1. Makalah ini membahas tentang hubungan antara falsifikasi dan verifikasi dalam epistemologi filsafat ilmu. Epistemologi adalah teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat ilmu pengetahuan.
2. Falsifikasi berkaitan dengan penyangkalan terhadap teori, sedangkan verifikasi berkaitan dengan pembuktian kebenaran teori secara empiris. Keduanya saling berhubungan karena falsifikasi membutuhkan kesalahan pada teori, sed
2. Kata Pengantar
Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmatnya, taufiknya,
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan waktu yang tidak lebih
dan tidak kurang. Seperti yang kita semua tahu bahwa di dunia ini memiliki ilmu pengetahuan yang luas,
akan tetapi sebuah ilmu tidak akan mampu untuk mempertanyakan asumsi, kebenaran, metode, dan
juga keabsahannya, maka dari itu ilmu perlu adanya filsafat yang dimana filsafat dengan metodenya
mampu mempertanyakan keabsahan dan kebenaran sebuah ilmu.
Makalah yang berjudul “ Hubungan Falsifikasi dan Verifikasi dalam Epistemologi Filsafat Ilmu” ini kami
buat berdasarkan penugasan yang ada, yang dimana tugas makalah ini kami buat untuk memberikan
ringkasan yang bertema epistemologi keilmuan dengan sub bab falsifikasionisme, konfirmasi/verifikasi,
holisme. Mudah-mudahan makalah yang telah kami buat ini, dapat membantu, lebih-lebih dapat
menambah wawasan bagi pembaca. Kami juga menyadari bahwasannya masih banyak kekurangan-
kekurangan yang terdapat dalam makalah yang telah kami buat.
Oleh sebab itu, kami mohon kritik beserta sarannya. Karena kritik dan saran tersebut tentunya akan
berguna bagi kami dikedepannya dalam kesempurnaan makalah ini. Kami juga berterimakasih kepada
Bapak Dosen mata kuliah filsafat yang telah banyak membantu dalam pembuatan makalah ini. Atas
perhatian dan waktunya, kami ucapkan banyak terimakasih.
3. Pendahuluan
Latar Belakang
Filsafat berdasarkan etimologinya berasal dari bahasa Yunani philosophia yang dapat
diartikan philos yaitu cinta, sedangkan shopia merupakan kebijaksanaan. Dalam filsafat
sendiri memiliki banyak kajian di dalamnya, salah satu contoh kajian filsafat yaitu
epistemologi keilmuan. Yang paling menduduki posisi yang paling vital adalah epistemology.
Karena epistemologi sebagai konsep kerangka berfikir yang lingkup pengakajianya lebih
menyeluruh, sebuah keilmuan tidak akan bisa menjadi keilmuan mandiri tanpa konsep
epistemology. Keilmuan pendidikan merupakan ilmu yang juga penting dalam kehidupan
manusia, lebih penting lagi untuk memahami epistemology pendidikan supaya pendidikan
tidak hanya sebatas ceremonial kegiatan didalam kelas.
Oleh karena itu, pada epistemologi perlu adanya pemahaman yang dapat dibentuk dari teori
yang ada maupun pada hipotesa yang ada. Kajian filsafat yang kami ambil yaitu epistemologi
dengan sub bab falsifikasionisme, konfirmasi / verifikasi, holisme. Dengan demikian judul
makalah yang kami buat yaitu Hubungan Falsifikasi dan Verifikasi dalam Epistemologi Filsafat
Ilmu, tentunya makalah ini akan membahas tentang keterkaitan antara falsifikasi dengan
verifikasi, selain itu makalah ini akan membahas juga tentang apa itu falsifikasi,
falsifikasionisme, holisme, holistik, verifikasi, dll.
4. Rumusan Masalah
Dalam penulisan sebuah makalah tentunya terdapat sebuah permasalahan yang akan
muncul didalamnya, hal-hal yang terkait dengan permasalahan ketika ingin menyusun
atau menulis sebuah makalah tentunya memiliki tujuan didalamnya. Berikut merupakan
rumusan masalah yang ada didalam makalah kami, agar nantinya isi dari makalah tidak
menyebar kemana-mana. Antara lain :
1. Apa definisi epistemologi dalam filsafat ilmu ?
2. Apa yang dimaksud dengan falsifikasi, falsifikasionisme, holisme, holistik, dan
verifikasi/konfirmasi ?
3. Mengapa terjadi keterkaitan antara falsifikasi dengan verifikasi ?
Tujuan
1. Dapat mengetahui secara umum maupun dari pendapat ahli
2. Lebih memahami tentang apa itu paham kebenaran maupun kepalsuan dari
teori/hipotesa yang ada
3. Tahu dan paham mengenai keterkaitan pada falsifikasi dan juga verifikasi
5. Definisi Epistemologi dalam Filsafat Ilmu
Secara Bahasa
Mendengar kata epistemologi, yang terlintas di pikiran kita adalah sebuah kata yang
dimana secara etimologi atau secara linguistik / bahasa bisa diartikan dengan kata
yang berasal dari bahasa Yunani yaitu Episteme dengan arti kata pengetahuan dan
logos dengan arti kata teori, uraian, ataupun alasan.
Menurut Abdul Munir Mulkhan
definisi epistemologi dalam filsafat ilmu yaitu segala macam bentuk aktivitas dan
pemikiran manusia yang selalu mempertanyakan dari mana asal muasal ilmu
pengetahuan itu diperoleh.
6. Apa itu Falsifikasionisme, Verifikasi,
Holisme?
Definisi atau arti kata falsifikasionisme berawal dari kata falsifikasi berasal
dari bahasa latin, yakni falsus (palsu, tidak benar) dan facere (membuat).
Falsifikasi merupakan sebuah penyangkalan terhadap suatu teori yang ada.
Sedangkan untuk makna isme, menurut kamus adalah suatu paham atau
aliran. Jadi dari pengertian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
falsifikasionalisme adalah suatu faham atau metodologi yang ditempuh untuk
membuktikan suatu kebenaran dengan prinsip falsifiabilitas (sebuah
pernyataan yang dapat dibuktikan melalui kesalahan yang ada pada
pernyataan tersebut).
7. • Verifikasi dalam epistemologi dikatakan sebagai kebalikan atau lawan dari
falsifikasi. Verifikasi adalah suatu teori filsafat logis yang menyatakan bahwa
pengetahuan yang menyatakan jika sumber pengetahuan berasal dari sebuah
pengalaman dan kemudian diuji dengan metode verifikasi dan dibuktikan
kebenarannya secara emporis. Terlihat bahwasannya metode verifikasi ini
mengandung kebenaran, verifikatif bahwa ilmu mengandung kebenaran-kebenaran
yang terbuka untuk diperiksa atau diuji (diverifikasi) guna dapat dinyatakan sah
(valid) dan disampaikan kepada orang lain. Kemungkinan diperiksa kebenaran
(verifikasi) dimaksud lah yang menjadi ciri pokok ilmu yang terakhir.
• Secara bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata holisme didefinisikan
sebagai cara pendekatan terhadap suatu masalah atau gejala, dengan memandang
gejala atau masalah itu sebagai suatu kesatuan yang utuh. Sedangkan dalam
definisi yang disebutkan oleh Jan Smuts sebagai berikut, kata ‘holisme’ pertama
kali diperkenalkan pada tahun 1926 oleh Jan Smuts, seorang negarawan dari Afrika
Selatan, dalam bukunya yang berjudul Holism and Evolution. Asal kata ‘holisme’
diambil dari bahasa Yunani, holos, yang berarti semua atau keseluruhan.
8. Keterkaitan antara falsifikasi dengan
verifikasi
Hubungan antara falsifikasi dengan verifikasi merupakan kondisi dimana suatu
metode filsafat yang definisinya memiliki tolak belakang yang kuat.
Dari pengertian keduanya kita dapat menemukan bahwa adanya keterkaitan dalam
kondisi yang bertolakbelakang ini, dimana bahwasannya falsifikasi membutuhkan
kesalahan dalam suatu teori sedangkan dalam verifikasi membutuhkan kebenaran
yang bisa dibuktikan secara empiris. Jadi ketika sebuah teori atau hipotesa yang
ada, dan didalamnya masih bisa ditemukan sebuah kesalahan ataupun dapat
disangkal maka hipotesa atau teori tersebut termasuk kedalam kategori metode
falsifikasi dan tentu saja berlaku untuk sebaliknya.
9. Kesimpulan
1. Definisi epistemologi secara garis besarnya merupakan teori pengetahuan yang
berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian,
dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pertanyaan mengenai
pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia, etimologinya berasal dari bahasa
Yunani yaitu Episteme dengan arti kata pengetahuan dan logos dengan arti kata
teori.
2. Falsifikasionisme merupakan suatu faham atau metodologi yang ditempuh untuk
membuktikan suatu kebenaran dengan prinsip falsifiabilitas. Holisme yaitu suatu
pemikiran yang menyatakan dimana pada sistem alam semesta, baik yang bersifat
fisik, kimiawi, hayati, sosial, ekonomi, mental-psikis, dan kebahasaan, serta
segala kelengkapannya harus dipandang sebagai sesuatu yang utuh atau kompleks.
Verifikasi merupakan teori filsafat logis yang menyatakan bahwa pengetahuan
yang menyatakan jika sumber pengetahuan berasal dari sebuah pengalaman dan
kemudian diuji dengan metode verifikasi dan dibuktikan kebenarannya secara
empiris.
10. 3. Dari pengertian keduanya kita dapat menemukan bahwa adanya keterkaitan
dalam kondisi yang bertolakbelakang ini, dimana bahwasannya falsifikasi
membutuhkan kesalahan dalam suatu teori sedangkan dalam verifikasi
membutuhkan kebenaran yang bisa dibuktikan secara emporis. Jadi ketika sebuah
teori atau hipotesa yang ada, dan didalamnya masih bisa ditemukan sebuah
kesalahan ataupun dapat disangkal maka hipotesa atau teori tersebut termasuk
kedalam kategori metode falsifikasi dan tentu saja berlaku untuk sebaliknya.
11. Saran dan Kritik
Pembuatan isi makalah ini masih jauh dalam kata sempurna, maka dari itu kami
mohon. Jika para pembaca mempunyai kritik ataupun saran dalam isi maupun
penulisan didalam makalah ini kami harap para pembaca mampu memberikan
kritik/saran tersebut kepada kami, guna meningkatkan kemampuan kami dalam
menyempurnakan penulisan beserta isi didalamnya.