3. Sifat Umum
Kaliumadalah logam putih-perak yang
lunak.
Logam ini melebur pada 63,5OC. Ia tetap tak
berubah dalam udara kering, tetapi dengan
cepat teroksidasi dalam udara lembab,
menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru.
Logam K menguraikan air dengan dahsyat,
sambil melepaskan hidrogen.
Terbakar dengan nyala lembayung.
4. Sifat Fisika dan Kimia Kalium
Sifat Kimia
Nama : Kalium
Simbol : K
Nomor atom : 19
Nomor massa: 39,0983 g/mol
Konfigurasi elektron: 1s2 4s1
Elektronegativitas menurut
Pauling: 0,8
RadiusVanderwaals: 0,235 nm
Radius ionik: 0.133 (+1)
Isotop: 5
Energi ionisasi pertama: 418,6
kJ/mol
Penampilan : putih perak
Jari – jari atom : 220 pm
Jari – jari kovalen : 196 pm
Jari – jariVan Der Waals : 275
Sifat fisika
Densitas: 0.86 g/cm3 pada 0 °C
Titik lebur: 63,2 °C
Titik didih: 760 °C
Fase : padat
Sifat atom : Struktur kristal
Energi ionisasi : Pertama :
418,8 kJ·mol−1, Kedua : 3052
kJ·mol−1, Ketiga : 4420 kJ·mol−1
5. 2K+ + 2H2O 2K+ + 2OH- + H2
Kalium biasanya disimpan dalam pelarut nafta.
Garam-garam kalium yang mengandung
kation monovalen K+.
Garam-garam kalium biasanya larut dan
membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali
bila anionnya berwarna.
6. Reaksi-reaksiion
kalsium
1. Larutan natrium heksanitokobaltat
(III) Na3[Co(NO2)6] : endapan kuning kalium
heksanitritokobaltat(III).
3K+ + [Co(NO2)6]3- K3[Co(NO2)6]
Endapan tak larut dalam asam asetat encer. Jika ada
natrium dalam jumlah yang lebih banyak (atau jika
reagensia ditambahkan berlebihan) terbentuk
suatu garam campuran, K2Na [Co(NO2)6]. Endapan
terbentuk dengan segera dalam larutan-larutan
pekat, dan lambat dalam larutan encer; pengendapan
dapat dipercepat dengan pemanasan. Garam-garam
amonium memberi endapan yang serupa dan tak
boleh ada. Dalam larutan yang basa, kita
memperoleh endapan coklat atau hitam, yaitu kobalt
(III) hidroksida Co(OH)3, iodida dan zat pereduksi yang
lain mengganggu, maka harus dihilangkan sebelum
menguji.
7. 2. Larutan asam tartarat atau larutan natrium hidrogen
tartrat:
Endapan kristalin putih kalium hidrogen tartrat :
K+ + H2C4H4O6 KHC4H4O6 + H+ (a)
Dan
K+ + H.C4H4O6
- KHC4H4O6 (b)
Jika asam tratrat yang dipakai, larutan harus dibufferkan
dengan natrium asetat, karena asam kuat yang terbentuk
dalam reaksi a, melarutkan endapan. Basa-basa (alkali)
kuat juga melarutkan endapan.
Endapan larut sedikit dalam air (3,26 g l -1, Ks = 3x10-4), tetapi
sangat tidak larut dalam etanol 50%. Pengendapan
dipercepat dengan mengaduk keras-keras, dengan
menggosok-gosok dinding dalam bejana dengan sebatang
kaca, dan dengan menambahkan alkohol. Garam-garam
amonium menghasilkan endapan yang serupa, maka tidak
boleh ada.
8. 3. Larutan asamperklorat(HCIO4)
Endapan kristalin putih kalium perklorat KCIO4
dari larutan yang tak begitu encer.
K+ + ClO4
- KClO4
Endapan larut sedikit dalam air (3,2 g l-1 dan 198
g l-1 masing-masing pada 0o dan 100oC), dan
praktis tak larut dalam alkohol mutlak.
Larutan dalam alkohol tak boleh dipanaskan,
karena bisa menimbulkan ledakan yang
berbahaya. Reaksi tak berpengaruhi oleh
adanya garam-garam amonium.
9. 4. Reagensia asam heksakloroplatinat (IV)
(H2[PtCl6])
Endapan kuning kalium heksakloroplatinat (IV)
2K+ + [PtCl6]2- K2[PtCl6]
Pengendapan terjadi seketika dari larutan yang pekat; dalam
larutan encer, pengendapan berlangsung perlahan-lahan
kalau didiamkan, tetapi dapat dipercepat dengan
mendinginkan dan dengan menggosok-gosok dinding
dalam bejana memakai batang kaca. Endapan larut sedikit
dalam air, tetapi hampir tak larut dalam alkohol 75%.
Garam-garam amonium memberi endapan yang serupa,
dan tidak boleh ada.
Reagensia dibuat dengan melarutkan 2,6 gram asam
kloroplatinat terhidratasi, H2[PtCl6].6H2O , dalam 10 ml air.
Karena mahalnya reagensia hendaklah dipakai dalam
jumlah yang hanya sedikit aja, dan semua endapan ditaruh
dalam botol residu platinum.
10. 5. Uji natrium heksanitritokobaltat
(III)- perak nitrit
Ini adalah suatu modifikasi dari reaksi 1 dan dapat dipakai untuk
larutan yang bebas-halogen. Pengendapan garam-garam kalium
dengan larutan natrium heksanitritokobalatat (III) dan larutan
perak nitrat, menghasilkan senyawa K2Ag[Co(NO2)6], yang
kurang larut dibanding senyawa natrium padanannya
K2Na[Co(No2)6], maka uji ini adalah lebih peka. Garam-garam
litium, talium, dan amonium tak boleh ada, karena mereka
memberi endapan dengan larutan heksanitritokobaltat (III).
Taruh setetes larutan uji yang netral atau asam dengan asam
asetat, diatas lempeng bercak hitam, dan tambahkan
setetes larutan perak nitrat 0,1M dan sejumlah kecil sekali
heksanitritokobaltat (III) yang berbentuk bubuk halus.
Muncul endapam atau kekeruhan yang berwarna kuning.
Kepekaan : 1 mikrogram K. Batas konsentrasi : 1 dalam 50.000
Jika larutan perak nitrat tak tambahkan, kepekaan adalah 4
mikrogram K.
11. 6. Reagensia dipikrilamina (atau
heksanitrodifenilamina)
Atom hidrogen dari gugus NH dapat diganti dengan logam, garam
natriumnya larut dalam air dengan menghasilkan larutan yang
kuning. Dengan larutan garam-garam kalium, garam-garam ini
menghasilkan endapan kristalin dari turunan (derivat) kaliumnya
yang merah jingga. Uji ini dapat dipakai dengan hadirnya natrium
sebanyak 80 kali dan litium sebanyak 130 kali lipat kalium.
Garam-garam amonium harus dihilangkan sebelum menguji.
Magnesium, tak mengganggu.
Taruh setetes larutan uji yang netral diatas kertas reaksi-tetes dan
segera tambahkan setetes reagensia yang sedikit basa itu.
Diperoleh suatu bercak merah-jingga yang tak terpengaruh oleh
pembubuhan 1-2 tetes asam klorida 2M.
Kepekaan : 3 mikrogram K. Batas konsentrasi : 1 dalam 10.000
Reagensia dibuat dengan melarutkan 0,2 gram dipikrilamina dalam
20 ml natrium karbonat 0,05M dan menyaring cairan yang telah
didinginkan.
12. 7. Uji natrium tetrafenilboron
Kalium membentuk endapan putih dalam larutan netral atau
dengan adanya asam asetat :
K+ + [B(C6H5)4]- K[B(C6H5)4]
Endapan hampir tak larut dalam air ( 0,053 g l-1, Ks = 2,25 x 10-
8); kalium mengendap secara kuantitatif jika dipakai
reagensia yang sedikit berlebihan (0.1 – 0.2 %). Endapan
larut dalam asam kuat dan alkali-alkali, dan juga dalam
aseton. Ion-ion rubidium, caesium, talium(I), dan amonium
mengganggu.
Reagensia dibuat dengan melarutkan 3,42 gram
tetrafenilboron Na[B(C6H5)4] (Mr : 342,2) dalam air, dan
mengencerkannya sampai 100 ml. Larutan yang kira-
kira0,1M ini dapat tahan selama 2 minggu. Jika larutan
tidak jernih harus disaring.
13. 8.Ujikering(Pewarnaannyala)
Senyawa-senyawa kalium, sebaiknya kloridanya,
mewarnai nyala bunsen yang tak cemerlang
menjadi lembayung (nila). Nyala kuning yang
dihasilkan oleh natrium dalam jumlah sedikit,
mengganggu warna lembayung itu, tetapi
dengan memandang nyala melalui dua lapis
kobalt yang biru, sinar-sinar natrium yang kuning
akan diserap sehingga nyala kalium yang
lembayung kemerahan menjadi terlihat. Larutan
tawas krom (310 gl -1) setebal 3 cm, juga
merupakan penyaring yang baik.