1. PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI (PAUD):
SEBUAH ANALISIS KRITIS TENTANG
HARAPAN DAN FAKTA
Randy R. Wrihatnolo
Lokakarya Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta, 17 Desember 2008
2. • Latar Belakang
• Permasalahan
• Tujuan
• Tinjauan Konseptual
PAUD Menurut Aspek Kesehatan
PAUD Menurut Aspek Pendidikan
PAUD Menurut Aspek Kebijakan
• Rekomendasi
• Kesimpulan
2
Isi
3. • Upaya pembangunan kualitas
sumberdaya manusia
merupakan proses jangka
panjang yang harus dimulai
sejak dini, sejak janin masih
dalam kandungan.
• Penanganan anak secara
menyeluruh dan terpadu dalam
konteks PAUD sesungguhnya
telah menjadi komitmen
internasional dan nasional.
• PAUD belum mendapatkan
perhatian layak dari Negara
pengakuan Mendiknas abaikan
PAUD.
3
Latar Belakang
Warta Kota, 27 November 2008
4. Pertama, Angka Partisipasi Kasar pendidikan anak usia dini masih rendah, lebih
rendah dari APK SD dan SLPT.
Kedua, anggaran PAUD hampir 0%. Di tengah anggaran pendidikan di Indonesia
yang masih 1,3% GDP, anggaran pendidikan anak usia dini pada kenyataannya
hampir 0% di tahun 2006.
Ketiga, ketiadaan koordinasi dari Depdiknas. Saat ini di dalam tubuh Depdiknas
sendiri terdapat dua instansi yang mengurusi PAUD, yaitu instansi yang mengurusi
PAUD dari jalur pendidikan pelayanan formal (Ditjen Mandikdasmen) dan instansi
yang mengurusi PAUD dari jalur pendidikan non-formal (Ditjen PNFI).
Keempat, kelembagaan PAUD belum termanajemeni dengan baik. Banyak usaha
dibutuhkan untuk menyatukan kebutuhan dari pelaksana pendidikan dan
perawatan dengan cara yang lebih terintegrasi.
Kelima, masih terpisahnya jalur perawatan kesehatan usia dini dengan jalur
pendidikan usia dini.
4
Permasalahan (1)
9. Sri Murtiningsih (2006) melalui konsepnya “bonus demografi” mengatakan
bahwa PAUD sesungguhnya seharusnya dilakukan sejak masih dalam kandungan
hingga menginjak usia pendidikan dasar. Pembentukan manusia sejak dini dapat
memunculkan manfaat pada masa 20 tahun mendatang yang ia sebut sebagai
bonus demografi.
Ascobat Gani (2006) pembentukan kualitas anak harus direbut sejak anak
masih berada dalam kandungan ketika masih berupa janin. Perhatian mutu gizi
harus diberikan sejak masih janin sampai usia balita, karena perkembangan otak
manusia yang paling krusial dan kritis adalah ketika manusia masih berupa janin
hingga usia balita.
Chatib Basri (LPEM UI, 2006) dalam teori ekonomi model Solow, tenaga kerja
merupakan asset berharga dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Indonesia sangat memerlukan human resource yang memadai sebagai mesin
untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dalam 10 tahun ke depan Chatib
Basri (2006). Penduduk dan Pembangunan. Seminar Pemanfaatan Bonus
Demografi dan Implikasinya Bagi Pembangunan. Jakarta, 18 Juli 2006.
9
PAUD Menurut Aspek Kesehatan
10. Merunut ukuran usianya, maka siklus kehidupan manusia dapat dimulai sejak
sebelum kelahiran –berarti adalah ibu hamil--, kemudian dilanjutkan dengan masa
kelahiran sejak hari kelahiran hingga usia balita, kemudian berlanjut ke usia anak-
anak hingga menginjak masa produktif.
10
PAUD Menurut Aspek Kesehatan
Gambar 1.
Siklus Kehidupan Manusia
Menurut Kualitas
Pencapaian MDGs.
(Wrihatnolo/UNDP, 2007)
11. Usia di bawah lima tahun (balita) adalah usia
yang paling kritis atau paling menentukan
dalam pembentukan karakter dan kepribadian
seseorang. Termasuk juga pengembangan
intelegensi hampir seluruhnya terjadi pada
usia di bawah lima tahun.
Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 50 persen kapabilitas
kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun,
80 persen telah terjadi ketika berumur 8 tahun, dan mencapai titik
kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun.
(Baylor College of Medicine, 2002)
11
PAUD Menurut Aspek Kesehatan
12. 12
PAUD Menurut Aspek Kesehatan
Remaja
12-18 thn
Anak-anak
6-12 thn
Anak-anak
Awal SD
6-8 thn
Anak-anak
Prasekolah
4-6 thn
Toddler
2-3 thn
Infant
0-1 thn
Kandungan
0-9 bulan
Perkembangan otak 50% (kumulatif) 80% 100%
SLTP-SLTA
23-26 juta/th
Sekolah Dasar
27-20 juta/th
Prasekolah
10-11 juta/th
Infant+Toddler
20-21 juta/th
Janin
4-5 juta/th
Pendidikan Keluarga
Aspek Kesehatan/Perawatan
Pendidikan Dasar DikmenPAUD
Data 2007
Aspek Pendidikan
14. Pendidikan bayi sejak usia nol tahun (baru lahir) atau bahkan sejak
bayi masih dalam kandungan sudah saatnya dikembangkan.
Pendidikan Pre-School dan Taman Kanak-Kanak tidak boleh
dianggap sepele dan diabaikan.
Guru-guru dan fasilitas yang terbaik semestinya diprioritaskan pada
lembaga pendidikan kanak-kanak.
PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.
Agar anak tumbuh dan berkembang sesuai tingkat
perkembangannya, sehingga ia memiliki kesiapan yang optimal
dalam memasuki pendidikan dasar.
14
PAUD Menurut Aspek Pendidikan
15. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa dan kemampuan
untuk menyerap informasi sangat tinggi. Kebanyakan orang tidak
mengenali dan memahami kemampuan 'magic' yang ada pada
anak-anak.
Mereka hanya bisa berkata, "Saya tahu anak-anak belajar lebih
cepat", tetapi mereka tidak tahu seberapa cepat anak-anak bisa
belajar.
Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan orang tua dan
guru-guru maka potensi luar biasa yang ada pada setiap anak
sebagian besar tersia-siakan.
15
PAUD Menurut Aspek Pendidikan
16. Penyelenggaraan PAUD di beberapa negara adalah
antara sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup PAUD:
• Infant (0-1 tahun
• Toddler (2-3 tahun)
• Preschool/Kindergarten children (3-6 tahun)
• Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
16
PAUD Menurut Aspek Pendidikan
17. • Jika anak hidup dengan dorongan, ia akan belajar
percaya diri.
• Jika anak hidup dengan pujian, ia akan belajar tentang
keadilan.
• Jika anak hidup dengan rasa aman, ia akan belajar
untuk mempercayai.
• Jika anak hidup dengan persetujuan, ia akan belajar
menghargai dirinya.
• Jika anak hidup dengan toleransi, ia akan belajar
bersabar.
• Jika anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan,
ia akan belajar untuk menemukan cinta di muka bumi
ini.
17
PAUD Menurut Aspek Pendidikan
19. Butir 1 Deklarasi Dakar Senegal Tahun 2000 memperluas dan
meningkatkan secara menyeluruh perawatan dan pendidikan bagi
anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan
kurang beruntung.
Pasal 28B ayat (2) UUD 1945 setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
UU No 20/2003 Sisdiknas Pasal 1 butir 14 PAUD adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani, agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.
Hari Anak Nasional 23 Juli 2003 Presiden Republik Indonesia
mencanangkan pelaksanaan PAUD di seluruh Indonesia. 19
PAUD Menurut Aspek Kebijakan
20. Pembukaan UUD 1945 “… mencerdaskan kehidupan
bangsa…”. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, MPR-RI telah
mengamandemen Pasal 31 UUD 1945 yang menghasilkan Pasal
31 Ayat (1) sampai Ayat (5).
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional secara jelas dan tegas mengamanatkan program wajib
belajar minimal sampai ke jenjang pendidikan dasar.
Setiap warga negara wajib mendapatkan pendidikan yang bermutu,
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga
negara sesuai dengan bakat, minat, tingkat kecerdasan dan
emampuannya tanpa diskriminasi, minimal setara dengan Standar
Nasional Pendidikan.
20
PAUD Menurut Aspek Kebijakan
21. UU Sisdiknas mengamanatkan:
• Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
• Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuannya.
• TK menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan
kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik.
Hal ini dipertegas oleh RPP tentang Pendidikan Anak Usia Dini.
21
PAUD Menurut Aspek Kebijakan
22. Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1:
Rentangan anak usia dini adalah 0-6 tahun.
Tujuan penyelenggaraan PAUD:
• Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang
berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga
memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki
pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa
dewasa.
• Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak
mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
22
PAUD Menurut Aspek Kebijakan
23. 23
PAUD Menurut Aspek Kebijakan
Gambar 2. Dimensi Kebijakan Inti, Kebijakan Sisi Supply, dan Kebijakan Sisi Demand
dalam Pemanfaatan Bonus Demografi.
25. 25
Program Pemerintah Jawa Tengah
Program yang membina Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB)
BKKBN Provinsi Jawa Tengah menetapkan kebijakan integrasi BKB-Pos PAUD. Grand strategy Program KB Nasional di antaranya yaitu
meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB, dan seluruh keluarga yang memiliki anak balita menjadi
anggota aktif BKB. Tujuannya memberdayakan orang tua (ayah dan ibu) dan anggota keluarga lainnya dalam membina tumbuh
kembang anak balitanya untuk mewujudkan SDM yang berkualitas. Sasarannya adalah orang tua (ayah dan ibu), dan anggota keluarga
lain mempunyai anak balita (0-5 tahun) dan usia prasekolah (5-6 tahun) termasuk ibu hamil. Jangkauannya desa/kelurahan serta
RW/dusun.
Aplikasinya, penyelenggaraan kegiatan BKB dilaksanakan secara lintas sektor dan lintas program dengan memberikan pelayanan
secara terpadu dari berbagai instansi/lembaga masyarakat/sektor swasta. Untuk itulah pelayanan BKB mengacu kepada aspek
kesehatan, gizi, psikososial, pendidikan dan memperhatikan perlindungan dan partisipasi anak dalam memenuhi hak-haknya. Dalam
pelaksanaannya tetap memperhatikan kondisi dan potensi kelompok, termasuk sasaran program, tenaga pengelola/kader, serta
pengaturan waktu tempat pelaksanaan kegiatan integrasi. Khusus untuk program PAUD, sebagai pelaksana teknis dari kegiatan BKB,
BKKBN termasuk salah satu stakeholder program PAUD bersama dengan lintas sektor lainnya. Dari aspek kesehatan dan gizi, yaitu
BKB-Posyandu. Dari aspek psikososial dan pendidikan yaitu BKB-PAUD. Keterpaduan kegiatan lainnya yaitu BKB-TPA, Kelompok
Bermain.
Melalui Dinas Kesejahteraan Sosial Pemprov Jateng juga menetapkan beberapa kebijakan untuk mendukung program PAUD. Salah
satunya yaitu melakukan beberapa pelayanan kepada anak balita. Di antaranya dengan pembinaan kepada panti sosial yang
memberikan layanan kepada anak balita dengan tujuan meningkatkan profesionalisme pelayanan di panti. Kemudian juga memberikan
bantuan operasional berupa Alat Permainan Edukatif (APE) dan sarana prasarana, serta bantuan permakanan untuk peningkatan gizi
anak-anak balita. Tidak kalah penting yaitu mengadakan pendidikan dan pelatihan petugas dengan materi bimbingan pembelajaran
prasekolah, penggunaan APE, administrasi pelayanan pekerja sosial, metodologi tentang sosialisasi anak, psikologi perkembangan
anak. Materi lain yaitu gizi, perawatan kesehatan anak, imunisasi, P3K, pendidikan moral dan mental, serta bimbingan kesejahteraan
sosial keluarga. Dengan demikian pelayanan kepada anak balita di Tempat Penitipan Anak (TPA) dan Kelompok Bermain (KB) dapat
dilaksanakan secara profesional.
Beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang merupakan panti sosial milik masyarakat yang menangani anak balita, antara lain Panti
Sosial ''Kasih Mesra'' Kabupaten Demak, Yayasan Pemeliharaan Anak Balita (YPAB) Kota Surakarta, Yayasan Pemeliharaan Balita
Telantar (YPBT) Kab Klaten. Di samping itu sedang dalam perencanaan adalah Panti Asuhan Anak Balita (PAAB) di Kota Salatiga.
Melalui berbagai upaya tersebut, diharapkan anak-anak Indonesia khususnya Jawa Tengah berkualitas.
29. PAUD merupakan pendidikan yang amat mendasar dan strategis,
karena masa usia dini merupakan masa emas dan peletak dasar
(fondasi awal) bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya
PAUD selayaknya mendapat perhatian yang serius dan dapat
menyentuh semua anak yang ada di negeri ini. Karena kehidupan
pertama anak berada pada lingkungan keluarga maka sudah
sepantasnyalah orangtua menjadi pendidik yang utama selain
daripada pendidikan yang diselenggarakan di luar lingkungan
keluarga.
29
Rekomendasi (1)
30. Masyarakat yang menjadi lingkungan anak menjalani aktivitas
sosialnya mempunyai peran yang besar dalam mempengaruhi baik
buruknya proses pendidikan, karena anak satu bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat.
Selain keluarga dan sekolah, partai dan organisasi masyarakat
mempunyai peran dalam melahirkan generasi berkualitas pemimpin.
Dari seluruh pihak yang mempunyai tanggungjawab dalam mendidik
generasi cerdas, generasi peduli bangsa, tentu negaralah yang
mempunyai peran terbesar dan terpenting dalam menjamin
berlangsungnya proses pendidikan generasi.
30
Rekomendasi (2)
33. Rendahnya mutu SDM bangsa ini menunjukkan lemahnya
penanganan masalah pendidikan terhadap generasinya. Supaya
semua ini tidak berlanjut maka mari kita berusaha lebih baik lagi
untuk memberdayakan potensi yang ada pada anak usia dini melalui
program PAUD.
Kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia bergantung pada
kualitas anak-anak masa kini sebagai generasi pelanjut dalam
mempertahankan keutuhan dan kedaulatan Negara dimasa
hadapan, bahkan dengan kualitas itu pula anak-anak kita dapat
menjadikan Indonesia sebuah negara yang kuat, modern dan
sejahtera.
Salah satu pondasi yang sangat penting untuk menjadikan Negara
kuat, maju dan sejahtera adalah dengan menjadikan anak-anak
sebagai asset masa depan.
33
Kesimpulan
34. Jangan abaikan anak usia di bawah lima tahun, karena
jika terjadi akan menyebabkan lost generation atau
generasi yang hilang efeknya adalah masa depan suram
Negara Indonesia akan menghantui kita sejak sekarang.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan
anak usia dini adalah pemerintah (negara), masyarakat
dan keluarga.
Keluarga adalah institusi pertama yang melakukan
pendidikan dan pembinaan terhadap anak (generasi).
Keluarga adalah tempat pertama kali dasar kepribadian
anak dibangun pendidikan keluarga sangat penting.
34
Kesimpulan
37. 37
Biodata Ringkas
Jabatan:
Kepala Sub-Direktorat Evaluasi Kinerja Perekonomian pada Deputi Evaluasi Kinerja
Pembangunan - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Karya Tulis (buku), antara lain:
Manajemen Pembangunan Indonesia (Gramedia/Elexmedia Komputindo, 2006)
Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat
(Gramedia/Elexmedia Komputindo, 2007)
Pencapaian Millennium Development Goals Indonesia 2007 (UNDP/Bappenas, 2007)
Manajemen Privatisasi BUMN (Gramedia/Elexmedia Komputindo, 2008)
Website:
www.wrihatnolo.blogspot.com
www.slideshare.net/wrihatnolo
Email:
wrihatnolo@yahoo.com
wrihatnolo@bappenas.go.id
rizang.wrihatnolo@ruhr-uni-bochum.de