MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
KONSEP DAN PENGERTIAN INFLASI
1.
2. PENGERTIAN INFLASI
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus menerus.
Kenaikan yang terjadi saat inflasi terhadap barang-barang, prosentase
antar barang tidak harus sama dan terjadinya kenaikan bisa tidak
bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang
secara terus menerus selama satu periode tertentu.
Kenaikkan yang terjadi hanya sekali saja meskipun dengan prosentase
yang sangat besar bukanlah merupakan inflasi.
3. JENIS INFLASI MENURUT SIFATNYA
Atas dasar besarnya inflasi dibagi menjdi 3
yaitu :
1. Inflasi Merayap (Creeping Inflation)
Creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang
dari 10% per tahun). Kenaikkan harga berjalan sangat lambat
dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatip lama.
4. 2. Inflasi Menengah (Galloping Inflation)
Galloping inflation ditandai dengan kenaikan harga yang cukup
besar cukup besar (antara 10 – 100%) dan kadang-
kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta
mempunyai sifat akselerasi, artinya harga-harga minggu atau
bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya. Efek
terhadap perekonomian lebih berat daripada inflasi yang
merayap.
5. 3. Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)
Hyper inflation merupakan inflasi yang paling parah akibatnya.
Harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi mau
menyimpan uang, nilai uang merosot sangat tajam sehingga ingin
ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga
naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila
pemerintah mengalami defisit anggaran belanja (misalnya
ditimbulkan oleh adanya perang) yang dibelanjai atau ditutup
dengan mencetak uang.
6. JENIS INFLASI MENURUT
SEBABNYA
1. DEMAND-PULL INFLATION
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total
(agregate deman), sedangkan produksi telah berada pada
keadaan kesempatan kerja penuh (full employment) atau
hampir mendekati kesempatan kerja penuh.
Dalam keadaan hampir mendekati kesempatan kerja penuh,
kenaikan permintaan total selain menaikkan harga dapat juga
menaikkan produksi tetapi jika keadaan full employment
kenaikan permintaan selanjutnya akan menaikkan harga
barang saja.
7. Demand-pull Inflation
Karena permintaan masyarakat akan barang-barang bertambah
(misalnya, karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang
dibiayai dengan pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar
negeri akan barang-barang ekspor, bertambahnya pengeluaran
investasi swasta karena kredit yang murah), maka kurva agregate
demand bergeser dari D1 ke D2. Akibatnya tingkat harga umum
naik dari H1 keH2
D2
S
D1H1
H2
P
QQ1
Q2
8. 2. COST-PUSH INFLATION
Cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikkan
harga serta turunnya produksi, inflasi yang dibarengi
resesi.
Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan
dalam penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat
kenaikkan biaya produksi yang dapat timbul karena
beberapa factor yaitu :
Perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntut
kenaikkan upah
Industri monopolis managernya dapat menentukan harga (yang
lebih tinggi)
Kenaikkan harga bahan baku industri
Kenaikan biaya produksi akan menaikkan harga dan turunnya
produksi. Kalau proses ini berjalan terus maka timbullah cost-
push inflation.
9. Cost-push Inflation
Bila biaya produksi naik (misalnya, karena kenaikan harga
bahan bakar minyak), maka kurva penawaran masyarakat
(agregate supply) bergeser dari S1 ke S2. Akibatnya tingkat harga
umum naik dari H1 ke H2
S1
D
H1
H2
P
QQ1
Q2
S2
10. JENIS INFLASI MENURUT ASALNYA
a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
b. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul
karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau negara-negara
mitra dagang.
11. EFEK INFLASI
Inflasi dapat mempengaruhi distribusi
pendapatan, alokasi factor produksi serta
produk nasional. Efek terhadap distribusi
pendapatan disebut dengan equity effect
sedang efek terhadap alokasi factor produksi
dan produk nasional masing-masing disebut
efficiency dan output effects.
12. 1. Equity Effect (Efek Terhadap Pendapatan)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata ada yang dirugikan
dan ada yang diuntungkan dengan adanya inflasi.
1. Pihak yang dirugikan antara lain:
Mereka yang pendapatannya tetap
Misalnya: seseorang mempunyai
pendapatan tetap 10 juta per tahun sedang laju inflasi
sebesar 10%, maka kerugian seseorang
tersebut yaitu penurunan pendapatan riil
sebesar laju inflasi yaitu 1 juta
13. Mereka yang menumpuk kekayaan dalam bentuk
uang kas
Mereka yang meminjamkan uang dengan tingkat
bunga lebih rendah dari laju inflasi. (kreditur)
2. Pihak yang diuntungkan yaitu:
Mereka yang mempunyai kekayaan bukan uang
dimana nilainya naik dg prosentase lebih besar dari
laju inflasi (debitur)
14. 2. Efek Terhadap Efisiensi (Efficiency Effects)
Inflasi dapat pula merubah pola alokasi faktor-faktor
produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikkan
permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian
mendorong terjadinya perubahan dalam produksi berbagai
barang tertentu. Dengan adanya inflasi permintaan akan
barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari
barang lain, yang kemudian mendorong kenaikkan produksi
barang tersebut. Kenaikan tersebut akan merubah pola
alokasi factor produksi yang sudah ada.
15. 3. Efek Terhadap Output (Output Effects)
Efek inflasi terhadap out put bisa menyebabkan kenaikkan
output dan bisa juga menurunkan output. Menyebabkan
kenaikan karena dalam keadaan inflasi biasanya kenaikkan harga
barang mendahului kenaikkan upah sehingga keuntungan
pengusaha naik. Kenaikkan keuntungan ini akan mendorong
kenaikkan produksi. Tapi jika laju inflasi itu cukup tinggi (hyper
inflation) dapat mengakibatkan turunnya out put, hal ini
dikarenakan keadaan inflasi nilai uang riil turun dengan drastis
masyarakat cenderung tidak menyukai uang kas, transaksi
mengarah ke barter yang biasanya diikuti dengan turunnya
produksi barang.
16. CARA MENGATASI INFLASI
Dengan menggunakan persamaan Irving
Fisher MV = PT dapat dijelskan bahwa inflasi
timbul karena MV naik lebih cepat daripada T.
Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya
inflasi maka salah satu Variabel (M atau V)
harus dikendalikan dan volume T
ditingkatkan guna mencegah/mengurangi
inflasi. Cara mengatur variable M, V dan T
dapat dilakukan dengan menggunakan
kebijaksanaan.
17. 1. Kebijaksanaan Moneter
Sasaran kebijaksanaan moneter dapat
dicapai melalui pengaturan jumlah
uang beredar (M).
Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral
(demand deposit). Bank sentral dapat mengatur uang giral
melalui penetapan cadangan minimum. Untuk menekan
inflasi cadangan minimum dinaikkan sehingga jumlah uang
menjadi lebih kecil.
18. Cara kedua dengan menggunakn tingkat
diskonto(discount rate).
Yaitu tingkat diskonto untuk pinjaman yang diberikan oleh
bank sentral pada bank umum. Apabila tingkat diskonto
dinaikkan pinjaman bank umum makin kecil sehingga
cadangan yang ada pada bank sentral juga mengecil akibatnya
kemampuan bank umum untuk memberikan pinjaman pada
masyarakat makin kecil sehingga jumlah uang beredar turun
dan inflasi dapat dicegah.
Instrumen lain yaitu politik pasar terbuka (jual/beli
surat berharga).
Dengan cara menjual surat berharga bank sentral dapat
menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga laju
inflasi dapat lebih rendah.
19. 2. Kebijaksanaan Fiskal
Kebijaksanaan fiscal menyangkut
pengaturan tentang pengeluaran pemerintah
serta perpajakan yang secara langsung
dapat mempengaruhi permintaan total dan
dengan demikian akan mempengaruhi
harga.
• Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total.
Kebijaksanaan fiscal yang berupa pengurangan pengeluaran
pemerintah akan dapat mengurang permintaan barang yang
selanjutnya dapat menurunkan inflasi
• Sedangkan kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total,
sehingga inflasi dapat ditekan.
20. 3. Kebijakan Internasional
Yaitu dengan kebijakan menurunkan bea masuk barang import,
diharapkan barang atau output dalam negeri bertambah karena
impor barang bertambah. Sehingga bertambahnya jumlah
barang di dalam negeri akan cenderung menurunkan harga.
4. Kebijakan yang lain
Ini dilakukan dengan penentuan ceiling harga serta
mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun
upah (dengan demikian gaji/upah secara riil tetap). Kalau
indeks harga naik maka gaji/upah juga dinaikkan.