Laporan ini memberikan ringkasan perkembangan pelaksanaan kegiatan MP3EI dan kinerja Kawasan Perhatian Investasi (KPI) di Koridor Ekonomi Sumatera pada Kuartal III tahun 2012. Laporan mengidentifikasi 5 KPI dengan pencapaian pelaksanaan dan realisasi investasi 100% serta 2 KPI dengan pencapaian lebih dari 50% dan realisasi investasi hampir 100%, sementara 5 KPI lainnya memiliki pencapaian kurang dari 50%. Laporan
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
1. Sekretariat
Komite Percepatan dan
Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia
(KP3EI)
Laporan Serial Pemantauan
Kuartal III Tahun 2012
Pemantauan Perkembangan
Pelaksanaan Kegiatan MP3EI di
Kawasan Perhatian Investasi
Koridor Ekonomi Sumatera
Divisi Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
Sekretariat KP3EI
Oktober 2012
1
2. Bab
Pendahuluan 1
Sentra Produksi, Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional merupakan tema
yang diangkat dari Koridor Ekonomi Sumatra. Secara strategis koridor ekonomi ini
diharapkan menjadi Gerbang Ekonomi Nasional ke Pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan, Asia
Timur dan Australia. Sejauh ini, secara umum koridor ekonomi ini berkembang dengan baik
khususnya di bidang ekonomi dan sosial. Lebih lanjut, koridor ekonomi ini berkembang
dengan kegiatan ekonomi utama yaitu: kelapa sawit, karet, batu bara, perkapalan, besi
baja, dan Kawasan Strategis Nasional Selat Sunda. Namun demikian, koridor ekonomi ini
memiliki beberapa prioritas yang menjadi target utama dalam pencapaian kinerja
diantaranya: (1) Mewujudkan keseimbangan pendapatan yang signifikan di dalam koridor,
baik antar perkotaan dan perdesaan ataupun antar provinsi-provinsi yang ada di dalam
koridor; (2) Mewujudkan pertumbuhan kegiatan ekonomi utama minyak dan gas bumi
(share 20 persen dari PDRB koridor) yang sangat rendah dengan cadangan yang semakin
menipis; (3) Meningkatkan investasi yang saat ini ada indikasi penurunan dalam beberapa
tahun terakhir; (4) Mewujudkan infrastruktur dasar yang memadai untuk pengembangan
industri, antara lain jalan, rel kereta api, pelabuhan laut, serta sumber energi tenaga listrik
yang dapat mendukung industri.
Dari beberapa prioritas tersebut, secara umum dapat dilihat kinerja kegiatan ekonomi
utama menurut Kawasan Perhatian Investasi yang merupakan domain dari sentra produksi
(lihat Tabel 1).
Laporan Pemantauan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan MP3EI Kuartal III Tahun 2012
ini disusun ketika pelaksanaan MP3EI pada tahun 2012 telah memasuki bulan ke-9 di tahun
2012. Laporan ini berisikan perkembangan pencapaian fisik dan realisasi investasi sampai
September 2012. Dalam laporan ini disampaikan pula ulasan tentang kinerja kegiatan
ekonomi utama pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI) serta perkembangan kegiatan
pendukungnya. Kinerja kegiatan dinilai berdasarkan faktor-faktor pendukung di tiap
pelaksanaan kegiatan.
2
3. Bab
Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
Menurut KPI 2
Dalam Koridor Ekonomi Sumatera, di 23 KPI terdaftar telah dikembangkan beberapa
kegiatan ekonomi utama. Sejauh ini, kegiatan ekonomi utama yang dilakukan di tiap KPI
adalah kelapa sawit, batubara, migas, pertanian pangan, pariwisata, karet, perkayuan, dan
perikanan. Tidak hanya itu, di tiap-tiap KPI dilaksanakan pula beberapa kegiatan
pendukung meliputi proyek-proyek infrastruktur seperti infrastruktur bandara, pelabuhan,
kereta api, jalan, energi, bendungan, ICT, pendukung transportasi, utilitas air, pendukung
energi, dan pengembangan lahan.
Sampai dengan bulan September 2012, laporan ini telah mengidentifikasi perkembangan
pelaksanaan kegiatan dan kinerja di tiap KPI. Kegiatan ekonomi utama pada koridor ini
mencakup berbagai kegiatan ekonomi strategis di tiap kawasan. Berdasarkan data yang
dapat dihimpun, laporan ini dapat menginformasikan perkembangan pelaksanaan kegiatan
dan kinerja KPI yang sudah berjalan sampai bulan September 2012.
Dari 23 KPI yang sudah terdaftar, terdapat 5 KPI yaitu (KPI Dairi Sumut, KPI
Padang, KPI Kota Batam, KPI Bandar Lampung, dan KPI Prabumulih) yang
perkembangan pencapaian pelaksanaan kegiatan ekonomi utamanya telah
mencapai 100 persen dan telah merealisasikan investasinya 100 persen pula.
Dengan status perkembangan kinerja demikian, maka KPI-KPI tersebut diharapkan
memberikan kontribusi yang cukup pada pertumbuhan ekonomi wilayah.
Selanjutnya, dapat diinformasikan 2 KPI (KPI Tapanuli Selatan dan KPI Baja
Cilegon Banten) perkembangan pencapaian pelaksanaan kegiatan ekonomi
utamanya mencapai lebih dari 50 persen dan realisasi investasinya hampir 100
persen.
Kemudian, sisanya terdapat 5 KPI (KPI Dumai Riau, KPI Sei Mangkei, KPI Bangka
Barat, KPI Palembang, dan KPI Muara Enim) perkembangan pencapaian
pelaksanaan kegiatan ekonomi utamanya hanya mencapai kurang dari 50 persen
dan realisasi investasinya juga kurang dari 50 persen. KPI dengan kinerja demikian
diduga cenderung bermasalah.
Selain itu dapat diiformasikan pula bahwa dalam perkembangan sampai dengan Kuartal III
Tahun 2012, pada Koridor Ekonomi Sumatra terdapat 2 KPI (KPI Palembang dan KPI
Prabumulih yang keduanya berada di Sumatra Selatan) menunjukan perkembangan kinerja
yang nampak pada bulan September 2012 ini. Untuk lebih jelas perhatikan tabel 1.
3
4. Tabel 1. Kompilasi Hasil Pemantauan Terhadap Perkembangan KPI Per Kuartal III Tahun
2012 (Q3/2012) Menurut Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi
di Koridor Ekonomi Sumatra.
Realisasi Investasi Tingkat
No Urut Kegiatan Prioritas Pencapaian Q3/2012 (%)
Q3/2012 (%) Kinerja
1 KPI DAIRI, SUMUT 100,0% 100,0% 1,00
2 KPI PADANG, SUMBAR 100,0% 100,0% 1,00
3 KPI KOTA BATAM, KEPULAUAN RIAU 100,0% 100,0% 1,00
4 KPI KOTA BANDAR LAMPUNG, LAMPUNG 100,0% 100,0% 1,00
5 KPI TAPANULI SELATAN, SUMUT 100,0% 90,0% 0,90
6 KPI PRABUMULIH, SUMSEL 100,0% 100,0% 1,00
7 KPI DUMAI, RIAU 81,8% 24,0% 0,20
8 KPI BAJA CILEGON, BANTEN 80,0% 91,4% 0,73
9 KPI SEI MANGKEI, SUMUT 80,0% 14,4% 0,12
10 KPI BANGKA BARAT, BANGKA BELITUNG 25,0% 21,4% 0,05
11 KPI PALEMBANG, SUMSEL 25,0% 10,8% 0,03
12 KPI MUARAENIM-PENDOPO, SUMATERA SELATAN 16,7% 8,5% 0,01
13 KPI ROKAN HULU-HILIR-SIAK, RIAU 0,0% 0,0% 0,00
14 KPI KAMPAR, RIAU 0,0% 0,0% 0,00
15 KPI KUANTAN SINGINGI, RIAU 0,0% 0,0% 0,00
16 KPI LINGGA, KEP.RIAU 0,0% 0,0% 0,00
17 KPI PASAMAN BARAT, SUMBAR 0,0% 0,0% 0,00
18 KPI SOLOK SELATAN, SUMBAR 0,0% 0,0% 0,00
19 KPI TANJUNG API-API-TANJUNG CARAT, SUMSEL 0,0% 0,0% 0,00
20 KPI EMPAT LAWANG, SUMSEL 0,0% 0,0% 0,00
21 KPI OGAN KOMELING ILIR, SUMSEL 0,0% 0,0% 0,00
22 KPI LAMPUNG TIMUR, LAMPUNG 0,0% 0,0% 0,00
23 KPI KSN SELAT SUNDA 0,0% 0,0% 0,00
4
5. Sementara, apabila kinerja pencapaian dan realisasi investasi pada tiap KPI dilihat secara
rangking dan dibandingkan dengan perkembangan pada Kuartal sebelumnya, maka
laporan ini menyimpulkan bahwa terdapat 2 KPI (KPI Palembang dan KPI Prabumulih)
yang mengalami perkembangan status kinerja pencapaian dan realisasi investasi selama
Kuartal III Tahun 2012. Informasi lebih lanjut dari rangking kinerja pencapaian dan realisasi
investasi pada tiap KPI menurut pencapaian dan penyerapan dapat dilihat pada Grafik 1 di
bawah.
Grafik 1.
Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal II Tahun 2012 di banding
dengan Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal III Tahun 2012 Menurut
Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi
di Koridor Ekonomi Sumatra.
5
6. Bab
Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
Menurut Kegiatan-Kegiatan 3
3.1. KPI Sei Mangkei Sumatera Utara
Perkebunan kelapa sawit merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI Sei Mangkei. Nilai
investasi dari kegiatan ekonomi utama perkebunan kelapa sawit mencapai Rp. 4.365 miliar.
Perkembangan kegiatan ekonomi utama perkebunan kelapa sawit ini akan didukung
dengan pengembangan infrastruktur lain, diantaranya: pelabuban, kereta api, jalan, energi,
dan utilitas air dengan perkiraan nilai investasi mencapai Rp. 10.592 miliar.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Sei Mangke ini
yang fokus kelapa sawit meliputi lima proyek utama, dan adapun perkembangan status
sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam grafik 2 di bawah ini.
Grafik 2
Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Sei Mangkei, Menurut Proyek,
Kuartal III Tahun 2012.
Pembangunan Industri Biodiesel
Pabrik NPK dengan PT Cipta Buana Utama Mandiri
Pembangunan Peningkatan PKS
Pembangunan Industri PKO
Proyek Pengembangan Kawasan Industri Sei Mangkei
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa proyek yang berkontribusi
terbesar dalam investasi di KPI Sei Mangkei yaitu Pembangunan Industri Biodiesel yang
terintegrasi dengan Surfactant dan Beta Carotene saat ini belum secara resmi
groundbreaking. Sementara itu, 4 proyek lain yang nilai investasinya hanya 14 persen dari
total nilai investasi di KPI Sei Mangkei. Keempat proyek tersebut semua telah
groundbreaking dan beroperasi.
6
7. 3.2. KPI Dumai Riau
Perkebunan kelapa sawit dan Migas merupakan kegiatan ekonomi utama yang ada di KPI
Dumai Provinsi Riau. Dari kedua kegiatan ekonomi utama tersebut, terdapat indikasi
investasi sebesar Rp. 4.337 miliar. Dalam perkembangannya, untuk mendukung kedua
kegiatan ekonomi utama diperlukan infrastruktur pendukung diantaranya pelabuhan, jalan,
energi, dan utilitas air. Adapun nilai investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan
infrastruktur pendukung tersebut mencapai rp. 10.590 miliar.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Dumai yang
berfokus pada perkebunan kelapa sawit dan migas meliputi 14 proyek utama. Adapun
perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam grafik 3 di
bawah ini.
Grafik 3
Kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Dumai, Menurut Proyek,
Kuartal III Tahun 2012.
Industri minyak goreng
Industri minyak makan dan
lemak dari nabati
Oleochemical Phase 2
Industri kimia dasar organik
Fame Fractionation Plant 1
Biodiesel Plant 4
Open Access Refinery Unit II
Dumai
Pembangunan unit Kero
Treater di Refinery Unit II…
HSD Oil Storage Tanks
Palm Oil Storage Tanks senilai
Rock Glinding Plant
Palm Kernel Plant Upgrader
Spenth Earth Extraction Plant
Refinery Plan 1 & 2 Upgrade
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa proyek yang berkontribusi
terbesar dalam investasi di KPI Dumai Riau yaitu Industri minyak goreng dari minyak kelapa
sawit, makanan ternak dan kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian
dilengkapi dengan dermaga yang akan digunakan untuk keperluan sendiri serta
perdagangan ekspor - PT Meridan Sejatisurya Plantation. Namun demikian, proyek ini
sampai dengan Kuartal III 2012 belum tervalidasi. Lebih lanjut, dapat diinformasikan pula
sembilan proyek yaitu: (1) Fame Fractionation Plant 1, PT Wilmar Nabati Indonesia, (2)
Biodiesel Plant 4 , PT Wilmar Bioenergi Indonesia, (3) Oleochemical Phase 2, PT Wilmar
Nabati Indonesia, (4) Palm Oil Storage Tanks senilai, PT Wilmar Nabati Indonesia, (5) Palm
Kernel Plant Upgrader, PT Wilmar Nabati Indonesia, (6) Refinery Plan 1 & 2 Upgrade, PT
Wilmar Nabati Indonesia, (7) Spenth Earth Extraction Plant, PT Wilmar Nabati Indonesia,
(8) HSD Oil Storage Tanks, PT Petro Andalan Nusantara, (9) Rock Glinding Plant, PT
Sentana Adidaya Pratama mempunyai kontribusi besar dalam investasi di KPI Dumai, yaitu
mencapai 24 persen dari total nilai investasi di KPI Dumai atau senilai Rp 1.041 miliar, saat
ini proyek secara resmi dibangun dan telah groundbreaking.
7
8. Sementara itu, dua proyek yang nilai investasinya hanya 4 persen dari total nilai investasi di
KPI Dumai. Kedua proyek tersebut semua baru berstatus terdaftar. Kemudian, terdapat tiga
proyek yang apabila beroperasi akan berkontribusi sebesar 72 persen dari total nilai
investasi di KPI Dumai atau senilai Rp 3.130 miliar. Namun proyek ini belum tervalidasi.
3.3. KPI Muara Enim – Pendopo Sumatera Selatan
Perkebunan kelapa sawit dan batubara merupakan kegiatan ekonomi utama yang ada di
KPI Muara Enim-Pendopo di Provinsi Sumatra Selatan. Nilai investasi dari kegiatan utama
tersebut diperkirakan mencapai Rp. 66.195 miliar. Dalam mendukung kegiatan utama di
KPI Muara Enim, dibutuhkan pengembangan infrastruktur pendukung. Adapun infrastruktur
pendukung di diperlukan seperti jalan, kereta api, dan energi. Nilai investasi untuk
pengembangan infrastruktur tersebut diperkirakan mencapai Rp. 53.388 miliar.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Muara Enim yang
berfokus pada perkebunan kelapa sawit dan batubara meliputi delapan proyek utama.
Adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam
grafik 4 di bawah ini.
Grafik 4
Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Muara Enim - Pendopo, Menurut Proyek,
Kuartal III Tahun 2012.
Pendopo Coal Gasification
Pendopo Coal Gasification
Pendopo Coal Up Grading
Proyek Peningkatan
Produksi Batubara di
Tanjung Enim
Tambang Batubara (40
juta ton per tahun)
Proyek Pendopo
Integrated Industrial Park
Perkebunan kelapa sawit
Perkebunan kelapa sawit
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa proyek yang berkontribusi
terbesar dalam investasi di KPI Muara Enim yaitu proyek Pendopo Coal Gasification (Coal
to SNG, PT DH Energy), namun demikian sampai dengan Kuartal III 2012 proyek ini masih
berstatus terdaftar. Informasi lain dari perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan
ekonomi utama diantaranya: satu proyek yaitu: (1) Tambang Batubara (40 juta ton per
tahun) , PT DH Energy, mempunyai kontribusi investasi di KPI Muara Enim - Pendopo
sebesar 8 persen dari total nilai investasi di KPI Muara Enim - Pendopo atau senilai Rp
5.625 miliar, proyek ini secara resmi dibangun dan telah groundbreaking.
Sementara itu terdapat lima proyek yaitu: (1) Pendopo Coal Up Grading Kapasitas 5 jt
ton/thn, PT DH Energy, (2) Pendopo Coal Gasification, Coal to SNG , PT DH Energy, (3)
Pendopo Coal Gasification ,Coal to Propylene (USD 2 miliar) or (18.000 M), PT DH Energy,
(4) Proyek Peningkatan Produksi Batubara di Tanjung Enim secara Bertahap dari 12 Juta
8
9. Ton/Tahun menjadi >80 Juta Ton per Tahun, (Diusulkan oleh PT BA melalui Sub-Tim Kerja
Energi dan Mineral KE Sumatera), (5) Proyek Pendopo Integrated Industrial Park (PIIP)
sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, yang nilai investasinya 91 persen dari total nilai
investasi di KPI Muara Enim - Pendopo. Kelima proyek tersebut semua baru berstatus
terdaftar. Lebih lanjut, dua proyek lain yaitu: (1) Perkebunan kelapa sawit dan industri
minyak kasar (minyak makan) dari nabati di Kab. Muara Enim - PT. Proteksindo Utama
Mulia, (2) Perkebunan kelapa sawit dan industri minyak makan (minyak kasar) dari nabati di
Kab. Muara Enim (123M) - PT. Lubai Sawit Nusantara belum tervalidasi.
3.4. KPI Palembang Sumatera Selatan
Pertambangan batubara dan migas merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI
Palembanga Sumatera Selatan. Dari kedua kegiatan ekonomi utama tersebut, indikasi
investasi diperkirakan mencapai Rp. 21.742 miliar. Untuk mendukung perkembangan
pertambangan batubara dan migas di KPI Palembang, sejauh ini belum teridentifikasi
kebutuhan infrastruktur pendukung yang diperlukan. Sehingga untuk indikasi investasi
untuk pengembangan pendukungnya belum dapat diperkirakan.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Palembang yang
berfokus pada pertambangan batubara dan migas meliputi empat proyek utama. Adapun
perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam grafik 5 di
bawah ini.
Grafik 5
Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Palembang, Menurut Proyek,
Kuartal III Tahun 2012.
Revitalisasi pabrik pupuk
pembangunan pabrik pusri
2B
Proyek pembangkit steam
dan listrik berbahan bakar
batubara PT PUSRI
Fluidized Chatalitic
Cracking Unit di Refinery
Unit III Plaju
Revitalisasi dan relokasi
jalur pipa minyak Tempino-
Plaju
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa proyek yang berkontribusi
terbesar dalam investasi di KPI Palembang yaitu revitalisasi pabrik pupuk (pembangunan
pabrik pusri 2B ) amoniak kapasitas 2000 mtpd dan urea kapasitas 2750 mtpd --(Diusulkan
oleh PT Pusri melalui Sub-Tim Kerja Energi dan Mineral KE Sumatera)—namun proyek ini
sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 masih berstatus terdaftar. Informasi lain dari
perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama diantaranya: Proyek
pembangkit steam dan listrik berbahan bakar batubara PT PUSRI (Palembang),
(Diusulkan oleh PT Pusri melalui Sub-Tim Kerja Energi dan Mineral KE Sumatera) saat ini
telah groundbreaking.
9
10. Sementara itu, beberapa proyek lain, seperti: (1) Revitalisasi pabrik pupuk (pembangunan
pabrik pusri 2B ) amoniak kapasitas 2000 mtpd dan urea kapasitas 2750 mtpd, (Diusulkan
oleh PT Pusri melalui Sub-Tim Kerja Energi dan Mineral KE Sumatera), (2) Fluidized
Chatalitic Cracking Unit di Refinery Unit III Plaju untuk optimasi kilang, (3) Revitalisasi dan
relokasi jalur pipa minyak Tempino-Plaju untuk meningkatkan kehandalan transportasi
minyak mentah (267 km), mempunyai kontribusi investasi di KPI Palembang senilai Rp
21.742 milliar, proyek ini sampai saat ini masih berstatus terdaftar.
3.5. KPI Prabumulih Sumatera Selatan
KPI Prabumulih merupakan salah satu KPI di Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki
kegiatan ekonomi utama hanya di sektor migas. Dari kegiatan ekonomi utama tersebut,
indikasi nilai investasi diperkirakan mencapai Rp. 1.900 miliar. Untuk mendukung
perkembangan pertambangan migas di KPI Prabumulih, sejauh ini belum teridentifikasi
kebutuhan infrastruktur pendukung yang diperlukan. Sehingga untuk indikasi investasi
untuk pengembangan pendukungnya belum dapat diperkirakan.
Pengembangan kegiatan ekonomi utama di KPI Prabumulih ini yang berfokus pada
pertambangan migas hanya ada satu proyek utama, yaitu Pembangunan NGL Plant
Sumatera Selatan. Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa proyek
Pembangunan NGL Plant Sumatera Selatan yang merupakan kontribusi utama di KPI
Prabumulih sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 telah groundbreaking. Sehingga secara
ekonomis telah berdampak pada perekonomian sekitar.
3.6. KPI Bangka Barat Bangka Belitung
Perkebunan kelapa sawit, pariwisata dan sektor lain merupakan kegiatan ekonomi utama
yang terdapat di KPI Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung. Dari tiga kegiatan ekonomi
utama tersebut, terdapat indikasi nilai investasi mencapai Rp. 2.104 miliar. Sementara itu,
untuk mendukung perkembangan perkebunan kelapa sawit, pariwisata dan sektor lain di
KPI Bangka Barat, sejauh ini belum ada identifikasi infrastruktur pendukung. Sehingga nilai
investasi untuk pengembangan pendukungnya belum dapat diperkirakan.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Bangka Barat
yang berfokus pada perkebunan kelapa sawit, pariwisata dan sektor lain meliputi delapan
proyek utama. Adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat
dilihat dalam grafik 6 di bawah ini.
10
11. Grafik 6
Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Bangka Barat, Menurut Proyek,
Kuartal III Tahun 2012.
Pengembangan Kawasan
Industri Bangka Barat
Pembangunan BWD Bucket
Wheel Degree
Penyempurnaan teknologi
proses peleburan timah
Pembangunan resort
terpadu
Perkebunan kelapa sawit
dan industri minyak kasar
Perkebunan kelapa sawit
dan industri minyak kasar
Perkebunan Kelapa Sawit
dan Industri Minyak Kasar
Renovasi Pusat
Pengolahan Bijih Timah
0% 5% 10% 15% 20% 25%
Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa proyek yang berkontribusi
terbesar dalam investasi di KPI Palembang yaitu Pembangunan BWD (Bucket Wheel
Degree) Kapasitas 2200 ton/unit/tahun, PT Timah, dan Pengembangan Kawasan Industri
Bangka Barat - Industri Jangkar: Tin Chemical, PT Timah. Lebih lanjut, dari informasi yang
dihimpun Pembangunan BWD (Bucket Wheel Degree) Kapasitas 2200 ton/unit/tahun, PT
Timah, sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 telah groundbreaking.
Sementara itu, tiga proyek lain yaitu: (1) Pengembangan Kawasan Industri Bangka Barat -
Industri Jangkar: Tin Chemical, PT Timah, (2) Penyempurnaan teknologi proses peleburan
timah di Ummet Mentok, (3) Renovasi Pusat Pengolahan Bijih Timah Mentok, yang nilai
investasinya 42 persen dari total nilai investasi di KPI Bangka Barat. Ketiga proyek tersebut
semua baru berstatus terdaftar. Kemudian empat proyek yaitu: (1) Perkebunan Kelapa
Sawit dan Industri Minyak Kasar (Minyak Makan) dari Nabati di Kab. Bangka, (2)
Perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kasar (minyak makan) dari nabati di
Kabupaten Bangka Selatan, (3) Perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kasar
(minyak makan) dari nabati di Kab. Bangka - PT. Tata Hamparan Eka Persada, (4)
Pembangunan resort terpadu, 2 Hotel, Water Park, Entertainment Center, akomodasi,
fasilitas MICE, pusat kerajinan, pembangunan kampung nelayan, marina (Pengembangan
Destinasi Pulau Bangka dan sekitar), Kawasan wisata terpadu Pantai PARAI Tenggiri
Kabupaten Sungailiat Bangka, belum tervalidasi.
3.7. KPI Bandar Lampung, Lampung
Sektor migas merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI Bandar Lampung. Dari sektor
Migas ini diindikasikan memiliki nilai investasi mencapai Rp 818 miliar. Infrastruktur energi
merupakan sektor pendukung untuk mengembangkan kegiatan ekonomi utama khususnya
11
12. pada sektor migas di KPI Bandar Lampung. Untuk mengembangkan infrastruktur energi,
diperlukan investasi senilai Rp. 2.365 miliar.
Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa satu-satunya proyek yang
berkontribusi dalam investasi di KPI Bandar Lampung yaitu Pembangunan LPG
Pressurized Terminal 5.000 MT di Lampung Kap. 2 MTPA, sampai dengan Kuartal III
Tahun 2012 telah beroperasi.
3.8. KPI Baja Cilegon Banten
Sektor besi baja merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI Baja Cilegon Banten. Kegiatan
ekonomi utama ini diperkirakan memiliki nilai investasi mencapai Rp 63.380 miliar.
Infrastruktur energi merupakan infrastruktur pendukung untuk mengembangkan kegiatan
ekonomi utama pada sektor besi baja di KPI Cilegon. Adapun untuk mendukung
perkembangan infrastruktur energi diperlukan nilai investasi pendukungnya sebesar Rp
2.365 miliar.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Cilegon yang
berfokus pada sektor besi baja meliputi tujuh proyek utama. Adapun perkembangan status
sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam grafik 7 di bawah ini.
Grafik 7
Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Baja Cilegon, Menurut Proyek,
Kuartal III Tahun 2012.
Proyek Pengembangan
Industri Besi Baja
Pembangunan Pabrik Blast
Furnance
Industri logam dasar besi dan
baja
Pengembangan Industri Besi
Baja di Cilegon Banten
Industri logam dasar dari besi
dan baja
Revitalisasi Direct Reduction
Plant
Industri bahan konstruksi berat
siap pasang dari baja untuk
bangunan
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa proyek yang berkontribusi
terbesar dalam investasi di KPI Cilegon yaitu Proyek Pengembangan Industri Besi Baja, PT
Krakatau Posco. Lebih lanjut, proyek tersebut sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 telah
groundbreaking.
Sementara itu, berdasarkan data yang ada, laporan ini menginformasikan bahwa empat
proyek yaitu: (1) Proyek Pengembangan Industri Besi Baja, PT Krakatau Posco, (2)
12
13. Revitalisasi Direct Reduction Plant - PT Krakatau Steel Tbk, (3) Pembangunan Pabrik Blast
Furnance - PT Krakatau Steel Tbk, (4) Pengembangan Industri Besi Baja di Cilegon Banten
- PT Indoferro, mempunyai kontribusi investasi di KPI Baja Cilegon sebesar 91 persen dari
total nilai investasi di KPI Baja Cilegon atau senilai Rp 57.919 miliar, proyek ini secara
resmi dibangun dan telah groundbreaking. Kemudian, satu proyek Industri bahan konstruksi
berat siap pasang dari baja untuk bangunan --PT Korindo Heavy Industry-- yang nilai
investasinya 1 persen dari total nilai investasi di KPI Baja Cilegon, baru berstatus terdaftar,
dan berikutnya dua proyek yaitu: (1) Industri logam dasar besi dan baja - PT Essar
Indonesia, dan (2) Industri logam dasar dari besi dan baja - PT Inter World Steel Milis
Indonesia sampai saat ini belum tervalidasi.
13
14. Bab
Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
Menurut Kegiatan Pendukung 4
Bandara merupakan salah satu infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi utama di
Koridor Ekonomi Sumatera. Berdasarkan informasi dari data yang diperoleh, sampai
dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilaporkan bahwa untuk kebutuhan infrastruktur di
Koridor Ekonomi Sumatera terdapat delapan kebutuhan infrastruktur bandara yang
teridentifikasi. Untuk kebutuhan infrastruktur terbesar adalah Bandara Banten Selatan
(Validasi Kemenhub: Total Investasi 2000 M), Tahun Pelaksanaan 2013 – 2015, PPP (c1).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 9 berikut ini.
Grafik 8
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Bandara terhadap Nilai Investasi, Menurut
Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Infrastruktur berikutnya adalah Pelabuhan. Pada Koridor Ekonomi Sumatra, kebutuhan
akan infrastruktur pendukung khususnya pelabuhan dapat diidentifikasi sepuluh kegiatan
pendukung. Apabila dilihat dari hasil identifikasi informasi yang diperoleh, kebutuhan
investasi untuk infrastruktur pelabuhan yang paling besar adalah proyek perluasan
pelabuhan belawan. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 55 persen dari total
kebutuhan investasi untuk infrastruktur pelabuhan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 9
di bawah ini.
14
15. Grafik 9
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Pelabuhan terhadap Nilai Investasi,
Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Perluasan Pelabuhan Belawan
Perluasan Pelabuhan Dumai
Pembangunan Pelabuhan Tj. Buton - PT. …
Pembangunan Pengarah Arus Bakauheni …
Pelabuhan Tanjung Api-api
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Buton…
Pembangunan Pengarah Arus Bakauheni …
Pengembangan Pelabuhan Pekanbaru
Pembangunan dry port/pelabuhan darat …
Satker Sementara Pembangunan …
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Selanjutnya adalah infrastruktur Kereta Api. Pada Koridor Ekonomi Sumatra, kebutuhan
akan infrastruktur pendukung untuk Kereta Api dapat diidentifikasi sembilan kegiatan
pendukung. Dari kesembilan kegiatan pendukung tersebut, kebutuhan investasi yang paling
besar adalah Pembangunan Jaringan Rel KA Stasiun Simpang – Tanjung Api-Api. Proyek
tersebut akan berkontribusi sekitar 37 persen dari total kebutuhan investasi untuk
infrastruktur Kereta Api. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 10 di bawah.
15
16. Grafik 10
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Kereta Api terhadap Nilai Investasi, Menurut
Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Pembangunan Jaringan Rel KA Stasiun Simpang –…
Validasi PT Adani: Proyek pembangunan rel kereta …
Pembangunan Jalur KA baru Tanjung Enim – Lampung
Pembangunan Jalur KA Tj.Enim – Tarahan dan …
Pembangunan jalur kereta api untuk mengangkut …
Pembangunan Rel KA Ruas: Bandar Tinggi-Kuala …
Pembangunan Rel KA dari kawasan Sei Mangke
Pembangunan Jalur KA sepanjang 2,95 Km dari KISMK
Kegiatan rehabilitasi spoor Simpang Gunung Bayu
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
Kebutuhan infrastruktur selanjutnya adalah infrastruktur Jalan. Pada Koridor Ekonomi
Sumatra, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk jalan dapat diidentifikasi 34
kegiatan pendukung. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur, kebutuhan akan
infrastruktur jalan memang paling banyak untuk Koridor Ekonomi ini. Kemudian dari 34
kegiatan pendukung tersebut, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Pembangunan
Jalan Tol, Ruas: Pekanbaru-Kandis-Dumai. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 41
persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur Jalan. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan grafik 11 di bawah.
16
17. Grafik 11
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Jalan terhadap Nilai Investasi, Menurut
Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Pembangunan jalan tol Panimbang – Serang
Penanganan Jalan Muara Enim - Palembang
Validasi PU: Jalan Tj. Pandan – Tj. Tinggi
Penanganan jalan strategis nasional Pekanbaru - Buton …
Penanganan jalan strategis nasional Pekanbaru - Buton …
Penanganan jalan strategis nasional Pekanbaru - Buton …
Penanganan jalan strategis nasional Pekanbaru - Buton …
Penanganan jalan strategis nasional Pekanbaru - Buton …
Jalan Lingkar Selatan Cilegon
Peningkatan Jalan Wiralaga – Sp.Pematang
Pengembangan jalan akses Kualanamu
Penanganan Jalan Pematang Siantar - Tb. Tinggi
Validasi PU: Perbaikan jalan raya kabupaten, Ruas : …
Pembangunan jalan nasional Tanjung Enim – Muara Enim
Pembangunan Inf rstruktur Jalan di Kawasan Industri Dumai
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45%
Kebutuhan infrastruktur selanjutnya adalah infrastruktur Energi. Pada Koridor Ekonomi
Sumatra, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk energi dapat diidentifikasi 12
kegiatan pendukung. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur energi, kebutuhan
investasi yang paling besar adalah Pembangunan PLTU Sumsel 8 2 x 600 MW. Proyek
tersebut akan berkontribusi sekitar 40 persen dari total kebutuhan investasi untuk
infrastruktur energi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 12 di bawah ini.
17
18. Grafik 12
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Energi terhadap Nilai Investasi, Menurut
Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
PT Bukit Asam: Pembangunan PLTU Sumsel 8 2 x 600 MW
Pembangunan PLTU Mulut Tambang 4x150 MW Sumsel
PT DH Energy: Pembangunan PLTU Mulut Tambang Sumsel…
PLTU Dumai 2 x 150 MW oleh PT PLN Persero
Pembangunan PLTU Lampung – Tarahan Baru 2x100 MW
PLTU Tarahan Mulut Tambang 2x8 MW
Pengembangan (upgrade) PLTG Gunung Magang dari 2x40 …
Coal Jetty f or PLTU oleh PT Kawasan Industri Dumai
Pembangunan Jaringan Tranmisi Listrik untuk pabrik…
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa Sawit
Jetty Dolphin Extension oleh PT Kawasan Industri Dumai
Central WWTP Extension oleh PT Kawasan Industri Dumai
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45%
Kebutuhan infrastruktur terakhir adalah infrastruktur air dan logistik. Pada Koridor Ekonomi
Sumatra, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk infrastruktur air dan logistik dapat
diidentifikasi delapan kegiatan pendukung. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur
lain, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Proyek Integrated Steel Mill. Proyek
tersebut akan berkontribusi sekitar 89 persen dari total kebutuhan investasi untuk
infrastruktur lainnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 13 di bawah ini.
Grafik 13
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Air dan Logistik terhadap Nilai Investasi,
Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Proyek Integrated Steel Mill
Penambahan Armada Kapal Ferry Roro Lintas Merak-
Bakauheni
Peningkatan kapasitas infrastruktur dan utllity, meliputi
pembangkit listrik, pelabuhan, dan pengadaan air bersih
Penambahan Armada Kapal cadangan Ferry Ro-ro di
wilayah Barat (Padang)
SPAM Kawasan Khusus Kota Limapuluh
Penambahan Armada Kapal Ferry Ro-ro Lintas Sibolga -
Nias
Air Bersih (30M). Lokasi: Riau, Kabupaten Siak - Tj. Buton
SPAM Kawasan Industri Dumai, Tj. Buton,dan Kuala Enok
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
18
19. Bab
Penutup 5
Koridor Ekonomi Sumatera meliputi 23 KPI/Sentra Produksi yang tersebar di seluruh pulau
sumatera. Dari keseluruhan KPI/Sentra Produksi telah tercatat 14 KPI/Sentra Produksi
yang menjadi prioritas perhatian dari Sekteratiat KP3EI. Selain kegiatan ekonomi utama
yang terdapat di tiap KPI/Sentra Produksi juga telah teridentifikasi kebutuhan akan
infrastruktur pendukung untuk kegiatan ekonomi utama. Dari keseluruhan kebutuhan
infrastruktur pendukung dapat dikelompokan menjadi delapan kategori yaitu: energi, air,
bandara, telekomunikasi, jalan, kereta api, logistik dan pelabuhan.
Dari seluruh kegiatan ekonomi utama dan kegiatan pendukung yang ada pada Koridor
Ekonomi Sumatera dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, bahwa sampai dengan Kuartal III 2012, hanya terdapat 2 KPI (KPI
Palembang dan KPI Prabumulih) yang perkembangan dan pelaksanaan kinerja
kegiatan ekonomi utamanya mengalami peningkatan status.
Kedua, masih tercatat sekitar 11 KPI YANG TIDAK ADA PERKEMBANGANNYA
SAMA SEKALI, yaitu: KPI ROKAN HULU-HILIR-SIAK, KPI KAMPAR, KPI
KUANTAN SINGINGI, KPI LINGGA, KPI PASAMAN BARAT, KPI SOLOK
SELATAN, KPI TANJUNG API-API-TANJUNG CARAT, KPI EMPAT LAWANG, KPI
OGAN KOMELING ILIR, KPI LAMPUNG TIMUR, KPI KSN SELAT SUNDA. Dari 11
KPI tersebut memerlukan perhatian khusus diantaranya terkait dengan
persoalan infrastruktur pendukung dan regulasi.
--ooOOoo—
19