Intrusi magma adalah proses masuknya magma ke dalam lapisan kulit bumi tanpa mencapai permukaan, membentuk batuan seperti batolit, lakolit, keping intrusi, dan gang. Ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi melalui letusan gunung api, yang dapat berupa ekstrusi linier, sentral, atau areal. Bentuk gunung api meliputi strato, perisai, dan maar.
3. Intrusi Magma
adalah proses terobosan magma ke
dalam lapisan kulit bumi (litosfer)
tetapi tidak sampai keluar dari
permukaan bumi.
Gejala
Vulkanisme
Ekstrusi Magma
(Erupsi)
adalah gerakan magma mencapai
permukaan bumi dalam bentuk letusan
atau erupsi.
4. INTRUSI MAGMA
Bentuk intrusi magma sebagai berikut :
a) Batolit adalah batuan beku yang terbentuk dalam dapur magma karena penurunan
suhunya yang sangat lambat.
b) Lakolit adalah batuan beku yang terjadi pada dua lapisan litosfer dan bentuknya menyerupai
lensa cembung
c) Keping intrusi / siil adalah sisipan magma yang membeku di antara dua lapisan litosfer tidak
cembung dan relatif tipis serta melebar
d) Gang (korok) adalah batuan hasil intrusi magma yag memotong lapisan-lapisan litosfer
dengan bentuk pipih atau lempeng.
e) Apofisa adalah gang yang relatif kecil dan merupakan cabang gang/korok
f) Diatrema adalah batuan pengisi pipa letusan yang berbentuk silinder mulai dari dapur
magma sampai ke permukaan bumi.
5. EKSTRUSI MAGMA
(ERUPSI)
Erupsi dibedakan menjadi 3
macam sebagai berikut:
a.
Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celahcelah retakan atau patahan memanjang sehingga
membentuk deretan gunung berapi. Misalnya
Gunung Api Laki di Eslandia, dan deretan gunung api
di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
b.
Ekstrusi sentral
c.
Ekstrusi areal
6. Berdasarkan kuat tidaknya letusan dan kandungan
mineral yang dikeluarkan, erupsi gunung api dibedakan
atas 2 macam, yaitu :
• Erupsi eksplosif, adalah erupsi
atau letusan dan kandungan mineral
yang dikeluarkan, erupsi ini biasanya
menyemburkan material vulkanik yang
bersifat padat cair.
• Erupsi efusif atau letusan yang
tidak menimbulkan ledakan karena
tekanan gas kurang kuat. Pada proses
erupsi ini material yang dikeluarkan
adalah material cair atau sebagian besar
lava dan sedikit material padat yang
berukuran kecil. Selanjutnya bahan-bahan
tersebut mengalir pada lereng gunung
sebagai aliran lava.
• Erupsi campuran: erupsi yang terjadi adalah
Gabungan dari erupsi eksplosif dan efusif (sebab
terbentuknya gunung api strato).
7. BENTUK GUNUNG API
a) Gunung api strato/ kerucut
Proses pembentukan: letusan kecil berupa lelehan
batuan yang panas dan cair. Seringnya terjadi
lelehan menyebabkan lereng gunung berlapis lapis.
Penyebaran: Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara
b) Gunung api perisai
Proses pembentukan: magma cair keluar dengan
tekanan rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung
yang terbentuk menjadi sangat landai.
Contoh: Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat
c)Gunung api maar.
Bentuk gunung api maar seperti danau kering.
Proses pembentukan: letusan besar yang membentuk
kawah di puncak & memiliki corong.
Contoh: Gunung Lamongan jawa Timur dengan
kawahnya Klakah.
11. GEJALA PASCA VULKANIK
Gunung api melakukan aktivitasnya mulai kegiatan
yang lemah, meningkat ke lebih kuat, sampai pada
suatu waktu mencapai puncaknya yaitu letusan. Namun
sebuah gunung api akhirnya akan berhenti dari
kegiatannya. Gunung api seperti ini biasanya
dinyatakan telah mati. Gunung api yang dinyatakan
mati bukan berarti hilang seluruh kegiatannya. Di sini
magma dalam periode pendinginan, masih tetap
menunjukkan sisa kegiatannya. Kegiatan itu sering
disebut gejala pasca vulkanis.
12.
13.
14. 1) Menjadi daerah penangkap hujan
2) Memperluas daerah pertanian karena semburan dari abu vulkanik
3) Menyuburkan tanah, karena abu vulkanis yang sudah mengalami
pelapukan banyak mengandung garam-garam dan mineral batuan yang
sangat dibutuhkan oleh tumbuhan
4) Memperbanyak jenis tanaman budi daya (tanaman perkebunan),
karena adanya bermacam-macam zona tumbuhan
5) Menjadi tempat wisata dan sanatorium, kerna udaranya yang sejuk
dan menyegarkan serta sedikit sekali polusinya
6) Menyebabkan letak mineral dekat dengan permukaan tanah,
sehingga menjadi daerah pertambangan.