunggu hasilnya.
10. Keseimbangan Asam Basa
Sejumlah besar asam dibentuk setiap hari dlm tubuh sbg hasil metabolisme
Sejlh mmol CO2 (dpt diubah menjadi H2CO3) dibentuk dari oksidasi lengkap karbohidrat, protein
& lemak
Sejumlah 40 – 60 mmol asam dibentuk dlm bentuk ketoacid sbg hasil oksidasi tdk komplit dari
lemak & asam(sulfur & fosfor).
Sebagian hasil oksidasi sulfur mengandung aminoacid & fosfor mengandung amino acid
H2CO3 : asam yg mudah menguap, krn ia dpt diubah menjadi CO2 yg dpt dikeluarkan melalui
paru
11. Asam2 lain dihasilkan tubuh, tdk dpt diubah menjadi gas & disebut fixed acid (asam yg tdk mudah
menguap), hrs dibuang melalui urine
Semua reaksi metabolik dikoreksi oleh enzim yg berfungsi pd pH optimal (7,35 – 7,45).
pH ini dipertahankan oleh buffer darah, mekanisme renal tubulus & pernafasan
Buffer darah terdiri dari :
Bikarbonat acid
Hemoglobin
Plasma protein
Eritrosit & fosfat plasma
Jumlah semua buffer ini disebut buffer base berkisar 46-52 mmol/L, rata-rata 49 mmol/L. Nilai rata rata
dikurangi buffer base adalah base excess (± 2 mmol/l). Negatif base excess disebut jg base deficit
12.
13. Acidemia
Bila pH darah < 7,35 atau H+ meningkat, bisa disebabkan penumpukan CO2 dlm tubuh krn
asidosis respiratori, krn kegagalan ventilasi paru
Istilah asidosis dipakai untuk menyatakan perubahan fisiologis disebabkan oleh acidemia.
Ginjal : mengabsorpsi basa, mengeluarkan fixed acid utk menaikkann pH. Derajat kompensasi
bergantung lamanya kegagalan ventilasi & fungsi tubulus ginjal. Ini ditandai dgn meningkatnya
total CO2 & buffer basa & positif base excess
14. Acidemia bs jg terjadi karena penumpukan fixed acid atau penurunan basa (HCO3-).
Ini menyebabkan turunnya total CO2 & buffer base & negatif base excess. Ini disebut metabolik
asidosis
Secara klinis metabolik asidosis dibagi 2 tipe
acidemia dgn anion gap meningkat (> 17 meq)
acidemia dgn anion gap normal (≤ 17 meq) atau hyperchloremic metabolic acidosis
Hyperchloremic acidosis disebabkan oleh
menelan amonium chloride
diare berat (plg sering)
drug induced carbonic anhidrase inhibitor
enteric fistula dgn kehilangan HCO3-
Hipokalemia
kerusakan renal tubulus dimana HCO3- tdk dpt diabsorpsi dari urin (RTA)
15. Anion Gap
Perbedaan antara anion & kation yg tak terukur dlm serum
Secara rutin elektrolit yg diukur adalah Na+, K+, Cl-, & HCO3- (sbg total CO2)
Kation tak terukur : Ca++, Mg++ (kira kira 7 meq/L)
Anion tak terukur PO43- (kira kira 24 meq/L)
Selisihnya 17 meq/L
Bila Cl- & total CO2 ditambahkan & dikurangkan dari konsentrasi Na+, K+, nilainya ≤ 17 meq/L
Bila anion gap > 17 meq/L berarti ada peningkatan dari 1 atau lebih anion tak terukur
16. Penyebab Peningkatan Anion Gap
uremia dgn retensi anion2.
keadaan ketotik (DM, kelaparan)3.
termakan toksin (metanol, salisilat, ethylene glycol, paradelhyde)4
laktat acidosis (shock)5.
peningkatan protein plasma (dehidrasi)
Penurunan anion gap < 10 meq/L sgt jarang, seperti pd multiple mieloma. Ini diakibatkan adanya
protein abnormal dgn muatan positif & peningkatan kation tak terukur.