SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 1
TETANUS NEONATORUM
OLEH
Sumirah Budi P, SKp, M.Kep
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 2
TETANUS NEONATORIUM
Pengertian :
-Merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh
clostodium tetani yang menghasilkan eksotoksin
yang masuk melalui luka tali pusat.
Etiologi :
-Penyebabnya adalah ibfeksi oleh C.tetani melalui
tali pusat  karena perawatan/tindakan yang tidak
memenuhi syarat  Pemotongan tali pusat dengan
bambu/gunting yang tidak steril atau perawatan tali
pusat yang tidak steril.
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 3
Patofisiologi :
-Mikroorganisme yang bersifat anaerog ini akan
mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel
darah merah, merusak leukosit dan merupakan
tetanuspasmin yaitu toksin yang neurotropik yang
dapat menyebabkan ketegangan dan spsme otot, masa
inkubasi untuk neonatus 5 sampai 14 hari.
Komplikasi :
> Bronkopneumonia
> Asfiksia
> Sianosis
> Sepsis neunatorium
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 4
Manipestasi klinik:
Bayi tiba-tiba panas
Bayi tidak dapat menetek karena trismus
Mulut bayi mencucu seperti mulut
ikan(karpermond)
Mudah dan sering terjadi kejang yang disertai
sianosis, suhu tinggi,kaku kuduk dan epistoonus
(karena ketegangan otot)
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 5
- S.pernapasan :
* Meningkatnya sekresi pada jalan nafas
* sianosis
* spasme otot faring
- S.Pencernaan:
* Anak tdk mau menetek
* Kapermond
* Trismus
- S.Muskuloskletal dan integumen:
* Epistotonus, suhu meningkat,kaku kuduk
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 6
DIAGNOSA KEPERAWATAN/ INTERVENSI
1. Resiko aspirasi b/d peningkatan
sekresi,kesukaran menelan dan spasme otot
faring.
INTRVENSI :
- Bersihkan jalan nafas dengan pengisapan
lendir (suction) dengan hati-hati.
- Pertahankan kepatenan jalan nafas,bila perlu
berikan 02
2. Resiko injury b/d aktivitas kejang.
INTERVENSI :
- Pasang pengaman tempat tidur
- Tempatkan bayi pada tempat tidur yang lembut
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 7
-Hindari hal-hal yang dapat meningkatkan
rangsangan kejang Mis : Suara,sinar yang terang dan
sentuhan.
-Hindari benda yang membahayakan
-Miringkan posisi bayi ke samping bila terjadi
aktivitas kejang,bila perlu pasang spatel.
-Catat aktifitas kejang
-Pantau pernafasan selama kejang
-Tindakan kolaboratik  Pemberian anti kejang
-Istirahatkan bayi dalam ruangan perawatan yang
tenang/khusus .
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 8
3. Resiko kurangnya volume cairan b/d intake
cairan yang kurang
INTERVENSI :
- Kaji intake dan output
- Kaji tanda-tanda dehidrasi  ubun
ubun,membran mukosa dan turgor kulit
- Berikan cairan perparentral sesuai indikasi
- Monitor berat jenis urine
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 9
4. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubuPngan dengan kesukaran menelan dan
membuka mulut dan dan adanya aktivitas kejang
INTERVENSI :
- Pertahankan intake cairan
- Berikan nutrisi perparental bila perlu
- Timbang BB sesuai protokol
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 10
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN
Pengertian:
-Adalah meningkatnya kadar bilirubib dalam darah
yang lebih dari normal.
Etiologi:
-Peningkatan simpanan bilirubin Berhubungan
dengan:
* Overproduksi bilirubin  Polisitemia,penurunan
umur eritrosit, hemolisis darah.
* Peningkatan reabsorbsi dari usus  Terlambatnya
pengeluaran meconium, peningkatan aktifitas
enzim,keterlambatan pemberian makanan
oral,swallow blood (penerima darah)
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 11
-Penurunan sekresi bilirubin :
@ Gangguan metabolisme  Prematuritas
menunjukka immaturitas hepar,penurunan ambilan
bilirubin oleh hepar,tidak adekuatnya perfusi
hepar,penurunan aktivitas enzim.
@ Obstruksi hepar  Atresia biliaris,cystis
fibrosis,hiperimentasi,tumor.
PATOFISIOLOGI:
Kebanyakan bilirubin yang diproduksi pada
neonatus berasal dari pemecahan sel darah merah
yang telah tua atau yang abnormal oleh enzim hepar
dan kantung empedu.Hemoglobin pada eritrosit
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 12
Billirubin bebas uan potensial beracun terikat
oleh albumin dan dibawah kehepar lalu
dikonyugasi Sehingga menjadi lebih aman. Dalam
bentuk terkonyugasi tidak diabsorbsi melalui
intestinum  Tapi enzim yang ada pada intestinum
neonatus bisa menkonversi kembali bilirubin
menjadi tipe yang tak terkonyugasi Yang bisa
diabsorbsi kedalam aliran drah, proses sangat
berperan dalam jumlah bilirubin dalam darah.
KOMPLIKASI:
@ Bilirubin encephalopathy
@ Kernikterus.
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 13
MANIPERTASI KLINIK:
Tampak icterus  Pada sklera,kuku,kulit dan
membran mukosa Tampak pada 24 jam pertama
Muntah,fatigue,warna urine gelap,warna tinja
pucat.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ;
Pemeriksaan bilirubin serum;
Ultrasound  untuk mngevaluasi anatomi kantong
empedu
Radioisotope  Dapat digunakan untuk membantu
membedakan hepatitis dari atresia biliary
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 14
PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK.
Fototerafi  Berfungsi untuk menurunkan
bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan
oksidasi foto pada billirubin dari biliverdin.
Fenobarbital  Mengekskrasika bilirubin dalam
hati dan memperbesar konyugasi, Meningkatkan
sintesis hepatik glukoroniltransferase
Meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearence
hepatik.
Antibiotik  Apabila ada infeksi
Transfusi tukar Apabila sudah tidak dapat
ditangani dengan fototerafi.
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 15
DIAGNOSA KEPERAWATAN / INTERVENSI
1. Resiko injuri (internal) b/d peningkatan serum
bilirubin sekunder dan gangguan ekskresi
bilirubin
INTERVENSI :
- Kaji hyperbilirubin tiap 1-4 jam dan catat
- Berikan foto terafi sesuai program
- Monitor kadar bilirubin 4-8 jam sesuai
program
- Antisipasi kebutuhan transfusi tkar
- Monitor Hb dan Ht.
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 16
2. Resiko terjadi penurunan volume cairan
b/dhilangnya air tanpa disadari sekunder dari
fototerafi.
INTERVENSI :
- Pertahankan intake cairan yang adekuat
- Berikan minum sesuai jadual
- Monitor intake dan output
- Berikan terafi infus sesuai program bila ada
indikasi Temperatur meningkat,meningkatnya
konsentrasi urine, cairan hilang yang berlebihan.
- Kaji dehidrasi  Membran mukos,ubun
ubun,turgor kulit dan mata.
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 17
3. Resiko gangguan integritas kulir b/d fototerafi
INTERVENSI :
- Inspeksi kulit setiap jam
- Gunakan sabun bayi saat dimandikan
- Merubah posisi bayi dengan sering
- Gunakan pelindung daerah genetalia
- Gunakan pengaklas tempat tidur yan lembut
4. Rersiko injuri pada mata b/d fototerafi
INTERVENSI :
- Gunakan pelindung mata saat fototerafi
- Pastikan mata sdh tertutup dan hindari
penekanan yang berlebih Kornea dpr tergores.
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 18

More Related Content

What's hot

Tetanus anak
Tetanus anakTetanus anak
Tetanus anak
Kindal
 
Makalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoidMakalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoid
Nova Ci Necis
 
Typhus abdominalis
Typhus abdominalisTyphus abdominalis
Typhus abdominalis
meinan
 
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTSTuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Vita Valery
 

What's hot (20)

P petri disentri
P petri disentriP petri disentri
P petri disentri
 
Thypoid
ThypoidThypoid
Thypoid
 
Tifoid
TifoidTifoid
Tifoid
 
Tifoid Pada Anak
Tifoid Pada AnakTifoid Pada Anak
Tifoid Pada Anak
 
SISTITIS, PROSTATITIS AKUT, ORKITIS & EPIDIDIMITIS
SISTITIS, PROSTATITIS AKUT, ORKITIS & EPIDIDIMITISSISTITIS, PROSTATITIS AKUT, ORKITIS & EPIDIDIMITIS
SISTITIS, PROSTATITIS AKUT, ORKITIS & EPIDIDIMITIS
 
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam ThypoidAsuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
 
Tetanus anak
Tetanus anakTetanus anak
Tetanus anak
 
Makalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoidMakalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoid
 
Typhus abdominalis
Typhus abdominalisTyphus abdominalis
Typhus abdominalis
 
Makalah isk
Makalah iskMakalah isk
Makalah isk
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
 
Askep demam typoid
Askep demam typoidAskep demam typoid
Askep demam typoid
 
Askep tetanus
Askep tetanusAskep tetanus
Askep tetanus
 
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTSTuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
 
Askep isk
Askep iskAskep isk
Askep isk
 
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalisKonsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
 

Similar to Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA

Download (1)
Download (1)Download (1)
Download (1)
Maia Cheo
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
dionziel
 
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxIkterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
meikisilwanto
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
anichya
 
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptxITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
akunanimelemao69
 
Askep pada anak dengan dipteri
Askep pada anak dengan dipteriAskep pada anak dengan dipteri
Askep pada anak dengan dipteri
Queen Lea
 

Similar to Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA (20)

Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
 
Tuberkulosis
TuberkulosisTuberkulosis
Tuberkulosis
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
Download (1)
Download (1)Download (1)
Download (1)
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfAskep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
 
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxIkterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
 
SAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinSAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubin
 
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptxITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
 
Rencana askep
Rencana askepRencana askep
Rencana askep
 
Askep pada anak dengan dipteri
Askep pada anak dengan dipteriAskep pada anak dengan dipteri
Askep pada anak dengan dipteri
 
01 DEMAM TIFOID.ppt
01 DEMAM TIFOID.ppt01 DEMAM TIFOID.ppt
01 DEMAM TIFOID.ppt
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA

  • 1. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 1 TETANUS NEONATORUM OLEH Sumirah Budi P, SKp, M.Kep
  • 2. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 2 TETANUS NEONATORIUM Pengertian : -Merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh clostodium tetani yang menghasilkan eksotoksin yang masuk melalui luka tali pusat. Etiologi : -Penyebabnya adalah ibfeksi oleh C.tetani melalui tali pusat  karena perawatan/tindakan yang tidak memenuhi syarat  Pemotongan tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak steril atau perawatan tali pusat yang tidak steril.
  • 3. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 3 Patofisiologi : -Mikroorganisme yang bersifat anaerog ini akan mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanuspasmin yaitu toksin yang neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spsme otot, masa inkubasi untuk neonatus 5 sampai 14 hari. Komplikasi : > Bronkopneumonia > Asfiksia > Sianosis > Sepsis neunatorium
  • 4. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 4 Manipestasi klinik: Bayi tiba-tiba panas Bayi tidak dapat menetek karena trismus Mulut bayi mencucu seperti mulut ikan(karpermond) Mudah dan sering terjadi kejang yang disertai sianosis, suhu tinggi,kaku kuduk dan epistoonus (karena ketegangan otot)
  • 5. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 5 - S.pernapasan : * Meningkatnya sekresi pada jalan nafas * sianosis * spasme otot faring - S.Pencernaan: * Anak tdk mau menetek * Kapermond * Trismus - S.Muskuloskletal dan integumen: * Epistotonus, suhu meningkat,kaku kuduk
  • 6. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 6 DIAGNOSA KEPERAWATAN/ INTERVENSI 1. Resiko aspirasi b/d peningkatan sekresi,kesukaran menelan dan spasme otot faring. INTRVENSI : - Bersihkan jalan nafas dengan pengisapan lendir (suction) dengan hati-hati. - Pertahankan kepatenan jalan nafas,bila perlu berikan 02 2. Resiko injury b/d aktivitas kejang. INTERVENSI : - Pasang pengaman tempat tidur - Tempatkan bayi pada tempat tidur yang lembut
  • 7. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 7 -Hindari hal-hal yang dapat meningkatkan rangsangan kejang Mis : Suara,sinar yang terang dan sentuhan. -Hindari benda yang membahayakan -Miringkan posisi bayi ke samping bila terjadi aktivitas kejang,bila perlu pasang spatel. -Catat aktifitas kejang -Pantau pernafasan selama kejang -Tindakan kolaboratik  Pemberian anti kejang -Istirahatkan bayi dalam ruangan perawatan yang tenang/khusus .
  • 8. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 8 3. Resiko kurangnya volume cairan b/d intake cairan yang kurang INTERVENSI : - Kaji intake dan output - Kaji tanda-tanda dehidrasi  ubun ubun,membran mukosa dan turgor kulit - Berikan cairan perparentral sesuai indikasi - Monitor berat jenis urine
  • 9. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 9 4. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuPngan dengan kesukaran menelan dan membuka mulut dan dan adanya aktivitas kejang INTERVENSI : - Pertahankan intake cairan - Berikan nutrisi perparental bila perlu - Timbang BB sesuai protokol
  • 10. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 10 ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN Pengertian: -Adalah meningkatnya kadar bilirubib dalam darah yang lebih dari normal. Etiologi: -Peningkatan simpanan bilirubin Berhubungan dengan: * Overproduksi bilirubin  Polisitemia,penurunan umur eritrosit, hemolisis darah. * Peningkatan reabsorbsi dari usus  Terlambatnya pengeluaran meconium, peningkatan aktifitas enzim,keterlambatan pemberian makanan oral,swallow blood (penerima darah)
  • 11. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 11 -Penurunan sekresi bilirubin : @ Gangguan metabolisme  Prematuritas menunjukka immaturitas hepar,penurunan ambilan bilirubin oleh hepar,tidak adekuatnya perfusi hepar,penurunan aktivitas enzim. @ Obstruksi hepar  Atresia biliaris,cystis fibrosis,hiperimentasi,tumor. PATOFISIOLOGI: Kebanyakan bilirubin yang diproduksi pada neonatus berasal dari pemecahan sel darah merah yang telah tua atau yang abnormal oleh enzim hepar dan kantung empedu.Hemoglobin pada eritrosit
  • 12. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 12 Billirubin bebas uan potensial beracun terikat oleh albumin dan dibawah kehepar lalu dikonyugasi Sehingga menjadi lebih aman. Dalam bentuk terkonyugasi tidak diabsorbsi melalui intestinum  Tapi enzim yang ada pada intestinum neonatus bisa menkonversi kembali bilirubin menjadi tipe yang tak terkonyugasi Yang bisa diabsorbsi kedalam aliran drah, proses sangat berperan dalam jumlah bilirubin dalam darah. KOMPLIKASI: @ Bilirubin encephalopathy @ Kernikterus.
  • 13. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 13 MANIPERTASI KLINIK: Tampak icterus  Pada sklera,kuku,kulit dan membran mukosa Tampak pada 24 jam pertama Muntah,fatigue,warna urine gelap,warna tinja pucat. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ; Pemeriksaan bilirubin serum; Ultrasound  untuk mngevaluasi anatomi kantong empedu Radioisotope  Dapat digunakan untuk membantu membedakan hepatitis dari atresia biliary
  • 14. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 14 PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK. Fototerafi  Berfungsi untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan oksidasi foto pada billirubin dari biliverdin. Fenobarbital  Mengekskrasika bilirubin dalam hati dan memperbesar konyugasi, Meningkatkan sintesis hepatik glukoroniltransferase Meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearence hepatik. Antibiotik  Apabila ada infeksi Transfusi tukar Apabila sudah tidak dapat ditangani dengan fototerafi.
  • 15. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 15 DIAGNOSA KEPERAWATAN / INTERVENSI 1. Resiko injuri (internal) b/d peningkatan serum bilirubin sekunder dan gangguan ekskresi bilirubin INTERVENSI : - Kaji hyperbilirubin tiap 1-4 jam dan catat - Berikan foto terafi sesuai program - Monitor kadar bilirubin 4-8 jam sesuai program - Antisipasi kebutuhan transfusi tkar - Monitor Hb dan Ht.
  • 16. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 16 2. Resiko terjadi penurunan volume cairan b/dhilangnya air tanpa disadari sekunder dari fototerafi. INTERVENSI : - Pertahankan intake cairan yang adekuat - Berikan minum sesuai jadual - Monitor intake dan output - Berikan terafi infus sesuai program bila ada indikasi Temperatur meningkat,meningkatnya konsentrasi urine, cairan hilang yang berlebihan. - Kaji dehidrasi  Membran mukos,ubun ubun,turgor kulit dan mata.
  • 17. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 17 3. Resiko gangguan integritas kulir b/d fototerafi INTERVENSI : - Inspeksi kulit setiap jam - Gunakan sabun bayi saat dimandikan - Merubah posisi bayi dengan sering - Gunakan pelindung daerah genetalia - Gunakan pengaklas tempat tidur yan lembut 4. Rersiko injuri pada mata b/d fototerafi INTERVENSI : - Gunakan pelindung mata saat fototerafi - Pastikan mata sdh tertutup dan hindari penekanan yang berlebih Kornea dpr tergores.
  • 18. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 18