SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
ELEKTROFORESIS
AGAROSA
PENGERTIAN AGAROSA
Agarosa menurut Duckworth dan Yaphe (1970) dalam Renn
(1986) adalah suatu campuran molekul-molekul agar dengan
muatan yang paling rendah, sehingga memiliki kemampuan
membentuk gel yang kuat yang difraksionisasi dari seluruh
kompleks molekul agar dan dibedakan dengan adanya muatan
ion yang menutupinya. Agarosa merupakan salah satu bahan
kimia yangbanyak digunakan di berbagai bidang, termasuk
obat, kosmetik, tehnik jaringan, sel enkapsulasi, imunologi
dan kultur mikroorganisme Penggunaan agarosa di bidang
bioteknologi, berhubungan dengan kemampuan agarosa untuk
membentuk gel yang kuat dan muatan listrik mendekati netral
polisakarida yang dihasilkan dari ekstraksi rumput laut, dengan rantai panjang yang
disusun oleh molekul agarosa dan agaropektinAgar merupakan senyawa. Agarosa
merupakan komponen pembentuk gel yang netral dan tidak mengandung sulfat (Furia,
1975), sedangkan agaropektin adalah polisakarida sulfat yang tersusun dari agarosa
dengan variasi ester sulfat, D-glukoronat dan sejumlah kecil asam piruvat (Peterson,
1978).
STRUKTUR
A G A R O S A
Agarosa adalah polisakarida yang bersifat netral yang mengandung
pengulangan bentuk dari ikatan β-1,4-3,6-anhidro-L-galaktosa dan α-1,3-
Dgalaktosa. Residu Dgalaktosa dalam agarosa mungkin digantikan turunan
senyawa karboksil dan residu anhidro-L-galaktosanya digantikan oleh grup
sulfat-OSO3- (Glicksman,1983).
Jenis Rumput Laut Kandungan Agarosa ( % )
Gelidium amansii 61
Gelidium subcostatum 89
Gelidium japonicum 69
Pteroclodia tenuis 85
Acanthopeltis japonicum 28
Campylaephora hypnoides 55
Gracilaria verrucosa 61
Geranium bodydenii 82
Agarosa Agaropektin
Berat molekul diatas 100.000 Berat molekul dibawah 20.000
Kadar sulfat dibawah 0,15% Kadar sulfat tinggi sekitar 5-8%
Memiliki gel strength yang tinggi
dan Stabil.
Gel strength lebih rendah dari agarosa
Tidak bermuatan (galaktan
linearnetral), komponen
utamapenyusun agar.
Kurang stabil, bermuatan
Perbedaan Agarosa dengan Agaropektin
Penggu
naan
Agarosa
01
02
03
04
04
Untuk proses elektroforesis : karena
kandungan sulfatnya yang sangat rendah
Untuk imunologi : karena sifat relatif netral
dengan kemurnian yang tinggi dan
porositasnya besar
Untuk medium kultur : karena mempunyai
kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan
dengan agar-agar.
Untuk kromatografi : untuk memisahkan antigen,
antibody, enzim,koenzim, atau substrat lain
Untuk mengimobilisasi insulin yang diproduksi
oleh kelenjar pancreas untuk kemudian
ditransplantasikan
Metode Pemisahan Agarosa
•Pemisahan agarosa oleh Guiseley (1990)
Menggunakan ammonium sulfat untuk mengendapkan agaropektin
atau pengendapan dengan polyetilenglykol.
•Metode Blethen (1966)
Menggunakan benzothonium klorida dan K-karrageenan sebagai
pengendap. Metode ini banyak digunakan industri di dunia untuk
pemisahan agarosa dari agar yang diektraksi dari Gracillaria sp.
•Metode Santos dan Doty (1983)
Isolasi langsung dari agarofit menggunakan pengendap
benzothoniumklorida dan K-karrageenan.
Portfolio Designed
You can simply impress your audience and add
a unique zing and appeal to your Presentations.
I hope and I believe that this Template will your
Time, Money and Reputation.
Get a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.
Z
A
T
P
E
W
A
R
N
A
A
G
A
R
O
S
A
Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan
digunakan,misalnya daun suji atau daun pandan untuk
warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. Kini dangan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah
ditemukan zat warna sintetis, karena penggunaannya
lebih praktis dan harganya lebih murah.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu bahan
pangan berwarna, antara lain dengan penambahan zat
pewarna. Secara garis besar, berdasarkan sumbernya
dikenal dua jenis zat pewarna yang termasuk dalam
golongan bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami
dan pewarna sintetis. (Cahyadi,W.2008)
Zat Pewarna Alami dan Sintetik
Menurut International Food Information
Council Foundation (IFIC), pewarna
pangan adalah zat yang digunakan untuk
memberikan atau meningkatkan warna
suatu produk pangan, sehingga
menciptakan image tertentu dan
membuat produk lebih menarik. Definisi
yang diberikan oleh Depkes 1999 lebih
sederhana, yaitu Bahan Tambahan
Pangan (BTP) dapat memperbaiki atau
memberi warna pada pangan (Wijaya
dan Mulyono, 2009).
Menurut Elbe dkk., (1996), zat
pewarna merupakan suatu bahan
kimia baik alami maupun sintetik yang
memberikan warna. Berdasarkan
sumbernya, zat pewarna untuk
makanan dapat diklasifikasikan
menjadi pewarna alami dan sintetik
(Winarno, 1992).
Menurut Winarno (1992), zat pewarna sintetik
harus melalui berbagai prosedur pengujian
sebelum dapat digunakan sebagai pewarna
makanan. Zat pewarna yang diijinkan
penggunaannya dalam makanan dikenal
dengan certified color atau permitted color.
Untuk penggunaannya, zat warna tersebut
harus menjalani tes prosedur penggunaan
yang disebut proses sertifikasi.
Pemakaian bahan pewarna sintetik
dalam makanan walaupun
mempunyai dampak positif bagi
produsen dan konsumen,
diantaranya dapat membuat
makanan lebih menarik, meratakan
warna makanan, dan
mengembalikan warna dari bahan
dasar yang hilang atau berubah
selama pengolahan, ternyata dapat
pula menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan dan bahkan mungkin
memberi dampak negatif terhadap
kesehatan konsumen seperti kanker
kulit, kanker mulut, kerusakan otak
(Winarno dan Sulistyowati, 1994).
Menurut (Henry 1996 dalam Lazuardi, 2010), pewarna ditambahkan ke dalam
makanan karena beberapa hal, seperti yang dijelaskan berikut ini :
Untuk menyeragamkan
warna dalam produksi
makanan dari setiap
proses
pengolahan.
Memperkuat warna
penampilan warna dari suatu
makanan agar konsumen
lebih tertarik.
Untuk memberi warna
yang menarik pada
produk makanan
contohnya dalam
produk yang berbahan
dasar gula, es krim
dan minuman, yang
jika tidak diberiwarna
tidak akan menarik
untuk mengetahui
perbedaan antara zat
pewarna alami dan
pewarna sintetik.
Tabel 5. Perbedaan antara zat pewarna sintetik dan alami
Pembeda Zat Pewarna Sintetis Zat Pewarna Alami
Warna yang hasil Lebih cerah Lebih pudar
Homogenitas Lebih homogen Tidak homogen
Variasi warna Banyak Sedikit
Harga Lebih murah Lebih mahal
Ketersediaan Tidak terbatas Terbatas
Kestabilan Stabil Kurang stabil
Teknik Pemisahan Senyawa Dengan Elektroforesis
Elektroforesis adalah teknik yang digunakan
untuk memisahkan dan memurnikan suatu
makromolekul khususnya protein dan asam
nukleat berdasarkan perbedaan
ukuran. Elektroforesis merupakan metode yang
paling banyak dipakai saat ini dalam percobaan
biokimia dan biologi molekuler (Magdeldin,
2012).
Elektroforesis gel agarosa adalah teknik
paling baik yang pernah dibuat dan secara
rutin digunakan di laboratorium klinis untuk
analisis protein dan DNA pada berbagai
cairan biologis (serum, urin, CSF). Teknik ini
merupakan teknik yang menggunakan prinsip
elektroforesis zona.
Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat makromolekul yang
bermuatan listrik ditempatkan pada medium berisi tenaga
listrik. Molekul-molekul tersebut akan bermigrasi menuju kutub positif
atau kutub negatif berdasarkan muatan yang terkandung di dalamnya
(Magdeldin, 2012). Molekul-molekul yang bermuatan negatif (anion)
akan bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan molekul-
molekul yang bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub
negatif (katoda) (Klug and Cummings, 1994).
Elektroforesis gel memiliki beberapa
komponen yang terdiri dari:
1. Comb: digunakan untuk membentuk well
pada gel agarose.
2. Tray: digunakan untuk sebagai cetakan gel
agarose.
3. Chamber: digunakan sebagai wadah gel
agarose.
4. Sumber listrik: digunakan untuk memberi
arus saat proses elektroforesis (Birren
and Lai, 1993).
Dalam proses elektoforesis terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi laju
pergerakan dari molekul DNA, yaitu:
1. Ukuran molekul DNA
2. Konsentrasigel
3. Bentuk molekul
4. Densitas muatan
5. Pori-pori gel
6. Larutan buffer elekroforesis
Berdasarkan jenisnya ada dua macam elektroforesis yaitu:
Elektroforesis bebas (free electrophoresis): molekul atau partikel yang
akan dipisahkan tersebar di seluruh larutan. Pemberian arus listrik
pada larutan yang mengandung partikel tersebut akan menyebabkan
terbentuknya batas di antara dua larutan.
Elektroforesis zona: merupakan jenis elektroforesis yang
paling banyak digunakan, mempergunakan media
penunjang, seperti kertas, selulosa asetat, agarose atau
poliakrilamid (Biosciences, 1999).
THANK YOU

More Related Content

Similar to ELEKTROFORESIS AGAROSA

Transformasi genetik agrobacterium
Transformasi genetik agrobacteriumTransformasi genetik agrobacterium
Transformasi genetik agrobacteriumw4hyu_b
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnalkumala11
 
11. bioteknologi SMA
11. bioteknologi SMA11. bioteknologi SMA
11. bioteknologi SMAIrhuel_Abal2
 
Pembuatan tape dengan mudah sekian
Pembuatan            tape dengan mudah sekianPembuatan            tape dengan mudah sekian
Pembuatan tape dengan mudah sekianbantaigamig
 
Usulan Penelitian Asam Urat
Usulan Penelitian Asam UratUsulan Penelitian Asam Urat
Usulan Penelitian Asam UratNur Fadillah
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnalyulina096
 
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docxEkstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docxfitrialavita
 
PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...
PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...
PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...Repository Ipb
 
TUGAS 1_DALISMAN_2310246865 CRISPR.pptx
TUGAS 1_DALISMAN_2310246865 CRISPR.pptxTUGAS 1_DALISMAN_2310246865 CRISPR.pptx
TUGAS 1_DALISMAN_2310246865 CRISPR.pptxDALISMAN2
 
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Rista Siti Mawarni
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptxbengkel2saudara
 
Ppt kelompok elektroforesis
Ppt kelompok elektroforesisPpt kelompok elektroforesis
Ppt kelompok elektroforesisALLKuliah
 
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)aufia w
 
Bioteknologi by Nafi'ah Ema Suryani
Bioteknologi by Nafi'ah Ema SuryaniBioteknologi by Nafi'ah Ema Suryani
Bioteknologi by Nafi'ah Ema SuryaniEma Cenut
 

Similar to ELEKTROFORESIS AGAROSA (20)

P15-16 Final.pptx
P15-16 Final.pptxP15-16 Final.pptx
P15-16 Final.pptx
 
Transformasi genetik agrobacterium
Transformasi genetik agrobacteriumTransformasi genetik agrobacterium
Transformasi genetik agrobacterium
 
Ppt elektroforesis
Ppt elektroforesisPpt elektroforesis
Ppt elektroforesis
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
Jurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloidJurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloid
 
316 632-1-sm
316 632-1-sm316 632-1-sm
316 632-1-sm
 
11. bioteknologi SMA
11. bioteknologi SMA11. bioteknologi SMA
11. bioteknologi SMA
 
Pembuatan tape dengan mudah sekian
Pembuatan            tape dengan mudah sekianPembuatan            tape dengan mudah sekian
Pembuatan tape dengan mudah sekian
 
Usulan Penelitian Asam Urat
Usulan Penelitian Asam UratUsulan Penelitian Asam Urat
Usulan Penelitian Asam Urat
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docxEkstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
 
PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...
PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...
PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...
 
TUGAS 1_DALISMAN_2310246865 CRISPR.pptx
TUGAS 1_DALISMAN_2310246865 CRISPR.pptxTUGAS 1_DALISMAN_2310246865 CRISPR.pptx
TUGAS 1_DALISMAN_2310246865 CRISPR.pptx
 
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
 
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alinaBuletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
 
Ppt kelompok elektroforesis
Ppt kelompok elektroforesisPpt kelompok elektroforesis
Ppt kelompok elektroforesis
 
6829 19209-1-pb
6829 19209-1-pb6829 19209-1-pb
6829 19209-1-pb
 
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
 
Bioteknologi by Nafi'ah Ema Suryani
Bioteknologi by Nafi'ah Ema SuryaniBioteknologi by Nafi'ah Ema Suryani
Bioteknologi by Nafi'ah Ema Suryani
 

More from ALLKuliah

ppt_Laporan PBL_Seven.pptx
ppt_Laporan PBL_Seven.pptxppt_Laporan PBL_Seven.pptx
ppt_Laporan PBL_Seven.pptxALLKuliah
 
ppt fisika.pptx
ppt fisika.pptxppt fisika.pptx
ppt fisika.pptxALLKuliah
 
PPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptxPPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptxALLKuliah
 
ppt phytoplankton Cyanophyta
ppt phytoplankton Cyanophyta ppt phytoplankton Cyanophyta
ppt phytoplankton Cyanophyta ALLKuliah
 
PPT (schizophyta).pptx
PPT  (schizophyta).pptxPPT  (schizophyta).pptx
PPT (schizophyta).pptxALLKuliah
 
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptxPPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptxALLKuliah
 
PPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptxPPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptxALLKuliah
 
PPT (LAMUN).pptx
PPT  (LAMUN).pptxPPT  (LAMUN).pptx
PPT (LAMUN).pptxALLKuliah
 
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptxBAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptxALLKuliah
 
PPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
PPT Bahan Obat Kelautan ChrysophytaPPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
PPT Bahan Obat Kelautan ChrysophytaALLKuliah
 
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophytaPPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophytaALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 8
Presentasi PBL PKL apotek 8Presentasi PBL PKL apotek 8
Presentasi PBL PKL apotek 8ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 6
Presentasi PBL PKL apotek 6Presentasi PBL PKL apotek 6
Presentasi PBL PKL apotek 6ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 5
Presentasi PBL PKL apotek 5Presentasi PBL PKL apotek 5
Presentasi PBL PKL apotek 5ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 3
Presentasi PBL PKL apotek 3Presentasi PBL PKL apotek 3
Presentasi PBL PKL apotek 3ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotrek 2
Presentasi PBL PKL apotrek 2Presentasi PBL PKL apotrek 2
Presentasi PBL PKL apotrek 2ALLKuliah
 
Farmakoterapi pada masa kehamilan
Farmakoterapi pada masa kehamilanFarmakoterapi pada masa kehamilan
Farmakoterapi pada masa kehamilanALLKuliah
 
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILANFARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILANALLKuliah
 

More from ALLKuliah (20)

ppt_Laporan PBL_Seven.pptx
ppt_Laporan PBL_Seven.pptxppt_Laporan PBL_Seven.pptx
ppt_Laporan PBL_Seven.pptx
 
ppt fisika.pptx
ppt fisika.pptxppt fisika.pptx
ppt fisika.pptx
 
PPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptxPPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptx
 
ppt phytoplankton Cyanophyta
ppt phytoplankton Cyanophyta ppt phytoplankton Cyanophyta
ppt phytoplankton Cyanophyta
 
PPT (schizophyta).pptx
PPT  (schizophyta).pptxPPT  (schizophyta).pptx
PPT (schizophyta).pptx
 
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptxPPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
 
PPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptxPPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptx
 
PPT (LAMUN).pptx
PPT  (LAMUN).pptxPPT  (LAMUN).pptx
PPT (LAMUN).pptx
 
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptxBAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
 
PPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
PPT Bahan Obat Kelautan ChrysophytaPPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
PPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
 
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophytaPPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
 
Presentasi PBL PKL apotek 8
Presentasi PBL PKL apotek 8Presentasi PBL PKL apotek 8
Presentasi PBL PKL apotek 8
 
Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7
 
Presentasi PBL PKL apotek 6
Presentasi PBL PKL apotek 6Presentasi PBL PKL apotek 6
Presentasi PBL PKL apotek 6
 
Presentasi PBL PKL apotek 5
Presentasi PBL PKL apotek 5Presentasi PBL PKL apotek 5
Presentasi PBL PKL apotek 5
 
Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4
 
Presentasi PBL PKL apotek 3
Presentasi PBL PKL apotek 3Presentasi PBL PKL apotek 3
Presentasi PBL PKL apotek 3
 
Presentasi PBL PKL apotrek 2
Presentasi PBL PKL apotrek 2Presentasi PBL PKL apotrek 2
Presentasi PBL PKL apotrek 2
 
Farmakoterapi pada masa kehamilan
Farmakoterapi pada masa kehamilanFarmakoterapi pada masa kehamilan
Farmakoterapi pada masa kehamilan
 
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILANFARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
 

Recently uploaded

askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxrosintauli1
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAStarkoko
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxALHIDAYAHRMALLORONG2
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIgermanaaprianineno
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).pptnurifat
 

Recently uploaded (15)

askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 

ELEKTROFORESIS AGAROSA

  • 2. PENGERTIAN AGAROSA Agarosa menurut Duckworth dan Yaphe (1970) dalam Renn (1986) adalah suatu campuran molekul-molekul agar dengan muatan yang paling rendah, sehingga memiliki kemampuan membentuk gel yang kuat yang difraksionisasi dari seluruh kompleks molekul agar dan dibedakan dengan adanya muatan ion yang menutupinya. Agarosa merupakan salah satu bahan kimia yangbanyak digunakan di berbagai bidang, termasuk obat, kosmetik, tehnik jaringan, sel enkapsulasi, imunologi dan kultur mikroorganisme Penggunaan agarosa di bidang bioteknologi, berhubungan dengan kemampuan agarosa untuk membentuk gel yang kuat dan muatan listrik mendekati netral polisakarida yang dihasilkan dari ekstraksi rumput laut, dengan rantai panjang yang disusun oleh molekul agarosa dan agaropektinAgar merupakan senyawa. Agarosa merupakan komponen pembentuk gel yang netral dan tidak mengandung sulfat (Furia, 1975), sedangkan agaropektin adalah polisakarida sulfat yang tersusun dari agarosa dengan variasi ester sulfat, D-glukoronat dan sejumlah kecil asam piruvat (Peterson, 1978).
  • 3. STRUKTUR A G A R O S A Agarosa adalah polisakarida yang bersifat netral yang mengandung pengulangan bentuk dari ikatan β-1,4-3,6-anhidro-L-galaktosa dan α-1,3- Dgalaktosa. Residu Dgalaktosa dalam agarosa mungkin digantikan turunan senyawa karboksil dan residu anhidro-L-galaktosanya digantikan oleh grup sulfat-OSO3- (Glicksman,1983). Jenis Rumput Laut Kandungan Agarosa ( % ) Gelidium amansii 61 Gelidium subcostatum 89 Gelidium japonicum 69 Pteroclodia tenuis 85 Acanthopeltis japonicum 28 Campylaephora hypnoides 55 Gracilaria verrucosa 61 Geranium bodydenii 82
  • 4. Agarosa Agaropektin Berat molekul diatas 100.000 Berat molekul dibawah 20.000 Kadar sulfat dibawah 0,15% Kadar sulfat tinggi sekitar 5-8% Memiliki gel strength yang tinggi dan Stabil. Gel strength lebih rendah dari agarosa Tidak bermuatan (galaktan linearnetral), komponen utamapenyusun agar. Kurang stabil, bermuatan Perbedaan Agarosa dengan Agaropektin
  • 5. Penggu naan Agarosa 01 02 03 04 04 Untuk proses elektroforesis : karena kandungan sulfatnya yang sangat rendah Untuk imunologi : karena sifat relatif netral dengan kemurnian yang tinggi dan porositasnya besar Untuk medium kultur : karena mempunyai kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan dengan agar-agar. Untuk kromatografi : untuk memisahkan antigen, antibody, enzim,koenzim, atau substrat lain Untuk mengimobilisasi insulin yang diproduksi oleh kelenjar pancreas untuk kemudian ditransplantasikan
  • 6. Metode Pemisahan Agarosa •Pemisahan agarosa oleh Guiseley (1990) Menggunakan ammonium sulfat untuk mengendapkan agaropektin atau pengendapan dengan polyetilenglykol. •Metode Blethen (1966) Menggunakan benzothonium klorida dan K-karrageenan sebagai pengendap. Metode ini banyak digunakan industri di dunia untuk pemisahan agarosa dari agar yang diektraksi dari Gracillaria sp. •Metode Santos dan Doty (1983) Isolasi langsung dari agarofit menggunakan pengendap benzothoniumklorida dan K-karrageenan.
  • 7. Portfolio Designed You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to your Presentations. I hope and I believe that this Template will your Time, Money and Reputation. Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. Z A T P E W A R N A A G A R O S A Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan,misalnya daun suji atau daun pandan untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. Kini dangan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah ditemukan zat warna sintetis, karena penggunaannya lebih praktis dan harganya lebih murah. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu bahan pangan berwarna, antara lain dengan penambahan zat pewarna. Secara garis besar, berdasarkan sumbernya dikenal dua jenis zat pewarna yang termasuk dalam golongan bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis. (Cahyadi,W.2008)
  • 8. Zat Pewarna Alami dan Sintetik Menurut International Food Information Council Foundation (IFIC), pewarna pangan adalah zat yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan warna suatu produk pangan, sehingga menciptakan image tertentu dan membuat produk lebih menarik. Definisi yang diberikan oleh Depkes 1999 lebih sederhana, yaitu Bahan Tambahan Pangan (BTP) dapat memperbaiki atau memberi warna pada pangan (Wijaya dan Mulyono, 2009).
  • 9. Menurut Elbe dkk., (1996), zat pewarna merupakan suatu bahan kimia baik alami maupun sintetik yang memberikan warna. Berdasarkan sumbernya, zat pewarna untuk makanan dapat diklasifikasikan menjadi pewarna alami dan sintetik (Winarno, 1992). Menurut Winarno (1992), zat pewarna sintetik harus melalui berbagai prosedur pengujian sebelum dapat digunakan sebagai pewarna makanan. Zat pewarna yang diijinkan penggunaannya dalam makanan dikenal dengan certified color atau permitted color. Untuk penggunaannya, zat warna tersebut harus menjalani tes prosedur penggunaan yang disebut proses sertifikasi.
  • 10. Pemakaian bahan pewarna sintetik dalam makanan walaupun mempunyai dampak positif bagi produsen dan konsumen, diantaranya dapat membuat makanan lebih menarik, meratakan warna makanan, dan mengembalikan warna dari bahan dasar yang hilang atau berubah selama pengolahan, ternyata dapat pula menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan bahkan mungkin memberi dampak negatif terhadap kesehatan konsumen seperti kanker kulit, kanker mulut, kerusakan otak (Winarno dan Sulistyowati, 1994).
  • 11. Menurut (Henry 1996 dalam Lazuardi, 2010), pewarna ditambahkan ke dalam makanan karena beberapa hal, seperti yang dijelaskan berikut ini : Untuk menyeragamkan warna dalam produksi makanan dari setiap proses pengolahan. Memperkuat warna penampilan warna dari suatu makanan agar konsumen lebih tertarik. Untuk memberi warna yang menarik pada produk makanan contohnya dalam produk yang berbahan dasar gula, es krim dan minuman, yang jika tidak diberiwarna tidak akan menarik untuk mengetahui perbedaan antara zat pewarna alami dan pewarna sintetik.
  • 12. Tabel 5. Perbedaan antara zat pewarna sintetik dan alami Pembeda Zat Pewarna Sintetis Zat Pewarna Alami Warna yang hasil Lebih cerah Lebih pudar Homogenitas Lebih homogen Tidak homogen Variasi warna Banyak Sedikit Harga Lebih murah Lebih mahal Ketersediaan Tidak terbatas Terbatas Kestabilan Stabil Kurang stabil
  • 13. Teknik Pemisahan Senyawa Dengan Elektroforesis Elektroforesis adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan suatu makromolekul khususnya protein dan asam nukleat berdasarkan perbedaan ukuran. Elektroforesis merupakan metode yang paling banyak dipakai saat ini dalam percobaan biokimia dan biologi molekuler (Magdeldin, 2012). Elektroforesis gel agarosa adalah teknik paling baik yang pernah dibuat dan secara rutin digunakan di laboratorium klinis untuk analisis protein dan DNA pada berbagai cairan biologis (serum, urin, CSF). Teknik ini merupakan teknik yang menggunakan prinsip elektroforesis zona.
  • 14. Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat makromolekul yang bermuatan listrik ditempatkan pada medium berisi tenaga listrik. Molekul-molekul tersebut akan bermigrasi menuju kutub positif atau kutub negatif berdasarkan muatan yang terkandung di dalamnya (Magdeldin, 2012). Molekul-molekul yang bermuatan negatif (anion) akan bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan molekul- molekul yang bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negatif (katoda) (Klug and Cummings, 1994).
  • 15. Elektroforesis gel memiliki beberapa komponen yang terdiri dari: 1. Comb: digunakan untuk membentuk well pada gel agarose. 2. Tray: digunakan untuk sebagai cetakan gel agarose. 3. Chamber: digunakan sebagai wadah gel agarose. 4. Sumber listrik: digunakan untuk memberi arus saat proses elektroforesis (Birren and Lai, 1993). Dalam proses elektoforesis terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju pergerakan dari molekul DNA, yaitu: 1. Ukuran molekul DNA 2. Konsentrasigel 3. Bentuk molekul 4. Densitas muatan 5. Pori-pori gel 6. Larutan buffer elekroforesis
  • 16. Berdasarkan jenisnya ada dua macam elektroforesis yaitu: Elektroforesis bebas (free electrophoresis): molekul atau partikel yang akan dipisahkan tersebar di seluruh larutan. Pemberian arus listrik pada larutan yang mengandung partikel tersebut akan menyebabkan terbentuknya batas di antara dua larutan. Elektroforesis zona: merupakan jenis elektroforesis yang paling banyak digunakan, mempergunakan media penunjang, seperti kertas, selulosa asetat, agarose atau poliakrilamid (Biosciences, 1999).