Teori konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Ada dua pendekatan konstruktivisme yaitu personal dan sosial. Pendekatan personal menekankan proses intra-personal seperti yang dijelaskan Piaget melalui skema kognitif. Pendekatan sosial menekankan pengaruh lingkungan sosial seperti yang dijelaskan Vygotsky lewat zona perkembangan potensial. Kedua pendekatan
2. Undang-undang tentang Sisdiknas
UU Nomor 20 tahun 2003
Pasal 1 ayat (1): bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan “suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya” untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak
mulia, keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara (Depdiknas, 2003)
3. Paradigma
Pandangan bahwa mengajar
bukanlah sekedar kegiatan dalam
menyampaikan informasi (konten-
konten materi)
Pembelajaran adalah Kegiatan yang dilakukan
dalam rangka mengembangkan kemampuan
berpikir peserta didiknya (HOTS & LOTS)
Konten hanyalah
sebagai sarana untuk
berpikir
Pembelajaran harus dikelola dan didisain sedemikian
rupa sehingga proses berpikir dapat berlangsung
PISA & TIMSS
4. Desain pembelajaran
TUJUAN APA YANG
HARUS DICAPAI?
BAGAIMANA CARA MEMBERIKAN
PENGALAMAN BELAJAR BAGI SISWA/
MAHASISWA?
BGMN CARA MENGETAHUI
PENCAPAIAN TUJUAN?
• TUJUAN PEMBELAJARAN
• INDIKATOR DAN
• MATERI PEMBELAJARAN
• TES
• PENGUKURAN DAN PENILAIAN
• EVALUASI
•ASSESMEN
• TEORI-TEORI BELAJAR
• PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, DAN MEDIA PEMBEL
• BAHAN PEMBELAJARAN
• LINGKUNGAN BELAJAR
22 November, 2022
4
5.
6. Merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
Dua pendekatan pembelajaran
Pendekatan berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach)
Pendekatan berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach)
Pendekatan pembelajaran
7. Teori konstruktivis dilandaskan oleh filosofi
pendidikan John Dewey dan penelitian
Piaget, Vygotsky, psikilog Gestalt Bartlett
dan Brunner
Pengertian Kontruktivisme
Giambatista Vico tahun 1710
Filsafat konstruktivisme beranggapan bahwa
pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia
melalui interaksi dengan objek, fenomena
pengalaman dan lingkungan mereka.
8. Kenyataannya
Dalam konstruktivisme, penekanan tentang belajar dan mengajar lebih terfokus pada suksesnya
siswa mengorganisasi pengalaman mereka, dan bukan pada kebenaran siswa dalam melakukan
replikasi atas apa yang dikerjakan guru.
9. Kecenderungan pembentukan pengetahuan
Pengetahuan adalah fakta,
Pengetahuan sudah ada sebagai satu fakta atau
kenyataan, tinggal menunggu untuk ditemukan.
Kebenaran ilmiah sudah ada tinggal menunggu
untuk dibuka
Pengetahuan merupakan proses pembentukan kita
Pengetahuan bukan sekedar fakta yang tinggal ditemukan,
melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang telah
mempelajarinya. Pengetahuan mengandung suatu proses,
bukan fakta yang statis, yang berarti pengetahuan tidak lepas
dari orang yang mempelajarinya
10. pengetahuan kita merupakan konstruksi (bentukan) kita sendiri,
bukan imitasi dari kenyataan, bukan gambaran dunia kenyataan
yang ada.
pengetahuan selalu merupakan akibat dari konstruksi kognitif dari
kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktivitas seseorang
(mahasiswa). Mahasiswa membentuk skema, kategori, konsep dan
struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.
Pengetahuan bukanlah tentang hal-hal yang terlepas dari
pengamat, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan
dari pengalaman atau dunia yang dialaminya
Proses pembentukan ini berjalan terus menerus, dan setiap kali
terjadi reorganisasi atau rekonstruksi karena adanya pengalaman
baru.
Mengapa harus kontrukstivisme
11. Pada akhir proses belajar pengetahuan akan dibangun sendiri oleh
anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan
lingkungannya
Konstruktivime adalah salah satu pandangan tentang proses
pembelajaran yang menyatakan bahwa proses belajar (perolehan
pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik.
Dalam pelaksanaan teori belajar konstruktivisme ada beberapa saran yang berkaitan dengan
rancangan pembelajaran yaitu sebagai berikut :
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
pendapatnya dengan bahasa sendiri.
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang
pengalamannya sehingga lebih kreatif dan imajinatif.
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.
• Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah
dimiliki siswa.
• Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka.
• Menciptakan lingkungan yang kondusif.
12. Konstruktivisme
Behaviorieme &
maturasionisem
• Teori behaviorisme menjelaskan
belajar sebagai sistem respon
tingkah laku terhadap rangsangan
fisik. Dalam teori ini murid
dipandang sebagai peserta didik
yang pasif, butuh motivasi luar dan
dipengaruhi oleh reinforcement.
Kurikulum dikembangkan dengan
kurikulum yang terstruktur baik
dan menentukan bagaimana siswa
harus dimotivasi, dirangsang dan
dievaluasi.
• Maturasionisme adalah suatu teori
yang menjelaskan bahwa
pengetahuan konseptual tergantung
pada tingkat perkembangan
biologis seseorang. Oleh karena itu
umur menjadi norma yang penting
bagi perkembangan pengetahuan
seseorang.
Pengetahuan merupakan hasil
konstruksi (bentukan) kognitif oleh
seseorang terhadap obyek, pengalaman
dan lingkungannya.
13. Perbedaan teori belajar konstruktivisme,
behaviorisme, maturasionisme
konstruktivisme behaviorisme maturasionisme
perkembangan konsep
dan pengertian yang
mendalam
ketrampilan sebagai
suatu tujuan pengajaran
tergantung pada tingkat
perkembangan biologis
seseorang.
bila seseorang tidak
mengkonstruksi
pengetahuan secara aktif,
meski sudah berusia tua
akan tetap tidak
berkembang
pengetahuannya
sistem respon tingkah
laku terhadap
rangsangan fisik.
pengetahuan
berkembang sesuai
dengan langkah- langkah
kedewasaan
15. Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat
pengetahuan (epistemologi) yang mempertanyakan:
Apa itu pengetahuan
Bagaimana orang membangun pengetahuan.
16. Pengetahuan bukan sekedar kumpulan fakta, atau
“barang jadi” yang tinggal diambil, atau ditransfer
dari seorang kepada orang lain.
Pengetahuan merupakan hasil konstruksi
(bentukan) kognitif oleh seseorang terhadap
obyek, pengalaman dan lingkungannya.
17. Bagaimana orang membangun pengetahuan ?
Akan dibahas 2 macam konstruktivisme
psikologis yaitu :
1) Konstruktivisme psikologis personal
(Piaget)
2) Konstruktivisme psikologis
sosiokultural (Vygotsky)
19. • Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan
filsafat konstruktivisme
• Teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi
kognitif.
Setiap organisme harus beradaptasi secara fisik dengan
lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga
struktur pemikiran manusia.
• Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala
baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca
kognitif (mental). Untuk itu, manusia harus
mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau
perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan
pengalaman-pengalaman tersebut.
20. KONSEP KERJA TEORI PIAGET
• Environment (stimulus)
Filtered
• Fungsional invarian
Adaption: (Asimilasi dan/ atau Akomodasi)
Membentuk struktur kognitif baru atau mengubah struktur
kognitif yg sudah ada
• Skema
21. Kontruktivisme Psikologis Personal PIAGET
Piaget menfokuskan pada proses intra personal (individual)
dalam mengkonstruksi pengetahuan
Mengajukan fungsi intelektual anak dari 3 aspek
Proses yang terjadi ketika interaksi dengan lingkungan
(adaptasi intelektual)
Bagaimana pengetahuan itu disusun
Perbedaan kualitatif dalam berpikir pada berbagai tahap
perkembangan
Setiap orang memiliki struktur kognitif yang disebut skema.
Dengan skema orang beradaptasi dan mengkoordinasi obyek,
pengalaman dan lingkungannya (Teori adaptasi Intelektual)
23. Proses dalam pembentukan pengetahuan seseorang
• Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya
seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan
mental dalam interaksinya dengan lingkungan.
• Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang
tetap mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah
atau merinci.
• Akomodasi adalah proses pembentukan skema baru atau
karena konsep awal sudah tidak cocok lagi.
• Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan
akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan
pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata).
Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium
menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.
25. • Pengetahuan fisis, didapat dari abstraksi
seseorang terhadap obyek secara langsung.
• Pengetahuan matematis logis, didapat dari
abstraksi seseorang terhadap relasi dan fungsi
obyek secara tidak langsung.
• Pengetahuan sosial didapat dari interaksi
seseorang dengan masyarakat, lingkungan dan
budaya yang ada.
Bagi Piaget, pengetahuan selalu memerlukan
pengalaman, baik pengalaman fisis maupun pengalaman
mental.
26. Tahap Perkembangan Kognitif menurut Piaget
• Sensorimotor (0 – 2 tahun):
anak mengatur alamnya dengan indera (sensori) dan tindakan
(motor)
• Praoperasi (2 – 7 tahun):
anak belum mampu melakukan operasi-operasi mental
• Operasi Konkrit (8 – 11 tahun):
anak belum mampu berpikir abstrak
Berpikir secara kombinasi atau klasifikasi
Berpikir reversibel
• Operasi Formal (11 tahun ke atas) dengan ciri pokok :
hipotetis
abstrak
deduktif dan induktif
logis dan probabilitas
27. Konstruktivisme Psikologis Sosiokultural VYGOTSKY
Vygotsky meyakini bahwa semua fungsi mental yang
lebih tinggi berasal dari hubungan sosial antar personal
(interpersonal)
Piaget menfokuskan pada proses intra personal
(individual) dalam mengkonstruksi pengetahuan.
28. Teori Vygotsky
(Konstruktivisme Sosial)
• Potret perkembangan manusia sebagai suatu yang tidak
terpisahkan dari kegiatan-kegiatan social dan budaya.
• Proses mental: ingatan, perhatian (Pembelajaran),
penalaran.
• Menggunakan temuan-temuan di masyarakat seperti:
bahasa, matematika, alat-alat ingatan.
• Bahasa – pemikiran – social – kebudayaan - masyarakat.
• Bahasa dalam bentuknya yang paling awal berbasis
social.
29. Vygotsky mengemukakan hukum dan beberapa konsep sbb.
1. Konsep Spontan
Konsep spontan adalah hasil generalisasi dan internalisasi
pengalaman pribadi sehari-hari. Konsep spontan tidak diperoleh
melalui pembelajaran secara sistematis, sehingga bisa keliru
2. Konsep Ilmiah
Konsep ilmiah adalah generalisasi atas pengalaman manusia yang
dibakukan dalam ilmu pengetahuan dan diajarkan melalui
pembelajaran yang sistematis, sehingga lebih terjamin
kebenarannya
30. • TATARAN SOSIAL.
Tataran dimana pengetahuan dibangun melalui
interaksi sosial di antara orang-orang yang membentuk
lingkungan sosial pembelajar. Tumbuh kembangnya
kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut
sebagai kategori interpsikologis atau intermental.
• TATARAN PSIKOLOGIS.
Tataran dimana terjadi proses internalisasi, sehingga
terbangun konsep baru. Tumbuh kembangnya
kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut
sebagai kategori intrapsikologis atau intramental.
Menurut Vygotsky setiap kemampuan pembelajar tumbuh dan
berkembang melewati dua tataran.
31. 4. Zone of Proximal Development (ZPD).
ZPD dapat dipandang sebagai sejenis wilayah penyangga di mana
dalam wilayah ini pembelajar dapat mencapai taraf perkembangan
yang lebih tinggi. Dalam wilayah ini, fungsi-fungsi atau
kemampuan-kemampuan yang belum matang namun sedang dalam
proses menjadi matang, dan akan menjadi matang lewat interaksi
dan bimbingan orang dewasa atau berkolaborasi dengan teman
sebaya yang lebih kompeten.
5. Scaffolding.
Pada ZPD seorang pembelajar membutuhkan bimbingan, bantuan
dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten agar
dapat mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi. Proses
membimbing dan membantu ini disebut scaffolding atau topangan.
32. ZPD
(zone of Proximal Development
• Merupakan istilah dari Vygotsky untuk tugas-
tugas yang terlalu sulit dikuasai sendiri oleh
anak-anak, tetapi yang dikuasai dengan
bimbingan dan bantuan dari orang-orang dewasa
atau anak-anak yang lebih terampil.
• Batas Tertinggi: Level tanggung jawab tambahan
anak yang dapat diterima dengan bantuan
instruktur yang terampil.
33. • ZPD (tenaga pendidik tinggal di zona ini): Memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang menjadi target pada
setap tingkat yang dipersyaratkan oleh aktivitas itu.
• Batas terendah: Dikerjakan sendiri oleh anak, level
pemecahan masalah yang dicapai pada tugas-tugas yang
dikerjakan sendiri oleh anak.
34. 6. Mediasi
Interaksi sosial dapat berlangsung jika dimediasikan
dengan alat-alat psikologis (psychological tools) berupa
bahasa, tanda dan lambang atau semiotika. Vygotsky sangat
menekankan fungsi mediasi dari bahasa.
35. Piaget atau Vygotsky ?
Cukup lama konstruktivisme personal Piaget dan
konstruktivisme sosiokultural Vygotsky
dipertentangkan.
Sekarang para ahli berpendapat kedua jenis
konstruktivisme itu saling melengkapi.
36. Persamaan yang ada dalam kedua jenis konstruktivisme itu
antara lain :
a) Keduanya mengakui adanya pengetahuan atau konsep
awal.
Piaget menyebutnya skema,
Vygotsky menyebutnya konsep spontan.
b) Keduanya sepakat bahwa
pengetahuan itu dibangun oleh pembelajar.
Dalam proses konstruksi pengetahuan,
Piaget lebih menekankan peran personal,
Vygotsky lebih menekankan peran sosiokultural.
37. Implikasi Konstruktivisme terhadap
Proses Belajar
1. Belajar adalah kegiatan aktif dari mahasiswa
mengkonstruksi (membangun) pengetahuan, tidak
sekedar mengumpulkan fakta.
2. Mahasiswa memasuki kelas tidak dengan kepala
kosong. Mahasiswa sudah membawa konsep awal
yang bermacam-macam. Juga membawa perbedaan,
bahkan kesalahan.
38. 3. Mahasiswa memiliki cara sendiri (kekhasan) untuk
membangun pengetahuan. Mahasiswa perlu mengenali
kekhasan dirinya dan mencoba bermacam-macam cara
belajar.
4. Pengetahuan dibangun secara individual dan sosial.
Mahasiswa perlu belajar bersama.
5. Belajar memerlukan interaksi sosial dengan orang
yang lebih tahu. Belajar juga merupakan proses
dimana seseorang masuk dalam kultur orang terdidik.
40. 1. Mengajar berarti memberi peluang dan fasilitas agar
proses mengkonstruksi pengetahuan bisa terjadi.
Mengajar bukan proses memindahkan pengetahuan dari
dosen ke mahasiswa.
2. Dosen menjadi mediator dan fasilitator dengan
fungsi
a. menyediakan pengalaman belajar
b. menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang
c. Memonitor, mengevaluasi memberi topangan
selama poses mahasiswa belajar.
d. memberi umpan balik
41. 3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dosen.
a. Hendaknya tidak melihat mahasiswa sebagai tidak tahu apa-
apa.
b. Perlu mengerti cara berpikir mahasiswa.
c. Perlu mengerti sifat kesalahan mahasiswa.
d. Perlu membiarkan mahasiswa menemukan caranya sendiri
dalam menyelesaikan masalah.
e. Perlu mengerti konteks materi dan konteks pengalaman
mahasiswa
f. Tidak terpaku pada satu-satunya strategi pembelajaran.
42. Peran Peserta Didik
• Belajar konstruktivisme adalah kegiatan belajar yang aktif, dimana
pelajar membangun sendiri pengetahuannya, menyesuaikan konsep
dan ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dalam pikiran
mereka.
• Dalam proses belajar konstruktivisme pelajar harus mempunyai
pengalaman membuat hipotesis, menguji hipotesis, memanipulasi
objek, memecahkan masalah, mencari jawaban, menggambarkan,
meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan
pertanyaan, mengekspresikan gagasan untuk membentuk konstruksi
baru.
• Peserta didik harus membentuk pengetahuan mereka sendiri dan
guru membantu sebagai mediator dalam proses pembentukan itu.
43. Aspek/faktor yang berperan pada pembelajaran
konstruktivisme
• Peserta didik.
melalui proses asimilasi dan akomodasi siswa membangun pengetahuan,
aktif melakukan kegiatan, berpikir, menyusun konsep, memberi makna
• Pendidik
membantu kelancaran proses pengkonstuksian, guru dituntut memahami
jalan pikiran siswa dalam belajar
• Sarana belajar.
pembelajaran menekankan pada aktivitas siswa, maka bahan ajar, media,
lingkungan dan fasilitas lainnya harus disediakan
• Evaluasi.
sebagai sarana untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses
pembelajaran, bentuk evaluasi: tugas autentik, penilaian autentik yang
menggambarkan proses berpikir yang lebih tinggi
44. Belajar konstruktivisme dalam kelompok
• Belajar konstruktivisme dalam kelompok belajar,
peserta didik dapat mengungkapkan bagaimana ia dapat
melihat persoalan dan apa yang akan dibuatnya dengan
persoalan itu
• Belajar akan memberi kesempatan kepada seseorang
untuk secara aktif membuat abstraksi. Usaha untuk
menjelaskan sesuatu kepada temannya justru
membantunya untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas
dan bahkan melihat inkonsistensi pandangan mereka
sendiri.
• Apabila temannya belum memiliki jawaban yang siap,
akan meningkatkan keberanian siswa untuk mencari
jawaban dan mendorong untuk menemukannya.
Kesalahan yang ditunjukkan oleh teman dianggap kurang
menyakinkan dibandingkan bila ditunjukkan oleh guru,
ini dapat meningkatkan rasa harga diri peserta didik
45. Dapat mengembangkan
keterampilan berpikir
siswa karena siswa selalu
dipancing dengan
pertanyaan
Dapat menguasai secara tuntas
topik-topik yang dibicarakan
karena adanya tukar pendapat
antara siswa sehingga
didapatkan suatu kesimpulan
akhir.
Mengajarkan siswa
berfikir kritis karena
selalu dipancing
untuk mengeluarkan
ide-ide
Melatih siswa belajar
bekerja sistematis
Membutuhkan banyak
waktu
Sukar menentukan pendapat
yang sama karena setiap
siswa mempunyai gagasan
yang berbeda-beda.
46. Beberapa Model Pembelajaran yang Konstruktivistik
Secara singkat strategi /model pembelajaran yang
konstruktivistik adalah strategi pembelajaran yang
mengaktifkan mahasiswa.
47. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
2. Model pembelajaran Berbasis Project (Project
Based Learning)
3. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching & Learning = CTL)
4. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning)
5. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri
(Inquiry Based Learning)
6. Model pembelajaran Induktif
7. Dan lain-lain
Teori Belajar Kontruktivisme Melandasi Model-Model
Pembelajaran
48. Tugas Individu
1. Bagaimana kaitan metode belajar scoffoding dengan
pembelajaran konstruktivisme….
2. Mengapa pembelajaran kooperatif baik dilakukan untuk
mencapai pembelajaran Konstruktivisme....
3. Dapatkah sekelompok siswa mengkondtruksi
pengetahuan baru mereka hanya dengan saling
berdiskusi dengan teman sebaya tanpa bantuan guru
atau orang yang lebih dewasa…..
4. Bagaimana cara mengajarkan berfikir kritis pada anak
sejak didin….