SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
TETANUS NEONATORUM
OLEH
Sumirah Budi P, SKp, M.Kep
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
1
TETANUS NEONATORIUM
Pengertian :
-Merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh
clostodium tetani yang menghasilkan eksotoksin
yang masuk melalui luka tali pusat.
Etiologi :
-Penyebabnya adalah ibfeksi oleh C.tetani melalui
tali pusat  karena perawatan/tindakan yang tidak
memenuhi syarat  Pemotongan tali pusat dengan
bambu/gunting yang tidak steril atau perawatan tali
pusat yang tidak steril.
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
2
Patofisiologi :
-Mikroorganisme yang bersifat anaerog ini akan
mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel
darah merah, merusak leukosit dan merupakan
tetanuspasmin yaitu toksin yang neurotropik yang
dapat menyebabkan ketegangan dan spsme otot,
masa
inkubasi untuk neonatus 5 sampai 14 hari.
Komplikasi :
> Bronkopneumonia
> Asfiksia
> Sianosis
> Sepsis neunatorium
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
3
Manipestasi klinik:
Bayi tiba-tiba panas
Bayi tidak dapat menetek karena trismus
Mulut bayi mencucu seperti mulut
ikan(karpermond)
Mudah dan sering terjadi kejang yang disertai
sianosis, suhu tinggi,kaku kuduk dan epistoonus
(karena ketegangan otot)
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
4
- S.pernapasan :
* Meningkatnya sekresi pada jalan nafas
* sianosis
* spasme otot faring
- S.Pencernaan:
* Anak tdk mau menetek
* Kapermond
* Trismus
- S.Muskuloskletal dan integumen:
* Epistotonus, suhu meningkat,kaku kuduk
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
5
DIAGNOSA KEPERAWATAN/ INTERVENSI
1. Resiko aspirasi b/d peningkatan
sekresi,kesukaran menelan dan spasme otot
faring.
INTRVENSI :
- Bersihkan jalan nafas dengan pengisapan
lendir (suction) dengan hati-hati.
- Pertahankan kepatenan jalan nafas,bila perlu
berikan 02
2. Resiko injury b/d aktivitas kejang.
INTERVENSI :
- Pasang pengaman tempat tidur
- Tempatkan bayi pada tempat tidur yang lembut
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
6
-Hindari hal-hal yang dapat meningkatkan
rangsangan kejang Mis : Suara,sinar yang terang dan
sentuhan.
-Hindari benda yang membahayakan
-Miringkan posisi bayi ke samping bila terjadi
aktivitas kejang,bila perlu pasang spatel.
-Catat aktifitas kejang
-Pantau pernafasan selama kejang
-Tindakan kolaboratik  Pemberian anti kejang
-Istirahatkan bayi dalam ruangan perawatan yang
tenang/khusus .
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
7
3. Resiko kurangnya volume cairan b/d intake
cairan yang kurang
INTERVENSI :
- Kaji intake dan output
- Kaji tanda-tanda dehidrasi  ubun
ubun,membran mukosa dan turgor kulit
- Berikan cairan perparentral sesuai indikasi
- Monitor berat jenis urine
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
8
4. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubuPngan dengan kesukaran menelan dan
membuka mulut dan dan adanya aktivitas kejang
INTERVENSI :
- Pertahankan intake cairan
- Berikan nutrisi perparental bila perlu
- Timbang BB sesuai protokol
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
9
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN
Pengertian:
-Adalah meningkatnya kadar bilirubib dalam darah
yang lebih dari normal.
Etiologi:
-Peningkatan simpanan bilirubin Berhubungan
dengan:
* Overproduksi bilirubin  Polisitemia,penurunan
umur eritrosit, hemolisis darah.
* Peningkatan reabsorbsi dari usus  Terlambatnya
pengeluaran meconium, peningkatan aktifitas
enzim,keterlambatan pemberian makanan
oral,swallow blood (penerima darah)
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
10
-Penurunan sekresi bilirubin :
@ Gangguan metabolisme  Prematuritas
menunjukka immaturitas hepar,penurunan ambilan
bilirubin oleh hepar,tidak adekuatnya perfusi
hepar,penurunan aktivitas enzim.
@ Obstruksi hepar  Atresia biliaris,cystis
fibrosis,hiperimentasi,tumor.
PATOFISIOLOGI:
Kebanyakan bilirubin yang diproduksi pada
neonatus berasal dari pemecahan sel darah merah
yang telah tua atau yang abnormal oleh enzim hepar
dan kantung empedu.Hemoglobin pada eritrosit
dipecah menjadi Fe,protein,bilirubin./Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
11
Billirubin bebas uan potensial beracun terikat
oleh albumin dan dibawah kehepar lalu
dikonyugasi Sehingga menjadi lebih aman. Dalam
bentuk terkonyugasi tidak diabsorbsi melalui
intestinum  Tapi enzim yang ada pada intestinum
neonatus bisa menkonversi kembali bilirubin
menjadi tipe yang tak terkonyugasi Yang bisa
diabsorbsi kedalam aliran drah, proses sangat
berperan dalam jumlah bilirubin dalam darah.
KOMPLIKASI:
@ Bilirubin encephalopathy
@ Kernikterus. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
12
MANIPERTASI KLINIK:
Tampak icterus  Pada sklera,kuku,kulit dan
membran mukosa Tampak pada 24 jam pertama
Muntah,fatigue,warna urine gelap,warna tinja
pucat.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ;
Pemeriksaan bilirubin serum;
Ultrasound  untuk mngevaluasi anatomi kantong
empedu
Radioisotope  Dapat digunakan untuk
membantu
membedakan hepatitis dari atresia biliary
/Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
13
PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK.
Fototerafi  Berfungsi untuk menurunkan
bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan
oksidasi foto pada billirubin dari biliverdin.
Fenobarbital  Mengekskrasika bilirubin dalam
hati dan memperbesar konyugasi, Meningkatkan
sintesis hepatik glukoroniltransferase
Meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearence
hepatik.
Antibiotik  Apabila ada infeksi
Transfusi tukar Apabila sudah tidak dapat
ditangani dengan fototerafi./Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
14
DIAGNOSA KEPERAWATAN / INTERVENSI
1. Resiko injuri (internal) b/d peningkatan serum
bilirubin sekunder dan gangguan ekskresi
bilirubin
INTERVENSI :
- Kaji hyperbilirubin tiap 1-4 jam dan catat
- Berikan foto terafi sesuai program
- Monitor kadar bilirubin 4-8 jam sesuai
program
- Antisipasi kebutuhan transfusi tkar
- Monitor Hb dan Ht./Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
15
2. Resiko terjadi penurunan volume cairan
b/dhilangnya air tanpa disadari sekunder dari
fototerafi.
INTERVENSI :
- Pertahankan intake cairan yang adekuat
- Berikan minum sesuai jadual
- Monitor intake dan output
- Berikan terafi infus sesuai program bila ada
indikasi Temperatur meningkat,meningkatnya
konsentrasi urine, cairan hilang yang berlebihan.
- Kaji dehidrasi  Membran mukos,ubun
ubun,turgor kulit dan mata./Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
16
3. Resiko gangguan integritas kulir b/d fototerafi
INTERVENSI :
- Inspeksi kulit setiap jam
- Gunakan sabun bayi saat dimandikan
- Merubah posisi bayi dengan sering
- Gunakan pelindung daerah genetalia
- Gunakan pengaklas tempat tidur yan lembut
4. Rersiko injuri pada mata b/d fototerafi
INTERVENSI :
- Gunakan pelindung mata saat fototerafi
- Pastikan mata sdh tertutup dan hindari
penekanan yang berlebih Kornea dpr tergores./Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp,
M.Kep/2008
17

More Related Content

What's hot (20)

Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbc
 
Thypoid
ThypoidThypoid
Thypoid
 
Tifoid Pada Anak
Tifoid Pada AnakTifoid Pada Anak
Tifoid Pada Anak
 
Tifoid
TifoidTifoid
Tifoid
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
P petri disentri
P petri disentriP petri disentri
P petri disentri
 
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalisKonsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
 
Tifoid
TifoidTifoid
Tifoid
 
Demam tipoid
Demam tipoidDemam tipoid
Demam tipoid
 
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
 
PILONEFRITIS
PILONEFRITISPILONEFRITIS
PILONEFRITIS
 
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam ThypoidAsuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
 
Makalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoidMakalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoid
 
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTSTuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
 
Pa disentri
Pa   disentriPa   disentri
Pa disentri
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
Epidemologi tifoid
Epidemologi tifoidEpidemologi tifoid
Epidemologi tifoid
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 

Viewers also liked

Pengkajian data pada balita, dan Anak Prasekolah
Pengkajian data pada balita, dan Anak PrasekolahPengkajian data pada balita, dan Anak Prasekolah
Pengkajian data pada balita, dan Anak Prasekolahpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anak
Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan AnakPemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anak
Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anakpjj_kemenkes
 
Buku panduan kkd tumbuh kembang 2012 (mhsw) revisi
Buku panduan kkd  tumbuh kembang 2012 (mhsw) revisiBuku panduan kkd  tumbuh kembang 2012 (mhsw) revisi
Buku panduan kkd tumbuh kembang 2012 (mhsw) revisiREISA Class
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 
Praktikum 1 Deteksi Dini
Praktikum 1 Deteksi DiniPraktikum 1 Deteksi Dini
Praktikum 1 Deteksi Dinipjj_kemenkes
 

Viewers also liked (6)

Pleno Dementia
Pleno DementiaPleno Dementia
Pleno Dementia
 
Pengkajian data pada balita, dan Anak Prasekolah
Pengkajian data pada balita, dan Anak PrasekolahPengkajian data pada balita, dan Anak Prasekolah
Pengkajian data pada balita, dan Anak Prasekolah
 
Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anak
Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan AnakPemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anak
Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anak
 
Buku panduan kkd tumbuh kembang 2012 (mhsw) revisi
Buku panduan kkd  tumbuh kembang 2012 (mhsw) revisiBuku panduan kkd  tumbuh kembang 2012 (mhsw) revisi
Buku panduan kkd tumbuh kembang 2012 (mhsw) revisi
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Praktikum 1 Deteksi Dini
Praktikum 1 Deteksi DiniPraktikum 1 Deteksi Dini
Praktikum 1 Deteksi Dini
 

Similar to Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA

Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxIkterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxmeikisilwanto
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxdionziel
 
Tuberkulosis
TuberkulosisTuberkulosis
TuberkulosisAditya N
 
Download (1)
Download (1)Download (1)
Download (1)Maia Cheo
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriocto zulkarnain
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdfanichya
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024Rafika Rosyda
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
SAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinSAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinNs. Lutfi
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKindal
 
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfAskep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfnoragracesara
 
9. penyakit ginjal dan saluran kencing
9. penyakit ginjal dan saluran kencing9. penyakit ginjal dan saluran kencing
9. penyakit ginjal dan saluran kencingfikri asyura
 

Similar to Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA (20)

Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxIkterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
 
Tuberkulosis
TuberkulosisTuberkulosis
Tuberkulosis
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Download (1)
Download (1)Download (1)
Download (1)
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
SAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinSAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubin
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahir
 
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfAskep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
 
9. penyakit ginjal dan saluran kencing
9. penyakit ginjal dan saluran kencing9. penyakit ginjal dan saluran kencing
9. penyakit ginjal dan saluran kencing
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoAdePutraTunggali
 
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfAndiAliyah2
 
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdveinlatex
 
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptxELASONIARTI
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxmuhnurmufid123
 
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapPPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapAhmadMuhtadi11
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (7)

IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
 
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
 
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
 
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
 
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapPPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
 

Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. TETANUS NEONATORUM OLEH Sumirah Budi P, SKp, M.Kep /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 1
  • 2. TETANUS NEONATORIUM Pengertian : -Merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh clostodium tetani yang menghasilkan eksotoksin yang masuk melalui luka tali pusat. Etiologi : -Penyebabnya adalah ibfeksi oleh C.tetani melalui tali pusat  karena perawatan/tindakan yang tidak memenuhi syarat  Pemotongan tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak steril atau perawatan tali pusat yang tidak steril. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 2
  • 3. Patofisiologi : -Mikroorganisme yang bersifat anaerog ini akan mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanuspasmin yaitu toksin yang neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spsme otot, masa inkubasi untuk neonatus 5 sampai 14 hari. Komplikasi : > Bronkopneumonia > Asfiksia > Sianosis > Sepsis neunatorium /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 3
  • 4. Manipestasi klinik: Bayi tiba-tiba panas Bayi tidak dapat menetek karena trismus Mulut bayi mencucu seperti mulut ikan(karpermond) Mudah dan sering terjadi kejang yang disertai sianosis, suhu tinggi,kaku kuduk dan epistoonus (karena ketegangan otot) /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 4
  • 5. - S.pernapasan : * Meningkatnya sekresi pada jalan nafas * sianosis * spasme otot faring - S.Pencernaan: * Anak tdk mau menetek * Kapermond * Trismus - S.Muskuloskletal dan integumen: * Epistotonus, suhu meningkat,kaku kuduk /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 5
  • 6. DIAGNOSA KEPERAWATAN/ INTERVENSI 1. Resiko aspirasi b/d peningkatan sekresi,kesukaran menelan dan spasme otot faring. INTRVENSI : - Bersihkan jalan nafas dengan pengisapan lendir (suction) dengan hati-hati. - Pertahankan kepatenan jalan nafas,bila perlu berikan 02 2. Resiko injury b/d aktivitas kejang. INTERVENSI : - Pasang pengaman tempat tidur - Tempatkan bayi pada tempat tidur yang lembut /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 6
  • 7. -Hindari hal-hal yang dapat meningkatkan rangsangan kejang Mis : Suara,sinar yang terang dan sentuhan. -Hindari benda yang membahayakan -Miringkan posisi bayi ke samping bila terjadi aktivitas kejang,bila perlu pasang spatel. -Catat aktifitas kejang -Pantau pernafasan selama kejang -Tindakan kolaboratik  Pemberian anti kejang -Istirahatkan bayi dalam ruangan perawatan yang tenang/khusus . /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 7
  • 8. 3. Resiko kurangnya volume cairan b/d intake cairan yang kurang INTERVENSI : - Kaji intake dan output - Kaji tanda-tanda dehidrasi  ubun ubun,membran mukosa dan turgor kulit - Berikan cairan perparentral sesuai indikasi - Monitor berat jenis urine /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 8
  • 9. 4. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuPngan dengan kesukaran menelan dan membuka mulut dan dan adanya aktivitas kejang INTERVENSI : - Pertahankan intake cairan - Berikan nutrisi perparental bila perlu - Timbang BB sesuai protokol /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 9
  • 10. ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN Pengertian: -Adalah meningkatnya kadar bilirubib dalam darah yang lebih dari normal. Etiologi: -Peningkatan simpanan bilirubin Berhubungan dengan: * Overproduksi bilirubin  Polisitemia,penurunan umur eritrosit, hemolisis darah. * Peningkatan reabsorbsi dari usus  Terlambatnya pengeluaran meconium, peningkatan aktifitas enzim,keterlambatan pemberian makanan oral,swallow blood (penerima darah) /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 10
  • 11. -Penurunan sekresi bilirubin : @ Gangguan metabolisme  Prematuritas menunjukka immaturitas hepar,penurunan ambilan bilirubin oleh hepar,tidak adekuatnya perfusi hepar,penurunan aktivitas enzim. @ Obstruksi hepar  Atresia biliaris,cystis fibrosis,hiperimentasi,tumor. PATOFISIOLOGI: Kebanyakan bilirubin yang diproduksi pada neonatus berasal dari pemecahan sel darah merah yang telah tua atau yang abnormal oleh enzim hepar dan kantung empedu.Hemoglobin pada eritrosit dipecah menjadi Fe,protein,bilirubin./Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 11
  • 12. Billirubin bebas uan potensial beracun terikat oleh albumin dan dibawah kehepar lalu dikonyugasi Sehingga menjadi lebih aman. Dalam bentuk terkonyugasi tidak diabsorbsi melalui intestinum  Tapi enzim yang ada pada intestinum neonatus bisa menkonversi kembali bilirubin menjadi tipe yang tak terkonyugasi Yang bisa diabsorbsi kedalam aliran drah, proses sangat berperan dalam jumlah bilirubin dalam darah. KOMPLIKASI: @ Bilirubin encephalopathy @ Kernikterus. /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 12
  • 13. MANIPERTASI KLINIK: Tampak icterus  Pada sklera,kuku,kulit dan membran mukosa Tampak pada 24 jam pertama Muntah,fatigue,warna urine gelap,warna tinja pucat. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ; Pemeriksaan bilirubin serum; Ultrasound  untuk mngevaluasi anatomi kantong empedu Radioisotope  Dapat digunakan untuk membantu membedakan hepatitis dari atresia biliary /Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 13
  • 14. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK. Fototerafi  Berfungsi untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan oksidasi foto pada billirubin dari biliverdin. Fenobarbital  Mengekskrasika bilirubin dalam hati dan memperbesar konyugasi, Meningkatkan sintesis hepatik glukoroniltransferase Meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearence hepatik. Antibiotik  Apabila ada infeksi Transfusi tukar Apabila sudah tidak dapat ditangani dengan fototerafi./Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 14
  • 15. DIAGNOSA KEPERAWATAN / INTERVENSI 1. Resiko injuri (internal) b/d peningkatan serum bilirubin sekunder dan gangguan ekskresi bilirubin INTERVENSI : - Kaji hyperbilirubin tiap 1-4 jam dan catat - Berikan foto terafi sesuai program - Monitor kadar bilirubin 4-8 jam sesuai program - Antisipasi kebutuhan transfusi tkar - Monitor Hb dan Ht./Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 15
  • 16. 2. Resiko terjadi penurunan volume cairan b/dhilangnya air tanpa disadari sekunder dari fototerafi. INTERVENSI : - Pertahankan intake cairan yang adekuat - Berikan minum sesuai jadual - Monitor intake dan output - Berikan terafi infus sesuai program bila ada indikasi Temperatur meningkat,meningkatnya konsentrasi urine, cairan hilang yang berlebihan. - Kaji dehidrasi  Membran mukos,ubun ubun,turgor kulit dan mata./Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 16
  • 17. 3. Resiko gangguan integritas kulir b/d fototerafi INTERVENSI : - Inspeksi kulit setiap jam - Gunakan sabun bayi saat dimandikan - Merubah posisi bayi dengan sering - Gunakan pelindung daerah genetalia - Gunakan pengaklas tempat tidur yan lembut 4. Rersiko injuri pada mata b/d fototerafi INTERVENSI : - Gunakan pelindung mata saat fototerafi - Pastikan mata sdh tertutup dan hindari penekanan yang berlebih Kornea dpr tergores./Tetanus/ Sumirah Budi P,SKp, M.Kep/2008 17