SlideShare a Scribd company logo
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu :
DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 9
1. 1211900272 Ivang Ananta
2. 1211900276 Wisnu Jati Jaya K
3. 1211900281 Novani Azis Dandi F
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Filsafat kebenaran
Kelompok 9
1. 1211900272 Ivang Ananta
2. 1211900276 Wisnu Jati J.K
3. 1211900281 Novani Azis Dandi F
Filsafat kebenaran
Menurut penulis, yang benar adalah pengetahuan akal
itu disebut ilmu yang kemudian untuk membahasnva
disebut logika pengetahuan budi itu disebut moral
yang kemudian untuk membahasnya disebut etika,
pengetahuan indrawi itu disebut seni yang untuk
membahasnya disebut estetika. Sedangkan
pengetahuan kepercayaan itu disebut agama, tetapi
dalam hal ini tidak boleh otoritatif karena agama
tidak memaksa, agama harus diterima secara logika,
etika dan estetika dan agama itu hanyalah Islam yang
terbukti kebenarannya,keinclahannya dan
kebaikannya.
Proporsi suatu pernyataan yang
benar
Mengetahui apa yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan tidak sama
dengan mengetahui apakah pernyataan itu benar ataukah tidak.
Bahkan mereka yang mengatakan bahwa makna sama dengan
keadaan yang dapat diverifikasi, akan bersepakat demikianlah harapan
saya bahwa mengetahui syarat- syarat untuk menetapkan suatu
pemyataan dapat diverifikasi tidaklah sama dengan mengetahui
bahwa syarat-syarat itu sudah dipenuhi.
Ukuran kebenaran
Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah
sebenarnya yang diberikan kepada kita oleh metode-metode untuk
memperoleh pengetahuan. Jika apa yang dapat kita ketahui ialah ide-
ide kita, maka pengetahuan hanya dapat terdiri dari ide-ide yang
dihubungkan secara tepat; dan kebenaran merupakan keadaan-saling-
berhubungan (coherence) di antara ide-ide tersebut atau keadaan
saling berhubungan di antara proposisi-proposisi. Jika sebaliknya, kita
dengan suatu cara tertentu mengetahui kenyataan, maka
pengetahuan atau ide-ide yang benar terdiri dari - seperti yang
dikatakan oleh Spinoza - kejumbuhan antara ide dengan ideatum-nya,
atau selanjutnya kesesuaian (correspodence) antara ide-ide dengan
apa yang diwakilinya.
Teori PernyataanBenar atauTidak
1. Coherence Theory
2. Corespodensy theory
3. EmpericalTheory
4. Pragmatis.
Teori PernyataanBenar atauTidak
 Paham Koherensi (Coherence Theory)
Pandangan ini dudukung oleh Pythagoras, Parmenides,
Spinoza, dan Hegel.Teori ini dianut oleh kaum rasionalis.
Kebenaran tidak lagi ditemukan dalam kesesuaian dengan
kenyataan, melainkan dalam relasi antara proposisi baru
dengan proposisi lama atau yang sudah ada. Maka suatu
pengetahuan atau proposisi dianggap benar kalau sejalan
dengan pengetahuan atau proposisi sebelumnya.
Matematika dan ilmu pasti sangat cocok dengan teori
kebenaran ini. Misalnya, Semua manusia mati; Sokrates
adalah manusia; Maka Sokrates pasti mati. Penekanan
pada pengetahuan apriorirasional dan deduktif. Di sini
pengenal dan subyek lebih dipentingkan daripada obyek.
Teori PernyataanBenar atauTidak
 Teory Kebenaran Korespodensi
(CorrespondenceTheory)
Kebenaran korespondensi adalah kebenaran
yang sesuai antara pernyataan dengan fakta di
lapangan. Misalnya bila dinyatakan Sengkon dan
Karta bersalah, lalu dihukum lima tahen maka
Sengkon dan Karta harus benar-benar
melakukan kejahatan itu, bukan sekedar
membuktikan dengan berbagai berita acara.
Apabila Sengkon dan Karta tidak melakukan
maka secara kebenaran korespondensi itu tidak
benar.
Teori PernyataanBenar atauTidak
 Paham Empiris (Emperical Theory)
Definisi-definisi tentang kebenaran paham-paham empiris
mendasarkan diri pada pelbagai segi pengalaman, dan biasanya
menunjuk kepada pengalaman inderawi dari orang seorang.
Semua paham tersebut dalam arti tertentu memandang
proposisi bersifat meramalkan (predictiue) atau hipotetis, dan
memandang kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya ramalan-
ramalan.Yang demikian ini menyebabkan kebenaran menjadi
pengertian yang bersifat subjektif serta nisbi.
Kebenaran menjadi bersifat dinamis serta tidak pasti, dan
bukannya bersifat mutlak serta statis. Istilah-istilah ini jangan
dianggap bersifat menghormati atau merendahkan, melainkan
sekadar menunjukkan ciri-ciri khas pengertian kebenaran.
Teori PernyataanBenar atauTidak
 Teory Pragmatisme
Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu
konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah apabila
kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih
kemungkinannya hanya dua dan saling bertolak belakang.
Misalnya, semua yang teratur ada yang mengatur, dalam hal ini
kita tidak membicarakan yang tidak teratur. Dengan adanya
yang mengatur peredaran darah dalam tubuh maka tubuh
manusia terjadi sendiri tanpa ada yang mengatur hal itu adalah
salah, tetapi seharusnya ada yang mengatur yaitu Tuhan, karena
hanya ada dua kemungkinan yaitu ada yang mengatur dan
tidak ada yang mengatur, apabila diterima salah satu maka yang
lain dicoret karena bertolak belakang.
ALLAH LAHYANG MAHA
BENAR
Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah AllahYang
Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnya
para pedzikir senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala
Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian
penemuan itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan
Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu
tidaklah bebas nilai, karena antara logika
dan etika harus berdialektika, jadi bukan hanya karena
penggabungan ilmu dan agama yang dalam
pembicaraan kita sehari-hari biasanya disebut dengan Imtaq
(Iman danTaqwa).
Penalaran
Kelompok 9
1. 1211900272 IVANG ANANTA
2. 1211900276 WISNU JATI J.K
3. 1211900281 NOVANI AZIS D.F
Penalaran
Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses
berpikir yang berusaha
menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-
evidensi yang diketahui menuju kepada
suatu kesimpulan. Bila kita bandingkan argumentasi
dengan sebuah bangunan, maka fakta,
evidensi, dan sebagainya dapat disamakan dengan batu
bata, batu kali, semen, dsb., sedangkan
proses penalaran itu sendiri dapat disamakan dengan
bagan atau arsitektur untuk membangun
gedung tersebut. Penalaran merupakan sebuah proses
berpikir untuk mencapai suatu
kesimpulan yang logis.
Proporsi
Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak
semua kalimat adalah proposisi. Hanya
kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi,
karena hanya kalimat semacam itulah
yang dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya.
Kalimat-kalimat tanya, perintah, harapan,
dan keinginan (desideratif) tidak pernah mengandung
proposisi.Apa yang dapat dibuktikan dari
kalimat seperti: "Siapa yang mengambil buku itu?",
"Pergilah dari sini secepatnya!", atau
"Mudah-mudahan kamu selalu bahagia seumur
hidupmu!"
Infersi & implikasi
Kata inferensi berasal dari kata Latin inferre yang berarti menarik kesimpulan. Kata implikasi juga berasal dari bahasa
Latin, yaitu dari kata implicare yang berarti melibat atau merangkum. Dalam logika, juga dalam bidang ilmiah lainnya,
kata inferensi adalah kesimpulan
yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada. Sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu
dianggap ada karena sudah
dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis
harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (= implikasi), dan
kesimpulan yang masuk akal berdasarkan
implikasi (= inferensi). Untuk menjelaskan kedua pengertian di atas, dapat dikemukakan contoh berikut. Bila seorang
ibu mendengar tetesan air dalam kamar mandi, maka is menarik kesimpulan bahwa kerannya bocor atau kerannya
kurang cermat ditutup. Untuk menetapkan kesimpulan mana
yang mempunyai kemungkinan yang paling tinggi, harus dipertimbangkan dua faktor: bagaimana kebiasaan penghuni
rumah mempergunakan keran, serta berapa lama usia paking keran itu. Jika si Adi mempunyai kebiasaan membiarkan
keran terbuka, maka ibu dapat mengambil kesimpulan (dalam hal ini inferensi) bahwa: "Adi tidak menutup keran dengan
cermat".Tetapi jika keran itu tidak dapat ditutup secara normal, sedangkan di pihak lain pakingnya sudah lama diganti,
maka dapat ditarik inferensi: "Pakingnya sudah aus, sebab itu perlu diganti".
Wujud Evidiensi
Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan
argumentatif adalah evidensi. Pada
hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang
ada, semua kesaksian, semua informasi, atau
autoritas, dan sebagainya yang dihubung-
hubungkan untuk membuktikan suatu
kebenaran.
Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak
boleh dicampur-adukkan dengan apa yang
dikenal sebagai pernyataan atau penegasan.
Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi.Yang
dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu
sumber tertentu.Biasanya semua bahan informasi berupa statistik,dan keterangan-keterangan
yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada .seseorang,semuanya dimasukkan
dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan).Pada dasarnya
semua data dan informasi harus diyakini dan diandalkan kebenarannya.Untuk itu penulis atau
pembicara harus mengadakan pengujian atas data dan informasi tersebut,apakah semua
bahan keterangan itu merupakan fakta.
FILSAFAT MANUSIA
HAKEKAT MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT ILMU
Kelompok 9 :
1. Ivang Ananta (1211900272)
2. Wisnu jati Jaya K (1211900276)
3. Novani Azis Dandi F (1211900281)
PENGERTIAN FILSAFAT MANUSIA
Filsafat manusia adalah cabang filsafat khusus yang secara
spesifik mempelajari hakekat/esensi manusia. Filsafat adalah
metode pemikiran yang membahas tentang sifat dasar dan
hakikat kebenaran yang ada di dunia ini. Filsafat manusia
adalah bagian filsafat yang membahas apa arti manusia
sendiri secara mendetail.
KEDUDUKAN FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
 Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti
pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filfafat.
 Berdasarkan atas dasar hasil-hasil kenyataan itu, maka filsafat
memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu
mengenai sesuatu yang terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti
kedudukan dalam hubungannyadengan yang lain. Kita juga
mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal, rasa,
dan kehendak. Dengan akal filsafat memberikan pedoman hidup
untuk berpikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan
kehendak, maka filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan
mengenai baik dan buruk.
PERBEDAAN FILSAFAT MANUSIA DAN ILMUTENTANG
MANUSIA (PSIKOLOGI & ANTROPOLOGI
IlmuTentang Manusia Filsafat Manusia
Bersifat positifistik menggunakan metodologi
ilu alam, observasional dan eksperimental
yang terbatasa tampak secara empiris
Bersifat metafisis menggunakan metode ilmu
kemanusiaan, sintetis, reflektif, intensif, dan kritis
yang merupakan gejala seperti filsafat manusia.
Oleh karena itu tidak dapat menjawab
pertanyaan yang mendasar tentang manusia
Oleh karena itu dapat menjawab pertanyaan yang
berdasar tentang manusia
Metode lebih fragmentaris yaitu menyelidiki
hanya bagian tertentu dari manusia, contohnya
: psikologis manusia sebagai organisme.
Antropologi dan sosiologi pada gejala budaya
dan pranata sosial.
Metode sintetis dan reflektif (ektensif) atau
menyeluruh, intensif (mendalam) dan kritis,
contoh: filsafat manusia menekankan kesatuan
dua aspek/lebih dalam satu visi.
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT MANUSIA
MANFAAT
 Secara praktis
siapa sesungguhnya manusia? Hal ini membutuhkan pemahaman
manusia secara menyeluruh, sehingga memudahkan mengambil
keputusan-keputusan praktis/menjalankan aktivitas hidup sehari-hari.
 Secara teoritis
Pemahaman manusia secara yang esensial sehingga kits dapat meninjau
secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di balik teori-teori
antropologi dan psikologi dan ilmu-ilmu tentang manusia.
 Manfaat lain:
Mencari menemukan jawaban tentang siapakah sesunguhnya manusia
itu, masalah-masalah terkait manusia sangat kompleks sehingga
persoalan tentang manusia tidak habis untuk dibicarakan.
Essensi manusia pada prinsipnya adalah sebuah misteri.
Ciri — Ciri Filsafat Manusia
Ciri-ciri filsafat manusia secara umum dianataranya :
1. Ekstensif: dapat kita saksikan dari luasnya jangkauan atau
menyeluruhnya objek kajian yang di geluti oleh filsafat.
2. Intensif (mendasar): filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak
menggali inti hakikat (esensi), akar, atau struktur dasar, yang
melandasi segenap kenyataan.
3. Kritis: karena tujuan filsafat manusia pada taraf akhir tidak lain
adalah untuk memahami din sendiri maka hal apa saja yang secara
langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pemahaman
din manusia, tidak luput dari kritik filsafat.
Esensi Manusia
Di dalam filsafat manusia terdapat beberapa aliran.Tiap-tiap aliran memiliki pandangan
tentang hakikat atau esensi manusia yang berbeda-beda.Dan sekian banyak aliran,
terdapat dua aliran tertua dan terbesar, yaitu materialisme dan idealisme.Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
1. Materialisme
Materialisme adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan,
termasuk esensi manusia bersifat material atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik atau
material adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (res extansa),
dan bersifat objektif. Karena menempati ruang dan waktu serta bersifat objektif, maka ia
bisa diukur,dikuantifikasikan (dihitung),dan diobservasi.
2. Idealisme
Kebalikan dari materialisme adalah idealisme.Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah
bersifat spiritual (oleh sebab itu, aliran ini sering disebut juga spiritualisme).Para idealis
percaya bahwa ada kekuatan atau kenyataan spiritual dibelakang setiap penampakan atau
kejadian.
Filsafat Etika & Moral
Kelompok 9 :
1. Ivang Ananta (1211900272)
2. Wisnu jati Jaya K (1211900276)
3. Novani Azis Dandi F (1211900281)
Hakikat etika
 Pengertian etika (etimologi) berasal dari bahasaYunani,
yaitu "ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat
kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa
Latin, yaitu "mos" dan dalam bentuk jamaknya "mores,"
yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk.
Hakikat Moral
 Pengertian moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam
bahasa Latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya tata cara
atau adat istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila.
Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian
moral yang dari segi substantif materielnya tidak ada per-
bedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda
Tiga kemampuan besar manusia menurut Erlina
 Pertama, kemampuan kognitif, yakni kemampuan untuk mengetahui
dalam arti kata yang lebih dalam berupa mengerti, memahami,
menghayati, dan mengingat apa yang diketahui itu. Landasan kognitif
yaitu rasio atau akal dan kemampuan ini bersifat netral.
 Kedua, kemampuan afektif, yakni kemampuan untuk merasakan
tentang apa yang diketahuinya, yaitu rasa cinta dan rasa indah. Bila
kemampuan kognitif bersifat netral, maka kemampuan afektif tidak
bersifat netral lagi. Rasa cinta dan rasa indah, keduanya merupakan
kontinum yang berujung pada sifat poller. Landasan afeksi yaitu rasa
atau kalbu atau disebut juga hati nurani
 Ketiga, kemampuan konatif, yaitu kemampuan untuk mencapai apa
yang dirasakan itu. Konasi antara lain kemauan, keinginan, hasrat,
yakni daya dorong untuk mencapai atau menjauhi segala apa yang
didiktekan oleh rasa.
ASPEK DAN SIFAT MORAL DALAM ILMU
PENGETAHUAN
1. MoralitasVersus Legalitas dalam Ilmu Pengetahuan
Menurut Immanuel Kant dalam Tjahjadi (1991), filsafatYunani dibagi menjadi
tiga bagian, ya' itu fisika, etika, dan logika. Logika bersifat apriori, maksudnya
tidak membutuhkan pengalaman empiris. Logika sibuk dengan pemahaman dan
rasio itu sendiri, dengan hukum pemikiran universal. Fisika, di samping memiliki
unsur apriori juga memiliki unsur empiris atau aposteriori, sebab sibuk dengan
hukum alam yang berlaku bagi alam sebagai objek pengalaman. Demikian pula
halnya dengan etika, di samping memiliki unsur apriori juga memiliki unsur
empiris, sebab sibuk dengan hukum tindakan manusia yang dapat diketahui dari
pengalaman.
 Moralitas ObjektivistikVersus Relativistik dalam Ilmu
Pengetahuan
Sejarah ide dunia Barat dimulai sejak zamanYunani Kuno sekitar
abad ke-5 SM, dengan ahli pikirnya yang sangat terkenal, yaitu
Socrates, Plato, dan Aristoteles. Ketiga pemikir terbesar Abad
Klasik ini berpandangan bahwa prinsip moral itu bersifat
objektivistik, naturalistik, dan rasional. Maksudnya, meskipun
bersifat objektif sebagaimana yang telah dikemukakan, akan tetapi
moral itu merupakan bagian dari kehidupan duniawi (natural) dan
dapat dipahami melalui proses penalaran atau penggunaan akal
budi (rasional).
 Sifat Moral dalam Perspektif ObjektivistikVersus
Relativistik
Prinsip moral yang bersifat objektivistik-universal yang dimaksud-
kan yaitu prinsip moral secara objektif dapat diterima oleh siapa
pun, di mana pun, dan kapan pun juga. Sebagai contoh, sifat atau
sikap kejujuran, kemanusiaan, kemerdekaan, tanggung jawab,
keikhlasan, ketulusan, persaudaraari, dan keadilan.Adapun prinsip
moral yang bersifat relativistikkontekstual sifatnya "tergantung
atau sesuai dengan konteks," misalnya tergantung pada konteks
kebudayaan atau kultur, sehingga bersifat kultural. Demikian
seterusnya, sifat relativistik-kontekstual itu pengertiannya bisa
berarti nasional, komunal, tradisional, situasional, kondisional,
multikultural, atau bahkan individual.
HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEMANUSIAAN
Menurut Jhon G. Kemeny dalamThe Liang Gie (2005)
mengatakan, ilmu adalah seluruh pengetahuan yang dihimpun
dengan perantara metode ilmiah (all knowledge collected by means
of the scientific method).
Sejatinya ilmu pengetahuan yaitu mengarahkan kecerdasan
menuju kebahagiaan dunia dan akhirat tanpa mengharapkan
keuntungan materi, melakukan pengkajian tak kenal lelah dan
terperinci tentang alam semesta untuk menemukan kebenaran
mutlak yang mendasarinya, dan mengikuti metode yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu, maka ketiadaan hal-hal ini
memiliki anti bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat memenuhi
harapan kita.
ETIKA DAN MORAL DALAM ILMU
PENGETAHUAN
Etika moral harus mengikat para pihak, baik ilmuwan, pemakai atau
pengguna, maupun produsen atau pihak dunia industri yang meng-
hasilkan produk ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sangat penting,
karena ilmu pengetahuan dan teknologi hams maslahat bagi kehidupan
manusia, bukan justru untuk kemudaratan dan memusnahkan budaya,
peradaban, dan kehidupan manusia.
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua
kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral. Etika berkaitan erat dengan pelbagai masalah-masalah
nilai karena etika pada pokoknya membicarakan masalah-masalah
predikat nilai "susila" dan "tidak susila" "baik" dan "buruk". Kualitas-
kualitas ini dinamakan kebajikan yang dilawankan dengan kejahatan yang
berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya
dikatakan orang yang tidak susila. Sesungguhnya etika lebih banyak
bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam
hubungannya dengan tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986).
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Topik 12 :
Panacasila sebagai filsafat bangsa indonesia
Kelompok 9 :
1. Ivang Ananta (1211900272)
2. Wisnu jati Jaya K (1211900276)
3. Novani Azis Dandi F (1211900281)
Latar Belakang
 Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan
filsafat masyarakat budaya bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat
merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku
dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu,
filsafat berfungsi dalam menentukan pandangan hidup suatu
masyarakat dalam menghadapi suatu masalah, hakikat dan
sifat hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika
dan tata krama pergaulan dalam ruang dan waktu, serta
hakikat hubungan manusia dengan manusia lainnya
 Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat
seperti bangsa-bangsa lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita
kenal dengan nama Pancasila yang terdiri dari lima sila.
Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia.
Pengertian Filsafat Dan Dasar Filsafat
Pancasila
 Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasaYunani,
yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari kata philo,
philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta /
mencintai dan sophia yang berarti kebijakan,
kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara
harfiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan
atau kebenaran yang hakiki.
 Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu
filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti
produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat
sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup.
Dasar yang Menjadikan Pancasila sebagai
Filsafat Bangsa Indonesia
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki
hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan
disamakan artinya dengan metafisika.
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal,
syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori.
Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki
a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
c. Sosio politik yang berwujud ideologi.
PANCASILA SEBAGI FILSAFAT
 Arti Pancasila sebagai Filsafat
Berkat perjuangan yang gigihdariseluruh rakyat Indonesia pada
zaman penjajahan Jepang dibentuk suatu badan yang diberi nama BPUPKI.
Badan ini diresmikan tanggal 28 Mei 1945 oleh pemerintah Jepang.Tanggal
29 Mei 1945 Mr. MuhammadYamin mengutarakan prinsip dasar negara yang
sekaligus sesudah berpidato menyerahkan teks pidatonya beserta rancangan
undang-undang dasar.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato membahas dasar
negara. Dan pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan undang-undang dasar
yang diberi nama Undang-Undang Dasar 1945.Sekaligus dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar sila-sila Pancasila ditetapkan. Jadi, Pancasila sebagai
filsafat bangsa Indonesia ditetapkan bersamaan dengan ditetapkannya
Undang-Undang Dasar 1945, dan menjadi ideologi bangsa Indonesia.
Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak
bagi seluruh tumpah darah Indonesia.Tidak ada tempat bagi warga negara
Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai
filsafat bangsa Indonesia.
Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila
Sebagai Sistem Filsafat
 Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-
masing silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang
menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita
luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia
dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh
dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari
keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat
tentang kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang
asasi tentang manusia. Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila
bersifat universal. Berdasarkan hal tersebut, dapat diperoleh unsur
inti yang tetap dari Pancasila, yang tidak mengalami perubahan
dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum
dan universal ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya
sama dan mutlak bagi seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah dan
sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara Republik
Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya
dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan
kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi berarti
mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut
kuat atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.
Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan
nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.
2. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar
negara (filsafat negara) RI.
3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa
dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa
lain (Cina, India,Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila
adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
4. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya;
filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan
kepustakaan secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari
khasanah dan filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.
 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta akan
kebijakan. Sedangkan Pancasila sebagai sistem
filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian
yang saling berhubungan, saling bekerjasama
antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk
tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh yang
mempunyai beberapa inti sila, nilai dan
landasan yang mendasar.
SARANA BERFIKIR ILMIAH DAN FILSAFAT
SEBAGAI BERFIKIR ILMIAH
Kelompok 9 :
1. Ivang Ananta (1211900272)
2. Wisnu jati Jaya K (1211900276)
3. Novani Azis Dandi F (1211900281)
Definisi sarana berfikir ilmiah
 Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan
pengetahuan.
 Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan
induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di
dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari
pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat
khusus; sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di
dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana
berpikir ilmiah adalah
Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu,
melainkan kumpulan pengetahuan yang
didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
 Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik. Untuk dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka
diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa,
matematika, dan statistika.
Sarana Berpikir Ilmiah
 Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh
proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan
Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang
yang membentuk makna. Sedangkan dalam KBBI(Kamus Besar Bahasa
Indonesia) bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan bunyi,
lambang, sistematika, komunikasi, dan alat.
Bahasa memiliki tujuh ciri sebagai berikut :Sistematis, yang berarti bahasa
mempunyai pola atau aturan.Arbitrer (manasuka).Artinya, kata sebagai
simbol berhubungan secara tidak logis dengan apa yang disimbolkannya.
Ucapan/vokal.Bahasa berupa bunyi.Bahasa itu simbol.Kata sebagai simbol
mengacu pada objeknya.Bahasa, selain mengacu pada suatu objek, juga
mengacu pada dirinya sendiri.Artinya, bahasa dapat dipakai untuk
menganalisis bahasa itu sendiri.Manusiawi, yakni bahasa hanya dimiliki oleh
manusia.Bahasa itu komunikasi.Fungsi terpenting dari bahasa adalah
menjadi alatkomunikasi dan interaksi.
• Matematika
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu
dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten.
Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan
suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk
suatu studi ataupun pemecahan masalah.Pentingnya matematika tidak lepas
dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan
Peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah adalah dapat diperoleh
kemampuan-kemampuan meliputi :
Menggunakan algoritma, Melakukan manipulasi secara matematika,
Mengorganisasikan data, memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya.
Mengenal dan menemukan pola. Menarik kesimpulan, Membuat kalimat atau
model matematika, Membuat interpretasi bangun geometri, Memahami
pengukuran dan satuanya, Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam
matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
• Statistika
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.Konsep
statistikasering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam
suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik
kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian
dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara
kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang
pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin
besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut
dan sebaliknya.
• Logika
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematik, valid dan
dapatdipertanggungjawabkan. Dalam arti luas logika adalah sebuah
metode dan prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas
antara penalaran yang benar dengan penalaran yang salah.Karena itu,
berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir.
Berpikir membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang sesuai.
DEFINISI HAKIKAT SARANA BERFIKIR ILMIAH
◦ Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris.
Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas
secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal
budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan
mengembangkan.
◦ Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita
tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir
ilmiah yang baik. Mempunyai metode tersendiri yang
berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan
pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah
adalah membantu proses metode ilmiah.
 Sumber-sumber pengetahuan manusia
dikelompokkan atas:
 Pengalaman.
 Otoritas .
 Cara berfikir deduktif.
 Cara berfikir induktif .
 Berfikir ilmiah (pendekatan ilmiah).
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir
ilmiah adalah :
 Sarana berfikir ilmiah bukanlah ilmu melainkan kumpulan
pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmu.
 Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara
baik.
 Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah
memiliki perbedaan dalam dua faktor mendasar
yaitu:
 Sumber pengetahuan
Berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio
dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi
dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan
manusia.
 Ukuran kebenaran
Berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan
analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah
(intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan
pada keyakinan semata
PERAN BAHASA DALAM SARANA BERFIKIR ILMIAH
 Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam
seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun
Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai
serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
diterangkan bahwa bahasa ialah sistem lambang bunyi yang
arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan pada
bunyi, lambang, sistematika, komunikasi.
Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan
yaitu :
• Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk
menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya.
Bahasa alamiah dibagi menjadi dua yaitu: bahasa isyarat dan bahasa
biasa.
• Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk
maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian
yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial atau bahasa simbolik.
Perbedaan bahasa alamiah dan bahasa buatan adalah sebagai
berikut:
• Bahasa alamiah antara kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh,
atas dasar kebiasaan sehari-hari, karena bahasanya secara spontan,
bersifat kebiasaan, intuitif (bisikan hati) dan pernyataan langsung.
• Bahasa buatan antara istilah dan konsep merupakan satu kesatuan
bersifat relatif, atas dasar pemikiran akal karena bahasanya
berdasarkan pemikiran, sekehendak hati, diskursif (logika, luas arti) dan
pernyataan tidak langsung.
PERAN MATEMATIKA DALAM BERFIKIR ILMIAH
 Untuk melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih baik
diperlukan sarana berfikir salah satunya adalah
Matematika. Sarana tersebut memungkinkan
dilakukannya penelahaan ilmiah secara teratur dan
cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnya
merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh. Matematika
adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari
pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang
matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti
setelah sebuah makna diberikan kepadanya.Tanpa itu
maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-
rumus yang mati.
PERAN STATISKA DALAM BERFIKIR ILMIAH
 Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi
variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu.
Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan
yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian
dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu
memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari
kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya
didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin
besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat
ketelitian tersebut dan sebaliknya
 Jadi statistika merupakan sekumpulan metode dalam
memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan
menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan
ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam
kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta
penganalisaan harus akurat.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:
• Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari
populas.
• Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen..
• Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
• Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang
diajukan.
Adapun hubungan antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan
Statistika, yaitu sebagaimana yang kita bahas sebelumnya, agar dapat
melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa,
matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang
dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara
berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan
yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai
peranan penting
SEKIAN & TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
windarti aja
 
2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan
PPS Universitas Sriwijaya
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
sayid bukhari
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranSusi Yanti
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuan
windarti aja
 
Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafat
windarti aja
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
phomie otari
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranHidayahilya
 
Peta minda kaedah epistemologi
Peta minda kaedah epistemologiPeta minda kaedah epistemologi
Peta minda kaedah epistemologi
Amnah Saayah Ismail
 
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatPengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
ghilmannafadza
 
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanPPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
University of Jember
 
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMUSUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
IFTITAH INDRIANI
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
Djoko Adi Walujo
 
HNF 3012
HNF 3012HNF 3012
HNF 3012
D066567
 
Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)
Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)
Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)Rusmin Unisa
 
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docxMAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
Firman Anz
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmu
UCy Rukmana
 

What's hot (20)

Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
 
Sumber Pengetahuan
Sumber PengetahuanSumber Pengetahuan
Sumber Pengetahuan
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenran
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuan
 
Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafat
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori Kebenaran
 
Peta minda kaedah epistemologi
Peta minda kaedah epistemologiPeta minda kaedah epistemologi
Peta minda kaedah epistemologi
 
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatPengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
 
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanPPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
 
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMUSUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
 
HNF 3012
HNF 3012HNF 3012
HNF 3012
 
Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)
Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)
Tugas makalah filsafat sains ( pa mustamin)
 
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docxMAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmu
 

Similar to Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu

Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
DebbyAmmarAlfaruq
 
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmuPpt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
AnandaBudii
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
LellyPurwanti
 
Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2
Toni Isbandi
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriCindar Tyas
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
febrisukma
 
Epistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran okEpistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran ok
Rizal Fahmi
 
KELOMPOK 12_PFI_S
KELOMPOK 12_PFI_SKELOMPOK 12_PFI_S
KELOMPOK 12_PFI_S
AnisaulKhomariyah
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)Dina Amalina
 
Presentasi Ahmad Faiz Handrianto 2022D Epistemologi Keilmuan (092).pptx
Presentasi Ahmad Faiz Handrianto 2022D Epistemologi Keilmuan (092).pptxPresentasi Ahmad Faiz Handrianto 2022D Epistemologi Keilmuan (092).pptx
Presentasi Ahmad Faiz Handrianto 2022D Epistemologi Keilmuan (092).pptx
22D092AhmadFaizHandr
 
Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"
Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"
Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"
FeniIndrayani
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
Annisa Fauzia
 
Cabang
CabangCabang
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Struktur ilmu
Struktur ilmuStruktur ilmu
Struktur ilmuambar77
 

Similar to Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu (20)

Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
 
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmuPpt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
 
Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
 
Epistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran okEpistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran ok
 
Filsafat 5
Filsafat 5Filsafat 5
Filsafat 5
 
KELOMPOK 12_PFI_S
KELOMPOK 12_PFI_SKELOMPOK 12_PFI_S
KELOMPOK 12_PFI_S
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
 
Presentasi Ahmad Faiz Handrianto 2022D Epistemologi Keilmuan (092).pptx
Presentasi Ahmad Faiz Handrianto 2022D Epistemologi Keilmuan (092).pptxPresentasi Ahmad Faiz Handrianto 2022D Epistemologi Keilmuan (092).pptx
Presentasi Ahmad Faiz Handrianto 2022D Epistemologi Keilmuan (092).pptx
 
Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"
Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"
Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Struktur ilmu
Struktur ilmuStruktur ilmu
Struktur ilmu
 

Recently uploaded

Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 

Recently uploaded (20)

Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 

Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu

  • 1. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 9 1. 1211900272 Ivang Ananta 2. 1211900276 Wisnu Jati Jaya K 3. 1211900281 Novani Azis Dandi F FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 2. Filsafat kebenaran Kelompok 9 1. 1211900272 Ivang Ananta 2. 1211900276 Wisnu Jati J.K 3. 1211900281 Novani Azis Dandi F
  • 3. Filsafat kebenaran Menurut penulis, yang benar adalah pengetahuan akal itu disebut ilmu yang kemudian untuk membahasnva disebut logika pengetahuan budi itu disebut moral yang kemudian untuk membahasnya disebut etika, pengetahuan indrawi itu disebut seni yang untuk membahasnya disebut estetika. Sedangkan pengetahuan kepercayaan itu disebut agama, tetapi dalam hal ini tidak boleh otoritatif karena agama tidak memaksa, agama harus diterima secara logika, etika dan estetika dan agama itu hanyalah Islam yang terbukti kebenarannya,keinclahannya dan kebaikannya.
  • 4. Proporsi suatu pernyataan yang benar Mengetahui apa yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan tidak sama dengan mengetahui apakah pernyataan itu benar ataukah tidak. Bahkan mereka yang mengatakan bahwa makna sama dengan keadaan yang dapat diverifikasi, akan bersepakat demikianlah harapan saya bahwa mengetahui syarat- syarat untuk menetapkan suatu pemyataan dapat diverifikasi tidaklah sama dengan mengetahui bahwa syarat-syarat itu sudah dipenuhi.
  • 5. Ukuran kebenaran Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah sebenarnya yang diberikan kepada kita oleh metode-metode untuk memperoleh pengetahuan. Jika apa yang dapat kita ketahui ialah ide- ide kita, maka pengetahuan hanya dapat terdiri dari ide-ide yang dihubungkan secara tepat; dan kebenaran merupakan keadaan-saling- berhubungan (coherence) di antara ide-ide tersebut atau keadaan saling berhubungan di antara proposisi-proposisi. Jika sebaliknya, kita dengan suatu cara tertentu mengetahui kenyataan, maka pengetahuan atau ide-ide yang benar terdiri dari - seperti yang dikatakan oleh Spinoza - kejumbuhan antara ide dengan ideatum-nya, atau selanjutnya kesesuaian (correspodence) antara ide-ide dengan apa yang diwakilinya.
  • 6. Teori PernyataanBenar atauTidak 1. Coherence Theory 2. Corespodensy theory 3. EmpericalTheory 4. Pragmatis.
  • 7. Teori PernyataanBenar atauTidak  Paham Koherensi (Coherence Theory) Pandangan ini dudukung oleh Pythagoras, Parmenides, Spinoza, dan Hegel.Teori ini dianut oleh kaum rasionalis. Kebenaran tidak lagi ditemukan dalam kesesuaian dengan kenyataan, melainkan dalam relasi antara proposisi baru dengan proposisi lama atau yang sudah ada. Maka suatu pengetahuan atau proposisi dianggap benar kalau sejalan dengan pengetahuan atau proposisi sebelumnya. Matematika dan ilmu pasti sangat cocok dengan teori kebenaran ini. Misalnya, Semua manusia mati; Sokrates adalah manusia; Maka Sokrates pasti mati. Penekanan pada pengetahuan apriorirasional dan deduktif. Di sini pengenal dan subyek lebih dipentingkan daripada obyek.
  • 8. Teori PernyataanBenar atauTidak  Teory Kebenaran Korespodensi (CorrespondenceTheory) Kebenaran korespondensi adalah kebenaran yang sesuai antara pernyataan dengan fakta di lapangan. Misalnya bila dinyatakan Sengkon dan Karta bersalah, lalu dihukum lima tahen maka Sengkon dan Karta harus benar-benar melakukan kejahatan itu, bukan sekedar membuktikan dengan berbagai berita acara. Apabila Sengkon dan Karta tidak melakukan maka secara kebenaran korespondensi itu tidak benar.
  • 9. Teori PernyataanBenar atauTidak  Paham Empiris (Emperical Theory) Definisi-definisi tentang kebenaran paham-paham empiris mendasarkan diri pada pelbagai segi pengalaman, dan biasanya menunjuk kepada pengalaman inderawi dari orang seorang. Semua paham tersebut dalam arti tertentu memandang proposisi bersifat meramalkan (predictiue) atau hipotetis, dan memandang kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya ramalan- ramalan.Yang demikian ini menyebabkan kebenaran menjadi pengertian yang bersifat subjektif serta nisbi. Kebenaran menjadi bersifat dinamis serta tidak pasti, dan bukannya bersifat mutlak serta statis. Istilah-istilah ini jangan dianggap bersifat menghormati atau merendahkan, melainkan sekadar menunjukkan ciri-ciri khas pengertian kebenaran.
  • 10. Teori PernyataanBenar atauTidak  Teory Pragmatisme Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah apabila kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih kemungkinannya hanya dua dan saling bertolak belakang. Misalnya, semua yang teratur ada yang mengatur, dalam hal ini kita tidak membicarakan yang tidak teratur. Dengan adanya yang mengatur peredaran darah dalam tubuh maka tubuh manusia terjadi sendiri tanpa ada yang mengatur hal itu adalah salah, tetapi seharusnya ada yang mengatur yaitu Tuhan, karena hanya ada dua kemungkinan yaitu ada yang mengatur dan tidak ada yang mengatur, apabila diterima salah satu maka yang lain dicoret karena bertolak belakang.
  • 11. ALLAH LAHYANG MAHA BENAR Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah AllahYang Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian penemuan itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali. Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu tidaklah bebas nilai, karena antara logika dan etika harus berdialektika, jadi bukan hanya karena penggabungan ilmu dan agama yang dalam pembicaraan kita sehari-hari biasanya disebut dengan Imtaq (Iman danTaqwa).
  • 12. Penalaran Kelompok 9 1. 1211900272 IVANG ANANTA 2. 1211900276 WISNU JATI J.K 3. 1211900281 NOVANI AZIS D.F
  • 13. Penalaran Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi- evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Bila kita bandingkan argumentasi dengan sebuah bangunan, maka fakta, evidensi, dan sebagainya dapat disamakan dengan batu bata, batu kali, semen, dsb., sedangkan proses penalaran itu sendiri dapat disamakan dengan bagan atau arsitektur untuk membangun gedung tersebut. Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.
  • 14. Proporsi Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat adalah proposisi. Hanya kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi, karena hanya kalimat semacam itulah yang dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya. Kalimat-kalimat tanya, perintah, harapan, dan keinginan (desideratif) tidak pernah mengandung proposisi.Apa yang dapat dibuktikan dari kalimat seperti: "Siapa yang mengambil buku itu?", "Pergilah dari sini secepatnya!", atau "Mudah-mudahan kamu selalu bahagia seumur hidupmu!"
  • 15. Infersi & implikasi Kata inferensi berasal dari kata Latin inferre yang berarti menarik kesimpulan. Kata implikasi juga berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata implicare yang berarti melibat atau merangkum. Dalam logika, juga dalam bidang ilmiah lainnya, kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada. Sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (= implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (= inferensi). Untuk menjelaskan kedua pengertian di atas, dapat dikemukakan contoh berikut. Bila seorang ibu mendengar tetesan air dalam kamar mandi, maka is menarik kesimpulan bahwa kerannya bocor atau kerannya kurang cermat ditutup. Untuk menetapkan kesimpulan mana yang mempunyai kemungkinan yang paling tinggi, harus dipertimbangkan dua faktor: bagaimana kebiasaan penghuni rumah mempergunakan keran, serta berapa lama usia paking keran itu. Jika si Adi mempunyai kebiasaan membiarkan keran terbuka, maka ibu dapat mengambil kesimpulan (dalam hal ini inferensi) bahwa: "Adi tidak menutup keran dengan cermat".Tetapi jika keran itu tidak dapat ditutup secara normal, sedangkan di pihak lain pakingnya sudah lama diganti, maka dapat ditarik inferensi: "Pakingnya sudah aus, sebab itu perlu diganti".
  • 16. Wujud Evidiensi Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentatif adalah evidensi. Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung- hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan.
  • 17. Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi.Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.Biasanya semua bahan informasi berupa statistik,dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada .seseorang,semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan).Pada dasarnya semua data dan informasi harus diyakini dan diandalkan kebenarannya.Untuk itu penulis atau pembicara harus mengadakan pengujian atas data dan informasi tersebut,apakah semua bahan keterangan itu merupakan fakta.
  • 18. FILSAFAT MANUSIA HAKEKAT MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT ILMU Kelompok 9 : 1. Ivang Ananta (1211900272) 2. Wisnu jati Jaya K (1211900276) 3. Novani Azis Dandi F (1211900281)
  • 19. PENGERTIAN FILSAFAT MANUSIA Filsafat manusia adalah cabang filsafat khusus yang secara spesifik mempelajari hakekat/esensi manusia. Filsafat adalah metode pemikiran yang membahas tentang sifat dasar dan hakikat kebenaran yang ada di dunia ini. Filsafat manusia adalah bagian filsafat yang membahas apa arti manusia sendiri secara mendetail.
  • 20. KEDUDUKAN FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA  Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filfafat.  Berdasarkan atas dasar hasil-hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannyadengan yang lain. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal, rasa, dan kehendak. Dengan akal filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak, maka filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan buruk.
  • 21. PERBEDAAN FILSAFAT MANUSIA DAN ILMUTENTANG MANUSIA (PSIKOLOGI & ANTROPOLOGI IlmuTentang Manusia Filsafat Manusia Bersifat positifistik menggunakan metodologi ilu alam, observasional dan eksperimental yang terbatasa tampak secara empiris Bersifat metafisis menggunakan metode ilmu kemanusiaan, sintetis, reflektif, intensif, dan kritis yang merupakan gejala seperti filsafat manusia. Oleh karena itu tidak dapat menjawab pertanyaan yang mendasar tentang manusia Oleh karena itu dapat menjawab pertanyaan yang berdasar tentang manusia Metode lebih fragmentaris yaitu menyelidiki hanya bagian tertentu dari manusia, contohnya : psikologis manusia sebagai organisme. Antropologi dan sosiologi pada gejala budaya dan pranata sosial. Metode sintetis dan reflektif (ektensif) atau menyeluruh, intensif (mendalam) dan kritis, contoh: filsafat manusia menekankan kesatuan dua aspek/lebih dalam satu visi.
  • 22. MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT MANUSIA MANFAAT  Secara praktis siapa sesungguhnya manusia? Hal ini membutuhkan pemahaman manusia secara menyeluruh, sehingga memudahkan mengambil keputusan-keputusan praktis/menjalankan aktivitas hidup sehari-hari.  Secara teoritis Pemahaman manusia secara yang esensial sehingga kits dapat meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di balik teori-teori antropologi dan psikologi dan ilmu-ilmu tentang manusia.  Manfaat lain: Mencari menemukan jawaban tentang siapakah sesunguhnya manusia itu, masalah-masalah terkait manusia sangat kompleks sehingga persoalan tentang manusia tidak habis untuk dibicarakan. Essensi manusia pada prinsipnya adalah sebuah misteri.
  • 23. Ciri — Ciri Filsafat Manusia Ciri-ciri filsafat manusia secara umum dianataranya : 1. Ekstensif: dapat kita saksikan dari luasnya jangkauan atau menyeluruhnya objek kajian yang di geluti oleh filsafat. 2. Intensif (mendasar): filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak menggali inti hakikat (esensi), akar, atau struktur dasar, yang melandasi segenap kenyataan. 3. Kritis: karena tujuan filsafat manusia pada taraf akhir tidak lain adalah untuk memahami din sendiri maka hal apa saja yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pemahaman din manusia, tidak luput dari kritik filsafat.
  • 24. Esensi Manusia Di dalam filsafat manusia terdapat beberapa aliran.Tiap-tiap aliran memiliki pandangan tentang hakikat atau esensi manusia yang berbeda-beda.Dan sekian banyak aliran, terdapat dua aliran tertua dan terbesar, yaitu materialisme dan idealisme.Adapun penjelasannya sebagai berikut : 1. Materialisme Materialisme adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan, termasuk esensi manusia bersifat material atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik atau material adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (res extansa), dan bersifat objektif. Karena menempati ruang dan waktu serta bersifat objektif, maka ia bisa diukur,dikuantifikasikan (dihitung),dan diobservasi. 2. Idealisme Kebalikan dari materialisme adalah idealisme.Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah bersifat spiritual (oleh sebab itu, aliran ini sering disebut juga spiritualisme).Para idealis percaya bahwa ada kekuatan atau kenyataan spiritual dibelakang setiap penampakan atau kejadian.
  • 25. Filsafat Etika & Moral Kelompok 9 : 1. Ivang Ananta (1211900272) 2. Wisnu jati Jaya K (1211900276) 3. Novani Azis Dandi F (1211900281)
  • 26. Hakikat etika  Pengertian etika (etimologi) berasal dari bahasaYunani, yaitu "ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "mos" dan dalam bentuk jamaknya "mores," yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
  • 27. Hakikat Moral  Pengertian moral Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya tata cara atau adat istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral yang dari segi substantif materielnya tidak ada per- bedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda
  • 28. Tiga kemampuan besar manusia menurut Erlina  Pertama, kemampuan kognitif, yakni kemampuan untuk mengetahui dalam arti kata yang lebih dalam berupa mengerti, memahami, menghayati, dan mengingat apa yang diketahui itu. Landasan kognitif yaitu rasio atau akal dan kemampuan ini bersifat netral.  Kedua, kemampuan afektif, yakni kemampuan untuk merasakan tentang apa yang diketahuinya, yaitu rasa cinta dan rasa indah. Bila kemampuan kognitif bersifat netral, maka kemampuan afektif tidak bersifat netral lagi. Rasa cinta dan rasa indah, keduanya merupakan kontinum yang berujung pada sifat poller. Landasan afeksi yaitu rasa atau kalbu atau disebut juga hati nurani  Ketiga, kemampuan konatif, yaitu kemampuan untuk mencapai apa yang dirasakan itu. Konasi antara lain kemauan, keinginan, hasrat, yakni daya dorong untuk mencapai atau menjauhi segala apa yang didiktekan oleh rasa.
  • 29. ASPEK DAN SIFAT MORAL DALAM ILMU PENGETAHUAN 1. MoralitasVersus Legalitas dalam Ilmu Pengetahuan Menurut Immanuel Kant dalam Tjahjadi (1991), filsafatYunani dibagi menjadi tiga bagian, ya' itu fisika, etika, dan logika. Logika bersifat apriori, maksudnya tidak membutuhkan pengalaman empiris. Logika sibuk dengan pemahaman dan rasio itu sendiri, dengan hukum pemikiran universal. Fisika, di samping memiliki unsur apriori juga memiliki unsur empiris atau aposteriori, sebab sibuk dengan hukum alam yang berlaku bagi alam sebagai objek pengalaman. Demikian pula halnya dengan etika, di samping memiliki unsur apriori juga memiliki unsur empiris, sebab sibuk dengan hukum tindakan manusia yang dapat diketahui dari pengalaman.
  • 30.  Moralitas ObjektivistikVersus Relativistik dalam Ilmu Pengetahuan Sejarah ide dunia Barat dimulai sejak zamanYunani Kuno sekitar abad ke-5 SM, dengan ahli pikirnya yang sangat terkenal, yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Ketiga pemikir terbesar Abad Klasik ini berpandangan bahwa prinsip moral itu bersifat objektivistik, naturalistik, dan rasional. Maksudnya, meskipun bersifat objektif sebagaimana yang telah dikemukakan, akan tetapi moral itu merupakan bagian dari kehidupan duniawi (natural) dan dapat dipahami melalui proses penalaran atau penggunaan akal budi (rasional).
  • 31.  Sifat Moral dalam Perspektif ObjektivistikVersus Relativistik Prinsip moral yang bersifat objektivistik-universal yang dimaksud- kan yaitu prinsip moral secara objektif dapat diterima oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun juga. Sebagai contoh, sifat atau sikap kejujuran, kemanusiaan, kemerdekaan, tanggung jawab, keikhlasan, ketulusan, persaudaraari, dan keadilan.Adapun prinsip moral yang bersifat relativistikkontekstual sifatnya "tergantung atau sesuai dengan konteks," misalnya tergantung pada konteks kebudayaan atau kultur, sehingga bersifat kultural. Demikian seterusnya, sifat relativistik-kontekstual itu pengertiannya bisa berarti nasional, komunal, tradisional, situasional, kondisional, multikultural, atau bahkan individual.
  • 32. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEMANUSIAAN Menurut Jhon G. Kemeny dalamThe Liang Gie (2005) mengatakan, ilmu adalah seluruh pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge collected by means of the scientific method). Sejatinya ilmu pengetahuan yaitu mengarahkan kecerdasan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat tanpa mengharapkan keuntungan materi, melakukan pengkajian tak kenal lelah dan terperinci tentang alam semesta untuk menemukan kebenaran mutlak yang mendasarinya, dan mengikuti metode yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu, maka ketiadaan hal-hal ini memiliki anti bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat memenuhi harapan kita.
  • 33. ETIKA DAN MORAL DALAM ILMU PENGETAHUAN Etika moral harus mengikat para pihak, baik ilmuwan, pemakai atau pengguna, maupun produsen atau pihak dunia industri yang meng- hasilkan produk ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sangat penting, karena ilmu pengetahuan dan teknologi hams maslahat bagi kehidupan manusia, bukan justru untuk kemudaratan dan memusnahkan budaya, peradaban, dan kehidupan manusia. Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan- pandangan moral. Etika berkaitan erat dengan pelbagai masalah-masalah nilai karena etika pada pokoknya membicarakan masalah-masalah predikat nilai "susila" dan "tidak susila" "baik" dan "buruk". Kualitas- kualitas ini dinamakan kebajikan yang dilawankan dengan kejahatan yang berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya dikatakan orang yang tidak susila. Sesungguhnya etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungannya dengan tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986).
  • 34. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU Topik 12 : Panacasila sebagai filsafat bangsa indonesia Kelompok 9 : 1. Ivang Ananta (1211900272) 2. Wisnu jati Jaya K (1211900276) 3. Novani Azis Dandi F (1211900281)
  • 35. Latar Belakang  Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat masyarakat budaya bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, filsafat berfungsi dalam menentukan pandangan hidup suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah, hakikat dan sifat hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan tata krama pergaulan dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan manusia lainnya  Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti bangsa-bangsa lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama Pancasila yang terdiri dari lima sila. Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia.
  • 36. Pengertian Filsafat Dan Dasar Filsafat Pancasila  Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasaYunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari kata philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harfiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.  Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup.
  • 37. Dasar yang Menjadikan Pancasila sebagai Filsafat Bangsa Indonesia 1. Landasan Ontologis Pancasila Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. 2. Landasan Epistemologis Pancasila Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. 3. Landasan Aksiologis Pancasila Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori. Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika, b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan, c. Sosio politik yang berwujud ideologi.
  • 38. PANCASILA SEBAGI FILSAFAT  Arti Pancasila sebagai Filsafat Berkat perjuangan yang gigihdariseluruh rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Jepang dibentuk suatu badan yang diberi nama BPUPKI. Badan ini diresmikan tanggal 28 Mei 1945 oleh pemerintah Jepang.Tanggal 29 Mei 1945 Mr. MuhammadYamin mengutarakan prinsip dasar negara yang sekaligus sesudah berpidato menyerahkan teks pidatonya beserta rancangan undang-undang dasar. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato membahas dasar negara. Dan pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan undang-undang dasar yang diberi nama Undang-Undang Dasar 1945.Sekaligus dalam pembukaan Undang-Undang Dasar sila-sila Pancasila ditetapkan. Jadi, Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia ditetapkan bersamaan dengan ditetapkannya Undang-Undang Dasar 1945, dan menjadi ideologi bangsa Indonesia. Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia.Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia.
  • 39. Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem Filsafat  Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing- masing silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila bersifat universal. Berdasarkan hal tersebut, dapat diperoleh unsur inti yang tetap dari Pancasila, yang tidak mengalami perubahan dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan universal ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
  • 40. Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi berarti mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya. Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan. 2. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar negara (filsafat negara) RI. 3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain (Cina, India,Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia. 4. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.
  • 41.  Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta akan kebijakan. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.
  • 42. SARANA BERFIKIR ILMIAH DAN FILSAFAT SEBAGAI BERFIKIR ILMIAH Kelompok 9 : 1. Ivang Ananta (1211900272) 2. Wisnu jati Jaya K (1211900276) 3. Novani Azis Dandi F (1211900281)
  • 43. Definisi sarana berfikir ilmiah  Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan.  Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus; sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
  • 44.  Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalah Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.  Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika, dan statistika.
  • 45. Sarana Berpikir Ilmiah  Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna. Sedangkan dalam KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan bunyi, lambang, sistematika, komunikasi, dan alat. Bahasa memiliki tujuh ciri sebagai berikut :Sistematis, yang berarti bahasa mempunyai pola atau aturan.Arbitrer (manasuka).Artinya, kata sebagai simbol berhubungan secara tidak logis dengan apa yang disimbolkannya. Ucapan/vokal.Bahasa berupa bunyi.Bahasa itu simbol.Kata sebagai simbol mengacu pada objeknya.Bahasa, selain mengacu pada suatu objek, juga mengacu pada dirinya sendiri.Artinya, bahasa dapat dipakai untuk menganalisis bahasa itu sendiri.Manusiawi, yakni bahasa hanya dimiliki oleh manusia.Bahasa itu komunikasi.Fungsi terpenting dari bahasa adalah menjadi alatkomunikasi dan interaksi.
  • 46. • Matematika Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah.Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan Peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah adalah dapat diperoleh kemampuan-kemampuan meliputi : Menggunakan algoritma, Melakukan manipulasi secara matematika, Mengorganisasikan data, memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya. Mengenal dan menemukan pola. Menarik kesimpulan, Membuat kalimat atau model matematika, Membuat interpretasi bangun geometri, Memahami pengukuran dan satuanya, Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
  • 47. • Statistika Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.Konsep statistikasering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya. • Logika Logika adalah sarana untuk berpikir sistematik, valid dan dapatdipertanggungjawabkan. Dalam arti luas logika adalah sebuah metode dan prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran yang salah.Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir. Berpikir membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang sesuai.
  • 48. DEFINISI HAKIKAT SARANA BERFIKIR ILMIAH ◦ Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. ◦ Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah.
  • 49.  Sumber-sumber pengetahuan manusia dikelompokkan atas:  Pengalaman.  Otoritas .  Cara berfikir deduktif.  Cara berfikir induktif .  Berfikir ilmiah (pendekatan ilmiah).  Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalah :  Sarana berfikir ilmiah bukanlah ilmu melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmu.  Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.
  • 50.  Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam dua faktor mendasar yaitu:  Sumber pengetahuan Berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan manusia.  Ukuran kebenaran Berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pada keyakinan semata
  • 51. PERAN BAHASA DALAM SARANA BERFIKIR ILMIAH  Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diterangkan bahwa bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan pada bunyi, lambang, sistematika, komunikasi.
  • 52. Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu : • Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi dua yaitu: bahasa isyarat dan bahasa biasa. • Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial atau bahasa simbolik. Perbedaan bahasa alamiah dan bahasa buatan adalah sebagai berikut: • Bahasa alamiah antara kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh, atas dasar kebiasaan sehari-hari, karena bahasanya secara spontan, bersifat kebiasaan, intuitif (bisikan hati) dan pernyataan langsung. • Bahasa buatan antara istilah dan konsep merupakan satu kesatuan bersifat relatif, atas dasar pemikiran akal karena bahasanya berdasarkan pemikiran, sekehendak hati, diskursif (logika, luas arti) dan pernyataan tidak langsung.
  • 53. PERAN MATEMATIKA DALAM BERFIKIR ILMIAH  Untuk melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana berfikir salah satunya adalah Matematika. Sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelahaan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya.Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus- rumus yang mati.
  • 54. PERAN STATISKA DALAM BERFIKIR ILMIAH  Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya  Jadi statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta penganalisaan harus akurat.
  • 55. Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan: • Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas. • Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.. • Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif. • Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Adapun hubungan antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu sebagaimana yang kita bahas sebelumnya, agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting