SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz
(Kurz). Serta Uji Aktivitas Antihiperurisemia pada Mencit Putih Jantan
I. PENDAHULUAN
Bambu merupakan tumbuhan hijau yang memiliki 1575 spesies termasuk
dalam sub famili Bambusoideae dari famili rumput-rumputan atau Poaceae
(Goyal et al., 2013). Indonesia memiliki 157 jenis bambu. 50% bambu Indonesia
merupakan jenis endemik dan lebih dari 50% merupakan jenis bambu yang telah
dimanfaatkan oleh penduduk dan sangat berpotensi untuk dikembangkan
(Widjaya, 2004).
Bambu merupakan tanaman yang memiliki berbagai manfaat mulai dari
ujung atas sampai ke akar terutama rebung. Tunas bambu yang dikenal dengan
rebung dimanfaatkan sebagai sayuran dan makanan lezat di berbagai negara
(Choudhury et al., 2012). Tidak hanya sebagai makanan tradisional, rebung juga
digunakan sebagai pengobatan oleh masyarakat di berbagai negara. Di Indonesia,
masyarakat Jawa memanfaatkan getah dalam rebung Bambusa vulgaris untuk
penyembuhan penyakit kuning (Choudhury et al., 2012). Masyarakat Dayak
Kenyah, Kalimantan timur memanfaatkan rebung Schizostachyum brachycladum
dengan “limau” (jeruk) dan daging siput yang dicampurkan kemudian digiling
dapat mengobati bisul dan luka. Gilingan rebung dicampur dengan pasir pantai
dapat mengobati otot keseleo (Susiarti dan Soedjito, 1995). Di Pahang, Malaysia
rebung S. brachycladum dimanfaatkan dengan serai (Cymbopogon citrates) dibuat
dalam bentuk jamu untuk mengobati penyakit ginjal (Susiarti dan Soedjito, 1995).
Di Korea, rebung digaramkan kemudian dibakar dalam suatu wadah yang terbuat
dari tanah liat dapat sebagai antimikroba yang kuat, penyedia energi dan
penambah nutrisi tubuh (Choudhury et al, 2012). Di Cina rebung dimanfaatkan
sebagai pengobatan sejak 2000 tahun yang lalu. Masyarakat Cina mamanfaatkan
rebung dalam pengobatan infeksi. Rebung dicampurkan dengan gula enau (palm-
jaggery) dapat melancarkan persalinan. Rebusan rebung dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan selera makan. Air hasil rebusan rebung dapat dimanfaatkan untuk
membersihkan luka akibat infeksi, borok dan lain-lain (Puri, 2003). Menurut
informasi tradisonal Cina, masyarakat memanfaatkan rebusan rebung yang efektif
dalam pengobatan rematik, meskipun tidak sedikit juga yang manyatakan bahwa
memakan rebung malah memicu penyakit rematik.
Berdasarkan buku pengobatan kuno di Cina, rebung sangat bermanfaat
bagi kesehatan manusia, terutama meningkatkan gerakan peristaltik pada lambung
dan usus, melancarkan pencernaan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
kardiovaskular dan kanker, serta meningkatkan pengeluaran urin (Lu et al., 2010).
Jus hasil perasan rebung dapat membantu enzim protease dalam pencernaan
protein (Puri, 2003). Menurut Park dan John (2009) rebung dapat menurunkan
kadar serum total cholesterol (TC), low-density lipoprotein cholesterol (LDL-c)
dan atherogenic index (AI) dari wanita muda. Ekstrak metanol rebung dapat
menghambat aktivitas angiostensin converting enzyme (ACE) secara in vitro
(Park dan John, 2010). Liu et al (2012) menyatakan bahwa rebung memilki efek
antihipertensi dan antihiperlipidemia yang sangat bagus secara in vivo. Wang dan
NG (2003) menyatakan bahwa antifungal protein (dendocrin) dapat diisolasi dari
rebung (Dendrocalamus latiflora Munro). Rebung memiliki efek anti-oxidant,
anti-free-radical dan anti-aging yang sangat bagus, karena terdapatnya flavon dan
glikosida yang dapat diekstraksi dan dibuat dalam bentuk kapsul dan tablet
(Choudhury, 2012).
Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, suatu sisa yang
tidak mempunyai peran fisiologi (Hawkins dan Rahn, 2005). Produksi asam urat
yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya pengendapan pada berbagai organ
seperti sendi dan ginjal (Wulandari S. Subandi dan Munthallib, 2011). Penyebaran
penyakit asam urat tidak hanya berkembang di negara-negara industri maju seperti
negara-negara barat yang mempunyai standar kehidupan yang tinggi, namun juga
negara-negara berkembang seperti Negara timur (Dipiro et al., 2008). Dalam
sebuah riset epidemiologi yang dilakukan prevalensi asam urat meningkat pada
kedua jenis kelamin, laki-laki memiliki tingkat kejadian lebih tinggi dari pada
wanita. Pada kelompok usia <65 tahun, laki-laki memiliki prevalensi empat kali
lebih tinggi dari wanita. Pada kelompok usia >65 tahun, laki-laki memiliki
prevalensi tiga kali lebih tinggi dari wanita (Wallace KL, 2004).
Penderita penyakit hiperurisemia seringkali menggunakan allopurinol
sebagai obat penurun kadar asam urat. Allopurinol memiliki mekanisme kerja
sebagai inhibitor xantin oksidase karena memiliki struktur mirip xantin yang
merupakan sustrat xantin oksidase. Namun, allopurinol memiliki efek samping
seperti mual, diare, hingga kulit kemerahan disertai gatal. Oleh karena itu, perlu
dicari senyawa bioaktif tanaman sebagai inhibitor alami xantin oksidase untuk
dijadikan alternatif pengobatan yang aman untuk dikonsumsi (Wulandari S.
Subandi dan Munthallib, 2011).
Flavonoid merupakan antioksidan yang sangat efektif. Flavonoid juga
merupakan penghambat efektif dari beberapa enzim termasuk enzim xantin
oksidase. Enzim xantin oksidase dihambat sehingga tidak terbentuk xanthine yang
nantinya akan membentuk asam urat. Oleh karena itu, flavonoid memiliki potensi
untuk menurunkan kadar asam urat (Sunarni,et al., 2007). Berdasarkan uraian di
atas, penelitian ini bertujuan untuk melihat kandungan kimia dari ekstrak bambu
Schizostachyum brachycladum dengan cara analisis KLT. Ekstrak bambu
Schizostachyum brachycladum juga dilihat pengaruhnya terhadap kadar asam urat
mencit putih jantan. Dari penelitian ini diharapkan mendapatkan suatu data
mengenai kandungan kimia serta pengaruh dosis ekstrak bambu Schizostachyum
brachycladum terhadap kadar asam urat mencit putih jantan.
II. METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
Alat yang digunakan adalah rotary evaporator, erlenmeyer, beaker
glass, timbangan digital, rak dan tabung reaksi, corong, gelas ukur, corong
pisah, vial, lumpang dan stamper, krus porselen, oven, botol timbang, pinset,
sonde oral, jarum oral, pisau bedah, kandang mencit, rak tabung reaksi,
microtube, pipet mikro, sentrifus, vortex, spektrofotometer UV-Visible.
2.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan antara lain rebung Schizostachyum
brachycladum, akuades, Na CMC, etanol, serum mencit, makanan mencit
standar, reagen analisis asam urat
2.2 Prosedur Kerja
2.2.1 Pengambilan Sampel
Sampel rebung dari Bambu Schizostachyum brachycladum diperoleh
dari Nagari Ladang Laweh, Kecamatan Banuangampu, Kabupaten Agam.
2.2.2 Pembuatan Ekstraksi
Sebanyak 1000 g rebung dari Bambu (Schizostachyum brachycladum)
yang masih segar diiris tipis, dimasukkan kedalam botol maserasi. Sampel
diekstraksi dengan metoda maserasi dengan menggunakan pelarut etanol.
Pelarut etanol ditambahkan sampai semua sampel terendam. Selama 6 jam
pertama sampel sekali-kali diaduk, kemudian didiamkan selama 18 jam
(Depkes RI, 2010). Maserat disaring dan diuapkan secara in vacuo dengan
rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental etanol.
2.2.3 Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
2.2.3.1 Uji Alkaloid
Pereaksi Dragendorf: larutan 8 g Bismuth subnitrat dalam HNO3
campur dengan 27,2 g KI yang dilarutkan dalam 5 ml akuades, diamkan
sampai memisah sempurna, ambil larutan jernih dan tambahkan secukupnya
sampai 100 ml. Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya bercak coklat.
2.2.3.2 Uji Triterpenoid
Memberikan fluorosensi biru pada UV 366. Penampakan bercak
dengan Anisaldehid asam sulfat memberikan bercak warna biru, hijau coklat,
merah pada sinar tampak.
2.2.3.3 Uji Flavonoid
Berfluorosensi dibawah UV 366 nm dengan pereaksi sitoborat.
Pereaksi vanillin 5% dalam etanol memberikan warna biru muda pada UV
254 dan oranye keunguan pada UV 366.
2.2.3.4 Uji Saponin
Warna bercak yang ditimbulkan oleh pereaksi vanillin asam sulfat,
anisaldehid asam sulfat memberikan warna biru, ungu terkadang warna
kuning. Pereaksi SbCl3 memberikan warna merah sampai ungu pada sinar
tampak. Pada UV 366 memberikan warna merah, ungu, biru dan hijau.
2.2.4 Pembuatan Makanan Tinggi Purin
Hati ayam segar 100 mg dicuci, dipotong kecil-kecil, kemudian
diblender dengan penambahan air suling 25 ml, diblender hingga halus,
kemudian saring homogenat dan dimasukkan dalam wadah. Volume
homogenat hati yang diberikan ke mencit adalah 0,5 ml/20 g BB (Maulida
dan Wahyu, 2011).
2.2.5 Pembuatan Suspensi Sediaan Uji
Ekstrak kental etanol rebung dibuat suspensi dalam air dengan
penambahan Na CMC 1% bv dalam berbagai konsentrasi. Dosis yang
digunakan adalah 100 mg/kg, 50 mg/kg, 25 mg/kg. Dosis ini dihitung
berdasarkan metode Thomson. Konsentrasi yang dibuat (2,5 ; 5 ; 10)% bv.
Konsentrasi ini ditetapkan berdasarkan rumus:
Konsentrasi (mg/dl) =
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 (𝑚𝑔/𝑘𝑔𝐵𝐵)𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑏𝑎𝑡 (𝑚𝑙)
Volume administrasi obat secara oral adalah 1% dari berat badan.
2.2.6 Pengujian Pada Mencit
Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit putih jantan dengan
berat badan 20-30 gram sebanyak 30 ekor. Hewan percobaan dibagi dalam 6
kelompok yang terdiri dari kelompok normal, plasebo, allopurinol dan tiga
kelompok dosis. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit putih
jantan.
Sebelum digunakan, semua mencit diaklimatisasi selama 7 hari untuk
membiasakan hewan berada pada lingkungan percobaan. Makanan dan
minuman diberikan secukupnya. Mencit yang digunakan adalah mencit yang
sehat dan tidak mengalami perubahan berat badan lebih dari 10% dan secara
visual menunjukkan perilaku yang normal.
Kelompok Perlakuan
Plasebo Hati ayam + makanan standar
Normal Makanan standar
Allopurinol Hati ayam + Allupurinol 10mg/kb BB + makanan
standar
Dosis I Hati ayam + suspensi ektrak 25 mg + makanan
standar
Dosis II Hati ayam + suspensi ekstrak 50 mg + makanan
standar
Dosis III Hati ayam + suspensi ekstrak 100 mg + makanan
standar
Setelah 7 hari aklimatisasi, masing-masing kelompok kecuali
kelompok normal diberi hati ayam 0,5 ml/20 g BB sekali sehari selama 7
hari. Kemudian kelompok plasebo diiringi dengan pemberian allopurinol
10mg/kg BB dan kelompok dosis I, II, dan III diiringi dengan pemberian
ekstrak 25 mg, 50 mg, 100 mg selama 7 hari pada hari ke 8.
Setelah 7 hari pemberian ekstrak dan allopurinol, maka pada hari ke-
14 darah hewan diambil dengan cara memotong pembuluh darah leher, darah
ditampung dengan microtube lalu di sentrifus selama 20 menit dengan
kecepatan 3000 rpm, kemudian serumnya dipisahkan unuk ditentukan kadar
asam uratnya.
2.2.7 Pengujian Pengaruh Ekstrak Terhadap Kadar Asam Urat Serum
Pengukuran dilakukan dengan cara pada masing-masing microtube
dimasukkan 20 μl blanko, standar, serum masing-masing hewan. Kemudian
tambahkan 1 ml reagen satu, kocok hingga homogen dan biarkan selama 5
menit. Kemudian tambahkan 0,25 ml reagen dua kocok homogen dan biarkan
selama 30 menit pada suhu 20-250C. Selanjutnya pengukuran kadar serum
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm.
Kadar asam urat dalam serum dihitung dengan rumus :
Kadar (mg/dl) =
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
× 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 (mg/dl)
2.2.8 Analisis Data
Kadar asam urat yang telah didapatkan diolah secara statistikk
menggunakan metode Analisis Varian (ANOVA) dua arah terhadap variasi
dosis, kemudian analisis dilanutkan dengan uji Duncan (Duncan.s Multiple
Range Test) untu mengetahui adanya perbedaan yang bermakna pada masing-
masing kelompok perlakuan.
III. HASIL
IV. RANGKUMAN
V. DAFTAR PUSTAKA
Arinasa, I. B. K., & Bagus, I. (2010). Bamboo Diversity and Utilization in
Balinese Rituals at Angsri Village-Bali, Indonesia. Bamboo Science &
Culture: The Journal of the American Bamboo Society, 23(1), 29-37.
Berlian, N., & Rahayu, E. (1995). Jenis dan Prospek Bisnis Bambu. Penebar
swadaya. Jakarta.
Bystriakova, N., Kapos, V., Lysenko, I., & Stapleton, C. M. A. (2003).
Distribution and conservation status of forest bamboo biodiversity in the
Asia-Pacific Region. Biodiversity & Conservation, 12(9), 1833-1841.
Choudhury, D., Sahu, J. K., & Sharma, G. D. (2012). Value addition to bamboo
shoots: a review. Journal of food science and technology, 49(4), 407-414.
Dipiro Jt, Wells Bg, Schwinghammer Tl, Hamilton CW. (2008). Pharmacotherapy
Handbook Seven Edition. International Edition. McGraw-Hill Education:
New York.
Djamal, Rusdi. (2008). Prinsip-prinsip Dasar Isolasi dan Identifikasi. Padang:
Universitas Baiturrahmah
Francis H. McCrudden. (2000). Uric Acid, Penerjemah Suseno Akbar. Salemba
Gandjar, I. B dan Rohman, Abdul. (2007). Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Goyal, A. K., & Brahma, B. K. (2014). Antioxidant and nutraceutical potential of
bamboo: an overview. Int J Fund Appl Sci, 3(1), 2-10.
Goyal, A. K., Kar, P., & Sen, A. (2013). Advancement of bamboo taxonomy in
the era of molecular biology: a review. Biology of useful plants and
microbes, Narosa publication house, New Delhi, 197-208.
Hawkins, D. W., & Rahn, D. W. (2005). Gout and
hyperuricemia.Pharmacotherapy, A pathophysiological Approach,
McGraw-Hill.
Hawkins, D.W & D. W. Rhan. (1997). Pharmacoteraphy A Phatophysiologic
Approach, 3 th Ed. Stampfor: Appleton and Lange.
Hingmadi, Denianus. (2012). Keanekaragaman Ciri Morfologi Jenis-jenis Bambu
(Bambusa sp.) di kelurahan Teunbaun Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten
Kupang. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas PGRI NTT
Indonesia, D. K. R. (2000). Parameter standar umum ekstrak tumbuhan
obat.Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Indonesia, F., & Edisi, I. V. (1995). Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Johnstone, A. (2005). Gout-the disease and non-drug treatment. HOSPITAL
PHARMACIST-LONDON-, 12(10), 391.
Katzung, B. G. (2010). Farmakalogi dasar & klinik, edisi 10. Jakarta: EGC.
Katzung. (2012). Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
Komariah, A. (2015). Pengaruh Senam ergonomis Terhadap Kadar Asam Urat
Pada Lansia dengan Gout di Pos Binaan Terpadu Kelurahan Pisangan
Ciputat Timur. Skripsi Jurusan Ilmu Keperawatan UIN Syarifudin
Hidayatullah
Liu, Lianliang., Lingyi Liu, Baiyi Lu, Daozong Xia dan Ying Zhang. (2012)
Evaluation of Antihypertensive and Antihyperlipidemic Effects of Bamboo
Shoot Angiostensin Converting Enzyme Inhibitory Petide in Vivo.
Agricultural and Food Chemistry, 2012, 60, 11351-11358
Lu, B., Xia, D., Huang, W., Wu, X., Zhang, Y., & Yao, Y. (2010). Hypolipidemic
effect of bamboo shoot oil (P. pubescens) in Sprague–Dawley rats. Journal
of food science, 75(6), H205-H211.
Moors, K. (2011). 2. For a good (readable) introduction to all of this, see Peter C.
Fusaro.s Energy Risk Management: Hedging Strategies and Instruments for
the International Energy Markets (New York: McGraw-Hill, 1998), and his
edited The Professional Risk Manager.s Guide to the Energy Market (New
York: McGraw-Hill, 2008). 3. All of the “Greeks” comprise what amounts
to a set of risk variables used.
Murray, K. R and D. Granner. (1999). Biokimia Harper, Ed. 24, Alih Bahasa Oleh
Andry Hartono. Jakarta: EGC.
Nordahlia, A. S., Anwar, U. M. K., Hamdan, H., Latif, M. A., & Mahanim, S. M.
A. (2011). Anatomical, physical and strength properties of Shizostachyum
brachycladum (Buluh lemang). Journal of Bamboo and Rattan, 10(4), 111-
122.
Park, E. J., & Jhon, D. Y. (2009). Effects of bamboo shoot consumption on lipid
profiles and bowel function in healthy young women. Nutrition, 25(7), 723-
728.
Park, E. J., & Jhon, D. Y. (2010). The antioxidant, angiotensin converting enzyme
inhibition activity, and phenolic compounds of bamboo shoot extracts.LWT-
Food Science and Technology, 43(4), 655-659.
Price, S.A and Lorraine M. W. (2006). Patofisiologi volume 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Puri, H. S. (2003). Rasayana: ayurvedic herbs for longevity and rejuvenation. Crc
press.
Sarangthem, K., & Singh, T. N. (2003). Microbial bioconversion of metabolites
from fermented succulent bamboo shoots into phytosterols. CURRENT
SCIENCE-BANGALORE-, 84(12), 1544-1546.
Sari, Rani Permata. (2015). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Scurrula
ferruginea (Jack Danser Terhadap Kadar Asam Urat Serum Mencit Putih
Jantan. Skripsi Fakultas Farmasi UNAND.
Seethalakshmi, K. K., & Kumar, M. M. (1998). Bamboo of India. Peechi:
Bamboo Information Centre-India, KFRI, 342.
Shamley, D. (Ed.). (2005). Pathophysiology: an essential text for the allied health
professions. Butterworth-Heinemann.
Speicher, C. E., & Smith Jr, J. W. (1994). Pemilihan Uji Laboratorium yang
Efektif: Choosing Effective Laboratory Tests. EGC.
Stryer, Lubert. (2000). Biokimia Ed IV vol 2. Jakarta : EGC.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Ed 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
Sukandar, E. Y., Retnosari, A., Josep, I. S., I Ketut, A., A. Adji, P. S., Kusnandar.
(2008). Iso Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI.
Sunarni, T., Pramono, S., & Asmah, R. (2007). Flavonoid antioksidan penangkap
radikal dari daun kepel (Stelechocarpus burahol (Bl.)) Hook f. &
Th.Majalah Farmasi Indonesia, 18(3), 111-116.
Susiarti, S., & Soediito, H. (1995). The Role of Schizostachyum brachycladum
Kurz in the. ENV" ONMENT, 91.
Sustrani, Lanny. (2004). Asam Urat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Vedder, T. (2007). Cara Pengobatan Penyakit Gout. Jakarta: Tedifia.
Voet, D and G. V. Judith. (1994). Biochemistry, 2nd Ed. New York: John Wiley
and Sons. Inc.
Voigt, R. (1994). Buku pelajaran teknologi farmasi. Diterjemahkan oleh Soendani
Noerono Soewandhi, Ga d jah Mada University Press, Yogyakarta,135,
570-571.
Wallace, K. L., Riedel, A. A., Joseph-Ridge, N., & Wortmann, R. (2004).
Increasing prevalence of gout and hyperuricemia over 10 years among older
adults in a managed care population. The Journal of rheumatology, 31(8),
1582-1587.
Wang, H. X., & Ng, T. B. (2003). Dendrocin, a distinctive antifungal protein from
bamboo shoots. Biochemical and biophysical research
communications,307(3), 750-755.
Widjaya, E.A. (2004). Keanekaragaman Bambu di Pulau Sumba. Puslitbang
Biologi. Bogor: LIPI Dewi, R. E. K. (2008). Evaluasi Koleksi Pada
Perpustakaan Pusat Penelitian Biologi-Lipi Dalam Menunjang Kebutuhan
Informasi Bagi Peneliti: Kajian Analisis Sitiran Pada Karya Penelitian
Bidang Botani.
Wulandari, S. (2013). Inhibisi Xantin Oksidase oleh Ekstrak Etanol Kulit Melinjo
(Gnetum gnemon) Relatif Terhadap Allopurinol. SKRIPSI Jurusan Kimia-
Fakultas MIPA UM.
Yani, A. P. (2012). Keanekaragaman dan Populasi Bambu di Desa Talang Pauh
Bengkulu Tengah. EXACTA, 10(1), 61-70.

More Related Content

Similar to Ekstraksi Bambu Rebung

Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Presentasi Untuk Calon Mitra RGP
Presentasi Untuk Calon Mitra RGPPresentasi Untuk Calon Mitra RGP
Presentasi Untuk Calon Mitra RGPBudi SPd
 
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...Menjadi yang terbaik di Jalan ALLAH SWT
 
The Power of Zingiberaceae - Kartiawati Alipin
The Power of Zingiberaceae  - Kartiawati AlipinThe Power of Zingiberaceae  - Kartiawati Alipin
The Power of Zingiberaceae - Kartiawati Alipinikabiounpad
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnalkumala11
 
Presentation jaonori2010
Presentation jaonori2010Presentation jaonori2010
Presentation jaonori2010semar60
 
JAO-NORI seaweed capsules
JAO-NORI seaweed capsulesJAO-NORI seaweed capsules
JAO-NORI seaweed capsulessemar60
 
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdfAlazizSetiawan1
 
Farmakologi herbal lkp
Farmakologi herbal lkpFarmakologi herbal lkp
Farmakologi herbal lkpPerdudikes
 
penanganan hewan coba.pptx
penanganan hewan coba.pptxpenanganan hewan coba.pptx
penanganan hewan coba.pptxAnggun Pratiwi
 
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWAEKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWARepository Ipb
 
Obat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptx
Obat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptxObat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptx
Obat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptxTitaniaUtami
 
Obat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptx
Obat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptxObat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptx
Obat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptxfurqanridha
 
Khasiat bahan alami natural remedies
Khasiat bahan alami natural remediesKhasiat bahan alami natural remedies
Khasiat bahan alami natural remediesmayogansareng
 
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK Ilmianisa Azizah
 

Similar to Ekstraksi Bambu Rebung (20)

Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Presentasi Untuk Calon Mitra RGP
Presentasi Untuk Calon Mitra RGPPresentasi Untuk Calon Mitra RGP
Presentasi Untuk Calon Mitra RGP
 
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
 
The Power of Zingiberaceae - Kartiawati Alipin
The Power of Zingiberaceae  - Kartiawati AlipinThe Power of Zingiberaceae  - Kartiawati Alipin
The Power of Zingiberaceae - Kartiawati Alipin
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
Presentation jaonori2010
Presentation jaonori2010Presentation jaonori2010
Presentation jaonori2010
 
JAO-NORI seaweed capsules
JAO-NORI seaweed capsulesJAO-NORI seaweed capsules
JAO-NORI seaweed capsules
 
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
 
Khasiat daun teh
Khasiat daun tehKhasiat daun teh
Khasiat daun teh
 
Farmakologi herbal lkp
Farmakologi herbal lkpFarmakologi herbal lkp
Farmakologi herbal lkp
 
Pf
PfPf
Pf
 
penanganan hewan coba.pptx
penanganan hewan coba.pptxpenanganan hewan coba.pptx
penanganan hewan coba.pptx
 
Ppt 16 mei
Ppt 16 meiPpt 16 mei
Ppt 16 mei
 
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWAEKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
 
Obat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptx
Obat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptxObat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptx
Obat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptx
 
Obat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptx
Obat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptxObat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptx
Obat Pencernaan (Mag, Diare, Konstipasi).pptx
 
(37).en.id
(37).en.id(37).en.id
(37).en.id
 
Khasiat bahan alami natural remedies
Khasiat bahan alami natural remediesKhasiat bahan alami natural remedies
Khasiat bahan alami natural remedies
 
Usus adalah sumber penyakit
Usus adalah sumber penyakitUsus adalah sumber penyakit
Usus adalah sumber penyakit
 
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
 

Recently uploaded

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 

Recently uploaded (12)

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 

Ekstraksi Bambu Rebung

  • 1. Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz (Kurz). Serta Uji Aktivitas Antihiperurisemia pada Mencit Putih Jantan I. PENDAHULUAN Bambu merupakan tumbuhan hijau yang memiliki 1575 spesies termasuk dalam sub famili Bambusoideae dari famili rumput-rumputan atau Poaceae (Goyal et al., 2013). Indonesia memiliki 157 jenis bambu. 50% bambu Indonesia merupakan jenis endemik dan lebih dari 50% merupakan jenis bambu yang telah dimanfaatkan oleh penduduk dan sangat berpotensi untuk dikembangkan (Widjaya, 2004). Bambu merupakan tanaman yang memiliki berbagai manfaat mulai dari ujung atas sampai ke akar terutama rebung. Tunas bambu yang dikenal dengan rebung dimanfaatkan sebagai sayuran dan makanan lezat di berbagai negara (Choudhury et al., 2012). Tidak hanya sebagai makanan tradisional, rebung juga digunakan sebagai pengobatan oleh masyarakat di berbagai negara. Di Indonesia, masyarakat Jawa memanfaatkan getah dalam rebung Bambusa vulgaris untuk penyembuhan penyakit kuning (Choudhury et al., 2012). Masyarakat Dayak Kenyah, Kalimantan timur memanfaatkan rebung Schizostachyum brachycladum dengan “limau” (jeruk) dan daging siput yang dicampurkan kemudian digiling dapat mengobati bisul dan luka. Gilingan rebung dicampur dengan pasir pantai dapat mengobati otot keseleo (Susiarti dan Soedjito, 1995). Di Pahang, Malaysia rebung S. brachycladum dimanfaatkan dengan serai (Cymbopogon citrates) dibuat dalam bentuk jamu untuk mengobati penyakit ginjal (Susiarti dan Soedjito, 1995). Di Korea, rebung digaramkan kemudian dibakar dalam suatu wadah yang terbuat dari tanah liat dapat sebagai antimikroba yang kuat, penyedia energi dan penambah nutrisi tubuh (Choudhury et al, 2012). Di Cina rebung dimanfaatkan sebagai pengobatan sejak 2000 tahun yang lalu. Masyarakat Cina mamanfaatkan rebung dalam pengobatan infeksi. Rebung dicampurkan dengan gula enau (palm- jaggery) dapat melancarkan persalinan. Rebusan rebung dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan selera makan. Air hasil rebusan rebung dapat dimanfaatkan untuk membersihkan luka akibat infeksi, borok dan lain-lain (Puri, 2003). Menurut informasi tradisonal Cina, masyarakat memanfaatkan rebusan rebung yang efektif
  • 2. dalam pengobatan rematik, meskipun tidak sedikit juga yang manyatakan bahwa memakan rebung malah memicu penyakit rematik. Berdasarkan buku pengobatan kuno di Cina, rebung sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, terutama meningkatkan gerakan peristaltik pada lambung dan usus, melancarkan pencernaan, mencegah dan menyembuhkan penyakit kardiovaskular dan kanker, serta meningkatkan pengeluaran urin (Lu et al., 2010). Jus hasil perasan rebung dapat membantu enzim protease dalam pencernaan protein (Puri, 2003). Menurut Park dan John (2009) rebung dapat menurunkan kadar serum total cholesterol (TC), low-density lipoprotein cholesterol (LDL-c) dan atherogenic index (AI) dari wanita muda. Ekstrak metanol rebung dapat menghambat aktivitas angiostensin converting enzyme (ACE) secara in vitro (Park dan John, 2010). Liu et al (2012) menyatakan bahwa rebung memilki efek antihipertensi dan antihiperlipidemia yang sangat bagus secara in vivo. Wang dan NG (2003) menyatakan bahwa antifungal protein (dendocrin) dapat diisolasi dari rebung (Dendrocalamus latiflora Munro). Rebung memiliki efek anti-oxidant, anti-free-radical dan anti-aging yang sangat bagus, karena terdapatnya flavon dan glikosida yang dapat diekstraksi dan dibuat dalam bentuk kapsul dan tablet (Choudhury, 2012). Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, suatu sisa yang tidak mempunyai peran fisiologi (Hawkins dan Rahn, 2005). Produksi asam urat yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya pengendapan pada berbagai organ seperti sendi dan ginjal (Wulandari S. Subandi dan Munthallib, 2011). Penyebaran penyakit asam urat tidak hanya berkembang di negara-negara industri maju seperti negara-negara barat yang mempunyai standar kehidupan yang tinggi, namun juga negara-negara berkembang seperti Negara timur (Dipiro et al., 2008). Dalam sebuah riset epidemiologi yang dilakukan prevalensi asam urat meningkat pada kedua jenis kelamin, laki-laki memiliki tingkat kejadian lebih tinggi dari pada wanita. Pada kelompok usia <65 tahun, laki-laki memiliki prevalensi empat kali lebih tinggi dari wanita. Pada kelompok usia >65 tahun, laki-laki memiliki prevalensi tiga kali lebih tinggi dari wanita (Wallace KL, 2004). Penderita penyakit hiperurisemia seringkali menggunakan allopurinol sebagai obat penurun kadar asam urat. Allopurinol memiliki mekanisme kerja
  • 3. sebagai inhibitor xantin oksidase karena memiliki struktur mirip xantin yang merupakan sustrat xantin oksidase. Namun, allopurinol memiliki efek samping seperti mual, diare, hingga kulit kemerahan disertai gatal. Oleh karena itu, perlu dicari senyawa bioaktif tanaman sebagai inhibitor alami xantin oksidase untuk dijadikan alternatif pengobatan yang aman untuk dikonsumsi (Wulandari S. Subandi dan Munthallib, 2011). Flavonoid merupakan antioksidan yang sangat efektif. Flavonoid juga merupakan penghambat efektif dari beberapa enzim termasuk enzim xantin oksidase. Enzim xantin oksidase dihambat sehingga tidak terbentuk xanthine yang nantinya akan membentuk asam urat. Oleh karena itu, flavonoid memiliki potensi untuk menurunkan kadar asam urat (Sunarni,et al., 2007). Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk melihat kandungan kimia dari ekstrak bambu Schizostachyum brachycladum dengan cara analisis KLT. Ekstrak bambu Schizostachyum brachycladum juga dilihat pengaruhnya terhadap kadar asam urat mencit putih jantan. Dari penelitian ini diharapkan mendapatkan suatu data mengenai kandungan kimia serta pengaruh dosis ekstrak bambu Schizostachyum brachycladum terhadap kadar asam urat mencit putih jantan. II. METODE PENELITIAN 2.1 Alat dan Bahan 2.1.1 Alat Alat yang digunakan adalah rotary evaporator, erlenmeyer, beaker glass, timbangan digital, rak dan tabung reaksi, corong, gelas ukur, corong pisah, vial, lumpang dan stamper, krus porselen, oven, botol timbang, pinset, sonde oral, jarum oral, pisau bedah, kandang mencit, rak tabung reaksi, microtube, pipet mikro, sentrifus, vortex, spektrofotometer UV-Visible. 2.1.2 Bahan Bahan yang digunakan antara lain rebung Schizostachyum brachycladum, akuades, Na CMC, etanol, serum mencit, makanan mencit standar, reagen analisis asam urat 2.2 Prosedur Kerja 2.2.1 Pengambilan Sampel
  • 4. Sampel rebung dari Bambu Schizostachyum brachycladum diperoleh dari Nagari Ladang Laweh, Kecamatan Banuangampu, Kabupaten Agam. 2.2.2 Pembuatan Ekstraksi Sebanyak 1000 g rebung dari Bambu (Schizostachyum brachycladum) yang masih segar diiris tipis, dimasukkan kedalam botol maserasi. Sampel diekstraksi dengan metoda maserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Pelarut etanol ditambahkan sampai semua sampel terendam. Selama 6 jam pertama sampel sekali-kali diaduk, kemudian didiamkan selama 18 jam (Depkes RI, 2010). Maserat disaring dan diuapkan secara in vacuo dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental etanol. 2.2.3 Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) 2.2.3.1 Uji Alkaloid Pereaksi Dragendorf: larutan 8 g Bismuth subnitrat dalam HNO3 campur dengan 27,2 g KI yang dilarutkan dalam 5 ml akuades, diamkan sampai memisah sempurna, ambil larutan jernih dan tambahkan secukupnya sampai 100 ml. Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya bercak coklat. 2.2.3.2 Uji Triterpenoid Memberikan fluorosensi biru pada UV 366. Penampakan bercak dengan Anisaldehid asam sulfat memberikan bercak warna biru, hijau coklat, merah pada sinar tampak. 2.2.3.3 Uji Flavonoid Berfluorosensi dibawah UV 366 nm dengan pereaksi sitoborat. Pereaksi vanillin 5% dalam etanol memberikan warna biru muda pada UV 254 dan oranye keunguan pada UV 366. 2.2.3.4 Uji Saponin Warna bercak yang ditimbulkan oleh pereaksi vanillin asam sulfat, anisaldehid asam sulfat memberikan warna biru, ungu terkadang warna kuning. Pereaksi SbCl3 memberikan warna merah sampai ungu pada sinar tampak. Pada UV 366 memberikan warna merah, ungu, biru dan hijau. 2.2.4 Pembuatan Makanan Tinggi Purin Hati ayam segar 100 mg dicuci, dipotong kecil-kecil, kemudian diblender dengan penambahan air suling 25 ml, diblender hingga halus,
  • 5. kemudian saring homogenat dan dimasukkan dalam wadah. Volume homogenat hati yang diberikan ke mencit adalah 0,5 ml/20 g BB (Maulida dan Wahyu, 2011). 2.2.5 Pembuatan Suspensi Sediaan Uji Ekstrak kental etanol rebung dibuat suspensi dalam air dengan penambahan Na CMC 1% bv dalam berbagai konsentrasi. Dosis yang digunakan adalah 100 mg/kg, 50 mg/kg, 25 mg/kg. Dosis ini dihitung berdasarkan metode Thomson. Konsentrasi yang dibuat (2,5 ; 5 ; 10)% bv. Konsentrasi ini ditetapkan berdasarkan rumus: Konsentrasi (mg/dl) = 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 (𝑚𝑔/𝑘𝑔𝐵𝐵)𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔) 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑏𝑎𝑡 (𝑚𝑙) Volume administrasi obat secara oral adalah 1% dari berat badan. 2.2.6 Pengujian Pada Mencit Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit putih jantan dengan berat badan 20-30 gram sebanyak 30 ekor. Hewan percobaan dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri dari kelompok normal, plasebo, allopurinol dan tiga kelompok dosis. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit putih jantan. Sebelum digunakan, semua mencit diaklimatisasi selama 7 hari untuk membiasakan hewan berada pada lingkungan percobaan. Makanan dan minuman diberikan secukupnya. Mencit yang digunakan adalah mencit yang sehat dan tidak mengalami perubahan berat badan lebih dari 10% dan secara visual menunjukkan perilaku yang normal. Kelompok Perlakuan Plasebo Hati ayam + makanan standar Normal Makanan standar Allopurinol Hati ayam + Allupurinol 10mg/kb BB + makanan standar Dosis I Hati ayam + suspensi ektrak 25 mg + makanan standar Dosis II Hati ayam + suspensi ekstrak 50 mg + makanan
  • 6. standar Dosis III Hati ayam + suspensi ekstrak 100 mg + makanan standar Setelah 7 hari aklimatisasi, masing-masing kelompok kecuali kelompok normal diberi hati ayam 0,5 ml/20 g BB sekali sehari selama 7 hari. Kemudian kelompok plasebo diiringi dengan pemberian allopurinol 10mg/kg BB dan kelompok dosis I, II, dan III diiringi dengan pemberian ekstrak 25 mg, 50 mg, 100 mg selama 7 hari pada hari ke 8. Setelah 7 hari pemberian ekstrak dan allopurinol, maka pada hari ke- 14 darah hewan diambil dengan cara memotong pembuluh darah leher, darah ditampung dengan microtube lalu di sentrifus selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm, kemudian serumnya dipisahkan unuk ditentukan kadar asam uratnya. 2.2.7 Pengujian Pengaruh Ekstrak Terhadap Kadar Asam Urat Serum Pengukuran dilakukan dengan cara pada masing-masing microtube dimasukkan 20 μl blanko, standar, serum masing-masing hewan. Kemudian tambahkan 1 ml reagen satu, kocok hingga homogen dan biarkan selama 5 menit. Kemudian tambahkan 0,25 ml reagen dua kocok homogen dan biarkan selama 30 menit pada suhu 20-250C. Selanjutnya pengukuran kadar serum dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm. Kadar asam urat dalam serum dihitung dengan rumus : Kadar (mg/dl) = 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 × 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 (mg/dl) 2.2.8 Analisis Data Kadar asam urat yang telah didapatkan diolah secara statistikk menggunakan metode Analisis Varian (ANOVA) dua arah terhadap variasi dosis, kemudian analisis dilanutkan dengan uji Duncan (Duncan.s Multiple Range Test) untu mengetahui adanya perbedaan yang bermakna pada masing- masing kelompok perlakuan. III. HASIL
  • 7. IV. RANGKUMAN V. DAFTAR PUSTAKA Arinasa, I. B. K., & Bagus, I. (2010). Bamboo Diversity and Utilization in Balinese Rituals at Angsri Village-Bali, Indonesia. Bamboo Science & Culture: The Journal of the American Bamboo Society, 23(1), 29-37. Berlian, N., & Rahayu, E. (1995). Jenis dan Prospek Bisnis Bambu. Penebar swadaya. Jakarta. Bystriakova, N., Kapos, V., Lysenko, I., & Stapleton, C. M. A. (2003). Distribution and conservation status of forest bamboo biodiversity in the Asia-Pacific Region. Biodiversity & Conservation, 12(9), 1833-1841. Choudhury, D., Sahu, J. K., & Sharma, G. D. (2012). Value addition to bamboo shoots: a review. Journal of food science and technology, 49(4), 407-414. Dipiro Jt, Wells Bg, Schwinghammer Tl, Hamilton CW. (2008). Pharmacotherapy Handbook Seven Edition. International Edition. McGraw-Hill Education: New York. Djamal, Rusdi. (2008). Prinsip-prinsip Dasar Isolasi dan Identifikasi. Padang: Universitas Baiturrahmah Francis H. McCrudden. (2000). Uric Acid, Penerjemah Suseno Akbar. Salemba Gandjar, I. B dan Rohman, Abdul. (2007). Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Goyal, A. K., & Brahma, B. K. (2014). Antioxidant and nutraceutical potential of bamboo: an overview. Int J Fund Appl Sci, 3(1), 2-10. Goyal, A. K., Kar, P., & Sen, A. (2013). Advancement of bamboo taxonomy in the era of molecular biology: a review. Biology of useful plants and microbes, Narosa publication house, New Delhi, 197-208. Hawkins, D. W., & Rahn, D. W. (2005). Gout and hyperuricemia.Pharmacotherapy, A pathophysiological Approach, McGraw-Hill. Hawkins, D.W & D. W. Rhan. (1997). Pharmacoteraphy A Phatophysiologic Approach, 3 th Ed. Stampfor: Appleton and Lange. Hingmadi, Denianus. (2012). Keanekaragaman Ciri Morfologi Jenis-jenis Bambu (Bambusa sp.) di kelurahan Teunbaun Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas PGRI NTT Indonesia, D. K. R. (2000). Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat.Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
  • 8. Indonesia, F., & Edisi, I. V. (1995). Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Johnstone, A. (2005). Gout-the disease and non-drug treatment. HOSPITAL PHARMACIST-LONDON-, 12(10), 391. Katzung, B. G. (2010). Farmakalogi dasar & klinik, edisi 10. Jakarta: EGC. Katzung. (2012). Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika. Komariah, A. (2015). Pengaruh Senam ergonomis Terhadap Kadar Asam Urat Pada Lansia dengan Gout di Pos Binaan Terpadu Kelurahan Pisangan Ciputat Timur. Skripsi Jurusan Ilmu Keperawatan UIN Syarifudin Hidayatullah Liu, Lianliang., Lingyi Liu, Baiyi Lu, Daozong Xia dan Ying Zhang. (2012) Evaluation of Antihypertensive and Antihyperlipidemic Effects of Bamboo Shoot Angiostensin Converting Enzyme Inhibitory Petide in Vivo. Agricultural and Food Chemistry, 2012, 60, 11351-11358 Lu, B., Xia, D., Huang, W., Wu, X., Zhang, Y., & Yao, Y. (2010). Hypolipidemic effect of bamboo shoot oil (P. pubescens) in Sprague–Dawley rats. Journal of food science, 75(6), H205-H211. Moors, K. (2011). 2. For a good (readable) introduction to all of this, see Peter C. Fusaro.s Energy Risk Management: Hedging Strategies and Instruments for the International Energy Markets (New York: McGraw-Hill, 1998), and his edited The Professional Risk Manager.s Guide to the Energy Market (New York: McGraw-Hill, 2008). 3. All of the “Greeks” comprise what amounts to a set of risk variables used. Murray, K. R and D. Granner. (1999). Biokimia Harper, Ed. 24, Alih Bahasa Oleh Andry Hartono. Jakarta: EGC. Nordahlia, A. S., Anwar, U. M. K., Hamdan, H., Latif, M. A., & Mahanim, S. M. A. (2011). Anatomical, physical and strength properties of Shizostachyum brachycladum (Buluh lemang). Journal of Bamboo and Rattan, 10(4), 111- 122. Park, E. J., & Jhon, D. Y. (2009). Effects of bamboo shoot consumption on lipid profiles and bowel function in healthy young women. Nutrition, 25(7), 723- 728. Park, E. J., & Jhon, D. Y. (2010). The antioxidant, angiotensin converting enzyme inhibition activity, and phenolic compounds of bamboo shoot extracts.LWT- Food Science and Technology, 43(4), 655-659. Price, S.A and Lorraine M. W. (2006). Patofisiologi volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Puri, H. S. (2003). Rasayana: ayurvedic herbs for longevity and rejuvenation. Crc press.
  • 9. Sarangthem, K., & Singh, T. N. (2003). Microbial bioconversion of metabolites from fermented succulent bamboo shoots into phytosterols. CURRENT SCIENCE-BANGALORE-, 84(12), 1544-1546. Sari, Rani Permata. (2015). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Scurrula ferruginea (Jack Danser Terhadap Kadar Asam Urat Serum Mencit Putih Jantan. Skripsi Fakultas Farmasi UNAND. Seethalakshmi, K. K., & Kumar, M. M. (1998). Bamboo of India. Peechi: Bamboo Information Centre-India, KFRI, 342. Shamley, D. (Ed.). (2005). Pathophysiology: an essential text for the allied health professions. Butterworth-Heinemann. Speicher, C. E., & Smith Jr, J. W. (1994). Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif: Choosing Effective Laboratory Tests. EGC. Stryer, Lubert. (2000). Biokimia Ed IV vol 2. Jakarta : EGC. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Sukandar, E. Y., Retnosari, A., Josep, I. S., I Ketut, A., A. Adji, P. S., Kusnandar. (2008). Iso Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI. Sunarni, T., Pramono, S., & Asmah, R. (2007). Flavonoid antioksidan penangkap radikal dari daun kepel (Stelechocarpus burahol (Bl.)) Hook f. & Th.Majalah Farmasi Indonesia, 18(3), 111-116. Susiarti, S., & Soediito, H. (1995). The Role of Schizostachyum brachycladum Kurz in the. ENV" ONMENT, 91. Sustrani, Lanny. (2004). Asam Urat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Vedder, T. (2007). Cara Pengobatan Penyakit Gout. Jakarta: Tedifia. Voet, D and G. V. Judith. (1994). Biochemistry, 2nd Ed. New York: John Wiley and Sons. Inc. Voigt, R. (1994). Buku pelajaran teknologi farmasi. Diterjemahkan oleh Soendani Noerono Soewandhi, Ga d jah Mada University Press, Yogyakarta,135, 570-571. Wallace, K. L., Riedel, A. A., Joseph-Ridge, N., & Wortmann, R. (2004). Increasing prevalence of gout and hyperuricemia over 10 years among older adults in a managed care population. The Journal of rheumatology, 31(8), 1582-1587. Wang, H. X., & Ng, T. B. (2003). Dendrocin, a distinctive antifungal protein from bamboo shoots. Biochemical and biophysical research communications,307(3), 750-755.
  • 10. Widjaya, E.A. (2004). Keanekaragaman Bambu di Pulau Sumba. Puslitbang Biologi. Bogor: LIPI Dewi, R. E. K. (2008). Evaluasi Koleksi Pada Perpustakaan Pusat Penelitian Biologi-Lipi Dalam Menunjang Kebutuhan Informasi Bagi Peneliti: Kajian Analisis Sitiran Pada Karya Penelitian Bidang Botani. Wulandari, S. (2013). Inhibisi Xantin Oksidase oleh Ekstrak Etanol Kulit Melinjo (Gnetum gnemon) Relatif Terhadap Allopurinol. SKRIPSI Jurusan Kimia- Fakultas MIPA UM. Yani, A. P. (2012). Keanekaragaman dan Populasi Bambu di Desa Talang Pauh Bengkulu Tengah. EXACTA, 10(1), 61-70.