SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
MAKALAH
Falsifikasionisme, konfirmasi/verifikasi, holisme
Dosen: Dr. Made Pramono,M.Hum
Penyusun: Rizky Bachiar Yusuf (17060484059)
JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu filsafat merupakan pondasi dari segala macam ilmu, hampir semua macam ilmu menggunakan filsafat sebagai dasarnya, namun
dalam konteks filsafatnya berbeda-beda tergantung jenis ilmu yang digunakan.Dalam ilmu hukum, filsafat yang digunakan adalah filsafat yang
membahas tentang hukum. Filsafat pada dasarnya adalah ilmu berfikir, berfikir untuk menentukan benar atau salah, atau berfikir untuk membuktikan
suatu teori yang didapat dari pengalaman dan melakukan pengujian dengan cara empiris sehingga dapat hasilnya yaitu benar atau salah. Seperti contoh
ada yang mengatakan api itu panas, kemudian teori itu dibuktikan secara empiris yaitu dengan menyentuh api atau menggunakan alat pengukur panas.
Apabila hasil dari percobaan ini mengatakan bahwa api mengandung panas maka teori di atas bisa dibenarkan.Proses mengumpulkan teori dari berbagai
buah fikir bisa disebut sebagai abstraksi, sedangkan proses menentukan benar dan salah disebut verifikasi dan falsifikasi.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Abstraksi?
2. Apa yang dimaksud dengan Verifikasi?
3. Apa yang dimaksud dengan Falsifikasi?
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Abstraksi
2. Mengetahui pengertian Verifikasi
3. Mengetahui pengertian Falsifikasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Abstraksi
Abstraksi menggunakan akar kata abstrak yang artinya adalah tidak berwujud, tidak berbentuk atau sesuatu yang universal. Kemudian ditambah “si”
yang berarti metode untuk mendapatkan kepastian hukum[2]. Dalam bahasa Inggris disebut abitraction. Kata ini berasal dari bahasa Latin abstractio.Abstractio dapat
disejajarkan dengan kata Yunani abstrahere. Kata abstrahere terbentuk dari dua kata ab, yang berarti "dari" dan trahere berarti "menarik". Abstrak secara harfiah berarti
."terlepas dari", "ditarik dari".
Secara harfiah abstraksi berarti memisahkan suatu bagian dari suatu keseluruhan. Misalnya saja “manusia” adalah sosok abstrak kemudian bagian dari
manusia itu terdiri dari laki-laki dan perempuan. Maka dapat dipastikan hukumnya bahwa laki-laki itu adalah manusia dan perempuan itu manusia. Contoh lain seperti
pendidikan agama islam (PAI) terdiri dari beberapa bagian yaitu; ilmu fiqh, ilmu Quran hadis, akhlak, bahasa arab, sejarah kebudayaan islam. Maka hukumnya adalah
orang yang belajar ilmu fiqh sama dengan belajar ilmu pendidikan islam.
Secara umum, Abstraksi merupakan sebuah proses yang ditempuh pikiran untuk sampai pada konsep yang bersifat universal. Proses ini berangkat dari
pengetahuan mengenai obyek individual yang bersifat spasiotemporal (ruang dan waktu). Pikiran melepaskan sifat individual dari obyek dan membentuk konsep
universal.
Pada pengertian khusus, abstraksi adalah Sesuatu yang dilihat tidak mengacu kepada obyek atau peristiwa khusus. Abstraksi menyajikan secara simbolis
atau secara konseptual serta secara imajinatif sesuatu yang tidak dialami secara langsung atau konkret. Hasil akhir dari proses abstraksi. Dengan proses itu kualitas, atau
relasi atau ciri dari suatu keseluruhan dipisahkan sebagai ide dari keseluruhan itu.
Dalam logika tradisional: proses menghasilkan konsep universal dari obyek partikular. Misalnya konsep "manusia" diangkat dari pria dan wanita yang
merupakan obyek partikular. Aspek atau bentuk kognisi yang secara mental menyendirikan ciri-ciri obyek itu dari yang lain. Baik proses maupun hasil dari penyendirian
tersebut disebut abstraksi.
B. Abstraksi dalam filsafat
Dalam filsatat Aristotelian dan Skolastik abstraksi adalah proses yang memungkinkan ide-ide universal dijadikan milik pikiran. Pikiran menerima sebuah
data inderawi atau fantasma dan menarik keluar bentuknya (forma) yang dengan demikian, menyediakan sesuatu yang universal bagi penggunaan intelektual.
Aristoteles mengolah pengertian abstraksi dalam filsafat, kemudian pengertian itu diolah lagi oleh Boethius menjadi tiga macam abstraksi yang diterima oleh para
pemikir Abad Pertengahan. Tiga abstraksi itu ialah a) abstraksi fisik, yakni melepaskan ciri individual, tetapi bukan dari kemungkinan dapat diinderai; b) abstraksi
matematik, yakni abstraksi yang melepaskan sifat dapat diinderai dari obyek, tetapi tidak melepaskan segi kerentangan (ekstensi yang dapat diukur); c) abstraksi
metafisik, yakni abstraksi yang melepaskan semuanya termasuk unsur kerentangan untuk sampai kepada yang-ada sebagai yang-ada.
Bagi Locke, seorang empiris, abstraksi terjadi dengan menarik keluar apa yang umum bagi sekelompok hal individual, atas dasar perbandingan antara
kesamaan dan perbedaan. Dalam logika dan matematika kontemporer, abstraksi merupakan nama untuk operasi variabel yang menghasilkan sebuah fungsi.
C. Jenis abstraksi
1. Abstraksi total
Ini merupakan abstraksi yang universal dari yang partikular. Misalnya, abstraksi konsep universal "manusia" dari manusia khusus. Disebut total karena hasilnya selalu
merupakan suatu keseluruhan, yakni suatu gabungan atau campuran yang terjadi karena suatu subyek dan suatu "bentuk". Misalnyaseluruh mahasiswa STAI jurusan
Syari’ah memiliki kualitas dan kapabilitas dalam ilmu pendidikan hukum islam. Secara logika, mahasiswa jurusan syariah mampu memahami hukum islam dapat
dibenarkan karena mereka mempelajari tentang pendidikan hukum islam, namun jika dibuktikan secara empiris yaitu di uji masing-masing mahasiswa dengan
permasalahan dalam hukum islam, tentu tidak semua bisa mengetahui dan mampu menjawab. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa mahasiswa syariah paham dengan
hukum islam dapat dibenarkan secara logika namun belum tentu benar secara empiris. Cara menentukan hukum benar atau salah dengan cara memisah partikular secara
logika dan empiris.
2. Abstraksi formal
Abstraksi formal. Ini merupakan abstraksi "bentuk" dari subyek. Misalnya, abstraksi "kemanusiaan" dari manusia-manusia konkret atau gerak dari benda-benda yang
bergerak. Contoh lain seperti “kesiswaan” yang terdiri dari siswa-siswi, dan “kemahasiswaan” yang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi.
D. Pengertian Verifikasi
Verifikasi adalah teori filsafat logis yang mengatakan bahwa sumber pengetahuan itu berasal dari pengalaman yang kemudian diuji dengan metode
verifikasi yang dibuktikan kebenarannya secara empiris. Apabila pernyataan tersebut dapat diverifikasi maka pernyataan tersebut bermakna (ilmiah), dan
apabila pernyataan itu tidak dapat diverifikasi maka pernyataan itu tidak bermakna (non ilmiah) seperti estetika[3], etika[4], agama, metafisika[5]. Tujuannya
untuk menemukan teori-teori, generalisasi dan hukum.
Adapun prinsip verifikasi itu merupakan pengandaian untuk melengkapi suatu kriteria, sehingga melalui kriteria tersebut dapat ditentukan apakah
suatu kalimat mengandung makna atau tidak. Melalui prinsip ini tidak hanya kalimat yang teruji secara empirik saja yang dapat di analisis Prinsip verifikasi
ini menyatakan bahwa suatu proporsi adalah bermakna jika ia dapat diuji dengan pengalaman dan dapat diverifikasi dengan pengamatan. Perlu diingat bahwa,
menurut positivisme logis hanya pengamatan indrawi itulah yang relevan, pengalaman adalah satu-satunya sumber dasar pengetahuan dan dalam analisa logis
dapat dilakukan dengan bantuan simbol-simbol logika dengan menggunakan metode untuk pemecahkan masalah melalui metode verifikasi yaitu bila terdapat
sesuatu yang tidak dapat diverifikasi secara empirik maka hasilnya adalah sia-sia. Verifikasi data dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengola, dan
menganaslisis data untuk menguji hipotesis. Apabila hipotesis telah diuji melalui fakta-fata empiris maka jawaban mencapai tingkat definitif, dan kebenaran
ilmiahnya dapat dipertanggung jawabkan manakala telah melalui prosedur yang benar.
Dalam kerangka pemikiran semacam itu, filsafat ilmu pengetahuan mereka pandang semata-mata sebagi logika ilmu (The Logic of Science),yang ada
dalam konteks logika ilmu hanyalah pengujian dan pembenaran (contexs of justification) ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Mereka tidak peduli
bagaimana ilmu pengetahuan tertentu itu muncul dan berkembang. Mereka hanya merasa berkepentingan dengan pengujian susunan logis pernyataan-
pernyataan ilmiah yang digunakan. Akibatnya, filsafat ilmu, dalam hal ini yang dimaksud logika ilmu-kian jauh dari kenyataan ilmu pengetahuan yang terjadi
sebenarnya, karena terlalu sibuk dengan apa yang seharusnya terjadi dalam ilmu pengetahuan.
E. Implikasi Prinsip Verifikasi Bagi Filsafat
Metafisika Ayer dan juga kaum Positivisme[6] Logik pada umumnya secara tegas menolak metafisika. Alasan-alasan yang dikemukakanya itu sekaligus
menampakkan konsekuensi-konsekuensi tugas filsafat menurut kacamata Positifme Logik. Di sini kita dapat melihat kelihaian Ayer dalam menggabungkan pandangan
yang bertitik tolak dari penggunaan bahasa sehari-hari, dengan pandangan Atomisme Logik yang di dasarkan pada kerangka bahasa logika. Kendatipun tampak
kecenderungan yang lebih kuat dalam pemikiran Ayer itu untuk menerapkan teknik-teknik analisis bahasa dari Atomisme Logik, namun analisis bahasa sehari-hari
seperti dalam pandangan Moore digunakan dengan maksud untuk mencegah sejumlah pandangan metafisik.
Fungsi filsafat dalam pandangan Ayer itu bersifat kritik. Kritik-kritik yang dilancarkan oleh filsafat itu memang berguna untuk mengantar kita kearah
pintu gerbang ilmiah, namun itu bukan berarti filsafat merupakan suatu jenis “Super Sciences” (ilmu pengetahuan tertinggi). Sebab tugas filsafat bukanlah menetapkan
praandaian-praandaian bagi ilmu pengetahuan. Filsafat tidak mengandung tugas positif seperti yang di miliki ilmu-ilmu pengetahuan empirik.
F. Pengertian Falsifikasi
Baik secara morfologis maupun semantik, perlu diuraikan bagaimana kata falsifikasi. Falsifikasi secara otomatis terkandung pada falsibilitas. Kata falsify
itu sendiri adalah kata kerja jadian yang terbentuk dari kata sifat false yang berarti salah dan ditambahkan kepadanya akhiran ify yang berarti menyebabkan 'menjadi'.
Adapun falsification adalah bentuk kata benda dari kata kerja falsify. Dengan demikian jelaslah bahwa kata sifat false diubah menjadi kata kerja dengan menambahkan
akhiran ify sehingga menjadi falsify dan dibendakan dengan menambahkan akhiran action sehingga ia berubah menjadi falsification yang diIndonesiakan menjadi
falsifikasi yang berarti 'hal pembuktian salah'.
Falsifikasi adalah suatu paham atau pemikiran yang berpendapat bahwa setiap teori yang dikemukakan manusia tidak akan seluruhnya sesuai dengan
hasil observasi atau percobaan. Dengan kata lain menurut pandangan falsifikasionisme, ilmu dipandang sebagai satu set hipotesa yang bersifat tentatif untuk
menggambarkan atau menghitung tingkah laku suatu aspek dunia atau universe. Jadi bagi mereka tidak ada suatu ilmu yang dibuat manusia bisa seratus persen sama
apabila dikonfrontasi dengan hasil pengamatan dari kenyataan yang ada.
Dalam hal ini, akan dikemukakan bagaimana seorang memperoleh pengetahuan dan selanjutnya pengetahauan tersebut dapat diputuskan ilmiah atau
tidak ilmiah, atau bagian dari true science atau bagian dari pseudoscinces. Menurut Popper, manusia dalam memperoleh pengetahuan berdasarkan rasio yang ia miliki.
Pandangan ini sesuai dengan pandangan kaum rasionalis yang mengakui bahwa ada prinsip-prinsip dasar dunia tertentu yang diakui benar oleh manusia. Prinsip-prinsip
pertama ini bersumber dalam budi manusia dan tidak dijabarkan pengalaman, bahkan apa yang dialami dalam pengalaman emprisis bergantung pada prinsip-prinsip ini.
Contoh sederhana dari falsifikasi adalah seluruh mahasiswa STAI Darussalam jurusan Tarbiyah mampu menjadi guru. Teori atau pendapat ini bisa benar
dan bisa juga salah, cara mengetahuinya adalah dengan menguji para mahasiswa untuk menjadi guru, misalnya dengan latihan membuat RPP, silabus, model
pembelajaran, dll. Jika mereka mampu menyelesaikan latihan dengan baik maka pendapat di atas bisa dibenarkan, atau sebaliknya jika mereka tidak mampu
menyelesaikan latihan maka teori atau pendapat di atas tidak bisa dibenarkan. Inilah yang disebut dengan falsifikasi yaitu antara teori dan kenyataan tidak sama.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Abstraksi adalah sesuatu yang tidak berwujud
2. Abstraksi dalam hukum adalah untuk mendapatkan kepastian hukum
3. Abstraksi dalam filsafat adalah ide-ide yang lahir di alam fikiran kemudian direalisasikan ke alam nyata
4. Abstraksi menurut logika adalah operasi variabel yang menghasilkan fungsi
5. Verifikasi adalah proses pembenaran teori melalui uji coba
6. Verifikasi lahir atas dasar bahwa ilmu pengetahuan harus masuk akal tidak mengada-ngada.
7. Falsifikasi berpaham bahwa teori tidak selalu benar dengan kenyataan
8. Ekspektasi tidak sesuai dengn realita termasuk dari falsifikasi
DAFTAR PUSTAKA
C. Verhaak dan R. Hariyono Imam, filsafat Ilmu Pengetahuan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1989)
K. Bertens, Filsafat Barat Kontemporer; Inggris-Jerman, (Jakarta: Gramedia, 2002) Karl Popper, Conjectures and Refutations; The Growth of Scientific Knowledge
(London: Routledge and Kegan Paul, 1969)
http://ahsinelroland.blogspot.com/2012/05/verifikasi-latar-belakang-post.html
http://grelovejogja.wordpress.com/2008/12/11/pemikiran-epistemologis-karl-raimund-popper/
http://ahsinelroland.blogspot.com/2012/05/verifikasi-latar-belakang-post.html

More Related Content

What's hot

Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisikaErna Mariana
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanwindarti aja
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmusayid bukhari
 
Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatwindarti aja
 
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuecaishak
 
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_sKelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_sAtikatulLatifah
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologiM fazrul
 
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)ELce PurWandarie
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umumAyah Abeeb
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologiriskaramadhanti
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMas Yono
 
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan OntologiPower Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan OntologiArief S
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologiIbnu Fajar
 

What's hot (20)

Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisika
 
Definisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat IlmuDefinisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat Ilmu
 
MATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
MATERI 1 - Pengantar Filsafat IlmuMATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
MATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuan
 
Ciri-ciri Sains
Ciri-ciri SainsCiri-ciri Sains
Ciri-ciri Sains
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
 
Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafat
 
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
 
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_sKelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmu
 
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan OntologiPower Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologi
 

Similar to Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme

Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahIska Nangin
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanAnnisa Fauzia
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Fandi Fandi
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Ninik Charmila
 
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalYossytaAryanto
 
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiRangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiNabilahMaharani1
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruAli Murfi
 
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdfimamdaulay
 
ilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalm
ilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalmilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalm
ilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalmJoyoBoyo3
 

Similar to Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme (20)

Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
 
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
 
Dasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitianDasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitian
 
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiRangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
 
Ilmu
IlmuIlmu
Ilmu
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
 
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
P
PP
P
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
4 epistemologi
4 epistemologi4 epistemologi
4 epistemologi
 
ilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalm
ilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalmilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalm
ilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalm
 

Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme

  • 1. MAKALAH Falsifikasionisme, konfirmasi/verifikasi, holisme Dosen: Dr. Made Pramono,M.Hum Penyusun: Rizky Bachiar Yusuf (17060484059) JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ilmu filsafat merupakan pondasi dari segala macam ilmu, hampir semua macam ilmu menggunakan filsafat sebagai dasarnya, namun dalam konteks filsafatnya berbeda-beda tergantung jenis ilmu yang digunakan.Dalam ilmu hukum, filsafat yang digunakan adalah filsafat yang membahas tentang hukum. Filsafat pada dasarnya adalah ilmu berfikir, berfikir untuk menentukan benar atau salah, atau berfikir untuk membuktikan suatu teori yang didapat dari pengalaman dan melakukan pengujian dengan cara empiris sehingga dapat hasilnya yaitu benar atau salah. Seperti contoh ada yang mengatakan api itu panas, kemudian teori itu dibuktikan secara empiris yaitu dengan menyentuh api atau menggunakan alat pengukur panas. Apabila hasil dari percobaan ini mengatakan bahwa api mengandung panas maka teori di atas bisa dibenarkan.Proses mengumpulkan teori dari berbagai buah fikir bisa disebut sebagai abstraksi, sedangkan proses menentukan benar dan salah disebut verifikasi dan falsifikasi. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Abstraksi? 2. Apa yang dimaksud dengan Verifikasi? 3. Apa yang dimaksud dengan Falsifikasi? Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengertian Abstraksi 2. Mengetahui pengertian Verifikasi 3. Mengetahui pengertian Falsifikasi
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Abstraksi Abstraksi menggunakan akar kata abstrak yang artinya adalah tidak berwujud, tidak berbentuk atau sesuatu yang universal. Kemudian ditambah “si” yang berarti metode untuk mendapatkan kepastian hukum[2]. Dalam bahasa Inggris disebut abitraction. Kata ini berasal dari bahasa Latin abstractio.Abstractio dapat disejajarkan dengan kata Yunani abstrahere. Kata abstrahere terbentuk dari dua kata ab, yang berarti "dari" dan trahere berarti "menarik". Abstrak secara harfiah berarti ."terlepas dari", "ditarik dari". Secara harfiah abstraksi berarti memisahkan suatu bagian dari suatu keseluruhan. Misalnya saja “manusia” adalah sosok abstrak kemudian bagian dari manusia itu terdiri dari laki-laki dan perempuan. Maka dapat dipastikan hukumnya bahwa laki-laki itu adalah manusia dan perempuan itu manusia. Contoh lain seperti pendidikan agama islam (PAI) terdiri dari beberapa bagian yaitu; ilmu fiqh, ilmu Quran hadis, akhlak, bahasa arab, sejarah kebudayaan islam. Maka hukumnya adalah orang yang belajar ilmu fiqh sama dengan belajar ilmu pendidikan islam. Secara umum, Abstraksi merupakan sebuah proses yang ditempuh pikiran untuk sampai pada konsep yang bersifat universal. Proses ini berangkat dari pengetahuan mengenai obyek individual yang bersifat spasiotemporal (ruang dan waktu). Pikiran melepaskan sifat individual dari obyek dan membentuk konsep universal. Pada pengertian khusus, abstraksi adalah Sesuatu yang dilihat tidak mengacu kepada obyek atau peristiwa khusus. Abstraksi menyajikan secara simbolis atau secara konseptual serta secara imajinatif sesuatu yang tidak dialami secara langsung atau konkret. Hasil akhir dari proses abstraksi. Dengan proses itu kualitas, atau relasi atau ciri dari suatu keseluruhan dipisahkan sebagai ide dari keseluruhan itu. Dalam logika tradisional: proses menghasilkan konsep universal dari obyek partikular. Misalnya konsep "manusia" diangkat dari pria dan wanita yang merupakan obyek partikular. Aspek atau bentuk kognisi yang secara mental menyendirikan ciri-ciri obyek itu dari yang lain. Baik proses maupun hasil dari penyendirian tersebut disebut abstraksi.
  • 4. B. Abstraksi dalam filsafat Dalam filsatat Aristotelian dan Skolastik abstraksi adalah proses yang memungkinkan ide-ide universal dijadikan milik pikiran. Pikiran menerima sebuah data inderawi atau fantasma dan menarik keluar bentuknya (forma) yang dengan demikian, menyediakan sesuatu yang universal bagi penggunaan intelektual. Aristoteles mengolah pengertian abstraksi dalam filsafat, kemudian pengertian itu diolah lagi oleh Boethius menjadi tiga macam abstraksi yang diterima oleh para pemikir Abad Pertengahan. Tiga abstraksi itu ialah a) abstraksi fisik, yakni melepaskan ciri individual, tetapi bukan dari kemungkinan dapat diinderai; b) abstraksi matematik, yakni abstraksi yang melepaskan sifat dapat diinderai dari obyek, tetapi tidak melepaskan segi kerentangan (ekstensi yang dapat diukur); c) abstraksi metafisik, yakni abstraksi yang melepaskan semuanya termasuk unsur kerentangan untuk sampai kepada yang-ada sebagai yang-ada. Bagi Locke, seorang empiris, abstraksi terjadi dengan menarik keluar apa yang umum bagi sekelompok hal individual, atas dasar perbandingan antara kesamaan dan perbedaan. Dalam logika dan matematika kontemporer, abstraksi merupakan nama untuk operasi variabel yang menghasilkan sebuah fungsi. C. Jenis abstraksi 1. Abstraksi total Ini merupakan abstraksi yang universal dari yang partikular. Misalnya, abstraksi konsep universal "manusia" dari manusia khusus. Disebut total karena hasilnya selalu merupakan suatu keseluruhan, yakni suatu gabungan atau campuran yang terjadi karena suatu subyek dan suatu "bentuk". Misalnyaseluruh mahasiswa STAI jurusan Syari’ah memiliki kualitas dan kapabilitas dalam ilmu pendidikan hukum islam. Secara logika, mahasiswa jurusan syariah mampu memahami hukum islam dapat dibenarkan karena mereka mempelajari tentang pendidikan hukum islam, namun jika dibuktikan secara empiris yaitu di uji masing-masing mahasiswa dengan permasalahan dalam hukum islam, tentu tidak semua bisa mengetahui dan mampu menjawab. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa mahasiswa syariah paham dengan hukum islam dapat dibenarkan secara logika namun belum tentu benar secara empiris. Cara menentukan hukum benar atau salah dengan cara memisah partikular secara logika dan empiris. 2. Abstraksi formal Abstraksi formal. Ini merupakan abstraksi "bentuk" dari subyek. Misalnya, abstraksi "kemanusiaan" dari manusia-manusia konkret atau gerak dari benda-benda yang bergerak. Contoh lain seperti “kesiswaan” yang terdiri dari siswa-siswi, dan “kemahasiswaan” yang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi.
  • 5. D. Pengertian Verifikasi Verifikasi adalah teori filsafat logis yang mengatakan bahwa sumber pengetahuan itu berasal dari pengalaman yang kemudian diuji dengan metode verifikasi yang dibuktikan kebenarannya secara empiris. Apabila pernyataan tersebut dapat diverifikasi maka pernyataan tersebut bermakna (ilmiah), dan apabila pernyataan itu tidak dapat diverifikasi maka pernyataan itu tidak bermakna (non ilmiah) seperti estetika[3], etika[4], agama, metafisika[5]. Tujuannya untuk menemukan teori-teori, generalisasi dan hukum. Adapun prinsip verifikasi itu merupakan pengandaian untuk melengkapi suatu kriteria, sehingga melalui kriteria tersebut dapat ditentukan apakah suatu kalimat mengandung makna atau tidak. Melalui prinsip ini tidak hanya kalimat yang teruji secara empirik saja yang dapat di analisis Prinsip verifikasi ini menyatakan bahwa suatu proporsi adalah bermakna jika ia dapat diuji dengan pengalaman dan dapat diverifikasi dengan pengamatan. Perlu diingat bahwa, menurut positivisme logis hanya pengamatan indrawi itulah yang relevan, pengalaman adalah satu-satunya sumber dasar pengetahuan dan dalam analisa logis dapat dilakukan dengan bantuan simbol-simbol logika dengan menggunakan metode untuk pemecahkan masalah melalui metode verifikasi yaitu bila terdapat sesuatu yang tidak dapat diverifikasi secara empirik maka hasilnya adalah sia-sia. Verifikasi data dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengola, dan menganaslisis data untuk menguji hipotesis. Apabila hipotesis telah diuji melalui fakta-fata empiris maka jawaban mencapai tingkat definitif, dan kebenaran ilmiahnya dapat dipertanggung jawabkan manakala telah melalui prosedur yang benar. Dalam kerangka pemikiran semacam itu, filsafat ilmu pengetahuan mereka pandang semata-mata sebagi logika ilmu (The Logic of Science),yang ada dalam konteks logika ilmu hanyalah pengujian dan pembenaran (contexs of justification) ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Mereka tidak peduli bagaimana ilmu pengetahuan tertentu itu muncul dan berkembang. Mereka hanya merasa berkepentingan dengan pengujian susunan logis pernyataan- pernyataan ilmiah yang digunakan. Akibatnya, filsafat ilmu, dalam hal ini yang dimaksud logika ilmu-kian jauh dari kenyataan ilmu pengetahuan yang terjadi sebenarnya, karena terlalu sibuk dengan apa yang seharusnya terjadi dalam ilmu pengetahuan.
  • 6. E. Implikasi Prinsip Verifikasi Bagi Filsafat Metafisika Ayer dan juga kaum Positivisme[6] Logik pada umumnya secara tegas menolak metafisika. Alasan-alasan yang dikemukakanya itu sekaligus menampakkan konsekuensi-konsekuensi tugas filsafat menurut kacamata Positifme Logik. Di sini kita dapat melihat kelihaian Ayer dalam menggabungkan pandangan yang bertitik tolak dari penggunaan bahasa sehari-hari, dengan pandangan Atomisme Logik yang di dasarkan pada kerangka bahasa logika. Kendatipun tampak kecenderungan yang lebih kuat dalam pemikiran Ayer itu untuk menerapkan teknik-teknik analisis bahasa dari Atomisme Logik, namun analisis bahasa sehari-hari seperti dalam pandangan Moore digunakan dengan maksud untuk mencegah sejumlah pandangan metafisik. Fungsi filsafat dalam pandangan Ayer itu bersifat kritik. Kritik-kritik yang dilancarkan oleh filsafat itu memang berguna untuk mengantar kita kearah pintu gerbang ilmiah, namun itu bukan berarti filsafat merupakan suatu jenis “Super Sciences” (ilmu pengetahuan tertinggi). Sebab tugas filsafat bukanlah menetapkan praandaian-praandaian bagi ilmu pengetahuan. Filsafat tidak mengandung tugas positif seperti yang di miliki ilmu-ilmu pengetahuan empirik.
  • 7. F. Pengertian Falsifikasi Baik secara morfologis maupun semantik, perlu diuraikan bagaimana kata falsifikasi. Falsifikasi secara otomatis terkandung pada falsibilitas. Kata falsify itu sendiri adalah kata kerja jadian yang terbentuk dari kata sifat false yang berarti salah dan ditambahkan kepadanya akhiran ify yang berarti menyebabkan 'menjadi'. Adapun falsification adalah bentuk kata benda dari kata kerja falsify. Dengan demikian jelaslah bahwa kata sifat false diubah menjadi kata kerja dengan menambahkan akhiran ify sehingga menjadi falsify dan dibendakan dengan menambahkan akhiran action sehingga ia berubah menjadi falsification yang diIndonesiakan menjadi falsifikasi yang berarti 'hal pembuktian salah'. Falsifikasi adalah suatu paham atau pemikiran yang berpendapat bahwa setiap teori yang dikemukakan manusia tidak akan seluruhnya sesuai dengan hasil observasi atau percobaan. Dengan kata lain menurut pandangan falsifikasionisme, ilmu dipandang sebagai satu set hipotesa yang bersifat tentatif untuk menggambarkan atau menghitung tingkah laku suatu aspek dunia atau universe. Jadi bagi mereka tidak ada suatu ilmu yang dibuat manusia bisa seratus persen sama apabila dikonfrontasi dengan hasil pengamatan dari kenyataan yang ada. Dalam hal ini, akan dikemukakan bagaimana seorang memperoleh pengetahuan dan selanjutnya pengetahauan tersebut dapat diputuskan ilmiah atau tidak ilmiah, atau bagian dari true science atau bagian dari pseudoscinces. Menurut Popper, manusia dalam memperoleh pengetahuan berdasarkan rasio yang ia miliki. Pandangan ini sesuai dengan pandangan kaum rasionalis yang mengakui bahwa ada prinsip-prinsip dasar dunia tertentu yang diakui benar oleh manusia. Prinsip-prinsip pertama ini bersumber dalam budi manusia dan tidak dijabarkan pengalaman, bahkan apa yang dialami dalam pengalaman emprisis bergantung pada prinsip-prinsip ini. Contoh sederhana dari falsifikasi adalah seluruh mahasiswa STAI Darussalam jurusan Tarbiyah mampu menjadi guru. Teori atau pendapat ini bisa benar dan bisa juga salah, cara mengetahuinya adalah dengan menguji para mahasiswa untuk menjadi guru, misalnya dengan latihan membuat RPP, silabus, model pembelajaran, dll. Jika mereka mampu menyelesaikan latihan dengan baik maka pendapat di atas bisa dibenarkan, atau sebaliknya jika mereka tidak mampu menyelesaikan latihan maka teori atau pendapat di atas tidak bisa dibenarkan. Inilah yang disebut dengan falsifikasi yaitu antara teori dan kenyataan tidak sama.
  • 8. BAB III PENUTUP Kesimpulan 1. Abstraksi adalah sesuatu yang tidak berwujud 2. Abstraksi dalam hukum adalah untuk mendapatkan kepastian hukum 3. Abstraksi dalam filsafat adalah ide-ide yang lahir di alam fikiran kemudian direalisasikan ke alam nyata 4. Abstraksi menurut logika adalah operasi variabel yang menghasilkan fungsi 5. Verifikasi adalah proses pembenaran teori melalui uji coba 6. Verifikasi lahir atas dasar bahwa ilmu pengetahuan harus masuk akal tidak mengada-ngada. 7. Falsifikasi berpaham bahwa teori tidak selalu benar dengan kenyataan 8. Ekspektasi tidak sesuai dengn realita termasuk dari falsifikasi DAFTAR PUSTAKA C. Verhaak dan R. Hariyono Imam, filsafat Ilmu Pengetahuan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1989) K. Bertens, Filsafat Barat Kontemporer; Inggris-Jerman, (Jakarta: Gramedia, 2002) Karl Popper, Conjectures and Refutations; The Growth of Scientific Knowledge (London: Routledge and Kegan Paul, 1969) http://ahsinelroland.blogspot.com/2012/05/verifikasi-latar-belakang-post.html http://grelovejogja.wordpress.com/2008/12/11/pemikiran-epistemologis-karl-raimund-popper/ http://ahsinelroland.blogspot.com/2012/05/verifikasi-latar-belakang-post.html