SlideShare a Scribd company logo
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                      http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




             EKONOMI MONETER




                  Disusun oleh:
              Yusmar Ardhi Hiadayat




       POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
       JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS INTERNASIONAL
                     2011

                        1
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




                          BAB I PENDAHULUAN



Sub kompetensi yang diraih:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan peranan, fungsi, jenis uang, jumlah uang beredar
dan perkembangan uang.


1.1 Ruang Lingkup
     Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari
tentang sifat fungsi serta pengaruh uang terhadap perekonomian.
Mengapa Mempelajari Ekonomi Moneter ?
a.   Menganalisis penciptaan uang, tingkat bunga, pasar uang, sistem dan
     kebijaksanaan moneter, dan pembayaran internasional.
b.   Menganalisis fenomena moneter yang berkaitan dengan kebijaksanaan moneter
     (Nophirin, 2000).
c.   Mengaplikasikan dan menyesuaikan kondisi moneter sebagai pertimbangan
     dalam aspek manajemen dan bisnis internasional.
Hal yang akan dibahas pertama mengenai uang sebagai alat pembayaran fungsi, jenis
uang, jumlah uang beredar dan perkembangan uang. Bahasan secara lengkap sebagai
berikut.


1.2 Peranan dan Fungsi Uang
     Definisi Uang
     Uang didefiniskan sebagai segala sesuatu yang dapat diterima secara umum
dalam pembayaran untuk barang dan jasa atau pembayaran hutang (Mishkin, 2007).
Uang juga didefinisikan sebagai banda atau segala sesuatu yang secara umum dapat
diterima masyarakat sebagai alat tukar menukar dan pembayaran utang piutang
(Hasibuan, 2005). Uang dikaitkan dengan perubahan dalam variabel ekonomi yang
mempengaruhi semua kegiatan dan penting untuk menyehatkan perekonomian.




                                         2
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




    Uang dan Siklus Bisnis. Produksi output meningkat, masyarakat mudah
mendapatkan pekerjaan dan pendapatan meningkat sehingga jumlah uang beredar
bertambah. Produksi menurun, masyarakat akan kesulitan mendapatkan pekerjaan
dan pendapatan menurun, jumlah uang menurun.
    Uang dan Inflasi. Jumlah uang yang beredar meningkat berlebihan (pada kondisi
: penciptaan uang baru, peningkatan ekspor dan penurunan tingkat suku bunga) akan
menyebabkan inflasi.
    Uang dan Tingkat Bunga. Tingkat Bunga Bank berpengaruh negatif terhadap
Jumlah Uang Beredar. Jika suku bunga tinggi maka JUB akan rendah, sebaliknya jika
suku bunga rendah maka JUB akan meningkat. Karena uang dapat mempengaruhi
perekonomian, maka Pemerintah dan Pembuat Kebijakan harus berhati-hati
menerapkan kebijakan moneter (Mishkin, 2007).
    Fungsi uang dapat dijelaskan sebagai berikut (Nophirin, 2000 dan Mishkin,
2007) :
a. Alat Pertukaran. Uang dapat menjembatani dan menghilangkan keharusan
  adanya kesamaan keinginan pertukaran antara pembeli dan penjual. Proses jual
  beli, barang ditukar dengan uang dan dengan uang dapat membeli atau
  menukarkan dengan barang lain.
b. Satuan Penghitung. Nilai suatu barang dapat diukur dan dibandingkan dengan
  uang. Seseorang dapat mengukur dan membandingkan nilai tanah, emas, rumah,
  dan mobil dengan uang.
c. Penyimpan Nilai Kekayaan. Kekayaan seseorang dapat berupa uang dan barang.
  Seseorang dapat menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang likuid.


1.3 Jenis Uang
    Uang dibedakan menjadi tiga jenis yaitu uang kartal, giral dan kuasi.
    a. Uang Kartal.

    Uang kartal merupakan alat penukar yang sah, legal, dan berlaku mutlak di
    negara bersangkutan. Berlaku mutlak artinya pembayaran dengan uang kartal
    harus diterima. Jika ditolak dapat dikenakan sanksi hukum yang berlaku.


                                          3
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                   http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




Menurut UU No. 23 Tahun 1999, Bank Indonesia mempunyai otoritas tunggal
untuk mencetak dan mengedarkan uang kartal. Ciri-cirinya yaitu :
 Dikeluarkan oleh Bank Sentral.

 Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral.

 Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan.

 Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.

Uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia berupa uang logam dan uang kertas.
Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak
memenuhi syarat-syarat uang yang efisien. Karena harga emas dan perak yang
cenderung tinggi dan stabil, uang logam tidak lagi berbahan emas dan perak.
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu
dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun
1999, Uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan
kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Nilai Uang Kartal
Uang logam dan kertas memiliki nilai yaitu :
1. Nilai Nominal yaitu nilai angka dan huruf satuan uang yang tertera di setiap
  uang pecahan.
2. Nilai Intrinsik adalah nilai atau harga bahan baku pembuatan uang kartal
  tersebut. Token money, jika nilai intrinsik uang lebih kecil dari nilai
  nominalnya. Full bodied money, jika nilai intrinsik uang lebih besar atau sama
  dengan nilai nominalnya.
3. Nilai Tukar adalah jumlah barang atau jasa yang dapat ditukar atau dibeli
  dengan nilai satuan pecahan uang. Nilai tukar sering tidak stabil karena
  terjadinya inflasi.
b. Uang Giral
  Uang giral merupakan simpanan di Bank Umum yang dapat diambil setiap
saat dan dapat dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran.
Fungsi uang giral adalah untuk menarik dan atau pemindahbukuan tabungan dari



                                     4
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




    rekening giro nasabah dan alat lalu lintas pembayaran modern. Bentuk uang giral
    antara lain cek, giro, promes, payment order (wesel), draft L/C, dan bank garansi.
    Uang giral memiliki keunggulan praktis sebagai alat pembayaran karena mudah
    dipindahtangankan, tidak diperlukan uang kembali, dan jika hilang dapat dilacak
    sehingga orang yang menemukan tidak bisa menguangkan.
    c. Uang Kuasi
       Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat
    pembayaran. Uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta
    rekening valuta asing milik swasta domestik (Nophirin,2000).



1.4 Jumlah Uang Beredar
    Definisi uang beredar adalah kewajiban sistem moneter (otoritas moneter, bank
umum dan BPR) kepada sektor swasta yang meliputi uang kartal, uang giral, uang
kuasi dan surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan dengan sisa jangka waktu
sampai dengan satu tahun (BI, 2007).
    Uang Primer (M0), adalah kewajiban Otoritas Moneter (Bank Indonesia) kepada
bank umum dalam bentuk kas bank (cash in vault-CIV) dan giro pada Bank
Indonesia, serta kewajiban Bank Indonesia kepada pihak ketiga bukan bank dalam
bentuk uang kartal di luar bank umum (currency outside bank-COB) dan giro sektor
swasta pada Bank Indonesia.
    Uang Beredar (M1 dan M2), adalah kewajiban Sistem Moneter (Bank Indonesia
dan Bank Umum) kepada pihak ketiga bukan bank dalam bentuk uang kartal di luar
bank umum (COB), giro (D), dan uang kuasi berupa tabungan (S) dan simpanan
berjangka (T).
    M1 = COB + D
    M2 = M1 + S + T
    Uang beredar dalam arti sempit (M1) terdiri uang kartal di luar sistem moneter
(masyarakat, swasta, dan pemerintah) ditambah uang giral . Adapun uang beredar
dalam arti luas (M2) terdiri atas penjumlahan M1 ditambah uang kuasi dan surat



                                          5
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




berharga selain saham yang dapat diperjualbelikan dengan sisa jangka waktu sampai
dengan satu tahun (BI, 2007)


1.5 Standar Moneter
   Bank Sentral mengeluarkan uang maka memerlukan dasar nilai berdasarkan
   komoditas emas atau perak. Emas dan perak digunakan karena memiliki nilai
   yang stabil. Ketika bank Sentral mengeluarkan nominal mata uang baru, Bank
   Sentral harus memiliki simpanan emas dan perak sebagai dasar nilai mata uang
   dikeluarkan. Standar moneter terdiri atas 4 jenis sebagai berikut :
   a. Standar Kembar (Bimetallism) adalah sistem moneter suatu negara yang
       menggunakan emas dan perak sebagai dasar nilai mata uang, bebas
       memperjualbelikan emas dan perak dengan harga yang pasti, mengizinkan
       untuk mengimpor dan mengekspor emas dan perak tanpa batas.
   b. Standar Emas adalah suatu sistem moneter dimana negara mendasarkan nilai
       mata uang berdasarkan nilai seberat emas tertentu. Masyarakat dapat
       memperjualbelikan emas dengan harga yang pasti.
   c. Standar Perak adalah suatu sistem moneter diaman negara mendasarkan
       nialai mata uang berdasarkan nilai perak.
   d. Standar Barang (Commodity Standard Full Bodied Money) adalah sistem
       moneter yang terdiri dari standar emas, standar perak, dan standar logam
       kembar.


1.6 Evolusi dan Sistem Pembayaran
    Instrumen pembayaran merupakan media yang digunakan dalam pembayaran.
Instrumen pembayaran saat ini dapat diklasifikasikan atas tunai dan non-tunai.
Instrumen pembayaran tunai adalah uang kartal yang terdiri dari uang kertas dan uang
logam. Instrumen pembayaran non-tunai, dapat dibagi dalam media media kertas atau
lazim disebut paper-based dan card-based instrument.
    Instrument seperti, cek, bilyet giro, dan wesel merupakan contoh paper based,
sedangakan kartu kredit dan kartu debet termasuk card based instrument. Dengan


                                          6
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                      http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




semakin berkembangnya teknologi, saat ini mulai dikembangkan pula berbagai alat
pembayaran yang menggunakan teknologi micro-chips yang dikenal dengan
electronic money.
  1. Uang Kertas dan Logam.
     Uang kartal ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan merupakan alat
     pembayaran sah digunakan di Indonesia. Uang kartal terdiri atas uang kertas
     dan uang logam. Uang kartal seringkali digunakan untuk traksaksi pembayaran.
     Uang memiliki nilai nominal dan nilai riil. Nilai nominal uang tercantum di
     uang mulai dari pecahan Rp. 100, Rp. 200, Rp. 500, Rp. 1.000, Rp. 2.000, Rp.
     5.000, Rp. 10.000, Rp. 20.000, Rp. 50.000, Rp. 100.000. Nilai riil uang adalah
     nilai uang ditukarkan dengan sejumlah unit barang dan jasa.
                            GAMBAR UANG RUPIAH

 Bahan Kertas




  Pecahan Rp.1000 Kertas     Pecahan Rp.2000 Kertas      Pecahan Rp.5000 Kertas




                             Pecahan Rp.10.000 Kertas
 Pecahan Rp.10.000 Kertas                               Pecahan Rp.20.000 Kertas
                                     upgrade




    Pecahan Rp.20.000                                      Pecahan Rp.50.000
                             Pecahan Rp.50.000 Kertas
    Kertas(Desain Baru)                                    Kertas(Desain Baru)




    Pecahan Rp.100.000         Pecahan Rp.100.000
          Kertas               Kertas(Desain Baru)

 Bahan Logam




    Pecahan Rp.1 Koin          Pecahan Rp.50 Koin         Pecahan Rp.100 Koin




   Pecahan Rp.200 Koin         Pecahan Rp.500 Koin        Pecahan Rp.500 Koin


    Sumber : Bank Indonesia, 2011.


                                        7
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




2.   Cek
     Cek adalah surat yang berisi perintah tidak bersyarat oleh penerbit kepada bank
     yang memelihara rekening giro penerbit untuk membayarkan suatu jumlah uang
     tertentu kepada pemegang atau pembawa.
3.   Giro
     Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening
     giro nasabah (bank tertarik) untuk memindahbukukan sejumlah uang dari
     rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya
     pada bank yang sama atau bank lain.
4.   Kartu Kredit
     Kartu Kredit (credit card) adalah alat pembayaran yang pembayarannya
     dilakukan kemudian. Bank penerbit kartu memberikan kredit kepada nasabah
     pemegang kartu kredit dengan batas waktu dan tambahan bunga yang telah
     disepakati antara bank dan nasabah.
5.   Kartu Debet
     Transaksi pembayaran dengan menggunakan kartu debet akan mengurangi
     langsung saldo rekening pemegang kartu yang ada di bank. Tetapi tidak ada
     fasilitas kredit yang diberikan oleh penerbit kepada pemegang kartu. Mekanisme
     pembayaran dengan kartu debit juga memerlukan proses otorisasi serta ditambah
     dengan penggunaan PIN (Personal Identification Number) oleh pemegang kartu.
6.   E-Money
     E-Money menurut Bank for International Settlement adalah “stored-value or
     prepaid products in which a record of the funds or value available to a consumer
     is stored on an electronic device in the consumer’s possession” (produk
     penyimpan nilai uang atau prabayar dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam
     suatu media elektronis yang dimiliki seseorang).
     E-money, yang di Indonesia dikenal sebagai kartu prabayar mulai diatur oleh
     Bank Indonesia dengan Peraturan Bank Indonesia No.6/30/PBI/2004 tanggal 28
     Desember 2004 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan
     Menggunakan Kartu. Selanjutnya, pengaturan e-money tersebut diperkuat lagi


                                           8
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                    http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




dalam Peraturan Bank Indonesia No.7/52/PBI/2005 tanggal 28 Desember 2005
tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan
Kartu (PBI APMK) dan berbagai peraturan pelaksanaannya. PBI APMK ini
sekaligus mencabut PBI No.6/30/PBI/2004.
Berdasarkan PBI APMK, yang dimaksud dengan kartu prabayar adalah “alat
pembayaran dengan menggunakan kartu yang diperoleh dengan menyetorkan
sejumlah uang kepada penerbit, baik secara langsung maupun melalui agen-
agen penerbit, dan nilai uang tersebut dimasukkan menjadi nilai uang dalam
kartu, yang dinyatakan dalam satuan Rupiah atau dikonversikan dalam satuan
lain seperti pulsa, yang digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran
dengan cara mengurangi secara langsung nilai uang pada kartu tersebut”.
E-money digunakan sebagai pembayaran multi fungsi. Berdasarkan media yang
digunakan, produk e-money dibagi dua jenis yaitu :
a. Prepaid Card, sering disebut juga electronic purses, dengan karakteristik
‘Nilai elektronis’ disimpan dalam suatu chip (integrated circuit) yang tertanam
pada kartu. Mekanisme pemindahan dana dilakukan dengan meng-insert kartu ke
suatu alat tertentu (card reader). Contoh : Flash, BRIZZI, Visa Cash, Mondex.
b. Prepaid software, sering disebut juga digital cash, dengan ciri :
‘Nilai elektronis’ disimpan dalam suatu hard disk yang terdapat dalam Personal
Computer (PC). Mekanisme pemindahan dana dilakukan melalui suatu jaringan
komunikasi dan saat melakukan pembayaran. Contoh ; T-Cash, Pulsa. (Bank
Indonesia, 2011)




                                      9
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




Rangkuman
Uang berfungsi sebagai alat pembayaran, penghitung nilai, dan penyimpan kekayaan.
Uang terdiri atas uang kartal, giral, dan uang kuasi. Uang telah mengalami
perkembangan dan evolusi dari jenisnya sebagai alat pembayaran yaitu uang kertas
dan uang logam, cek, giro, karru kredit, kartu debet dan e-money.


Soal.
   1. Jelaskan fungsi uang dalam perekonomian dan bisnis internasional!
   2. Jelaskan perbedaan uang kartal, giral, dan uang kuasi?
   3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan jumlah uang beredar dalam arti sempit
        (narrow money) dan arti luas (broad money)?
   4. Jelaskan sistem moneter mencetak dan mengeluarkan uang?
   5. Jelaskan bentuk-bentuk alat pembayaran yang sering digunakan alam aktivitas
        bisnis?
   6. Jelaskan fungsi dan peranan e-money dalam transaksi perdagangan?


Tugas dan Praktikum
   1. Carilah data mengenai Jumlah Uang Beredar di Indonesia Tahun selama
        kurun waktu 1970-1979, 1980-1989, 1990-1999, 2000-20011! Kemudian
        buatlah dalam bentuk grafik!
   2. Carilah data Gross Domestic Product (GDP) selama kurun waktu 1970-1979,
        1980-1989, 1990-1999, 2000-20011! Kemudian buatlah dalam bentuk grafik!




                                         10
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




                       BAB II SISTEM KEUANGAN



Sub Kompetensi yang diraih adalah :
    1. Menjelaskan sistem dan komponen keuangan di Indonesia
    2. Menjelaskan peranan komponen keuangan.


2.1 Sistem Keuangan
    Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian.
Sebagai   bagian    dari   sistem    perekonomian,    sistem   keuangan     berfungsi
mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang mengalami
defisit. Sistem keuangan adalah sistem keuangan yang terdiri atas pihak perbankan,
lembaga keuangan non bank, pasar uang, infrastruktur, dan regulasi hukum yang
dikelola Bank Sentral yang mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan
pembayaran dan menyebar risiko secara baik.
Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian.
Sebagai   bagian    dari   sistem    perekonomian,    sistem   keuangan     berfungsi
mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang mengalami
defisit. Peranan penting tersebut jika sistem keuangan stabil mampu mengalokasikan
sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah
gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan (Bank Indonesia, 2011).
Sistem keuangan yang tidak stabil dapat mengganggu perekonomian. Ketidakstabilan
sistem keuangan dapat mengakibatkan dampak negatif :
   Transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara normal sehingga kebijakan
    moneter menjadi tidak efektif.
   Fungsi intermediasi tidak dapat berjalan sehingga menghambat pertumbuhan
    ekonomi.
   Ketidakpercayaan publik terhadap sistem keuangan yang umumnya akan diikuti
    dengan perilaku panik para investor untuk menarik dana dari perbankan sehingga
    mendorong terjadinya kesulitan likuiditas.


                                         11
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                         http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




   Biaya penyelamatan tinggi untuk menyelamatkan sistem keuangan krisis dan
    bersifat sistemik.
Stabilitas sistem keuangan sangat mendukung kesabilan makroekonomi melalui
stabilitas moneter dapat dilihat sebagai berikut :




       Sumber : Bank Indonesia, 2011.
Stabilitas sistem keuangan yang baik akan mendorong pelaku ekonomi (Rumah
Tangga dan perusahaan) untuk menyimpan surplus dana ke Perbankan dan Lembaga
Keuangan Non Bank (LKNB). Perbankan dan LKNB memerlukan pasar keuangan
yang didukung infrastruktur sistem keuangan yang baik. Stabilitas sistem keuangan
dapat meningkatkan fungsi intermediasi yang mendukung sektor riil guna
meningkatkan konsumsi, investasi, dan produksi. Komponen konsumsi, investasi, dan
produksi dapat mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto.




                                           12
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




2.2 Komponen Sistem Keuangan
    Sistem Keuangan ini terdiri atas Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
(LKBB). Perbankan terdiri atas Bank Sentral dan Bank Umum, sedangkan LKBB
terdiri atas perusahaan jasa kredit, asuransi, leasing, modal ventura, dana pensiun dan
pegadaian. Perbankan saling berinteraksi dalam Pasar Uang Antar Bank yang
didukung infrastruktur sistem yang baik. Bank Sentral bertugas untuk menjaga
stabilitas sistem moneter dan sistem keuangan (perbankan dan pembayaran).
Gambaran pelaku sistem keuangan di Indonesia dilihat berikut ini :
          Gambar 2. Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
                                               Bank Sentral
                          Sistem
                          Perbankan
                                                                Bank Umum
                                               Perbankan
                                                                BPR
Sistem Keuangan
                                               Asuransi
UU No.7 1992
                                               Leasing
                          Lembaga
                          Keuangan
                                               Modal Ventura
                          Bukan Bank
                                               Jasa Kredit

                                               Pialang

                                               Dana Pensiun


    Otoritas utama sistem keuangan di Indonesia adalah Bank Indonesia. BI memiliki
lima peranan utama untuk menjaga stabilitas sistem keuangan yaitu :
Pertama, Bank Indonesia bertugas menjaga stabilitas moneter melalui instrumen suku
bunga dalam operasi pasar terbuka.
Kedua, Bank Indonesia berperan penting menciptakan kinerja Perbankan dan LKBB
yang sehat. Penciptaan kinerja sehat Perbankan dilakukan melalui mekanisme
pengawasan dan regulasi.      Bank Indonesia telah menyusun regulasi Arsitektur
Perbankan Indonesia dan implementasi Basel II.




                                          13
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                      http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




Ketiga, Bank Indonesia berwenang penuh untuk mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time
Gross Settlement). RTGS dapat lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem
pembayaran.
Keempat, Bank Indonesia melakukan riset dan pemantauan. BI dapat mengakses
informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Pemantauan
macroprudential digunakan untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan.
Kelima, Bank Indonesia berfungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan sebagai
lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran BI mengelola krisis
guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR
mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis.
Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (PLKBB) berperan melancarkan
siklus aliran pendapatan dan pengeluaran perekonomian. PLKBB berperan
menampung surplus pendapatan dari pelaku ekonomi untuk disalurkan kepada pelaku
ekonomi yang memiliki defisit pendapatan. Peranan ini dinamakan sebagai fungsi
intermediasi.   Peranan   PLKBB    sangat    membantu      pelaku   ekonomi    untuk
memperlancar kegiatan konsumsi, produksi, dan investasi.
Masyarakat yang berencana membeli rumah tetapi belum memiliki pendapatan cukup
dapat meminjam dana dari orang kaya. Pengusaha bengkel motor dapat memperoleh
pinjaman guna membeli mesin-mesin baru dari perusahaan otomotif besar. Hal
tersebut tentu tidak dapat dilakukan tanpa peranan penting Lembaga Keuangan dan
Perbankan.


2.3 Peranan Lembaga Keuangan
    Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.
     Perbankan menjalankan fungsinya berasaskan demokrasi ekonomi dan
menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan adalah sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang


                                        14
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, ke
arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
    Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang
kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian
stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan.
    Peranan Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank memberikan berbagai
jenis pelayanan perbankan dan keuangan bagi pelaku ekonomi yaitu :
a. Menghimpun surplus pendapatan dari masyarakat dalam bentuk jasa simpanan
  perbankan yang ditawarkan seperti : Tabungan, Giro, dan Deposito.
b. Memberikan fasilitas pinjaman guna mendukung kegiatan konsumsi, produksi, dan
  investasi bagi pelaku ekonomi
c. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menghimpun dana tabungan dan
  meningkatkan investasi bagi pelaku ekonomi.
d. Tempat menabung efektif dan produktif bagi masyarakat.
e. Memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis, dan ekonomis.




                                        15
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                           http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




    Rangkuman
    Sistem keuangan adalah sistem keuangan yang terdiri atas pihak perbankan,
    lembaga keuangan non bank, pasar uang, infrastruktur, dan regulasi hukum yang
    dikelola      Bank   Sentral    yang   mampu     melakukan     fungsi   intermediasi,
    melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik. Sistem keuangan
    memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Bank Sentral
    memegang otoritas sitem keuangan. Perbankan terbagi atas dua jenis Bank dan
    Lembaga Keuangan Bukan Bank. Perbankan dan LKBB berfungsi intermediasi
    surplus dana ke defisit dana.



Soal.
   1. Jelaskan kenapa perekonomian harus didukung sistem keuangan yang stabil?
   2. Jelaskan fungsi dan peranan Perbankan dalam memperkuat perekonomian
        negara!
   3. Sebutkan pembagian sistem keuangan di Indonesia!
   4. Jelaskan peranan Bank Sentral dalam mengatur perekonomian?
   5. Sebutkan dan Jelaskan jenis-jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank yang
        beroperasi di Indonesia?




                                            16
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




                              BAB III BANK SENTRAL


Sub Kompetensi dicapai adalah :
1. Menjelaskan fungsi dan peranan Bank Sentral


3.1 Fungsi Bank Sentral
     Bank Indonesia sebagai Badan Hukum
     Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) adalah lembaga negara
yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur
tangan Pemerintah dan atau pihak-pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam undang-undang (Pasal 4). Bank Indonesia sebagai Badan Hukum Publik
dan Perdata. Badan hukum publik maka BI berwenang menetapkan peraturan-
peraturan yang mengikat masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
Sedangkan sebagai badan hukum perdata, BI dapat bertindak untuk dan atas nama
sendiri.
     Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
     Tujuan dan tugas BI berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia dan UU Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun
1999. Tujuan utama BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
(pasal 7). Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah
terhadap barang dan jasa tercermin dari perkembangan laju inflasi serta kestabilan
terhadap mata uang negara lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut, BI mempunyai tiga tugas utama yaitu :
1.   Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter (pasal 8).
     Dalam rangka menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, BI
     berwenang:
     a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter moneter dengan memperhatikan
           sasaran laju inflasi.




                                        17
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                          http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




     b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang
          termasuk tetapi tidak terbatas pada :
           Operasi Pasar Terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing,
           Penetapan tingkat diskonto,
           Penetapan cadangan wajib minimum,
           Pengaturan kredit atas pembiayaan (pasal 10).
     c. Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada
          Bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek (pasal 11).
     d. Dalam suatu hal suatu Bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak
          sistemik dan berpotensi krisis yang membahayakan sistem keuangan, BI
          dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi
          bebab Pemerintah (pasal 11).
     e. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah
          ditetapkan (pasal 12).
     f. Mengelola cadangan devisa (pasal 13).
2.   Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran (pasal 15).
     Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, BI
     berwenang untuk :
     a.   Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan
          jasa sistem pembayaran (pasal 15 ayat 1).
     b.   Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan
          laporan kegiatannya (pasal 15 ayat 1).
     c.   Menagatur sistem kliring antarbank dalam mata uang rupiah dan atau valuta
          asing (pasal 16).
     d.   Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank
          dalam mata uang rupiah dan atau valas (pasal 17).
     e.   Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang
          digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah
          (pasal 19).




                                            18
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




     f.   Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan
          memusnahkan uang dimaksud dari peredaran (pasal 20).
3.   Mengatur dan mengawasi bank.
     Dalam rangka mengatur Bank, BI berwenang untuk menetapkan ketentuan-
     ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian.
     Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, BI (pasal 26) :
     a. Memberikan dan mencabut izin usaha Bank,
     b. Memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor Bank,
     c. Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan Bank,
     d. Memberikan izin kepada Bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha
          tertentu.
     e. Pengawasan Bank oleh BI dilakukan secara langsung dan tidak langsung
          (27).
     Organisasi Bank Indonesia
     BI dipimpin oleh Dewan Gubernur yang terdiri dari seorang Gubernur, seorang
     Deputi Gubernur Senior dan sekurang-kurangnya 4 orang atau sebanyak-
     banyaknya 7 orang Deputi Gubernur yang diusulkan dan diangkat oleh Presiden
     dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Tugas BI dilaksanakan melalui 4
     sektor (sektor moneter, sektor perbankan, sektor sistem pembayaran dan sektor
     manajemen intern), Kantor BI (KBI) dan Kantor Perwakilan (KPw) yang
     kesemuanya bertanggung jawab kepada Dewan Gubernur.
                          Gambar 3. Organisasi Bank Indonesia




Sumber : Bank Indonesia, 2011


                                         19
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




Rangkuman
Bank Sentral merupakan otoritas moneter independen yang mengatur, mengelola,
menjaga kestabilan ekonomi moneter tanpa ada campur tangan pemerintah atau pihak
lain. Tujuan utama Bank Indonesia adalah mengelola kestabilan Rupiah dengan
menjaga kestabilan inflasi melalui kebijakan moneter.


Soal.
   1. Jelaskan visi dan misi pokok Bank Indonesia ?
   2. Jelaskan tujuan Bank Indonesia?
   3. Sebutkan tugas-tugas Bank Indonesia?




                                         20
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




                           BAB IV BANK UMUM


Sub Kompetensi yang diperoleh :
   1. Menjelaskan fungsi dan peranan Bank.
   2. Mengidentifikasi dan menjelaskan jasa Bank dalam mendukung aktivitas
       Bisnis dan Perdagangan Internasional.


4.1 Perbankan
    Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.
    Perbankan berperan penting sebagai media intermediasi surplus dana kepada
defisit dana. Fungsi intermediasi ini berperan pentinga untuk memperlancar sirkulasi
aliran pendapatan pelaku ekonomi. Perbankan meningkatkan konsumsi, investasi dan
produksi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Perbankan terdiri atas Bank
Umum Konvensional dan Syariah.
    Bank berasal dari kata Italia Blanco yang berarti bangku. Bangku inilah yang
dipergunakan oleh bangkir untuk melayani kegiatan operasional kepada nasabah.
Bank merupakan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa
kepada masyarakat (Hasibuan, 2005).
    Pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit. Bank adalah badan usaha yang memuaskan keperluan masyarakat dengan
jalan memberikan kredit berupa uang yang diterima dari masyarakat surplus dana
(Stuart dalam Hasibuan, 2005).
    Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Bank
Indonesia, 2010).



                                        21
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                     http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




    Bank terdiri atas dua jenis yaitu Bank Umum Konvensional dan Syariah. Bank
Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional
dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank
Perkreditan Rakyat.
    Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara
konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan
Bank Perkreditan Rakyat.
    Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.
    Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah.


4.2 Fungsi Bank
    Perbankan dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian.
    Fungsi utama perbankan adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana
masyarakat. Fungsi ini dinamakan fungsi intermediasi. Perbankan bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat.
    Secara ekonomi fungsi bank, untuk menyimpan surplus dana dan menyediakan
pinjaman dana dan modal untuk pelaku ekonomi. Masyarakat yang memiliki surplus
dana dapat menyimpan di Bank. Masyarakat dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
lebih awal dengan meminjam dana dari Bank. Perusahaan berinvestasi, dan membeli
mesin dengan pembiayaan dari Bank.




                                      22
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




4.3 Jasa-Jasa Perbankan
   Usaha dan kegiatan jasa-jasa usaha bank umum yaitu :
   a.   Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
        tabungan, giro, deposito berjangka dan sertifikat deposito;
   b.   Memberika kredit;
   c.   Menerbitkan surat pengakuan utang;
   d.   Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
        kepentingan dan atas perintah nasabahnya. Contohnya : surat wesel, surat
        pengakuan utang, Sertifikat bank Indonesia (SBI), kertas perbendaharaan
        negara, obligasi, surat dagang, dan instrumen surat berharga;
   e.   Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri maupun nasabah;
   f.   Menempatkan dana, meminjam dana dari atau meminjamkan dana kepada
        bank lain dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi, wesel unjuk,
        cek atau sarana lainnya;
   g.   Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
        perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;
   h.   Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
   i.   Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
        suatu kontrak;
   j.   Melakukan penenpatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
        bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
   k.   Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali
        amanat;
   l.   Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
        Prinsip Syariah; dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
   m. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
        ditetapkan oleh BI;
   n.   Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di
        bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek,




                                         23
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




         asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan
         memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI;
    o.   Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
         kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,
         dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi
         ketentuan yang ditetapkan oleh BI;
    p.   Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai
         dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang
         berlaku.
Adapun kegiatan dan jasa usaha Bank Umum Syariah adalah :
    a.   Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau
         bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah
         atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
    b.   Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa Deposito, Tabungan, atau
         bentuk     lainnya   yang   dipersamakan   dengan    itu   berdasarkan      akad
         mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
    c.   Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad
         musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
    d.   Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad
         istishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
    e.   Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang tidak
         bertentangan dengan prinsip syariah;
    f.   Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak
         kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk
         ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
         prinsip syariah;
    g.   Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain
         yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
    h.   Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip
         syariah;


                                          24
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                    http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




i.   Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak
     ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip
     syariah, antara lain, seperti akad       ijarah, musyarakah, mudharabah,
     murabahah, kafalah, atau hawalah;
j.   Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh
     pemerintah dan/atau BI;
k.   Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
     perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip
     syariah;
l.   Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad
     yang berdasarkan pinsip syariah;
m. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
     berdasarkan prinsip syariah;
n.   Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
     kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah;
o.   Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah;
p.   Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan prinsip
     syariah; dan
q.   Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di
     bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai
     dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
r.   Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah;
s.   Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau
     lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
     syariah;
t.   Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
     kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus
     menarik kembali penyertaannya;
u.   Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan prinsip
     syariah;


                                        25
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                          http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




    v.    Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan
          dengan prinsip syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di
          bidang pasar modal;
    w. Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan prinsip
          syariah dengan menggunakan sarana elektronik;
    x.    Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka
          pendek berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak
          langsung melalui pasar uang;
    y.    Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka
          panjang berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak
          langsung melalui pasar modal;
    z.    Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank umum syariah
          lainnya yang berdasarkan prinsip syariah.


Rangkuman
Bank terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Syariah. Jasa perbankan umum dan
syariah berbeda dalam pengenaan bunga dan prisip syariah. Jasa-jasa yang ditawrkan
perbankan dapat digunakan mendukung aktivitas bisnis.


Soal.
   1. Jelaskan perbedaan Bank Umum Konvensional dan Syariah?
   2. Jelaskan fungsi Bank dalam membantu aktivitas bisnis dan perdagangan
         internasional?
   3. Sebutkan jasa-jasa perbankan yang dapat membantu kelancaran aktivitas
         bisnis dan perdagangan internasional?
Tugas
Carilah contoh-contoh jasa-jasa perbankan di Bank Umum dan Syariah!




                                           26
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




                          BAB V TEORI MONETER


Sub Kompetensi yang diperoleh yaitu :
      1. Menjelaskan perkembangan teori moneter Klasik, Keynes, dan Modern.
      2. Menganalisis keseimbangan pasar uang.


Bab ini akan membahas tentang teori penawaran dan permintaan uang. Pembahasan
pertama dimulai dari teori penawaran uang dialnjutkan teori permintaan uang klasik,
keynes, dan monetaris.


6.1    Teori Penawaran Uang
       Secara umum, penawaran uang ditentukan sepenuhnya oleh otoritas moneter
Bank Sentral. Bank Sentral dapat mengendalikan Jumlah Uang Beredar (Monetary
Base) dengan mengontrol cadangan wajib minimum bank, yang membuat pengaruh
untuk menghubungkan penawaran uang (M) pada Jumlah Uang Beredar (MB) lewat
sebuah hubungan berikut ini :
M = m x MB
M adalah penawaran uang; m adalah multiplier; dan MB merupakan Jumlah uang
beredar. Memperoleh angka multiplier
c = C/D
e = ER/D
R = RR + ER, jika RR = r x D, maka substitusi
R = (r x D) + ER
Karena MB = C + R, maka
MB = C + R = C + (r x D) + ER,
MB = (c x D) + (r x D) + (e x D) = (r + e + c) x D

D =                  ; dengan definisi Penawaran uang adalah jumlah uang beredar

ditambah tabungan.



                                          27
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                          http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




M = D + C = D + (C x D) = (1+c) x D ; substitusi D =                   diperoleh;

M=


m=

Keterangan :
m = multiplier uang; c = rasio jumlah uang beredar; e = rasio sisa cadangan minimum; r =
rasio cadangan minimum; D = jumlah tabungan; C = jumlah uang beredar di masyarakat; ER
= cadangan likuiditas; RR = cadangan minimum;

      Berdasarkan rumus diatas, kita dapat menyatakan hasil berikut;
      a. Multiplier uang dan penawaran uang secara negatif berhubungan dengan
         rasio cadangan minimun.
      b. Mulitipler uang dan penawaran uang secara negatif berhubungan dengan
         rasio jumlah uang beredar.
      c. Mulitipler uang dan penawaran uang secara negatif berhubungan dengan
         rasio cadangan likuiditas.
      d. Mulitipler uang dan penawaran uang secara negatif berhubungan dengan
         rasio jumlah uang beredar.
      e. Rasio cadangan likuiditas secara negatif berhubungan dengan tingkat bunga
         pasar.
      f. Rasio cadangan likuiditas secara positif berhubungan dengan aliran keluar
         tabungan diharapkan.
      Faktor-faktor   tambahan     yang    menentukan      penawaran     uang.   Asumsi
      sebelumnya bahwa Bank Sentral secara tepat mengontrol sepenuhnya Jumlah
      Uang Beredar (MB). Kemudian, JUB ini dibagi menjadi dua komponen yaitu
      Bank Sentral secara penuh dapat mengontrol JUB secara ketat dan kurang ketat.
      Komponen JUB bukan pinjaman (MBn) dibawah kontrol Bank Sentral, karena
      menghasilkan secara umum dari operasi pasar terbuka. Komponen MBn
      diperoleh dari jumlah uang beredar (MB) dikurangi pinjaman bank dari Bank
      Sentral (discount loans atau Borrowed Reserve (BR)).
      MBn = MB – BR → MB = MBn + BR


                                           28
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




      M      = m x (MBn + BR)Sehingga ;
      g. Penawaran uang secara positif berhubungan dengan jumlah uang beredar
           bukan pinjaman dari Bank Sentral (MBn).
      h. Penawaran uang secara positif berhubungan pada tingkat pinjaman bank
           dari Bank Sentral.
      Kesimpulan diperoleh dari analisis penawaran uang dari data periode 1980 –
      2005 (Mishkin, 2007) bahwa selama periode jangka panjang, penentu utama
      dari penawaran uang adalah jumlah uang beredar (M1) bukan pinjaman yang
      dikontrol sepenuhnya Bank Sentral dengan operasi pasar terbuka.


6.2   Teori Klasik Kuantitas Uang
      Teori kuantitas uang dibangun oleh Ekonom Klasik, teori kuantitas uang adalah
teori bagaimana jumlah nilai dari pendapatan agregat ditentukan. Karena teori ini
menggambarkan kepada kita bagaimana uang dipegang dalam sejumlah tertentu dari
pendapatan agregat maka disebut teori permintaan uang. Bagian penting dari teori
menyatakan bahwa tingkat bunga tidak memiliki pengaruh pada permintaan uang
(Mishkin, 2007).
      Kecepatan Perputaran Uang dan Persamaan Transaksi
      Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Irving Fisher dalam buku The
Purchasing Power of Money tahun 1911 (Mishkin, 2007). Fisher menguji hubungan
antara jumlah kuantitas uang M (Penawaran Uang) dan total pengeluaran pada barang
dan jasa dihasilkan dalam perekonomian (P x Y). P adalah tingkat harga dan Y
merupakan total output (pendapatan). P x Y juga disebut sebagai jumlah pendapatan
agregat perekonomian atau GDP). Gambaran konsep yang menghubungkan antara
kuantitas uang dan pendapatan disebut kecepatan perputaran uang (velocity of
money). Persamaan teori kuantitas uang dinotasikan berikut :
                                          ∙    =   ∙
Dimana :
M adalah jumlah uang beredar; V adalah kecepatan perputaran uang; P ∙ Y
merupakan GDP.


                                          29
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                      http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




     Persamaan pertukaran menjelaskan bahwa jumlah kuantitas uang akan
dilipatkan angka tertentu oleh jumlah berapa kali uang dibelanjakan dalam tahun
tertentu harus sama dengan jumlah total pendapatan.
     Persamaan diatas merupakan persamaan identitas, untuk menerjemahkan
persamaan dari pertukaran (dari sebuah identitas) ke dalam teori dari bagaimana
jumlah pendapatan ditentukan memerlukan sebuah pemahaman dari faktor-faktor
yang menentukan kecepatan perputaran uang.
     Irving Fisher berpendapat bahwa kecepatan perputaran uang ditentukan oleh
otritas moneter/lembaga keuangan yang mempengaruhi masyarakat melakukan
transaksi. Jika masyarakat lebih suka menggunakan kartu kredit dan debit dalam
berbelanja maka uang diperlukan lebih sedikit dalam mempengaruhi pendapatan
nasional (M turun relatif dengan GDP dan v akan meningkat). Sebaliknya, jika
masyarakat lebih suka menggunakan uang tunai dan cek, M akan naik relatif dengan
GDP dan v akan turun.
     Teori Kuantitas
     Fisher menyatkan bahwa velocity tidak berubah dalam jangka pendek merubah
persamaan dari pertukaran dalam teori kuantitas uang, dimana jumlah pendapatan
nominak ditentukan nyata pergerakan jumlah uang. Ketika kuatitas uang berlipat
ganda maka nilai GDP juga berlipat dua kali. Karena klasik berpendapat bahwa upah
dan harga fleksibel berubah, tingkat agregat output Y dalam perekonomian full
employment sehingga Y dalam persamaan dianggap konstan. Teori kuantitas uang
memberikan penjelasan perubahan pada tingkat harga : perubahan tingkat harga
akan mempengaruhi secara nyata perubahan kuantitas uang.
     Teori Kuantitas Permintaan Uang
     Berdasarkan rumus Fisher
                                             1
                                         =           ∙

                                         =       ∙       ∙
     Persamaan diatas menyatakan bahwa k adalah tetap, tingkat transaksi
dihasilkan pada tingkat pendapatan tertentu akan menentukan kuantitas permintaan



                                        30
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




uang masyarakat. Maka teori permintaan uang Fisher menyatakan bahwa Permintaan
uang sepenuhnya ditentukan tingkat pendapatan, dan tingkat bunga tidak berpengaruh
pada permintaan uang. Fisher sampai pada kesimpulan karena masyarakat memegang
uang hanya pada saat transaksi dan tidak memiliki kebebasan dalam kegiatan ini.
Permintaan uang ditentukan oleh (1) tingkat transaksi dihasilkan oleh tingkat jumlah
pendapatan (GDP) dan (2) institusi perekonomian yang mempengaruhi cara
masyarakat melakukan transaksi dan kemudian menentukan kecepatan perputaran
uang.


6.3     Teori Permintaan uang Keynes
        JM Keynes menyanggah teori klasik permintaan uang yang menyakini velocity
konstan dan mengembangkan teori permintaan uang yang menekankan pentingnya
tingkat bunga. Keynes menjelaskannya dalam buku The General Theory of
Employment, Interest, and Money tahun 1936. Teori permintaan uang Keynes
dikenal sebagai Liquidity Preference Theory (teori preferensi likuiditas). Keynes
mempostulat teori motif masyarakat memegang uang adalah motif transaksi
(transaction), berjaga-jaga (precautionary), dan spekulasi (speculative).
        Motif Transaksi
        Permintaan uang transaksi ditentukan oleh tingkat pendapatan, teori ini sama
dengan teori klasik. Masyarakat memegang uang karena sebagai media pertukatan
yang digunakan untuk transaksi sehari-hari. Sesuai dengan pemikiran klasik, Keynes
menekankan permintaan uang ditentukan tingkat transaksi yang proporsional dengan
tingkat pendapatan.
        Motif Berjaga-jaga
        Keynes sejalan dengan analisis klasik dengan menekankan adanya motif
tambahan untuk memegang uang selain transaksi yaitu masyarakat memegang uang
sebagai upaya untuk mengantisipasi kebutuhan yang tidak terduga. Keynes
menyatakan bahwa permintaan uang berjaga-jaga ditentukan tingkat transaksi yang
diharapkan di masa mendatang dan transaksi tersebut proporsional dengan tingkat
pendapatan.


                                          31
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




     Motif Spekulasi
     Permintaan uang ditentukan oleh motif dan transaksi, Keynes juga berpendapat
bahwa masyarakat juga memegang uang sebagai media penyimpan kekayaan sebagai
alasan memegang uang untuk motif spekulasi. Keynes juga melihat secara hati-hati
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan berdasarkan berapa banyak uang
dipegang sebagai penyimpan kekayaan, utamanya adalah tingkat bunga.
     Keynes membagi aset yang dapat menyimpan kekayaan dalam dua jenis yaitu
uang dan obligasi. Pertanyaan kemudian muncul : Mengapa masyarakat menentukan
untuk memegang kekayaan dalam bentuk uang daripada obligasi?
     Keynes berasumsi bahwa harapan hasil keuntungan uang adalah nol, sedangkan
harapan hasil keuntungan obligasi adalah pembayaran bunga dan tingkat harapan
keuntungan diperoleh. Keynes berpendapat bahwa masyarakat percaya bahwa tingkat
bunga menarik nilai normal. Jika tingkat bunga dibawah nilai normal, masyarakat
beranggapan suku bunga obligasi akan naik di masa datang dan beranggapan akan
memeproleh kerugian modal. Hasilnya, masyarakat akan lebih suka memegang uang
daripada membeli obligasi. Permintaan uang spekulasi secara negatif berhubungan
dengaan tingkat suku bunga.
     Menempatkan Tiga Motif Bersamaan
     Keynes membedakan antara kuantitas nominal dan kuantitas riil permintaan
uang dengan motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Uang dinilai dari kegunaan
dari apa yang dapat dibeli. Jika harga meningkat dua kali maka uang akan dapat
membeli sebagian jumlah barang. Keynes berpendapat bahwa masyarakat memegang
uang karena keseimbangan uang riil (M/P) yang berhubungan dengan tingkat
pendapatan (Y) dan tingkat suku bunga (i). Keynes menyatakan permintaan uang
yang dikenal dengan fungsi preferensi likuiditas berikut :

                                          = ( ,      )

Kesimpulan Keynes bahwa permintaan uang berhubungan tidak hanya dengan
pendapatan tetapi juga dengan tingkat suku bunga. Dengan cara menderivasi fungsi
likuiditas preferen untuk PY/M diperoleh bahwa kecepatan perputaran uang tidak



                                          32
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                         http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




konstan, tetapi seringkali berubah sesuai dengan perubahan tingkat suku bunga.
Preferensi likuiditas ditulis persamaan berikut :
                                                     1
                                             =
                                                    (, )
Mengalikan kedua sisinya dengan Y dan Md dapat diganti dengan M karena harus
sama di dalam keseimbangan pasar uang maka rumus kecepatan perputaran ditulis
berikut :

                                        =        =
                                                     (, )
Permintaan uang dipengaruhi negatif oleh tingkat suku bunga, ketika tingkat suku
bunga naik, f (i,Y) akan turun, dan kecepatan perputaran uang akan naik. Jika tingkat
suku bunga naik, maka masyarakat akan terdorong memegang lebih sedikit
keseimbangan uang riil pada tingkat pendapatan tertentu, kemudian tingkat kecepatan
perputaran uang menjadi lebih tinggi. Implikasi dari teori likuiditas preference adalah
tingkat suku bunga yang selalu mengalami fluktuasi yang menyebabkan kecepatan
perputaran uang juga berfluktuasi.
Model Keynesian permintaan uang spekulasi memberikan alasan kecepatan
perputaran uang tidak tetap.
Jika masyarakat berharap suku bunga di masa mendatang lebih tinggi dibandingkan
saat ini maka masyarakat akan berekspektasi harga obligasi turun dan akan
mengantisipasi kerugian modal. Harapan pendapatan dari memiliki obligasi akan
turun, dan uang kas lebih menarik dibandingkan obligasi. Hasilnya, permintaan uang
akan meningkat, nilai riil uang kan turun dan kecepatan perputaran uang akan turun.


6.4   Pendekatan Keynesian
      Transaksi Permintaan
      Perkembangan teori Keynes dikembangkan oleh William Baumol dan James
Tobin. Mereka mengembangkan model permintaan uang yang digambarkan
seringnya uang dan keseimbangan memegang uang untuk melakukan transaksi sangat
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Baumol dan Tobin berdasarkan                sebuah



                                            33
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




hipotesis individu   yang menerima pembayaran selama satu                periode dan
membelanjakan untuk transaksi dalam periode tersebut.
                              Gambar Transaksi Belanja
Pendapatan


10 Juta


                                          5 Juta




                      1             2                   1        2      3         4
Sumber : Miskin (2007) Gambar a.                    Gambar b.
     Gambaran awal dari Keseimbangan Kas dalam Model Baumol-Tobin dilihat di
gambar (a). Fulan memiliki pendapatan Rp. 10.000.000/bulan. Setiap bulan
membelanjakan semua uang dalam dua kali transaksi, awal bulan dia mengambil Rp.
5.000.000,- setelah uangnya habis pada pertengahan bulan maka dia mengambil lagi
Rp. 5.000.000,-. Setiap akhir bulan, pendapatannya habis. Smith mengambil uang di
Bank sebanyak 24 kali dalam setahun.
     Hal ini berbeda jika Fulan mengambil Rp. 5.000.000 dan menginvestasikan
obligasi Rp. 5.000.000. Saat pertengahan bulan uang kas sudah habis dibelanjakan,
maka Smith akan menjual obligasi senilai Rp. 5.000.000 untuk mendapatkan uang
kas. Rata-rata pengambilan uang berlipat ganda, di Bank 24 kali dan aktivitas
menjual obligasi menjadi uang kas 24 kali sehingga total 48 (Gambar b).
     Kesimpulan Baumol-Tobin permintaan uang transaksi adalah bagian utama
transaksi permintaan uang dipengaruhi secara negatif oleh tingkat suku bunga.
     Berjaga-jaga
     Permintaan uang berjaga-jaga sejalan dengan transaksi dilakukan. Permintaan
     uang berjaga-jaga secara negatif berhubngan dengan tingkat bunga.




                                         34
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




      Spekulasi
      Tobin mengembangkan model permintaan uang spekulasi yang berusaha untuk
      melengkapi analisis Keynes. Pemikiran dasar bahwa tidak hanya masyarakat
      yang memperhatikan hasil pengembalian investasi pada satu aset dengan
      mempertimbangkan jenis portofolio dimiliki dan resiko masing-masing. Tobin
      mengasumsikan masyarakat akan memilih aset dengan. Masyarakat akan
      memegang obligasi jika bunga yang diberikan lebih besar daripada return uang
      dipegang. Analisis Tobin juga menunjukkan masyarakat dapat mengurangi
      resiko investasi aset dengan melakukan diversifikasi portofolio.


6.5   Teori Modern Permintaan Uang Friedman
      Milton Friedman mengembangkan sebuah teori permintaan uang modern dalam
artikel “The Quantity Theory of Money : A Restatement”. Meskipun Friedman sering
merujuk Irving Fisher, tetapi analisis permintaan uang lebih dekat dengan Keynes.
Friedman menyatakan model permintaan uang berikut ini,

                            =       ,   −      ,   −    ,   −

          = Permintaan uang riil
      Yp = Pendapatan permanen atau jangka panjang
      rm = return uang
      rb = return obligasi
      re = return ekuitas (saham)
      πe = tingkat inflasi
      Permintaan uang dipengaruhi secara positif oleh tingkat pendapatan permanen.
Pendapatan permanen memiliki pergerakan perubahan yang lebih stabil karena
beberapa perubahan pendapatan relatif tetap. Implikasi konsep pendapatan permanen
sebagai penentu permintaan uang adalah permintaan uang tidak akan berfluktuasi
dengan perubahan siklus bisnis.
      Masyarakat dapat memegang kekayaan dalam beberapa bentuk disamping
uang. Friedman membagi dalam tiga tipe aset yaitu obligasi, saham, dan barang.




                                          35
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




Dorongan memiliki aset daripada uang ditentukan return setiap aset dibandingkan
dengan uang kas.
      Selisih ekspektasi return obligasi dengan uang meningkat maka permintaan
uang akan menurun. Begitu juga selisih ekspektasi return sahan dengan memegang
uang kas meningkat maka permintaan uang akan menurun. Jika inflasi lebih tinggi
dibandingkan return uang maka masyarakat akan menurunkan memegang uang.


6.6   Pasar Uang dan Tingkat Bunga
      Keseimbangan Pasar Uang Keynes
      Keseimbangan pasar uang dikembangkan oleh John Maynard Keynes yaitu
Kerangka Kerja Preferensi Likuiditas, yang menentukan keseimbangan tingkat bunga
dalam permintaan dan penawaran uang.
      Titik poin analisis Keynes asumsi dari dua kategori aset utama dimana
masyarakat menyimpan kekayaan dalam bentuk uang dan obligasi. Kuantitas jumlah
permintaan obligasi dan uang ditentukan :
      Bs + M s = B d + M d
      Bs - Bd = M d - M s
      Jika terjadi keseimbangan di pasar obligasi Bs = Bd dan juga di pasar uang Md =
Ms. Keseimbangan pasar uang terjadi saat jumlah permintaan uang sama dengan
jumlah penawaran uang pada tingkat bunga equilibrium.
      Kuantitas permintaan uang ditentukan oleh tingkat suku bunga dengan asumsi
pendapatan dan tingkat harga tetap. Saat suku bunga 25% permintaan uang 100 Juta
$, suku bunga turun menjadi 20% permintaan uang naik 200 Juta $, dan semakin
rendah tingkat bunga maka jumlah permintaan uang akan semakin bertambah. Suku
bunga 15% maka permintaan uang 300 Juta $, saat 10% maka permintaan uang 400
Juta $, dan 5 % maka permintaan uang 500 Juta $. Penawaran uang ditentukan
sepenuhnya oleh Bank Sentral sejumlah 300 Juta $, sehingga keseimbangan pasar
uang Md = Ms = 300 Juta $ dengan keseimbangan tingkat bunga 15%.




                                         36
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                         http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




                            Gambar Keseimbangan Pasar Uang
 i 7.
                              Ms




0,15




                                               Md
                              300                         $


        Keseimbangan Tingkat Bunga dalam Likuiditas Preferensi Keynes
        Pergeseran Permintaan Uang (Md)
        Menurut Keynes dalam analisis Likuiditas Preferensi, dua faktor yang
        menyebabkan pergerakan permintaan uang yaitu pendapatan dan tingkat harga.
        Efek Pendapatan. Peningkatan pendapatan menyebabkan permintaan uang akan
        meningkat sebaliknya jika pendapatan menurun akan menurunkan permintaan
        uang. Pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan uang.
        Efek Tingkat Harga. Peningkatan inflasi akan meyebabkan permintaan uang
        bertambah dan sebaliknya. Inflasi berpengaruh positif terhadap permintaan
        uang.
        Perubahan Penawaran Uang (Ms)
        Penawaran uang sepenuhnya dikontrol oleh Bank Sentral, sehingga jumlah
        uang beredar Autonomous.
        Guna melihat kerangka likuiditas preferensi dapat digunakan analisis perubahan
        tingkat bunga. Kita dapat melihat beberapa perubahan aplikasi yang dapat
        berguna dalam melihat pengaruh kebijakan moneter pada tingkat bunga.
        Perubahan Pendapatan.
        Ketika pendapatan meningkat maka permintaan uang meningkat dan
        menyebabkan tingkat bunga meningkat.


                                          37
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                     http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




Perubahan Tingkat Harga (Inflasi)
Tingkat harga meningkat maka permintaan uang meningkat dan akan
menyebabkan tingkat bunga naik.
Perubahan Penawaran Uang
Perubahan jumlah uang beredar bertambah akan menyebabkan suku bunga
menurun dan jumlah permintaan uang bertambah.


Keseimbangan Pasar Uang Friedman
Analisis   Likuiditas   Preferensi     memberikan     kesimpulan     akhir   bahwa
penambahan jumlah uang beredar akan menyebabkan penurunan tingkat suku
bunga. Kritikan likuiditas preferensi dikemukan oleh Friedman yang
menyatakan bahwa kondisi saat peningkatan jumlah uang beredar meningkat
akan menyebabkan tingkat suku bunga menurun (asumsi kondisi lain sama)
dinamakan efek likuiditas. Friedman melihat efek likuiditas sebagai bagian
dari kondisi riil saja : Peningkatan JUB tidak bisa mengasumsikan kondisi lain
tetap dan kan memiliki pengaruh ekonomi yang membuat tingkat bunga justru
meningkat.
Penjelasan Friedman secara rinci dijelaskan berikut :
Efek    Pendapatan. Peningkatan JUB mempengaruhi ekspansi peningkatan
pendapatan dan kekayaan. Kedua likuiditas preferensi dan penawaran dan
permintaan obligasi mengindikasikan tingkat suku bunga naik. Efek
peningkatan JUB akan menyebabkan peningkatan kekayaan dan pendapatan
sehingga tingkat suku bunga justru naik.
Efek Peningkatan Harga. Peningkatan JUB akan menyebabkan inflasi, sebagai
respon peningkatan inflasi makatingkat suku bunga justru akan meningkat.
Efek Ekspektasi Inflasi. Peningkatan JUB akan menyebabkan peningkatan
ekspektasi inflasi.




                                      38
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                         http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




Rangkuman
Permintaan uang klasik ditentukan oleh tingkat pendapatan dengan tingkat perputaran
uang tetap. Keynes mengemukakan teori preferensi likuiditas yang mendukung
permintaan uang klasik, tetapi bebeda pendapat tingkat perputaran uang tidak konstan
dan beranggapan tingkat bunga berperan penting pada permintaan uang. Keynes
menjelaskan permintaan uang dipengaruhi motif transaksi, berjaga-jaga dan
spekulasi. Tobin melengkapi teori Keynes dengan menjelaskan permintaan uang
dipengaruhi oleh jenis portofolio dan resikonya. Friedmann melengkapi teori Keynes
dengan menjelaskan permintaan uang riil ditentukan oleh tingkat pendapatan
permanen, selisih return aset return uang, dan selisih retur dengan inflasi.


Soal.
   1. Jelaskan permintaan uang berdasarkan pandangan Klasik!
   2. Jelaskan kritikan Keynes terhadap Teori Klasik!
   3. Sebutkan dan jelaskan masyarakat memegang uang berdasarkan Teori keynes!
   4. Jelaskan permintaan uang berdasarkan James Tobin?
   5. Jelaskan kritikan Friedmann terhadap Teori Keynes?
   6. Jelaskan dengan gambar Keseimbangan Pasar uang Keynes?
   7. Jelaskan dengan gambar Keseimbangan Pasar uang Friedmann?


Tugas
Berdasarkan data jumlah uang beredar dan GDP di Indonesia 1970-2011,
Gambarkanlah grafik JUB dan GDP, carilah nilai velosity, dan hubungan korelasi
antara JUB dan GDP!




                                           39
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




                      BAB VI KEBIJAKAN MONETER



Sub kompetensi yang dicapai yaitu :
      1. Menjelaskan instrumen dan trnsmisi kebijakan moneter.
      2. Menjelaskan efek dan pengaruh kebijakan moneter dari aspek bisnis dan
         perdagangan internasional.


        Tujuan kebijakan makroekonomi adalah mengendalikan tingkat harga,
mengendalikan kurs Rupiah/$, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi
kemiskinan, dan menciptakan lapangan pekerjaaan.
        Otoritas moneter BI bertugas adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah (pasal 7). Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah
terhadap barang dan jasa tercermin dari perkembangan laju inflasi serta kestabilan
terhadap mata uang negara lain.
        Secara teoritis, pencapaian keseimbangan internal dan eksternal makroekonomi
ditunjukkan oleh keseimbangan di pasar barang, pasar uang, dan neraca pembayaran.
Pembahasan kebijakan moneter ini akan mempengaruhi keseimbangan pasar uang,
penawaran uang, permintaan uang dan suku bunga.
6.1     Kebijakan Moneter
        Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh otoritas
moneter/BI utnuk mempengaruhi jumlah uang beredar            dan tingkat bunga yang
bersifat ekspansif dan kontraktif. Definis lain, kebijakan moneter digunakan untuk
mengatur perekonomian makro menstabilkan nilai rupiah dan inflasi dengan cara
mempengaruhi sisi permintaan uang, penawaran uang, dan tingkat suku bunga.
        Secara tegas dalam UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan UU
Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 1999,                     BI
mempunyai tiga tugas utama yaitu 1). Menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, 2). Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, DAN 3).
Mengatur dan mengawasi bank.


                                          40
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                          http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




       Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank
Indonesia berwenang:
       a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter moneter dengan memperhatikan
          sasaran laju inflasi.
       b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang
         termasuk tetapi tidak terbatas pada :
           Operasi Pasar Terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing,
           Penetapan tingkat diskonto,
           Penetapan cadangan wajib minimum,
           Pengaturan kredit atas pembiayaan (pasal 10).
      c. Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada
         Bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek (pasal 11).
      d. Dalam suatu hal suatu Bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak
         sistemik dan berpotensi krisis yang membahayakan sistem keuangan, BI
         dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi
         bebab Pemerintah (pasal 11).
      e. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah
         ditetapkan (pasal 12).
      f. Mengelola cadangan devisa (pasal 13).


6.2    Instrumen Kebijakan Moneter
       Secara    operasional,     pengendalian    sasaran-sasaran    moneter     tersebut
menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang
baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan
wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat
melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
      Instrumen kebijakan moneter dibagi dalam dua jenis (Hady, 2000) :
      1. Instrumen Kuantitatif
          a. Jumlah uang Beredar (Base Money).
          b. Operasi pasar terbuka (open market operation)


                                           41
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                   http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




       Operasi pasar terbuka adalah pemerintah mengendalikan jumlah uang
       beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik
       pemerintah (government securities). Jika ingin mengurangi jumlah
       uang beredar,      maka pemerintah menjual surat-surat berharga (open
       market selling). Dengan demikian uang yang ada dalam masyarakat
       mengalir ke otoritas moneter, sehingga jumlah uang beredar berkurang.
       Sebaliknya,    jika   ingin menambah        jumlah uang beredar, maka
       pemerintah    menjual kembali surat-surat berharga tersebut (open
       market buying). Guna mengefektifkan operasi pasar terbuka ini,
       Bank Indonesia telah mengembangkan kedua instrumen tersebut
       dengan   menambahkan      fasilitas   repurchase agreement (repo)       ke
       masing-masing instrumen sehingga saat ini dikenal SBI Repo atau
       SBPU repo.
   c. Fasilitas diskonto (discount rate)
       Tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan
       pemerintah    atas bank-bank umum yang meminjam ke bank sentral.
       Dalam kondisi tertentu, bank-bank        mengalami    kekurangan     uang,
       sehingga mereka harus meminjam kepada bank sentral. Kebutuhan
       ini dapat dimanfaatkan       oleh     pemerintah   untuk mengurangi atau
       menambah jumlah uang beredar.
   d. Rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio)
       Penetapan rasio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang
       beredar. Jika rasio cadangan diperbesar, maka kemampuan bank
       memberikan kredit akan lebih kecil dibanding sebelumnya.
   e. Batas maksimum pemberian kredit (BMPK) atau Legal Lending Limit
       (LLL).
2. Instrumen Kualitatif
   a. Seleksi fasilitas kredit (KLBI, KUT, KUK, KMKP)
   b. Moral Suasion, imbauan moral dari otoritas moneter.




                                     42
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                      http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




6.3   Analisis Kebijaksanaan
      Jumlah uang beredar merupakan salah satu indikator kebijakan moneter yang
sangat penting dan memiliki peranan yang besar karena dampak langsungnya pada
perekonomian Indonesia. Dampak tersebut terjadi melalui beberapa jalur, seperti
dijelaskan berikut ini.
a. Jalur Biaya Modal
Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui jalur biaya modal
dapat digambarkan sebagai berikut :




b. Jalur Kekayaan
Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui jalur kekayaan
dapat digambarkan sebagai berikut :




c. Jalur Harga Relatif
Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui jalur harga relatif
dapat digambarkan sebagai berikut :




                                       43
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                      http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




d. Jalur Langsung
Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui jalur langsung
dapat digambarkan sebagai berikut :




Tenggang waktu (lag) Efek dari Kebijakan Moneter
Dampak kebijakan moneter terhadap kestabilan dan pertumbuhan ekonomi akan
tergantung pada :
   Kuat tidaknya hubungan antara perubahan kebijakan moneter yang dilakukan
    dengan kegiatan ekonomi.
   Jangka waktu antara terjadinya perubahan kebijakan moneter sampai terjadinya
    efek terhadap kegiatan ekonomi (lag)
   Jangka waktu atau lag yang dimaksud terdiri dari bebepa komponen/unsur, yakni




        Dimana :
        t0 : Periode awal adanya kebijakan moneter
        t1 : Kurun waktu pertama sejak adanya kebijakan moneter
        t2 : Kurun waktu kedua sejak adanya kebijakan moneter
        t3 : Kurun waktu ketiga sejak adanya kebijakan moneter




                                           44
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                       http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




     Periode t0 s.d. t1 merupakan Recognition lag, yakni waktu yang diperlukan
oleh Bank Indonesia untuk mengumpulkan data ekonomi dan menganalisis
perubahan aktivitas ekonomi yang diinginkan dengan melaksanakan kebijakan
moneter tersebut. Misalnya pada periode t0 telah terjadi perubahan aktivitas ekonomi,
misalnya kenaikan jumlah pengangguran. Dengan fenomena itu, sebelum mengambil
dan menentukan kebijakan moneter untuk mengatasi pengangguran tersebut, Bank
Indonesia memerlukan waktu terlebih dahulu untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan masalah pengangguran tersebut.
     Administrative lag (t1 – t2 ) merupakan periode antara diketahuinya (oleh BI)
berbagai informasi yang akan diperkirakan untuk merubah kebijakan moneter,
dengan waktu dimana BI benar-benar merubah satu atau beberapa instrumen
kebijakan moneter (t2 ).
     Keseluruhan antara Recognition lag dan Adminitrative lag ini disebut dengan
Inside lag, yakni kurun waktu antara perubahan/kejadia ekonomi yang memerlukan
perubahan kebijakan moneter dengan perubahan satu atau beberapa instrumen
kebijakan moneter.
     Selanjutnya, kurun waktu antara telah berubahnya satu atau beberapa instrumen
kebijakan moneter untuk mengatasi suatu masalah ekonomi sampai dengan efek atau
dampak nyata kebijakan moneter tersebut pada kegiatan ekonomi, disebut dengan
Outside/Impact lag. Dengan kata lain, Outside lag mengukur seberapa lama waktu
yang dibutuhkan dari perubahan instrumen kebijakan moneter, dapat memberi efek
pada penyelesaian masalah ekonomi yang dipecahkan/diselesaikan.
     Lag inilah yang kemudian dijadikan salah satu alat ukur efektifitas kebijakan
moneter Bank Indonesia. Logikanya, semakin cepat atau pendek lag/waktu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan efek, semakin baik kebijakan moneter tersebut.
Jangan sampai efek yang terjadi sudah terlambat dan bahkan justru memperparah
keadaan atau masalah yang sedang terjadi dalam perekonomian.




                                         45
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                      http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




Paling tidak, implementasi kebijkan moneter melibatkan beberapa elemen, yakni :
o Penguasa moneter (Pemerintah /BI)
o Sistem moneter (Perbankan)
o Instrumen moneter (jenis-jenis kebijakan moneter)
o Target dan Indikator moneter
o Sasaran kebijakan moneter (Perekonomian Indonesia)
Secara sederhana, implementasi kebijakan moneter dapat dijelaskan dengan
menggunakan gambar analogi sebagai berikut :




       Sumber : Nophirin, 2000.




                                        46
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                      http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




6.4    Efektivitas Kebijaksanaan Moneter dan Fiskal
       Kebijakan Moneter dan Keseimbangan Ekonomi: Analisis IS-LM Pengaruh
kebijakan moneter terhadap keseimbangan ekonomi
             Gambar Dampak Kebijakan Moneter terhadap Perekonomian




               Sumber: Rahardja dan Manurung, (2003)
         Kurva IS menggambarkan kondisi keseimbangan pasar barang dan jasa,
sedangkan kurva LM menggambarkan kondisi keseimbangan di pasar uang.
Kebijakan pemerintah untuk mengubah jumlah uang beredar dalam masyarakat
akan     menggeser kurva LM dan berpengaruh terhadap perekonomian, karena
mengubah titik potong kurva IS-LM yang berarti mengubah titik keseimbangan
ekonomi. Pada gambar 2.1 kondisi keseimbangan awal ditunjukkan oleh titik E0
dimana     tingkat pendapatan sebesar Y0 dan tingkat      bunga    adalah r0.    Jika
pemerintah menambah jumlah uang beredar, kurva LM bergeser ke kanan (dari
LM0 ke LM1), sehingga titik keseimbangan juga bergeser dari Eo ke E1. Pada titik
keseimbangan yang baru (E1), output keseimbangan adalah Y1 yang lebih besar dari
Y0 sedangkan tingkat bunga adalah r1 yang lebih rendah dari r0. Artinya, kebijakan
moneter ekspansif dalam konteks gambar 2.1 dapat memacu pertumbuhan
ekonomi dan menurunkan tingkat bunga. Dalam perekonomian pasar, kenaikan



                                       47
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




tingkat bunga mengindikasikan telah terjadinya kelebihan permintaan investasi,
yang akibatnya dapat dilihat pada dua sisi:
1) sisi output. kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan ada beberapa rencana
investasi   yang dibatalkan, sebagai akibatnya pertambahan kapasitas produksi
menjadi lebih kecil
2) sisi biaya kenaikan tingkat bunga akan menaikkan biaya produksi dikarenakan
naiknya biaya modal.
Dari kedua hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kenaikan tingkat bunga akan
memicu terjadinya inflasi.


Rangkuman
Kebijakan moneter bertujuan akhir mengedalikan inflasi melalui instrumen jumlah
uang beredar dan kurs. Instrumen yang digunakan Bank Indonesia dalam kebijakan
moneter adalah jumlah uang beredar, operasi pasar terbuka, reserve requirement, dan
discount rate. Jalur transmisi yang digunakan terdiri empat jenis yaitu jalur biay
modal, kekayaan, relatif dan langsung. Kebijakan moneter dianalisis dengan kurva
IS-LM yang akan menjelaskan keseimbangan tingakat bunga dan pendapatan.

Soal.
   1. Jelaskan intrumen yang dipakai dalam kebijakan moneter!
   2. Sebutkan dan kelaskan jalur teansmisi kebijakan moneter?
   3. Jelaskan pengaruh kebijakan moneter karena adanya time lag?
   4. Jelaskan pengaruh kebijakan moneter dengan kurva IS-LM!
   5. Jelaskan pengaruh kebijakan moneter terhadap perekonomian yang dapat
       mendorong aktivitas bisnis ekspor-impor!




                                          48
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                         http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




                                BAB VII INFLASI



Sub kompetensi yang dicapai :
   1. Menjelaskan tentang inflasi, jenis-jenisnya, faktor-faktor penentu, efek
       pengaruh inflasi dan kebijakan mengendalikan inflasi dari sisi moneter.
   2. Menjelaskan efek inflasi terhadap aktivitas Bisnis dan Perdagangan
       Internasional


7.1 Inflasi
      Inflasi diartikan suatu kondisi meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut
inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada
barang lainnya. Kondisi menurunnya harga-harga secara umum dan terus menerus
disebut deflasi.
      Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga
Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan
harga dari barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Survei Biaya Hidup (SBH)
dijadikan sebagai acuan IHK oleh Badan Pusat Statistik (BPS). BPS akan memonitor
perkembangan harga barang dan jasa tersebut secara bulanan di pasar tradisional dan
modern setiap Kota/Kabupaten seluruh Indonesia.
      Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:
      1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar
          komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar
          pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar
          pada pasar pertama atas suatu komoditas.
      2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran
          level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam




                                           49
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                           http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




          suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB
          atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.

7.2 Jenis Inflasi
      Jenis inflasi akan dibagi berdasarkan nilai dan sumbernya. Adapun, inflasi
berdasarkan nilai terdiri dari tiga jenis yaitu :
    a. Inflasi Moderat (Moderat Inflation)
        Jenis inflasi ditandai dengan harga-harga yang meningkat secara lambat, laju
        inflasi sebesar satu digit per tahun. Nilai inflasi 1 - 9% per tahun. Cirinya
        ditandai adanya kenaikan harga-harga yang relatif stabil, nilai riil uang cukup
        stabil.
    b. Inflasi Ganas (Galloping Inflation)
        Inflasi yang ditandai dengan laju inflasi senilai dua digit per tahun. Nilai
        inflasi 10 – 99% per tahun.         Jika inflasi ganas timbul, maka timbullah
        gangguan-gangguan serius terhadap perekonomian. Umumnya sebagian besar
        kontrak disusun dalam indeks harga atau mata uang asing, seperti dollar. Nilai
        riil uang menurun sangat cepat. Pasar keuangan menjadi tidak bergairah,
        bursa saham lesu, dan dana-dana pada umumnya dialokasikan berdasarkan
        rasio dari pada berdasarkan tingkat bunga. Masyarakat lenih memeilih aset
        yang memiliki return pendapatan lebih tinggi daripada nilai inflasi. Aset yang
        dipilih emas, lahan, properti.
    c. Hiperinflasi
        Inflasi yang bernilai tiga digit per tahun, nilai inflasi lebih dari 100%.
        Meskipun perekonomian tampaknya dapat bertahan dari inflasi ganas, jenis
        inflasi ketiga ini sangat mematikan Tidak ada segi baik perekonomian pasar,
        apabila harga-harga meningkat jutaan atau bahkan triliunan persen per tahun.


    Inflasi berdasarkan pemisahan sumber penyebabnya dibagi menjadi inflasi inti
    dan non inti. Pembagian tersebut dinamakan disagregasi inflasi. Disagegasi inflasi
    dijelaskan berikut ini:



                                             50
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                          http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




    1. Inflasi Inti, yaitu Komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten
       (persistent component) dalam pergerakan perubahan laju inflasi dan
       dipengaruhi faktor fundamental, seperti:
       o Interaksi permintaan-penawaran

       o Lingkungan eksternal: nilai tukar kurs mata uang asing, harga komoditi

            internasional, dan inflasi mitra dagang dari negara lain.
       o Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen

   2. Inflasi non Inti, yaitu Komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya
       karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti
       terdiri dari :
       o Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food)

            Inflasi yang dominan dipengaruhi shocks (kejutan) yang mempengaruhi
            sisi jumlah penawaran (supply side) dalam kelompok bahan makanan.
            Kejutan ini berupa gagal panen, gangguan alam, dan kenaikan harga
            komoditas pangan domestik, dan internasional.
       o Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices)

            Inflasi yang dominan dipengaruhi shocks (kejutan) akibat kebijakan harga
            Pemerintah seperti kenaikan harga BBM bersubsidi, pengurangan subsidi,
            kenaikan tarif listrik, tarif angkutan, kenaikan gaji pegawai, dan
            sebagainya.


7.3 Faktor Determinan Inflasi
      Inflasi dipengaruhi oleh faktor sisi supply (cost push inflation), sisi permintaan
(demand pull inflation), dan ekspektasi inflasi. Penjelasan determinan inflasi sebagai
berikut :
    1. Cost Push Inflation disebabkan depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar
        negeri terutama harga barang impor, peningkatan harga-harga komoditi yang
        diatur pemerintah (administered price), terjadi negative supply shocks akibat
        bencana alam dan terganggunya distribusi.




                                            51
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                     http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




       Jika harga bahan baku impor naik akibat kurs USD/IDR terapresiasi maka
       biaya produksi bertambah dan harga produk akan meningkat. Jika sebagian
       besar industri di Indonesia tergantung bahan baku impor maka harga-harga
       akan naik (inflasi).
    2. Demand Pull Inflation dipengaruhi kenaikan permintaan barang dan jasa
       lebih besar dibandingkan jumlah produksi/pasokan persediaan. Permintaan
       emas, minyak bumi, rumah meningkat dibandingkan ketersediaan pasokan
       produksi akan menyebabkan kenaikan harga-harga komoditas tersebut.
    3. Ekspektasi inflasi dipengaruhi perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi
       dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan kegiatan
       bisnis. Ekspektasi inflasi ini tercermin dari pembentukan harga di tingkat
       produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar
       keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru), kenaikan gaji pegawai negeri,
       dan upah minimum regional         (UMR). Meskipun ketersediaan barang
       mencukupi untuk mendukung kenaikan permintaan, namun harga barang dan
       jasa pada saat-saat hari raya keagamaan meningkat lebih tinggi dari komdisi
       supply-demand tersebut. Demikian halnya pada saat kenaikan gaji pegawai
       dan penentuan UMR, pedagang ikut pula meningkatkan harga barang meski
       kenaikan upah tersebut tidak terlalu signifikan dalam mendorong peningkatan
       permintaan.


7.4 Dampak Inflasi
     Kestabilan inflasi merupakan hal penting bagi masyarakat, pertumbuhan
ekonomi, manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Inflasi yang tinggi
dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi
masyarakat.
Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan
terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan
semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.




                                       52
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi
pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan
bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam
melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan
pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di
negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif
sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.


7.5 Kebijakan Moneter dan Inflasi
     Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah
kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi.
     Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai
sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut
sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Bank Indonesia melakukan
kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar
atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan
oleh Pemerintah.
     Dalam melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia menganut sebuah
kerangka kerja yang dinamakan Inflation Targeting Framework (ITF). Kerangka
kerja ini diterapkan secara formal sejak Juli 2005, setelah sebelumnya menggunakan
kebijakan moneter yang menerapkan uang primer (base money) sebagai sasaran
kebijakan moneter.
     Dengan kerangka ITF, Bank Indonesia mengumumkan sasaran inflasi kepada
publik dan kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang
ditetapkan oleh Pemerintah tersebut.
     Kebijakan moneter dilakukan mencapai sasaran inflasi di masa datang.
Perubahan tinjauan dan pantauan kebijakan moneter dilakukan terus menerus dan




                                         53
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




dievaluasi melihat perkembangan inflasi mendatang sesuai dengan sasaran inflasi
yang telah dicanangkan.
     Kebijakan moneter diliakukan secara transparan dan akuntabel kebijakan
kepada publik.    Secara operasional, perubahan kebijakan moneter dilakukan
penetapan suku bunga kebijakan (BI Rate) yang diharapkan akan memengaruhi suku
bunga pasar uang dan suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan.
Perubahan suku bunga ini pada akhirnya akan memengaruhi output dan inflasi.
     Dengan telah dilepaskannya sistem nilai tukar dengan band intervensi nilai
tukar (crawling band) di tahun 1997, Bank Indonesia memerlukan jangkar nominal
(nominal anchor) baru dalam rangka menjalankan kebijakan moneter. Jangkar
nominal adalah variabel nominal (seperti indeks harga, nilai tukar, atau uang beredar)
yang ditargetkan secara eksplisit oleh bank sentral sebagai dasar/patokan bagi
pembentukan harga lainnya.
     Kebijakan moneter memerlukan jangkar nominal untuk menentukan adanya
kejelasan arah kebijakan moneter sehingga masyarakat memiliki pedoman ekspektasi
inflasi. Selain itu juga, Bank Indonesia secara konsisten dapat mencapainya akan
meningkatkan kredibilitas kebijakan moneter.


7.6 Bank Indonesia dan Inflasi
     Kebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk mengelola tekanan harga
yang berasal dari sisi permintaan aggregat (demand management) relatif terhadap
kondisi sisi penawaran. Kebijakan moneter tidak ditujukan untuk merespon kenaikan
inflasi faktor bersifat kejutan yang bersifat sementara dan akan hilang dengan
sendirinya.
     Hal tersebut karena keterbatasan Bank Indonesia mengendalikan inflasi
dipengaruhi kejutan (shocks). Maka BI memerlukan kerjasama dan koordinasi dengan
Pemerintah melalui kebijakan makroekonomi yang terintegrasi baik dari kebijakan
fiskal, moneter maupun sektoral. Koordinasi antara pemerintah dan BI dengan
membentuk Tim Koordinasi Penetapan Sasaran, Pemantauan dan Pengendalian
Inflasi (TPI) tahun 2005.


                                         54
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                     http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




     Dalam Nota Kesepahaman antara Pemerintah dan Bank Indonesia, sasaran
inflasi ditetapkan tiga tahun ke depan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
Berdasarkan   PMK No.143/PMK.011/2010, sasaran           inflasi yang    ditetapkan
Pemerintah periode 2010–2012 adalah 5,0%, 5,0%, dan 4,5% dengan deviasi ±1%.


              Tabel Perbandingan Target Inflasi dan Aktual Inflasi
              Tahun Target Inflasi Inflasi Aktual (%, yoy)
              2001     4% - 6%      12,55
              2002     9% - 10%     10,03
              2003     9 +1%        5,06
              2004     5,5 +1%      6,40
              2005     6 +1%        17,11
              2006     8 +1%        6,60
              2007     6 +1%        6,59
              2008     5 +1%        11,06
              2009     4,5 +1%      2,78
              2010*    5+1%         -
              2011*    5+1%         -
              2012*    4.5+1%       -
      *) berdasarkan PMK No.143/PMK.011/2010 tanggal 24 Agustus 2010




                                      55
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
                                        http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.




Rangkuman
Inflasi merupakan masalah perekonomian yang ditandai dengan kenaikan harga
barnag- dan jasa secara umum dan         bersamaan. Inflasi dibagi tiga berdasarkan
nilainya yaitu moderat, ganas, dan hiperinflasi. Inflasi diagregasi menjadi inflasi inti
dan non inti. Inflasi disebabkan dari sisi biaya produksi, kenaikan permintaan, dan
ekspekstasi pelaku ekonomi. Dampak inflasi adalah menurunnya pendapatan riil
masyarakat, ketidakstabilan harga, dan tekanan pada nilai kurs rupiah. Bank
Indonesia mengendalikan inflasi dengan kerangka Inflation Target Frremwork (ITF)
bekerjasama dengan Kementereian Keuangan, Perindustrian dan Perdagangan. Target
inflasi ditetapkan Menteri Keuangan sebagai acuan target inflasi.

Soal
   1. Apa yang dimaksud inflasi?
   2. Jelaskan perbedaan inflasi berdasarkan nilainya?
   3. Jelaskan sumber-sumber penentu inflasi inti dan non inti?
   4. Jelaskan sumber penyebab inflasi karena harga bahan baku impor naik akibat
       kurs?
   5. Jelaskan dampak inflasi bagi aktivitas produksi dan penentuan harga
       komoditas ekspor?




                                          56
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter

More Related Content

What's hot

Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasiSugeng Budiharsono
 
Bab 11 permintaan-penawaran uang
Bab 11   permintaan-penawaran uangBab 11   permintaan-penawaran uang
Bab 11 permintaan-penawaran uangYusron Blacklist
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeCut Endang Kurniasih
 
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianFungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianOpissen Yudisyus
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalmiftakhulkhoiroh
 
Inflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranInflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranGunawan Manalu
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasionalJuni Effendi
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
6 kurs valuta asing
6 kurs valuta asing6 kurs valuta asing
6 kurs valuta asingJuni Effendi
 
Bab 10 keseimbangan pasar uang
Bab 10   keseimbangan pasar uangBab 10   keseimbangan pasar uang
Bab 10 keseimbangan pasar uangYusron Blacklist
 
M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaerlina na
 

What's hot (20)

Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Bab 11 permintaan-penawaran uang
Bab 11   permintaan-penawaran uangBab 11   permintaan-penawaran uang
Bab 11 permintaan-penawaran uang
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianFungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
 
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIAMATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskal
 
Inflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranInflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguran
 
Uang power point
Uang power pointUang power point
Uang power point
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
Pasar Uang & Valuta Asing
Pasar Uang & Valuta AsingPasar Uang & Valuta Asing
Pasar Uang & Valuta Asing
 
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
 
Uang dan Inflasi
Uang dan InflasiUang dan Inflasi
Uang dan Inflasi
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
KONSUMSI
KONSUMSIKONSUMSI
KONSUMSI
 
Ekonomi: Kurs Valuta Asing
Ekonomi: Kurs Valuta AsingEkonomi: Kurs Valuta Asing
Ekonomi: Kurs Valuta Asing
 
6 kurs valuta asing
6 kurs valuta asing6 kurs valuta asing
6 kurs valuta asing
 
Bab 10 keseimbangan pasar uang
Bab 10   keseimbangan pasar uangBab 10   keseimbangan pasar uang
Bab 10 keseimbangan pasar uang
 
M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
 

Viewers also liked

BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterMang Engkus
 
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB UnairMateri Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB UnairFarandi Octorizki
 
Ekonomi moneter ppt
Ekonomi moneter pptEkonomi moneter ppt
Ekonomi moneter pptRabiah Biah
 
Makalah ekonomi moneter
Makalah ekonomi moneterMakalah ekonomi moneter
Makalah ekonomi moneterhermidamisyaf
 
Ppt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneterPpt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneterrifkyfirman
 
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaranKebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaranSelfia Dewi
 
Makalah kebijakan moneter islami
Makalah kebijakan moneter islamiMakalah kebijakan moneter islami
Makalah kebijakan moneter islamiNoeghraha Prathama
 
Ekonomi moneter materi uang
Ekonomi moneter materi uang Ekonomi moneter materi uang
Ekonomi moneter materi uang adhela48
 
Studi kasus konversi mata uang
Studi kasus konversi mata uang Studi kasus konversi mata uang
Studi kasus konversi mata uang lyerisya elf
 
Dasar belanjawan
Dasar belanjawanDasar belanjawan
Dasar belanjawanqashah09
 
Kebijakan moneter dalam perspektif islam
Kebijakan moneter dalam perspektif islamKebijakan moneter dalam perspektif islam
Kebijakan moneter dalam perspektif islamEka Widia
 
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB IIMakalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB IIRifatin Aprilia
 
Tugas Mata Kuliah NP 20175
Tugas Mata Kuliah NP 20175Tugas Mata Kuliah NP 20175
Tugas Mata Kuliah NP 20175upbjjbandung
 
Manajemen operasional
Manajemen operasionalManajemen operasional
Manajemen operasionalAtha Meidy
 

Viewers also liked (20)

BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
 
7.ekonomi moneter
7.ekonomi moneter7.ekonomi moneter
7.ekonomi moneter
 
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB UnairMateri Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
 
Ekonomi moneter
Ekonomi moneterEkonomi moneter
Ekonomi moneter
 
Ekonomi moneter ppt
Ekonomi moneter pptEkonomi moneter ppt
Ekonomi moneter ppt
 
Makalah ekonomi moneter
Makalah ekonomi moneterMakalah ekonomi moneter
Makalah ekonomi moneter
 
Ppt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneterPpt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneter
 
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaranKebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
 
Makalah kebijakan moneter islami
Makalah kebijakan moneter islamiMakalah kebijakan moneter islami
Makalah kebijakan moneter islami
 
Makalah kebijakan moneter
Makalah kebijakan moneterMakalah kebijakan moneter
Makalah kebijakan moneter
 
Ekonomi moneter materi uang
Ekonomi moneter materi uang Ekonomi moneter materi uang
Ekonomi moneter materi uang
 
Studi kasus konversi mata uang
Studi kasus konversi mata uang Studi kasus konversi mata uang
Studi kasus konversi mata uang
 
Dasar belanjawan
Dasar belanjawanDasar belanjawan
Dasar belanjawan
 
cara menghitung inflasi
cara menghitung inflasicara menghitung inflasi
cara menghitung inflasi
 
KONSEP DAN PENGERTIAN INFLASI
KONSEP DAN PENGERTIAN INFLASIKONSEP DAN PENGERTIAN INFLASI
KONSEP DAN PENGERTIAN INFLASI
 
Kebijakan moneter dalam perspektif islam
Kebijakan moneter dalam perspektif islamKebijakan moneter dalam perspektif islam
Kebijakan moneter dalam perspektif islam
 
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB IIMakalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
 
Uang dan inflasi
Uang dan inflasiUang dan inflasi
Uang dan inflasi
 
Tugas Mata Kuliah NP 20175
Tugas Mata Kuliah NP 20175Tugas Mata Kuliah NP 20175
Tugas Mata Kuliah NP 20175
 
Manajemen operasional
Manajemen operasionalManajemen operasional
Manajemen operasional
 

Similar to Modul ekonomi moneter

1. Konsep Uang , Bank dan Lembaga Keuangan Lain.pptx
1. Konsep Uang , Bank dan Lembaga Keuangan Lain.pptx1. Konsep Uang , Bank dan Lembaga Keuangan Lain.pptx
1. Konsep Uang , Bank dan Lembaga Keuangan Lain.pptxAdiyathRandy
 
PPT pengantar bisnis kel 11.pptx
PPT pengantar bisnis kel 11.pptxPPT pengantar bisnis kel 11.pptx
PPT pengantar bisnis kel 11.pptxPutriBalqis80
 
Uang dan Perbankkan
Uang dan PerbankkanUang dan Perbankkan
Uang dan PerbankkanJogo Hera
 
Ekonomi uang
Ekonomi   uangEkonomi   uang
Ekonomi uangGu-chan
 
EMon 1 - Ruang Lingkup dan Uang.pptx
EMon 1 -  Ruang Lingkup dan Uang.pptxEMon 1 -  Ruang Lingkup dan Uang.pptx
EMon 1 - Ruang Lingkup dan Uang.pptxRahmadKhadafi2
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalMontisa Rizki
 
materi Sejarah Uang.ppt
materi Sejarah Uang.pptmateri Sejarah Uang.ppt
materi Sejarah Uang.pptArmanHadi6
 
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptxUANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptxWukirAsh
 
Uang dan Lembaga Keuangan
Uang dan Lembaga KeuanganUang dan Lembaga Keuangan
Uang dan Lembaga KeuanganZufar Asyraf Al
 
Sistem dan alat pembayaran
Sistem dan alat pembayaranSistem dan alat pembayaran
Sistem dan alat pembayaran-
 
4. Uang dan Bank.pptx
4. Uang dan Bank.pptx4. Uang dan Bank.pptx
4. Uang dan Bank.pptxWinaPaul
 
Tugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MA
Tugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MATugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MA
Tugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MAMahiroh Iyoh
 

Similar to Modul ekonomi moneter (20)

uang
uanguang
uang
 
Uang dan bank
Uang dan bankUang dan bank
Uang dan bank
 
Modul 3 KB 4
Modul 3 KB 4Modul 3 KB 4
Modul 3 KB 4
 
1. Konsep Uang , Bank dan Lembaga Keuangan Lain.pptx
1. Konsep Uang , Bank dan Lembaga Keuangan Lain.pptx1. Konsep Uang , Bank dan Lembaga Keuangan Lain.pptx
1. Konsep Uang , Bank dan Lembaga Keuangan Lain.pptx
 
PPT pengantar bisnis kel 11.pptx
PPT pengantar bisnis kel 11.pptxPPT pengantar bisnis kel 11.pptx
PPT pengantar bisnis kel 11.pptx
 
Uang dan Perbankkan
Uang dan PerbankkanUang dan Perbankkan
Uang dan Perbankkan
 
Ekonomi uang
Ekonomi   uangEkonomi   uang
Ekonomi uang
 
EMon 1 - Ruang Lingkup dan Uang.pptx
EMon 1 -  Ruang Lingkup dan Uang.pptxEMon 1 -  Ruang Lingkup dan Uang.pptx
EMon 1 - Ruang Lingkup dan Uang.pptx
 
Devisa
DevisaDevisa
Devisa
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
valuta asing.docx
valuta asing.docxvaluta asing.docx
valuta asing.docx
 
materi Sejarah Uang.ppt
materi Sejarah Uang.pptmateri Sejarah Uang.ppt
materi Sejarah Uang.ppt
 
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptxUANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
UANG_DAN_RUANG_LINGKUP_LEMBAGA_KEUANGAN.pptx
 
Materi kd 1
Materi kd 1Materi kd 1
Materi kd 1
 
Teori mengenai uang
Teori mengenai uangTeori mengenai uang
Teori mengenai uang
 
Uang dan Lembaga Keuangan
Uang dan Lembaga KeuanganUang dan Lembaga Keuangan
Uang dan Lembaga Keuangan
 
Sistem dan alat pembayaran
Sistem dan alat pembayaranSistem dan alat pembayaran
Sistem dan alat pembayaran
 
4. Uang dan Bank.pptx
4. Uang dan Bank.pptx4. Uang dan Bank.pptx
4. Uang dan Bank.pptx
 
Uang Bank
Uang BankUang Bank
Uang Bank
 
Tugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MA
Tugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MATugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MA
Tugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MA
 

More from Uni Azza Aunillah

Chap17 statistical applications on management
Chap17 statistical applications on managementChap17 statistical applications on management
Chap17 statistical applications on managementUni Azza Aunillah
 
Chap15 time series forecasting & index number
Chap15 time series forecasting & index numberChap15 time series forecasting & index number
Chap15 time series forecasting & index numberUni Azza Aunillah
 
Chap14 multiple regression model building
Chap14 multiple regression model buildingChap14 multiple regression model building
Chap14 multiple regression model buildingUni Azza Aunillah
 
Chap13 intro to multiple regression
Chap13 intro to multiple regressionChap13 intro to multiple regression
Chap13 intro to multiple regressionUni Azza Aunillah
 
Chap11 chie square & non parametrics
Chap11 chie square & non parametricsChap11 chie square & non parametrics
Chap11 chie square & non parametricsUni Azza Aunillah
 
Chap08 fundamentals of hypothesis
Chap08 fundamentals of  hypothesisChap08 fundamentals of  hypothesis
Chap08 fundamentals of hypothesisUni Azza Aunillah
 
Chap06 normal distributions & continous
Chap06 normal distributions & continousChap06 normal distributions & continous
Chap06 normal distributions & continousUni Azza Aunillah
 
Chap02 presenting data in chart & tables
Chap02 presenting data in chart & tablesChap02 presenting data in chart & tables
Chap02 presenting data in chart & tablesUni Azza Aunillah
 
Chap05 discrete probability distributions
Chap05 discrete probability distributionsChap05 discrete probability distributions
Chap05 discrete probability distributionsUni Azza Aunillah
 
Chap03 numerical descriptive measures
Chap03 numerical descriptive measuresChap03 numerical descriptive measures
Chap03 numerical descriptive measuresUni Azza Aunillah
 
Chap02 presenting data in chart & tables
Chap02 presenting data in chart & tablesChap02 presenting data in chart & tables
Chap02 presenting data in chart & tablesUni Azza Aunillah
 
Chap01 intro & data collection
Chap01 intro & data collectionChap01 intro & data collection
Chap01 intro & data collectionUni Azza Aunillah
 

More from Uni Azza Aunillah (20)

Chap17 statistical applications on management
Chap17 statistical applications on managementChap17 statistical applications on management
Chap17 statistical applications on management
 
Chap16 decision making
Chap16 decision makingChap16 decision making
Chap16 decision making
 
Chap15 time series forecasting & index number
Chap15 time series forecasting & index numberChap15 time series forecasting & index number
Chap15 time series forecasting & index number
 
Chap14 multiple regression model building
Chap14 multiple regression model buildingChap14 multiple regression model building
Chap14 multiple regression model building
 
Chap13 intro to multiple regression
Chap13 intro to multiple regressionChap13 intro to multiple regression
Chap13 intro to multiple regression
 
Chap12 simple regression
Chap12 simple regressionChap12 simple regression
Chap12 simple regression
 
Chap11 chie square & non parametrics
Chap11 chie square & non parametricsChap11 chie square & non parametrics
Chap11 chie square & non parametrics
 
Chap10 anova
Chap10 anovaChap10 anova
Chap10 anova
 
Chap09 2 sample test
Chap09 2 sample testChap09 2 sample test
Chap09 2 sample test
 
Chap08 fundamentals of hypothesis
Chap08 fundamentals of  hypothesisChap08 fundamentals of  hypothesis
Chap08 fundamentals of hypothesis
 
Chap07 interval estimation
Chap07 interval estimationChap07 interval estimation
Chap07 interval estimation
 
Chap06 normal distributions & continous
Chap06 normal distributions & continousChap06 normal distributions & continous
Chap06 normal distributions & continous
 
Chap02 presenting data in chart & tables
Chap02 presenting data in chart & tablesChap02 presenting data in chart & tables
Chap02 presenting data in chart & tables
 
Chap05 discrete probability distributions
Chap05 discrete probability distributionsChap05 discrete probability distributions
Chap05 discrete probability distributions
 
Chap04 basic probability
Chap04 basic probabilityChap04 basic probability
Chap04 basic probability
 
Chap03 numerical descriptive measures
Chap03 numerical descriptive measuresChap03 numerical descriptive measures
Chap03 numerical descriptive measures
 
Chap02 presenting data in chart & tables
Chap02 presenting data in chart & tablesChap02 presenting data in chart & tables
Chap02 presenting data in chart & tables
 
Chap01 intro & data collection
Chap01 intro & data collectionChap01 intro & data collection
Chap01 intro & data collection
 
Advertising
AdvertisingAdvertising
Advertising
 
Clr model
Clr modelClr model
Clr model
 

Modul ekonomi moneter

  • 1. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. EKONOMI MONETER Disusun oleh: Yusmar Ardhi Hiadayat POLITEKNIK NEGERI SEMARANG JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS INTERNASIONAL 2011 1
  • 2. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN Sub kompetensi yang diraih: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan peranan, fungsi, jenis uang, jumlah uang beredar dan perkembangan uang. 1.1 Ruang Lingkup Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat fungsi serta pengaruh uang terhadap perekonomian. Mengapa Mempelajari Ekonomi Moneter ? a. Menganalisis penciptaan uang, tingkat bunga, pasar uang, sistem dan kebijaksanaan moneter, dan pembayaran internasional. b. Menganalisis fenomena moneter yang berkaitan dengan kebijaksanaan moneter (Nophirin, 2000). c. Mengaplikasikan dan menyesuaikan kondisi moneter sebagai pertimbangan dalam aspek manajemen dan bisnis internasional. Hal yang akan dibahas pertama mengenai uang sebagai alat pembayaran fungsi, jenis uang, jumlah uang beredar dan perkembangan uang. Bahasan secara lengkap sebagai berikut. 1.2 Peranan dan Fungsi Uang Definisi Uang Uang didefiniskan sebagai segala sesuatu yang dapat diterima secara umum dalam pembayaran untuk barang dan jasa atau pembayaran hutang (Mishkin, 2007). Uang juga didefinisikan sebagai banda atau segala sesuatu yang secara umum dapat diterima masyarakat sebagai alat tukar menukar dan pembayaran utang piutang (Hasibuan, 2005). Uang dikaitkan dengan perubahan dalam variabel ekonomi yang mempengaruhi semua kegiatan dan penting untuk menyehatkan perekonomian. 2
  • 3. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Uang dan Siklus Bisnis. Produksi output meningkat, masyarakat mudah mendapatkan pekerjaan dan pendapatan meningkat sehingga jumlah uang beredar bertambah. Produksi menurun, masyarakat akan kesulitan mendapatkan pekerjaan dan pendapatan menurun, jumlah uang menurun. Uang dan Inflasi. Jumlah uang yang beredar meningkat berlebihan (pada kondisi : penciptaan uang baru, peningkatan ekspor dan penurunan tingkat suku bunga) akan menyebabkan inflasi. Uang dan Tingkat Bunga. Tingkat Bunga Bank berpengaruh negatif terhadap Jumlah Uang Beredar. Jika suku bunga tinggi maka JUB akan rendah, sebaliknya jika suku bunga rendah maka JUB akan meningkat. Karena uang dapat mempengaruhi perekonomian, maka Pemerintah dan Pembuat Kebijakan harus berhati-hati menerapkan kebijakan moneter (Mishkin, 2007). Fungsi uang dapat dijelaskan sebagai berikut (Nophirin, 2000 dan Mishkin, 2007) : a. Alat Pertukaran. Uang dapat menjembatani dan menghilangkan keharusan adanya kesamaan keinginan pertukaran antara pembeli dan penjual. Proses jual beli, barang ditukar dengan uang dan dengan uang dapat membeli atau menukarkan dengan barang lain. b. Satuan Penghitung. Nilai suatu barang dapat diukur dan dibandingkan dengan uang. Seseorang dapat mengukur dan membandingkan nilai tanah, emas, rumah, dan mobil dengan uang. c. Penyimpan Nilai Kekayaan. Kekayaan seseorang dapat berupa uang dan barang. Seseorang dapat menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang likuid. 1.3 Jenis Uang Uang dibedakan menjadi tiga jenis yaitu uang kartal, giral dan kuasi. a. Uang Kartal. Uang kartal merupakan alat penukar yang sah, legal, dan berlaku mutlak di negara bersangkutan. Berlaku mutlak artinya pembayaran dengan uang kartal harus diterima. Jika ditolak dapat dikenakan sanksi hukum yang berlaku. 3
  • 4. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Menurut UU No. 23 Tahun 1999, Bank Indonesia mempunyai otoritas tunggal untuk mencetak dan mengedarkan uang kartal. Ciri-cirinya yaitu :  Dikeluarkan oleh Bank Sentral.  Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral.  Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan.  Ditandatangani oleh gubernur bank sentral. Uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia berupa uang logam dan uang kertas. Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efisien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, uang logam tidak lagi berbahan emas dan perak. Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999, Uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas). Nilai Uang Kartal Uang logam dan kertas memiliki nilai yaitu : 1. Nilai Nominal yaitu nilai angka dan huruf satuan uang yang tertera di setiap uang pecahan. 2. Nilai Intrinsik adalah nilai atau harga bahan baku pembuatan uang kartal tersebut. Token money, jika nilai intrinsik uang lebih kecil dari nilai nominalnya. Full bodied money, jika nilai intrinsik uang lebih besar atau sama dengan nilai nominalnya. 3. Nilai Tukar adalah jumlah barang atau jasa yang dapat ditukar atau dibeli dengan nilai satuan pecahan uang. Nilai tukar sering tidak stabil karena terjadinya inflasi. b. Uang Giral Uang giral merupakan simpanan di Bank Umum yang dapat diambil setiap saat dan dapat dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran. Fungsi uang giral adalah untuk menarik dan atau pemindahbukuan tabungan dari 4
  • 5. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. rekening giro nasabah dan alat lalu lintas pembayaran modern. Bentuk uang giral antara lain cek, giro, promes, payment order (wesel), draft L/C, dan bank garansi. Uang giral memiliki keunggulan praktis sebagai alat pembayaran karena mudah dipindahtangankan, tidak diperlukan uang kembali, dan jika hilang dapat dilacak sehingga orang yang menemukan tidak bisa menguangkan. c. Uang Kuasi Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik (Nophirin,2000). 1.4 Jumlah Uang Beredar Definisi uang beredar adalah kewajiban sistem moneter (otoritas moneter, bank umum dan BPR) kepada sektor swasta yang meliputi uang kartal, uang giral, uang kuasi dan surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun (BI, 2007). Uang Primer (M0), adalah kewajiban Otoritas Moneter (Bank Indonesia) kepada bank umum dalam bentuk kas bank (cash in vault-CIV) dan giro pada Bank Indonesia, serta kewajiban Bank Indonesia kepada pihak ketiga bukan bank dalam bentuk uang kartal di luar bank umum (currency outside bank-COB) dan giro sektor swasta pada Bank Indonesia. Uang Beredar (M1 dan M2), adalah kewajiban Sistem Moneter (Bank Indonesia dan Bank Umum) kepada pihak ketiga bukan bank dalam bentuk uang kartal di luar bank umum (COB), giro (D), dan uang kuasi berupa tabungan (S) dan simpanan berjangka (T). M1 = COB + D M2 = M1 + S + T Uang beredar dalam arti sempit (M1) terdiri uang kartal di luar sistem moneter (masyarakat, swasta, dan pemerintah) ditambah uang giral . Adapun uang beredar dalam arti luas (M2) terdiri atas penjumlahan M1 ditambah uang kuasi dan surat 5
  • 6. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. berharga selain saham yang dapat diperjualbelikan dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun (BI, 2007) 1.5 Standar Moneter Bank Sentral mengeluarkan uang maka memerlukan dasar nilai berdasarkan komoditas emas atau perak. Emas dan perak digunakan karena memiliki nilai yang stabil. Ketika bank Sentral mengeluarkan nominal mata uang baru, Bank Sentral harus memiliki simpanan emas dan perak sebagai dasar nilai mata uang dikeluarkan. Standar moneter terdiri atas 4 jenis sebagai berikut : a. Standar Kembar (Bimetallism) adalah sistem moneter suatu negara yang menggunakan emas dan perak sebagai dasar nilai mata uang, bebas memperjualbelikan emas dan perak dengan harga yang pasti, mengizinkan untuk mengimpor dan mengekspor emas dan perak tanpa batas. b. Standar Emas adalah suatu sistem moneter dimana negara mendasarkan nilai mata uang berdasarkan nilai seberat emas tertentu. Masyarakat dapat memperjualbelikan emas dengan harga yang pasti. c. Standar Perak adalah suatu sistem moneter diaman negara mendasarkan nialai mata uang berdasarkan nilai perak. d. Standar Barang (Commodity Standard Full Bodied Money) adalah sistem moneter yang terdiri dari standar emas, standar perak, dan standar logam kembar. 1.6 Evolusi dan Sistem Pembayaran Instrumen pembayaran merupakan media yang digunakan dalam pembayaran. Instrumen pembayaran saat ini dapat diklasifikasikan atas tunai dan non-tunai. Instrumen pembayaran tunai adalah uang kartal yang terdiri dari uang kertas dan uang logam. Instrumen pembayaran non-tunai, dapat dibagi dalam media media kertas atau lazim disebut paper-based dan card-based instrument. Instrument seperti, cek, bilyet giro, dan wesel merupakan contoh paper based, sedangakan kartu kredit dan kartu debet termasuk card based instrument. Dengan 6
  • 7. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. semakin berkembangnya teknologi, saat ini mulai dikembangkan pula berbagai alat pembayaran yang menggunakan teknologi micro-chips yang dikenal dengan electronic money. 1. Uang Kertas dan Logam. Uang kartal ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan merupakan alat pembayaran sah digunakan di Indonesia. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam. Uang kartal seringkali digunakan untuk traksaksi pembayaran. Uang memiliki nilai nominal dan nilai riil. Nilai nominal uang tercantum di uang mulai dari pecahan Rp. 100, Rp. 200, Rp. 500, Rp. 1.000, Rp. 2.000, Rp. 5.000, Rp. 10.000, Rp. 20.000, Rp. 50.000, Rp. 100.000. Nilai riil uang adalah nilai uang ditukarkan dengan sejumlah unit barang dan jasa. GAMBAR UANG RUPIAH Bahan Kertas Pecahan Rp.1000 Kertas Pecahan Rp.2000 Kertas Pecahan Rp.5000 Kertas Pecahan Rp.10.000 Kertas Pecahan Rp.10.000 Kertas Pecahan Rp.20.000 Kertas upgrade Pecahan Rp.20.000 Pecahan Rp.50.000 Pecahan Rp.50.000 Kertas Kertas(Desain Baru) Kertas(Desain Baru) Pecahan Rp.100.000 Pecahan Rp.100.000 Kertas Kertas(Desain Baru) Bahan Logam Pecahan Rp.1 Koin Pecahan Rp.50 Koin Pecahan Rp.100 Koin Pecahan Rp.200 Koin Pecahan Rp.500 Koin Pecahan Rp.500 Koin Sumber : Bank Indonesia, 2011. 7
  • 8. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 2. Cek Cek adalah surat yang berisi perintah tidak bersyarat oleh penerbit kepada bank yang memelihara rekening giro penerbit untuk membayarkan suatu jumlah uang tertentu kepada pemegang atau pembawa. 3. Giro Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah (bank tertarik) untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lain. 4. Kartu Kredit Kartu Kredit (credit card) adalah alat pembayaran yang pembayarannya dilakukan kemudian. Bank penerbit kartu memberikan kredit kepada nasabah pemegang kartu kredit dengan batas waktu dan tambahan bunga yang telah disepakati antara bank dan nasabah. 5. Kartu Debet Transaksi pembayaran dengan menggunakan kartu debet akan mengurangi langsung saldo rekening pemegang kartu yang ada di bank. Tetapi tidak ada fasilitas kredit yang diberikan oleh penerbit kepada pemegang kartu. Mekanisme pembayaran dengan kartu debit juga memerlukan proses otorisasi serta ditambah dengan penggunaan PIN (Personal Identification Number) oleh pemegang kartu. 6. E-Money E-Money menurut Bank for International Settlement adalah “stored-value or prepaid products in which a record of the funds or value available to a consumer is stored on an electronic device in the consumer’s possession” (produk penyimpan nilai uang atau prabayar dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang). E-money, yang di Indonesia dikenal sebagai kartu prabayar mulai diatur oleh Bank Indonesia dengan Peraturan Bank Indonesia No.6/30/PBI/2004 tanggal 28 Desember 2004 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu. Selanjutnya, pengaturan e-money tersebut diperkuat lagi 8
  • 9. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. dalam Peraturan Bank Indonesia No.7/52/PBI/2005 tanggal 28 Desember 2005 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (PBI APMK) dan berbagai peraturan pelaksanaannya. PBI APMK ini sekaligus mencabut PBI No.6/30/PBI/2004. Berdasarkan PBI APMK, yang dimaksud dengan kartu prabayar adalah “alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang diperoleh dengan menyetorkan sejumlah uang kepada penerbit, baik secara langsung maupun melalui agen- agen penerbit, dan nilai uang tersebut dimasukkan menjadi nilai uang dalam kartu, yang dinyatakan dalam satuan Rupiah atau dikonversikan dalam satuan lain seperti pulsa, yang digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran dengan cara mengurangi secara langsung nilai uang pada kartu tersebut”. E-money digunakan sebagai pembayaran multi fungsi. Berdasarkan media yang digunakan, produk e-money dibagi dua jenis yaitu : a. Prepaid Card, sering disebut juga electronic purses, dengan karakteristik ‘Nilai elektronis’ disimpan dalam suatu chip (integrated circuit) yang tertanam pada kartu. Mekanisme pemindahan dana dilakukan dengan meng-insert kartu ke suatu alat tertentu (card reader). Contoh : Flash, BRIZZI, Visa Cash, Mondex. b. Prepaid software, sering disebut juga digital cash, dengan ciri : ‘Nilai elektronis’ disimpan dalam suatu hard disk yang terdapat dalam Personal Computer (PC). Mekanisme pemindahan dana dilakukan melalui suatu jaringan komunikasi dan saat melakukan pembayaran. Contoh ; T-Cash, Pulsa. (Bank Indonesia, 2011) 9
  • 10. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Rangkuman Uang berfungsi sebagai alat pembayaran, penghitung nilai, dan penyimpan kekayaan. Uang terdiri atas uang kartal, giral, dan uang kuasi. Uang telah mengalami perkembangan dan evolusi dari jenisnya sebagai alat pembayaran yaitu uang kertas dan uang logam, cek, giro, karru kredit, kartu debet dan e-money. Soal. 1. Jelaskan fungsi uang dalam perekonomian dan bisnis internasional! 2. Jelaskan perbedaan uang kartal, giral, dan uang kuasi? 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money) dan arti luas (broad money)? 4. Jelaskan sistem moneter mencetak dan mengeluarkan uang? 5. Jelaskan bentuk-bentuk alat pembayaran yang sering digunakan alam aktivitas bisnis? 6. Jelaskan fungsi dan peranan e-money dalam transaksi perdagangan? Tugas dan Praktikum 1. Carilah data mengenai Jumlah Uang Beredar di Indonesia Tahun selama kurun waktu 1970-1979, 1980-1989, 1990-1999, 2000-20011! Kemudian buatlah dalam bentuk grafik! 2. Carilah data Gross Domestic Product (GDP) selama kurun waktu 1970-1979, 1980-1989, 1990-1999, 2000-20011! Kemudian buatlah dalam bentuk grafik! 10
  • 11. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. BAB II SISTEM KEUANGAN Sub Kompetensi yang diraih adalah : 1. Menjelaskan sistem dan komponen keuangan di Indonesia 2. Menjelaskan peranan komponen keuangan. 2.1 Sistem Keuangan Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang mengalami defisit. Sistem keuangan adalah sistem keuangan yang terdiri atas pihak perbankan, lembaga keuangan non bank, pasar uang, infrastruktur, dan regulasi hukum yang dikelola Bank Sentral yang mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik. Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang mengalami defisit. Peranan penting tersebut jika sistem keuangan stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan (Bank Indonesia, 2011). Sistem keuangan yang tidak stabil dapat mengganggu perekonomian. Ketidakstabilan sistem keuangan dapat mengakibatkan dampak negatif :  Transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara normal sehingga kebijakan moneter menjadi tidak efektif.  Fungsi intermediasi tidak dapat berjalan sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi.  Ketidakpercayaan publik terhadap sistem keuangan yang umumnya akan diikuti dengan perilaku panik para investor untuk menarik dana dari perbankan sehingga mendorong terjadinya kesulitan likuiditas. 11
  • 12. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.  Biaya penyelamatan tinggi untuk menyelamatkan sistem keuangan krisis dan bersifat sistemik. Stabilitas sistem keuangan sangat mendukung kesabilan makroekonomi melalui stabilitas moneter dapat dilihat sebagai berikut : Sumber : Bank Indonesia, 2011. Stabilitas sistem keuangan yang baik akan mendorong pelaku ekonomi (Rumah Tangga dan perusahaan) untuk menyimpan surplus dana ke Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB). Perbankan dan LKNB memerlukan pasar keuangan yang didukung infrastruktur sistem keuangan yang baik. Stabilitas sistem keuangan dapat meningkatkan fungsi intermediasi yang mendukung sektor riil guna meningkatkan konsumsi, investasi, dan produksi. Komponen konsumsi, investasi, dan produksi dapat mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto. 12
  • 13. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 2.2 Komponen Sistem Keuangan Sistem Keuangan ini terdiri atas Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Perbankan terdiri atas Bank Sentral dan Bank Umum, sedangkan LKBB terdiri atas perusahaan jasa kredit, asuransi, leasing, modal ventura, dana pensiun dan pegadaian. Perbankan saling berinteraksi dalam Pasar Uang Antar Bank yang didukung infrastruktur sistem yang baik. Bank Sentral bertugas untuk menjaga stabilitas sistem moneter dan sistem keuangan (perbankan dan pembayaran). Gambaran pelaku sistem keuangan di Indonesia dilihat berikut ini : Gambar 2. Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Bank Sentral Sistem Perbankan Bank Umum Perbankan BPR Sistem Keuangan Asuransi UU No.7 1992 Leasing Lembaga Keuangan Modal Ventura Bukan Bank Jasa Kredit Pialang Dana Pensiun Otoritas utama sistem keuangan di Indonesia adalah Bank Indonesia. BI memiliki lima peranan utama untuk menjaga stabilitas sistem keuangan yaitu : Pertama, Bank Indonesia bertugas menjaga stabilitas moneter melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Kedua, Bank Indonesia berperan penting menciptakan kinerja Perbankan dan LKBB yang sehat. Penciptaan kinerja sehat Perbankan dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Bank Indonesia telah menyusun regulasi Arsitektur Perbankan Indonesia dan implementasi Basel II. 13
  • 14. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Ketiga, Bank Indonesia berwenang penuh untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement). RTGS dapat lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Keempat, Bank Indonesia melakukan riset dan pemantauan. BI dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Pemantauan macroprudential digunakan untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Kelima, Bank Indonesia berfungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran BI mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (PLKBB) berperan melancarkan siklus aliran pendapatan dan pengeluaran perekonomian. PLKBB berperan menampung surplus pendapatan dari pelaku ekonomi untuk disalurkan kepada pelaku ekonomi yang memiliki defisit pendapatan. Peranan ini dinamakan sebagai fungsi intermediasi. Peranan PLKBB sangat membantu pelaku ekonomi untuk memperlancar kegiatan konsumsi, produksi, dan investasi. Masyarakat yang berencana membeli rumah tetapi belum memiliki pendapatan cukup dapat meminjam dana dari orang kaya. Pengusaha bengkel motor dapat memperoleh pinjaman guna membeli mesin-mesin baru dari perusahaan otomotif besar. Hal tersebut tentu tidak dapat dilakukan tanpa peranan penting Lembaga Keuangan dan Perbankan. 2.3 Peranan Lembaga Keuangan Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Perbankan menjalankan fungsinya berasaskan demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang 14
  • 15. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Peranan Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank memberikan berbagai jenis pelayanan perbankan dan keuangan bagi pelaku ekonomi yaitu : a. Menghimpun surplus pendapatan dari masyarakat dalam bentuk jasa simpanan perbankan yang ditawarkan seperti : Tabungan, Giro, dan Deposito. b. Memberikan fasilitas pinjaman guna mendukung kegiatan konsumsi, produksi, dan investasi bagi pelaku ekonomi c. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menghimpun dana tabungan dan meningkatkan investasi bagi pelaku ekonomi. d. Tempat menabung efektif dan produktif bagi masyarakat. e. Memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis, dan ekonomis. 15
  • 16. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Rangkuman Sistem keuangan adalah sistem keuangan yang terdiri atas pihak perbankan, lembaga keuangan non bank, pasar uang, infrastruktur, dan regulasi hukum yang dikelola Bank Sentral yang mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik. Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Bank Sentral memegang otoritas sitem keuangan. Perbankan terbagi atas dua jenis Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Perbankan dan LKBB berfungsi intermediasi surplus dana ke defisit dana. Soal. 1. Jelaskan kenapa perekonomian harus didukung sistem keuangan yang stabil? 2. Jelaskan fungsi dan peranan Perbankan dalam memperkuat perekonomian negara! 3. Sebutkan pembagian sistem keuangan di Indonesia! 4. Jelaskan peranan Bank Sentral dalam mengatur perekonomian? 5. Sebutkan dan Jelaskan jenis-jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank yang beroperasi di Indonesia? 16
  • 17. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. BAB III BANK SENTRAL Sub Kompetensi dicapai adalah : 1. Menjelaskan fungsi dan peranan Bank Sentral 3.1 Fungsi Bank Sentral Bank Indonesia sebagai Badan Hukum Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan atau pihak-pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang (Pasal 4). Bank Indonesia sebagai Badan Hukum Publik dan Perdata. Badan hukum publik maka BI berwenang menetapkan peraturan- peraturan yang mengikat masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sedangkan sebagai badan hukum perdata, BI dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia Tujuan dan tugas BI berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan UU Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 1999. Tujuan utama BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (pasal 7). Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa tercermin dari perkembangan laju inflasi serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut, BI mempunyai tiga tugas utama yaitu : 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter (pasal 8). Dalam rangka menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, BI berwenang: a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi. 17
  • 18. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tidak terbatas pada :  Operasi Pasar Terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing,  Penetapan tingkat diskonto,  Penetapan cadangan wajib minimum,  Pengaturan kredit atas pembiayaan (pasal 10). c. Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada Bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek (pasal 11). d. Dalam suatu hal suatu Bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi krisis yang membahayakan sistem keuangan, BI dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi bebab Pemerintah (pasal 11). e. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah ditetapkan (pasal 12). f. Mengelola cadangan devisa (pasal 13). 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran (pasal 15). Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, BI berwenang untuk : a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran (pasal 15 ayat 1). b. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatannya (pasal 15 ayat 1). c. Menagatur sistem kliring antarbank dalam mata uang rupiah dan atau valuta asing (pasal 16). d. Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank dalam mata uang rupiah dan atau valas (pasal 17). e. Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah (pasal 19). 18
  • 19. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. f. Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dimaksud dari peredaran (pasal 20). 3. Mengatur dan mengawasi bank. Dalam rangka mengatur Bank, BI berwenang untuk menetapkan ketentuan- ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian. Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, BI (pasal 26) : a. Memberikan dan mencabut izin usaha Bank, b. Memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor Bank, c. Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan Bank, d. Memberikan izin kepada Bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu. e. Pengawasan Bank oleh BI dilakukan secara langsung dan tidak langsung (27). Organisasi Bank Indonesia BI dipimpin oleh Dewan Gubernur yang terdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior dan sekurang-kurangnya 4 orang atau sebanyak- banyaknya 7 orang Deputi Gubernur yang diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Tugas BI dilaksanakan melalui 4 sektor (sektor moneter, sektor perbankan, sektor sistem pembayaran dan sektor manajemen intern), Kantor BI (KBI) dan Kantor Perwakilan (KPw) yang kesemuanya bertanggung jawab kepada Dewan Gubernur. Gambar 3. Organisasi Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia, 2011 19
  • 20. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Rangkuman Bank Sentral merupakan otoritas moneter independen yang mengatur, mengelola, menjaga kestabilan ekonomi moneter tanpa ada campur tangan pemerintah atau pihak lain. Tujuan utama Bank Indonesia adalah mengelola kestabilan Rupiah dengan menjaga kestabilan inflasi melalui kebijakan moneter. Soal. 1. Jelaskan visi dan misi pokok Bank Indonesia ? 2. Jelaskan tujuan Bank Indonesia? 3. Sebutkan tugas-tugas Bank Indonesia? 20
  • 21. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. BAB IV BANK UMUM Sub Kompetensi yang diperoleh : 1. Menjelaskan fungsi dan peranan Bank. 2. Mengidentifikasi dan menjelaskan jasa Bank dalam mendukung aktivitas Bisnis dan Perdagangan Internasional. 4.1 Perbankan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Perbankan berperan penting sebagai media intermediasi surplus dana kepada defisit dana. Fungsi intermediasi ini berperan pentinga untuk memperlancar sirkulasi aliran pendapatan pelaku ekonomi. Perbankan meningkatkan konsumsi, investasi dan produksi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Perbankan terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Syariah. Bank berasal dari kata Italia Blanco yang berarti bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh bangkir untuk melayani kegiatan operasional kepada nasabah. Bank merupakan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat (Hasibuan, 2005). Pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Bank adalah badan usaha yang memuaskan keperluan masyarakat dengan jalan memberikan kredit berupa uang yang diterima dari masyarakat surplus dana (Stuart dalam Hasibuan, 2005). Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Bank Indonesia, 2010). 21
  • 22. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Bank terdiri atas dua jenis yaitu Bank Umum Konvensional dan Syariah. Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. 4.2 Fungsi Bank Perbankan dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat. Fungsi ini dinamakan fungsi intermediasi. Perbankan bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Secara ekonomi fungsi bank, untuk menyimpan surplus dana dan menyediakan pinjaman dana dan modal untuk pelaku ekonomi. Masyarakat yang memiliki surplus dana dapat menyimpan di Bank. Masyarakat dapat memenuhi kebutuhan konsumsi lebih awal dengan meminjam dana dari Bank. Perusahaan berinvestasi, dan membeli mesin dengan pembiayaan dari Bank. 22
  • 23. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 4.3 Jasa-Jasa Perbankan Usaha dan kegiatan jasa-jasa usaha bank umum yaitu : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa tabungan, giro, deposito berjangka dan sertifikat deposito; b. Memberika kredit; c. Menerbitkan surat pengakuan utang; d. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. Contohnya : surat wesel, surat pengakuan utang, Sertifikat bank Indonesia (SBI), kertas perbendaharaan negara, obligasi, surat dagang, dan instrumen surat berharga; e. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri maupun nasabah; f. Menempatkan dana, meminjam dana dari atau meminjamkan dana kepada bank lain dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi, wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; j. Melakukan penenpatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. k. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat; l. Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah; dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. m. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI; n. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, 23
  • 24. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI; o. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI; p. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. Adapun kegiatan dan jasa usaha Bank Umum Syariah adalah : a. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; b. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; c. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; d. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad istishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; e. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; f. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; g. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; h. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip syariah; 24
  • 25. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. i. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah, antara lain, seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah; j. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau BI; k. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip syariah; l. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad yang berdasarkan pinsip syariah; m. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip syariah; n. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah; o. Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah; p. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan prinsip syariah; dan q. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; r. Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah; s. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah; t. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya; u. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan prinsip syariah; 25
  • 26. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. v. Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal; w. Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan sarana elektronik; x. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar uang; y. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar modal; z. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank umum syariah lainnya yang berdasarkan prinsip syariah. Rangkuman Bank terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Syariah. Jasa perbankan umum dan syariah berbeda dalam pengenaan bunga dan prisip syariah. Jasa-jasa yang ditawrkan perbankan dapat digunakan mendukung aktivitas bisnis. Soal. 1. Jelaskan perbedaan Bank Umum Konvensional dan Syariah? 2. Jelaskan fungsi Bank dalam membantu aktivitas bisnis dan perdagangan internasional? 3. Sebutkan jasa-jasa perbankan yang dapat membantu kelancaran aktivitas bisnis dan perdagangan internasional? Tugas Carilah contoh-contoh jasa-jasa perbankan di Bank Umum dan Syariah! 26
  • 27. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. BAB V TEORI MONETER Sub Kompetensi yang diperoleh yaitu : 1. Menjelaskan perkembangan teori moneter Klasik, Keynes, dan Modern. 2. Menganalisis keseimbangan pasar uang. Bab ini akan membahas tentang teori penawaran dan permintaan uang. Pembahasan pertama dimulai dari teori penawaran uang dialnjutkan teori permintaan uang klasik, keynes, dan monetaris. 6.1 Teori Penawaran Uang Secara umum, penawaran uang ditentukan sepenuhnya oleh otoritas moneter Bank Sentral. Bank Sentral dapat mengendalikan Jumlah Uang Beredar (Monetary Base) dengan mengontrol cadangan wajib minimum bank, yang membuat pengaruh untuk menghubungkan penawaran uang (M) pada Jumlah Uang Beredar (MB) lewat sebuah hubungan berikut ini : M = m x MB M adalah penawaran uang; m adalah multiplier; dan MB merupakan Jumlah uang beredar. Memperoleh angka multiplier c = C/D e = ER/D R = RR + ER, jika RR = r x D, maka substitusi R = (r x D) + ER Karena MB = C + R, maka MB = C + R = C + (r x D) + ER, MB = (c x D) + (r x D) + (e x D) = (r + e + c) x D D = ; dengan definisi Penawaran uang adalah jumlah uang beredar ditambah tabungan. 27
  • 28. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. M = D + C = D + (C x D) = (1+c) x D ; substitusi D = diperoleh; M= m= Keterangan : m = multiplier uang; c = rasio jumlah uang beredar; e = rasio sisa cadangan minimum; r = rasio cadangan minimum; D = jumlah tabungan; C = jumlah uang beredar di masyarakat; ER = cadangan likuiditas; RR = cadangan minimum; Berdasarkan rumus diatas, kita dapat menyatakan hasil berikut; a. Multiplier uang dan penawaran uang secara negatif berhubungan dengan rasio cadangan minimun. b. Mulitipler uang dan penawaran uang secara negatif berhubungan dengan rasio jumlah uang beredar. c. Mulitipler uang dan penawaran uang secara negatif berhubungan dengan rasio cadangan likuiditas. d. Mulitipler uang dan penawaran uang secara negatif berhubungan dengan rasio jumlah uang beredar. e. Rasio cadangan likuiditas secara negatif berhubungan dengan tingkat bunga pasar. f. Rasio cadangan likuiditas secara positif berhubungan dengan aliran keluar tabungan diharapkan. Faktor-faktor tambahan yang menentukan penawaran uang. Asumsi sebelumnya bahwa Bank Sentral secara tepat mengontrol sepenuhnya Jumlah Uang Beredar (MB). Kemudian, JUB ini dibagi menjadi dua komponen yaitu Bank Sentral secara penuh dapat mengontrol JUB secara ketat dan kurang ketat. Komponen JUB bukan pinjaman (MBn) dibawah kontrol Bank Sentral, karena menghasilkan secara umum dari operasi pasar terbuka. Komponen MBn diperoleh dari jumlah uang beredar (MB) dikurangi pinjaman bank dari Bank Sentral (discount loans atau Borrowed Reserve (BR)). MBn = MB – BR → MB = MBn + BR 28
  • 29. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. M = m x (MBn + BR)Sehingga ; g. Penawaran uang secara positif berhubungan dengan jumlah uang beredar bukan pinjaman dari Bank Sentral (MBn). h. Penawaran uang secara positif berhubungan pada tingkat pinjaman bank dari Bank Sentral. Kesimpulan diperoleh dari analisis penawaran uang dari data periode 1980 – 2005 (Mishkin, 2007) bahwa selama periode jangka panjang, penentu utama dari penawaran uang adalah jumlah uang beredar (M1) bukan pinjaman yang dikontrol sepenuhnya Bank Sentral dengan operasi pasar terbuka. 6.2 Teori Klasik Kuantitas Uang Teori kuantitas uang dibangun oleh Ekonom Klasik, teori kuantitas uang adalah teori bagaimana jumlah nilai dari pendapatan agregat ditentukan. Karena teori ini menggambarkan kepada kita bagaimana uang dipegang dalam sejumlah tertentu dari pendapatan agregat maka disebut teori permintaan uang. Bagian penting dari teori menyatakan bahwa tingkat bunga tidak memiliki pengaruh pada permintaan uang (Mishkin, 2007). Kecepatan Perputaran Uang dan Persamaan Transaksi Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Irving Fisher dalam buku The Purchasing Power of Money tahun 1911 (Mishkin, 2007). Fisher menguji hubungan antara jumlah kuantitas uang M (Penawaran Uang) dan total pengeluaran pada barang dan jasa dihasilkan dalam perekonomian (P x Y). P adalah tingkat harga dan Y merupakan total output (pendapatan). P x Y juga disebut sebagai jumlah pendapatan agregat perekonomian atau GDP). Gambaran konsep yang menghubungkan antara kuantitas uang dan pendapatan disebut kecepatan perputaran uang (velocity of money). Persamaan teori kuantitas uang dinotasikan berikut : ∙ = ∙ Dimana : M adalah jumlah uang beredar; V adalah kecepatan perputaran uang; P ∙ Y merupakan GDP. 29
  • 30. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Persamaan pertukaran menjelaskan bahwa jumlah kuantitas uang akan dilipatkan angka tertentu oleh jumlah berapa kali uang dibelanjakan dalam tahun tertentu harus sama dengan jumlah total pendapatan. Persamaan diatas merupakan persamaan identitas, untuk menerjemahkan persamaan dari pertukaran (dari sebuah identitas) ke dalam teori dari bagaimana jumlah pendapatan ditentukan memerlukan sebuah pemahaman dari faktor-faktor yang menentukan kecepatan perputaran uang. Irving Fisher berpendapat bahwa kecepatan perputaran uang ditentukan oleh otritas moneter/lembaga keuangan yang mempengaruhi masyarakat melakukan transaksi. Jika masyarakat lebih suka menggunakan kartu kredit dan debit dalam berbelanja maka uang diperlukan lebih sedikit dalam mempengaruhi pendapatan nasional (M turun relatif dengan GDP dan v akan meningkat). Sebaliknya, jika masyarakat lebih suka menggunakan uang tunai dan cek, M akan naik relatif dengan GDP dan v akan turun. Teori Kuantitas Fisher menyatkan bahwa velocity tidak berubah dalam jangka pendek merubah persamaan dari pertukaran dalam teori kuantitas uang, dimana jumlah pendapatan nominak ditentukan nyata pergerakan jumlah uang. Ketika kuatitas uang berlipat ganda maka nilai GDP juga berlipat dua kali. Karena klasik berpendapat bahwa upah dan harga fleksibel berubah, tingkat agregat output Y dalam perekonomian full employment sehingga Y dalam persamaan dianggap konstan. Teori kuantitas uang memberikan penjelasan perubahan pada tingkat harga : perubahan tingkat harga akan mempengaruhi secara nyata perubahan kuantitas uang. Teori Kuantitas Permintaan Uang Berdasarkan rumus Fisher 1 = ∙ = ∙ ∙ Persamaan diatas menyatakan bahwa k adalah tetap, tingkat transaksi dihasilkan pada tingkat pendapatan tertentu akan menentukan kuantitas permintaan 30
  • 31. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. uang masyarakat. Maka teori permintaan uang Fisher menyatakan bahwa Permintaan uang sepenuhnya ditentukan tingkat pendapatan, dan tingkat bunga tidak berpengaruh pada permintaan uang. Fisher sampai pada kesimpulan karena masyarakat memegang uang hanya pada saat transaksi dan tidak memiliki kebebasan dalam kegiatan ini. Permintaan uang ditentukan oleh (1) tingkat transaksi dihasilkan oleh tingkat jumlah pendapatan (GDP) dan (2) institusi perekonomian yang mempengaruhi cara masyarakat melakukan transaksi dan kemudian menentukan kecepatan perputaran uang. 6.3 Teori Permintaan uang Keynes JM Keynes menyanggah teori klasik permintaan uang yang menyakini velocity konstan dan mengembangkan teori permintaan uang yang menekankan pentingnya tingkat bunga. Keynes menjelaskannya dalam buku The General Theory of Employment, Interest, and Money tahun 1936. Teori permintaan uang Keynes dikenal sebagai Liquidity Preference Theory (teori preferensi likuiditas). Keynes mempostulat teori motif masyarakat memegang uang adalah motif transaksi (transaction), berjaga-jaga (precautionary), dan spekulasi (speculative). Motif Transaksi Permintaan uang transaksi ditentukan oleh tingkat pendapatan, teori ini sama dengan teori klasik. Masyarakat memegang uang karena sebagai media pertukatan yang digunakan untuk transaksi sehari-hari. Sesuai dengan pemikiran klasik, Keynes menekankan permintaan uang ditentukan tingkat transaksi yang proporsional dengan tingkat pendapatan. Motif Berjaga-jaga Keynes sejalan dengan analisis klasik dengan menekankan adanya motif tambahan untuk memegang uang selain transaksi yaitu masyarakat memegang uang sebagai upaya untuk mengantisipasi kebutuhan yang tidak terduga. Keynes menyatakan bahwa permintaan uang berjaga-jaga ditentukan tingkat transaksi yang diharapkan di masa mendatang dan transaksi tersebut proporsional dengan tingkat pendapatan. 31
  • 32. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Motif Spekulasi Permintaan uang ditentukan oleh motif dan transaksi, Keynes juga berpendapat bahwa masyarakat juga memegang uang sebagai media penyimpan kekayaan sebagai alasan memegang uang untuk motif spekulasi. Keynes juga melihat secara hati-hati faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan berdasarkan berapa banyak uang dipegang sebagai penyimpan kekayaan, utamanya adalah tingkat bunga. Keynes membagi aset yang dapat menyimpan kekayaan dalam dua jenis yaitu uang dan obligasi. Pertanyaan kemudian muncul : Mengapa masyarakat menentukan untuk memegang kekayaan dalam bentuk uang daripada obligasi? Keynes berasumsi bahwa harapan hasil keuntungan uang adalah nol, sedangkan harapan hasil keuntungan obligasi adalah pembayaran bunga dan tingkat harapan keuntungan diperoleh. Keynes berpendapat bahwa masyarakat percaya bahwa tingkat bunga menarik nilai normal. Jika tingkat bunga dibawah nilai normal, masyarakat beranggapan suku bunga obligasi akan naik di masa datang dan beranggapan akan memeproleh kerugian modal. Hasilnya, masyarakat akan lebih suka memegang uang daripada membeli obligasi. Permintaan uang spekulasi secara negatif berhubungan dengaan tingkat suku bunga. Menempatkan Tiga Motif Bersamaan Keynes membedakan antara kuantitas nominal dan kuantitas riil permintaan uang dengan motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Uang dinilai dari kegunaan dari apa yang dapat dibeli. Jika harga meningkat dua kali maka uang akan dapat membeli sebagian jumlah barang. Keynes berpendapat bahwa masyarakat memegang uang karena keseimbangan uang riil (M/P) yang berhubungan dengan tingkat pendapatan (Y) dan tingkat suku bunga (i). Keynes menyatakan permintaan uang yang dikenal dengan fungsi preferensi likuiditas berikut : = ( , ) Kesimpulan Keynes bahwa permintaan uang berhubungan tidak hanya dengan pendapatan tetapi juga dengan tingkat suku bunga. Dengan cara menderivasi fungsi likuiditas preferen untuk PY/M diperoleh bahwa kecepatan perputaran uang tidak 32
  • 33. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. konstan, tetapi seringkali berubah sesuai dengan perubahan tingkat suku bunga. Preferensi likuiditas ditulis persamaan berikut : 1 = (, ) Mengalikan kedua sisinya dengan Y dan Md dapat diganti dengan M karena harus sama di dalam keseimbangan pasar uang maka rumus kecepatan perputaran ditulis berikut : = = (, ) Permintaan uang dipengaruhi negatif oleh tingkat suku bunga, ketika tingkat suku bunga naik, f (i,Y) akan turun, dan kecepatan perputaran uang akan naik. Jika tingkat suku bunga naik, maka masyarakat akan terdorong memegang lebih sedikit keseimbangan uang riil pada tingkat pendapatan tertentu, kemudian tingkat kecepatan perputaran uang menjadi lebih tinggi. Implikasi dari teori likuiditas preference adalah tingkat suku bunga yang selalu mengalami fluktuasi yang menyebabkan kecepatan perputaran uang juga berfluktuasi. Model Keynesian permintaan uang spekulasi memberikan alasan kecepatan perputaran uang tidak tetap. Jika masyarakat berharap suku bunga di masa mendatang lebih tinggi dibandingkan saat ini maka masyarakat akan berekspektasi harga obligasi turun dan akan mengantisipasi kerugian modal. Harapan pendapatan dari memiliki obligasi akan turun, dan uang kas lebih menarik dibandingkan obligasi. Hasilnya, permintaan uang akan meningkat, nilai riil uang kan turun dan kecepatan perputaran uang akan turun. 6.4 Pendekatan Keynesian Transaksi Permintaan Perkembangan teori Keynes dikembangkan oleh William Baumol dan James Tobin. Mereka mengembangkan model permintaan uang yang digambarkan seringnya uang dan keseimbangan memegang uang untuk melakukan transaksi sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Baumol dan Tobin berdasarkan sebuah 33
  • 34. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. hipotesis individu yang menerima pembayaran selama satu periode dan membelanjakan untuk transaksi dalam periode tersebut. Gambar Transaksi Belanja Pendapatan 10 Juta 5 Juta 1 2 1 2 3 4 Sumber : Miskin (2007) Gambar a. Gambar b. Gambaran awal dari Keseimbangan Kas dalam Model Baumol-Tobin dilihat di gambar (a). Fulan memiliki pendapatan Rp. 10.000.000/bulan. Setiap bulan membelanjakan semua uang dalam dua kali transaksi, awal bulan dia mengambil Rp. 5.000.000,- setelah uangnya habis pada pertengahan bulan maka dia mengambil lagi Rp. 5.000.000,-. Setiap akhir bulan, pendapatannya habis. Smith mengambil uang di Bank sebanyak 24 kali dalam setahun. Hal ini berbeda jika Fulan mengambil Rp. 5.000.000 dan menginvestasikan obligasi Rp. 5.000.000. Saat pertengahan bulan uang kas sudah habis dibelanjakan, maka Smith akan menjual obligasi senilai Rp. 5.000.000 untuk mendapatkan uang kas. Rata-rata pengambilan uang berlipat ganda, di Bank 24 kali dan aktivitas menjual obligasi menjadi uang kas 24 kali sehingga total 48 (Gambar b). Kesimpulan Baumol-Tobin permintaan uang transaksi adalah bagian utama transaksi permintaan uang dipengaruhi secara negatif oleh tingkat suku bunga. Berjaga-jaga Permintaan uang berjaga-jaga sejalan dengan transaksi dilakukan. Permintaan uang berjaga-jaga secara negatif berhubngan dengan tingkat bunga. 34
  • 35. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Spekulasi Tobin mengembangkan model permintaan uang spekulasi yang berusaha untuk melengkapi analisis Keynes. Pemikiran dasar bahwa tidak hanya masyarakat yang memperhatikan hasil pengembalian investasi pada satu aset dengan mempertimbangkan jenis portofolio dimiliki dan resiko masing-masing. Tobin mengasumsikan masyarakat akan memilih aset dengan. Masyarakat akan memegang obligasi jika bunga yang diberikan lebih besar daripada return uang dipegang. Analisis Tobin juga menunjukkan masyarakat dapat mengurangi resiko investasi aset dengan melakukan diversifikasi portofolio. 6.5 Teori Modern Permintaan Uang Friedman Milton Friedman mengembangkan sebuah teori permintaan uang modern dalam artikel “The Quantity Theory of Money : A Restatement”. Meskipun Friedman sering merujuk Irving Fisher, tetapi analisis permintaan uang lebih dekat dengan Keynes. Friedman menyatakan model permintaan uang berikut ini, = , − , − , − = Permintaan uang riil Yp = Pendapatan permanen atau jangka panjang rm = return uang rb = return obligasi re = return ekuitas (saham) πe = tingkat inflasi Permintaan uang dipengaruhi secara positif oleh tingkat pendapatan permanen. Pendapatan permanen memiliki pergerakan perubahan yang lebih stabil karena beberapa perubahan pendapatan relatif tetap. Implikasi konsep pendapatan permanen sebagai penentu permintaan uang adalah permintaan uang tidak akan berfluktuasi dengan perubahan siklus bisnis. Masyarakat dapat memegang kekayaan dalam beberapa bentuk disamping uang. Friedman membagi dalam tiga tipe aset yaitu obligasi, saham, dan barang. 35
  • 36. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Dorongan memiliki aset daripada uang ditentukan return setiap aset dibandingkan dengan uang kas. Selisih ekspektasi return obligasi dengan uang meningkat maka permintaan uang akan menurun. Begitu juga selisih ekspektasi return sahan dengan memegang uang kas meningkat maka permintaan uang akan menurun. Jika inflasi lebih tinggi dibandingkan return uang maka masyarakat akan menurunkan memegang uang. 6.6 Pasar Uang dan Tingkat Bunga Keseimbangan Pasar Uang Keynes Keseimbangan pasar uang dikembangkan oleh John Maynard Keynes yaitu Kerangka Kerja Preferensi Likuiditas, yang menentukan keseimbangan tingkat bunga dalam permintaan dan penawaran uang. Titik poin analisis Keynes asumsi dari dua kategori aset utama dimana masyarakat menyimpan kekayaan dalam bentuk uang dan obligasi. Kuantitas jumlah permintaan obligasi dan uang ditentukan : Bs + M s = B d + M d Bs - Bd = M d - M s Jika terjadi keseimbangan di pasar obligasi Bs = Bd dan juga di pasar uang Md = Ms. Keseimbangan pasar uang terjadi saat jumlah permintaan uang sama dengan jumlah penawaran uang pada tingkat bunga equilibrium. Kuantitas permintaan uang ditentukan oleh tingkat suku bunga dengan asumsi pendapatan dan tingkat harga tetap. Saat suku bunga 25% permintaan uang 100 Juta $, suku bunga turun menjadi 20% permintaan uang naik 200 Juta $, dan semakin rendah tingkat bunga maka jumlah permintaan uang akan semakin bertambah. Suku bunga 15% maka permintaan uang 300 Juta $, saat 10% maka permintaan uang 400 Juta $, dan 5 % maka permintaan uang 500 Juta $. Penawaran uang ditentukan sepenuhnya oleh Bank Sentral sejumlah 300 Juta $, sehingga keseimbangan pasar uang Md = Ms = 300 Juta $ dengan keseimbangan tingkat bunga 15%. 36
  • 37. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Gambar Keseimbangan Pasar Uang i 7. Ms 0,15 Md 300 $ Keseimbangan Tingkat Bunga dalam Likuiditas Preferensi Keynes Pergeseran Permintaan Uang (Md) Menurut Keynes dalam analisis Likuiditas Preferensi, dua faktor yang menyebabkan pergerakan permintaan uang yaitu pendapatan dan tingkat harga. Efek Pendapatan. Peningkatan pendapatan menyebabkan permintaan uang akan meningkat sebaliknya jika pendapatan menurun akan menurunkan permintaan uang. Pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan uang. Efek Tingkat Harga. Peningkatan inflasi akan meyebabkan permintaan uang bertambah dan sebaliknya. Inflasi berpengaruh positif terhadap permintaan uang. Perubahan Penawaran Uang (Ms) Penawaran uang sepenuhnya dikontrol oleh Bank Sentral, sehingga jumlah uang beredar Autonomous. Guna melihat kerangka likuiditas preferensi dapat digunakan analisis perubahan tingkat bunga. Kita dapat melihat beberapa perubahan aplikasi yang dapat berguna dalam melihat pengaruh kebijakan moneter pada tingkat bunga. Perubahan Pendapatan. Ketika pendapatan meningkat maka permintaan uang meningkat dan menyebabkan tingkat bunga meningkat. 37
  • 38. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Perubahan Tingkat Harga (Inflasi) Tingkat harga meningkat maka permintaan uang meningkat dan akan menyebabkan tingkat bunga naik. Perubahan Penawaran Uang Perubahan jumlah uang beredar bertambah akan menyebabkan suku bunga menurun dan jumlah permintaan uang bertambah. Keseimbangan Pasar Uang Friedman Analisis Likuiditas Preferensi memberikan kesimpulan akhir bahwa penambahan jumlah uang beredar akan menyebabkan penurunan tingkat suku bunga. Kritikan likuiditas preferensi dikemukan oleh Friedman yang menyatakan bahwa kondisi saat peningkatan jumlah uang beredar meningkat akan menyebabkan tingkat suku bunga menurun (asumsi kondisi lain sama) dinamakan efek likuiditas. Friedman melihat efek likuiditas sebagai bagian dari kondisi riil saja : Peningkatan JUB tidak bisa mengasumsikan kondisi lain tetap dan kan memiliki pengaruh ekonomi yang membuat tingkat bunga justru meningkat. Penjelasan Friedman secara rinci dijelaskan berikut : Efek Pendapatan. Peningkatan JUB mempengaruhi ekspansi peningkatan pendapatan dan kekayaan. Kedua likuiditas preferensi dan penawaran dan permintaan obligasi mengindikasikan tingkat suku bunga naik. Efek peningkatan JUB akan menyebabkan peningkatan kekayaan dan pendapatan sehingga tingkat suku bunga justru naik. Efek Peningkatan Harga. Peningkatan JUB akan menyebabkan inflasi, sebagai respon peningkatan inflasi makatingkat suku bunga justru akan meningkat. Efek Ekspektasi Inflasi. Peningkatan JUB akan menyebabkan peningkatan ekspektasi inflasi. 38
  • 39. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Rangkuman Permintaan uang klasik ditentukan oleh tingkat pendapatan dengan tingkat perputaran uang tetap. Keynes mengemukakan teori preferensi likuiditas yang mendukung permintaan uang klasik, tetapi bebeda pendapat tingkat perputaran uang tidak konstan dan beranggapan tingkat bunga berperan penting pada permintaan uang. Keynes menjelaskan permintaan uang dipengaruhi motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Tobin melengkapi teori Keynes dengan menjelaskan permintaan uang dipengaruhi oleh jenis portofolio dan resikonya. Friedmann melengkapi teori Keynes dengan menjelaskan permintaan uang riil ditentukan oleh tingkat pendapatan permanen, selisih return aset return uang, dan selisih retur dengan inflasi. Soal. 1. Jelaskan permintaan uang berdasarkan pandangan Klasik! 2. Jelaskan kritikan Keynes terhadap Teori Klasik! 3. Sebutkan dan jelaskan masyarakat memegang uang berdasarkan Teori keynes! 4. Jelaskan permintaan uang berdasarkan James Tobin? 5. Jelaskan kritikan Friedmann terhadap Teori Keynes? 6. Jelaskan dengan gambar Keseimbangan Pasar uang Keynes? 7. Jelaskan dengan gambar Keseimbangan Pasar uang Friedmann? Tugas Berdasarkan data jumlah uang beredar dan GDP di Indonesia 1970-2011, Gambarkanlah grafik JUB dan GDP, carilah nilai velosity, dan hubungan korelasi antara JUB dan GDP! 39
  • 40. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. BAB VI KEBIJAKAN MONETER Sub kompetensi yang dicapai yaitu : 1. Menjelaskan instrumen dan trnsmisi kebijakan moneter. 2. Menjelaskan efek dan pengaruh kebijakan moneter dari aspek bisnis dan perdagangan internasional. Tujuan kebijakan makroekonomi adalah mengendalikan tingkat harga, mengendalikan kurs Rupiah/$, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan menciptakan lapangan pekerjaaan. Otoritas moneter BI bertugas adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (pasal 7). Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa tercermin dari perkembangan laju inflasi serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Secara teoritis, pencapaian keseimbangan internal dan eksternal makroekonomi ditunjukkan oleh keseimbangan di pasar barang, pasar uang, dan neraca pembayaran. Pembahasan kebijakan moneter ini akan mempengaruhi keseimbangan pasar uang, penawaran uang, permintaan uang dan suku bunga. 6.1 Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh otoritas moneter/BI utnuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan tingkat bunga yang bersifat ekspansif dan kontraktif. Definis lain, kebijakan moneter digunakan untuk mengatur perekonomian makro menstabilkan nilai rupiah dan inflasi dengan cara mempengaruhi sisi permintaan uang, penawaran uang, dan tingkat suku bunga. Secara tegas dalam UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan UU Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 1999, BI mempunyai tiga tugas utama yaitu 1). Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, 2). Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, DAN 3). Mengatur dan mengawasi bank. 40
  • 41. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia berwenang: a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi. b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tidak terbatas pada :  Operasi Pasar Terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing,  Penetapan tingkat diskonto,  Penetapan cadangan wajib minimum,  Pengaturan kredit atas pembiayaan (pasal 10). c. Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada Bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek (pasal 11). d. Dalam suatu hal suatu Bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi krisis yang membahayakan sistem keuangan, BI dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi bebab Pemerintah (pasal 11). e. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah ditetapkan (pasal 12). f. Mengelola cadangan devisa (pasal 13). 6.2 Instrumen Kebijakan Moneter Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah. Instrumen kebijakan moneter dibagi dalam dua jenis (Hady, 2000) : 1. Instrumen Kuantitatif a. Jumlah uang Beredar (Base Money). b. Operasi pasar terbuka (open market operation) 41
  • 42. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Operasi pasar terbuka adalah pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah (government securities). Jika ingin mengurangi jumlah uang beredar, maka pemerintah menjual surat-surat berharga (open market selling). Dengan demikian uang yang ada dalam masyarakat mengalir ke otoritas moneter, sehingga jumlah uang beredar berkurang. Sebaliknya, jika ingin menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah menjual kembali surat-surat berharga tersebut (open market buying). Guna mengefektifkan operasi pasar terbuka ini, Bank Indonesia telah mengembangkan kedua instrumen tersebut dengan menambahkan fasilitas repurchase agreement (repo) ke masing-masing instrumen sehingga saat ini dikenal SBI Repo atau SBPU repo. c. Fasilitas diskonto (discount rate) Tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umum yang meminjam ke bank sentral. Dalam kondisi tertentu, bank-bank mengalami kekurangan uang, sehingga mereka harus meminjam kepada bank sentral. Kebutuhan ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. d. Rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio) Penetapan rasio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang beredar. Jika rasio cadangan diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil dibanding sebelumnya. e. Batas maksimum pemberian kredit (BMPK) atau Legal Lending Limit (LLL). 2. Instrumen Kualitatif a. Seleksi fasilitas kredit (KLBI, KUT, KUK, KMKP) b. Moral Suasion, imbauan moral dari otoritas moneter. 42
  • 43. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 6.3 Analisis Kebijaksanaan Jumlah uang beredar merupakan salah satu indikator kebijakan moneter yang sangat penting dan memiliki peranan yang besar karena dampak langsungnya pada perekonomian Indonesia. Dampak tersebut terjadi melalui beberapa jalur, seperti dijelaskan berikut ini. a. Jalur Biaya Modal Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui jalur biaya modal dapat digambarkan sebagai berikut : b. Jalur Kekayaan Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui jalur kekayaan dapat digambarkan sebagai berikut : c. Jalur Harga Relatif Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui jalur harga relatif dapat digambarkan sebagai berikut : 43
  • 44. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. d. Jalur Langsung Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui jalur langsung dapat digambarkan sebagai berikut : Tenggang waktu (lag) Efek dari Kebijakan Moneter Dampak kebijakan moneter terhadap kestabilan dan pertumbuhan ekonomi akan tergantung pada :  Kuat tidaknya hubungan antara perubahan kebijakan moneter yang dilakukan dengan kegiatan ekonomi.  Jangka waktu antara terjadinya perubahan kebijakan moneter sampai terjadinya efek terhadap kegiatan ekonomi (lag)  Jangka waktu atau lag yang dimaksud terdiri dari bebepa komponen/unsur, yakni Dimana : t0 : Periode awal adanya kebijakan moneter t1 : Kurun waktu pertama sejak adanya kebijakan moneter t2 : Kurun waktu kedua sejak adanya kebijakan moneter t3 : Kurun waktu ketiga sejak adanya kebijakan moneter 44
  • 45. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Periode t0 s.d. t1 merupakan Recognition lag, yakni waktu yang diperlukan oleh Bank Indonesia untuk mengumpulkan data ekonomi dan menganalisis perubahan aktivitas ekonomi yang diinginkan dengan melaksanakan kebijakan moneter tersebut. Misalnya pada periode t0 telah terjadi perubahan aktivitas ekonomi, misalnya kenaikan jumlah pengangguran. Dengan fenomena itu, sebelum mengambil dan menentukan kebijakan moneter untuk mengatasi pengangguran tersebut, Bank Indonesia memerlukan waktu terlebih dahulu untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah pengangguran tersebut. Administrative lag (t1 – t2 ) merupakan periode antara diketahuinya (oleh BI) berbagai informasi yang akan diperkirakan untuk merubah kebijakan moneter, dengan waktu dimana BI benar-benar merubah satu atau beberapa instrumen kebijakan moneter (t2 ). Keseluruhan antara Recognition lag dan Adminitrative lag ini disebut dengan Inside lag, yakni kurun waktu antara perubahan/kejadia ekonomi yang memerlukan perubahan kebijakan moneter dengan perubahan satu atau beberapa instrumen kebijakan moneter. Selanjutnya, kurun waktu antara telah berubahnya satu atau beberapa instrumen kebijakan moneter untuk mengatasi suatu masalah ekonomi sampai dengan efek atau dampak nyata kebijakan moneter tersebut pada kegiatan ekonomi, disebut dengan Outside/Impact lag. Dengan kata lain, Outside lag mengukur seberapa lama waktu yang dibutuhkan dari perubahan instrumen kebijakan moneter, dapat memberi efek pada penyelesaian masalah ekonomi yang dipecahkan/diselesaikan. Lag inilah yang kemudian dijadikan salah satu alat ukur efektifitas kebijakan moneter Bank Indonesia. Logikanya, semakin cepat atau pendek lag/waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek, semakin baik kebijakan moneter tersebut. Jangan sampai efek yang terjadi sudah terlambat dan bahkan justru memperparah keadaan atau masalah yang sedang terjadi dalam perekonomian. 45
  • 46. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Paling tidak, implementasi kebijkan moneter melibatkan beberapa elemen, yakni : o Penguasa moneter (Pemerintah /BI) o Sistem moneter (Perbankan) o Instrumen moneter (jenis-jenis kebijakan moneter) o Target dan Indikator moneter o Sasaran kebijakan moneter (Perekonomian Indonesia) Secara sederhana, implementasi kebijakan moneter dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar analogi sebagai berikut : Sumber : Nophirin, 2000. 46
  • 47. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 6.4 Efektivitas Kebijaksanaan Moneter dan Fiskal Kebijakan Moneter dan Keseimbangan Ekonomi: Analisis IS-LM Pengaruh kebijakan moneter terhadap keseimbangan ekonomi Gambar Dampak Kebijakan Moneter terhadap Perekonomian Sumber: Rahardja dan Manurung, (2003) Kurva IS menggambarkan kondisi keseimbangan pasar barang dan jasa, sedangkan kurva LM menggambarkan kondisi keseimbangan di pasar uang. Kebijakan pemerintah untuk mengubah jumlah uang beredar dalam masyarakat akan menggeser kurva LM dan berpengaruh terhadap perekonomian, karena mengubah titik potong kurva IS-LM yang berarti mengubah titik keseimbangan ekonomi. Pada gambar 2.1 kondisi keseimbangan awal ditunjukkan oleh titik E0 dimana tingkat pendapatan sebesar Y0 dan tingkat bunga adalah r0. Jika pemerintah menambah jumlah uang beredar, kurva LM bergeser ke kanan (dari LM0 ke LM1), sehingga titik keseimbangan juga bergeser dari Eo ke E1. Pada titik keseimbangan yang baru (E1), output keseimbangan adalah Y1 yang lebih besar dari Y0 sedangkan tingkat bunga adalah r1 yang lebih rendah dari r0. Artinya, kebijakan moneter ekspansif dalam konteks gambar 2.1 dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat bunga. Dalam perekonomian pasar, kenaikan 47
  • 48. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. tingkat bunga mengindikasikan telah terjadinya kelebihan permintaan investasi, yang akibatnya dapat dilihat pada dua sisi: 1) sisi output. kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan ada beberapa rencana investasi yang dibatalkan, sebagai akibatnya pertambahan kapasitas produksi menjadi lebih kecil 2) sisi biaya kenaikan tingkat bunga akan menaikkan biaya produksi dikarenakan naiknya biaya modal. Dari kedua hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kenaikan tingkat bunga akan memicu terjadinya inflasi. Rangkuman Kebijakan moneter bertujuan akhir mengedalikan inflasi melalui instrumen jumlah uang beredar dan kurs. Instrumen yang digunakan Bank Indonesia dalam kebijakan moneter adalah jumlah uang beredar, operasi pasar terbuka, reserve requirement, dan discount rate. Jalur transmisi yang digunakan terdiri empat jenis yaitu jalur biay modal, kekayaan, relatif dan langsung. Kebijakan moneter dianalisis dengan kurva IS-LM yang akan menjelaskan keseimbangan tingakat bunga dan pendapatan. Soal. 1. Jelaskan intrumen yang dipakai dalam kebijakan moneter! 2. Sebutkan dan kelaskan jalur teansmisi kebijakan moneter? 3. Jelaskan pengaruh kebijakan moneter karena adanya time lag? 4. Jelaskan pengaruh kebijakan moneter dengan kurva IS-LM! 5. Jelaskan pengaruh kebijakan moneter terhadap perekonomian yang dapat mendorong aktivitas bisnis ekspor-impor! 48
  • 49. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. BAB VII INFLASI Sub kompetensi yang dicapai : 1. Menjelaskan tentang inflasi, jenis-jenisnya, faktor-faktor penentu, efek pengaruh inflasi dan kebijakan mengendalikan inflasi dari sisi moneter. 2. Menjelaskan efek inflasi terhadap aktivitas Bisnis dan Perdagangan Internasional 7.1 Inflasi Inflasi diartikan suatu kondisi meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kondisi menurunnya harga-harga secara umum dan terus menerus disebut deflasi. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Survei Biaya Hidup (SBH) dijadikan sebagai acuan IHK oleh Badan Pusat Statistik (BPS). BPS akan memonitor perkembangan harga barang dan jasa tersebut secara bulanan di pasar tradisional dan modern setiap Kota/Kabupaten seluruh Indonesia. Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain: 1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas. 2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam 49
  • 50. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan. 7.2 Jenis Inflasi Jenis inflasi akan dibagi berdasarkan nilai dan sumbernya. Adapun, inflasi berdasarkan nilai terdiri dari tiga jenis yaitu : a. Inflasi Moderat (Moderat Inflation) Jenis inflasi ditandai dengan harga-harga yang meningkat secara lambat, laju inflasi sebesar satu digit per tahun. Nilai inflasi 1 - 9% per tahun. Cirinya ditandai adanya kenaikan harga-harga yang relatif stabil, nilai riil uang cukup stabil. b. Inflasi Ganas (Galloping Inflation) Inflasi yang ditandai dengan laju inflasi senilai dua digit per tahun. Nilai inflasi 10 – 99% per tahun. Jika inflasi ganas timbul, maka timbullah gangguan-gangguan serius terhadap perekonomian. Umumnya sebagian besar kontrak disusun dalam indeks harga atau mata uang asing, seperti dollar. Nilai riil uang menurun sangat cepat. Pasar keuangan menjadi tidak bergairah, bursa saham lesu, dan dana-dana pada umumnya dialokasikan berdasarkan rasio dari pada berdasarkan tingkat bunga. Masyarakat lenih memeilih aset yang memiliki return pendapatan lebih tinggi daripada nilai inflasi. Aset yang dipilih emas, lahan, properti. c. Hiperinflasi Inflasi yang bernilai tiga digit per tahun, nilai inflasi lebih dari 100%. Meskipun perekonomian tampaknya dapat bertahan dari inflasi ganas, jenis inflasi ketiga ini sangat mematikan Tidak ada segi baik perekonomian pasar, apabila harga-harga meningkat jutaan atau bahkan triliunan persen per tahun. Inflasi berdasarkan pemisahan sumber penyebabnya dibagi menjadi inflasi inti dan non inti. Pembagian tersebut dinamakan disagregasi inflasi. Disagegasi inflasi dijelaskan berikut ini: 50
  • 51. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 1. Inflasi Inti, yaitu Komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) dalam pergerakan perubahan laju inflasi dan dipengaruhi faktor fundamental, seperti: o Interaksi permintaan-penawaran o Lingkungan eksternal: nilai tukar kurs mata uang asing, harga komoditi internasional, dan inflasi mitra dagang dari negara lain. o Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen 2. Inflasi non Inti, yaitu Komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari : o Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) Inflasi yang dominan dipengaruhi shocks (kejutan) yang mempengaruhi sisi jumlah penawaran (supply side) dalam kelompok bahan makanan. Kejutan ini berupa gagal panen, gangguan alam, dan kenaikan harga komoditas pangan domestik, dan internasional. o Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices) Inflasi yang dominan dipengaruhi shocks (kejutan) akibat kebijakan harga Pemerintah seperti kenaikan harga BBM bersubsidi, pengurangan subsidi, kenaikan tarif listrik, tarif angkutan, kenaikan gaji pegawai, dan sebagainya. 7.3 Faktor Determinan Inflasi Inflasi dipengaruhi oleh faktor sisi supply (cost push inflation), sisi permintaan (demand pull inflation), dan ekspektasi inflasi. Penjelasan determinan inflasi sebagai berikut : 1. Cost Push Inflation disebabkan depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama harga barang impor, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price), terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi. 51
  • 52. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Jika harga bahan baku impor naik akibat kurs USD/IDR terapresiasi maka biaya produksi bertambah dan harga produk akan meningkat. Jika sebagian besar industri di Indonesia tergantung bahan baku impor maka harga-harga akan naik (inflasi). 2. Demand Pull Inflation dipengaruhi kenaikan permintaan barang dan jasa lebih besar dibandingkan jumlah produksi/pasokan persediaan. Permintaan emas, minyak bumi, rumah meningkat dibandingkan ketersediaan pasokan produksi akan menyebabkan kenaikan harga-harga komoditas tersebut. 3. Ekspektasi inflasi dipengaruhi perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan kegiatan bisnis. Ekspektasi inflasi ini tercermin dari pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru), kenaikan gaji pegawai negeri, dan upah minimum regional (UMR). Meskipun ketersediaan barang mencukupi untuk mendukung kenaikan permintaan, namun harga barang dan jasa pada saat-saat hari raya keagamaan meningkat lebih tinggi dari komdisi supply-demand tersebut. Demikian halnya pada saat kenaikan gaji pegawai dan penentuan UMR, pedagang ikut pula meningkatkan harga barang meski kenaikan upah tersebut tidak terlalu signifikan dalam mendorong peningkatan permintaan. 7.4 Dampak Inflasi Kestabilan inflasi merupakan hal penting bagi masyarakat, pertumbuhan ekonomi, manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. 52
  • 53. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah. 7.5 Kebijakan Moneter dan Inflasi Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dalam melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia menganut sebuah kerangka kerja yang dinamakan Inflation Targeting Framework (ITF). Kerangka kerja ini diterapkan secara formal sejak Juli 2005, setelah sebelumnya menggunakan kebijakan moneter yang menerapkan uang primer (base money) sebagai sasaran kebijakan moneter. Dengan kerangka ITF, Bank Indonesia mengumumkan sasaran inflasi kepada publik dan kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah tersebut. Kebijakan moneter dilakukan mencapai sasaran inflasi di masa datang. Perubahan tinjauan dan pantauan kebijakan moneter dilakukan terus menerus dan 53
  • 54. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. dievaluasi melihat perkembangan inflasi mendatang sesuai dengan sasaran inflasi yang telah dicanangkan. Kebijakan moneter diliakukan secara transparan dan akuntabel kebijakan kepada publik. Secara operasional, perubahan kebijakan moneter dilakukan penetapan suku bunga kebijakan (BI Rate) yang diharapkan akan memengaruhi suku bunga pasar uang dan suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. Perubahan suku bunga ini pada akhirnya akan memengaruhi output dan inflasi. Dengan telah dilepaskannya sistem nilai tukar dengan band intervensi nilai tukar (crawling band) di tahun 1997, Bank Indonesia memerlukan jangkar nominal (nominal anchor) baru dalam rangka menjalankan kebijakan moneter. Jangkar nominal adalah variabel nominal (seperti indeks harga, nilai tukar, atau uang beredar) yang ditargetkan secara eksplisit oleh bank sentral sebagai dasar/patokan bagi pembentukan harga lainnya. Kebijakan moneter memerlukan jangkar nominal untuk menentukan adanya kejelasan arah kebijakan moneter sehingga masyarakat memiliki pedoman ekspektasi inflasi. Selain itu juga, Bank Indonesia secara konsisten dapat mencapainya akan meningkatkan kredibilitas kebijakan moneter. 7.6 Bank Indonesia dan Inflasi Kebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk mengelola tekanan harga yang berasal dari sisi permintaan aggregat (demand management) relatif terhadap kondisi sisi penawaran. Kebijakan moneter tidak ditujukan untuk merespon kenaikan inflasi faktor bersifat kejutan yang bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya. Hal tersebut karena keterbatasan Bank Indonesia mengendalikan inflasi dipengaruhi kejutan (shocks). Maka BI memerlukan kerjasama dan koordinasi dengan Pemerintah melalui kebijakan makroekonomi yang terintegrasi baik dari kebijakan fiskal, moneter maupun sektoral. Koordinasi antara pemerintah dan BI dengan membentuk Tim Koordinasi Penetapan Sasaran, Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) tahun 2005. 54
  • 55. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Dalam Nota Kesepahaman antara Pemerintah dan Bank Indonesia, sasaran inflasi ditetapkan tiga tahun ke depan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Berdasarkan PMK No.143/PMK.011/2010, sasaran inflasi yang ditetapkan Pemerintah periode 2010–2012 adalah 5,0%, 5,0%, dan 4,5% dengan deviasi ±1%. Tabel Perbandingan Target Inflasi dan Aktual Inflasi Tahun Target Inflasi Inflasi Aktual (%, yoy) 2001 4% - 6% 12,55 2002 9% - 10% 10,03 2003 9 +1% 5,06 2004 5,5 +1% 6,40 2005 6 +1% 17,11 2006 8 +1% 6,60 2007 6 +1% 6,59 2008 5 +1% 11,06 2009 4,5 +1% 2,78 2010* 5+1% - 2011* 5+1% - 2012* 4.5+1% - *) berdasarkan PMK No.143/PMK.011/2010 tanggal 24 Agustus 2010 55
  • 56. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Rangkuman Inflasi merupakan masalah perekonomian yang ditandai dengan kenaikan harga barnag- dan jasa secara umum dan bersamaan. Inflasi dibagi tiga berdasarkan nilainya yaitu moderat, ganas, dan hiperinflasi. Inflasi diagregasi menjadi inflasi inti dan non inti. Inflasi disebabkan dari sisi biaya produksi, kenaikan permintaan, dan ekspekstasi pelaku ekonomi. Dampak inflasi adalah menurunnya pendapatan riil masyarakat, ketidakstabilan harga, dan tekanan pada nilai kurs rupiah. Bank Indonesia mengendalikan inflasi dengan kerangka Inflation Target Frremwork (ITF) bekerjasama dengan Kementereian Keuangan, Perindustrian dan Perdagangan. Target inflasi ditetapkan Menteri Keuangan sebagai acuan target inflasi. Soal 1. Apa yang dimaksud inflasi? 2. Jelaskan perbedaan inflasi berdasarkan nilainya? 3. Jelaskan sumber-sumber penentu inflasi inti dan non inti? 4. Jelaskan sumber penyebab inflasi karena harga bahan baku impor naik akibat kurs? 5. Jelaskan dampak inflasi bagi aktivitas produksi dan penentuan harga komoditas ekspor? 56