Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
PPT teori kontruktivsm.pptx
1. TEORI KONTRUKTIVISME
Oleh Umi Pratiwi
NIM. 0402620016
Pengampu:
Prof. Dr. Hartono,M.Pd.
Dr. Sunyoto Eko N., M.Si.
PASCASARJANA S3
PENDIDIKAN IPA
2. Gagasan pokok konstruktivistik dimulai oleh
Vico pada tahun 1710, seorang epistemolog
dari Italia. Vico dalam De Antiquissima
Italorum Sapientia, “Tuhan adalah pencipta
alam semesta dan manusia adalah tuan dari
ciptaan”.
Sejarah Kontruktivisme
Berkembang teori-teori baru, yang
melandasi pendekatan
pembelajaran konstruktivistik;
teori Piaget tentang skema,
asimilasi, akomodasi, dan
equilibration, konsep Zone of
Proximal Development (ZPD) dari
Vygotsky, teori Bruner tentang
discovery learning, teori Ausubel
tentang belajar bermakna, dan
interaksionisme semiotik
3. Kontruktivisme
Asal kata
konstruktivisme
adalah to construct yang
artinya membangun atau
menysusun
Konstruktivisme bukanlah
teori, tetapi sebuah
epistemologi, atau
penjelasan filososfis
tentang sifat pembelajaran
(Hyslop-Margison &
Strobel, 2008 ; Simpson,
2002).
Konstruktivisme adalah
perspektif psikologis dan
filosofis yang memandang
bahwa masing-masing
individu membentuk atau
membangun sebagian besar
dari apa yang mereka
pelajari dan pahami
(Bruning et al., 2004).
Menurut Von Glasersfeld
(dalam Anggriamurti,
2009), bahwa
konstruktivisme adalah
salah satu filsafat
pengetahuan yang
menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah
konstruksi (bentukan) kita
sendiri.
4. Tokoh Kontruktivisme
Piaget
1896-1980
Vygotsky
1896-1934
1. Apa itu pengetahuan ?
2. Bagaimana membangun pengetahuan?
Pengetahuan (menurut
konstruktivisme)
merupakan konstruksi
(bentukan) kognitif
oleh seseorang
terhadap obyek,
pengalaman dan
lingkungannya.
Pengetahuan bukan
sekedar kumpulan
fakta, atau “barang
jadi” yang tinggal
diambil, atau
ditransfer dari seorang
kepada orang lain.
Konstruktivisme
psikologis personal
(Piaget)
Konstruktivisme
psikologis sosiokultural
(Vygotsky)
6. Kontruktivisme Psikologis Personal
Penekanan teori kontruktivisme pada proses untuk
menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari
realitas lapangan, (Dahar, 1989: 159).
Peran guru adalah sebagai fasilitator atau moderator.
Pandangan konstruktivistik dilandasi oleh teori Piaget
tentang skema, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi.
Ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak,
dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan
skemata yang dimilikinya.
7. 1
2
3
4
Skemata adalah sekumpulan konsep yang digunakan ketika berinteraksi
dengan lingkungan.
Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi.
Sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak seimbangnya
antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat
seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.
Asimilasi adalah proses kognitif di mana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam
skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep
awal sudah tidak cocok lagi.
Pandangan Piaget
8. Konstruktivisme Psikologis Sosiokultural
Dikemukakan oleh Vygotsky dengan mengemukakan hukum dan beberapa konsep
Konsep Spontan, Konsep spontan adalah hasil generalisasi dan internalisasi
pengalaman pribadi sehari-hari. Konsep spontan tidak diperoleh melalui
pembelajaran secara sistematis, sehingga bisa keliru,
Konsep ilmiah, Konsep ilmiah adalah generalisasi atas pengalaman manusia
yang dibakukan dalam ilmu pengetahuan dan diajarkan melalui pembelajaran
yang sistematis, sehingga lebih terjamin kebenarannya,
Hukum Genetik dari Perkembangan (Genetic Law of Development),
Menurut Vygotsky setiap kemampuan pembelajar tumbuh dan berkembang
melewati dua tataran (tataran sosial dan tataran psikologis),
Zone of Proximal Development (ZPD), dapat dipandang sebagai sejenis wilayah
penyangga di mana dalam wilayah ini pembelajar dapat mencapai taraf
perkembangan yang lebih tinggi,
Scaffolding, Pada ZPD seorang pembelajar membutuhkan bimbingan, bantuan dari
orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten agar dapat mencapai taraf
perkembangan yang lebih tinggi,
Mediasi, Interaksi sosial dapat berlangsung jika dimediasikan dengan alat-alat
psikologis (psychological tools) berupa bahasa, tanda dan lambang atau semiotika.
9. SCAFFOLDING
Scaffolding didasarkan pada konsep Vygotsky
tentang pembelajaran berbantuan. Fungsi mental yang
lebih tinggi, termasuk kemampuan untuk
mengarahkan memori dan atensi untuk tujuan
tertentu dan kemampuan untuk berpikir dengan
simbol-simbol, adalah perilaku yang memerlukan
bantuan media.
Scaffolding berupa pemberian bantuan kepada siswa
yang lebih terstruktur pada awal pelajaran dan secara
bertahap mengalihkan tanggung jawab belajar kepada
siswa untuk bekerja atas arahan diri mereka sendiri.
10. Piaget atau Vygotsky ?
• Cukup lama konstruktivisme personal Piaget dan
konstruktivisme sosiokultural Vygotsky dipertentangkan.
• Sekarang para ahli berpendapat kedua jenis
konstruktivisme itu saling melengkapi.
a. Keduanya mengakui adanya
pengetahuan atau konsep awal.
Piaget menyebutnya skema,
Vygotsky menyebutnya konsep
spontan.
b. Keduanya sepakat bahwa
pengetahuan itu dibangun oleh
pembelajar. Dalam proses konstruksi
pengetahuan, Piaget lebih
menekankan peran personal, sedang
Vygotsky lebih menekankan peran
sosiokultural.
11. KEUNGGULAN KELEMAHAN
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasan
Memberi pengalaman yang berhubungan dengan
gagasan yang telah dimiliki siswa.
Memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang
pengalamannya.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba
gagasan baru.
Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan
gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka.
Siswa yang berkemahiran sosial boleh bekerjasama
dengan orang lain dalam menghadapi masalah.
Guru merasa kesulitan memberikan contoh-contoh
konkrit dan realistik dalam proses pembelajaran.
Guru tidak ingin berubah dalam menggunakan model
pembelajaran.
Guru berpikir bahwa pembelajaran konstruktivisme
memerlukan lebih banyak waktu.
Sarana dan prasarana kurang mendukung
pembelajaran model konstruktivisme.
Terlalu banyak bidang studi yang harus dipelajari
dalam kurikulum.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
TEORI KONTRUKTIVISME
12. PROSES TOP-DOWN
Pendekatan konstruktivisme dalam
pembelajaran lebih menekankan kepada
pengajaran top-down ketimbang bottom-up.
Top-down berarti bahwa siswa mulai
belajar dengan masalah-masalah yang
kompleks untuk dipecahkan dan
selanjutnya menemukan keterampilan-
keterampilan dasar yang diperlukan.
Gambar Contoh : Proses top-down keterampilan membaca
13. Implikasi Konstruktivisme terhadap Proses Belajar Siswa
3
Belajar adalah kegiatan aktif dari siswa mengkonstruksi (membangun)
pengetahuan, tidak sekedar mengumpulkan fakta.
Siswa memasuki kelas tidak dengan kepala kosong. Siswa sudah membawa
konsep awal yang bermacam-macam. Juga membawa perbedaan, bahkan
kesalahan.
Siswa memiliki cara sendiri (kekhasan) untuk membangun pengetahuan. Siswa
perlu mengenali kekhasan dirinya dan mencoba bermacam-macam cara belajar.
Pengetahuan dibangun secara individual dan sosial. Siswa perlu belajar
bersama.
Belajar memerlukan interaksi sosial dengan orang yang lebih tahu. Belajar juga
merupakan proses dimana seseorang masuk dalam kultur orang terdidik.
14. Implikasi Konstruktivisme terhadap Proses Mengajar
Mengajar berarti memberi peluang dan fasilitas agar proses mengkonstruksi
pengetahuan bisa terjadi. Mengajar bukan proses memindahkan pengetahuan
dari guru ke siswa.
Guru menjadi mediator dan fasilitator dengan fungsi :
a. menyediakan pengalaman belajar
b. menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang
c. Memonitor, mengevaluasi memberi topangan selama poses siswa
belajar.
d. memberi umpan balik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru.
a. Hendaknya tidak melihat siswa sebagai tidak tahu apa-apa.
b. Perlu mengerti cara berpikir siswa.
c. Perlu mengerti sifat kesalahan siswa.
d. Perlu membiarkan siswa menemukan caranya sendiri dalam
menyelesaikan masalah.
e. Perlu mengerti konteks materi dan konteks pengalaman siswa
f. Tidak terpaku pada satu-satunya strategi pembelajaran.
15. Strategi Pembelajaran yang
Konstruktivistik Secara singkat
strategi pembelajaran yang
konstruktivistik adalah strategi
pembelajaran yang mengaktifkan siswa.
Contoh :
1. Strategi Pembelajaran Berbasis
Inkuiri (Inquiry Based Learning)
2. Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning)
3. Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching & Learning =
CTL)
4. Strategi Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning)
Pertama tataran sosial.
Pada tataran ini pengetahuan dibangun melalui interaksi sosial di antara orang-orang yang membentuk lingkungan sosial pembelajar. Tumbuh kembangnya kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut sebagai kategori interpsikologis atau intermental.
Kedua tataran psikologis di dalam diri pembelajar.
Pada tataran ini terjadi proses internalisasi, sehingga terbangun konsep baru. Tumbuh kembangnya kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut sebagai kategori intrapsikologis atau intramental.