Teori konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan dibangun secara aktif oleh individu melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan, bukan hanya ditransfer dari guru ke siswa. Guru perlu memfasilitasi proses konstruksi pengetahuan siswa dengan memberikan pengalaman belajar yang relevan dan mendorong berpikir kritis.
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Teori konstruktive
1. Teori Konstruktive
Disusun oleh :
Andiana Ayu Lestari
Bambang Setiawan
Dewi Atin Surya
Etia Sari
Iin Indra wati
Ika Wahyuni
Leli Nurfiah
Maghfirah
Mega Hidayah
Ismail Shaleh
Ahmad Darwis
2. Apakah itu Konstruktive?
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita
sendiri (Von Glaserfeld). Pengetahuan bukan
tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari
dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan
merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui
kegiatan seseorang dengan membuat struktur,
kategori, konsep, dan skema yang diperlukan
untuk membentuk pengetahuan tersebut.
3. Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa
siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-
aturan lama dan merevisinya apabila
aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
4. Konstruktivisme menekankan perkembangan
konsep dan pengertian yang
mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi
aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak
aktif membangun pengetahuannya, meskipun
usianya tua tetap tidak akan berkembang
pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap
benar bila pengetahuan itu berguna untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan atau
fenomena yang sesuai.
Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu
saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri
oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga
bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan
suatu proses yang berkembang terus-menerus.
5. Dengan kata lain, keaktifan seseorang
sangat menentukan dalam
mengembangkan pengetahuannya.
6. Tokoh - Tokoh
Jean Piaget adalah Ausubel, ada dua macam
psikolog pertama yang proses belajar yakni
menggunakan filsafat belajar bermakna dan
konstruktivisme. belajar menghafal.
Toulmin yang Posner dkk lantas
mengatakan bahwa mengembangkan teori
bagian terpenting dari belajar yang dikenal
pemahaman manusia dengan teori perubahan
adalah perkembangan konsep. Tahap pertama
konsep secara evolutif, dalam perubahan konsep
dengan terus manusia disebut asimilasi,
berani mengubah ide- kemudian tahap
idenya. akomodasi.
8. Pengertian belajar, menurut
konstruktivisme, adalah perubahan proses
mengonstruksi pengetahuan berdasarkan
pengalaman nyata yang dialami siswa
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
sekitarnya. Pengetahuan yang mereka
peroleh sebagai hasil interpretasi
pengalaman yang disusun dalam
pikirannya.
9. Guru di sekolah bukan lagi satu-satunya
sumber pengetahuan, tetapi merupakan
bagian integral dalam sistem
pembelajaran. Tuntutan terhadap
pelayanan pembelajaran saat ini, banyak
disebabkan oleh perkembangan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karenanya, konsep pembelajaran saat ini
pun berubah dari guru mengajar menjadi
siswa belajar.
10. Pada proses belajar mengajar, guru tidak
lagi hanya mentransfer ilmu pengetahuan,
tetapi siswa sendiri yang harus
membangun pengetahuannya (knowledge
is constructed by human).
11. Mengapa?
Karena pengetahuan bukanlah seperangkat
fakta, konsep atau kaidah yang siap diterima
dan diingat siswa. Siswa harus mengonstruksi
pengetahuannya sendiri dan memberi makna
melalui pengalaman nyata. Siswa perlu
dibiasakan untuk memunculkan ide-ide baru,
memecahkan masalah, dan menemukan
sesuatu yang berguna bagi dirinya. Dalam ide-
ide konstruktif, biarkan siswa mengonstruksi
sendiri pengetahuannya.
13. Pertama, tetapkan topik yang akan dibahas.
Temukan ide, opini dan perhatian siswa melalui
wawancara, survei, atau interaktif pertanyaan
siswa.
Kedua, respons terhadap interaksi, dengan
pikiran siswa melalui pembentukan jembatan
yang dilengkapi tahapan bagi siswa untuk
mengkonstruksi ide baru
Ketiga, tarik pikiran siswa dengan mendorong
kreativitas melalui aktivitas yang mampu
mendorong siswa untuk belajar mengambil
risiko.
Keempat, melakukan refleksi atau evaluasi diri..
14. Beberapa hal yang mendapat perhatian
pembelajaran konstruktivistik
Mengutamakan pembelajaran yang
bersifat nyata dalam kontek yang relevan
Mengutamakan proses
Menanamkan pembelajaran dalam
konteks pengalaman sosial
Pembelajaran dilakukan dalam upaya
mengkonstruksi pengalaman
(Pranata, 2004)
15. Teori konstruktif memiliki kelemahan
Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak
jarang bahwa hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan
hasil konstruksi sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan
sehingga menyebabkan miskonsepsi,
Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun
pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan
waktu yang lama
Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama
Meskipun guru hanya menjadi pemotivasi dan
memediasi jalannya proses belajar, tetapi guru
disamping memiliki kompetensi dibidang itu harus
memiliki perilaku yang elegan dan arif sebagai spirit
bagi anak
17. Pendidikan Humanistik Berbasis
Cinta
Manusia harus belajar bagaimana
menyadari kemampuannya dengan fokus
pada kesatuan pemikiran dan merubah
tingkat kesadaran (Bastaman, 2007:28).
Terdapat tiga dasar yang dibangun dalam
aliran ini:
Memberikan peran pada jiwa manusia,
Relasi dengan orang lain merefleksikan
kemanusiaan individu,
Mendorong potensi manusia.
18. Model pendidikan yang humanis mestinya
berbasis pada cinta, dengan cinta anak
didik akan merasa terlindungi dan
nyaman serta diberikan penghargaan
kelekatan antara pendidik dengan yang
dididik kondisi ini akan memberikan
dorongan positif untuk perkembangan
psikologi anak.
19. Kesimpulan
Teori konstruktivisme memberikan
penekanan pada individu yang secara
aktif mengkonstruksi pengetahuan dan
pemahaman.
Menurut pandangan teori konstruktivis,
pengajar bukan sekedar memberikan
informasi ke pikiran anak, tetapi guru
wajib mendorong anak untuk
mengeksplorasi dunia mereka,
menemukan pengetahuan, merenung dan
berpikir secara kritis.