PPT yang digunakan sebagai bahan ajar siswa dalam menjelaskan seluk beluk Tektonisme sebagai tenaga endogen penghasil bentuk muka bumi.
Materi kelas X SMA.
1. TEKTONISME
Disusun Oleh :
•Debby Zalina (X MIA 2)
•Fitrah Tri Kusuma (X MIA 6)
•Jadid Fatih Muthohar (X MIA 1)
•Muhammad Hafizi (X MIA 4)
•Raphael Diannesta (X MIA 6)
2. TEKTONISME itu apa sih ?
Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat
pergerakan, pengangkatan, lipatan, dan
patahan pada struktur tanah di suatu daerah
TEKTONISME-DIATROPISME-TEKTOGENESA
4. EPIROGENESA
Proses perubahan bentuk daratan yang
disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi
dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke
bawah melewati daerah yang sangat luas.
5. Epirogenesa dibagi menjadi dua
macam yaitu
Epirogenesa positif,
yaitu gerakan yang
mengakibatkan
turunnya lapisan
kulit bumi,
sehingga
permukaan air laut
terlihat naik dan
daratan menurun.
6. Epirogenesa negatif,
yaitu gerakan yang
mengakibatkan
naiknya lapisan kulit
bumi, sehingga
permukaan air laut
terlihat turun dan
daratan menaik.
7. OROGENESA
Pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan
meliputi wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa
biasanya disertai proses pelengkungan (warping),
lipatan (folding), pelengkungan, maupun patahan
yang terjadi akibat adanya tekanan pada arah
mendatar pada lapisan batuan yang lentur.
8. Seperti telah dijelaskan, keragaman
muka bumi dipengaruhi oleh
adanya gerakangerakan di kerak
bumi, baik gerakan mendatar
maupun gerakan tegak. Gerakan
gerakan tersebut mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk yang
menghasilkan pola baru yang
disebut struktur diastropik. Bentuk
baru yang termasuk dalam struktur
diastropik adalah pelengkungan,
pelipatan, patahan, dan retakan.
9. • Pelengkungan : lapisan kulit bumi yang semula mendatar
jika mendapat tekanan vertikal akan membentuk struktur
melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke
atas yang disebut kubah (dome) dan dapat mengarah ke
bawah yang disebut basin
• Lipatan : lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan arah
mendatar akan membentuk lipatan. Punggung lipatan
disebut antiklinal. Lembah lipatan disebut sinklinal
• Patahan : terjadi karena adanya tekanan atau gerakan
tektonik secara horizontal maupun vertikal pada kulit bumi
yang rapuh. Daerah patahan merupakan daerah yang
rawan gempa karena rapuh. Patahan sering disebut juga
sesar.
• Retakan : terjadi karena gaya regangan yang menyebabkan
batuan menjadi retak.
10. • Retakan : terjadi karena gaya regangan yang
menyebabkan batuan menjadi retak.
11. • Pelengkungan : lapisan kulit bumi yang semula
mendatar jika mendapat tekanan vertikal akan
membentuk struktur melengkung. Lengkungan
tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut
kubah (dome) dan dapat mengarah ke bawah
yang disebut basin
15. Lipatan Tegak
Lipatan tegak terjadi apabila lapisan
mendapat dorongan yang besarnya sama
dan berlawanan arah
16. Lipatan Miring
Lipatan miring terjadi apabila lapisan mendapat
dorongan yang lebih kuat dari sebuah sisi
daripada sisi yang lain (maksudnya dorongan yang
satu lebih kuat daripada dorongan yang lain dari
sisi yang berbeda).
17. Lipatan Overfold
Lipatan overfold sama dengan lapisan
miring, hanya saja dorongan dari sebuah
sisi jauh lebih kuat daripada sisi yang lain
18. Lipatan Recumbent Fold
Lipatan tipe ini terbentuk akibat sisi yang
satu terlalu menekan sisi yang lain sehingga
menyebabkan sumbu lipatan menjadi
hampir datar.
21. Patahan
Terjadi karena pengaruh tekanan horizontal dan
vertikal yang sangat kuat. Ada 2 jenis patahan
yaitu horst dan graben (slenk), dan retakan
(jointing). Salah satu contoh hasil Orogenesa
adalah deretan Lekukan Mediterania
24. Jenis Patahan
• Tanah naik atau horst adalah tanah datar yang letaknya
lebih tinggi daripada daerah disekitarnya, hal ini akibat
tanah yang ada di sekelilingnya mengalami patah. Horst
bisa terjadi sebagai akibat gerakan tektogenesa secara
horizontal memusat, yaitu adanya tekanan yang
berasal dari dua arah atau lebih yang akhirnya
menyebabkan kerak bumi bergerak naik ke atas.
• Tanah turun / graben / slenk adalah tanah datar yang
letaknya nampak terlihat lebih rendah daripada
daerah yang ada disekitarnya,hal ini diakibatkan karena
dataran di sekitarnya patah. Tanah Graben bisa ada
disebabkan oleh adanya tarikan yang berasal dari dua
arah yang menyebabkan kerak bumi menjadi turun.
25. Perbedaan patahan dan lipatan
FAKTOR PERBEDAAN
PATAHAN LIPATAN
SIFAT BATUAN Mudah patah / pecah Bersifat lentur
KAITAN DENGAN
PROSES
VULKANISME
Biasanya proses
vulkanisme
mengikuti magma
keluar lewat bidang
patahan
Tidak terkait dengan
vulkanisme
POTENSI SDA Berpeluang
terjadinya jebakan
mineral-mineral
logam
Berpeluang menjadi
tempat penyimpanan
minyak dan gas
bumi
26. Dampak Positif
Tektonisme
• Banyak tempat-tempat pengeboran
minyak dan gas yang diperoleh di daerah
lipatan, kantong- kantong minyak dan gas
alam banyak di emukan di lipatan-lipatan
dan sesar-sesar batuan yang kondisinya
memenuhi syarat
• Proses vulkanisme pada gunung api di
Indonesia bermanfaat bagi lahan
pertanian, karena abu vulkanik akibat
letusan gunung api membuat tanah
menjadi subur.
• Gunung api merupakan penghasil bahan
galian tambang seperti emas, intan, timah,
serta bahan bangunan yang lainnya.
• Bentuk hasil tenaga endogen dapat
dijadikan wisata alam yang sangat
menarik.
27. Dampak Negatif
Tektonisme
• Dapat menimbulkan erosi, longsoran, dan sedimentasi
• Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada
yang terjal dan landai, yang tidak baik dijadikan daerah
pertanian
• Daerah – daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik
dijadikan daerah pemukiman karena rentan terjadinya tanah
longsor sehingga dapat menimbulkan kerugian, baik materil
maupun korban jiwa
• Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan
letusan gunung api. Gempa bumi dan letusan gunung api
dapat menelan korban jiwa manusia, membahayakan
kesehatan masyarakat, serta menimbulkan kerugian material
bagi penduduk setempat.
28. Solusi untuk mengatasi
dampak Tektonisme
1. Tidak menjadikan lereng terjal sebagai lahan pertanian
2. Tidak mendirikan lokasi pemukiman di daerah-daerah
rawan longsor atau lereng yang terjal.
3. Bila tinggal di daerah dekat gunung api atau rawan
gempa, sebaiknya mengikuti informasi yang diberikan oleh
pemerintah setempat mengenai kegunungapian atau
kejadian gempa.
4. Mendirikan bangunan yang kokoh (tahan gempa)
5. Bila tinggal di daerah pesisir pantai, buatlah perumahan
minimal sejauh 2 Km dari bibir pantai guna menghindari
tsunami.
6. Lestarikan hutan mengrove yang terdapat di pinggir
pantai.