SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
ARGUMENTASI HUKUM DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT
Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliyah
LOGIKA & ARGUMENTASI HUKUM
Dosen Pengampu : Ustadz Abdur Rohim, SH., M.Kn.
Di susun oleh :
Ahmad Ridotul Muhibbah
Fiki Arisandi
Jefri
Adinda Nur Fitriani
Siti Aminatus Sa’diyah
Fera Anggita
PROGRAM STUDI LOGIKA & ARGUMENTASI HUKUM
FAKULTAS SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM
ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN PROBOLINGGO
28-05-2023
I
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Taufik serta Hidayahnya.
Sholawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada Suri Tauladan kita,
yakni Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kebenaran bagi kita semua.
Tidak lupa pula, kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing
yakni, Bapak Ustadz Abdur Rohim, SH., M.Kn. yang telah membimbing serta
mengajarkan kami. Dan mendukung kami, sehingga terselesaikan makalah yang
berjudul “ARGUMENTASI HUKUM DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT” dan terima kasih sebesar-besarnya, kami ucapkan kepada
semua rekan yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa pula kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah Berartisipasi
selama penyusunan makalah ini. Yang telah dengan tulus dan ikhlas membantu
baik secara formil maupun materil. Terutama kepada Dosen Pembina dan Teman-
teman sekalian.
Kraksaan, 28 Mei 2022
Penyusun
.
II
Abstrak
Argumentasi hukum adalah penalaran tentang hukum atau pencarian dasar
tentang bagaimana seorang hakim suatu kasus/perkara hukum, seorang pengacara
berargumentasi tentang hukum dan bagaimana seorang ahli hukum bernalar
tentang hukum. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan, hasilnya
karena tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana penerapan argumentasi
hukum di masyarakat. Hasilnya adalah penerapan dalam masyarakat tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai dan kehidupan masyarakat.
Abstrak
Legal argumentation is the reasoning of the law or the search for a basis for
how a judge of a case, a lawyer argues about the law and how a jurist reasoned
about the law. The method used is a literature study, the results are because the
purpose of writing is to find out how legal argumentation is applied in society.
The result is that application in society must not conflict with people's values
and life.
III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ I
Abstrak................................................................................................................................ II
BAB I.................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MAKALAH.............................................................................................. 2
C. TUJUAN MAKALAH.................................................................................................. 2
BAB II................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN................................................................................................................. 3
A. ARGUMENTASI HUKUM (Legal Reasoning) ............................................................ 3
B. ARGUMENTASI HUKUM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT................................. 6
PENUTUP............................................................................................................................. 9
C. KESIMPULAN........................................................................................................... 9
D. Saran ....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat sebagai kumpulan manusia saling berinteraksi
berdasarkan kepentingan masing-masing. Sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya kontak yang berdimensi ganda. Yaitu, saling menjauhkan atau
saling mendekatkan. Kontak yang saling menjauhkan terjadi manakala
kepentingan-kepentingan itu saling bertabrakan (konflik). Dan sebaliknya,
bila saling menguntungkan, maka muncul adalah kontak saling
mendekati(kerjasama). Maka mudahlah dimengerti bila setiap individu
dalam masyarakat disatu pihak berusaha untuk melindungi kepentingan
masing-masing dari bahaya yang mungkin timbul. Sedangkan dilain pihak,
masing-masing orang berusaha untuk saling tolong menolong dalam
mengejar kepentingan bersama.
Untuk melindungi dan memperkembangkan kepentingan itu dapat
dicapai karna sebelumnya telah diadakan peraturan-peraturan yang dapat
menjadi ukuran bagi setiap tingkah laku. Peraturan-peraturan itu
mengharuskan orang bertindak dalam masyarakat. Sehingga kepentingan-
kepentingan orang lain sedapat mungkin terjaga dan terlindungi serta
dapat dikembangkan. Dengan begitu, tanpa hukum tidak aka nada
ketertiban dan tanpa ketertiban, manusia akan kacau karna tidak tau
kemana mereka yang akan pergi dan tidak tahu pula apa yang akan mereka
kerjakan. Suatu system hubungan yang tertib adalah kondisi utama bagi
kehidupan manusia pada setiap tingkat.
Untuk dapat berperan sebagai Instrument pengatur yang
“berwibawa” sehingga dapat berfungsi efektif, maka hukum harus
berorientasi pada tujuan hukum. Yakni keadilan, kepastian, dan
kemanfaatan hukum
Negara Republik Indonesia yang di Proklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945 adalah Negara Hukum. Prisip ini tercemin dari Legalitas
2
Hukum dalam segala bentuknya artinya, hukumlah yang mengharuskan
atau melarang seseorang melakukan perbuatan, sehingga apabila seseorang
melanggar hukum atau tidak terlebih dahulu kita harus mengetahui
bagaimana peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah
tersebut. Prinsip ini merupakan salah satu ciri negara hukum yaitu
Legalitas hukum dalam segala bentuknya. Yang artinya hukumlah yang
mengharuskan atau melarang seseorang melakukan suatu perbuatan.
Dengan demikian, bila kita ingin mengatakan apakah seseorang itu
dikategorikan melanggar hukum atau tidak, terlebih dahulu kita harus
mengetahui bagaimana peraturan perundang-undangan yang mengatur
masalah tersebut. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui
bagaimanakah penerapan Argumentasi Hukum (Legal reasoning) didalam
kehidupan masyarakat.
B. RUMUSAN MAKALAH
1. Apa Pengertian Argumentasi Hukum Itu Sendiri ?
2. Mengapa Harus Ada Argumentasi Hukum Dalam Kehidupan
Masyarakat ?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk Mengetahui Pengertian Argumentasi Hukum
2. Guna Untuk Mencapai Tujuan Hukum Yang Sesuai Dengan
Kepastian, Kemanfaatan, Keadilan, dan Kepatuhan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. ARGUMENTASI HUKUM (Legal Reasoning)
Legal Reasoning merupakan suatu kegiatan untuk mencari dasar
hukum yang terdapat di dalam suatu peristiwa hukum, baik yang
merupakan perbuatan hukum (Perjanjian, Transaksi, Perdagangan, dll).
Ataupun yang merupakan kasus pelanggaran hukum (Pidana, perdata
ataupun Administratif). Dan memasukkannya ke dalam peraturan hukum
yang ada. Sedangkan para ahli Teori Hukum mengambil 3 (Tiga)
pengertian tentang Legal Reasoning yaiu;
1. Reasoning untuk mencari Subtansi Hukum untuk
diterapkan dalam masalah yang sedang terjadi.
2. Reasoning dari Subtansi Hukum yang ada untuk diterapkan
putusan yang harus diambil atas suatu perkara yang terjadi.
3. Reasoning tentang putusan yang harus diambil oleh Hakim
dalam suatu perkara dengan mempertimbangkan semua
aspek.
Ada 2(dua) model Legal Reasoning (Penalaran Hukum) yitu
Systemic Legal Reasoning dan Critical Legal Reasoning. Legal Reasoning
(Systemic Legal Reasoning) yang bercorak Normatif dibangun diatas
sistem penalaran hukum, yang mengandung Unsur-unsur Rasionalisme,
positivsme Hukum, Apriori, Analisa, Deduksi, Koherensi, Penelitian
Hukum Normatif, dan Berfikir Sistemik. Sedangkan Legal Reasoning yang
bercorak Sosiologis dibangun diatas Sistem Penalaran Hukum (Critical
Legal Reasoning) yang Unsur-unsurnya terdiri dari : Empirisme,
Historical, Jurisprudence, Aposteriori, Sintesa, Induksi, Korespodensi,
Penelitian Hukum Sosiologis dan berfikir Kritis.
4
Teori tentang penafsiran yang Lazim dianut di Indonesia berlatar
belakang dari ilmu hukum Dogmatis yang bertolak dari tata hukum yang
ada dalam bentuk peraturan Perundang-undangan dalam rangka memberi
arti agar dapat dimengerti secara Umum melalui Interpretasi/Penafsiran
yang bertujuan memberi makna terhadap Ketentuan-ketentuan Hukum
yang ada di dalam Undang-undang. Ada beberapa jenis Penafsiran yang
ada dalam Sistem Hukum di Indonesia, yaitu;
1) Penafsiran Penambah
Apabila teks Undang-undang mengandung yang Samar-
samar, Penafsiran yang utama ada di dalam penjelasan
Undang-undang itu sendiri.
2) Penafsiran Pelengkap
Memahami Klausula dalam Undang-undang dengan
melakukan Interpretasi penamba, ternyata belum lengkap.
Karena kelengkapan yang dituju dibidang hukum tidak
mungkin keseluruhannya ditentukan oleh Undang-undang,
hanya sebagian yang sesuai dengan rasa keadilan, sehingga
pengertian Undang-undang yang sesungguhnya Benar-
benar dapat di mengerti.
3) Penafsiran Budaya
Disamping kedua penafsiran tersebut di atas, masih terdapat
suatu penafsiran yang bersifat total, yang di sebut dengan
Penfsiran Budaya. Yaitu penafsiran perkara/kasus di bawah
pengaruh keyakinan suatu Masyarakat tertentu yang bukan
bersifat Politis akan tetapi bersifat Sosial Etis. Yang
menentukan apakah suatu perkara/kasus atau masalah
merupakan hal yang layak di Masyarakat tertentu. Oleh
karena itu, Keyakinan-keyakinan Social Etis itu harus
digabungkan dengan Argument yang meyakinkan, dengan
5
demikian Argument tersebut tidak Subjektif lagi, dan
menjadi penafsiran Yuridis yang layak1
.
Legal Reasoning dalam penyusunan Konsep Hukum ada tahap,
diantaranya;
I. Tahap Pertama : Penciptaan Konsep Hukum yang terjadi
sebagaimana di utarakan di atas yaitu dengan
membandingkan suatu kasus dengan Kasus-kasus yang lain.
II. Tahap Kedua : Periode dimana konsep tersebut sedikit
banyaknya menjadi suatu yang tetap, meskipun Reasoning
melalui contoh terus-terus berlangsung untuk
Mengklasifikasikan Hal-hal yang ada di luar dan didalam
konsep tersebut.
III. Tahap Ketiga : Tahap dimana terjadi keruntuhan konsep,
apabila Reasoning melalui contoh kasus telah bergerak ke
depan dan membuktikan bahwa ketetapan yang dibuat
melalui kata-kata tidak diperlukan, dan di mulai lagi
penciptaan konsep hukum yang baru, dan kemudian
mengalami Reasoning kembali. Demikian seterusnya yang
terjadi sebagai suatu lingkaran yang terputus.
Dalam memahami Hukum ada 2(dua) macam Approach yang dapat
digunakan dalam Legal Reaosning yaitu, berfikir sistemik dan kritis. Hal
tersebut merupakan pendeketan dalam Legal Reasoning.
Berfikir kritis adalah cara berfikir menerima sesuatu sebagai benar
bila telah melalui proses pengujian Empiris sebagai saringannya. Empiris
adalah paham yang berpendapat bahwa pengetahuan itu bersumber dari
pengalaman yaitu kontak antara subyek (yang mengamati) dan obyek
(yang diamati). Aliran ini berpendapat bahwa Empiris atau
pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan.
Aliran ini merupakan hukum Interior sebanding dengan
masyarakat, artinya arah perkembangan hukum ditentukan oleh arah
perkembangan Masyarakat, sedangkan arah perkembangan Masyarakat
1
Shidarta, 2006 : 17
6
di tentukan oleh rasa keadilan yang tumbuh dan berkembang di tengah
Masyarakat itu sendiri.
Kondisi ini memungkinkan Hukum tidak tertuli (Living law) lebih
penting dari hukum Tertulis (Hukum Positif), dengan menempatkan
pentingnya hukum tidak tertulis yang hidup di tengah-tengah
Masyarakat. Maka unsur pengalaman adalah penting dalam proses
pembentukan hukum.
Dengan berfikir Sistemik hukum dapat di dekati secara keseluruhan
sebagai sebuah sistem yang bersifat tertutup, final dan tinggal di
terapkan. Sedangkan melalui berfikir Kritis hukum dilihat sebagai suatu
sistem yang bersifat terbuka sehingga dapat dilakukan Perubahan-
perubahan secara Parsial maupun secara keseluruhan sebagai akibat
Interaksi antar sistem tersebut dengan lingkungan sistem.
B. ARGUMENTASI HUKUM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Dalam memahami hal tersebut, kita terlebih dahulu harus
mengetahui Kaidah-kaidah Hukum Masyarakat yang dikenal adanya
4(empat) Norma/Kaidah/Pedoman bagaimana Manusia itu dalam
pergaulannya bertingkah laku. Norma-norma tersebut adalah Norma
Kesusilaan, Kesopanan, Agama dan Hukum. Dari ke empat norma ini,
yang dianggap memebrikan sanksi yang tegas dalam penerapan sekaligus
sebagai Ultimum Remedium adalah Norma Hukum, karena didalam
Norma Hukum ada sanski yang dianggap memberikan
Nestapa/Penderitaan bagi mereka yang dianggap melanggar aturan
tersebut.
Suatu Penelitian yang ingin mengungkapkan Gejala Sosial dapat
menggambarkan berbagai pendekatan, dimana pendekatan ini berguna
untuk melihat Gejala yang sedang terjadi di dalam Masyarakat, serta hal-
hal apa yang dianggap masih berlaku dalam Masyarakat.
Secara sederhana, Norma (fakta hukum) dapat diartikan sebagai
pedoman tingkah laku, sebagai pedoman berarti Norma adalah dasar
sekaligus Orientasi tingkah laku sebagaimana yang dikehendaki oleh
Norma yang bersangkutan, misalnya Norma Lalu lintas di jalan raya, di
7
Indonesia kendaraan yang berjalan harus mengambil jalur kiri, ini
merupakan dasar dalam penggunaan jalan raya dan sekaligua
memberikan Orientasi bagi pengemudi agar tidak terjadi kecelakan.
Keharusan dan Larangan merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Ketika kita membicarakan
keharusan pada saat itu pula baik secara kenyataan atau Tersirat kita
membicarakan tentang larangan yang mengikuti keharusan tersebut
demikian pula sebaliknya.
Dalam pendekatan Sosiologis hukum dapat dilihat sebagai produk
Interaksi Sosial sehingga hukum dilihat sebagai bagian dari proses Sosial
yang selalu Dinamis. Akhirnya hukum tidak bersifat final namun selalu
berubah mengikuti perubahan Masyarakat. Karena itu perhatian terhadap
Fakta-fakta Non Yuridis (Kepentingan-kepentingan Masyarakat) lebih
utama dibandingkan dengan Fakta-fakta Hukum. Karenanya pendekatan
itu memungkinkan Ilmuan-ilmuan Social Non Hukum ikut serta
Berkontribusi dalam proses perubahan hukum.
Berhubung fakta hukum (Kaidah Hukum), itu hanya berisi perintah
dan larangan yang bersifat Imperative tetapi juga bersifat Fakultatif
menempatkan fakta social (Individu atau Masyarakat) mempunyai ruang
untuk bertindak sesuai dengan Norma Hukum. Dalam situasi seperti ini
Individu atau Masyarakat sangat dipengaruhi oleh Pertimbangan-
prtimbangan Sosiologis sesuai dengan rasa keadilan yang dianut2
.
Hukum yang berlaku adalah hukum yang hidup dalam Masyrakat,
sehingga ketentuan Aturan-aturan yang mengaturnya pun memberikan
sanski yang tegas bagi mereka yang dianggap melnggar aturan tersebut.
Dalam penerapan Legal Reasoning seorang Hakim harus megetahui
bagaimana Karakteristik suatu Legal Reasoning yang baik.
Dalam menerapkan suatu peraturan dalam Masyarakat, sebut saja
Undang-undang, maka dalam pelaksanaanya harus berdasarkan
keinginan Legislative adalah penting, tetapi kata-kata yang digunakan
2
Nur Kholish, 2009 : 47
8
tidaklah cukup jelas untuk dimengerti. Laporan-laporan dan catatan
dalam penyusun undang-undang mungkin dapat menolong
Dalam mengkaji suatu perisitiwa dan/ perbuatan Hukum, proses
legal Reasoning diperlukan untuk menjaga agar peristiwa atau perbuatan
hukum tersebut tetap berada dalam Koridor ketentuan hukum yang
berlaku3
.
Demikian pula untuk menyelesaikan suatu Sengketa hukum yang
terjadi, proses Legal Resoning sangat diperlukan, untuk mendapatkan
Essensi dari sengketa agar dapat menyelesaikannya dengan sebaik-
baiknya dalam lingkup hukum yang berlaku.
Oleh karena itu, penggunaan kedua model Legal Reasoning ini
tergantung pada masalah yang dihadapi (Case by case). Bila yang di
inginkan adalah Efektivitas Hukum guna mencapai ketertiban sosial.
Maka Systemic Legal Reasoning adalah pilihan yang tepat. Tetapi
apabila yang dihadapi efektivitas Hukum dimana dorongan untuk
perubahan hukum begitu kuat, maka Critical Legal Reasoning adalah
metode yang tepat.
3
Titik SJ, 2008 : 12
9
BAB III
PENUTUP
C. KESIMPULAN
1. Penerapan Argumentasi Hukum dalam kehidupan Masyarakat
harus lebih memperhatikan Nilai-nilai/Kaidah-kaidah yang berlaku
dalam Masyarakat. Dan disesuaikan dengan Aturan-aturan yang
ada.
2. Penerapan Argumentasi Hukum, harus dilihat 3 (tiga) tataran yag
saling berhubungan, secara Sistemik, yaitu Paradigma dittingkat
Filsafat adalah Rasionalisme, dan Empirisme. Paradigma Filsafat
hukumnya adalah Legal Positism dan Historical Jurisprudence
D. Saran
1. Dalam menerapkan hukum, hendaklah memilih sistem penalaran
(Legal Reasoning) yang tepat, sehingga produk hukum yang
diinginkan dapat berlaku Efektif.
2. Hendaknya dalam menerapkan Argumentasi Hukum, seorang
hakim harus memperhatikan hukum yang hidup dalam masyarakat
(Living Law). Sehingga pembentukan hukum yang hendak dicapai
sesuai dengan keadilan, kemanfaatan, keadilan, dan kepatutan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hadjon, P. M. (2008). Argumentasi hukum.
EFENDI, A., & SUSANTI, D. O. (2020). Logika & Argumentasi Hukum.
Sulistyawan, A. Y. (2021). Argumentasi Hukum.
Eleanora, F. N. (2018). Argumentasi Hukum (legal Reasoning) Dan Kaidah-
kaidah Hukum Masyarakat.

More Related Content

Similar to Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf

Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdfKelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdfAzrasyawal09
 
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdfTUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdfkarisma46
 
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCESOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCEDian Oktavia
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)Rahmanu Juwono
 
Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Erwin Pasaribu
 
Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Erwin Pasaribu
 
Makalah PKN tentang Demokrasi Islam dan Barat
Makalah PKN tentang Demokrasi Islam dan BaratMakalah PKN tentang Demokrasi Islam dan Barat
Makalah PKN tentang Demokrasi Islam dan BaratReeda Imuet
 
Makalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan HukumMakalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan HukumShriie Arianti
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalslempack c
 
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxPERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxIlyasAlbar
 
NORMA, HUKUM DAN PERATURAN
NORMA, HUKUM DAN PERATURAN NORMA, HUKUM DAN PERATURAN
NORMA, HUKUM DAN PERATURAN ImamKhatamiYudha
 
Aspek Hukum Praktik Keperawatan
Aspek Hukum Praktik KeperawatanAspek Hukum Praktik Keperawatan
Aspek Hukum Praktik Keperawatanpjj_kemenkes
 

Similar to Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf (20)

Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdfKelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
 
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdfTUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
 
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCESOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
 
Prinsip Dasar Hukum
Prinsip Dasar HukumPrinsip Dasar Hukum
Prinsip Dasar Hukum
 
Law Sociology
Law SociologyLaw Sociology
Law Sociology
 
Materi Logika Hukum 1.pptx
Materi Logika Hukum 1.pptxMateri Logika Hukum 1.pptx
Materi Logika Hukum 1.pptx
 
penyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukumpenyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukum
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
 
Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .
 
Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .
 
Makalah PKN tentang Demokrasi Islam dan Barat
Makalah PKN tentang Demokrasi Islam dan BaratMakalah PKN tentang Demokrasi Islam dan Barat
Makalah PKN tentang Demokrasi Islam dan Barat
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
Makalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan HukumMakalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan Hukum
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxPERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
 
Legislasi dprd
Legislasi dprdLegislasi dprd
Legislasi dprd
 
NORMA, HUKUM DAN PERATURAN
NORMA, HUKUM DAN PERATURAN NORMA, HUKUM DAN PERATURAN
NORMA, HUKUM DAN PERATURAN
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Aspek Hukum Praktik Keperawatan
Aspek Hukum Praktik KeperawatanAspek Hukum Praktik Keperawatan
Aspek Hukum Praktik Keperawatan
 

More from Zukét Printing

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxZukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfZukét Printing
 

More from Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 

Recently uploaded

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 

Recently uploaded (7)

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 

Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf

  • 1. ARGUMENTASI HUKUM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliyah LOGIKA & ARGUMENTASI HUKUM Dosen Pengampu : Ustadz Abdur Rohim, SH., M.Kn. Di susun oleh : Ahmad Ridotul Muhibbah Fiki Arisandi Jefri Adinda Nur Fitriani Siti Aminatus Sa’diyah Fera Anggita PROGRAM STUDI LOGIKA & ARGUMENTASI HUKUM FAKULTAS SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO 28-05-2023
  • 2. I KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Taufik serta Hidayahnya. Sholawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada Suri Tauladan kita, yakni Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kebenaran bagi kita semua. Tidak lupa pula, kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing yakni, Bapak Ustadz Abdur Rohim, SH., M.Kn. yang telah membimbing serta mengajarkan kami. Dan mendukung kami, sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “ARGUMENTASI HUKUM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT” dan terima kasih sebesar-besarnya, kami ucapkan kepada semua rekan yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih tak lupa pula kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah Berartisipasi selama penyusunan makalah ini. Yang telah dengan tulus dan ikhlas membantu baik secara formil maupun materil. Terutama kepada Dosen Pembina dan Teman- teman sekalian. Kraksaan, 28 Mei 2022 Penyusun .
  • 3. II Abstrak Argumentasi hukum adalah penalaran tentang hukum atau pencarian dasar tentang bagaimana seorang hakim suatu kasus/perkara hukum, seorang pengacara berargumentasi tentang hukum dan bagaimana seorang ahli hukum bernalar tentang hukum. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan, hasilnya karena tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana penerapan argumentasi hukum di masyarakat. Hasilnya adalah penerapan dalam masyarakat tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan kehidupan masyarakat. Abstrak Legal argumentation is the reasoning of the law or the search for a basis for how a judge of a case, a lawyer argues about the law and how a jurist reasoned about the law. The method used is a literature study, the results are because the purpose of writing is to find out how legal argumentation is applied in society. The result is that application in society must not conflict with people's values and life.
  • 4. III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................ I Abstrak................................................................................................................................ II BAB I.................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 A. LATAR BELAKANG.................................................................................................... 1 B. RUMUSAN MAKALAH.............................................................................................. 2 C. TUJUAN MAKALAH.................................................................................................. 2 BAB II................................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN................................................................................................................. 3 A. ARGUMENTASI HUKUM (Legal Reasoning) ............................................................ 3 B. ARGUMENTASI HUKUM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT................................. 6 PENUTUP............................................................................................................................. 9 C. KESIMPULAN........................................................................................................... 9 D. Saran ....................................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masyarakat sebagai kumpulan manusia saling berinteraksi berdasarkan kepentingan masing-masing. Sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kontak yang berdimensi ganda. Yaitu, saling menjauhkan atau saling mendekatkan. Kontak yang saling menjauhkan terjadi manakala kepentingan-kepentingan itu saling bertabrakan (konflik). Dan sebaliknya, bila saling menguntungkan, maka muncul adalah kontak saling mendekati(kerjasama). Maka mudahlah dimengerti bila setiap individu dalam masyarakat disatu pihak berusaha untuk melindungi kepentingan masing-masing dari bahaya yang mungkin timbul. Sedangkan dilain pihak, masing-masing orang berusaha untuk saling tolong menolong dalam mengejar kepentingan bersama. Untuk melindungi dan memperkembangkan kepentingan itu dapat dicapai karna sebelumnya telah diadakan peraturan-peraturan yang dapat menjadi ukuran bagi setiap tingkah laku. Peraturan-peraturan itu mengharuskan orang bertindak dalam masyarakat. Sehingga kepentingan- kepentingan orang lain sedapat mungkin terjaga dan terlindungi serta dapat dikembangkan. Dengan begitu, tanpa hukum tidak aka nada ketertiban dan tanpa ketertiban, manusia akan kacau karna tidak tau kemana mereka yang akan pergi dan tidak tahu pula apa yang akan mereka kerjakan. Suatu system hubungan yang tertib adalah kondisi utama bagi kehidupan manusia pada setiap tingkat. Untuk dapat berperan sebagai Instrument pengatur yang “berwibawa” sehingga dapat berfungsi efektif, maka hukum harus berorientasi pada tujuan hukum. Yakni keadilan, kepastian, dan kemanfaatan hukum Negara Republik Indonesia yang di Proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah Negara Hukum. Prisip ini tercemin dari Legalitas
  • 6. 2 Hukum dalam segala bentuknya artinya, hukumlah yang mengharuskan atau melarang seseorang melakukan perbuatan, sehingga apabila seseorang melanggar hukum atau tidak terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah tersebut. Prinsip ini merupakan salah satu ciri negara hukum yaitu Legalitas hukum dalam segala bentuknya. Yang artinya hukumlah yang mengharuskan atau melarang seseorang melakukan suatu perbuatan. Dengan demikian, bila kita ingin mengatakan apakah seseorang itu dikategorikan melanggar hukum atau tidak, terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah tersebut. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerapan Argumentasi Hukum (Legal reasoning) didalam kehidupan masyarakat. B. RUMUSAN MAKALAH 1. Apa Pengertian Argumentasi Hukum Itu Sendiri ? 2. Mengapa Harus Ada Argumentasi Hukum Dalam Kehidupan Masyarakat ? C. TUJUAN MAKALAH 1. Untuk Mengetahui Pengertian Argumentasi Hukum 2. Guna Untuk Mencapai Tujuan Hukum Yang Sesuai Dengan Kepastian, Kemanfaatan, Keadilan, dan Kepatuhan
  • 7. 3 BAB II PEMBAHASAN A. ARGUMENTASI HUKUM (Legal Reasoning) Legal Reasoning merupakan suatu kegiatan untuk mencari dasar hukum yang terdapat di dalam suatu peristiwa hukum, baik yang merupakan perbuatan hukum (Perjanjian, Transaksi, Perdagangan, dll). Ataupun yang merupakan kasus pelanggaran hukum (Pidana, perdata ataupun Administratif). Dan memasukkannya ke dalam peraturan hukum yang ada. Sedangkan para ahli Teori Hukum mengambil 3 (Tiga) pengertian tentang Legal Reasoning yaiu; 1. Reasoning untuk mencari Subtansi Hukum untuk diterapkan dalam masalah yang sedang terjadi. 2. Reasoning dari Subtansi Hukum yang ada untuk diterapkan putusan yang harus diambil atas suatu perkara yang terjadi. 3. Reasoning tentang putusan yang harus diambil oleh Hakim dalam suatu perkara dengan mempertimbangkan semua aspek. Ada 2(dua) model Legal Reasoning (Penalaran Hukum) yitu Systemic Legal Reasoning dan Critical Legal Reasoning. Legal Reasoning (Systemic Legal Reasoning) yang bercorak Normatif dibangun diatas sistem penalaran hukum, yang mengandung Unsur-unsur Rasionalisme, positivsme Hukum, Apriori, Analisa, Deduksi, Koherensi, Penelitian Hukum Normatif, dan Berfikir Sistemik. Sedangkan Legal Reasoning yang bercorak Sosiologis dibangun diatas Sistem Penalaran Hukum (Critical Legal Reasoning) yang Unsur-unsurnya terdiri dari : Empirisme, Historical, Jurisprudence, Aposteriori, Sintesa, Induksi, Korespodensi, Penelitian Hukum Sosiologis dan berfikir Kritis.
  • 8. 4 Teori tentang penafsiran yang Lazim dianut di Indonesia berlatar belakang dari ilmu hukum Dogmatis yang bertolak dari tata hukum yang ada dalam bentuk peraturan Perundang-undangan dalam rangka memberi arti agar dapat dimengerti secara Umum melalui Interpretasi/Penafsiran yang bertujuan memberi makna terhadap Ketentuan-ketentuan Hukum yang ada di dalam Undang-undang. Ada beberapa jenis Penafsiran yang ada dalam Sistem Hukum di Indonesia, yaitu; 1) Penafsiran Penambah Apabila teks Undang-undang mengandung yang Samar- samar, Penafsiran yang utama ada di dalam penjelasan Undang-undang itu sendiri. 2) Penafsiran Pelengkap Memahami Klausula dalam Undang-undang dengan melakukan Interpretasi penamba, ternyata belum lengkap. Karena kelengkapan yang dituju dibidang hukum tidak mungkin keseluruhannya ditentukan oleh Undang-undang, hanya sebagian yang sesuai dengan rasa keadilan, sehingga pengertian Undang-undang yang sesungguhnya Benar- benar dapat di mengerti. 3) Penafsiran Budaya Disamping kedua penafsiran tersebut di atas, masih terdapat suatu penafsiran yang bersifat total, yang di sebut dengan Penfsiran Budaya. Yaitu penafsiran perkara/kasus di bawah pengaruh keyakinan suatu Masyarakat tertentu yang bukan bersifat Politis akan tetapi bersifat Sosial Etis. Yang menentukan apakah suatu perkara/kasus atau masalah merupakan hal yang layak di Masyarakat tertentu. Oleh karena itu, Keyakinan-keyakinan Social Etis itu harus digabungkan dengan Argument yang meyakinkan, dengan
  • 9. 5 demikian Argument tersebut tidak Subjektif lagi, dan menjadi penafsiran Yuridis yang layak1 . Legal Reasoning dalam penyusunan Konsep Hukum ada tahap, diantaranya; I. Tahap Pertama : Penciptaan Konsep Hukum yang terjadi sebagaimana di utarakan di atas yaitu dengan membandingkan suatu kasus dengan Kasus-kasus yang lain. II. Tahap Kedua : Periode dimana konsep tersebut sedikit banyaknya menjadi suatu yang tetap, meskipun Reasoning melalui contoh terus-terus berlangsung untuk Mengklasifikasikan Hal-hal yang ada di luar dan didalam konsep tersebut. III. Tahap Ketiga : Tahap dimana terjadi keruntuhan konsep, apabila Reasoning melalui contoh kasus telah bergerak ke depan dan membuktikan bahwa ketetapan yang dibuat melalui kata-kata tidak diperlukan, dan di mulai lagi penciptaan konsep hukum yang baru, dan kemudian mengalami Reasoning kembali. Demikian seterusnya yang terjadi sebagai suatu lingkaran yang terputus. Dalam memahami Hukum ada 2(dua) macam Approach yang dapat digunakan dalam Legal Reaosning yaitu, berfikir sistemik dan kritis. Hal tersebut merupakan pendeketan dalam Legal Reasoning. Berfikir kritis adalah cara berfikir menerima sesuatu sebagai benar bila telah melalui proses pengujian Empiris sebagai saringannya. Empiris adalah paham yang berpendapat bahwa pengetahuan itu bersumber dari pengalaman yaitu kontak antara subyek (yang mengamati) dan obyek (yang diamati). Aliran ini berpendapat bahwa Empiris atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan. Aliran ini merupakan hukum Interior sebanding dengan masyarakat, artinya arah perkembangan hukum ditentukan oleh arah perkembangan Masyarakat, sedangkan arah perkembangan Masyarakat 1 Shidarta, 2006 : 17
  • 10. 6 di tentukan oleh rasa keadilan yang tumbuh dan berkembang di tengah Masyarakat itu sendiri. Kondisi ini memungkinkan Hukum tidak tertuli (Living law) lebih penting dari hukum Tertulis (Hukum Positif), dengan menempatkan pentingnya hukum tidak tertulis yang hidup di tengah-tengah Masyarakat. Maka unsur pengalaman adalah penting dalam proses pembentukan hukum. Dengan berfikir Sistemik hukum dapat di dekati secara keseluruhan sebagai sebuah sistem yang bersifat tertutup, final dan tinggal di terapkan. Sedangkan melalui berfikir Kritis hukum dilihat sebagai suatu sistem yang bersifat terbuka sehingga dapat dilakukan Perubahan- perubahan secara Parsial maupun secara keseluruhan sebagai akibat Interaksi antar sistem tersebut dengan lingkungan sistem. B. ARGUMENTASI HUKUM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Dalam memahami hal tersebut, kita terlebih dahulu harus mengetahui Kaidah-kaidah Hukum Masyarakat yang dikenal adanya 4(empat) Norma/Kaidah/Pedoman bagaimana Manusia itu dalam pergaulannya bertingkah laku. Norma-norma tersebut adalah Norma Kesusilaan, Kesopanan, Agama dan Hukum. Dari ke empat norma ini, yang dianggap memebrikan sanksi yang tegas dalam penerapan sekaligus sebagai Ultimum Remedium adalah Norma Hukum, karena didalam Norma Hukum ada sanski yang dianggap memberikan Nestapa/Penderitaan bagi mereka yang dianggap melanggar aturan tersebut. Suatu Penelitian yang ingin mengungkapkan Gejala Sosial dapat menggambarkan berbagai pendekatan, dimana pendekatan ini berguna untuk melihat Gejala yang sedang terjadi di dalam Masyarakat, serta hal- hal apa yang dianggap masih berlaku dalam Masyarakat. Secara sederhana, Norma (fakta hukum) dapat diartikan sebagai pedoman tingkah laku, sebagai pedoman berarti Norma adalah dasar sekaligus Orientasi tingkah laku sebagaimana yang dikehendaki oleh Norma yang bersangkutan, misalnya Norma Lalu lintas di jalan raya, di
  • 11. 7 Indonesia kendaraan yang berjalan harus mengambil jalur kiri, ini merupakan dasar dalam penggunaan jalan raya dan sekaligua memberikan Orientasi bagi pengemudi agar tidak terjadi kecelakan. Keharusan dan Larangan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Ketika kita membicarakan keharusan pada saat itu pula baik secara kenyataan atau Tersirat kita membicarakan tentang larangan yang mengikuti keharusan tersebut demikian pula sebaliknya. Dalam pendekatan Sosiologis hukum dapat dilihat sebagai produk Interaksi Sosial sehingga hukum dilihat sebagai bagian dari proses Sosial yang selalu Dinamis. Akhirnya hukum tidak bersifat final namun selalu berubah mengikuti perubahan Masyarakat. Karena itu perhatian terhadap Fakta-fakta Non Yuridis (Kepentingan-kepentingan Masyarakat) lebih utama dibandingkan dengan Fakta-fakta Hukum. Karenanya pendekatan itu memungkinkan Ilmuan-ilmuan Social Non Hukum ikut serta Berkontribusi dalam proses perubahan hukum. Berhubung fakta hukum (Kaidah Hukum), itu hanya berisi perintah dan larangan yang bersifat Imperative tetapi juga bersifat Fakultatif menempatkan fakta social (Individu atau Masyarakat) mempunyai ruang untuk bertindak sesuai dengan Norma Hukum. Dalam situasi seperti ini Individu atau Masyarakat sangat dipengaruhi oleh Pertimbangan- prtimbangan Sosiologis sesuai dengan rasa keadilan yang dianut2 . Hukum yang berlaku adalah hukum yang hidup dalam Masyrakat, sehingga ketentuan Aturan-aturan yang mengaturnya pun memberikan sanski yang tegas bagi mereka yang dianggap melnggar aturan tersebut. Dalam penerapan Legal Reasoning seorang Hakim harus megetahui bagaimana Karakteristik suatu Legal Reasoning yang baik. Dalam menerapkan suatu peraturan dalam Masyarakat, sebut saja Undang-undang, maka dalam pelaksanaanya harus berdasarkan keinginan Legislative adalah penting, tetapi kata-kata yang digunakan 2 Nur Kholish, 2009 : 47
  • 12. 8 tidaklah cukup jelas untuk dimengerti. Laporan-laporan dan catatan dalam penyusun undang-undang mungkin dapat menolong Dalam mengkaji suatu perisitiwa dan/ perbuatan Hukum, proses legal Reasoning diperlukan untuk menjaga agar peristiwa atau perbuatan hukum tersebut tetap berada dalam Koridor ketentuan hukum yang berlaku3 . Demikian pula untuk menyelesaikan suatu Sengketa hukum yang terjadi, proses Legal Resoning sangat diperlukan, untuk mendapatkan Essensi dari sengketa agar dapat menyelesaikannya dengan sebaik- baiknya dalam lingkup hukum yang berlaku. Oleh karena itu, penggunaan kedua model Legal Reasoning ini tergantung pada masalah yang dihadapi (Case by case). Bila yang di inginkan adalah Efektivitas Hukum guna mencapai ketertiban sosial. Maka Systemic Legal Reasoning adalah pilihan yang tepat. Tetapi apabila yang dihadapi efektivitas Hukum dimana dorongan untuk perubahan hukum begitu kuat, maka Critical Legal Reasoning adalah metode yang tepat. 3 Titik SJ, 2008 : 12
  • 13. 9 BAB III PENUTUP C. KESIMPULAN 1. Penerapan Argumentasi Hukum dalam kehidupan Masyarakat harus lebih memperhatikan Nilai-nilai/Kaidah-kaidah yang berlaku dalam Masyarakat. Dan disesuaikan dengan Aturan-aturan yang ada. 2. Penerapan Argumentasi Hukum, harus dilihat 3 (tiga) tataran yag saling berhubungan, secara Sistemik, yaitu Paradigma dittingkat Filsafat adalah Rasionalisme, dan Empirisme. Paradigma Filsafat hukumnya adalah Legal Positism dan Historical Jurisprudence D. Saran 1. Dalam menerapkan hukum, hendaklah memilih sistem penalaran (Legal Reasoning) yang tepat, sehingga produk hukum yang diinginkan dapat berlaku Efektif. 2. Hendaknya dalam menerapkan Argumentasi Hukum, seorang hakim harus memperhatikan hukum yang hidup dalam masyarakat (Living Law). Sehingga pembentukan hukum yang hendak dicapai sesuai dengan keadilan, kemanfaatan, keadilan, dan kepatutan.
  • 14. 10 DAFTAR PUSTAKA Hadjon, P. M. (2008). Argumentasi hukum. EFENDI, A., & SUSANTI, D. O. (2020). Logika & Argumentasi Hukum. Sulistyawan, A. Y. (2021). Argumentasi Hukum. Eleanora, F. N. (2018). Argumentasi Hukum (legal Reasoning) Dan Kaidah- kaidah Hukum Masyarakat.