SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
MAKALAH
SISTEM HUKUM DAN
PERADILAN INTERNASIONAL
Disusun Oleh :
Anesti Intan G
Novia
Ade R
Nita
Jajang
Imam
Desire
PEMERINTAH KOTA BANJAR
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 3 BANJAR
Jl. K.H. Mustofa No.117 Telp. (0265) 741289 Kota Banjar 46311
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sistem Hukum dan
Peradilan Internasional”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak
bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
dimana telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Banjar, Maret 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................... 1
C. Manfaat .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Hukum Internasional................................................................... 2
B. Pengertian Hukum Internasional............................................................. 2
C. Pengertian Peradilan Internasional .......................................................... 2
D. Asal Mula Hukum Internasional............................................................. 3
E. Pembagian Hukum Internasional............................................................ 3
F. Asas-asas Hukum Internasional.............................................................. 3
G. Sumber Hukum Internasional ................................................................ 4
H. Subjek Hukum Internasional................................................................... 6
I. Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Nasional ................... 7
J. Lembaga Peradilan Internasional............................................................ 8
K. Proses Ratifikasi Hukum Internasional Menjadi Hukum Nasional ........ 9
L. Proses Hukum yang Adil atau Layak ..................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
B. Saran.......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengatur kehidupan antar sesama manusia agar tetap berjalan
lancar, dibutuhkan aturan-aturan tertentu yang mampu menjadi pedoman dan
garis batas dalam setiap tindakan, baik itu tindakan yang dilakukan oleh individu
maupun yang dilakukan kelompok. Salah satu bentuk aturan tersebut adalah
hukum.
Hukum merupakan suatu bentuk peraturan yang hampir ada di setiap
kelompok kehidupan baik itu dalam kelompok kecil atau bahkan dalam kelompok
besar seperti negara. Hukum dalam suatu negara dibutuhkan untuk mengatur
kehidupan masyaakat dalam negara itu sendiri. Selain masyarakat dalam ruang
lingkup negara, masyarakat dalam kelompok yang lebih besar atau biasa disebut
masyarakat internasional juga membutuhkan hukum untuk mengatur dan menjaga
hubungan baik antara suatu negara dengan negara lain di dunia. Hukum yang
digunakan untuk mengatur kehidupan antar negara inilah yang disebut hukum
internasional.
Sebagaimna hukum dalam suatu negara, hukum internasional juga tak
bisa lepas dari yang peradilan. Peradilan yaitu suatu sarana untuk menyalesaikan
sengketa antara dua atau lebih pihak demi mencapai titik keadilan sesuai dengan
hukum yang beralaku. Peradilan internasional merupakan aspek yag sagat penting
dalam menyelesaikan sengketa internasional dan merupakan acuan pokok bagi
masyarakat atau pemerintah suatu negara untu bertindak dalam ruang
internasional.
Hukum internasional mutlak diperlukan dlam rangka menjamin
kelancaran tata pergaulan internasional. Hukum internasional menjadi pedoman
dla menciptakan kerukunan dan kerjasma yang saling menguntungkan. Hukum
internasional juga bertujuan untuk mengatur masalah-masalah bersama yang
penting dalam hubungan antar subjek-subjek hukum internasional.
Selaku masyarakat suatu negara yang tak bisa lepas dari hukum dan
peradillan internasional, penulis merasa perlu untuk mengetahui lebih lanjut dan
jelas mengenai sistem hukum dan peradilan internasional. Oleh karena itu, penulis
melakukan pengamatan mengenai sistem hukum dan peradilan internasional
tersebut.
B. Tujuan
1. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional.
2. Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara
penyelesaian oleh peradilan (mahkamah) internasional.
3. Menghargai putusan mahkamah internasional.
C. Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah wawasan pengetahuan
2. Untuk mengetahui apa itu Sistem Internasional dan Peradilan Internasional.
3. Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran PKn
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Hukum Internasional
Sistem hukum internasional adalah satu kesatuan hukum yang berlaku dan
wajib dipatuhi oleh seluruh komunitas internasional. Artinya hukum internasional
harus dipatuhi oleh setiap negara. Sistem hukum internasional juga merupakan
aturan-aturan yang telah diciptakan bersama oleh negara-negara anggota yang
melintasi batas-batas negara.
B. Pengertian Hukum Internasional
Pengertian hukum internasional secara umum merupakan bagian hukum
yang mengatur aktifitas entitas dalan skala internasional. Awalnya hukum
internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antar negara namun
dalam perkembangan pola hubungan internasional yang semakin kompleks
pengertian ini mulai meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi
struktur dan perilaku organisasi internasional dan pada batas tertentu, perusahaan
multinasional dan individu.
Namun disamping itu, beberapa sarjana mengemukakan pendapatnya
mengenai hukum internasional. Diantaranya adalah :
1. J.G Starke
Hukun internasional adalah sekumpulan hukum-hukum (body of law) yang
sebagian besar terdiri dari asa-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam
hubungan antarnegara.
2. Wirjono Prodjodikoro
Hukum internasional adalah hukum yang mengatur perhubungan hukum
antara berbagi bangsa di berbagai negara.
C. Pengertian Peradilan Internasional
Kata sistem dalam kaitannya dengan peradilan internasional adalah
unsur-unsur atau komponen-komponen lembaga peradilan internasional yang
secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan dalam rangka
mencapai keadilan internasional. Komponen-kompenen tersebut terdiri dari
mahkamah internasional, mahkamah pidana internasional dan panel khusus dan
spesial pidana internasional.
Setiap sistem hukum menunjukkan empat unsur dasar, yaitu: pranata
peraturan, proses penyelenggaraan hukum, prosedur pemberian keputusan oleh
pengadilan dan lembaga penegakan hukum. Dalam hal ini pendekatan
pengembangan terhadap sistem hukum menekankan pada beberapa hal, yaitu:
bertambah meningkatnya diferensiasi internal dari keempat unsur dasar system
hukum tersebut, menyangkut perangkat peraturan, penerapan peraturan,
pengadilan dan penegakan hukum serta pengaruh diferensiasi lembaga dalam
masyarakat terhadap unsur-unsur dasar tersebut.
3
D. Asal Mula Hukum Internasional
Hukum internasional sudah dikenal oleh bangsa romawi sejak tahun 89
sebelum masehi. Mereka mengenal adengan nama ius civile (hukum sipil) dan ius
gentium (hukum antar bangsa). Ius civile merupakan hukum nasional yang
berlaku yang berlaku bagi warga romawi dimanapun mereka berada. Ius gentium
yang kemudian berkembang menjadi ius inter gentium ialah hukum yang
merupakan bagian dari hukum romawi yang diterapkan bagi orang asing yang
bukan orang romawi, yaitu orang-orang jajahan atau orang-orang asing.
Kemudian hukum ini berkembang menjadi volkernrecht (bahasa Jerman), droit
des gens (bahasa Prancis), dan law of nations atau international law (bahasa
Inggris). Pengertian volkernrecht dan ius gentium sebenarnya tidak sama karena
dalam hukum Romawi, istilah ius gentium memiliki pengertian :
1. Hukum yang mengatur hubungan antara dua orang warga kota Roma dan
orang asing.
2. Hukum ynag diturunkan dari tata tertib alam yang mengatur masyarakat
segala bangsa, yaitu hukum alam yang menjadi dasar perkembangan hukum
internasional di Eropa pada abad ke-15 sampai dengan abad ke-19.
Seiring dengan perkembangan yang ada, pemahaman mengenai hukum
internasional dapat dibedakan dalam 2 hal, yaitu :
1. Hukum Perdata Internasional. Yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum
hukum antar warga negara suatu negara dan warga negara dari negara lain.
2. Hukum publik internasional, yaitu hukum yang mengatur negara yang satu
dengan negara yang lain dalam hubungan internasional (hukum antarnegara).
Hukum Internasional publik berbeda dengan Hukum Perdata
Internasional. Hukum Perdata Internasional ialah keseluruhan kaedah dan asas
hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara atau hukum
yang mengatur hubungan hukum perdata. Sedangkan Hukum Internasional adalah
keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan
yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata.
Persamaannya adalah bahwa keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas negara(internasional). Perbedaannya adalah sifat hukum atau
persoalan yang diaturnya (obyeknya).
E. Pembagian Hukum Internasional
Hukum internasional terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Hukum Perdata Internasional (privat international law)
Yaitu keseluuhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata
yang dilakukan oleh subjek hukum, yang masing-masing tunduk pada
system hukum perdata yang berbeda satu dengan lainnya.
2. Hukum Pidana Internasional (Public international Law)
Yaitu keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara yang bukan bersifat perdata.
F. Asas-asas Hukum Internasional
Dalam menjalin hubungan antar bangsa, ada beberapa asas yang harus
diperhatikan oleh setiap Negara :
4
1. Asas Teritorial
Didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Intinya, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di
wilayah negaranya.
2. Asas Kebangsaan
Didasarkan atas kekuasaan negara untuk warga negaranya. Intinya, setiap
warga negara dimanapun dia berada tetap mnedapatka perlakuan hukum dari
negaranya sendiri meskipun seddang berada di negara asing.
3. Asas kepentingan umum
Didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalam kehidupan masyarakat. Jadi, hukum tidak terikat pada
batas-batas wilayah suatu negara.
Menurut Resolusi majelis Umum PBB No. 2625 tahun 1970, ada tujuh
asas, yaitu :
1. Setiap negara tidak melakukan ancaman agresi terhadap keutuhan wilayah
dan kemerdekaan negara lain. Dalam asas ini ditekankan bahwa setiap
negara tidak memberikan ancaman dengan kekuatan militer dan tidak
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan piagam PBB.
2. Setiap negara harus menyelesaikan masalah internasional dengan cara damai,
Dalam asas ini setiap Negara harus mencari solusi damai, menghendalikan
diri dari tindakan yang dapat membahayakan perdamaian internasional.
3. Tidak melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri negara lain. Asas
ini menekankan setiap negara memiliki hak untuk memilih sendiri keputusan
politiknya, ekonomi, social dan system budaya tanpa intervensi pihak lain.
4. Negara wajib menjalin kerjasama dengan negara lain berdasar pada piagam
PBB, kerjasama itu dimaksudkan untuk menciptakan perdamaian dan
keamanan internasional di bidang Hak asasi manusia, politik, ekonomi, social
budaya, tekhnik, perdagangan.
5. Asas persaman hak dan penentuan nasib sendiri, kemerdekaan dan
perwujudan kedaulatan suatu negara ditentukan oleh rakyat.
6. Asas persamaan kedaulatan dari negara, Setiap negara memiliki persamaan
Kedaulatan, secara umum sebagai berikut :
a. Memilki persamaan Yudisial (perlakuan Hukum).
b. Memilikim hak penuh terhadap kedaulatan
c. Setiap negara menghormati kepribadian negara lain.
d. Teritorial dan kemerdekanan politik suatu negara adalah tidak dapat
diganggu gugat.
e. Setap negara bebas untuk membangun system politik, sosial, ekonomi dan
sejarah bangsanya.
f. Setiap negara wajib untuk hidup damai dengan negara lain.
7. Setiap negara harus dapat dipercaya dalam memenuhi kewajibannya,
pemenuhan kewajiban itu harus sesuai dengan ketentuan hukum internasional.
G. Sumber Hukum Internasional
1. Dalam Arti Material
5
Hukum internasional tidak dapat dipaksakan seperti hukum nasional.
Pada dasarnya masyarakat negara-negara atau masyarakat bangsa-bangsa
yang anggotanya didasarkan pada kesukarelaaan dan kesadaran, sedangkan
kekuasaan tertinggi tetap berada di negara masing-masing.
Meski demikian, ada sebagian besar negara anggota masyarakat yang
mentaati kaidah-kaidah hukum internasional. Mengenai hal ini ada dua aliran
yang memiliki pendapat berbeda.
a. Aliran naturalis
Bersandar pada hak asasi dan hak alamiah. Menurut teori ini, hukum
internasional adalah hukum alam sehingga kedudukannya dianggap lebih
tinggi dari pada hukum nasional. Pencetus teori ini adalah Grotius (Hugo
De Groot) dan kemudian disempurnakan oleh Emmerich Vattel, ahli
hukum dan diplomat Swiss.
b. Aliran positivisme
Mendasarkan berlakunya hukum internasional pada persetujuan bersama
dari negara-negara ditambah dengan asas pacta sunt servanda yang dianut
oleh mazhab Wina dengan pelopornya yaitu Hans Kelsen. Menurut Hans
Kelsen pacta sunt servanda merupakan kaidah dasar pasal 26 Konvensi
Wina tentang Hukum Perjanjian (Viena Convention of The Law of treatis)
tahun 1969.
2. Dalam Arti Formal
Sumber Hukum Internasional adalah sumber-sumber yang digunakan
oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah-masalah hubungan
internasional. Sumber hukum internasional dibedakan menjadi sumber
hukum dalam arti materil dan formal. Dalam arti materil, adalah sumber
hukum internasional yang membahas dasar berlakunya hukum suatu negara.
Sedangkan sumber hukum formal, adalah sumber dari mana untuk
mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.
Menurut Brierly, sumber hukum internasional dalam arti formal
merupakan sumber yang paling utama dan memiliki otoritas tertinggi dan
otentik yang dipakai Mahkamah internasional dalam memutuskan suatu
sengketa internasional.
Sumber hukum internasional formal terdapat dalam pasal 38 Piagam
Mahkamah
Internasional Permanen 1920, sebagai berikut :
a. Perjanjian Internasional (traktat), adalah perjanjian yang diadakan
antaranggota masyarakat bangsa-bangsa dan mengakibatkan hukum baru.
b. Kebiasaan Internasional yang diterima sebagai hukum, jadi tidak semua
kebiasaan internasional menjadi sumber hukum. Syaratnya adalah
kebiasaan itu harus bersifat umum dan diterima sebagi hukum.
c. Asas-asas hukum umum yang diakui oleh bangsa beradab, adalah asas
hukum yang mendasari system hukum modern. Sistem hukum modern,
adalah system hukum positif yang didasarkan pada lembagaa hukum barat
yang berdasarkan sebagaian besar pada asas hukum Romawi.
d. Keputusan-keputusan hakim dan ajaran para ahli hukum Internasional,
adalah sumber hukum tambahan (subsider), artinya dapat dipakai untuk
6
membuktikan adanya kaidah hukum internasional mengenai suatu
persoalan yang didasarkan pada sumber hukum.
H. Subjek Hukum Internasional
Pihak-pihak yang dapat disebut sebagai subyek hukun internasional adalah sebagi
berikut :
1. Negara
Menurut Konvensi Montevideo 1949, mengenai Hak dan Kewajiban
Negara, kualifikasi suatu negara untuk disebut sebagai pribadi dalam hukum
internasional adalah:
a. penduduk yang tetap;
b. wilayah tertentu;
c. pemerintahan;
d. kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain
2. Organisasi Internasional
Klasifikasi organisasi internasional menurut Theodore A Couloumbis
dan James H. Wolfe :
a. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global dengan
maksud dan tujuan yang bersifat umum, contohnya adalah Perserikatan
Bangsa Bangsa ;
b. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan global dengan maksud
dan tujuan yang bersifat spesifik, contohnya adalah World Bank, UNESCO,
International Monetary Fund, International Labor Organization, dan lain-lain;
c. Organisasi internasional dengan keanggotaan regional dengan maksud dan
tujuan global, antara lain: Association of South East Asian Nation (ASEAN),
Europe Union.
3. Palang Merah Internasional
Sebenarnya Palang Merah Internasional, hanyalah merupakan salah
satu jenis organisasi internasional. Namun karena faktor sejarah, keberadaan
Palang Merah Internasional di dalam hubungan dan hukum internasional
menjadi sangat unik dan di samping itu juga menjadi sangat strategis. Pada
awal mulanya, Palang Merah Internasional merupakan organisasi dalam ruang
lingkup nasional, yaitu Swiss, didirikan oleh lima orang berkewarganegaraan
Swiss, yang dipimpin oleh Henry Dunant dan bergerak di bidang
kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Palang Merah
Internasional mendapatkan simpati dan meluas di banyak negara, yang
kemudian membentuk Palang Merah Nasional di masing-masing wilayahnya.
4. Tahta Suci Vatikan
Tahta Suci Vatikan di akui sebagai subyek hukum internasional
berdasarkan Traktat Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah
Italia dan Tahta Suci Vatikan mengenai penyerahan sebidang tanah di Roma.
Perjanjian Lateran tersebut pada sisi lain dapat dipandang sebagai pengakuan
Italia atas eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi hukum internasional yang
berdiri sendiri, walaupun tugas dan kewenangannya, tidak seluas tugas dan
kewenangan negara, sebab hanya terbatas pada bidang kerohanian dan
kemanusiaan, sehingga hanya memiliki kekuatan moral saja, namun wibawa
7
Paus sebagai pemimpin tertinggi Tahta Suci dan umat Katholik sedunia, sudah
diakui secara luas di seluruh dunia. Oleh karena itu, banyak negara membuka
hubungan diplomatik dengan Tahta Suci, dengan cara menempatkan kedutaan
besarnya di Vatikan dan demikian juga sebaliknya Tahta Suci juga
menempatkan kedutaan besarnya di berbagai negara. (Phartiana, 2003, 125)
5. Kaum Pemberontak / Beligerensi (belligerent)
Kaum belligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah
dalam negeri suatu negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian
sepenuhnya merupakan urusan negara yang bersangkutan. Namun apabila
pemberontakan tersebut bersenjata dan terus berkembang, seperti perang
saudara dengan akibat-akibat di luar kemanusiaan, bahkan meluas ke negara-
negara lain, maka salah satu sikap yang dapat diambil oleh adalah mengakui
eksistensi atau menerima kaum pemberontak sebagai pribadi yang berdiri
sendiri, walaupun sikap ini akan dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat
oleh pemerintah negara tempat pemberontakan terjadi. Dengan pengakuan
tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara yang mengakuinya, kaum
pemberontak menempati status sebagai pribadi atau subyek hukum
internasional
6. Individu
Pertumbuhan dan perkembangan kaidah-kaidah hukum internasional
yang memberikan hak dan membebani kewajiban serta tanggungjawab secara
langsung kepada individu semakin bertambah pesat, terutama setelah Perang
Dunia II. Lahirnya Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia (Universal
Declaration of Human Rights) pada tanggal 10 Desember 1948 diikuti dengan
lahirnya beberapa konvensi-konvensi hak asasi manusia di berbagai kawasan,
dan hal ini semakin mengukuhkan eksistensi individu sebagai subyek hukum
internasional yang mandiri.
7. Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional memang merupakan fenomena baru dalam
hukum dan hubungan internasional. Eksistensinya dewasa ini, memang
merupakan suatu fakta yang tidak bisa disangkal lagi. Di beberapa tempat,
negara-negara dan organisasi internasional mengadakan hubungan dengan
perusahaan-perusahaan multinasional yang kemudian melahirkan hak-hak dan
kewajiban internasional, yang tentu saja berpengaruh terhadap eksistensi,
struktur substansi dan ruang lingkup hukum internasional itu sendiri.
I. Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Nasional
Adanya hubungan antara hukum internasional dengan hukum nasional
ternyata menarik para ahli hukum untuk menganalisis lebih jauh. Terdapat 2
aliran yang coba memberikan gambaran bagaimana keterkaitan antara hukum
internasional dengan hukum nasional. Kedua aliran itu adalah :
1. Aliran monisme
Tokoh nya ialah Hanz kelsen dan george scelle. Menurut aliran ini hukum
nasional dan internasional merupakan satu kesatuan. Hal ini disebabkan :
8
a. Walaupun kedua sistem hukum tersebut mempunyai istilah yang berbeda,
tetapi subjek hukumnya tetap sama, yaitu individu yang terdapat dalam
suatu negara.
b. Sama-sama meiliki kekuatan hukum yang mengikat
2. Aliran Dualisme
Tokohnya adalah Triepel dan anzilotti aliran ini beranggapan bahwa hukum
internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem terpisah yang
berbeda satu sama lain. Menurut aliran ini perbedaan kedua hukum tersebut
disebabakan oleh :
a. Perbedaan sumber hukum
b. Perbedaan mengenai subjek
c. Perbedaan mengenai kekuatan hukum
J. Lembaga Peradilan Internasional
1. Mahkamah Internasional
Mahkamah Internasional adalah lembaga kehakiman PBB
berkedudukan di Den Haag, Belanda. Didirikan pada tahun 1945 berdasarkan
piagam PBB, berfungsi sejak tahun 1946 sebagai pengganti dari Mahkamah
Internasional Permanen. Mahkamah Internasional terdiri dari 15 hakim, dua
merangkap ketua dan wakil ketua, masa jabatan 9 tahun. Anggotanya
direkrut dari warga Negara anggota yang dinilai cakap di bidang hukum
internasional. Lima berasal dari Negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB
yaitu Cina, Rusia, Amerika serikat, Inggris dan Prancis. Fungsi Mahkamah
Internasional adalah untuk menyelesaikan kasus-kasus persengketaan
internasional yang subyeknya adalah negara. Ada 3 kategori negara, yaitu :
a. Negara anggota PBB, otomatis dapat mengajukan kasusnya ke Mahkamah
Internasional.
b. Negara bukan anggota PBB yang menjadi wilayah kerja Mahkamah
internasional. Dan yang bukan wilayah kerja Mahkamah Internasional
boleh mengajukan kasusnya ke Mahkamah internasional dengan syarat
yang ditentukan dewan keamanan PBB.
c. Negara bukan wilayah kerja (statute) Mahkamah internasional, harus
membuat deklarasi untuk tunduk pada ketentuan Mahkamah internasional
dan Piagam PBB. Yuridikasi Mahkamah Internasional adalah kewenangan
yang dimilki oleh Mahkamah Internasional yang bersumber pada hukum
internasional untuk menentukan dan menegakkan sebuah aturan hukum.
Kewenangan atau Yuridiksi ini meliputi:
1) Memutuskan perkara-perkara pertikaian (Contentious Case).
2) Memberikan opini-opini yang bersifat nasehat (Advisory Opinion).
Yuridikasi menjadi dasar Mahkamah internasional dalam
menyelesaikan sengketa Internasional. Beberapa kemungkinan Cara
penerimaan Yuridikasi sbb :
a. Perjanjian khusus, dalam hal ini para pihak yang bersengketa membuat
perjanjian khusus yang berisi subyek sengketa dan pihak yang
bersengketa. Contoh kasus Indonesia degan Malaysia mengenai Pulau
Sipadan dan Pulau Ligitan.
9
b. Penundukan diri dalam perjanjian internasional, Para pihak yang sengketa
menundukkan diri pada perjanjian internasional diantara mereka, bila
terjadi sengketa diantara para peserta perjanjian.
c. Pernyataan penundukan diri Negara peserta statute Mahkamah
internasional, mereka tunduk pada Mahkamah internasional, tanpa perlu
membuat perjanjian khusus.
d. Keputusan Mahkamah internasional mengenai yuriduksinya, bila terjadi
sengketa mengenai yuridikasi Mahkamah Internasional maka sengketa
tersebut diselesaikan dengan keputusan Mahkamah Internasional sendiri.
e. Penafsiran Putusan, dilakukan jika dimainta oleh salah satu atau pihak
yang bersengketa. Penapsiran dilakukan dalambentuk perjanjian pihak
bersengketa.
f. Perbaikan putusan, adanya permintaan dari pihak yang bersengketa karena
adanya fakta baru (novum) yang belum duiketahui oleh Mahkamah
Internasional.
2. Mahkamah Pidana Internasional :
Bertujuan untuk mewujudkan supremasi hukum internasional dan
memastikan pelaku kejahatan internasional. Terdiri dari 18 hakim dengan
masa jabatan 9 tahun dan ahli dibidang hukum pidana internasional. Yuridiksi
atau kewenangan yang dimiliki oleh Mahkamah Pidana Internasional adalah
memutus perkara terhadap pelaku kejahatan berat oleh warga Negara dari
Negara yang telah meratifikasi Statuta Mahkamah.
3. Panel Khusus dan Spesial Pidana internasional :
Adalah lembaga peradilan internasional yang berwenang mengadili
para tersangka kejahatan berat internasional yang bersifat tidak permanen atau
sementara dalam arti setelah selesai mengadili maka peradilan ini dibubarkan.
Yuridiksi atau kewenangan darai Panel khusus dan special pidana
internasional ini, adalah menyangkut tindak kejahatan perang dan genosida
(pembersihan etnis) tanpa melihat apakah Negara dari si pelaku itu telah
meratifikasi atau belum terhadap statute panel khusus dan special pidana
internasional ini. Contoh Special Court for East Timor dan Indonesia
membentuk Peradilan HAM dengan UU No. 26 tahun 2000.
K. Proses Ratifikasi Hukum Internasional Menjadi Hukum Nasional
1. Proses ratifikasi hukum internasional menurut UU no 24 tahun 2000 tentang
Perjanjian Internasional menimbang :
a. Bahwa dalam rangka mencapai tujuan Negara Republik Indonesia
sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,
Pemerintah Negara Republik Indonesia, sebagai bagian dari masyarakat
internasional, melakukan hubungan dan kerja sama internasional yang
diwujudkan dalam perjanjian internasional;
10
b. Bahwa ketentuan mengenai pembuatan dan pengesahan perjanjian
internasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945
sangat ringkas, sehingga perlu dijabarkan lebih lanjut dalam suatu
peraturan perundang-undangan;
c. Bahwa Surat Presiden Republik Indonesia No. 2826/HK/1960 tanggal 22
Agustus 1960 tentang "Pembuatan Perjanjian-Perjanjian dengan Negara
Lain" yang selama ini digunakan sebagai pedoman untuk membuat dan
mengesahkan perjanjian internasional sudah tidak sesuai lagi dengan
semangat reformasi;
d. Bahwa pembuatan dan pengesahan perjanjian internasional antara
Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah negara-negara lain,
organisasi internasional, dan subjek hukum internasional lain adalah suatu
perbuatan hukum yang sangat penting karena mengikat negara pada
bidang-bidang tertentu, dan oleh sebab itu pembuatan dan pengesahan
suatu perjanjian internasional harus dilakukan dengan dasar-dasar yang
jelas dan kuat, dengan menggunakan instrumen peraturan perundang-
undangan yang jelas pula;
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Huruf a,
b, c dan d perlu dibentuk Undang-undang tentang Perjanjian Internasional.
2. Pedoman delegasi Republik Indonesia, yang perlu mendapat persetujuan
Menteri, memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Latar belakang permasalahan;
b. Analisis permasalahan ditinjau dari aspek politis dan yuridis serta aspek
lain yang dapat mempengaruhi kepentingan nasional Indonesia;
c. Posisi Indonesia, saran, dan penyesuaian yang dapat dilakukan untuk
mencapai kesepakatan.
d. Perundingan rancangan suatu perjanjian internasional dilakukan oleh
Delegasi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Menteri atau pejabat lain
sesuai dengan materi perjanjian dan lingkup kewenangan masing-masing.
3. Proses ratifikasi perjanjian internasional menurut pasal 11 UUD 1945
a. Pengertian Ratifikasi
Ratifikasi merupakan suatu cara yang sudah melembaga dalam kegiatan
hukum (perjanjian) internasional. Hal ini menunbuhkan keyakinan pada
lembaga-lambaga perwakilan-perwakilan rakyat bahwa wakil yang
menandatangani suatu perjanjian tidak melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan kepentingan umum.
b. Proses Ratifikasi
Ratifikasi merupakan proses pengesahan.
Berikut adalah contoh proses ratifikasi hukum (perjanjian internasional)
menjadi hukum nasional :
1) Persetujuan Indonesia-Belanda mengenai penyerahan Irian Barat yang
ditandatangani di New York (15
2) Januari 1962) disebut Agreement.
3) Perjanjian Indonesia-Australia mengenai garis batas wilayah antara
Indonesia dengan Papua Guinea yang ditandatangani di Jakarta 12
Februari 1973 dalam bentuk agreement.
11
4) Persetujuan garis batas landas kontinen antara Indonesia-Singapura 25
Mei 1973
c. Proses ratifikasi menurut UUD 1945
Pasal 11 UUD 1945 menyatakan bahwa “Presiden dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain”. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
kerja sama antara eksekutif (Presiden) dan legislatif (Dewan Perwakilan
Rakyat), harus diperhatikan hal-hal berikut :
1) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan
perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang dapat
menimbulkan akibat luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang
terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan
perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan
undang-undang
L. Proses Hukum yang Adil atau Layak
Di dalam pelaksanaan peradilan pidana, ada satu istilah hukum yang dapat
merangkum cita-cita peradilan pidana, yaitu “due process of law” yang dalam
bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi proses hukum yang adil atau
layak.
Secara keliru arti dari proses hukum yang adil dan layak ini seringkali
hanya dikaitkan dengan penerapan aturan-aturan hukum acara pidana suatu
Negara pada seorang tersangka atau terdakwa. Padahal arti dari due process of
law ini lebih luas dari sekedar penerapan hukum atau perundang-undangan secara
formil.
Pemahaman tentang proses hukum yang adil dan layak mengandung pula
sikap batin penghormatan terhadap hak-hak yang dipunyai warga masyarakat
meskipun ia menjadi pelaku kejahatan. Namun kedudukannya sebagai manusia
memungkinkan dia untuk mendapatkan hak-haknya tanpa diskriminasi. Paling
tidak hak-hak untuk didengar pandangannya tentang peristiwa yang terjadi, hak
didampingi penasehat hukum dalam setiap tahap pemeriksaan, hak memajukan
pembelaan dan hak untuk disidang dimuka pengadilan yang bebas dan dengan
hakim yang tidak memihak.
Konsekuensi logis dari dianutnya proses hukum yang adil dan layak
tersebut ialah sistem peradilan pidana selain harus melaksanakan penerapan
hukum acara pidana sesuai dengan asas-asasnya, juga harus didukung oleh sikap
batin penegak hukum yang menghormati hak-hak warga masyarakat.
Dengan keberadaan UU No.8 Tahun 1981, kehidupan hukum Indonesia
telah meniti suatu era baru, yaitu kebangkitan hukum nasional yang
mengutamakan perlindungan hak asasi manusia dalam sebuah mekanisme sistem
peradilan pidana.
Perlindungan hak-hak tersebut, diharapkan sejak awal sudah dapat
diberikan dan ditegakkan. Selain itu diharapkan pula penegakan hukum
12
berdasarkan undang-undang tersebut memberikan kekuasaan kehakiman yang
bebas dan bertanggung jawab.
Namun semua itu hanya terwujud apabila orientasi penegakan hukum
dilandaskan pada pendekatan sistem, yaitu mempergunakan segenap unsur yang
terlibat didalamnya sebagai suatu kesatuan dan saling interrelasi dan saling
mempengaruhi satu sama lain.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, hubungan internasional merupakan aturan-aturan yang telah di
ciptakan bersama negara-negara anggota yang melintasi batas-batas negara.
Peradilan Internasional dilaksanakan oleh Mahkamah Internasional yang
merupakan salah satu organ perlengkapan PBB. Sumber Hukum Internasional
adalah sumber-sumber yang digunakan oleh Mahkamah Internasional dalam
memutuskan masalah-masalah hubungan internasional. Sumber hukum
internasional dibedakan menjadi sumber hukum dalam arti materil dan formal.
Dalam arti materil, adalah sumber hukum internasional yang membahas dasar
berlakunya hukum suatu negara. Sedangkan sumber hukum formal, adalah
sumber dari mana untuk mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan
hukum internasional. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem hukum
dan peradilan internasional itu sangat diperlukan oleh suatu negara untuk tetap
mempertahankan eksistensi dan kemakmuran suatu negara.
B. Saran
Seharusnya kita dapat menghargai dan ikut mengerti tentang masalah
sengketa internasional dengan cara memenuhi dan mematuhi kewajiban
perjanjian internasional, serta mau mempelajari lebih dalam lagi mengenai Sistem
Hukum dan Peradilan Internasional.
14
DAFTAR PUSTAKA
Astanta, Anas Padri. 2013. Pendidikan Kwearganegaraan SMA Kelas XI Semester 2.
Purworejo : MGMP Kewarganegaraan SMA Kabupaten Purworejo.
Budiyanto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta
: Erlangga
http://contoh-makalah-sistem-hukum-dan.html
sistem-hukum-dan-peradilan.html
htm?biw=1024&bih=497&sei=LOFKUfBVwoesB87IgdAK
htm?biw=1024&bih=497&sei=4OFKUbD9L4P4rQfrh4HYCw
http://osmainisutra13uta.blogspot.com/2013/12/makalah-sistem-hukum-dan-
peradilan.html
http://www.slideshare.net/declamationsnsa/savedfiles?s_title=makalah-sistem-
hukum-dan-peradilan-internasional&user_login=septianraha

More Related Content

What's hot

PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum InternasionalPPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasionaldayurikaperdana19
 
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUMPERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUMMuhamad Yogi
 
Praktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaPraktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaAndrie Irawan
 
Uu no 48 tahun 2009
Uu no 48 tahun 2009Uu no 48 tahun 2009
Uu no 48 tahun 2009khairu_zikri
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Idik Saeful Bahri
 
Yurisdiksi hukum internasional
Yurisdiksi hukum internasionalYurisdiksi hukum internasional
Yurisdiksi hukum internasionalMerisaJanuarti
 
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum InternasionalPPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasionaldayurikaperdana19
 
Metode Penelitian Hukum.pdf
Metode Penelitian Hukum.pdfMetode Penelitian Hukum.pdf
Metode Penelitian Hukum.pdfsirojumsirojum
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1villa kuta indah
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Makalah state responsibility
Makalah state responsibilityMakalah state responsibility
Makalah state responsibilityMuhammad Rahman
 
PPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik IndonesiaPPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik IndonesiaLydia Nurkumalawati
 

What's hot (20)

PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum InternasionalPPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
 
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUMPERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
 
Praktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaPraktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan Agama
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Uu no 48 tahun 2009
Uu no 48 tahun 2009Uu no 48 tahun 2009
Uu no 48 tahun 2009
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
 
Yurisdiksi hukum internasional
Yurisdiksi hukum internasionalYurisdiksi hukum internasional
Yurisdiksi hukum internasional
 
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum InternasionalPPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Metode Penelitian Hukum.pdf
Metode Penelitian Hukum.pdfMetode Penelitian Hukum.pdf
Metode Penelitian Hukum.pdf
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
tipologi kejahatan penjahat
tipologi kejahatan  penjahattipologi kejahatan  penjahat
tipologi kejahatan penjahat
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Makalah tugas sosiologi hukum
Makalah tugas sosiologi hukumMakalah tugas sosiologi hukum
Makalah tugas sosiologi hukum
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Hukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah DaerahHukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah Daerah
 
Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia (Idik Saeful Bahri)
 
Makalah state responsibility
Makalah state responsibilityMakalah state responsibility
Makalah state responsibility
 
PPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik IndonesiaPPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
 

Viewers also liked

Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Mirza Afrizal
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalOperator Warnet Vast Raha
 
Bab v sistem hukum & peradilan internasional
Bab v sistem hukum & peradilan internasionalBab v sistem hukum & peradilan internasional
Bab v sistem hukum & peradilan internasionalAnnisa Khoerunnisya
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalrradityaaa
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalgreycats_media
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalNovi Widyawati
 
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...Mahdif Indiarto
 
Quality Control & operations in Silica plant
Quality Control & operations in Silica plantQuality Control & operations in Silica plant
Quality Control & operations in Silica plantSunam Pal
 
Screams of Revolution: Political Statements in American Horror Films
Screams of Revolution: Political Statements in American Horror FilmsScreams of Revolution: Political Statements in American Horror Films
Screams of Revolution: Political Statements in American Horror Filmsrvrich24
 
Clubul blogerilor PNL (26 sept. 2012)
Clubul blogerilor PNL (26 sept. 2012)Clubul blogerilor PNL (26 sept. 2012)
Clubul blogerilor PNL (26 sept. 2012)Zlati Radu
 
Scoala Politica Ghe I Bratianu
Scoala Politica Ghe I BratianuScoala Politica Ghe I Bratianu
Scoala Politica Ghe I BratianuZlati Radu
 
Hram Biserica Baita
Hram Biserica BaitaHram Biserica Baita
Hram Biserica BaitaZlati Radu
 
MSEd Proficiencies Refelections
MSEd Proficiencies RefelectionsMSEd Proficiencies Refelections
MSEd Proficiencies RefelectionsMrsWanek
 
Market research report
Market research reportMarket research report
Market research reportSunam Pal
 
Caché: The Specter of Colonialism and the Politics of Guilt in Michael Hane...
Caché: The Specter of Colonialism and the Politics of Guilt  in Michael Hane...Caché: The Specter of Colonialism and the Politics of Guilt  in Michael Hane...
Caché: The Specter of Colonialism and the Politics of Guilt in Michael Hane...rvrich24
 
Artificial Intelligence Chapter 9 Negnevitsky
Artificial Intelligence Chapter 9 NegnevitskyArtificial Intelligence Chapter 9 Negnevitsky
Artificial Intelligence Chapter 9 Negnevitskylopanath
 
The National Symbols of Belize
The National Symbols of BelizeThe National Symbols of Belize
The National Symbols of BelizeMar Moralez
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalUniversity of Mataram
 

Viewers also liked (20)

Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Bab v sistem hukum & peradilan internasional
Bab v sistem hukum & peradilan internasionalBab v sistem hukum & peradilan internasional
Bab v sistem hukum & peradilan internasional
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
 
Quality Control & operations in Silica plant
Quality Control & operations in Silica plantQuality Control & operations in Silica plant
Quality Control & operations in Silica plant
 
Screams of Revolution: Political Statements in American Horror Films
Screams of Revolution: Political Statements in American Horror FilmsScreams of Revolution: Political Statements in American Horror Films
Screams of Revolution: Political Statements in American Horror Films
 
Clubul blogerilor PNL (26 sept. 2012)
Clubul blogerilor PNL (26 sept. 2012)Clubul blogerilor PNL (26 sept. 2012)
Clubul blogerilor PNL (26 sept. 2012)
 
Scoala Politica Ghe I Bratianu
Scoala Politica Ghe I BratianuScoala Politica Ghe I Bratianu
Scoala Politica Ghe I Bratianu
 
Mindy Watkins 1.1
Mindy Watkins 1.1Mindy Watkins 1.1
Mindy Watkins 1.1
 
Hram Biserica Baita
Hram Biserica BaitaHram Biserica Baita
Hram Biserica Baita
 
MSEd Proficiencies Refelections
MSEd Proficiencies RefelectionsMSEd Proficiencies Refelections
MSEd Proficiencies Refelections
 
Market research report
Market research reportMarket research report
Market research report
 
Caché: The Specter of Colonialism and the Politics of Guilt in Michael Hane...
Caché: The Specter of Colonialism and the Politics of Guilt  in Michael Hane...Caché: The Specter of Colonialism and the Politics of Guilt  in Michael Hane...
Caché: The Specter of Colonialism and the Politics of Guilt in Michael Hane...
 
Artificial Intelligence Chapter 9 Negnevitsky
Artificial Intelligence Chapter 9 NegnevitskyArtificial Intelligence Chapter 9 Negnevitsky
Artificial Intelligence Chapter 9 Negnevitsky
 
The National Symbols of Belize
The National Symbols of BelizeThe National Symbols of Belize
The National Symbols of Belize
 
Artikel zina
Artikel zinaArtikel zina
Artikel zina
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 

Similar to SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL

hukum internasional
hukum internasionalhukum internasional
hukum internasionalNova Rizky
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Aziza Zea
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Aziza Zea
 
Makalah tentang hukum internasional
Makalah tentang hukum internasionalMakalah tentang hukum internasional
Makalah tentang hukum internasionalAdelia Cahyati
 
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi dan KomunikasiTugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasinurfadillah122
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasionalNur Anwar
 
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdfKelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdfAzrasyawal09
 
Pengertian Hukum Internasional
Pengertian Hukum InternasionalPengertian Hukum Internasional
Pengertian Hukum Internasionalnurul sa'adah
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfZukét Printing
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxZukét Printing
 
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdf
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdfMAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdf
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdfSaidiNet
 

Similar to SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL (20)

hukum internasional
hukum internasionalhukum internasional
hukum internasional
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
 
Tugas 4
Tugas 4Tugas 4
Tugas 4
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
 
Bahasa
BahasaBahasa
Bahasa
 
Makalah tentang hukum internasional
Makalah tentang hukum internasionalMakalah tentang hukum internasional
Makalah tentang hukum internasional
 
HUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONALHUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONAL
 
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi dan KomunikasiTugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Tugas tik (dini)
Tugas tik (dini)Tugas tik (dini)
Tugas tik (dini)
 
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdfKelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
 
Tugas elearning tik
Tugas elearning tikTugas elearning tik
Tugas elearning tik
 
makalah peradilan
makalah peradilanmakalah peradilan
makalah peradilan
 
Pengertian Hukum Internasional
Pengertian Hukum InternasionalPengertian Hukum Internasional
Pengertian Hukum Internasional
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
 
Hukum Internasional
Hukum InternasionalHukum Internasional
Hukum Internasional
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdf
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdfMAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdf
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdf
 
nisa haya
nisa hayanisa haya
nisa haya
 

More from slempack c

BUKTI PENGIRIMAN DOKUMEN PD 2022-2023.doc
BUKTI PENGIRIMAN DOKUMEN PD 2022-2023.docBUKTI PENGIRIMAN DOKUMEN PD 2022-2023.doc
BUKTI PENGIRIMAN DOKUMEN PD 2022-2023.docslempack c
 
Alat komunikasi
Alat komunikasiAlat komunikasi
Alat komunikasislempack c
 
Makalah sejarah 'megawati'
Makalah sejarah 'megawati'Makalah sejarah 'megawati'
Makalah sejarah 'megawati'slempack c
 
Olahraga tolak peluru
Olahraga tolak peluruOlahraga tolak peluru
Olahraga tolak peluruslempack c
 
Makalah koprasi
Makalah koprasiMakalah koprasi
Makalah koprasislempack c
 
Kliping minyak bumi
Kliping minyak bumiKliping minyak bumi
Kliping minyak bumislempack c
 
Olahraga baseball
Olahraga baseballOlahraga baseball
Olahraga baseballslempack c
 

More from slempack c (10)

BUKTI PENGIRIMAN DOKUMEN PD 2022-2023.doc
BUKTI PENGIRIMAN DOKUMEN PD 2022-2023.docBUKTI PENGIRIMAN DOKUMEN PD 2022-2023.doc
BUKTI PENGIRIMAN DOKUMEN PD 2022-2023.doc
 
Alat komunikasi
Alat komunikasiAlat komunikasi
Alat komunikasi
 
Tali simpul
Tali simpulTali simpul
Tali simpul
 
Makalah sejarah 'megawati'
Makalah sejarah 'megawati'Makalah sejarah 'megawati'
Makalah sejarah 'megawati'
 
Gurindam 12
Gurindam 12Gurindam 12
Gurindam 12
 
Olahraga tolak peluru
Olahraga tolak peluruOlahraga tolak peluru
Olahraga tolak peluru
 
Makalah koprasi
Makalah koprasiMakalah koprasi
Makalah koprasi
 
Kliping minyak bumi
Kliping minyak bumiKliping minyak bumi
Kliping minyak bumi
 
Olahraga baseball
Olahraga baseballOlahraga baseball
Olahraga baseball
 
Kabinet kerja
Kabinet kerjaKabinet kerja
Kabinet kerja
 

Recently uploaded

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 

Recently uploaded (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL

  • 1. MAKALAH SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL Disusun Oleh : Anesti Intan G Novia Ade R Nita Jajang Imam Desire PEMERINTAH KOTA BANJAR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMA NEGERI 3 BANJAR Jl. K.H. Mustofa No.117 Telp. (0265) 741289 Kota Banjar 46311
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dimana telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Banjar, Maret 2015 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Tujuan .................................................................................................... 1 C. Manfaat .................................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Hukum Internasional................................................................... 2 B. Pengertian Hukum Internasional............................................................. 2 C. Pengertian Peradilan Internasional .......................................................... 2 D. Asal Mula Hukum Internasional............................................................. 3 E. Pembagian Hukum Internasional............................................................ 3 F. Asas-asas Hukum Internasional.............................................................. 3 G. Sumber Hukum Internasional ................................................................ 4 H. Subjek Hukum Internasional................................................................... 6 I. Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Nasional ................... 7 J. Lembaga Peradilan Internasional............................................................ 8 K. Proses Ratifikasi Hukum Internasional Menjadi Hukum Nasional ........ 9 L. Proses Hukum yang Adil atau Layak ..................................................... 11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 13 B. Saran.......................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mengatur kehidupan antar sesama manusia agar tetap berjalan lancar, dibutuhkan aturan-aturan tertentu yang mampu menjadi pedoman dan garis batas dalam setiap tindakan, baik itu tindakan yang dilakukan oleh individu maupun yang dilakukan kelompok. Salah satu bentuk aturan tersebut adalah hukum. Hukum merupakan suatu bentuk peraturan yang hampir ada di setiap kelompok kehidupan baik itu dalam kelompok kecil atau bahkan dalam kelompok besar seperti negara. Hukum dalam suatu negara dibutuhkan untuk mengatur kehidupan masyaakat dalam negara itu sendiri. Selain masyarakat dalam ruang lingkup negara, masyarakat dalam kelompok yang lebih besar atau biasa disebut masyarakat internasional juga membutuhkan hukum untuk mengatur dan menjaga hubungan baik antara suatu negara dengan negara lain di dunia. Hukum yang digunakan untuk mengatur kehidupan antar negara inilah yang disebut hukum internasional. Sebagaimna hukum dalam suatu negara, hukum internasional juga tak bisa lepas dari yang peradilan. Peradilan yaitu suatu sarana untuk menyalesaikan sengketa antara dua atau lebih pihak demi mencapai titik keadilan sesuai dengan hukum yang beralaku. Peradilan internasional merupakan aspek yag sagat penting dalam menyelesaikan sengketa internasional dan merupakan acuan pokok bagi masyarakat atau pemerintah suatu negara untu bertindak dalam ruang internasional. Hukum internasional mutlak diperlukan dlam rangka menjamin kelancaran tata pergaulan internasional. Hukum internasional menjadi pedoman dla menciptakan kerukunan dan kerjasma yang saling menguntungkan. Hukum internasional juga bertujuan untuk mengatur masalah-masalah bersama yang penting dalam hubungan antar subjek-subjek hukum internasional. Selaku masyarakat suatu negara yang tak bisa lepas dari hukum dan peradillan internasional, penulis merasa perlu untuk mengetahui lebih lanjut dan jelas mengenai sistem hukum dan peradilan internasional. Oleh karena itu, penulis melakukan pengamatan mengenai sistem hukum dan peradilan internasional tersebut. B. Tujuan 1. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional. 2. Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian oleh peradilan (mahkamah) internasional. 3. Menghargai putusan mahkamah internasional. C. Manfaat Penelitian 1. Untuk menambah wawasan pengetahuan 2. Untuk mengetahui apa itu Sistem Internasional dan Peradilan Internasional. 3. Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran PKn
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Hukum Internasional Sistem hukum internasional adalah satu kesatuan hukum yang berlaku dan wajib dipatuhi oleh seluruh komunitas internasional. Artinya hukum internasional harus dipatuhi oleh setiap negara. Sistem hukum internasional juga merupakan aturan-aturan yang telah diciptakan bersama oleh negara-negara anggota yang melintasi batas-batas negara. B. Pengertian Hukum Internasional Pengertian hukum internasional secara umum merupakan bagian hukum yang mengatur aktifitas entitas dalan skala internasional. Awalnya hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional yang semakin kompleks pengertian ini mulai meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi internasional dan pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu. Namun disamping itu, beberapa sarjana mengemukakan pendapatnya mengenai hukum internasional. Diantaranya adalah : 1. J.G Starke Hukun internasional adalah sekumpulan hukum-hukum (body of law) yang sebagian besar terdiri dari asa-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antarnegara. 2. Wirjono Prodjodikoro Hukum internasional adalah hukum yang mengatur perhubungan hukum antara berbagi bangsa di berbagai negara. C. Pengertian Peradilan Internasional Kata sistem dalam kaitannya dengan peradilan internasional adalah unsur-unsur atau komponen-komponen lembaga peradilan internasional yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan dalam rangka mencapai keadilan internasional. Komponen-kompenen tersebut terdiri dari mahkamah internasional, mahkamah pidana internasional dan panel khusus dan spesial pidana internasional. Setiap sistem hukum menunjukkan empat unsur dasar, yaitu: pranata peraturan, proses penyelenggaraan hukum, prosedur pemberian keputusan oleh pengadilan dan lembaga penegakan hukum. Dalam hal ini pendekatan pengembangan terhadap sistem hukum menekankan pada beberapa hal, yaitu: bertambah meningkatnya diferensiasi internal dari keempat unsur dasar system hukum tersebut, menyangkut perangkat peraturan, penerapan peraturan, pengadilan dan penegakan hukum serta pengaruh diferensiasi lembaga dalam masyarakat terhadap unsur-unsur dasar tersebut.
  • 6. 3 D. Asal Mula Hukum Internasional Hukum internasional sudah dikenal oleh bangsa romawi sejak tahun 89 sebelum masehi. Mereka mengenal adengan nama ius civile (hukum sipil) dan ius gentium (hukum antar bangsa). Ius civile merupakan hukum nasional yang berlaku yang berlaku bagi warga romawi dimanapun mereka berada. Ius gentium yang kemudian berkembang menjadi ius inter gentium ialah hukum yang merupakan bagian dari hukum romawi yang diterapkan bagi orang asing yang bukan orang romawi, yaitu orang-orang jajahan atau orang-orang asing. Kemudian hukum ini berkembang menjadi volkernrecht (bahasa Jerman), droit des gens (bahasa Prancis), dan law of nations atau international law (bahasa Inggris). Pengertian volkernrecht dan ius gentium sebenarnya tidak sama karena dalam hukum Romawi, istilah ius gentium memiliki pengertian : 1. Hukum yang mengatur hubungan antara dua orang warga kota Roma dan orang asing. 2. Hukum ynag diturunkan dari tata tertib alam yang mengatur masyarakat segala bangsa, yaitu hukum alam yang menjadi dasar perkembangan hukum internasional di Eropa pada abad ke-15 sampai dengan abad ke-19. Seiring dengan perkembangan yang ada, pemahaman mengenai hukum internasional dapat dibedakan dalam 2 hal, yaitu : 1. Hukum Perdata Internasional. Yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum hukum antar warga negara suatu negara dan warga negara dari negara lain. 2. Hukum publik internasional, yaitu hukum yang mengatur negara yang satu dengan negara yang lain dalam hubungan internasional (hukum antarnegara). Hukum Internasional publik berbeda dengan Hukum Perdata Internasional. Hukum Perdata Internasional ialah keseluruhan kaedah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara atau hukum yang mengatur hubungan hukum perdata. Sedangkan Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata. Persamaannya adalah bahwa keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara(internasional). Perbedaannya adalah sifat hukum atau persoalan yang diaturnya (obyeknya). E. Pembagian Hukum Internasional Hukum internasional terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Hukum Perdata Internasional (privat international law) Yaitu keseluuhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang dilakukan oleh subjek hukum, yang masing-masing tunduk pada system hukum perdata yang berbeda satu dengan lainnya. 2. Hukum Pidana Internasional (Public international Law) Yaitu keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara yang bukan bersifat perdata. F. Asas-asas Hukum Internasional Dalam menjalin hubungan antar bangsa, ada beberapa asas yang harus diperhatikan oleh setiap Negara :
  • 7. 4 1. Asas Teritorial Didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Intinya, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayah negaranya. 2. Asas Kebangsaan Didasarkan atas kekuasaan negara untuk warga negaranya. Intinya, setiap warga negara dimanapun dia berada tetap mnedapatka perlakuan hukum dari negaranya sendiri meskipun seddang berada di negara asing. 3. Asas kepentingan umum Didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara. Menurut Resolusi majelis Umum PBB No. 2625 tahun 1970, ada tujuh asas, yaitu : 1. Setiap negara tidak melakukan ancaman agresi terhadap keutuhan wilayah dan kemerdekaan negara lain. Dalam asas ini ditekankan bahwa setiap negara tidak memberikan ancaman dengan kekuatan militer dan tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan piagam PBB. 2. Setiap negara harus menyelesaikan masalah internasional dengan cara damai, Dalam asas ini setiap Negara harus mencari solusi damai, menghendalikan diri dari tindakan yang dapat membahayakan perdamaian internasional. 3. Tidak melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri negara lain. Asas ini menekankan setiap negara memiliki hak untuk memilih sendiri keputusan politiknya, ekonomi, social dan system budaya tanpa intervensi pihak lain. 4. Negara wajib menjalin kerjasama dengan negara lain berdasar pada piagam PBB, kerjasama itu dimaksudkan untuk menciptakan perdamaian dan keamanan internasional di bidang Hak asasi manusia, politik, ekonomi, social budaya, tekhnik, perdagangan. 5. Asas persaman hak dan penentuan nasib sendiri, kemerdekaan dan perwujudan kedaulatan suatu negara ditentukan oleh rakyat. 6. Asas persamaan kedaulatan dari negara, Setiap negara memiliki persamaan Kedaulatan, secara umum sebagai berikut : a. Memilki persamaan Yudisial (perlakuan Hukum). b. Memilikim hak penuh terhadap kedaulatan c. Setiap negara menghormati kepribadian negara lain. d. Teritorial dan kemerdekanan politik suatu negara adalah tidak dapat diganggu gugat. e. Setap negara bebas untuk membangun system politik, sosial, ekonomi dan sejarah bangsanya. f. Setiap negara wajib untuk hidup damai dengan negara lain. 7. Setiap negara harus dapat dipercaya dalam memenuhi kewajibannya, pemenuhan kewajiban itu harus sesuai dengan ketentuan hukum internasional. G. Sumber Hukum Internasional 1. Dalam Arti Material
  • 8. 5 Hukum internasional tidak dapat dipaksakan seperti hukum nasional. Pada dasarnya masyarakat negara-negara atau masyarakat bangsa-bangsa yang anggotanya didasarkan pada kesukarelaaan dan kesadaran, sedangkan kekuasaan tertinggi tetap berada di negara masing-masing. Meski demikian, ada sebagian besar negara anggota masyarakat yang mentaati kaidah-kaidah hukum internasional. Mengenai hal ini ada dua aliran yang memiliki pendapat berbeda. a. Aliran naturalis Bersandar pada hak asasi dan hak alamiah. Menurut teori ini, hukum internasional adalah hukum alam sehingga kedudukannya dianggap lebih tinggi dari pada hukum nasional. Pencetus teori ini adalah Grotius (Hugo De Groot) dan kemudian disempurnakan oleh Emmerich Vattel, ahli hukum dan diplomat Swiss. b. Aliran positivisme Mendasarkan berlakunya hukum internasional pada persetujuan bersama dari negara-negara ditambah dengan asas pacta sunt servanda yang dianut oleh mazhab Wina dengan pelopornya yaitu Hans Kelsen. Menurut Hans Kelsen pacta sunt servanda merupakan kaidah dasar pasal 26 Konvensi Wina tentang Hukum Perjanjian (Viena Convention of The Law of treatis) tahun 1969. 2. Dalam Arti Formal Sumber Hukum Internasional adalah sumber-sumber yang digunakan oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah-masalah hubungan internasional. Sumber hukum internasional dibedakan menjadi sumber hukum dalam arti materil dan formal. Dalam arti materil, adalah sumber hukum internasional yang membahas dasar berlakunya hukum suatu negara. Sedangkan sumber hukum formal, adalah sumber dari mana untuk mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional. Menurut Brierly, sumber hukum internasional dalam arti formal merupakan sumber yang paling utama dan memiliki otoritas tertinggi dan otentik yang dipakai Mahkamah internasional dalam memutuskan suatu sengketa internasional. Sumber hukum internasional formal terdapat dalam pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional Permanen 1920, sebagai berikut : a. Perjanjian Internasional (traktat), adalah perjanjian yang diadakan antaranggota masyarakat bangsa-bangsa dan mengakibatkan hukum baru. b. Kebiasaan Internasional yang diterima sebagai hukum, jadi tidak semua kebiasaan internasional menjadi sumber hukum. Syaratnya adalah kebiasaan itu harus bersifat umum dan diterima sebagi hukum. c. Asas-asas hukum umum yang diakui oleh bangsa beradab, adalah asas hukum yang mendasari system hukum modern. Sistem hukum modern, adalah system hukum positif yang didasarkan pada lembagaa hukum barat yang berdasarkan sebagaian besar pada asas hukum Romawi. d. Keputusan-keputusan hakim dan ajaran para ahli hukum Internasional, adalah sumber hukum tambahan (subsider), artinya dapat dipakai untuk
  • 9. 6 membuktikan adanya kaidah hukum internasional mengenai suatu persoalan yang didasarkan pada sumber hukum. H. Subjek Hukum Internasional Pihak-pihak yang dapat disebut sebagai subyek hukun internasional adalah sebagi berikut : 1. Negara Menurut Konvensi Montevideo 1949, mengenai Hak dan Kewajiban Negara, kualifikasi suatu negara untuk disebut sebagai pribadi dalam hukum internasional adalah: a. penduduk yang tetap; b. wilayah tertentu; c. pemerintahan; d. kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain 2. Organisasi Internasional Klasifikasi organisasi internasional menurut Theodore A Couloumbis dan James H. Wolfe : a. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global dengan maksud dan tujuan yang bersifat umum, contohnya adalah Perserikatan Bangsa Bangsa ; b. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan global dengan maksud dan tujuan yang bersifat spesifik, contohnya adalah World Bank, UNESCO, International Monetary Fund, International Labor Organization, dan lain-lain; c. Organisasi internasional dengan keanggotaan regional dengan maksud dan tujuan global, antara lain: Association of South East Asian Nation (ASEAN), Europe Union. 3. Palang Merah Internasional Sebenarnya Palang Merah Internasional, hanyalah merupakan salah satu jenis organisasi internasional. Namun karena faktor sejarah, keberadaan Palang Merah Internasional di dalam hubungan dan hukum internasional menjadi sangat unik dan di samping itu juga menjadi sangat strategis. Pada awal mulanya, Palang Merah Internasional merupakan organisasi dalam ruang lingkup nasional, yaitu Swiss, didirikan oleh lima orang berkewarganegaraan Swiss, yang dipimpin oleh Henry Dunant dan bergerak di bidang kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Palang Merah Internasional mendapatkan simpati dan meluas di banyak negara, yang kemudian membentuk Palang Merah Nasional di masing-masing wilayahnya. 4. Tahta Suci Vatikan Tahta Suci Vatikan di akui sebagai subyek hukum internasional berdasarkan Traktat Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah Italia dan Tahta Suci Vatikan mengenai penyerahan sebidang tanah di Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada sisi lain dapat dipandang sebagai pengakuan Italia atas eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi hukum internasional yang berdiri sendiri, walaupun tugas dan kewenangannya, tidak seluas tugas dan kewenangan negara, sebab hanya terbatas pada bidang kerohanian dan kemanusiaan, sehingga hanya memiliki kekuatan moral saja, namun wibawa
  • 10. 7 Paus sebagai pemimpin tertinggi Tahta Suci dan umat Katholik sedunia, sudah diakui secara luas di seluruh dunia. Oleh karena itu, banyak negara membuka hubungan diplomatik dengan Tahta Suci, dengan cara menempatkan kedutaan besarnya di Vatikan dan demikian juga sebaliknya Tahta Suci juga menempatkan kedutaan besarnya di berbagai negara. (Phartiana, 2003, 125) 5. Kaum Pemberontak / Beligerensi (belligerent) Kaum belligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah dalam negeri suatu negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian sepenuhnya merupakan urusan negara yang bersangkutan. Namun apabila pemberontakan tersebut bersenjata dan terus berkembang, seperti perang saudara dengan akibat-akibat di luar kemanusiaan, bahkan meluas ke negara- negara lain, maka salah satu sikap yang dapat diambil oleh adalah mengakui eksistensi atau menerima kaum pemberontak sebagai pribadi yang berdiri sendiri, walaupun sikap ini akan dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat oleh pemerintah negara tempat pemberontakan terjadi. Dengan pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara yang mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi atau subyek hukum internasional 6. Individu Pertumbuhan dan perkembangan kaidah-kaidah hukum internasional yang memberikan hak dan membebani kewajiban serta tanggungjawab secara langsung kepada individu semakin bertambah pesat, terutama setelah Perang Dunia II. Lahirnya Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) pada tanggal 10 Desember 1948 diikuti dengan lahirnya beberapa konvensi-konvensi hak asasi manusia di berbagai kawasan, dan hal ini semakin mengukuhkan eksistensi individu sebagai subyek hukum internasional yang mandiri. 7. Perusahaan Multinasional Perusahaan multinasional memang merupakan fenomena baru dalam hukum dan hubungan internasional. Eksistensinya dewasa ini, memang merupakan suatu fakta yang tidak bisa disangkal lagi. Di beberapa tempat, negara-negara dan organisasi internasional mengadakan hubungan dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang kemudian melahirkan hak-hak dan kewajiban internasional, yang tentu saja berpengaruh terhadap eksistensi, struktur substansi dan ruang lingkup hukum internasional itu sendiri. I. Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Nasional Adanya hubungan antara hukum internasional dengan hukum nasional ternyata menarik para ahli hukum untuk menganalisis lebih jauh. Terdapat 2 aliran yang coba memberikan gambaran bagaimana keterkaitan antara hukum internasional dengan hukum nasional. Kedua aliran itu adalah : 1. Aliran monisme Tokoh nya ialah Hanz kelsen dan george scelle. Menurut aliran ini hukum nasional dan internasional merupakan satu kesatuan. Hal ini disebabkan :
  • 11. 8 a. Walaupun kedua sistem hukum tersebut mempunyai istilah yang berbeda, tetapi subjek hukumnya tetap sama, yaitu individu yang terdapat dalam suatu negara. b. Sama-sama meiliki kekuatan hukum yang mengikat 2. Aliran Dualisme Tokohnya adalah Triepel dan anzilotti aliran ini beranggapan bahwa hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem terpisah yang berbeda satu sama lain. Menurut aliran ini perbedaan kedua hukum tersebut disebabakan oleh : a. Perbedaan sumber hukum b. Perbedaan mengenai subjek c. Perbedaan mengenai kekuatan hukum J. Lembaga Peradilan Internasional 1. Mahkamah Internasional Mahkamah Internasional adalah lembaga kehakiman PBB berkedudukan di Den Haag, Belanda. Didirikan pada tahun 1945 berdasarkan piagam PBB, berfungsi sejak tahun 1946 sebagai pengganti dari Mahkamah Internasional Permanen. Mahkamah Internasional terdiri dari 15 hakim, dua merangkap ketua dan wakil ketua, masa jabatan 9 tahun. Anggotanya direkrut dari warga Negara anggota yang dinilai cakap di bidang hukum internasional. Lima berasal dari Negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yaitu Cina, Rusia, Amerika serikat, Inggris dan Prancis. Fungsi Mahkamah Internasional adalah untuk menyelesaikan kasus-kasus persengketaan internasional yang subyeknya adalah negara. Ada 3 kategori negara, yaitu : a. Negara anggota PBB, otomatis dapat mengajukan kasusnya ke Mahkamah Internasional. b. Negara bukan anggota PBB yang menjadi wilayah kerja Mahkamah internasional. Dan yang bukan wilayah kerja Mahkamah Internasional boleh mengajukan kasusnya ke Mahkamah internasional dengan syarat yang ditentukan dewan keamanan PBB. c. Negara bukan wilayah kerja (statute) Mahkamah internasional, harus membuat deklarasi untuk tunduk pada ketentuan Mahkamah internasional dan Piagam PBB. Yuridikasi Mahkamah Internasional adalah kewenangan yang dimilki oleh Mahkamah Internasional yang bersumber pada hukum internasional untuk menentukan dan menegakkan sebuah aturan hukum. Kewenangan atau Yuridiksi ini meliputi: 1) Memutuskan perkara-perkara pertikaian (Contentious Case). 2) Memberikan opini-opini yang bersifat nasehat (Advisory Opinion). Yuridikasi menjadi dasar Mahkamah internasional dalam menyelesaikan sengketa Internasional. Beberapa kemungkinan Cara penerimaan Yuridikasi sbb : a. Perjanjian khusus, dalam hal ini para pihak yang bersengketa membuat perjanjian khusus yang berisi subyek sengketa dan pihak yang bersengketa. Contoh kasus Indonesia degan Malaysia mengenai Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan.
  • 12. 9 b. Penundukan diri dalam perjanjian internasional, Para pihak yang sengketa menundukkan diri pada perjanjian internasional diantara mereka, bila terjadi sengketa diantara para peserta perjanjian. c. Pernyataan penundukan diri Negara peserta statute Mahkamah internasional, mereka tunduk pada Mahkamah internasional, tanpa perlu membuat perjanjian khusus. d. Keputusan Mahkamah internasional mengenai yuriduksinya, bila terjadi sengketa mengenai yuridikasi Mahkamah Internasional maka sengketa tersebut diselesaikan dengan keputusan Mahkamah Internasional sendiri. e. Penafsiran Putusan, dilakukan jika dimainta oleh salah satu atau pihak yang bersengketa. Penapsiran dilakukan dalambentuk perjanjian pihak bersengketa. f. Perbaikan putusan, adanya permintaan dari pihak yang bersengketa karena adanya fakta baru (novum) yang belum duiketahui oleh Mahkamah Internasional. 2. Mahkamah Pidana Internasional : Bertujuan untuk mewujudkan supremasi hukum internasional dan memastikan pelaku kejahatan internasional. Terdiri dari 18 hakim dengan masa jabatan 9 tahun dan ahli dibidang hukum pidana internasional. Yuridiksi atau kewenangan yang dimiliki oleh Mahkamah Pidana Internasional adalah memutus perkara terhadap pelaku kejahatan berat oleh warga Negara dari Negara yang telah meratifikasi Statuta Mahkamah. 3. Panel Khusus dan Spesial Pidana internasional : Adalah lembaga peradilan internasional yang berwenang mengadili para tersangka kejahatan berat internasional yang bersifat tidak permanen atau sementara dalam arti setelah selesai mengadili maka peradilan ini dibubarkan. Yuridiksi atau kewenangan darai Panel khusus dan special pidana internasional ini, adalah menyangkut tindak kejahatan perang dan genosida (pembersihan etnis) tanpa melihat apakah Negara dari si pelaku itu telah meratifikasi atau belum terhadap statute panel khusus dan special pidana internasional ini. Contoh Special Court for East Timor dan Indonesia membentuk Peradilan HAM dengan UU No. 26 tahun 2000. K. Proses Ratifikasi Hukum Internasional Menjadi Hukum Nasional 1. Proses ratifikasi hukum internasional menurut UU no 24 tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional menimbang : a. Bahwa dalam rangka mencapai tujuan Negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, Pemerintah Negara Republik Indonesia, sebagai bagian dari masyarakat internasional, melakukan hubungan dan kerja sama internasional yang diwujudkan dalam perjanjian internasional;
  • 13. 10 b. Bahwa ketentuan mengenai pembuatan dan pengesahan perjanjian internasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 sangat ringkas, sehingga perlu dijabarkan lebih lanjut dalam suatu peraturan perundang-undangan; c. Bahwa Surat Presiden Republik Indonesia No. 2826/HK/1960 tanggal 22 Agustus 1960 tentang "Pembuatan Perjanjian-Perjanjian dengan Negara Lain" yang selama ini digunakan sebagai pedoman untuk membuat dan mengesahkan perjanjian internasional sudah tidak sesuai lagi dengan semangat reformasi; d. Bahwa pembuatan dan pengesahan perjanjian internasional antara Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah negara-negara lain, organisasi internasional, dan subjek hukum internasional lain adalah suatu perbuatan hukum yang sangat penting karena mengikat negara pada bidang-bidang tertentu, dan oleh sebab itu pembuatan dan pengesahan suatu perjanjian internasional harus dilakukan dengan dasar-dasar yang jelas dan kuat, dengan menggunakan instrumen peraturan perundang- undangan yang jelas pula; e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Huruf a, b, c dan d perlu dibentuk Undang-undang tentang Perjanjian Internasional. 2. Pedoman delegasi Republik Indonesia, yang perlu mendapat persetujuan Menteri, memuat hal-hal sebagai berikut : a. Latar belakang permasalahan; b. Analisis permasalahan ditinjau dari aspek politis dan yuridis serta aspek lain yang dapat mempengaruhi kepentingan nasional Indonesia; c. Posisi Indonesia, saran, dan penyesuaian yang dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan. d. Perundingan rancangan suatu perjanjian internasional dilakukan oleh Delegasi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Menteri atau pejabat lain sesuai dengan materi perjanjian dan lingkup kewenangan masing-masing. 3. Proses ratifikasi perjanjian internasional menurut pasal 11 UUD 1945 a. Pengertian Ratifikasi Ratifikasi merupakan suatu cara yang sudah melembaga dalam kegiatan hukum (perjanjian) internasional. Hal ini menunbuhkan keyakinan pada lembaga-lambaga perwakilan-perwakilan rakyat bahwa wakil yang menandatangani suatu perjanjian tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan umum. b. Proses Ratifikasi Ratifikasi merupakan proses pengesahan. Berikut adalah contoh proses ratifikasi hukum (perjanjian internasional) menjadi hukum nasional : 1) Persetujuan Indonesia-Belanda mengenai penyerahan Irian Barat yang ditandatangani di New York (15 2) Januari 1962) disebut Agreement. 3) Perjanjian Indonesia-Australia mengenai garis batas wilayah antara Indonesia dengan Papua Guinea yang ditandatangani di Jakarta 12 Februari 1973 dalam bentuk agreement.
  • 14. 11 4) Persetujuan garis batas landas kontinen antara Indonesia-Singapura 25 Mei 1973 c. Proses ratifikasi menurut UUD 1945 Pasal 11 UUD 1945 menyatakan bahwa “Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain”. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kerja sama antara eksekutif (Presiden) dan legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat), harus diperhatikan hal-hal berikut : 1) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain. 2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang dapat menimbulkan akibat luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. 3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undang-undang L. Proses Hukum yang Adil atau Layak Di dalam pelaksanaan peradilan pidana, ada satu istilah hukum yang dapat merangkum cita-cita peradilan pidana, yaitu “due process of law” yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi proses hukum yang adil atau layak. Secara keliru arti dari proses hukum yang adil dan layak ini seringkali hanya dikaitkan dengan penerapan aturan-aturan hukum acara pidana suatu Negara pada seorang tersangka atau terdakwa. Padahal arti dari due process of law ini lebih luas dari sekedar penerapan hukum atau perundang-undangan secara formil. Pemahaman tentang proses hukum yang adil dan layak mengandung pula sikap batin penghormatan terhadap hak-hak yang dipunyai warga masyarakat meskipun ia menjadi pelaku kejahatan. Namun kedudukannya sebagai manusia memungkinkan dia untuk mendapatkan hak-haknya tanpa diskriminasi. Paling tidak hak-hak untuk didengar pandangannya tentang peristiwa yang terjadi, hak didampingi penasehat hukum dalam setiap tahap pemeriksaan, hak memajukan pembelaan dan hak untuk disidang dimuka pengadilan yang bebas dan dengan hakim yang tidak memihak. Konsekuensi logis dari dianutnya proses hukum yang adil dan layak tersebut ialah sistem peradilan pidana selain harus melaksanakan penerapan hukum acara pidana sesuai dengan asas-asasnya, juga harus didukung oleh sikap batin penegak hukum yang menghormati hak-hak warga masyarakat. Dengan keberadaan UU No.8 Tahun 1981, kehidupan hukum Indonesia telah meniti suatu era baru, yaitu kebangkitan hukum nasional yang mengutamakan perlindungan hak asasi manusia dalam sebuah mekanisme sistem peradilan pidana. Perlindungan hak-hak tersebut, diharapkan sejak awal sudah dapat diberikan dan ditegakkan. Selain itu diharapkan pula penegakan hukum
  • 15. 12 berdasarkan undang-undang tersebut memberikan kekuasaan kehakiman yang bebas dan bertanggung jawab. Namun semua itu hanya terwujud apabila orientasi penegakan hukum dilandaskan pada pendekatan sistem, yaitu mempergunakan segenap unsur yang terlibat didalamnya sebagai suatu kesatuan dan saling interrelasi dan saling mempengaruhi satu sama lain.
  • 16. 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Jadi, hubungan internasional merupakan aturan-aturan yang telah di ciptakan bersama negara-negara anggota yang melintasi batas-batas negara. Peradilan Internasional dilaksanakan oleh Mahkamah Internasional yang merupakan salah satu organ perlengkapan PBB. Sumber Hukum Internasional adalah sumber-sumber yang digunakan oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah-masalah hubungan internasional. Sumber hukum internasional dibedakan menjadi sumber hukum dalam arti materil dan formal. Dalam arti materil, adalah sumber hukum internasional yang membahas dasar berlakunya hukum suatu negara. Sedangkan sumber hukum formal, adalah sumber dari mana untuk mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem hukum dan peradilan internasional itu sangat diperlukan oleh suatu negara untuk tetap mempertahankan eksistensi dan kemakmuran suatu negara. B. Saran Seharusnya kita dapat menghargai dan ikut mengerti tentang masalah sengketa internasional dengan cara memenuhi dan mematuhi kewajiban perjanjian internasional, serta mau mempelajari lebih dalam lagi mengenai Sistem Hukum dan Peradilan Internasional.
  • 17. 14 DAFTAR PUSTAKA Astanta, Anas Padri. 2013. Pendidikan Kwearganegaraan SMA Kelas XI Semester 2. Purworejo : MGMP Kewarganegaraan SMA Kabupaten Purworejo. Budiyanto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga http://contoh-makalah-sistem-hukum-dan.html sistem-hukum-dan-peradilan.html htm?biw=1024&bih=497&sei=LOFKUfBVwoesB87IgdAK htm?biw=1024&bih=497&sei=4OFKUbD9L4P4rQfrh4HYCw http://osmainisutra13uta.blogspot.com/2013/12/makalah-sistem-hukum-dan- peradilan.html http://www.slideshare.net/declamationsnsa/savedfiles?s_title=makalah-sistem- hukum-dan-peradilan-internasional&user_login=septianraha