SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Teori-teori yang Relevan dengan Komunikasi Politik
A. Teori Jarum Suntik
Teori jarum suntik lebih lama dikenal sebagai teori peluru, dimana teori ini merupakan
konsep awal sebagai efek komunikasi massa, yang pada akhirnya dinamakan Hypodermic
Needle Theory atau teori jarum hipodermik oleh para teoritis komunikasi tahun 1970-an.
Wilbur Scramm (1950-an) mengatakan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan
peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayaj yang pasif tidak berdaya. (Effendy,
1993)
Definisi dalam komunikasi massa, terori jarum suntik merupakan media massa yang
dapat menimbulkan efek yang kuat, langsung, terarah, dan segera. Teori ini berasumsi bahwa
media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai efek yang kuat atas mass audience.
Media massa juga digambarkan media yang begitu dahsyat hingga bisa memegang kendali
pikiran khalayak yang pasif dan tidak berdaya. Karena media massa seperti jarum suntik
raksasa yang menyuntikan ide-ide atau informasi ke aliran darah khalayak, dimana orang-
orang dianggap sebagai sekumpulan orang yang homogen dan pasif sehingga apapun yang
diberikan media dapat diterima begitu saja oleh mereka dan bahkan bisa menjadi kebudayaan
baru dalam kehidupan.
Berdasarkan teori tersebut, komunikator politik (politisi, professional, dan aktivis) selalu
memandang bahwa pesan politik apa pun yang disampaikan kepada khalayak, apalagi kalau
melalui media massa, pasti menimbulkan efek yang positif berupa citra yang baik,
penerimaan atau dukungan. Ternyata asumsi tersebut tidak benar seluruhnya, karena efek
sangat tergantung pada situasi dan kondisi khalayak, di samping daya tarik isi, dan
kredibilitas komunikator. Bahkan berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa media massa
memiliki pengaruh lebih dominan dalam tngkat kognitif (pengetahuan) saja, tetapi kurang
mampu menembus pengaruh pada sikap dan perilaku. Ditemukan bahwa sesungguhnya
khalayak itu tidak pasif dalam menerima pesan.
Dengan demikian, asumsi bahwa khalayak tak berdaya dan media perkasa, tidak terbukti
secara empiris. Meskipun demikian, teori jarum hipodermik atau teori peluru tidak runtuh
sama sekali karena tetap diaplikasikan atau digunakan untuk menciptakan efeksivitas dalam
komunikasi politik. Hal ini tergantung kepada system politik, sistem organisasi dan situasi,
terutama yang dapat diterapkan dalam system politik yang otoriter, dengan bentuk kegiatan
seperti indoktrinasi, perintah, instruksi, penugasan, dan pengarahan. Itulah sebabnya teori ini
tetap relevan dan mampu menciptakan komunikasi yang efektif. Teori ini juga lebih
memusatkan perhatian kepada efek afektif dan behavioral1 .
1. 1
http://deviapriyanti158.blogspot.com/2012/03/teori-teori-dalam-komunikasi-politik.html
B. Teori Agenda Setting
Agenda setting model untuk pertamakali ditampikan oleh M.E.Mc.Combs dan D.L.Shaw
dan “Public Opinion Quarterly” terbitan tahun 1972, berjudul “The Agenda-Setting Function
Of Mass Media”. Kedua pakar tersebut mengatakan bahwa “jika media memberikan tekanan
pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengarui khalayak untuk menganggapnya
penting”.
Takala mengadakan studi terhadap pemilihan presiden amerika serikat tahun 1968
ditemukan korelasi yang tinggi antara penekanan berita dan bagaimana berita itu dinilai
tingkatanya oleh pemilih. Disimpulkan bahwa menigkatnya nilai penting suatu topik pada
media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting suatu topik pada media massa
menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut pada khalayak.
Mengenai agenda setting, Alexis S.Tan selanjutnya menyimpulkan bahwa media massa
mempengaruhi kognisi politik dalam dua cara:
a. Media secara efektif menginformasikan peristiwa politik kepada khalayak;
b. Media mempegarui persepsi khalayak mengenai pentingnya masalah politik.
(Effendy, 1993)
Menurut Jalaluddin Rakhmat (1997) Perspektif ini menghidupkan kembali model jarum
hipodermik, tetapi dengan fokus penelitian yang telah bergeser. Dari efek pada sikap dan
pendapat bergeser kepada efek pada kesadaran dan pengetahuan atau dari afektif ke kognitif.
Prinsipnya sebenarnya “to tell what to think about” artinya membentuk persepsi khalayak
tentang apa yang dianggap penting. Dengan teknik pemilihan dan penonjolan media
memberikan cues tentang mana issue yang lebih penting. Karena itu, model agenda setting
mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan media kepada suatu
persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak kepada persoalan itu. Singkatnya apa
yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Begitu juga
sebaliknya apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.
Propaganda politik di media massa tentunya tidak lepas dari pembicaraan soal efek,
karena ini merupakan entry point bahasan agenda setting. Propagandis yang hendak
menggunakan media massa sebagai medium penyampaian pesan politik sudah seharusnya
memahami masalah efek ini. Efek terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan (subsequent
effects). Efek langsung ini berkaitan dengan issues, apakah issue itu ada atau tidak ada dalam
agenda khalayak (pengenalan); dari semua issues, mana yang dianggap paling penting
menurut khalayak (salience); bagaimana issues itu diranking oleh responden dan apakah
rangkingnya itu sesuai dengan rangking media. Efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan
tentang peristiwa tertentu) atau tindakan (seperti memilih kontestan pemilu atau melakukan
aksi protes). Pada kenyataannya menurut perspektif agenda setting theory, media massa
menyaring artikel, berita atau acara yang disiarkannya. Secara selektif, “gatekeepers” seperti
penyunting, redaksi bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitakan dan
mana yang harus disembunyikan.
Contohnya media massa terlihat menentukan mana topic yang penting dalam
merefleksikan apa yang dikatakan para kandidat dalam suatu kampanye pemilu. Artinya
media massa menetapkan “agenda” kampanye tersebut dan kemampuan untuk mempengaruhi
kognitif individu. Jika calon pemilih telah menganggap penting suatu issu maka mereka akan
memilih kandidat partai yang paling berkompeten dalam menangani issu tersebut.
C. Teori Kepemimpinan
Cecil A. Gibb menyatakan bahwa ahli piker telah memusatkan perhatian terhadap
kepemimpinan ini sejak zaman Confuscius. Setelah itu banyak rumusan dan teori
kepemimpinan yang diungkap oleh para ilmuwan dan para pemikir lainnya.
Dari sekian banyak teori kepemimpinan pada prinsipnya meliputi empat macam teori,
yaitu: Unity Traith Theory, Constellation of Traits Theory, Situational Theory, dan
Interaction Theory.
Unity Traith Theory, menunjukkan bahwa seorang pemimpin selalu memiliki karakter
tertentu sebagai factor pembeda terhadap masyarakat biasa. Teori ini disebut pula teori orang
besar (the great man theory) yang memunculkan keistimewaan sikap perilaku. Contoh
Napoleon Bonaparte (1796-1981) seorang prajurit Perancis yang mampu menjadi seorang
Kaisar Perancis, Alexander The Great (356-323 SM) terkenal keberaniaannya di dalam
memenangkan peperangan dan lain-lain.
Constellation of Traits Theory, teori yang memunculkan cirri-ciri seorang pemimpin yang
mempunyai nilai secara psikis dan fisik.
Situational Theory, teori kepemimpinan yang ditemukan oleh situasi waktu dan tempat.
Teori ini sebenarnya tidak mampu mengeneralisasikan tipe pemimpin yang muncul pada
waktu berbeda.
Interaction Theory, teori yang mempelajari dampak interaksi, sehingga pemimpin dalam
aktivitasnya merupakan replica atau cerminan dari pengikutnya dan masyarakat yang dapat
memenuhi kebutuhan dan kepentingan mereka.
Teori-teori tersebut pada akhirnya bermuara pada sikap dan perilaku pemimpin. Seorang
pemimpin dituntut mampu mengkonstruksi nilai-nilai ideal ke dalam kenyataan empiris yang
dapat ditransformasi kepada pengikut dan masyarakat sekitarnya. Dampak yang lebih luas
diharapkan agar para pengikut tersebut mampu mengencode (memformulasikan ke dalam
symbol-simbol) ulang sesuai kapasitas masyarakat, sehingga tumbuh sifat positif sebagai
dukungan terhadap kedudukan pemimpin dalam melakukan seluruh kebijaksanaannya.
D. Teori Media Pembangunan
Teori ini umumnya terkait dengan teori pers dunia ketiga atau negara berkembang yang
umumnya belum memiliki ciri-ciri sistem komunikasi yang telah maju atau masih banyak
memiliki keterbatasan. Masyarakat dalam negara berkembang sangat menginginkan
pembangunan ekonomi, politik, sosial, budaya dan sebagainya, sehingga secara normatif
media harus bermuara pada hal-hal tersebut. Pokok dari teori ini adalah pers harus digunakan
secara positif dalam pembangunan nasional. Preferensi diberikan pada teori yang
menekankan keterlibatan akar rumput.
Tujuan dari medianya adalah “mensupport pembangunan” dengan beberapa cara, antara
lain:
1. Mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional, ekonomi, sosial, kultural dan
politik.
2. Mendukkung usaha mengejar ketertinggalan kultural dan informasi.
3. Mendukung demokratisasi
4. Mendukung usaha menggalang solidaritas dengan negara-negara berkembang lainnya.
Jika dikaitkan dengan komunikasi politik menurut teori ini, media sangat membantu
untuk menciptakan komunikasi politik dengan pemerintah atau penguasa. Salah satu contoh
yang dapat dilaksanakan dengan menciptakan ruang publik sebagai wujud dari demokrasi.
Prinsip utama dari teori ini adalah:
1. Media menerima dan melaksanakan tugas pembangunan positif sesuai dengan
kebijakan nasional.
2. Kebebasan media dibatasi oleh prioritas ekonomi dan kebutuhan pembanguan
masyarakat.
3. Memprioritaskan isi tentang kebudayaan dan bahasa nasional
4. Media memprioritaskan informasi tentang negara yang sedang berkembang
5. Para wartawan dan karyawan media memiliki tangguang jawab dan kebebasa dalam
emngumpulkan informasi dan menyebarluaskan
6. Untuk kepentingan pembanguan negara memiliki ounya campur tangan dengan;
membatasi oprasi media, sensor, subsidi, otoritas, dan pengendalian langsung dapat di
benarkan.
REFERENSI
1. Bland Michael, dkk. 2001. Hubungan Media Yang Efektif. Jakarta: ERLANGGA
2. J. Severin dan Tankard. 2008. Teori Komunikasi. Jakarta: Kencana Media Pressindo.
3. Mulyana, Deddy. 2005. Konteks – Konteks Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
4. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2007.
5. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajawali Pers.
6. Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi.
7. Arifin,Anwar. 2003.Komunikasi Politik. Jakarta: BalaiPustaka
8. Cangara,Hafied.2009. Komunikasi Politik: Konsep, teori, dan Strategi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
9. Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: grasindo.
10. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.
11. Apriyanti, Devi. 2012. Teori dalam Komunikasi Politik. Diakses . Dari
http://deviapriyanti158.blogspot.com/2012/03/teori-teori-dalam-komunikasi-politik.html
12. Moonwalke. 2009. Teori media pembanguan. Diakses . Dari http://moonwalker-
mw.blogspot.com/2009/07/teori-media-pembangunan.html
13. Aswandi, fery. 2013. Teori-teori jurnalistik. Diakses . Dari
http://feryaswand.blogspot.com/2013/06/teori-teori-jurnalistik.html

More Related Content

What's hot

Expectancy Violations Theory
 Expectancy Violations Theory  Expectancy Violations Theory
Expectancy Violations Theory mankoma2012
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikmankoma2013
 
Konsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaKonsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaReni Kurniati
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIANTeddy Ayomi
 
Stand Point Theory
Stand Point TheoryStand Point Theory
Stand Point Theorymankoma2012
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theorymankoma2013
 
Teknik komunikasi
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Teknik komunikasiLaila Fitri
 
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal wordLingga - Universitas Riau
 
Uncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction TheoryUncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction Theorymankoma2012
 
Spiral of Silence Theory
Spiral of Silence TheorySpiral of Silence Theory
Spiral of Silence Theorymankoma2013
 
Teori Pelanggaran harapan
Teori Pelanggaran harapanTeori Pelanggaran harapan
Teori Pelanggaran harapanTeddy Ayomi
 
Model Komunikasi Massa
Model Komunikasi MassaModel Komunikasi Massa
Model Komunikasi MassaHanum Ilmi
 
Tindakan komunikasi
Tindakan komunikasiTindakan komunikasi
Tindakan komunikasiLauna Usni
 
Teori Jarum Suntik
Teori Jarum Suntik Teori Jarum Suntik
Teori Jarum Suntik Ratih Aini
 

What's hot (20)

Expectancy Violations Theory
 Expectancy Violations Theory  Expectancy Violations Theory
Expectancy Violations Theory
 
Teori Uses And Effect
Teori Uses And EffectTeori Uses And Effect
Teori Uses And Effect
 
Teori pers
Teori persTeori pers
Teori pers
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
 
130313 spiral of silence
130313 spiral of silence130313 spiral of silence
130313 spiral of silence
 
Konsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaKonsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massa
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
 
Literasi media
Literasi mediaLiterasi media
Literasi media
 
Stand Point Theory
Stand Point TheoryStand Point Theory
Stand Point Theory
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
 
Teknik komunikasi
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Teknik komunikasi
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
 
Uncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction TheoryUncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction Theory
 
Spiral of Silence Theory
Spiral of Silence TheorySpiral of Silence Theory
Spiral of Silence Theory
 
Teori Pelanggaran harapan
Teori Pelanggaran harapanTeori Pelanggaran harapan
Teori Pelanggaran harapan
 
Model Komunikasi Massa
Model Komunikasi MassaModel Komunikasi Massa
Model Komunikasi Massa
 
Tindakan komunikasi
Tindakan komunikasiTindakan komunikasi
Tindakan komunikasi
 
Teori Jarum Suntik
Teori Jarum Suntik Teori Jarum Suntik
Teori Jarum Suntik
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 

Similar to Teori teori relevan dengan komunikasi politik

Teori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi MassaTeori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi Massaiwan setiawan
 
MASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORYMASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORYEvry Purrba
 
Teoriteori komunikasi-massa
Teoriteori komunikasi-massaTeoriteori komunikasi-massa
Teoriteori komunikasi-massaMuhammad Syazmi
 
Model model komunikasi politik
Model model komunikasi politikModel model komunikasi politik
Model model komunikasi politikNasrul Hadi
 
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TTEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TAdePutraTunggali
 
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfashrafkhairulAzam
 
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptxGhina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptxGhina44
 
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDASession 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDAAhmad Kurnia
 
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesiblade_net
 
komunikasi politik sbg bidang studi baru
komunikasi politik sbg bidang studi barukomunikasi politik sbg bidang studi baru
komunikasi politik sbg bidang studi baruiwan setiawan
 
TP Pertemuan ke-2.pptx
TP Pertemuan ke-2.pptxTP Pertemuan ke-2.pptx
TP Pertemuan ke-2.pptxAlqiAsaoka
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatSirajuddin Lathif
 
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.pptMateri 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.pptAdePutraTunggali
 
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptxTEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptxAlvinSetya
 

Similar to Teori teori relevan dengan komunikasi politik (20)

Teori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi MassaTeori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi Massa
 
MASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORYMASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORY
 
83323855 komunikasi-politik
83323855 komunikasi-politik83323855 komunikasi-politik
83323855 komunikasi-politik
 
Teoriteori komunikasi-massa
Teoriteori komunikasi-massaTeoriteori komunikasi-massa
Teoriteori komunikasi-massa
 
Model model komunikasi politik
Model model komunikasi politikModel model komunikasi politik
Model model komunikasi politik
 
Teori komunikasi massa
Teori komunikasi massaTeori komunikasi massa
Teori komunikasi massa
 
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TTEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
 
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptxGhina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
 
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDASession 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
 
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
 
131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa
 
komunikasi politik sbg bidang studi baru
komunikasi politik sbg bidang studi barukomunikasi politik sbg bidang studi baru
komunikasi politik sbg bidang studi baru
 
Bab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasiBab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasi
 
TP Pertemuan ke-2.pptx
TP Pertemuan ke-2.pptxTP Pertemuan ke-2.pptx
TP Pertemuan ke-2.pptx
 
Hegemoni media
Hegemoni mediaHegemoni media
Hegemoni media
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakat
 
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.pptMateri 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
 
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptxTEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
 
Kommas pers
Kommas persKommas pers
Kommas pers
 

More from Fuji Lestari

Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaBahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaFuji Lestari
 
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaBahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaFuji Lestari
 
Riset formatif kampanye dan propaganda
Riset formatif kampanye dan propagandaRiset formatif kampanye dan propaganda
Riset formatif kampanye dan propagandaFuji Lestari
 
Logika (kesalahan berpikir)
Logika (kesalahan berpikir)Logika (kesalahan berpikir)
Logika (kesalahan berpikir)Fuji Lestari
 
Permasalahan Pemilu 2009
Permasalahan Pemilu 2009Permasalahan Pemilu 2009
Permasalahan Pemilu 2009Fuji Lestari
 
Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum
Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukumPelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum
Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukumFuji Lestari
 
Pelangaran terhadap polstranas di bidang hukum
Pelangaran terhadap polstranas di bidang hukumPelangaran terhadap polstranas di bidang hukum
Pelangaran terhadap polstranas di bidang hukumFuji Lestari
 
Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesisSilogisme hipotesis
Silogisme hipotesisFuji Lestari
 
Aktualisasi penyampaian
Aktualisasi penyampaianAktualisasi penyampaian
Aktualisasi penyampaianFuji Lestari
 
Optimalisasi persiapan berpidato
Optimalisasi persiapan berpidatoOptimalisasi persiapan berpidato
Optimalisasi persiapan berpidatoFuji Lestari
 

More from Fuji Lestari (13)

Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaBahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
 
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaBahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
 
Riset formatif kampanye dan propaganda
Riset formatif kampanye dan propagandaRiset formatif kampanye dan propaganda
Riset formatif kampanye dan propaganda
 
Iklim kelompok
Iklim kelompokIklim kelompok
Iklim kelompok
 
Logika (kesalahan berpikir)
Logika (kesalahan berpikir)Logika (kesalahan berpikir)
Logika (kesalahan berpikir)
 
Permasalahan Pemilu 2009
Permasalahan Pemilu 2009Permasalahan Pemilu 2009
Permasalahan Pemilu 2009
 
Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum
Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukumPelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum
Pelanggaran terhadap polstranas di bidang hukum
 
Pelangaran terhadap polstranas di bidang hukum
Pelangaran terhadap polstranas di bidang hukumPelangaran terhadap polstranas di bidang hukum
Pelangaran terhadap polstranas di bidang hukum
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesisSilogisme hipotesis
Silogisme hipotesis
 
Komunikan
KomunikanKomunikan
Komunikan
 
Aktualisasi penyampaian
Aktualisasi penyampaianAktualisasi penyampaian
Aktualisasi penyampaian
 
Optimalisasi persiapan berpidato
Optimalisasi persiapan berpidatoOptimalisasi persiapan berpidato
Optimalisasi persiapan berpidato
 

Recently uploaded

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 

Recently uploaded (20)

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 

Teori teori relevan dengan komunikasi politik

  • 1. Teori-teori yang Relevan dengan Komunikasi Politik A. Teori Jarum Suntik Teori jarum suntik lebih lama dikenal sebagai teori peluru, dimana teori ini merupakan konsep awal sebagai efek komunikasi massa, yang pada akhirnya dinamakan Hypodermic Needle Theory atau teori jarum hipodermik oleh para teoritis komunikasi tahun 1970-an. Wilbur Scramm (1950-an) mengatakan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayaj yang pasif tidak berdaya. (Effendy, 1993) Definisi dalam komunikasi massa, terori jarum suntik merupakan media massa yang dapat menimbulkan efek yang kuat, langsung, terarah, dan segera. Teori ini berasumsi bahwa media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai efek yang kuat atas mass audience. Media massa juga digambarkan media yang begitu dahsyat hingga bisa memegang kendali pikiran khalayak yang pasif dan tidak berdaya. Karena media massa seperti jarum suntik raksasa yang menyuntikan ide-ide atau informasi ke aliran darah khalayak, dimana orang- orang dianggap sebagai sekumpulan orang yang homogen dan pasif sehingga apapun yang diberikan media dapat diterima begitu saja oleh mereka dan bahkan bisa menjadi kebudayaan baru dalam kehidupan. Berdasarkan teori tersebut, komunikator politik (politisi, professional, dan aktivis) selalu memandang bahwa pesan politik apa pun yang disampaikan kepada khalayak, apalagi kalau melalui media massa, pasti menimbulkan efek yang positif berupa citra yang baik, penerimaan atau dukungan. Ternyata asumsi tersebut tidak benar seluruhnya, karena efek sangat tergantung pada situasi dan kondisi khalayak, di samping daya tarik isi, dan kredibilitas komunikator. Bahkan berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa media massa memiliki pengaruh lebih dominan dalam tngkat kognitif (pengetahuan) saja, tetapi kurang mampu menembus pengaruh pada sikap dan perilaku. Ditemukan bahwa sesungguhnya khalayak itu tidak pasif dalam menerima pesan. Dengan demikian, asumsi bahwa khalayak tak berdaya dan media perkasa, tidak terbukti secara empiris. Meskipun demikian, teori jarum hipodermik atau teori peluru tidak runtuh sama sekali karena tetap diaplikasikan atau digunakan untuk menciptakan efeksivitas dalam komunikasi politik. Hal ini tergantung kepada system politik, sistem organisasi dan situasi, terutama yang dapat diterapkan dalam system politik yang otoriter, dengan bentuk kegiatan seperti indoktrinasi, perintah, instruksi, penugasan, dan pengarahan. Itulah sebabnya teori ini tetap relevan dan mampu menciptakan komunikasi yang efektif. Teori ini juga lebih memusatkan perhatian kepada efek afektif dan behavioral1 . 1. 1 http://deviapriyanti158.blogspot.com/2012/03/teori-teori-dalam-komunikasi-politik.html
  • 2. B. Teori Agenda Setting Agenda setting model untuk pertamakali ditampikan oleh M.E.Mc.Combs dan D.L.Shaw dan “Public Opinion Quarterly” terbitan tahun 1972, berjudul “The Agenda-Setting Function Of Mass Media”. Kedua pakar tersebut mengatakan bahwa “jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengarui khalayak untuk menganggapnya penting”. Takala mengadakan studi terhadap pemilihan presiden amerika serikat tahun 1968 ditemukan korelasi yang tinggi antara penekanan berita dan bagaimana berita itu dinilai tingkatanya oleh pemilih. Disimpulkan bahwa menigkatnya nilai penting suatu topik pada media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting suatu topik pada media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut pada khalayak. Mengenai agenda setting, Alexis S.Tan selanjutnya menyimpulkan bahwa media massa mempengaruhi kognisi politik dalam dua cara: a. Media secara efektif menginformasikan peristiwa politik kepada khalayak; b. Media mempegarui persepsi khalayak mengenai pentingnya masalah politik. (Effendy, 1993) Menurut Jalaluddin Rakhmat (1997) Perspektif ini menghidupkan kembali model jarum hipodermik, tetapi dengan fokus penelitian yang telah bergeser. Dari efek pada sikap dan pendapat bergeser kepada efek pada kesadaran dan pengetahuan atau dari afektif ke kognitif. Prinsipnya sebenarnya “to tell what to think about” artinya membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Dengan teknik pemilihan dan penonjolan media memberikan cues tentang mana issue yang lebih penting. Karena itu, model agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan media kepada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak kepada persoalan itu. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Begitu juga sebaliknya apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat. Propaganda politik di media massa tentunya tidak lepas dari pembicaraan soal efek, karena ini merupakan entry point bahasan agenda setting. Propagandis yang hendak menggunakan media massa sebagai medium penyampaian pesan politik sudah seharusnya memahami masalah efek ini. Efek terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan (subsequent
  • 3. effects). Efek langsung ini berkaitan dengan issues, apakah issue itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak (pengenalan); dari semua issues, mana yang dianggap paling penting menurut khalayak (salience); bagaimana issues itu diranking oleh responden dan apakah rangkingnya itu sesuai dengan rangking media. Efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu) atau tindakan (seperti memilih kontestan pemilu atau melakukan aksi protes). Pada kenyataannya menurut perspektif agenda setting theory, media massa menyaring artikel, berita atau acara yang disiarkannya. Secara selektif, “gatekeepers” seperti penyunting, redaksi bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan. Contohnya media massa terlihat menentukan mana topic yang penting dalam merefleksikan apa yang dikatakan para kandidat dalam suatu kampanye pemilu. Artinya media massa menetapkan “agenda” kampanye tersebut dan kemampuan untuk mempengaruhi kognitif individu. Jika calon pemilih telah menganggap penting suatu issu maka mereka akan memilih kandidat partai yang paling berkompeten dalam menangani issu tersebut. C. Teori Kepemimpinan Cecil A. Gibb menyatakan bahwa ahli piker telah memusatkan perhatian terhadap kepemimpinan ini sejak zaman Confuscius. Setelah itu banyak rumusan dan teori kepemimpinan yang diungkap oleh para ilmuwan dan para pemikir lainnya. Dari sekian banyak teori kepemimpinan pada prinsipnya meliputi empat macam teori, yaitu: Unity Traith Theory, Constellation of Traits Theory, Situational Theory, dan Interaction Theory. Unity Traith Theory, menunjukkan bahwa seorang pemimpin selalu memiliki karakter tertentu sebagai factor pembeda terhadap masyarakat biasa. Teori ini disebut pula teori orang besar (the great man theory) yang memunculkan keistimewaan sikap perilaku. Contoh Napoleon Bonaparte (1796-1981) seorang prajurit Perancis yang mampu menjadi seorang Kaisar Perancis, Alexander The Great (356-323 SM) terkenal keberaniaannya di dalam memenangkan peperangan dan lain-lain. Constellation of Traits Theory, teori yang memunculkan cirri-ciri seorang pemimpin yang mempunyai nilai secara psikis dan fisik. Situational Theory, teori kepemimpinan yang ditemukan oleh situasi waktu dan tempat. Teori ini sebenarnya tidak mampu mengeneralisasikan tipe pemimpin yang muncul pada waktu berbeda.
  • 4. Interaction Theory, teori yang mempelajari dampak interaksi, sehingga pemimpin dalam aktivitasnya merupakan replica atau cerminan dari pengikutnya dan masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan mereka. Teori-teori tersebut pada akhirnya bermuara pada sikap dan perilaku pemimpin. Seorang pemimpin dituntut mampu mengkonstruksi nilai-nilai ideal ke dalam kenyataan empiris yang dapat ditransformasi kepada pengikut dan masyarakat sekitarnya. Dampak yang lebih luas diharapkan agar para pengikut tersebut mampu mengencode (memformulasikan ke dalam symbol-simbol) ulang sesuai kapasitas masyarakat, sehingga tumbuh sifat positif sebagai dukungan terhadap kedudukan pemimpin dalam melakukan seluruh kebijaksanaannya. D. Teori Media Pembangunan Teori ini umumnya terkait dengan teori pers dunia ketiga atau negara berkembang yang umumnya belum memiliki ciri-ciri sistem komunikasi yang telah maju atau masih banyak memiliki keterbatasan. Masyarakat dalam negara berkembang sangat menginginkan pembangunan ekonomi, politik, sosial, budaya dan sebagainya, sehingga secara normatif media harus bermuara pada hal-hal tersebut. Pokok dari teori ini adalah pers harus digunakan secara positif dalam pembangunan nasional. Preferensi diberikan pada teori yang menekankan keterlibatan akar rumput. Tujuan dari medianya adalah “mensupport pembangunan” dengan beberapa cara, antara lain: 1. Mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional, ekonomi, sosial, kultural dan politik. 2. Mendukkung usaha mengejar ketertinggalan kultural dan informasi. 3. Mendukung demokratisasi 4. Mendukung usaha menggalang solidaritas dengan negara-negara berkembang lainnya. Jika dikaitkan dengan komunikasi politik menurut teori ini, media sangat membantu untuk menciptakan komunikasi politik dengan pemerintah atau penguasa. Salah satu contoh yang dapat dilaksanakan dengan menciptakan ruang publik sebagai wujud dari demokrasi. Prinsip utama dari teori ini adalah: 1. Media menerima dan melaksanakan tugas pembangunan positif sesuai dengan kebijakan nasional. 2. Kebebasan media dibatasi oleh prioritas ekonomi dan kebutuhan pembanguan masyarakat.
  • 5. 3. Memprioritaskan isi tentang kebudayaan dan bahasa nasional 4. Media memprioritaskan informasi tentang negara yang sedang berkembang 5. Para wartawan dan karyawan media memiliki tangguang jawab dan kebebasa dalam emngumpulkan informasi dan menyebarluaskan 6. Untuk kepentingan pembanguan negara memiliki ounya campur tangan dengan; membatasi oprasi media, sensor, subsidi, otoritas, dan pengendalian langsung dapat di benarkan. REFERENSI 1. Bland Michael, dkk. 2001. Hubungan Media Yang Efektif. Jakarta: ERLANGGA 2. J. Severin dan Tankard. 2008. Teori Komunikasi. Jakarta: Kencana Media Pressindo. 3. Mulyana, Deddy. 2005. Konteks – Konteks Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 4. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007. 5. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajawali Pers. 6. Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi. 7. Arifin,Anwar. 2003.Komunikasi Politik. Jakarta: BalaiPustaka 8. Cangara,Hafied.2009. Komunikasi Politik: Konsep, teori, dan Strategi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 9. Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: grasindo. 10. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 11. Apriyanti, Devi. 2012. Teori dalam Komunikasi Politik. Diakses . Dari http://deviapriyanti158.blogspot.com/2012/03/teori-teori-dalam-komunikasi-politik.html 12. Moonwalke. 2009. Teori media pembanguan. Diakses . Dari http://moonwalker- mw.blogspot.com/2009/07/teori-media-pembangunan.html
  • 6. 13. Aswandi, fery. 2013. Teori-teori jurnalistik. Diakses . Dari http://feryaswand.blogspot.com/2013/06/teori-teori-jurnalistik.html