SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Anesty Claresta
      102011223
             A5
Respirasi

   Manusia : butuh energy
O2, untuk membakar energy
      CO2, zat sisa hasil
            metabolisme
Sistem Respirasi
 Fungsi : ambil O2 dan buang CO2
 Selain itu :
    Mengeluarkan air dan panas tubuh
    Meningkatkan aliran balik vena
    Proses : berbicara, bernyanyi, dsb.
    Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan,
     menginaktifkan materi yang melewati sirkulasi
     pulmonal
Sistem Respirasi
 Respirasi melibatkan proses berikut :
 Ventilasi pulmonar (pernapasan) :jalan masuk dan
  keluar udara dari saluran pernapasan dan paru-paru.
 Respirasi eksternal :difusi O2 dan CO2 antara udara
  dalam paru dan kapilar pulmonar.
 Respirasi internal :difusi O2 dan CO2 antara sel darah
  dan sel-sel jaringan.
 Respirasi selular :penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh
  untuk produksi energi, dan pelepasan produk oksidasi
  (CO2 dan air) oleh sel-sel tubuh
Struktur yang terlibat
 Bagian Konduksi
    Untuk menyalurkan udara
    Rongga hidung-bronkiolus terminalis
 Bagian Respiratorik
    Bronkiolus respiratorius-alveolus
    Tempat berlangsungnya pertukaran gas
Rongga Hidung
Rongga hidung
 vestibulum di sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu
    hidung).
   Epitel di dalam vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum
    memasuki fosa nasalis.
   Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi (epitel
    bertingkat torak bersilia ber sel goblet)
   konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk
    fungsi menghidu/membaui.
   Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas:
      sel penyokong/sel sustentakuler,
      sel olfaktorius (neuron bipolar, membentuk N.I – olfaktorius)
      sel basal reserve cell/sel cadangan yang akan membentuk sel
       penyokong dan mungkin menjadi sel olfaktorius
      kelenjar Bowman pada lamina propria agar epitel tetap lembab dan
       pelarut zat kimia bentuk bau
Rongga hidung
 Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas:
 sel penyokong/sel sustentakuler, sel silindris tinggi dengan
  bagian apex lebar dan bagian basal menyempit, intinya lonjong
  di tengah, pada permukaan terdapat mikrovili, dan
  sitoplasmanya mempunyai granula kuning kecoklatan.
 sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di
  permukaan epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai
  reseptor dan memiliki akson yang bersinaps dengan neuron
  olfaktorius otak),
 sel basal (berbentuk piramid), intinya lonjong, dan merupakan
  reserve cell/sel cadangan yang akan membentuk sel penyokong
  dan mungkin menjadi sel olfaktorius
 kelenjar Bowman pada lamina propria. Kelenjar Bowman
  menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius
  sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat.
Rongga hidung
 Epitel olfaktorius
Fungsi rongga hidung
 Penyaringan partikel kecil.
 Penghangatan dan pelembaban udara yang masuk
 Resepsi odor
Sinus paranasalis
 Rongga dalam tulang tengkorak yang berhubungan dengan
  cavum nasi
 Terdiri dari :
     Sinus maxillaris, frontalis, sphenoidalis, ethmoidalis
   Epitel : epitel respirasi
   Ada kelenjar yang memproduksi mukos
   Terjadi peradangan  sinusitis
   Fungsi :
       meringankan tulang tengkorak,
       menambah resonansi suara,
       mengubah ukuran dan bentuk wajah setelah pubertas,
       memberi area permukaan tambahan untuk menghangatkan dan
        melembabkan udara yang masuk
Faring
 Faring adalah tabung muskular berukuran 12,5cm yang
  merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai
  oesophagus.
 Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan
  laringofaring
 Mikroskopis :
   Nasofaring : epitel respirasi, ada kelenjar campur, ada noduli
    limfatisi
   Orofaring : epitel berlapis gepeng tanpa lapiran tanduk, ada
    tonsila palatina
   Laringofaring: epitel bervariasi, sebagian besar epitel berlapis
    gepeng tanpa lapisan tanduk.
Faring
Laring
 Laring merupakan kotak suara
  yang menghubungkan faring
  dengan trakea.
 Laring adalah tabung pendek
  berbentuk seperti kotak triangular
  dan ditopang oleh sembilan
  kartilago:
   tiga berpasangan (aritenoid,
    kornikulata, cuneiform)
   tiga tidak berpasangan
    (tiroidjakun, krikoid, epiglotis.
Trakea
 Tuba dengan panjang 10cm
  sampai 12 cm dan diameter 2,5
  cm serta terletak di atas
  permukaan anterior esofagus.
 Membelah menjadi dua
  bronkus utama.
 Trakea dapat tetap terbuka
  karena adanya 16 sampai 20
  cincin kartilago hialin
  berbentuk C.
 Trakea dilapisi epitelium
  respiratorik (kolumnar
  bertingkat dan bersilia) yang
  mengandung banyak sel goblet
Percabangan Bronkus
 Bronkus primer (utama) kanan berukuran lebih pendek,
  lebih tebal dan lebih lurus dibandingkan bronkus primer
  kiri karena arcus aorta membelokan trakea bawah ke
  kanan.
 Saat tuba semakin menyempit, batang atau lempeng
  kartilago mengganti cincin kartilago.
 ekstrapulmonar sampai memasuki paru-paru, dalam paru
  disebut bronki intrapulmonar.
 Bronkus bronkiolusbronkiolus
  terminalbronkiolus respiratorikduktus
  alveolaralveoli.
 Tidak ada kartilago dalam bronkiolus; silia tetap ada
  sampai bronkiolus respiratorik terkecil
Bronkus dan Bronkiolus
Alveolus
 Struktur berongga tempat pertukaran gas oksigen dan
 karbondioksida antara udara dan darah.
   Septum interalveolar memisahkan dua alveolus yang
    berdekatan, septum tersebut terdiri atas 2 lapis epitel gepeng
    tipis dengan kapiler, fibroblas, serat elastin, retikulin, matriks
    dan sel jaringan ikat.
   sel alveolus tipe 1 yang melapisi 97% permukaan alveolus,
    fungsinya untuk membentuk sawar dengan ketebalan yang
    dapat dilalui gas dengan mudah.
   Sel alveolus tipe 2 tersebar di antara sel alveolus tipe 1, Sel
    tipe 2 ini memiliki ciri mengandung badan lamela yang
    berfungsi menghasilkan surfaktan paru yang menurunkan
    tegangan alveolus paru.
Alveolus
Paru-paru
 Paru-paru adalah organ berbentuk piramid seperti
    spons dan berisi udara, terletak didalam toraks.
   Paru kanan memiliki 3 lobus dan paru kiri memiliki 2
    lobus.
   apeks : bagian atas iga pertama,
   Basal : diafragma
   Paru-paru dibungkus oleh membran pleura.
     Pleura viseral : menempel ke paru
     Pleura parietal : menempel ke dinding toraks
Mekanisme Pernafasan
Mekanisme pernafasan
 Inspirasi tenang (otot inspirasi kontraksi)


 Ekspirasi tenang (otot inspirasi relaksasi)


 Inspirasi kuat (otot inspirasi + otot tambahan
  kontraksi)

 Ekspirasi kuat (kontraksi otot ekspirasi)
Pertukaran Oksigen dan
Karbondioksida
Transport O2 dan CO2
Transport O2 dan CO2
 Oxygen                 Karbon dioksida
 Mengikat hemoglobin di  20% mengikat
dalam sel darah merah    hemoglobin, 70% dlm
 Hemoglobin menangkap
                         bentuk bicarbonate dalam
                         darah
 O2 di dalam kondisi
                        Sel darah merah
 hangat dan pH rendah
                       mengubah CO2 menjadi
                       HCO3-
Kurva disosiasi
Mekanisme
pernafasan
Ventilasi dan ruang rugi
 Ventilasi pulmonal/paru.
    Ventilasi paru disebut juga ventilasi semenit. Ventilasi ini
     merupakan volume udara yang dihirup dan dihembuskan
     dalam satu menit. Salah satu faktor yang penting dalam
     menentukannya adalah kecepatan napas, dengan nilai rerata
     12 kali per menit.
    Ventilasi paru (ml/mnt) = volume alun napas (ml/napas) x
     kecepatan napas (jumlah napas per menit)
 Ventilasi Alveolus
    Ventilasi alveolus adalah volume udara yang dipertukarkan
     antara atmosfer dan alveolus per menit.
    Ventilasi alveolus = (volume alun napas-volume ruang rugi) x
     kecepatan nafas.
Gangguan ventilasi
 Kelainan ventilasi dibagi menjadi 2 :
    Obstruktif adalah penyempitan/penyumbatan saluran
     udara nafas (lebih sukar mengosongkan paru daripada
     pengisian).
    Restriktif adalah kemampuan paru untuk mengembang
     terhambat.
Ruang rugi
 Ruang rugi pernapasan adalah ruang di dalam saluran
  napas yang berisi udara yang tidak berkontak dengan
  alveoli, sehingga udara tersebut tidak ikut serta dalam
  proses pertukaran gas dengan darah dalam kapiler paru.
 Macam ruang rugi, berdasarkan metode yang menguraikan
  pengukuran ruang rugi :
 Ruang rugi anatomi adalah ruang rugi yang berisi
  volume udara dalam sistem pernapasan selain volume
  udara pada alveoli.
 Ruang rugi fisiologi adalah ruang yang berisi volume
  udara yang tidak mencapai keseimbangan dengan darah,
  yaitu ventilasi yang terbuang.
Pengendalian pernafasan
 Korteks Cerebri
 Berperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter
    sehingga memungkinkan kita dapat mengatur napas dan
    menahan napas. Misalnya pada saat bicara atau makan.
   Medulla oblongata
   terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan
    automatik atau spontan.
   Dua kelompok neuron yaitu:
    Dorsal Respiratory Group (DRG) : pernafasan biasa
   Ventral Respiratory Group (VRG) : pernafasan kuat
   Kedua kelompok neuron ini berperan dalam pengaturan irama
    pernapasan.
Pengendalian pernafasan
 Pons
    pusat apneutik dan pusat pnumotaksis.
    Apneutik : mengirimkan rangsangan impuls pada area inspirasi dan
     menghambat ekspirasi.
    Pneumotaksis : membatasi durasi inspirasi, dan dibantu juga oleh N.X (Vagus)
 Kendali Kimia
 Ada 2 jenis kemoreseptor, yaitu kemoreseptor pusat yang berada di medulla
  dan kemoreseptor perifer yang berada di badan aorta dan karotid pada sistem
  arteri.
 a. Kemoreseptor pusat, dirangsang oleh peningkatan kadar karbon dioksida
  dalamdarah arteri, peningkatan ion hidrogen dengan merespon peningkatan
  frekuensi dan kedalaman pernapasan.
 b. Kemoreseptor perifer, reseptor kimia ini peka terhadap perubahan
  konsentrasi oksigen, karbon dioksida dan ion hidrogen. Misalnya adanya
  penurunan oksigen, peningkatan karbon dioksida dan peningkatan ion
  hidrogen maka pernapasan menjadi meningkat.
Kesimpulan
   Sesak nafas disebabkan oleh gangguan sistem
  respirasi. Dimana terdapat hambatan dalam jalan
    keluar masuknya udara ke paru-paru sehingga
     menghambat pertukaran antara O2 dan CO2.
    Gangguan yang terjadi merupakan gangguan
     obstruktif. Hal ini ditandai dengan ekspirasi
           memanjang yang dialami pasien.

More Related Content

What's hot

Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okfikri asyura
 
Ureter & vesica urinaria,ppt fis kel 4
Ureter & vesica urinaria,ppt fis kel 4Ureter & vesica urinaria,ppt fis kel 4
Ureter & vesica urinaria,ppt fis kel 4luthfinakhiran
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fulldewisetiyana52
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanBrenda Panjaitan
 
Jantung dan Sistem Sirkulasi Darah
Jantung dan Sistem Sirkulasi DarahJantung dan Sistem Sirkulasi Darah
Jantung dan Sistem Sirkulasi DarahDokter Tekno
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis gustians
 
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Sumayyah Nida Azizah
 
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)basil_miaw
 
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariaAnatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariakristanto djuwahir
 
Fisiologi ginjal
Fisiologi ginjalFisiologi ginjal
Fisiologi ginjalEmma Riani
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikYesi Tika
 
Sistem peredaran darah panjang & pendek
Sistem peredaran darah panjang & pendekSistem peredaran darah panjang & pendek
Sistem peredaran darah panjang & pendekputrisagut
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitViodeta Viodeta
 
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULITSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULITM.A.W.Khairurrijal
 

What's hot (20)

Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi ok
 
Ureter & vesica urinaria,ppt fis kel 4
Ureter & vesica urinaria,ppt fis kel 4Ureter & vesica urinaria,ppt fis kel 4
Ureter & vesica urinaria,ppt fis kel 4
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal full
 
Makalah sistem urinaria
Makalah sistem urinariaMakalah sistem urinaria
Makalah sistem urinaria
 
Sistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskularSistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskular
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokan
 
Jantung dan Sistem Sirkulasi Darah
Jantung dan Sistem Sirkulasi DarahJantung dan Sistem Sirkulasi Darah
Jantung dan Sistem Sirkulasi Darah
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
 
Sistem urinaria
Sistem urinariaSistem urinaria
Sistem urinaria
 
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
 
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
 
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariaAnatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
 
Neoplasma
NeoplasmaNeoplasma
Neoplasma
 
Fisiologi ginjal
Fisiologi ginjalFisiologi ginjal
Fisiologi ginjal
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem Sensorik
 
Sistem peredaran darah panjang & pendek
Sistem peredaran darah panjang & pendekSistem peredaran darah panjang & pendek
Sistem peredaran darah panjang & pendek
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULITSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
 
Fisiologi ginjal
Fisiologi ginjalFisiologi ginjal
Fisiologi ginjal
 

Similar to RESPIRASI

Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri erekeAsuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri erekeOperator Warnet Vast Raha
 
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)Cahya
 
kebutuhan oksigen.pdf
kebutuhan oksigen.pdfkebutuhan oksigen.pdf
kebutuhan oksigen.pdfCindySagita
 
Pertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdfPertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdfMazzRudy
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.pptPEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.pptTYASLARASATI
 
8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusiaMahda Leni
 
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1snowman Saputra
 
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Dnea Is
 
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIAAnatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIAnurahlina08
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNAAnatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmod1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmodOom Komini
 
BAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.ppt
BAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.pptBAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.ppt
BAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.pptFERIFIRMANSYAH26
 

Similar to RESPIRASI (20)

Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri erekeAsuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke
 
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
 
kebutuhan oksigen.pdf
kebutuhan oksigen.pdfkebutuhan oksigen.pdf
kebutuhan oksigen.pdf
 
Pertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdfPertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdf
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.pptPEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
 
8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia
 
Keb oksigenasi
Keb oksigenasiKeb oksigenasi
Keb oksigenasi
 
8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia
 
8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia
 
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
 
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
 
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIAAnatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNAAnatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem pernafasan pada manusia dr lelyyy
Sistem pernafasan pada manusia   dr lelyyySistem pernafasan pada manusia   dr lelyyy
Sistem pernafasan pada manusia dr lelyyy
 
1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmod1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmod
 
Sistem Pernapasan
Sistem Pernapasan Sistem Pernapasan
Sistem Pernapasan
 
Respirasi
RespirasiRespirasi
Respirasi
 
Anatomi dan fisiologi sistem
Anatomi dan fisiologi sistemAnatomi dan fisiologi sistem
Anatomi dan fisiologi sistem
 
BAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.ppt
BAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.pptBAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.ppt
BAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.ppt
 

More from Fredy Samosir

Health Talk 24 December 2022 - Pterygium.ppt
Health Talk 24 December 2022 - Pterygium.pptHealth Talk 24 December 2022 - Pterygium.ppt
Health Talk 24 December 2022 - Pterygium.pptFredy Samosir
 
hypertension final.ppt
hypertension final.ppthypertension final.ppt
hypertension final.pptFredy Samosir
 
BELL’S PALSY.ppt.pptx
BELL’S PALSY.ppt.pptxBELL’S PALSY.ppt.pptx
BELL’S PALSY.ppt.pptxFredy Samosir
 
Infeksi dan Imunitas
Infeksi dan ImunitasInfeksi dan Imunitas
Infeksi dan ImunitasFredy Samosir
 
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxBlok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxFredy Samosir
 
Tata Ibadah Minggu 26 September 2021.docx
Tata Ibadah Minggu 26 September 2021.docxTata Ibadah Minggu 26 September 2021.docx
Tata Ibadah Minggu 26 September 2021.docxFredy Samosir
 
Emergency escharotomy
Emergency escharotomyEmergency escharotomy
Emergency escharotomyFredy Samosir
 
Pbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsamPbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsamFredy Samosir
 

More from Fredy Samosir (12)

Health Talk 24 December 2022 - Pterygium.ppt
Health Talk 24 December 2022 - Pterygium.pptHealth Talk 24 December 2022 - Pterygium.ppt
Health Talk 24 December 2022 - Pterygium.ppt
 
Manajemen Anestesi
Manajemen AnestesiManajemen Anestesi
Manajemen Anestesi
 
hypertension final.ppt
hypertension final.ppthypertension final.ppt
hypertension final.ppt
 
BELL’S PALSY.ppt.pptx
BELL’S PALSY.ppt.pptxBELL’S PALSY.ppt.pptx
BELL’S PALSY.ppt.pptx
 
Infeksi dan Imunitas
Infeksi dan ImunitasInfeksi dan Imunitas
Infeksi dan Imunitas
 
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxBlok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
 
Tata Ibadah Minggu 26 September 2021.docx
Tata Ibadah Minggu 26 September 2021.docxTata Ibadah Minggu 26 September 2021.docx
Tata Ibadah Minggu 26 September 2021.docx
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
Emergency escharotomy
Emergency escharotomyEmergency escharotomy
Emergency escharotomy
 
Upload01
Upload01Upload01
Upload01
 
Samosir17
Samosir17Samosir17
Samosir17
 
Pbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsamPbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsam
 

RESPIRASI

  • 1. Anesty Claresta 102011223 A5
  • 2. Respirasi Manusia : butuh energy O2, untuk membakar energy CO2, zat sisa hasil metabolisme
  • 3. Sistem Respirasi  Fungsi : ambil O2 dan buang CO2  Selain itu :  Mengeluarkan air dan panas tubuh  Meningkatkan aliran balik vena  Proses : berbicara, bernyanyi, dsb.  Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan, menginaktifkan materi yang melewati sirkulasi pulmonal
  • 4. Sistem Respirasi  Respirasi melibatkan proses berikut :  Ventilasi pulmonar (pernapasan) :jalan masuk dan keluar udara dari saluran pernapasan dan paru-paru.  Respirasi eksternal :difusi O2 dan CO2 antara udara dalam paru dan kapilar pulmonar.  Respirasi internal :difusi O2 dan CO2 antara sel darah dan sel-sel jaringan.  Respirasi selular :penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi, dan pelepasan produk oksidasi (CO2 dan air) oleh sel-sel tubuh
  • 5. Struktur yang terlibat  Bagian Konduksi  Untuk menyalurkan udara  Rongga hidung-bronkiolus terminalis  Bagian Respiratorik  Bronkiolus respiratorius-alveolus  Tempat berlangsungnya pertukaran gas
  • 7. Rongga hidung  vestibulum di sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung).  Epitel di dalam vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis.  Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi (epitel bertingkat torak bersilia ber sel goblet)  konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi menghidu/membaui.  Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas:  sel penyokong/sel sustentakuler,  sel olfaktorius (neuron bipolar, membentuk N.I – olfaktorius)  sel basal reserve cell/sel cadangan yang akan membentuk sel penyokong dan mungkin menjadi sel olfaktorius  kelenjar Bowman pada lamina propria agar epitel tetap lembab dan pelarut zat kimia bentuk bau
  • 8. Rongga hidung  Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas:  sel penyokong/sel sustentakuler, sel silindris tinggi dengan bagian apex lebar dan bagian basal menyempit, intinya lonjong di tengah, pada permukaan terdapat mikrovili, dan sitoplasmanya mempunyai granula kuning kecoklatan.  sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di permukaan epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang bersinaps dengan neuron olfaktorius otak),  sel basal (berbentuk piramid), intinya lonjong, dan merupakan reserve cell/sel cadangan yang akan membentuk sel penyokong dan mungkin menjadi sel olfaktorius  kelenjar Bowman pada lamina propria. Kelenjar Bowman menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat.
  • 10. Fungsi rongga hidung  Penyaringan partikel kecil.  Penghangatan dan pelembaban udara yang masuk  Resepsi odor
  • 11. Sinus paranasalis  Rongga dalam tulang tengkorak yang berhubungan dengan cavum nasi  Terdiri dari :  Sinus maxillaris, frontalis, sphenoidalis, ethmoidalis  Epitel : epitel respirasi  Ada kelenjar yang memproduksi mukos  Terjadi peradangan  sinusitis  Fungsi :  meringankan tulang tengkorak,  menambah resonansi suara,  mengubah ukuran dan bentuk wajah setelah pubertas,  memberi area permukaan tambahan untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk
  • 12. Faring  Faring adalah tabung muskular berukuran 12,5cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai oesophagus.  Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring  Mikroskopis :  Nasofaring : epitel respirasi, ada kelenjar campur, ada noduli limfatisi  Orofaring : epitel berlapis gepeng tanpa lapiran tanduk, ada tonsila palatina  Laringofaring: epitel bervariasi, sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
  • 14. Laring  Laring merupakan kotak suara yang menghubungkan faring dengan trakea.  Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago:  tiga berpasangan (aritenoid, kornikulata, cuneiform)  tiga tidak berpasangan (tiroidjakun, krikoid, epiglotis.
  • 15. Trakea  Tuba dengan panjang 10cm sampai 12 cm dan diameter 2,5 cm serta terletak di atas permukaan anterior esofagus.  Membelah menjadi dua bronkus utama.  Trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16 sampai 20 cincin kartilago hialin berbentuk C.  Trakea dilapisi epitelium respiratorik (kolumnar bertingkat dan bersilia) yang mengandung banyak sel goblet
  • 16. Percabangan Bronkus  Bronkus primer (utama) kanan berukuran lebih pendek, lebih tebal dan lebih lurus dibandingkan bronkus primer kiri karena arcus aorta membelokan trakea bawah ke kanan.  Saat tuba semakin menyempit, batang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilago.  ekstrapulmonar sampai memasuki paru-paru, dalam paru disebut bronki intrapulmonar.  Bronkus bronkiolusbronkiolus terminalbronkiolus respiratorikduktus alveolaralveoli.  Tidak ada kartilago dalam bronkiolus; silia tetap ada sampai bronkiolus respiratorik terkecil
  • 18. Alveolus  Struktur berongga tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah.  Septum interalveolar memisahkan dua alveolus yang berdekatan, septum tersebut terdiri atas 2 lapis epitel gepeng tipis dengan kapiler, fibroblas, serat elastin, retikulin, matriks dan sel jaringan ikat.  sel alveolus tipe 1 yang melapisi 97% permukaan alveolus, fungsinya untuk membentuk sawar dengan ketebalan yang dapat dilalui gas dengan mudah.  Sel alveolus tipe 2 tersebar di antara sel alveolus tipe 1, Sel tipe 2 ini memiliki ciri mengandung badan lamela yang berfungsi menghasilkan surfaktan paru yang menurunkan tegangan alveolus paru.
  • 20. Paru-paru  Paru-paru adalah organ berbentuk piramid seperti spons dan berisi udara, terletak didalam toraks.  Paru kanan memiliki 3 lobus dan paru kiri memiliki 2 lobus.  apeks : bagian atas iga pertama,  Basal : diafragma  Paru-paru dibungkus oleh membran pleura.  Pleura viseral : menempel ke paru  Pleura parietal : menempel ke dinding toraks
  • 22. Mekanisme pernafasan  Inspirasi tenang (otot inspirasi kontraksi)  Ekspirasi tenang (otot inspirasi relaksasi)  Inspirasi kuat (otot inspirasi + otot tambahan kontraksi)  Ekspirasi kuat (kontraksi otot ekspirasi)
  • 25. Transport O2 dan CO2  Oxygen  Karbon dioksida  Mengikat hemoglobin di  20% mengikat dalam sel darah merah hemoglobin, 70% dlm  Hemoglobin menangkap bentuk bicarbonate dalam darah  O2 di dalam kondisi  Sel darah merah  hangat dan pH rendah mengubah CO2 menjadi HCO3-
  • 28. Ventilasi dan ruang rugi  Ventilasi pulmonal/paru.  Ventilasi paru disebut juga ventilasi semenit. Ventilasi ini merupakan volume udara yang dihirup dan dihembuskan dalam satu menit. Salah satu faktor yang penting dalam menentukannya adalah kecepatan napas, dengan nilai rerata 12 kali per menit.  Ventilasi paru (ml/mnt) = volume alun napas (ml/napas) x kecepatan napas (jumlah napas per menit)  Ventilasi Alveolus  Ventilasi alveolus adalah volume udara yang dipertukarkan antara atmosfer dan alveolus per menit.  Ventilasi alveolus = (volume alun napas-volume ruang rugi) x kecepatan nafas.
  • 29. Gangguan ventilasi  Kelainan ventilasi dibagi menjadi 2 :  Obstruktif adalah penyempitan/penyumbatan saluran udara nafas (lebih sukar mengosongkan paru daripada pengisian).  Restriktif adalah kemampuan paru untuk mengembang terhambat.
  • 30. Ruang rugi  Ruang rugi pernapasan adalah ruang di dalam saluran napas yang berisi udara yang tidak berkontak dengan alveoli, sehingga udara tersebut tidak ikut serta dalam proses pertukaran gas dengan darah dalam kapiler paru.  Macam ruang rugi, berdasarkan metode yang menguraikan pengukuran ruang rugi :  Ruang rugi anatomi adalah ruang rugi yang berisi volume udara dalam sistem pernapasan selain volume udara pada alveoli.  Ruang rugi fisiologi adalah ruang yang berisi volume udara yang tidak mencapai keseimbangan dengan darah, yaitu ventilasi yang terbuang.
  • 31. Pengendalian pernafasan  Korteks Cerebri  Berperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter sehingga memungkinkan kita dapat mengatur napas dan menahan napas. Misalnya pada saat bicara atau makan.  Medulla oblongata  terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau spontan.  Dua kelompok neuron yaitu:  Dorsal Respiratory Group (DRG) : pernafasan biasa  Ventral Respiratory Group (VRG) : pernafasan kuat  Kedua kelompok neuron ini berperan dalam pengaturan irama pernapasan.
  • 32. Pengendalian pernafasan  Pons  pusat apneutik dan pusat pnumotaksis.  Apneutik : mengirimkan rangsangan impuls pada area inspirasi dan menghambat ekspirasi.  Pneumotaksis : membatasi durasi inspirasi, dan dibantu juga oleh N.X (Vagus)  Kendali Kimia  Ada 2 jenis kemoreseptor, yaitu kemoreseptor pusat yang berada di medulla dan kemoreseptor perifer yang berada di badan aorta dan karotid pada sistem arteri.  a. Kemoreseptor pusat, dirangsang oleh peningkatan kadar karbon dioksida dalamdarah arteri, peningkatan ion hidrogen dengan merespon peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan.  b. Kemoreseptor perifer, reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi oksigen, karbon dioksida dan ion hidrogen. Misalnya adanya penurunan oksigen, peningkatan karbon dioksida dan peningkatan ion hidrogen maka pernapasan menjadi meningkat.
  • 33. Kesimpulan  Sesak nafas disebabkan oleh gangguan sistem respirasi. Dimana terdapat hambatan dalam jalan keluar masuknya udara ke paru-paru sehingga menghambat pertukaran antara O2 dan CO2. Gangguan yang terjadi merupakan gangguan obstruktif. Hal ini ditandai dengan ekspirasi memanjang yang dialami pasien.