SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
HIPERBILIRUBINEMIA
Anggota Kelompok V
1. Moh. Arif Ramadan
2. Muchlis Biki
3. Natsir Abdulhaq
4. Rahmawati I tolinggi
5. Silvana Daud
A. KONSEP MEDIK
1. Pengertian
Hiperbilirubinemia adalah
kenaikan tingkat bilirubin dalam
darah pada anak. Ketika tubuhnya
mengganti sel-sel darah merah dan
jaringn tubuh lainnya dengan yang
baru, maka hasil dari pembuangan
proses ini biasanya akan
dihilangkan oleh hati.
2. ETIOLOGI
dapat disebabkan atau diperberat oleh setiap faktor yang :
 Menambah beban bilirubin untuk dimetabolisasi oleh
hati (anemia hemolitik, waktu hidup sel darah menjadi
pendek akibat imaturitas atau akibat sel yang
ditransfusikan, penambahan sirkulasi enterohepatik,
infeksi);
 Dapat mencederai atau mengurangi aktivitas enzim
transferase (hipoksia, infeksi);
 Dapat berkompetisi dengan atau memblokade enzim
transferase (obat-obat dan bahan-bahan lain yang
memerlukan konjugasi asam glukuronat untuk ekskresi);
atau
 Menyebabkan tidak adanya atau berkurangnya jumlah
enzim yang diambil atau menyebabkan pengurangan
reduksi bilirubin oleh sel hepar (cacat genetik,
prematuritas).
3. PATOFISIOLOGI
 Dalam prosesnya, sel darah merah yang sudah rusak,
dibuang dari peredaran darah. Selama proses
pembuangan berlangsung, hemoglobin (protein
pengangkut oksigen di dalam sel darah merah) dipecah
menjadi pigmen kuning yang disebut bilirubin. Kemudian,
bilirubin dibawa ke hati, kemudian di ubah secara
kimiawi, lalu dibuang ke usus sebagai bagian dari
empedu.
 Pada sebagian besar anak baru lahir, kadar bilirubin
darah secara normal meningkat sementara dalam
beberapa hari pertama setelah lahir, sihingga
menyebabkan kulit berwarna kuning (jaundice).
Sedangkan pada orang dewasa, bakteri yang dalam
keadaan normal ditemukan di dalam usus akan
memecahkan bilirubin.
 Biasanya, pada anak baru lahir, bakteri tersebut
sangat sedikit, sehingga banyak bilirubin yang
dibuang melalui tinja, sehingga tinja berwarna
kuning terang. Tetapi anak baru lahir juga memiliki
suatu enzim di dalam ususnya yang bisa mengubah
sebagian bilirubin sekaligus menyerapnya kembali
ke dalam darah, sehingga tejadi penyakit kuning.
 Karena kadar bilirubin dalam darah semakin
meningkat, maka penyakit kuning semakin jelas.
Awalnya wajah anak tampak kuning, lalu dada,
tungkai, dan kakinya juga menjadi kuning.
4. MENIFESTASI KLINIK
 Sering mengantuk
 Tidak kuat mengisap
 Muntah
 Kulit berwarna kuning sampe jingga
 Tampak lemah
 Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl
 Terdapat icterus pada sclera,kuku/kulit dan membrane
mukosa
5. KOMPLIKASI
 Keterbelakangan mental
 Kelumpuhan cerebral (pengontrolan otot yang abnormal
atau cerebral palsy)
 Tuli
 Mata tidak dapat digerakkan ke atas
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. laboratorium (pemeriksaan darah )
2. Usg,untuk mengevaluasi anantomi
cabang kantong empedu.
3. Radioisotope scan,dapat di gunakan
untuk membantu membedakan
hepatitis,dan atresia nilliari.
7. PENATALAKSANAAN
1. Penyakit hiperbilirubinemia ringan tidak
memerlukan pengobatan khusus, hanya perlu
diatasi dengan banyak menyusu.
2. Apabila kadar bilirubin lebih tinggi, pengobatan
dapat dilakukan dengan fototerapi.
3. Jika kadar bilirubin sangat tinggi, maka harus
dilakukan terapi ganti, yaitu darah anak
dibuang untuk membuang bilirubin, lalu diganti
dengan darah segar.
B. ASKEP PADA ANAK
HIPERBILIRUBINEMIA
PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien dan Keluarga
2. Riwayat Keperawatan
 Riwayat kehamilan
 Riwayat persalinan
 Riwayat post natal
 Riwayat kesehatan keluarga
 Riwayat psikososial
 Pengetahuan keluarga
3. Kebutuhan Dasar manusia
a. Aktivitas / Istirahat : Letargi, malas.
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
d. Makanan/Cairan
e. Neuro sensori
f. Pernafasan
g. Keamanan
h. Seksualitas
i. Penyuluhan/Pembelajaran
j. Faktor keluarga
DIAGNOSA KEPERAWTAN
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
peningkatan kadar bilirubin indirek dalam
darah, ikterus pada sclera leher dan badan.
INTERVENSI
1. Monitor warna & keadaan kulit tiap 4-8 jam.
2. Monitor keadaan bilirubin direk dan indirek (
kolaborasi dengan dokter dan analis).
3. Ubah posisi miring atau tengkurap. Perubahan
posisi setiap 2 jam berbarengan dengan
perubahan posisi lakukan massage dan
monitor keadaan kulit.
DX 2 : KURANG PENGETAHUAN KELUARGA MENGENAI KONDISI,
PROGNOSIS DAN KEBUTUHAN TINDAKAN BERHUBUNGAN
DENGAN KURANGNYA PAPARAN INFORMASI.
INTERVENSI
1. Berikan informasi tentang penyebab,penanganan dan
implikasi masa datang dari hiperbilirubinemia.
Tegaskan atau jelaskan informasi sesuai kebutuhan.
2. Tinjau ulg maksud dari mengkaji bayi terhadap
peningkatan kadar bilirubin(mis.,mengobservasi
pemucatan kulit di atas tonjolan tulang atau perubahan
perilaku )khususnya bila bayi plang dini.
3. Diskusikan penatalaksanaan di rumah dari ikterik
fisiologi ringan atau sedang, termasuk peningkatan
pemberian makan, pemajanan langsung pada sinar
matahari dan program tindak lanjut tes serum.
DX 3 : RISIKO TERJADI GANGGUAN SUHU TUBUH AKIBAT EFEK
SAMPING FOTOTERAPI BERHUBUNGAN DENGAN EFEK
MEKANISME REGULASI TUBUH.
1. Pantau kulit neonates dan suhu inti
setiap 2 jam atau lebih sering sampai
setabil( mis; suhu aksila). Atur suhu
incubator dengan tepat.
2. Cek tanda-tanda vital setiap 2-4 jam
sesuai yang dibutuhkan.
3. Kolaborasi pemberian antipiretik jika
demam.
FOTO TERAPI
 Fototerapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasi
dengan transfuse pengganti untuk menurunkan bilirubin.
Memaparkan neonatus pada cahaya dengan intensitas
yang tinggi (a bound of fluorescent light bulbs or bulbs in
the blue light spectrum) akan menurunkan bilirubin dalam
kulit. Fototerapi menurunkan kadar bilirubin dengan cara
memfasilitasi ekskresi bilirubin tak terkonjugasi. Hal ini
terjadi jika cahaya yang diabsorpsi jaringan merubah
bilirubin tak terkonjugasi menjadi dua isomer yang
disebut fotobilirubin.
TRANSFUSI TUKAR
Tranfusi Tukar digunakan untuk:
 Mengatasi anemia sel darah merah yang tidak
susceptible (rentan) terhadap sel darah merah terhadap
antibody maternal.
 Menghilangkan sel darah merah untuk yang
tersensitisasi (kepekaan).
 Menghilangkan serum ilirubin.
 Meningkatkan albumin bebas bilirubin dan meningkatkan
keterikatan dangan bilirubin. Pada Rh Inkomptabilitas
diperlukan transfuse darah golongan O segera (kurang
dari 2 hari), Rh negative whole blood. Darah yang dipilih
tidak mengandung antigen A dan antigen B. setiap 4 -8
jam kadar bilirubin harus di cek. Hemoglobin harus
diperiksa setiap hari sampai stabil.
TERIMAKASIH 

More Related Content

What's hot

3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skenePradasary
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifAlex Susanto
 
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)YonaFirdaliRanti
 
Kontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kbKontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kbmiftaulmi95
 
5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitisPradasary
 
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)Nenggar Sesanti
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiLutfi Imansari
 
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaMengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaregiregene
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi Bayi
PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi BayiPPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi Bayi
PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi BayiChiyapuri
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalHendrik Sutopo
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedangEllyeUtami
 

What's hot (20)

3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
 
DIARE.pptx
DIARE.pptxDIARE.pptx
DIARE.pptx
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratif
 
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Kontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kbKontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kb
 
5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis
 
Bblr
BblrBblr
Bblr
 
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
 
Adaptasi psikologi ibu nifas
Adaptasi psikologi ibu nifasAdaptasi psikologi ibu nifas
Adaptasi psikologi ibu nifas
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaMengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
 
Vulvitis
VulvitisVulvitis
Vulvitis
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi Bayi
PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi BayiPPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi Bayi
PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi Bayi
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Adaptasi bbl
Adaptasi bbl Adaptasi bbl
Adaptasi bbl
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang
 

Similar to HIPERBILIRUBINEMIA

Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemipjj_kemenkes
 
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxTAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxtazkiasafara
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxIkterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxmeikisilwanto
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024Rafika Rosyda
 
SAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinSAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinNs. Lutfi
 
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinAsuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinapriyani846
 
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitaAsuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitayetiyuwansyah1
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)REISA Class
 
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemipjj_kemenkes
 
Kegawatdaruratan Neonatus.pptx
Kegawatdaruratan Neonatus.pptxKegawatdaruratan Neonatus.pptx
Kegawatdaruratan Neonatus.pptxssuser6ff545
 
Askep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusAskep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusMansur Aurel
 

Similar to HIPERBILIRUBINEMIA (20)

Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
 
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxTAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxIkterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
hiperbilirubinemia
hiperbilirubinemiahiperbilirubinemia
hiperbilirubinemia
 
SAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinSAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubin
 
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinAsuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
 
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitaAsuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
 
Ikterus Neonatus
Ikterus NeonatusIkterus Neonatus
Ikterus Neonatus
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)
 
Askep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemiaAskep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemia
 
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
 
Bidan widya
Bidan widyaBidan widya
Bidan widya
 
Kegawatdaruratan Neonatus.pptx
Kegawatdaruratan Neonatus.pptxKegawatdaruratan Neonatus.pptx
Kegawatdaruratan Neonatus.pptx
 
Askep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusAskep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterus
 
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 

Recently uploaded

Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (20)

Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

HIPERBILIRUBINEMIA

  • 1. HIPERBILIRUBINEMIA Anggota Kelompok V 1. Moh. Arif Ramadan 2. Muchlis Biki 3. Natsir Abdulhaq 4. Rahmawati I tolinggi 5. Silvana Daud
  • 2. A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hiperbilirubinemia adalah kenaikan tingkat bilirubin dalam darah pada anak. Ketika tubuhnya mengganti sel-sel darah merah dan jaringn tubuh lainnya dengan yang baru, maka hasil dari pembuangan proses ini biasanya akan dihilangkan oleh hati.
  • 3. 2. ETIOLOGI dapat disebabkan atau diperberat oleh setiap faktor yang :  Menambah beban bilirubin untuk dimetabolisasi oleh hati (anemia hemolitik, waktu hidup sel darah menjadi pendek akibat imaturitas atau akibat sel yang ditransfusikan, penambahan sirkulasi enterohepatik, infeksi);  Dapat mencederai atau mengurangi aktivitas enzim transferase (hipoksia, infeksi);  Dapat berkompetisi dengan atau memblokade enzim transferase (obat-obat dan bahan-bahan lain yang memerlukan konjugasi asam glukuronat untuk ekskresi); atau  Menyebabkan tidak adanya atau berkurangnya jumlah enzim yang diambil atau menyebabkan pengurangan reduksi bilirubin oleh sel hepar (cacat genetik, prematuritas).
  • 4. 3. PATOFISIOLOGI  Dalam prosesnya, sel darah merah yang sudah rusak, dibuang dari peredaran darah. Selama proses pembuangan berlangsung, hemoglobin (protein pengangkut oksigen di dalam sel darah merah) dipecah menjadi pigmen kuning yang disebut bilirubin. Kemudian, bilirubin dibawa ke hati, kemudian di ubah secara kimiawi, lalu dibuang ke usus sebagai bagian dari empedu.  Pada sebagian besar anak baru lahir, kadar bilirubin darah secara normal meningkat sementara dalam beberapa hari pertama setelah lahir, sihingga menyebabkan kulit berwarna kuning (jaundice). Sedangkan pada orang dewasa, bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di dalam usus akan memecahkan bilirubin.
  • 5.  Biasanya, pada anak baru lahir, bakteri tersebut sangat sedikit, sehingga banyak bilirubin yang dibuang melalui tinja, sehingga tinja berwarna kuning terang. Tetapi anak baru lahir juga memiliki suatu enzim di dalam ususnya yang bisa mengubah sebagian bilirubin sekaligus menyerapnya kembali ke dalam darah, sehingga tejadi penyakit kuning.  Karena kadar bilirubin dalam darah semakin meningkat, maka penyakit kuning semakin jelas. Awalnya wajah anak tampak kuning, lalu dada, tungkai, dan kakinya juga menjadi kuning.
  • 6. 4. MENIFESTASI KLINIK  Sering mengantuk  Tidak kuat mengisap  Muntah  Kulit berwarna kuning sampe jingga  Tampak lemah  Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl  Terdapat icterus pada sclera,kuku/kulit dan membrane mukosa
  • 7. 5. KOMPLIKASI  Keterbelakangan mental  Kelumpuhan cerebral (pengontrolan otot yang abnormal atau cerebral palsy)  Tuli  Mata tidak dapat digerakkan ke atas
  • 8. 6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. laboratorium (pemeriksaan darah ) 2. Usg,untuk mengevaluasi anantomi cabang kantong empedu. 3. Radioisotope scan,dapat di gunakan untuk membantu membedakan hepatitis,dan atresia nilliari.
  • 9. 7. PENATALAKSANAAN 1. Penyakit hiperbilirubinemia ringan tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya perlu diatasi dengan banyak menyusu. 2. Apabila kadar bilirubin lebih tinggi, pengobatan dapat dilakukan dengan fototerapi. 3. Jika kadar bilirubin sangat tinggi, maka harus dilakukan terapi ganti, yaitu darah anak dibuang untuk membuang bilirubin, lalu diganti dengan darah segar.
  • 10. B. ASKEP PADA ANAK HIPERBILIRUBINEMIA PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien dan Keluarga 2. Riwayat Keperawatan  Riwayat kehamilan  Riwayat persalinan  Riwayat post natal  Riwayat kesehatan keluarga  Riwayat psikososial  Pengetahuan keluarga
  • 11. 3. Kebutuhan Dasar manusia a. Aktivitas / Istirahat : Letargi, malas. b. Sirkulasi c. Eliminasi d. Makanan/Cairan e. Neuro sensori f. Pernafasan g. Keamanan h. Seksualitas i. Penyuluhan/Pembelajaran j. Faktor keluarga
  • 12. DIAGNOSA KEPERAWTAN 1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan kadar bilirubin indirek dalam darah, ikterus pada sclera leher dan badan. INTERVENSI 1. Monitor warna & keadaan kulit tiap 4-8 jam. 2. Monitor keadaan bilirubin direk dan indirek ( kolaborasi dengan dokter dan analis). 3. Ubah posisi miring atau tengkurap. Perubahan posisi setiap 2 jam berbarengan dengan perubahan posisi lakukan massage dan monitor keadaan kulit.
  • 13. DX 2 : KURANG PENGETAHUAN KELUARGA MENGENAI KONDISI, PROGNOSIS DAN KEBUTUHAN TINDAKAN BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA PAPARAN INFORMASI. INTERVENSI 1. Berikan informasi tentang penyebab,penanganan dan implikasi masa datang dari hiperbilirubinemia. Tegaskan atau jelaskan informasi sesuai kebutuhan. 2. Tinjau ulg maksud dari mengkaji bayi terhadap peningkatan kadar bilirubin(mis.,mengobservasi pemucatan kulit di atas tonjolan tulang atau perubahan perilaku )khususnya bila bayi plang dini. 3. Diskusikan penatalaksanaan di rumah dari ikterik fisiologi ringan atau sedang, termasuk peningkatan pemberian makan, pemajanan langsung pada sinar matahari dan program tindak lanjut tes serum.
  • 14. DX 3 : RISIKO TERJADI GANGGUAN SUHU TUBUH AKIBAT EFEK SAMPING FOTOTERAPI BERHUBUNGAN DENGAN EFEK MEKANISME REGULASI TUBUH. 1. Pantau kulit neonates dan suhu inti setiap 2 jam atau lebih sering sampai setabil( mis; suhu aksila). Atur suhu incubator dengan tepat. 2. Cek tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sesuai yang dibutuhkan. 3. Kolaborasi pemberian antipiretik jika demam.
  • 15. FOTO TERAPI  Fototerapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan transfuse pengganti untuk menurunkan bilirubin. Memaparkan neonatus pada cahaya dengan intensitas yang tinggi (a bound of fluorescent light bulbs or bulbs in the blue light spectrum) akan menurunkan bilirubin dalam kulit. Fototerapi menurunkan kadar bilirubin dengan cara memfasilitasi ekskresi bilirubin tak terkonjugasi. Hal ini terjadi jika cahaya yang diabsorpsi jaringan merubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi dua isomer yang disebut fotobilirubin.
  • 16. TRANSFUSI TUKAR Tranfusi Tukar digunakan untuk:  Mengatasi anemia sel darah merah yang tidak susceptible (rentan) terhadap sel darah merah terhadap antibody maternal.  Menghilangkan sel darah merah untuk yang tersensitisasi (kepekaan).  Menghilangkan serum ilirubin.  Meningkatkan albumin bebas bilirubin dan meningkatkan keterikatan dangan bilirubin. Pada Rh Inkomptabilitas diperlukan transfuse darah golongan O segera (kurang dari 2 hari), Rh negative whole blood. Darah yang dipilih tidak mengandung antigen A dan antigen B. setiap 4 -8 jam kadar bilirubin harus di cek. Hemoglobin harus diperiksa setiap hari sampai stabil.