Dokumen tersebut membahas tentang tugas membuat slide pengantar filsafat ilmu oleh kelompok 9 yang berisi 3 orang mahasiswa. Dokumen tersebut berisi slide presentasi mengenai beberapa topik filsafat ilmu seperti filsafat kebenaran, proporsi suatu pernyataan, teori pernyataan benar atau tidak, penalaran, dan manfaat mempelajari filsafat manusia.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : Enam
MHS SMT 3 KELAS S
1. Saifudin Indra Purwanto (1211900086)
2. Intan Kartika (1211900093)
3. Irvan Yahya (1211900137)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2021
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sDwiKhusnulRahmat
Berikut adalah rangkuman materi PPT Pengantar Filsafat Ilmu dari Kelompok 10 yang terdiri dari
• Fenny Aldamayanti 1211900283
• Eni Kurnia Safitri 1211900289
• Dwi Khusnul 1211900302
Terima kasih sudah melihat dan mempelajari
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_sAtikatulLatifah
RANGKUMAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 11 MHS SEMESTER 4 KELAS S
1. Atikatul Latifah 1211900343
2. Tri Agustin 1211900336
3. Jefri Ardiansyah 1211900338
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...DeffaNovitasari
KELOMPOK 3 PFI KELAS S
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TAHUN 2021
Materi Kuliah :
-Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
-Filsafat Kebenaran
-Penalaran
-Filsafat Manusia
-Etika dan Moral
-Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
-Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Metodologi Penelitian
Rangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas sEllinHarti
BERIKUT ADALAH RANGKUMAN MATERI DARI KELOMPOK 1 YANG TERDIRI DARI
1. CELINA HARTI (1211700065)
2. BENEDICTUS FEBRIAN PURNAMA (1211508599)
3. RIRIN ANGGRAINI (1211900003)
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : Enam
MHS SMT 3 KELAS S
1. Saifudin Indra Purwanto (1211900086)
2. Intan Kartika (1211900093)
3. Irvan Yahya (1211900137)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2021
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sDwiKhusnulRahmat
Berikut adalah rangkuman materi PPT Pengantar Filsafat Ilmu dari Kelompok 10 yang terdiri dari
• Fenny Aldamayanti 1211900283
• Eni Kurnia Safitri 1211900289
• Dwi Khusnul 1211900302
Terima kasih sudah melihat dan mempelajari
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_sAtikatulLatifah
RANGKUMAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 11 MHS SEMESTER 4 KELAS S
1. Atikatul Latifah 1211900343
2. Tri Agustin 1211900336
3. Jefri Ardiansyah 1211900338
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...DeffaNovitasari
KELOMPOK 3 PFI KELAS S
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TAHUN 2021
Materi Kuliah :
-Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
-Filsafat Kebenaran
-Penalaran
-Filsafat Manusia
-Etika dan Moral
-Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
-Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Metodologi Penelitian
Rangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas sEllinHarti
BERIKUT ADALAH RANGKUMAN MATERI DARI KELOMPOK 1 YANG TERDIRI DARI
1. CELINA HARTI (1211700065)
2. BENEDICTUS FEBRIAN PURNAMA (1211508599)
3. RIRIN ANGGRAINI (1211900003)
epistemology is theory of knowledge, episteme and logos.
Sumber pengetahuan adalah apa yang menjadi titik-tolak atau apa yang merupakan objek pengetahuan itu sendiri. Sumber itu dapat bersifat atau berasal dari "dunia eksternal" atau juga terkait dan berasal dari dunia internal" atau kemampuan subjek.
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
Teori yang pertama ialah teori korespondensi [Correspondence Theory of Truth], yang kadang kala disebut The accordance Theory of Truth. Menurut teori ini dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian [correspondence] antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh terjadi merupakan kenyataan atau faktanya.
epistemology is theory of knowledge, episteme and logos.
Sumber pengetahuan adalah apa yang menjadi titik-tolak atau apa yang merupakan objek pengetahuan itu sendiri. Sumber itu dapat bersifat atau berasal dari "dunia eksternal" atau juga terkait dan berasal dari dunia internal" atau kemampuan subjek.
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
Teori yang pertama ialah teori korespondensi [Correspondence Theory of Truth], yang kadang kala disebut The accordance Theory of Truth. Menurut teori ini dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian [correspondence] antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh terjadi merupakan kenyataan atau faktanya.
Kelompok 12
Nama Anggota :
Anisa’ul Khomariyah 1211900355
Dian Tifany Putri 1211900363
Yohanes Berachmans Mudja 1231600058
Mastumatul Khasnawati 1231503313
Rangkuman Slide Pengantar Filsafat Ilmu
Kelas S
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu :
DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 9
1. 1211900272 Ivang Ananta
2. 1211900276 Wisnu Jati Jaya K
3. 1211900281 Novani Azis Dandi F
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
3. Filsafat kebenaran
Menurut penulis, yang benar adalah pengetahuan akal
itu disebut ilmu yang kemudian untuk membahasnva
disebut logika pengetahuan budi itu disebut moral
yang kemudian untuk membahasnya disebut etika,
pengetahuan indrawi itu disebut seni yang untuk
membahasnya disebut estetika. Sedangkan
pengetahuan kepercayaan itu disebut agama, tetapi
dalam hal ini tidak boleh otoritatif karena agama
tidak memaksa, agama harus diterima secara logika,
etika dan estetika dan agama itu hanyalah Islam yang
terbukti kebenarannya,keinclahannya dan
kebaikannya.
4. Proporsi suatu pernyataan yang
benar
Mengetahui apa yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan tidak sama
dengan mengetahui apakah pernyataan itu benar ataukah tidak.
Bahkan mereka yang mengatakan bahwa makna sama dengan
keadaan yang dapat diverifikasi, akan bersepakat demikianlah harapan
saya bahwa mengetahui syarat- syarat untuk menetapkan suatu
pemyataan dapat diverifikasi tidaklah sama dengan mengetahui
bahwa syarat-syarat itu sudah dipenuhi.
5. Ukuran kebenaran
Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah
sebenarnya yang diberikan kepada kita oleh metode-metode untuk
memperoleh pengetahuan. Jika apa yang dapat kita ketahui ialah ide-
ide kita, maka pengetahuan hanya dapat terdiri dari ide-ide yang
dihubungkan secara tepat; dan kebenaran merupakan keadaan-saling-
berhubungan (coherence) di antara ide-ide tersebut atau keadaan
saling berhubungan di antara proposisi-proposisi. Jika sebaliknya, kita
dengan suatu cara tertentu mengetahui kenyataan, maka
pengetahuan atau ide-ide yang benar terdiri dari - seperti yang
dikatakan oleh Spinoza - kejumbuhan antara ide dengan ideatum-nya,
atau selanjutnya kesesuaian (correspodence) antara ide-ide dengan
apa yang diwakilinya.
7. Teori PernyataanBenar atauTidak
Paham Koherensi (Coherence Theory)
Pandangan ini dudukung oleh Pythagoras, Parmenides,
Spinoza, dan Hegel.Teori ini dianut oleh kaum rasionalis.
Kebenaran tidak lagi ditemukan dalam kesesuaian dengan
kenyataan, melainkan dalam relasi antara proposisi baru
dengan proposisi lama atau yang sudah ada. Maka suatu
pengetahuan atau proposisi dianggap benar kalau sejalan
dengan pengetahuan atau proposisi sebelumnya.
Matematika dan ilmu pasti sangat cocok dengan teori
kebenaran ini. Misalnya, Semua manusia mati; Sokrates
adalah manusia; Maka Sokrates pasti mati. Penekanan
pada pengetahuan apriorirasional dan deduktif. Di sini
pengenal dan subyek lebih dipentingkan daripada obyek.
8. Teori PernyataanBenar atauTidak
Teory Kebenaran Korespodensi
(CorrespondenceTheory)
Kebenaran korespondensi adalah kebenaran
yang sesuai antara pernyataan dengan fakta di
lapangan. Misalnya bila dinyatakan Sengkon dan
Karta bersalah, lalu dihukum lima tahen maka
Sengkon dan Karta harus benar-benar
melakukan kejahatan itu, bukan sekedar
membuktikan dengan berbagai berita acara.
Apabila Sengkon dan Karta tidak melakukan
maka secara kebenaran korespondensi itu tidak
benar.
9. Teori PernyataanBenar atauTidak
Paham Empiris (Emperical Theory)
Definisi-definisi tentang kebenaran paham-paham empiris
mendasarkan diri pada pelbagai segi pengalaman, dan biasanya
menunjuk kepada pengalaman inderawi dari orang seorang.
Semua paham tersebut dalam arti tertentu memandang
proposisi bersifat meramalkan (predictiue) atau hipotetis, dan
memandang kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya ramalan-
ramalan.Yang demikian ini menyebabkan kebenaran menjadi
pengertian yang bersifat subjektif serta nisbi.
Kebenaran menjadi bersifat dinamis serta tidak pasti, dan
bukannya bersifat mutlak serta statis. Istilah-istilah ini jangan
dianggap bersifat menghormati atau merendahkan, melainkan
sekadar menunjukkan ciri-ciri khas pengertian kebenaran.
10. Teori PernyataanBenar atauTidak
Teory Pragmatisme
Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu
konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah apabila
kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih
kemungkinannya hanya dua dan saling bertolak belakang.
Misalnya, semua yang teratur ada yang mengatur, dalam hal ini
kita tidak membicarakan yang tidak teratur. Dengan adanya
yang mengatur peredaran darah dalam tubuh maka tubuh
manusia terjadi sendiri tanpa ada yang mengatur hal itu adalah
salah, tetapi seharusnya ada yang mengatur yaitu Tuhan, karena
hanya ada dua kemungkinan yaitu ada yang mengatur dan
tidak ada yang mengatur, apabila diterima salah satu maka yang
lain dicoret karena bertolak belakang.
11. ALLAH LAHYANG MAHA
BENAR
Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah AllahYang
Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnya
para pedzikir senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala
Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian
penemuan itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan
Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu
tidaklah bebas nilai, karena antara logika
dan etika harus berdialektika, jadi bukan hanya karena
penggabungan ilmu dan agama yang dalam
pembicaraan kita sehari-hari biasanya disebut dengan Imtaq
(Iman danTaqwa).
13. Penalaran
Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses
berpikir yang berusaha
menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-
evidensi yang diketahui menuju kepada
suatu kesimpulan. Bila kita bandingkan argumentasi
dengan sebuah bangunan, maka fakta,
evidensi, dan sebagainya dapat disamakan dengan batu
bata, batu kali, semen, dsb., sedangkan
proses penalaran itu sendiri dapat disamakan dengan
bagan atau arsitektur untuk membangun
gedung tersebut. Penalaran merupakan sebuah proses
berpikir untuk mencapai suatu
kesimpulan yang logis.
14. Proporsi
Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak
semua kalimat adalah proposisi. Hanya
kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi,
karena hanya kalimat semacam itulah
yang dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya.
Kalimat-kalimat tanya, perintah, harapan,
dan keinginan (desideratif) tidak pernah mengandung
proposisi.Apa yang dapat dibuktikan dari
kalimat seperti: "Siapa yang mengambil buku itu?",
"Pergilah dari sini secepatnya!", atau
"Mudah-mudahan kamu selalu bahagia seumur
hidupmu!"
15. Infersi & implikasi
Kata inferensi berasal dari kata Latin inferre yang berarti menarik kesimpulan. Kata implikasi juga berasal dari bahasa
Latin, yaitu dari kata implicare yang berarti melibat atau merangkum. Dalam logika, juga dalam bidang ilmiah lainnya,
kata inferensi adalah kesimpulan
yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada. Sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu
dianggap ada karena sudah
dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis
harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (= implikasi), dan
kesimpulan yang masuk akal berdasarkan
implikasi (= inferensi). Untuk menjelaskan kedua pengertian di atas, dapat dikemukakan contoh berikut. Bila seorang
ibu mendengar tetesan air dalam kamar mandi, maka is menarik kesimpulan bahwa kerannya bocor atau kerannya
kurang cermat ditutup. Untuk menetapkan kesimpulan mana
yang mempunyai kemungkinan yang paling tinggi, harus dipertimbangkan dua faktor: bagaimana kebiasaan penghuni
rumah mempergunakan keran, serta berapa lama usia paking keran itu. Jika si Adi mempunyai kebiasaan membiarkan
keran terbuka, maka ibu dapat mengambil kesimpulan (dalam hal ini inferensi) bahwa: "Adi tidak menutup keran dengan
cermat".Tetapi jika keran itu tidak dapat ditutup secara normal, sedangkan di pihak lain pakingnya sudah lama diganti,
maka dapat ditarik inferensi: "Pakingnya sudah aus, sebab itu perlu diganti".
16. Wujud Evidiensi
Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan
argumentatif adalah evidensi. Pada
hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang
ada, semua kesaksian, semua informasi, atau
autoritas, dan sebagainya yang dihubung-
hubungkan untuk membuktikan suatu
kebenaran.
Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak
boleh dicampur-adukkan dengan apa yang
dikenal sebagai pernyataan atau penegasan.
17. Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi.Yang
dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu
sumber tertentu.Biasanya semua bahan informasi berupa statistik,dan keterangan-keterangan
yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada .seseorang,semuanya dimasukkan
dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan).Pada dasarnya
semua data dan informasi harus diyakini dan diandalkan kebenarannya.Untuk itu penulis atau
pembicara harus mengadakan pengujian atas data dan informasi tersebut,apakah semua
bahan keterangan itu merupakan fakta.
18. FILSAFAT MANUSIA
HAKEKAT MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT ILMU
Kelompok 9 :
1. Ivang Ananta (1211900272)
2. Wisnu jati Jaya K (1211900276)
3. Novani Azis Dandi F (1211900281)
19. PENGERTIAN FILSAFAT MANUSIA
Filsafat manusia adalah cabang filsafat khusus yang secara
spesifik mempelajari hakekat/esensi manusia. Filsafat adalah
metode pemikiran yang membahas tentang sifat dasar dan
hakikat kebenaran yang ada di dunia ini. Filsafat manusia
adalah bagian filsafat yang membahas apa arti manusia
sendiri secara mendetail.
20. KEDUDUKAN FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti
pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filfafat.
Berdasarkan atas dasar hasil-hasil kenyataan itu, maka filsafat
memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu
mengenai sesuatu yang terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti
kedudukan dalam hubungannyadengan yang lain. Kita juga
mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal, rasa,
dan kehendak. Dengan akal filsafat memberikan pedoman hidup
untuk berpikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan
kehendak, maka filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan
mengenai baik dan buruk.
21. PERBEDAAN FILSAFAT MANUSIA DAN ILMUTENTANG
MANUSIA (PSIKOLOGI & ANTROPOLOGI
IlmuTentang Manusia Filsafat Manusia
Bersifat positifistik menggunakan metodologi
ilu alam, observasional dan eksperimental
yang terbatasa tampak secara empiris
Bersifat metafisis menggunakan metode ilmu
kemanusiaan, sintetis, reflektif, intensif, dan kritis
yang merupakan gejala seperti filsafat manusia.
Oleh karena itu tidak dapat menjawab
pertanyaan yang mendasar tentang manusia
Oleh karena itu dapat menjawab pertanyaan yang
berdasar tentang manusia
Metode lebih fragmentaris yaitu menyelidiki
hanya bagian tertentu dari manusia, contohnya
: psikologis manusia sebagai organisme.
Antropologi dan sosiologi pada gejala budaya
dan pranata sosial.
Metode sintetis dan reflektif (ektensif) atau
menyeluruh, intensif (mendalam) dan kritis,
contoh: filsafat manusia menekankan kesatuan
dua aspek/lebih dalam satu visi.
22. MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT MANUSIA
MANFAAT
Secara praktis
siapa sesungguhnya manusia? Hal ini membutuhkan pemahaman
manusia secara menyeluruh, sehingga memudahkan mengambil
keputusan-keputusan praktis/menjalankan aktivitas hidup sehari-hari.
Secara teoritis
Pemahaman manusia secara yang esensial sehingga kits dapat meninjau
secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di balik teori-teori
antropologi dan psikologi dan ilmu-ilmu tentang manusia.
Manfaat lain:
Mencari menemukan jawaban tentang siapakah sesunguhnya manusia
itu, masalah-masalah terkait manusia sangat kompleks sehingga
persoalan tentang manusia tidak habis untuk dibicarakan.
Essensi manusia pada prinsipnya adalah sebuah misteri.
23. Ciri — Ciri Filsafat Manusia
Ciri-ciri filsafat manusia secara umum dianataranya :
1. Ekstensif: dapat kita saksikan dari luasnya jangkauan atau
menyeluruhnya objek kajian yang di geluti oleh filsafat.
2. Intensif (mendasar): filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak
menggali inti hakikat (esensi), akar, atau struktur dasar, yang
melandasi segenap kenyataan.
3. Kritis: karena tujuan filsafat manusia pada taraf akhir tidak lain
adalah untuk memahami din sendiri maka hal apa saja yang secara
langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pemahaman
din manusia, tidak luput dari kritik filsafat.
24. Esensi Manusia
Di dalam filsafat manusia terdapat beberapa aliran.Tiap-tiap aliran memiliki pandangan
tentang hakikat atau esensi manusia yang berbeda-beda.Dan sekian banyak aliran,
terdapat dua aliran tertua dan terbesar, yaitu materialisme dan idealisme.Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
1. Materialisme
Materialisme adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan,
termasuk esensi manusia bersifat material atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik atau
material adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (res extansa),
dan bersifat objektif. Karena menempati ruang dan waktu serta bersifat objektif, maka ia
bisa diukur,dikuantifikasikan (dihitung),dan diobservasi.
2. Idealisme
Kebalikan dari materialisme adalah idealisme.Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah
bersifat spiritual (oleh sebab itu, aliran ini sering disebut juga spiritualisme).Para idealis
percaya bahwa ada kekuatan atau kenyataan spiritual dibelakang setiap penampakan atau
kejadian.
25. Filsafat Etika & Moral
Kelompok 9 :
1. Ivang Ananta (1211900272)
2. Wisnu jati Jaya K (1211900276)
3. Novani Azis Dandi F (1211900281)
26. Hakikat etika
Pengertian etika (etimologi) berasal dari bahasaYunani,
yaitu "ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat
kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa
Latin, yaitu "mos" dan dalam bentuk jamaknya "mores,"
yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk.
27. Hakikat Moral
Pengertian moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam
bahasa Latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya tata cara
atau adat istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila.
Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian
moral yang dari segi substantif materielnya tidak ada per-
bedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda
28. Tiga kemampuan besar manusia menurut Erlina
Pertama, kemampuan kognitif, yakni kemampuan untuk mengetahui
dalam arti kata yang lebih dalam berupa mengerti, memahami,
menghayati, dan mengingat apa yang diketahui itu. Landasan kognitif
yaitu rasio atau akal dan kemampuan ini bersifat netral.
Kedua, kemampuan afektif, yakni kemampuan untuk merasakan
tentang apa yang diketahuinya, yaitu rasa cinta dan rasa indah. Bila
kemampuan kognitif bersifat netral, maka kemampuan afektif tidak
bersifat netral lagi. Rasa cinta dan rasa indah, keduanya merupakan
kontinum yang berujung pada sifat poller. Landasan afeksi yaitu rasa
atau kalbu atau disebut juga hati nurani
Ketiga, kemampuan konatif, yaitu kemampuan untuk mencapai apa
yang dirasakan itu. Konasi antara lain kemauan, keinginan, hasrat,
yakni daya dorong untuk mencapai atau menjauhi segala apa yang
didiktekan oleh rasa.
29. ASPEK DAN SIFAT MORAL DALAM ILMU
PENGETAHUAN
1. MoralitasVersus Legalitas dalam Ilmu Pengetahuan
Menurut Immanuel Kant dalam Tjahjadi (1991), filsafatYunani dibagi menjadi
tiga bagian, ya' itu fisika, etika, dan logika. Logika bersifat apriori, maksudnya
tidak membutuhkan pengalaman empiris. Logika sibuk dengan pemahaman dan
rasio itu sendiri, dengan hukum pemikiran universal. Fisika, di samping memiliki
unsur apriori juga memiliki unsur empiris atau aposteriori, sebab sibuk dengan
hukum alam yang berlaku bagi alam sebagai objek pengalaman. Demikian pula
halnya dengan etika, di samping memiliki unsur apriori juga memiliki unsur
empiris, sebab sibuk dengan hukum tindakan manusia yang dapat diketahui dari
pengalaman.
30. Moralitas ObjektivistikVersus Relativistik dalam Ilmu
Pengetahuan
Sejarah ide dunia Barat dimulai sejak zamanYunani Kuno sekitar
abad ke-5 SM, dengan ahli pikirnya yang sangat terkenal, yaitu
Socrates, Plato, dan Aristoteles. Ketiga pemikir terbesar Abad
Klasik ini berpandangan bahwa prinsip moral itu bersifat
objektivistik, naturalistik, dan rasional. Maksudnya, meskipun
bersifat objektif sebagaimana yang telah dikemukakan, akan tetapi
moral itu merupakan bagian dari kehidupan duniawi (natural) dan
dapat dipahami melalui proses penalaran atau penggunaan akal
budi (rasional).
31. Sifat Moral dalam Perspektif ObjektivistikVersus
Relativistik
Prinsip moral yang bersifat objektivistik-universal yang dimaksud-
kan yaitu prinsip moral secara objektif dapat diterima oleh siapa
pun, di mana pun, dan kapan pun juga. Sebagai contoh, sifat atau
sikap kejujuran, kemanusiaan, kemerdekaan, tanggung jawab,
keikhlasan, ketulusan, persaudaraari, dan keadilan.Adapun prinsip
moral yang bersifat relativistikkontekstual sifatnya "tergantung
atau sesuai dengan konteks," misalnya tergantung pada konteks
kebudayaan atau kultur, sehingga bersifat kultural. Demikian
seterusnya, sifat relativistik-kontekstual itu pengertiannya bisa
berarti nasional, komunal, tradisional, situasional, kondisional,
multikultural, atau bahkan individual.
32. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEMANUSIAAN
Menurut Jhon G. Kemeny dalamThe Liang Gie (2005)
mengatakan, ilmu adalah seluruh pengetahuan yang dihimpun
dengan perantara metode ilmiah (all knowledge collected by means
of the scientific method).
Sejatinya ilmu pengetahuan yaitu mengarahkan kecerdasan
menuju kebahagiaan dunia dan akhirat tanpa mengharapkan
keuntungan materi, melakukan pengkajian tak kenal lelah dan
terperinci tentang alam semesta untuk menemukan kebenaran
mutlak yang mendasarinya, dan mengikuti metode yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu, maka ketiadaan hal-hal ini
memiliki anti bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat memenuhi
harapan kita.
33. ETIKA DAN MORAL DALAM ILMU
PENGETAHUAN
Etika moral harus mengikat para pihak, baik ilmuwan, pemakai atau
pengguna, maupun produsen atau pihak dunia industri yang meng-
hasilkan produk ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sangat penting,
karena ilmu pengetahuan dan teknologi hams maslahat bagi kehidupan
manusia, bukan justru untuk kemudaratan dan memusnahkan budaya,
peradaban, dan kehidupan manusia.
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua
kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral. Etika berkaitan erat dengan pelbagai masalah-masalah
nilai karena etika pada pokoknya membicarakan masalah-masalah
predikat nilai "susila" dan "tidak susila" "baik" dan "buruk". Kualitas-
kualitas ini dinamakan kebajikan yang dilawankan dengan kejahatan yang
berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya
dikatakan orang yang tidak susila. Sesungguhnya etika lebih banyak
bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam
hubungannya dengan tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986).
34. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Topik 12 :
Panacasila sebagai filsafat bangsa indonesia
Kelompok 9 :
1. Ivang Ananta (1211900272)
2. Wisnu jati Jaya K (1211900276)
3. Novani Azis Dandi F (1211900281)
35. Latar Belakang
Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan
filsafat masyarakat budaya bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat
merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku
dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu,
filsafat berfungsi dalam menentukan pandangan hidup suatu
masyarakat dalam menghadapi suatu masalah, hakikat dan
sifat hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika
dan tata krama pergaulan dalam ruang dan waktu, serta
hakikat hubungan manusia dengan manusia lainnya
Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat
seperti bangsa-bangsa lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita
kenal dengan nama Pancasila yang terdiri dari lima sila.
Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia.
36. Pengertian Filsafat Dan Dasar Filsafat
Pancasila
Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasaYunani,
yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari kata philo,
philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta /
mencintai dan sophia yang berarti kebijakan,
kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara
harfiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan
atau kebenaran yang hakiki.
Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu
filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti
produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat
sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup.
37. Dasar yang Menjadikan Pancasila sebagai
Filsafat Bangsa Indonesia
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki
hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan
disamakan artinya dengan metafisika.
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal,
syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori.
Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki
a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
c. Sosio politik yang berwujud ideologi.
38. PANCASILA SEBAGI FILSAFAT
Arti Pancasila sebagai Filsafat
Berkat perjuangan yang gigihdariseluruh rakyat Indonesia pada
zaman penjajahan Jepang dibentuk suatu badan yang diberi nama BPUPKI.
Badan ini diresmikan tanggal 28 Mei 1945 oleh pemerintah Jepang.Tanggal
29 Mei 1945 Mr. MuhammadYamin mengutarakan prinsip dasar negara yang
sekaligus sesudah berpidato menyerahkan teks pidatonya beserta rancangan
undang-undang dasar.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato membahas dasar
negara. Dan pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan undang-undang dasar
yang diberi nama Undang-Undang Dasar 1945.Sekaligus dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar sila-sila Pancasila ditetapkan. Jadi, Pancasila sebagai
filsafat bangsa Indonesia ditetapkan bersamaan dengan ditetapkannya
Undang-Undang Dasar 1945, dan menjadi ideologi bangsa Indonesia.
Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak
bagi seluruh tumpah darah Indonesia.Tidak ada tempat bagi warga negara
Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai
filsafat bangsa Indonesia.
39. Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila
Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-
masing silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang
menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita
luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia
dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh
dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari
keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat
tentang kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang
asasi tentang manusia. Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila
bersifat universal. Berdasarkan hal tersebut, dapat diperoleh unsur
inti yang tetap dari Pancasila, yang tidak mengalami perubahan
dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum
dan universal ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya
sama dan mutlak bagi seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah dan
sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara Republik
Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
40. Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya
dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan
kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi berarti
mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut
kuat atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.
Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan
nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.
2. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar
negara (filsafat negara) RI.
3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa
dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa
lain (Cina, India,Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila
adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
4. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya;
filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan
kepustakaan secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari
khasanah dan filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.
41. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta akan
kebijakan. Sedangkan Pancasila sebagai sistem
filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian
yang saling berhubungan, saling bekerjasama
antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk
tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh yang
mempunyai beberapa inti sila, nilai dan
landasan yang mendasar.
42. SARANA BERFIKIR ILMIAH DAN FILSAFAT
SEBAGAI BERFIKIR ILMIAH
Kelompok 9 :
1. Ivang Ananta (1211900272)
2. Wisnu jati Jaya K (1211900276)
3. Novani Azis Dandi F (1211900281)
43. Definisi sarana berfikir ilmiah
Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan
pengetahuan.
Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan
induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di
dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari
pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat
khusus; sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di
dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
44. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana
berpikir ilmiah adalah
Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu,
melainkan kumpulan pengetahuan yang
didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik. Untuk dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka
diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa,
matematika, dan statistika.
45. Sarana Berpikir Ilmiah
Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh
proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan
Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang
yang membentuk makna. Sedangkan dalam KBBI(Kamus Besar Bahasa
Indonesia) bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan bunyi,
lambang, sistematika, komunikasi, dan alat.
Bahasa memiliki tujuh ciri sebagai berikut :Sistematis, yang berarti bahasa
mempunyai pola atau aturan.Arbitrer (manasuka).Artinya, kata sebagai
simbol berhubungan secara tidak logis dengan apa yang disimbolkannya.
Ucapan/vokal.Bahasa berupa bunyi.Bahasa itu simbol.Kata sebagai simbol
mengacu pada objeknya.Bahasa, selain mengacu pada suatu objek, juga
mengacu pada dirinya sendiri.Artinya, bahasa dapat dipakai untuk
menganalisis bahasa itu sendiri.Manusiawi, yakni bahasa hanya dimiliki oleh
manusia.Bahasa itu komunikasi.Fungsi terpenting dari bahasa adalah
menjadi alatkomunikasi dan interaksi.
46. • Matematika
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu
dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten.
Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan
suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk
suatu studi ataupun pemecahan masalah.Pentingnya matematika tidak lepas
dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan
Peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah adalah dapat diperoleh
kemampuan-kemampuan meliputi :
Menggunakan algoritma, Melakukan manipulasi secara matematika,
Mengorganisasikan data, memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya.
Mengenal dan menemukan pola. Menarik kesimpulan, Membuat kalimat atau
model matematika, Membuat interpretasi bangun geometri, Memahami
pengukuran dan satuanya, Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam
matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
47. • Statistika
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.Konsep
statistikasering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam
suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik
kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian
dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara
kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang
pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin
besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut
dan sebaliknya.
• Logika
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematik, valid dan
dapatdipertanggungjawabkan. Dalam arti luas logika adalah sebuah
metode dan prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas
antara penalaran yang benar dengan penalaran yang salah.Karena itu,
berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir.
Berpikir membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang sesuai.
48. DEFINISI HAKIKAT SARANA BERFIKIR ILMIAH
◦ Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris.
Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas
secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal
budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan
mengembangkan.
◦ Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita
tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir
ilmiah yang baik. Mempunyai metode tersendiri yang
berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan
pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah
adalah membantu proses metode ilmiah.
49. Sumber-sumber pengetahuan manusia
dikelompokkan atas:
Pengalaman.
Otoritas .
Cara berfikir deduktif.
Cara berfikir induktif .
Berfikir ilmiah (pendekatan ilmiah).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir
ilmiah adalah :
Sarana berfikir ilmiah bukanlah ilmu melainkan kumpulan
pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmu.
Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara
baik.
50. Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah
memiliki perbedaan dalam dua faktor mendasar
yaitu:
Sumber pengetahuan
Berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio
dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi
dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan
manusia.
Ukuran kebenaran
Berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan
analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah
(intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan
pada keyakinan semata
51. PERAN BAHASA DALAM SARANA BERFIKIR ILMIAH
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam
seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun
Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai
serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
diterangkan bahwa bahasa ialah sistem lambang bunyi yang
arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan pada
bunyi, lambang, sistematika, komunikasi.
52. Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan
yaitu :
• Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk
menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya.
Bahasa alamiah dibagi menjadi dua yaitu: bahasa isyarat dan bahasa
biasa.
• Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk
maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian
yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial atau bahasa simbolik.
Perbedaan bahasa alamiah dan bahasa buatan adalah sebagai
berikut:
• Bahasa alamiah antara kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh,
atas dasar kebiasaan sehari-hari, karena bahasanya secara spontan,
bersifat kebiasaan, intuitif (bisikan hati) dan pernyataan langsung.
• Bahasa buatan antara istilah dan konsep merupakan satu kesatuan
bersifat relatif, atas dasar pemikiran akal karena bahasanya
berdasarkan pemikiran, sekehendak hati, diskursif (logika, luas arti) dan
pernyataan tidak langsung.
53. PERAN MATEMATIKA DALAM BERFIKIR ILMIAH
Untuk melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih baik
diperlukan sarana berfikir salah satunya adalah
Matematika. Sarana tersebut memungkinkan
dilakukannya penelahaan ilmiah secara teratur dan
cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnya
merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh. Matematika
adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari
pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang
matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti
setelah sebuah makna diberikan kepadanya.Tanpa itu
maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-
rumus yang mati.
54. PERAN STATISKA DALAM BERFIKIR ILMIAH
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi
variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu.
Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan
yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian
dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu
memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari
kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya
didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin
besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat
ketelitian tersebut dan sebaliknya
Jadi statistika merupakan sekumpulan metode dalam
memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan
menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan
ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam
kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta
penganalisaan harus akurat.
55. Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:
• Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari
populas.
• Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen..
• Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
• Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang
diajukan.
Adapun hubungan antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan
Statistika, yaitu sebagaimana yang kita bahas sebelumnya, agar dapat
melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa,
matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang
dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara
berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan
yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai
peranan penting