SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
FINAL EXAM

MASS COMMUNICATION THEORY




     Introduction to Mass Communication

           EVRY JELITA PURBA

                  212121 003




           CORPORATE COMMUNICATION

         PARAMADINA GRADUATE SCHOOL

  PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PARAMADINA

                     2012
1. Decribe sentences

 a. Magic bullet theorymerupakan perkembangan dari teori “behaviours” yang

    ditemukan John B. Watson, teori ini mengungkapkan kekuatan dari sebuah

    propaganda yang dapat menghancurkan pertahanan dan kondisi pemikiran

    seseorang, yang kemudian akan dimanfaatkan untuk mempengaruhi

    pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang.



    Teori ini mengarah pada propaganda yang tidak menyampaikan informasi

    secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk

    memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya.



    Terkadang pesan yang disampaikan benar, namun seringkali menyesatkan

    dimana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta pilihan

    yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi

    emosional daripada reaksi rasional.



    Bentuk pesan yang sistematis memudahkan pembentukan persepsi,

    memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung

    perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku

    propaganda.



    Contohnya, film G 30 S PKI yang tayang setiap tanggal 30 September di

    TVRI, film yang tayang berulang-ulang ini, ingin mengarahkan persepsi




                                                                            2
masyarakat akan keberhasilan Soeharto dalam melawan PKI (Partai

  Komunis Indonesia).



 Dalam film diungkapkan bahwa enam perwira tinggi militer Indonesia beserta

 beberapa orang lainnya, dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta yang

 kemudian dituduhkan kepada anggota PKI, namun hingga saat ini belum ada

 kebenaran akan kejadian tersebut.



 Contoh lain, terlihat pada perilaku “baik” Jepang yang melakukan propaganda

 untuk merebut simpati rakyat Indonesia. Jepang menghembuskan pesan

 dengan mengaku sebagai "Saudara Tua" yang akan membebaskan Asia dari

 penindasan bangsa Barat.

 Adanya kemiripan warna bendera juga dimanfaatkan Jepang untuk

 membentuk persepsi masyarakat Indonesia, akan satu rumpunnya Jepang

 dan Indonesia, padahal tujuan Jepang hanya satu : menjarah seluruh hasil

 sumber daya manusia dan alam Indonesia



b. Mass society theorydiungkapkanPaul Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan

  Hazel Gaudet (1944), serta Elihu Katz danDecatur, yang melihat adanya

  pengaruh langsung pesan media pada pemungutan suara pada proses

  pengambilan keputusan selama kampanye pemilihan presiden.



  Mereka terkejut ketika menemukan bahwa kontak pribadi secara informal

  jauh lebih sering menjadi sumber yang mempengaruhi perilaku suara




                                                                           3
daripada pemaparan ke gelombang radio atau surat kabar. Melalui data ini,

Katz dan Lazarsfeld mengembangkan teori two-step flow komunikasi massa.

Model komunikasi two-step flow memiliki hipotesis bahwa ide-ide mengalir

dari media massa kepada para opinion leader, dan dari mereka ide tersebut

disampaikan kepada populasi yang lebih luas.



Opinion leader adalah orang-orang yang memiliki akses ke media, dan

memiliki pemahaman yang lebih banyak tentang konten media, meneruskan

interpretasi mereka sendiri di samping isi media yang sebenarnya. Informasi

media massa disalurkan ke “massa” melalui opinion leader.



Opinion leader cenderung beradaptasi dengan yang mereka pengaruhi,

dengan cara berlaku mirip dengan yang dipengaruhi, berdasarkan

kepribadian, minat, demografi, atau faktor-faktor sosio-ekonomi.



Istilah 'pengaruh pribadi' diciptakan untuk merujuk kepada proses intervensi

langsung antara pesan media dan reaksi akhir komunikan untuk pesan itu.

Opinion leader cukup berpengaruh dalam membuat orang mengubah sikap

dan perilaku. Teori ini berusaha untuk mengungkap bagaimana media

massa mempengaruhi keputusan.



Media Massa → Pesan-pesan → Opinion Leaders → Followers (Mass

Audience)




                                                                          4
Sayangnya     terdapat    beberapa   kelemahan     diantaranya,   kurang

  memperhatikan audiens, karena tidak memperhatikan aliran pesan kepada

  audiens dan teori juga tidak menunjukkan dampak media kepada audiens,

  karena yang dilihat hanya aspek penafsiran pemimpin opini meskipun

  pesan-pesan yang disampaikan berasal dari media massa.



  Contohnya, ada dua orang yang sedang menonton sebuah iklan motor di

  TV. Orang pertama yakin bahwa motor yang ditayangkan dalam iklan

  tersebut adalah paling bagus daripada motor lainnya, kemudian ia mencoba

  membuktikannya. Dan akhirnya ia menceritakan hal itu kepada penonton

  lain yang kebetulan sedang mencari motor.



  Setelah itu, penonton kedua ikut terpengaruh dan memiliki keyakinan yang

  sama,sehingga ia membeli motor yang serupa.

  Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa variabel lain yang dianggap lebih

  bisa mendominasi daripada media adalah seseorang terdekat yang memberi

  pengaruh kuat pada orang lainnya.



c. Normative theories of media merupakan teori yang dikembangkan oleh

  Harold Lasswell and Walter Lippmann yaitu pembentukan media massa

  agar sesuai dengan nilai sosial dalam masyarakat, dalam jangka

  panjangnya teori ini inginmembentuk institusi media agar sesuai dengan

  keinginan masyarakat.

  Teori ini berkembang melalui :




                                                                          5
Radical Libertarianism yaitu keyakinan absolut tentang publik yang

          baik dan rasional dan media yang bebas dari peraturan.

          First   Amandement    absolutists   merupakan   pihak    yang   yakin

          sepenuhnya bahwa media harus benar-benar tidak diatur oleh

          pemerintah.

          Technocratic controlyaitu masyarakat yang percaya dengan regulasi

          langsung suatu media, seringkali oleh pemerintah maupun pelaksana

          negara.

   Namun Harold dan Walter mengungkapkan bahwa kontrol yang kuat

   diperlukan untuk meyakinkan bahwa masyarakat puas dengan isi media.

   Pengumpulan dan penyampaian informasi pun, harus dilakukan oleh orang-

   orang bijak.



d. Elite Pluralismadalah teori yang diungkapkan Lazarsfeld 1954, terkait

   gambaran masyarakat yang memiliki berbagai kemampuan baik fisik dan

   sosial. Melalui kemampuannya maka mereka terlibat aktif dalam proses

   pengambilan keputusan. Para elite yang dimaksud adalah individu-

   individuyang menduduki posisi puncak dalam institusi ekonomi, politik dan

   militer (C. Wright Mills).



   Senada dengan Lazarsfelddan Mils, Pareto melihat para kelompok elit

   adalah sekelompok kecil individu yang memiliki kualitas-kualitas terbaik,

   yang dapat menjangkau pusat kekuasaan sosial politik. Elit merupakan

   orang-orang yang berhasil, dan mampu menduduki jabatan tinggi dalam

   lapisan masyarakat.


                                                                              6
Namun      para     elit   cenderung   bersikap   sewenang-wenang     terhadap

   masyarakat kelas bawah. Teori ini bertentangan dengan teori Karl Marx,

   yang memiliki pandangan agar kelas penguasa tidak menindas kelas bawah,

   Marx ingin mengurangi jenjang ketimpangan sosial di masyarakat agar

   “sama rata sama rasa” kepemilikan adalah Negara, dan penghapusan pada

   kepemilikan pribadi.




e. Critical theoryawalnya muncul dari Frankfurt School di era 1920 an, melalui

   critical theory ofFrankfurt Schoolyang berakar dari ketidakpercayaan

   terhadap sistem teknologi dan administrasi. Perdebatan pun terjadi saat

   sistem teknologi dianggap dapat mendominasi dan mengontrol masyarakat

   sedangkan sistem sosial itu sendiri tidak memenuhi syarat untuk melakukan

   hal yang sama.



  Selanjutnya perkembangan dilakukan Goodman (2004), McChesney (2004),

  dan Fair (2005)yang melihat teori ini sebagai gabungan pemikiran dari banyak

  peneliti   seperti   Aristoteles,   Foucault,   Gadamer,   Hegel,   Marx,   Kant,

  Wittgenstein, dan lainnya yang mengungkap optimalisasi yang dilakukan

  manusia ketika mengkritik melalui pandangan individu terhadap dunia,

  berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki.



  Teori kritis ini menempatkan masyarakat sebagai objek analisis dengan

  berfokus kepada emansipasi dalam hubungan sosial.




                                                                                  7
Tujuan teori ingin menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong

  kebebasan, keadilan dan persamaan. Melalui metode reflektif, yaitu

  mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi sosial,

  politik atau ekonomi yang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi

  pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaan.



  Namun, critical theory tidak dapat seenaknya mengeluarkan solusi yang

  akurat. Teori ini menggunakan dialog, sebagai media untuk mengatasi

  keanarkisan yang ada di dunia.



f. Neo-Marxist theory merupakan konsep yang muncul setelah adanya

  perkembangan teori Marxisme, yang mengungkapkan bahwa masyarakat

  tetap membutuhkan negara yang merupakan satu-satunya institusi legal

  yang dapat melindungi individu terhadap berbagai ancaman dari luar dirinya

  dikarenakan negara memiliki otoritasi berupa hukum dan kebijakan yang

  dijalankan oleh pemerintah untuk mengikat dan melindungi individu yang

  ada didalamnya.



  Awalnya teori Marxisme mengungkapkan negara diciptakan sebagai alat

  dari kelas penguasa (berpunya), untuk menindas kelas yang dikuasai (yang

  tidak berpunya). Negara dan pemerintahan identik dengan kelas penguasa,

  dalam sejarah berturut dikenal kelas penguasa sebagai kelas pemilik budak,

  kelas bangsawan (tuan tanah), kelas borjuis. (Syam 2007:178).




                                                                           8
Marxisme memandang bahwa telah ada paksaan bagi manusia untuk

  bekerja demi kekayaan orang lain. Hal itu dijelaskan, dengan keadaan kaum

  proletar, yang tidak mendapatkan keuntungan lebih, atas kerjanya kepada

  kaum borjuis. Meskipun kaum proletar bekerja sekian tahun dalam hidupnya

  untuk para borjuis, tidak akan mencapai kesejahteraan yang sama apalagi

  melebihi kaum borjuis.



  Berbagai kritik untuk Marxisme pun muncul, terutama dari kaum Realis,

  Realis melihat teori Neo-marxist memiliki tujuan positif, yaitu dapat

  mengupayakan pertumbuhan, pemerataan dan juga otonomi nasional.



  Peran negara dalam perspektif Neo Marxis ini bersifat primer, dan usaha

  ditujukan untuk menghadapi kapitalis dunia. Sifat dari sisteminternasional

  lebih cenderung merugikan negara lemah.



  Sayangnya, kelemahan seperti ketergantugan antara negara yang kuat

  (leading sector) dengan negara yangmiskin (legging sectors) dimana

  perspektif ini cenderung untuk berfokus pada masalah pusat dan modal

  internasional sebagai penyebab kemiskinan dan keterbelakangan dan

  pembentukan kelas-kelas lokal.




g. Agenda Settingmerupakan suatu asumsi bahwa media massa baik

  suratkabar, radio, televisi, dan internet memiliki kemampuan untuk

  mempengaruhi opini publik. Semakin sering masyarakat menonton televisi

  dan menyaksikan isu-isu penting (seperti kenaikan harga Bahan Bakar

                                                                          9
Minyak, Pemilu Presiden, Bencana Banjir, dan lainnya) yang selalu

ditonjolkan media massa, maka semakin terbuka peluang masyarakat dapat

diterpa dan terpengaruh pada isu-isu yang dianggap penting oleh media

massa.



Bernard Cohen (1963) melihat bahwa “pers lebih daripada sekadar pemberi

informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang

untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil mendorong

pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”.



Konsep agenda setting sangat berkaitan erat dengan waktu dan fenomena

yang sedang terjadi di masyarakat.

Tentunya masing-masing media memiliki agenda setting yang berbeda-

beda. Hal itu juga disesuaikan pada keadaan politis kantor tersebut, tanpa

melupakan rating* dan share** program yang akan ditayangkan.



Misalnya, RCTI melakukan investigasi terkait kematian Orang Utan

Kalimantan yang tak wajar di November 2011. Saat itu, tak ada fenomena

yang heboh dan dominan terjadi. Media eletronik, cetak, dan online pun

“sepi berita”, tak ada headline berita yang dominan.



Seketika, RCTI menemukan fakta yang sangat menarik, 750 orangutan

dibunuh oleh warga desa di Kalimantan dalam periode waktu satu tahun.

Para warga pun ditugaskan oleh perusahaan-perusahaan sawit dan kertas

untuk melakukan itu.


                                                                        10
Dengan    cepat,   redaksi     RCTI    melakukan     agenda   setting   untuk

  mempersiapkan tayangan investigasi pembunuhan Orang Utan tersebut.



  Berbagai konfirmasi kepada stakeholder terkait pun masuk dalam agenda.

  Alhasil, hanya dalam waktu 2 hari, berita itu masuk dalam headline dan

  seluruh   media    lokal     dan   internasional   ikut   menayangkan    dan

  menyusunagenda setting masing-masing untuk update selanjutnya.



  *) Rating adalah presentase dari penonton suatu acara, dibandingkan

  dengan total atau spesifik populasi pada waktu tertentu. Pengukuran

  dilakukan pada kuantitas dan bukan kualitas suatu acara.

  Rating = Jumlah penonton program A x 100 %

       Populasi TV



  **)Share adalah persentase jumlah pemirsa atau target pemirsa pada

  ukuran satuan waktu tertentu, pada suatu channel tertentu terhadap total

  pemirsa di semua channel.



  Share = Program Rating x 100 %

     Total Rating




h. Information (Innovation) diffusion theorymerupakanteori inovasi yang

  ditemukan Everett Rogers 1962, yaitu proses adopsi yang dilakukan individu

  atau sekelompok orang dilihat dari dimensi waktu, dimana kelompok ini


                                                                             11
mengungkapkan ide-ide baru yang dipandang secara subjektif, kemudian

makna inovasinya secara perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah

proses konstruksi sosial.




Inovasi yang dimaksud memiliki manfaat relatif, kesesuaian, kemampuan

untuk dicoba, kemampuan untuk dilihat yang jauh lebih besar, dan tingkat

kerumitan yang lebih rendah akan lebih cepat diadopsi daripada inovasi-

inovasi lainnya.


Terdapat 4 unsur utama yang terjadi dalam proses difusi inovasi yaitu :


    Inovasi, merupakan komponen ide,praktek, atau objek yang tak

       memiliki wujud fisik tetapi dianggap sebagai suatu yang baru oleh

       individu / kelompok atau satu unit adopsi lain.

    Saluran       komunikasi    adalah    pemahaman        bersama   (mutual

       understanding) antara dua orang atau lebih terhadap suatu pesan

       atau ide baru melalui saluran komunikasi tertentu.

    Waktu yang menjadi salah satu komponen pendukung untuk dapat

       mengukur kecepatan rata-rata adopsi ide baru / inovasi dapat diserap

       masyarakat.

    Sistem sosial merupakan satu set unit berupa individu, kelompok

       informal, organisasi dan atau sub sistem lainnya, yang saling

       berhubungan dan tergabung dalam upaya pemecahan masalah

       bersama untuk mencapai suatu tujuan.




                                                                           12
Contoh, adanya temuan program Linux yang memiliki sistem kerja lebih

   cepat dari Windows, menjadi inovasi baru bagi dunia digital.

   Sayangnya, minimnya komunikasi antara masyarakat akan penggunaannya,

   menyebabkan masyarakat masih mengganggap Linux lebih sulit untuk

   digunakan, dan mereka tetap menggunakan Windows untuk bekerja.




i. Cultivation      analysisdigagas    oleh      George   Gerbner   1970an,terkait

   penelitiannya yang ingin mengetahui pengaruh televisi terhadap tingkah

   laku, sikap, dan nilai-nilai di masyarakat.



   Berdasarkan teori ini, ada 2 tipe penonton televisi yang memiliki karakteristik

   saling bertolak belakang, yaitu :

       Para penonton fanatik (heavy viewers) adalah mereka yang menonton

        televisi lebih dari 4 jam setiap harinya, dan

       Penonton biasa (light viewers), yaitu mereka yang menonton televisi 2

        jam atau kurang dalam setiap harinya.



   Teori ini mengungkapkan bahwa televisi memang sudah sangat melekat

   pada kehidupan manusia sehari-hari. Melalui televisi, masyarakat belajar

   tentang kehidupan dan budaya.



   Sayangnya, tayangan seperti acara sinetron maupun reality show yang

   sering   menunjukkan     kekerasan,     perselingkuhan,    kriminal,   dan   lain

   sebagainya dianggap sebagai gambaran kehidupan yang nyata dan benar-

   benar terjadi.

                                                                                 13
Alhasil tayangan negatif menjadi bahan tiruan bagi masyarakat. Contohnya,

   banyaknya iklan krim pelembab wajah yang mengungkapkan dengan hanya

   menggunakan krim selama 2 minggu, wajah akan segera putih cemerlang.

   Seketika, para wanita terdokrin bahwa cantik adalah kulit yang putih,

   penggunaaan krim pelembab pun makin melonjak.




j. Media literacyatau melek media memiliki banyak definisi diantaranya,

   Menurut The National Leadership Conference on Media Literacydalam

   Baran, 2004 menyatakan bahwa media literacyadalah kemampuan untuk

   mengakses, menganalisa, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan pesan

   yang ditampilkan media massa.



   Makin berkembangan media massa dalam dunia maya seperti televisi, radio,

   dan koran online, situs berita online, twitter, facebook, mudahnya menyebar

   foto melalui path, instagram dan lainnya menjadi dua mata sisi uang yang

   menguntungkan juga merugikan.



   Kemudahan dapat dirasakan masyarakat karena banyaknya informasi yang

   dengan mudah didapat. Namun sisi negatifnya, kurangnya pengawasan

   orang tua menjadi batu sandungan bagi para anak yang belum dapat

   menyaring berbagai berita atau tontonan negatif, seperti foto syur atau video

   porno artis.




                                                                             14
Kemunculan media literacy didorong melalui kenyataan bahwa fungsi media

massa lebih dominan dalam hal menghibur, dan mengabaikan fungsi

mendidik.



Saat ini pemerintah melalui Komisi Penyiaran Indonesia telah menetapkan

penggunaan logo pada setiap program tayang di televisi seperti

A = Logo tayangan untuk Anak, dengan usia di bawah 12 tahun;

R = Logotayangan untuk Remaja,dengan usia 12-18 tahun;

D = Logotayangan untuk Dewasa; dan

SU = Logotayangan untuk Semua Umur

Namun pengawasan dan pendampingan, pemilihan acara yang bermutu,

menjelaskan apa yang mereka tonton dan melakukan penjadwalan, kapan

anaknya boleh menonton dan kapan tidak oleh orang tua wajib dilakukan.



Contohnya,James “Joker” Holmes ditangkap usai menembak sekitar 71

orang di dalam bioskop di pinggiran kota Denver, Colorado, pada 22 Juli

2012.



Ia melakukan penembakan saat bioskop memutar film terbaru Batman

berjudul The Dark Night Rises. Dua belas orang dinyatakan tewas dalam

insiden tersebut. Sementara 59 orang, baik dewasa maupun anak-anak

dinyatakan menderita luka-luka.




                                                                         15
Kesukaan James akan tokoh Joker pada film-film Batman membuatnya

    terobsesi hingga berdandan dan melakukan kejahatan seperti tokoh

    idolanya itu.



    Kurangnya pengawasan orang tua James, membentuk karakternya menjadi

    buruk.




2. Decribe active-audience theories and limited-effects theories.


   Active-audience    merupakan    kemampuan      manusiaakaninteligensi      dan

   otonom, sehingga mereka memiliki kekuasaan (power) dan agency dalam

   menggunakan media.Keaktifan yang telah dimiliki ini tidak hanya sebatas

   pada   proses menginterpretasikan    pesan media, namun        juga     dalam

   memanfaatkan pesan itu secara sosial; termasuk dalam penggunaannya.




   Masyarakat tersebut mengerti apa isi media, dan mulai memilih media mana

   yang dapat memenuhi kebutuhannya. Teori ini dibagi menjadi 2 yaitu :


 Masyarakat aktif, yang dianggap selektif dalam proses konsumsi media yang

   mereka pilih untuk digunakan.

   Mereka tidak asal-asalan dalam mengkonsumsi media, namun didasari

   alasan dan tujuan tertentu. Misalnya, kalangan bisnis lebih berorientasi

   mengkonsumsi Harian Kontan atau Bisnis Indonesia untuk mengetahui

   perkembangan dunia bisnis, penggemar olahraga mengkonsumsi Tabloid

   Bola untuk mengetahui hasil berbagai pertandingan olah raga dan lainnya.

                                                                               16
 Masyarakat pasif, yang mengkonsumsi media dengan dasar pemilihan yang

  menimal dan tujuan yang tidak begitu jelas.

  Contohnya, media cetak seperti Pos Kota, Lampu Hijau di Jakarta, Meteor di

  Jawa Tengah, Koran Merapi di Yogyakarta dan Memorandum di Jawa Timur

  sangat populer di kalangan menengah ke bawah.

  Harga yang murah dengan bahasa “nyeleneh” atau ke betawi-betawian lebih

  mudah mereka pahami.




  Budaya seks bebas yang dianut Amerika berawal dari budaya barat yang

  bersifat multikultur, karena masyarakatnya sangat beragam dari suku, negara,

  agama, dan warna kulit.




  Amerika   pun   memberi    kebebasan     bagi   warganya   untuk   membawa

  kebudayaan asli dari daerah asal termasuk berciuman.


  Kegiatan ciuman dilakukan untuk mewakili perasaan kasih sayang dan cinta

  (cinta seksual, cinta orang tua, cinta anak), dan penghormatan.




  Film sebagai salah satu bagian dari media, merupakan salah satu alat yang

  menyebarkan tindakan ini. Sayangnya, kegiatan berciuman masyarakat

  Amerika sering dilanjutkan dengan kegiatan seks bebas.


  Kegiatan berciuman dan seks bebas ini pun menyebar ke seluruh penjuru

  negara, tak terkecuali Indonesia sebagai bangsa berbudaya timur.

                                                                            17
Film-film di Indonesia terkadang kelewat ”bablas” dalam menampilkan seks

bebas sebagai bahan pemikatnya. Penetrasi yang sejalan dengan teori

audience-active, dianggap masyarakat khususnya kawula muda sebagai hal

yang keren dan menarik untuk dicoba.




Alhasil, hingga kini banyak anak muda Indonesia yang turut menganut seks

bebas. Saat ini, mereka tidak malu untuk mengungkapkan cinta pada

pasangan dengan berciuman, bermesraan, bahkan menginap untuk bercinta

di losmen kecil.


Bahkan keberhasilan melakukan seks bebas menjadi prestasi yang mereka

banggakan untuk dipamerkan dengan teman-teman sebayanya.




Beberapa film Amerika seperti “Pretty Woman” yang dibintangi Richard Gere

dan Julia Robets atau “Friends With Benefit” yang dibintangi Mila Kunis dan

Justin Timberlake, dianggap romantis bagi sejumlah remaja putri.




Terbukti dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang mencatat

bahwa Provinsi Papua sebagai daerah penderita HIV tertinggi di Indonesia.


Papua terdata memiliki 7.572 kasus HIV, diikuti DKI Jakarta dengan 6.299

kasus, Jawa Timur 5.257 kasus, Jawa Barat 4.098 kasus, Bali 2.939 kasus,

dan Jawa Tengah 2.503 kasus.




                                                                            18
Selanjutnya, peran film sebagai media aktif dan mudah menyebarkan

kegiatan seks bebas, harus lebih disaring para remaja Indonesia. Dukungan

orang tua sebagai pengawas tentunya sangat diperlukan, untuk memilih

tontonan yang mereka butuhkan.




Limited   effect    theory   merupakan   pesan   komunikasi   efektif   dalam

menyebarkan informasi melalui media, namun bukan untuk mengubah

perilaku masyarakat. Untuk dapat mengubahnya, perlu ada variabel

pendukung lainnya, sehingga pada saat itu pengaruh media dianggap

terbatas (limited-effects model).




Persamaan kedua teori ini nampak dari media digunakan sebagai alat untuk

menyampaikan pesan kepada masyarakat.


Perbedaannya, pada audience active, media dapat mempengaruhi perilaku

masyarakat pembacanya. Namun kemampuan intelektual yang mereka miliki

memberi keleluasaan bagi mereka untuk memilih media mana yang

dibutuhkan.




Sementara pada limited effect theory, media digunakan sebagai penyampai

pesan namun kurangnya variabel pendukung membuat pengaruh media

menjadi terbatas.




                                                                           19
Contohnya, kekuatan iklan Close Up secara komersil tidak mampu

mengkonsumsi masyarakat untuk memilihnya sebagai pasta gigi terbaik.


Variabel pendukung seperti pameran / kampanye sangat dibutuhkan untuk

meyakinkan konsumen akan Close Up sebagai pastaa gigi pemutih terbaik.




                                                                         20
3. Fenomena Media di Indonesia

  Latar Belakang

  Kekisurahan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia atau yang biasa dikenal

  dengan TPI dengan group Media Citra Nusantara (MNC) sempat menjadi

  perbincangan hangat masyarakat dan headline beberapa media nasional.



  Sengketa yang melibatkan putri sulung Presiden Soeharto, Siti Hardijanti

  Rukmana alias Mbak Tutut dengan bos media MNC Group, Hary

  Tanoesoedibjo memberi berbagai dampak bagi masyarakat dan karyawan

  TPI.



  Perebutan    televisi   yang   berdiri   sejak   Januari   1991   ini,   dipicu

  olehketidaksanggupan Sitidalam membayar utang TPI mencapai 1,634 triliun

  rupiah dan berujung pada pembagian saham yang tak merata.



  Alhasil, sejumlah tayangan pendidikan yang sempat menjadi primadona bagi

  anak-anak dan masyarakat menengah ke bawah itu, dihapuskan dan diganti

  dengan berbagai reality showkelas elite buatan MNC Group.



  Pergantian nama, logo, dan berbagai acara TPI ke MNC juga menjadi

  masalah baru bagi para karyawan yang mengerjakannya.

  Batas waktu pengerjaan yang singkat, memberikan citra negatif bagi acara-

  acara MNC.




                                                                              21
Kurangnya sumberdaya manusia dan bahan liputan bagi MNC membuatnya

harus memutar ulang tayangan-tayangan dari RCTI dan Global TV.



Berikut adalah kronologis perseteruan antaraa TPI dan MNC :

 Tanggal                              Kejadian

23 Januari   Presiden Soeharto meresmikan PT Cipta Televisi Pendidikan

1991         Indonesia (TPI), milik putri sulung Presiden Soeharto, Siti

             Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut dengan total durasi

             tayang selama 8 jam per hari.

1995         Stasiun televisi yang akrab dengan masyarakat segmen

             menengah kebawah ini, tidak memiliki kinerja keuangan yang

             baik, terutama ketika TPI kemudian memutuskan keluar dari

             naungan TVRI dan beralih menjadi stasiun musik dangdut .

2002         Tumpukan utang TPI mencapai 1,634 triliun rupiah

2002         Siti H. Rukmana meminta bantuan Hary Tanoe saat itu

             menjabat sebagai Direktur Utama PT Bimantara Citra Tbk

             (BMTR) yang sekarang berubah nama menjadi PT Global

             Mediacom Tbk (BMTR).

23           Hary Tanoe meminjamkan uangnya dengan kompensasi

Agustus      adendum surat kuasa pengalihan 75% saham TPI kepada PT

2002         Berkah Karya Bersama (BKB) pada Februari 2003

20           Siti H. Rukmanameminta kembali 75% saham TPI yang

Desember     sudah dipindahtangankan kepada BKB dengan janji akan

2004         melakukan due diligence (uji tuntas) untuk membayar

             kompensasi gantinya.


                                                                           22
7 Maret    Hary Tanoe menawarkan 3 opsi pada Siti H. Rukmana yaitu :

2005           BKB menjual 75% saham TPI yang dimilikinya kepada

                 Siti seharga Rp 630 miliar.

               BKB membeli 25% saham TPI yang dimiliki Siti senilai

                 Rp 210 miliar.

               Jika Siti tidak mengambil sikap maka kepemilikan

                 saham di TPI tetap sebesar 75% untuk BKB dan 25%

                 untuk Siti.

17 Maret   Siti tidak memberikan opsi yang ditawarkan Hary Tanoe,

2005       maka opsi ketiga diambil, yaitu kepemilikan saham TPI

           sebesar 75% untuk BKB dan 25% untuk Siti.

18 Maret    Siti mengklaim telah menggelar RUPS sendiri pada 17

2005          Maret 2005 yang menghasilkan keputusan bahwa 75%

              saham TPI kembali ke tangannya.

            RUPS yang digelar Hary Tanoe tidak diketahui oleh jajaran

              direksi dan komisaris TPI lainnya, kecuali 1 orang direksi

              saja

            Siti menuding Hary Tanoe dan Hartono Tanoe, Komisaris

              PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD) sengaja membuat

              hasil RUPS 17 Maret 2005 tidak dapat dimasukkan ke

              dalam Sisminbakum (Sistem Administrasi Badan Hukum).



26 Juni    JaptoSoerjosoemarno selaku Direktur Utama TPI yang

2005       ditunjuk Siti melakukan demo dengan mendatangi kantor TPI

           dan ingin mendudukinya kembali


                                                                           23
2006        MNC memutuskan secara resmi menguasai 75% saham TPI

            dari sebelumnya 66,6%. Sedangkan 25%-nya diberikan untuk

            pemilik lama, yaitu Cipta Lamtoro.

            MNC pun mengganti seluruh direksi TPI dengan tim MNC

            yang baru.

20          MNC mengganti nama, logo dan seluruh acara yang awalnya

Oktober     dimiliki TPI.

2010




Identifikasi Masalah

Peneliti melihat fenomena pergantian kepemilikan dari TPI ke MNC

menimbulkan sejumlah dampak bagi masyarakat sebagai penonton dan para

karyawan sebagai sumber daya manusia yang mengerjakan acara-acara

yang akan ditayangkan.



Berbagai mass communication theoriesmengungkapkan banyak kajian

permasalahan komunikasi antar media massa dan masyarakat ssebagai

penontonnya serta memberikan solusinya.



Selanjutnya untuk dapat mengungkap permasalahan komunikasi antara MNC

dan TPI melalui teori mass communication, maka rumusan pertanyaan

masalah yaitu :

 Bagaimana dampak pergantian pemilik Televisi Pendidikan Indonesia dikaji

                     melalui teori mass communication ?


                                                                        24
Pembahasan

Peneliti menggunakan tiga teorimass communicationuntuk mengungkapkan

dampak pergantian pemilik Televisi Pendidikan Indonesia yaitu :

1. Mass society theory

  Melalui teori yang diungkapkan Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan

  Hazel Gaudet (1944), serta Elihu Katz dan Decatur, mengungkapkan peran

  opinion leadersebagai orang-orang yang memiliki akses ke media, dan

  memiliki   pemahaman     yang   lebih   banyak   tentang   konten   media,

  meneruskan interpretasi mereka sendiri di samping isi media yang

  sebenarnya.



  Teori ini erat dengan perubahan nama MNC yang dilakukan Hary Tanoe

  sebagai direktur utama. Hary bertindak sebagai opinion leaderyangmemiliki

  akses ke media group yang ia miliki.



  Melalui akses itu, Hary menyiapkan berbagai program tayangan untuk

  MNC. Berbagai titipan iklan melalui media group MNC pun dilakukan untuk

  membentuk brand image MNC, sebagai televisi hiburan.



  Hary pun mengembangkan MNC tak hanya sebagai televisi lokal, juga

  sebagai televisi berbayar dengan berbagai tema, seperti MNC fashion,

  MNC music, MNC islami, MNC finance dan lainnya untuk makin

  menguatkan brand imagenya.




                                                                          25
Sayangnya, kelemahan akan keinginan target audience yang mayoritas

  adalah penonton menengah ke bawah, tak dapat dipenuhi MNC.

  Berbagai programingin dibuat dengan citarasa kelas menengah ke atas

  (elite).



  Padahal sumber daya manusianya belum mencukupi sehingga sejumlah

  program, terasa dipaksakan dan hanya mengulang (re-run) dari berbagai

  media group MNC lainnya seperti RCTI dan Global TV.




2. Elite Pluralismadalah teori yang diungkapkan Lazarsfeld 1954, terkait

  gambaran masyarakat yang memiliki berbagai kemampuan baik fisik dan

  sosial. Melalui kemampuannya maka mereka terlibat aktif dalam proses

  pengambilan keputusan. Para elite yang dimaksud adalah individu-individu

  yang menduduki posisi puncak dalam institusi ekonomi, politik dan militer.



  Teori ini dapat menggambarkan kepemimpinan Hary Tanoe yang bertindak

  sebagai elite yang memiliki sistem bisnis yang kuat.

  Berbagai pihak ingin bekerjasama dengan karena sistem ekonomi yang

  kuat di seluruh perusahaan media yang dimilikinya.



  Berdasarkan riset melalui beberapa media nasional, dengan kekuasaannya

  Hary Tanoe memerintahkan Yohannesselaku Mantan Direktur Utama PT

  Sarana Rekatama Dinamika (SRD) untuk memblokir akses pelaporan hasil




                                                                           26
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) TPI

yang sebelumnya diajukan Siti.

Yohanes sebagai rekanan Departemen Hukum dan HAM dalam proyek

Sistem   Administrasi   Badan    Hukum    (Sisminbakum)       harus   segera

melakukan pemblokiran.



Yohannes sudah berupaya menjelaskan kepada Hary bahwa pemblokiran

adalah mutlak kewenangan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum

(Dirjen AHU). Itupun harus berdasarkan putusan pengadilan yang sudah

berkekuatan hukum tetap.



Namun, Hary menolak dan tetap memerintahkan agar akses notaris para

penggugat ke data TPI di Sisminbakum diblokir dan diawasi.

Melalui kekuatan untuk masuk ke dalam media, Hary pun mengancam

akan mengungkapkan beberapa rahasia Yohanes, alhasil Direktur PT SRD

itu pun menurutinya kemauan bos besar media Indonesia ini.



Sementara sengketa belum usai, Hary pun dengan cekatan mengganti

nama dan logo TPI dengan MNC TV, dengan tujuan menyelamatkan TPI

dari pailit dan kembali meningkatkan rating serta sharenya.




Alhasil, Yohanes ditetapkan sebagai tersangka karena melakukan tindak

penipuan, pidana korupsi dan merugikan keuangan negara 378 juta rupiah,

ia pun harus menanggung vonis selama 5 tahunpenjara.




                                                                          27
3. Agenda Setting merupakan suatu asumsi bahwa media massa baik surat

  kabar,    radio,   televisi,   dan   internet   memiliki   kemampuan   untuk

  mempengaruhi opini publik. Semakin sering masyarakat menonton televisi

  dan menyaksikan isu-isu penting.



  Hary tanoe mulai melakukan riset dan menyusun berbagai agenda setting

  untuk mengembangkan MNC TV.Hal ini berkaitan erat dengan teori ini,

  agenda setting digunakan untuk dapat menguatkan brand image MNC TV

  di masyarakat.



  Berbekas sebagai icon televisi dangdut Indonesia, MNC TV tetap

  mempertahankan agenda setting tersebut untuk segmen hiburan.

  Namun ditambahi dengan bumbu modernisasi yaitu dengan menyusun

  konsep panggung dan jenis goyangan dangdut dari para artis yang lebih

  elegan dan tidak seronok.



  Senada dengan musik dangdut, film-film Bollywood juga menjadi agenda

  setting yang tetap dipertahankan, karena memiliki rating dan share yang

  tinggi.



  Kejayaan TPI dalam menarik minat anak melalui dunia pendidikan,

  memberi ide bagi MNC TV untuk menyusun agenda setting bertema

  permainan, drama anak dan pendidikan seperti “Tendangan Si Madun” ,

  “Upin Ipin”, “Raden Kian Santang”, dan lainnya.




                                                                            28
Selama pembangunan bagi MNC TV dilakukan, masalah sengketa dengan

Siti Rukamana belum kunjung usai. Tak hanya berbagai langkah hukum

yang ditempuh, agenda setting dalam direksi pemberitaan (news) juga

dilakukan.



Melalui media group yang dimilikinya seperti RCTI, Global TV, MNC TV

(dulunya TPI), Sindo TV, Sindo Radio, okezone.com, sindonews.com, dan

lainnya digunakan Hary Tanoe untuk mempublikasikan berita sengketa

MNC TV versus TPI melalui sudut pandangnya.



http://news.okezone.com/read/2010/10/21/337/384782/tpi-resmi-berganti-

nama-jadi-mnctv

http://www.tribunnews.com/2010/10/14/rencana-perubahan-nama-tpi-jadi-

mnc-tv-sejak-maret-2010



Agenda setting hukum dan kriminal disekitar masyarakat menjadi tumpuan

MNC TV untuk meningkatkan rating dan share.

Namun masalah hukum Hary, Siti, dan sisminbakum juga masuk dalam

agenda.



Seluruh persidangan ataupun konferensi pers terkait kasus tersebut harus

diliput oleh para reporter dan kameran baik televisi, online, atau radio dari

groupberita MNC.




                                                                          29
Uniknya, berita-berita negatif yang menghamtam Hary dibuat lebih “soft”

oleh redaksi. Terkadang, hal itu membuat geram para jurnalis yang

berkerja di bawah naungan Hary, namun apa boleh buat.



Berbagai pertanyaan tajam yang biasa dilontarkan pada kasus-kasus

hukum kriminal lainnya sulit untuk dilakukan. Belum lagi cibiran dari para

awak media lainnya seperti “ahh..nanyanya ribet..kaya tayang ajaa...”

makin menurunkan semangat jurnalis MNC dalam mengikuti agenda

setting yang disusun kantor.



Beberapa peristiwa penting seperti marahnya Siti Rukmana akan

pergantian nama atau pemblokiran melalui Sisminbakum yang dilakukan

Hary pun, dilarang untuk ditayang di seluruh media group milik MNC.



Dampak dari agenda setting itu pun, merambah hingga banyak jurnalis

group MNC yang memilih pindah ke media lain. Apalagi hembusan pailit

kepada MNC TV menggoncangkan nasib 1.083 karyawan TPI yang

terancam di PHK.

http://politik.news.viva.co.id/news/read/100569-

terancam_phk__karyawan_tpi_mengadu_ke_dpr



http://politik.news.viva.co.id/news/read/99990-

ratusan_kru_tpi_goyang_mahkamah_agung




                                                                       30
Melalui   agenda   setting   ini   nampak   jelas   bahwa   Hary   berhasil

mempengaruhi opini masyarakat, dan membentuk citra MNC TV secara

sah demi hukum adalah miliknya.

Sementara Siti Rukmana adalah sosok yang hanya mencari sensasi

karena tak lagi mampu membayar hutang yang sebelumnya ia miliki.




                                                                        31
DAFTAR PUSTAKA




Devetak, Richard, 2001. Critical Theory, in; Scott Burchill, et al, Theories of
International Relations, Palgrave, pp. 155-180.


Linklater, Andrew, 1996. The achievements of critical theory, in; Steve Smith,
KenBooth & Marysia Zalewski (eds.) International Theory: Positivism and Beyond,
Cambridge University Press, pp. 279-300.


Nurudin, Komunikasi Massa, Yogyakarta.2004


Media Literacy: Ability of Young People to Function in the Media Society, 2000


Davis, Dennis K. and Stanley J.Baran. Mass Communication Theory. Boston. 2009.




                                                                                 32

More Related Content

What's hot

KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMASKAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMASDavid Jones
 
Teori pembingkaian
Teori pembingkaian Teori pembingkaian
Teori pembingkaian Launa Usni
 
Ideologi pancasila__dan_konstitusi
Ideologi  pancasila__dan_konstitusiIdeologi  pancasila__dan_konstitusi
Ideologi pancasila__dan_konstitusiBayu Prasetyo
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin Amq
 
Tindakan komunikasi
Tindakan komunikasiTindakan komunikasi
Tindakan komunikasiLauna Usni
 
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)Edi Awaludin
 
Teori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi MassaTeori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi Massaiwan setiawan
 
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikJurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikSatrio Arismunandar
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaiwayan suta
 
DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...
DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...
DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...Fariz Halim Aziz
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politiknorma 28
 
Teori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen Habermas
Teori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen HabermasTeori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen Habermas
Teori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen HabermasAngga Prawadika Aji
 
Paradigma Teologi Pembebasan
Paradigma Teologi PembebasanParadigma Teologi Pembebasan
Paradigma Teologi PembebasanSri Wahyuni
 
Proses Terjadinya Konflik dan Teori Konflik Menurut Para Ahli
Proses Terjadinya Konflik dan Teori Konflik Menurut Para AhliProses Terjadinya Konflik dan Teori Konflik Menurut Para Ahli
Proses Terjadinya Konflik dan Teori Konflik Menurut Para AhliVanesia Nad
 

What's hot (20)

KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMASKAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMAS
 
Teori pembingkaian
Teori pembingkaian Teori pembingkaian
Teori pembingkaian
 
Ideologi pancasila__dan_konstitusi
Ideologi  pancasila__dan_konstitusiIdeologi  pancasila__dan_konstitusi
Ideologi pancasila__dan_konstitusi
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Tindakan komunikasi
Tindakan komunikasiTindakan komunikasi
Tindakan komunikasi
 
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
 
Hegemoni media
Hegemoni mediaHegemoni media
Hegemoni media
 
Ade
AdeAde
Ade
 
Manajemen opini
Manajemen opiniManajemen opini
Manajemen opini
 
Teori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi MassaTeori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi Massa
 
Media studies salman #10
Media studies salman #10Media studies salman #10
Media studies salman #10
 
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikJurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
 
DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...
DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...
DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
Teori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen Habermas
Teori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen HabermasTeori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen Habermas
Teori Tindakan Komunikatif dan Public Sphere Jurgen Habermas
 
Konflik Dalam Tinjauan Sosiologi
Konflik Dalam Tinjauan SosiologiKonflik Dalam Tinjauan Sosiologi
Konflik Dalam Tinjauan Sosiologi
 
Paradigma Teologi Pembebasan
Paradigma Teologi PembebasanParadigma Teologi Pembebasan
Paradigma Teologi Pembebasan
 
Proses Terjadinya Konflik dan Teori Konflik Menurut Para Ahli
Proses Terjadinya Konflik dan Teori Konflik Menurut Para AhliProses Terjadinya Konflik dan Teori Konflik Menurut Para Ahli
Proses Terjadinya Konflik dan Teori Konflik Menurut Para Ahli
 
83323855 komunikasi-politik
83323855 komunikasi-politik83323855 komunikasi-politik
83323855 komunikasi-politik
 

Viewers also liked

Effects of Mass Communication
Effects of Mass CommunicationEffects of Mass Communication
Effects of Mass CommunicationHina Anjum
 
Mass Communication 01 - Basic Concepts
Mass Communication 01 - Basic ConceptsMass Communication 01 - Basic Concepts
Mass Communication 01 - Basic ConceptsSatrio Arismunandar
 
Mass communication theories
Mass communication theoriesMass communication theories
Mass communication theoriesRahul Vimal
 
Chapter 1 – Mass Communication
Chapter 1 – Mass CommunicationChapter 1 – Mass Communication
Chapter 1 – Mass CommunicationJill Falk
 
Mass society and early theories of mass media
Mass society and early theories of mass mediaMass society and early theories of mass media
Mass society and early theories of mass mediaHalil Uluhan
 
Communication Concepts, Theories And Models1
Communication Concepts, Theories And Models1Communication Concepts, Theories And Models1
Communication Concepts, Theories And Models1Suchitra Patnaik
 

Viewers also liked (6)

Effects of Mass Communication
Effects of Mass CommunicationEffects of Mass Communication
Effects of Mass Communication
 
Mass Communication 01 - Basic Concepts
Mass Communication 01 - Basic ConceptsMass Communication 01 - Basic Concepts
Mass Communication 01 - Basic Concepts
 
Mass communication theories
Mass communication theoriesMass communication theories
Mass communication theories
 
Chapter 1 – Mass Communication
Chapter 1 – Mass CommunicationChapter 1 – Mass Communication
Chapter 1 – Mass Communication
 
Mass society and early theories of mass media
Mass society and early theories of mass mediaMass society and early theories of mass media
Mass society and early theories of mass media
 
Communication Concepts, Theories And Models1
Communication Concepts, Theories And Models1Communication Concepts, Theories And Models1
Communication Concepts, Theories And Models1
 

Similar to MASS COMMUNICATION THEORY

Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptxPertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptxnairaazkia89
 
Definisi propaganda
Definisi propagandaDefinisi propaganda
Definisi propagandamandala82
 
Makalah Sistem Komunikasi Indonesia
Makalah Sistem Komunikasi IndonesiaMakalah Sistem Komunikasi Indonesia
Makalah Sistem Komunikasi IndonesiaDewi Mauly Syahidah
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatSirajuddin Lathif
 
4 teori-pers dki jkt
4 teori-pers dki jkt4 teori-pers dki jkt
4 teori-pers dki jktindera_sari
 
Teoriteori komunikasi-massa
Teoriteori komunikasi-massaTeoriteori komunikasi-massa
Teoriteori komunikasi-massaMuhammad Syazmi
 
8 ideologi politik
8  ideologi politik8  ideologi politik
8 ideologi politikNur Az
 
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...norma 28
 
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TTEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TAdePutraTunggali
 
komunikasi politik sbg bidang studi baru
komunikasi politik sbg bidang studi barukomunikasi politik sbg bidang studi baru
komunikasi politik sbg bidang studi baruiwan setiawan
 
Konsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaKonsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaReni Kurniati
 
PERS , kasus PKN ^^
PERS , kasus PKN ^^PERS , kasus PKN ^^
PERS , kasus PKN ^^Mitha Ye Es
 
Teori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanTeori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanReni Kurniati
 

Similar to MASS COMMUNICATION THEORY (20)

Teori pers
Teori persTeori pers
Teori pers
 
Kliping
KlipingKliping
Kliping
 
Teori Komunikasi Massa
Teori Komunikasi MassaTeori Komunikasi Massa
Teori Komunikasi Massa
 
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptxPertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
 
Definisi propaganda
Definisi propagandaDefinisi propaganda
Definisi propaganda
 
Makalah Sistem Komunikasi Indonesia
Makalah Sistem Komunikasi IndonesiaMakalah Sistem Komunikasi Indonesia
Makalah Sistem Komunikasi Indonesia
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakat
 
4 teori-pers dki jkt
4 teori-pers dki jkt4 teori-pers dki jkt
4 teori-pers dki jkt
 
Tugasan jkp 101 2013
Tugasan jkp 101 2013Tugasan jkp 101 2013
Tugasan jkp 101 2013
 
Teoriteori komunikasi-massa
Teoriteori komunikasi-massaTeoriteori komunikasi-massa
Teoriteori komunikasi-massa
 
8 ideologi politik
8  ideologi politik8  ideologi politik
8 ideologi politik
 
Astina edisi 1
Astina edisi 1Astina edisi 1
Astina edisi 1
 
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
 
131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa
 
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TTEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
 
Chapter report filsafat
Chapter report filsafatChapter report filsafat
Chapter report filsafat
 
komunikasi politik sbg bidang studi baru
komunikasi politik sbg bidang studi barukomunikasi politik sbg bidang studi baru
komunikasi politik sbg bidang studi baru
 
Konsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaKonsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massa
 
PERS , kasus PKN ^^
PERS , kasus PKN ^^PERS , kasus PKN ^^
PERS , kasus PKN ^^
 
Teori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanTeori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatan
 

Recently uploaded

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

MASS COMMUNICATION THEORY

  • 1. FINAL EXAM MASS COMMUNICATION THEORY Introduction to Mass Communication EVRY JELITA PURBA 212121 003 CORPORATE COMMUNICATION PARAMADINA GRADUATE SCHOOL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PARAMADINA 2012
  • 2. 1. Decribe sentences a. Magic bullet theorymerupakan perkembangan dari teori “behaviours” yang ditemukan John B. Watson, teori ini mengungkapkan kekuatan dari sebuah propaganda yang dapat menghancurkan pertahanan dan kondisi pemikiran seseorang, yang kemudian akan dimanfaatkan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. Teori ini mengarah pada propaganda yang tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Terkadang pesan yang disampaikan benar, namun seringkali menyesatkan dimana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi emosional daripada reaksi rasional. Bentuk pesan yang sistematis memudahkan pembentukan persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda. Contohnya, film G 30 S PKI yang tayang setiap tanggal 30 September di TVRI, film yang tayang berulang-ulang ini, ingin mengarahkan persepsi 2
  • 3. masyarakat akan keberhasilan Soeharto dalam melawan PKI (Partai Komunis Indonesia). Dalam film diungkapkan bahwa enam perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya, dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan kepada anggota PKI, namun hingga saat ini belum ada kebenaran akan kejadian tersebut. Contoh lain, terlihat pada perilaku “baik” Jepang yang melakukan propaganda untuk merebut simpati rakyat Indonesia. Jepang menghembuskan pesan dengan mengaku sebagai "Saudara Tua" yang akan membebaskan Asia dari penindasan bangsa Barat. Adanya kemiripan warna bendera juga dimanfaatkan Jepang untuk membentuk persepsi masyarakat Indonesia, akan satu rumpunnya Jepang dan Indonesia, padahal tujuan Jepang hanya satu : menjarah seluruh hasil sumber daya manusia dan alam Indonesia b. Mass society theorydiungkapkanPaul Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet (1944), serta Elihu Katz danDecatur, yang melihat adanya pengaruh langsung pesan media pada pemungutan suara pada proses pengambilan keputusan selama kampanye pemilihan presiden. Mereka terkejut ketika menemukan bahwa kontak pribadi secara informal jauh lebih sering menjadi sumber yang mempengaruhi perilaku suara 3
  • 4. daripada pemaparan ke gelombang radio atau surat kabar. Melalui data ini, Katz dan Lazarsfeld mengembangkan teori two-step flow komunikasi massa. Model komunikasi two-step flow memiliki hipotesis bahwa ide-ide mengalir dari media massa kepada para opinion leader, dan dari mereka ide tersebut disampaikan kepada populasi yang lebih luas. Opinion leader adalah orang-orang yang memiliki akses ke media, dan memiliki pemahaman yang lebih banyak tentang konten media, meneruskan interpretasi mereka sendiri di samping isi media yang sebenarnya. Informasi media massa disalurkan ke “massa” melalui opinion leader. Opinion leader cenderung beradaptasi dengan yang mereka pengaruhi, dengan cara berlaku mirip dengan yang dipengaruhi, berdasarkan kepribadian, minat, demografi, atau faktor-faktor sosio-ekonomi. Istilah 'pengaruh pribadi' diciptakan untuk merujuk kepada proses intervensi langsung antara pesan media dan reaksi akhir komunikan untuk pesan itu. Opinion leader cukup berpengaruh dalam membuat orang mengubah sikap dan perilaku. Teori ini berusaha untuk mengungkap bagaimana media massa mempengaruhi keputusan. Media Massa → Pesan-pesan → Opinion Leaders → Followers (Mass Audience) 4
  • 5. Sayangnya terdapat beberapa kelemahan diantaranya, kurang memperhatikan audiens, karena tidak memperhatikan aliran pesan kepada audiens dan teori juga tidak menunjukkan dampak media kepada audiens, karena yang dilihat hanya aspek penafsiran pemimpin opini meskipun pesan-pesan yang disampaikan berasal dari media massa. Contohnya, ada dua orang yang sedang menonton sebuah iklan motor di TV. Orang pertama yakin bahwa motor yang ditayangkan dalam iklan tersebut adalah paling bagus daripada motor lainnya, kemudian ia mencoba membuktikannya. Dan akhirnya ia menceritakan hal itu kepada penonton lain yang kebetulan sedang mencari motor. Setelah itu, penonton kedua ikut terpengaruh dan memiliki keyakinan yang sama,sehingga ia membeli motor yang serupa. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa variabel lain yang dianggap lebih bisa mendominasi daripada media adalah seseorang terdekat yang memberi pengaruh kuat pada orang lainnya. c. Normative theories of media merupakan teori yang dikembangkan oleh Harold Lasswell and Walter Lippmann yaitu pembentukan media massa agar sesuai dengan nilai sosial dalam masyarakat, dalam jangka panjangnya teori ini inginmembentuk institusi media agar sesuai dengan keinginan masyarakat. Teori ini berkembang melalui : 5
  • 6. Radical Libertarianism yaitu keyakinan absolut tentang publik yang baik dan rasional dan media yang bebas dari peraturan. First Amandement absolutists merupakan pihak yang yakin sepenuhnya bahwa media harus benar-benar tidak diatur oleh pemerintah. Technocratic controlyaitu masyarakat yang percaya dengan regulasi langsung suatu media, seringkali oleh pemerintah maupun pelaksana negara. Namun Harold dan Walter mengungkapkan bahwa kontrol yang kuat diperlukan untuk meyakinkan bahwa masyarakat puas dengan isi media. Pengumpulan dan penyampaian informasi pun, harus dilakukan oleh orang- orang bijak. d. Elite Pluralismadalah teori yang diungkapkan Lazarsfeld 1954, terkait gambaran masyarakat yang memiliki berbagai kemampuan baik fisik dan sosial. Melalui kemampuannya maka mereka terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan. Para elite yang dimaksud adalah individu- individuyang menduduki posisi puncak dalam institusi ekonomi, politik dan militer (C. Wright Mills). Senada dengan Lazarsfelddan Mils, Pareto melihat para kelompok elit adalah sekelompok kecil individu yang memiliki kualitas-kualitas terbaik, yang dapat menjangkau pusat kekuasaan sosial politik. Elit merupakan orang-orang yang berhasil, dan mampu menduduki jabatan tinggi dalam lapisan masyarakat. 6
  • 7. Namun para elit cenderung bersikap sewenang-wenang terhadap masyarakat kelas bawah. Teori ini bertentangan dengan teori Karl Marx, yang memiliki pandangan agar kelas penguasa tidak menindas kelas bawah, Marx ingin mengurangi jenjang ketimpangan sosial di masyarakat agar “sama rata sama rasa” kepemilikan adalah Negara, dan penghapusan pada kepemilikan pribadi. e. Critical theoryawalnya muncul dari Frankfurt School di era 1920 an, melalui critical theory ofFrankfurt Schoolyang berakar dari ketidakpercayaan terhadap sistem teknologi dan administrasi. Perdebatan pun terjadi saat sistem teknologi dianggap dapat mendominasi dan mengontrol masyarakat sedangkan sistem sosial itu sendiri tidak memenuhi syarat untuk melakukan hal yang sama. Selanjutnya perkembangan dilakukan Goodman (2004), McChesney (2004), dan Fair (2005)yang melihat teori ini sebagai gabungan pemikiran dari banyak peneliti seperti Aristoteles, Foucault, Gadamer, Hegel, Marx, Kant, Wittgenstein, dan lainnya yang mengungkap optimalisasi yang dilakukan manusia ketika mengkritik melalui pandangan individu terhadap dunia, berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki. Teori kritis ini menempatkan masyarakat sebagai objek analisis dengan berfokus kepada emansipasi dalam hubungan sosial. 7
  • 8. Tujuan teori ingin menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong kebebasan, keadilan dan persamaan. Melalui metode reflektif, yaitu mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi sosial, politik atau ekonomi yang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaan. Namun, critical theory tidak dapat seenaknya mengeluarkan solusi yang akurat. Teori ini menggunakan dialog, sebagai media untuk mengatasi keanarkisan yang ada di dunia. f. Neo-Marxist theory merupakan konsep yang muncul setelah adanya perkembangan teori Marxisme, yang mengungkapkan bahwa masyarakat tetap membutuhkan negara yang merupakan satu-satunya institusi legal yang dapat melindungi individu terhadap berbagai ancaman dari luar dirinya dikarenakan negara memiliki otoritasi berupa hukum dan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah untuk mengikat dan melindungi individu yang ada didalamnya. Awalnya teori Marxisme mengungkapkan negara diciptakan sebagai alat dari kelas penguasa (berpunya), untuk menindas kelas yang dikuasai (yang tidak berpunya). Negara dan pemerintahan identik dengan kelas penguasa, dalam sejarah berturut dikenal kelas penguasa sebagai kelas pemilik budak, kelas bangsawan (tuan tanah), kelas borjuis. (Syam 2007:178). 8
  • 9. Marxisme memandang bahwa telah ada paksaan bagi manusia untuk bekerja demi kekayaan orang lain. Hal itu dijelaskan, dengan keadaan kaum proletar, yang tidak mendapatkan keuntungan lebih, atas kerjanya kepada kaum borjuis. Meskipun kaum proletar bekerja sekian tahun dalam hidupnya untuk para borjuis, tidak akan mencapai kesejahteraan yang sama apalagi melebihi kaum borjuis. Berbagai kritik untuk Marxisme pun muncul, terutama dari kaum Realis, Realis melihat teori Neo-marxist memiliki tujuan positif, yaitu dapat mengupayakan pertumbuhan, pemerataan dan juga otonomi nasional. Peran negara dalam perspektif Neo Marxis ini bersifat primer, dan usaha ditujukan untuk menghadapi kapitalis dunia. Sifat dari sisteminternasional lebih cenderung merugikan negara lemah. Sayangnya, kelemahan seperti ketergantugan antara negara yang kuat (leading sector) dengan negara yangmiskin (legging sectors) dimana perspektif ini cenderung untuk berfokus pada masalah pusat dan modal internasional sebagai penyebab kemiskinan dan keterbelakangan dan pembentukan kelas-kelas lokal. g. Agenda Settingmerupakan suatu asumsi bahwa media massa baik suratkabar, radio, televisi, dan internet memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini publik. Semakin sering masyarakat menonton televisi dan menyaksikan isu-isu penting (seperti kenaikan harga Bahan Bakar 9
  • 10. Minyak, Pemilu Presiden, Bencana Banjir, dan lainnya) yang selalu ditonjolkan media massa, maka semakin terbuka peluang masyarakat dapat diterpa dan terpengaruh pada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. Bernard Cohen (1963) melihat bahwa “pers lebih daripada sekadar pemberi informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil mendorong pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”. Konsep agenda setting sangat berkaitan erat dengan waktu dan fenomena yang sedang terjadi di masyarakat. Tentunya masing-masing media memiliki agenda setting yang berbeda- beda. Hal itu juga disesuaikan pada keadaan politis kantor tersebut, tanpa melupakan rating* dan share** program yang akan ditayangkan. Misalnya, RCTI melakukan investigasi terkait kematian Orang Utan Kalimantan yang tak wajar di November 2011. Saat itu, tak ada fenomena yang heboh dan dominan terjadi. Media eletronik, cetak, dan online pun “sepi berita”, tak ada headline berita yang dominan. Seketika, RCTI menemukan fakta yang sangat menarik, 750 orangutan dibunuh oleh warga desa di Kalimantan dalam periode waktu satu tahun. Para warga pun ditugaskan oleh perusahaan-perusahaan sawit dan kertas untuk melakukan itu. 10
  • 11. Dengan cepat, redaksi RCTI melakukan agenda setting untuk mempersiapkan tayangan investigasi pembunuhan Orang Utan tersebut. Berbagai konfirmasi kepada stakeholder terkait pun masuk dalam agenda. Alhasil, hanya dalam waktu 2 hari, berita itu masuk dalam headline dan seluruh media lokal dan internasional ikut menayangkan dan menyusunagenda setting masing-masing untuk update selanjutnya. *) Rating adalah presentase dari penonton suatu acara, dibandingkan dengan total atau spesifik populasi pada waktu tertentu. Pengukuran dilakukan pada kuantitas dan bukan kualitas suatu acara. Rating = Jumlah penonton program A x 100 % Populasi TV **)Share adalah persentase jumlah pemirsa atau target pemirsa pada ukuran satuan waktu tertentu, pada suatu channel tertentu terhadap total pemirsa di semua channel. Share = Program Rating x 100 % Total Rating h. Information (Innovation) diffusion theorymerupakanteori inovasi yang ditemukan Everett Rogers 1962, yaitu proses adopsi yang dilakukan individu atau sekelompok orang dilihat dari dimensi waktu, dimana kelompok ini 11
  • 12. mengungkapkan ide-ide baru yang dipandang secara subjektif, kemudian makna inovasinya secara perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi sosial. Inovasi yang dimaksud memiliki manfaat relatif, kesesuaian, kemampuan untuk dicoba, kemampuan untuk dilihat yang jauh lebih besar, dan tingkat kerumitan yang lebih rendah akan lebih cepat diadopsi daripada inovasi- inovasi lainnya. Terdapat 4 unsur utama yang terjadi dalam proses difusi inovasi yaitu :  Inovasi, merupakan komponen ide,praktek, atau objek yang tak memiliki wujud fisik tetapi dianggap sebagai suatu yang baru oleh individu / kelompok atau satu unit adopsi lain.  Saluran komunikasi adalah pemahaman bersama (mutual understanding) antara dua orang atau lebih terhadap suatu pesan atau ide baru melalui saluran komunikasi tertentu.  Waktu yang menjadi salah satu komponen pendukung untuk dapat mengukur kecepatan rata-rata adopsi ide baru / inovasi dapat diserap masyarakat.  Sistem sosial merupakan satu set unit berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem lainnya, yang saling berhubungan dan tergabung dalam upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai suatu tujuan. 12
  • 13. Contoh, adanya temuan program Linux yang memiliki sistem kerja lebih cepat dari Windows, menjadi inovasi baru bagi dunia digital. Sayangnya, minimnya komunikasi antara masyarakat akan penggunaannya, menyebabkan masyarakat masih mengganggap Linux lebih sulit untuk digunakan, dan mereka tetap menggunakan Windows untuk bekerja. i. Cultivation analysisdigagas oleh George Gerbner 1970an,terkait penelitiannya yang ingin mengetahui pengaruh televisi terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai-nilai di masyarakat. Berdasarkan teori ini, ada 2 tipe penonton televisi yang memiliki karakteristik saling bertolak belakang, yaitu :  Para penonton fanatik (heavy viewers) adalah mereka yang menonton televisi lebih dari 4 jam setiap harinya, dan  Penonton biasa (light viewers), yaitu mereka yang menonton televisi 2 jam atau kurang dalam setiap harinya. Teori ini mengungkapkan bahwa televisi memang sudah sangat melekat pada kehidupan manusia sehari-hari. Melalui televisi, masyarakat belajar tentang kehidupan dan budaya. Sayangnya, tayangan seperti acara sinetron maupun reality show yang sering menunjukkan kekerasan, perselingkuhan, kriminal, dan lain sebagainya dianggap sebagai gambaran kehidupan yang nyata dan benar- benar terjadi. 13
  • 14. Alhasil tayangan negatif menjadi bahan tiruan bagi masyarakat. Contohnya, banyaknya iklan krim pelembab wajah yang mengungkapkan dengan hanya menggunakan krim selama 2 minggu, wajah akan segera putih cemerlang. Seketika, para wanita terdokrin bahwa cantik adalah kulit yang putih, penggunaaan krim pelembab pun makin melonjak. j. Media literacyatau melek media memiliki banyak definisi diantaranya, Menurut The National Leadership Conference on Media Literacydalam Baran, 2004 menyatakan bahwa media literacyadalah kemampuan untuk mengakses, menganalisa, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan pesan yang ditampilkan media massa. Makin berkembangan media massa dalam dunia maya seperti televisi, radio, dan koran online, situs berita online, twitter, facebook, mudahnya menyebar foto melalui path, instagram dan lainnya menjadi dua mata sisi uang yang menguntungkan juga merugikan. Kemudahan dapat dirasakan masyarakat karena banyaknya informasi yang dengan mudah didapat. Namun sisi negatifnya, kurangnya pengawasan orang tua menjadi batu sandungan bagi para anak yang belum dapat menyaring berbagai berita atau tontonan negatif, seperti foto syur atau video porno artis. 14
  • 15. Kemunculan media literacy didorong melalui kenyataan bahwa fungsi media massa lebih dominan dalam hal menghibur, dan mengabaikan fungsi mendidik. Saat ini pemerintah melalui Komisi Penyiaran Indonesia telah menetapkan penggunaan logo pada setiap program tayang di televisi seperti A = Logo tayangan untuk Anak, dengan usia di bawah 12 tahun; R = Logotayangan untuk Remaja,dengan usia 12-18 tahun; D = Logotayangan untuk Dewasa; dan SU = Logotayangan untuk Semua Umur Namun pengawasan dan pendampingan, pemilihan acara yang bermutu, menjelaskan apa yang mereka tonton dan melakukan penjadwalan, kapan anaknya boleh menonton dan kapan tidak oleh orang tua wajib dilakukan. Contohnya,James “Joker” Holmes ditangkap usai menembak sekitar 71 orang di dalam bioskop di pinggiran kota Denver, Colorado, pada 22 Juli 2012. Ia melakukan penembakan saat bioskop memutar film terbaru Batman berjudul The Dark Night Rises. Dua belas orang dinyatakan tewas dalam insiden tersebut. Sementara 59 orang, baik dewasa maupun anak-anak dinyatakan menderita luka-luka. 15
  • 16. Kesukaan James akan tokoh Joker pada film-film Batman membuatnya terobsesi hingga berdandan dan melakukan kejahatan seperti tokoh idolanya itu. Kurangnya pengawasan orang tua James, membentuk karakternya menjadi buruk. 2. Decribe active-audience theories and limited-effects theories. Active-audience merupakan kemampuan manusiaakaninteligensi dan otonom, sehingga mereka memiliki kekuasaan (power) dan agency dalam menggunakan media.Keaktifan yang telah dimiliki ini tidak hanya sebatas pada proses menginterpretasikan pesan media, namun juga dalam memanfaatkan pesan itu secara sosial; termasuk dalam penggunaannya. Masyarakat tersebut mengerti apa isi media, dan mulai memilih media mana yang dapat memenuhi kebutuhannya. Teori ini dibagi menjadi 2 yaitu :  Masyarakat aktif, yang dianggap selektif dalam proses konsumsi media yang mereka pilih untuk digunakan. Mereka tidak asal-asalan dalam mengkonsumsi media, namun didasari alasan dan tujuan tertentu. Misalnya, kalangan bisnis lebih berorientasi mengkonsumsi Harian Kontan atau Bisnis Indonesia untuk mengetahui perkembangan dunia bisnis, penggemar olahraga mengkonsumsi Tabloid Bola untuk mengetahui hasil berbagai pertandingan olah raga dan lainnya. 16
  • 17.  Masyarakat pasif, yang mengkonsumsi media dengan dasar pemilihan yang menimal dan tujuan yang tidak begitu jelas. Contohnya, media cetak seperti Pos Kota, Lampu Hijau di Jakarta, Meteor di Jawa Tengah, Koran Merapi di Yogyakarta dan Memorandum di Jawa Timur sangat populer di kalangan menengah ke bawah. Harga yang murah dengan bahasa “nyeleneh” atau ke betawi-betawian lebih mudah mereka pahami. Budaya seks bebas yang dianut Amerika berawal dari budaya barat yang bersifat multikultur, karena masyarakatnya sangat beragam dari suku, negara, agama, dan warna kulit. Amerika pun memberi kebebasan bagi warganya untuk membawa kebudayaan asli dari daerah asal termasuk berciuman. Kegiatan ciuman dilakukan untuk mewakili perasaan kasih sayang dan cinta (cinta seksual, cinta orang tua, cinta anak), dan penghormatan. Film sebagai salah satu bagian dari media, merupakan salah satu alat yang menyebarkan tindakan ini. Sayangnya, kegiatan berciuman masyarakat Amerika sering dilanjutkan dengan kegiatan seks bebas. Kegiatan berciuman dan seks bebas ini pun menyebar ke seluruh penjuru negara, tak terkecuali Indonesia sebagai bangsa berbudaya timur. 17
  • 18. Film-film di Indonesia terkadang kelewat ”bablas” dalam menampilkan seks bebas sebagai bahan pemikatnya. Penetrasi yang sejalan dengan teori audience-active, dianggap masyarakat khususnya kawula muda sebagai hal yang keren dan menarik untuk dicoba. Alhasil, hingga kini banyak anak muda Indonesia yang turut menganut seks bebas. Saat ini, mereka tidak malu untuk mengungkapkan cinta pada pasangan dengan berciuman, bermesraan, bahkan menginap untuk bercinta di losmen kecil. Bahkan keberhasilan melakukan seks bebas menjadi prestasi yang mereka banggakan untuk dipamerkan dengan teman-teman sebayanya. Beberapa film Amerika seperti “Pretty Woman” yang dibintangi Richard Gere dan Julia Robets atau “Friends With Benefit” yang dibintangi Mila Kunis dan Justin Timberlake, dianggap romantis bagi sejumlah remaja putri. Terbukti dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang mencatat bahwa Provinsi Papua sebagai daerah penderita HIV tertinggi di Indonesia. Papua terdata memiliki 7.572 kasus HIV, diikuti DKI Jakarta dengan 6.299 kasus, Jawa Timur 5.257 kasus, Jawa Barat 4.098 kasus, Bali 2.939 kasus, dan Jawa Tengah 2.503 kasus. 18
  • 19. Selanjutnya, peran film sebagai media aktif dan mudah menyebarkan kegiatan seks bebas, harus lebih disaring para remaja Indonesia. Dukungan orang tua sebagai pengawas tentunya sangat diperlukan, untuk memilih tontonan yang mereka butuhkan. Limited effect theory merupakan pesan komunikasi efektif dalam menyebarkan informasi melalui media, namun bukan untuk mengubah perilaku masyarakat. Untuk dapat mengubahnya, perlu ada variabel pendukung lainnya, sehingga pada saat itu pengaruh media dianggap terbatas (limited-effects model). Persamaan kedua teori ini nampak dari media digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Perbedaannya, pada audience active, media dapat mempengaruhi perilaku masyarakat pembacanya. Namun kemampuan intelektual yang mereka miliki memberi keleluasaan bagi mereka untuk memilih media mana yang dibutuhkan. Sementara pada limited effect theory, media digunakan sebagai penyampai pesan namun kurangnya variabel pendukung membuat pengaruh media menjadi terbatas. 19
  • 20. Contohnya, kekuatan iklan Close Up secara komersil tidak mampu mengkonsumsi masyarakat untuk memilihnya sebagai pasta gigi terbaik. Variabel pendukung seperti pameran / kampanye sangat dibutuhkan untuk meyakinkan konsumen akan Close Up sebagai pastaa gigi pemutih terbaik. 20
  • 21. 3. Fenomena Media di Indonesia Latar Belakang Kekisurahan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia atau yang biasa dikenal dengan TPI dengan group Media Citra Nusantara (MNC) sempat menjadi perbincangan hangat masyarakat dan headline beberapa media nasional. Sengketa yang melibatkan putri sulung Presiden Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut dengan bos media MNC Group, Hary Tanoesoedibjo memberi berbagai dampak bagi masyarakat dan karyawan TPI. Perebutan televisi yang berdiri sejak Januari 1991 ini, dipicu olehketidaksanggupan Sitidalam membayar utang TPI mencapai 1,634 triliun rupiah dan berujung pada pembagian saham yang tak merata. Alhasil, sejumlah tayangan pendidikan yang sempat menjadi primadona bagi anak-anak dan masyarakat menengah ke bawah itu, dihapuskan dan diganti dengan berbagai reality showkelas elite buatan MNC Group. Pergantian nama, logo, dan berbagai acara TPI ke MNC juga menjadi masalah baru bagi para karyawan yang mengerjakannya. Batas waktu pengerjaan yang singkat, memberikan citra negatif bagi acara- acara MNC. 21
  • 22. Kurangnya sumberdaya manusia dan bahan liputan bagi MNC membuatnya harus memutar ulang tayangan-tayangan dari RCTI dan Global TV. Berikut adalah kronologis perseteruan antaraa TPI dan MNC : Tanggal Kejadian 23 Januari Presiden Soeharto meresmikan PT Cipta Televisi Pendidikan 1991 Indonesia (TPI), milik putri sulung Presiden Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut dengan total durasi tayang selama 8 jam per hari. 1995 Stasiun televisi yang akrab dengan masyarakat segmen menengah kebawah ini, tidak memiliki kinerja keuangan yang baik, terutama ketika TPI kemudian memutuskan keluar dari naungan TVRI dan beralih menjadi stasiun musik dangdut . 2002 Tumpukan utang TPI mencapai 1,634 triliun rupiah 2002 Siti H. Rukmana meminta bantuan Hary Tanoe saat itu menjabat sebagai Direktur Utama PT Bimantara Citra Tbk (BMTR) yang sekarang berubah nama menjadi PT Global Mediacom Tbk (BMTR). 23 Hary Tanoe meminjamkan uangnya dengan kompensasi Agustus adendum surat kuasa pengalihan 75% saham TPI kepada PT 2002 Berkah Karya Bersama (BKB) pada Februari 2003 20 Siti H. Rukmanameminta kembali 75% saham TPI yang Desember sudah dipindahtangankan kepada BKB dengan janji akan 2004 melakukan due diligence (uji tuntas) untuk membayar kompensasi gantinya. 22
  • 23. 7 Maret Hary Tanoe menawarkan 3 opsi pada Siti H. Rukmana yaitu : 2005  BKB menjual 75% saham TPI yang dimilikinya kepada Siti seharga Rp 630 miliar.  BKB membeli 25% saham TPI yang dimiliki Siti senilai Rp 210 miliar.  Jika Siti tidak mengambil sikap maka kepemilikan saham di TPI tetap sebesar 75% untuk BKB dan 25% untuk Siti. 17 Maret Siti tidak memberikan opsi yang ditawarkan Hary Tanoe, 2005 maka opsi ketiga diambil, yaitu kepemilikan saham TPI sebesar 75% untuk BKB dan 25% untuk Siti. 18 Maret  Siti mengklaim telah menggelar RUPS sendiri pada 17 2005 Maret 2005 yang menghasilkan keputusan bahwa 75% saham TPI kembali ke tangannya.  RUPS yang digelar Hary Tanoe tidak diketahui oleh jajaran direksi dan komisaris TPI lainnya, kecuali 1 orang direksi saja  Siti menuding Hary Tanoe dan Hartono Tanoe, Komisaris PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD) sengaja membuat hasil RUPS 17 Maret 2005 tidak dapat dimasukkan ke dalam Sisminbakum (Sistem Administrasi Badan Hukum). 26 Juni JaptoSoerjosoemarno selaku Direktur Utama TPI yang 2005 ditunjuk Siti melakukan demo dengan mendatangi kantor TPI dan ingin mendudukinya kembali 23
  • 24. 2006 MNC memutuskan secara resmi menguasai 75% saham TPI dari sebelumnya 66,6%. Sedangkan 25%-nya diberikan untuk pemilik lama, yaitu Cipta Lamtoro. MNC pun mengganti seluruh direksi TPI dengan tim MNC yang baru. 20 MNC mengganti nama, logo dan seluruh acara yang awalnya Oktober dimiliki TPI. 2010 Identifikasi Masalah Peneliti melihat fenomena pergantian kepemilikan dari TPI ke MNC menimbulkan sejumlah dampak bagi masyarakat sebagai penonton dan para karyawan sebagai sumber daya manusia yang mengerjakan acara-acara yang akan ditayangkan. Berbagai mass communication theoriesmengungkapkan banyak kajian permasalahan komunikasi antar media massa dan masyarakat ssebagai penontonnya serta memberikan solusinya. Selanjutnya untuk dapat mengungkap permasalahan komunikasi antara MNC dan TPI melalui teori mass communication, maka rumusan pertanyaan masalah yaitu : Bagaimana dampak pergantian pemilik Televisi Pendidikan Indonesia dikaji melalui teori mass communication ? 24
  • 25. Pembahasan Peneliti menggunakan tiga teorimass communicationuntuk mengungkapkan dampak pergantian pemilik Televisi Pendidikan Indonesia yaitu : 1. Mass society theory Melalui teori yang diungkapkan Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet (1944), serta Elihu Katz dan Decatur, mengungkapkan peran opinion leadersebagai orang-orang yang memiliki akses ke media, dan memiliki pemahaman yang lebih banyak tentang konten media, meneruskan interpretasi mereka sendiri di samping isi media yang sebenarnya. Teori ini erat dengan perubahan nama MNC yang dilakukan Hary Tanoe sebagai direktur utama. Hary bertindak sebagai opinion leaderyangmemiliki akses ke media group yang ia miliki. Melalui akses itu, Hary menyiapkan berbagai program tayangan untuk MNC. Berbagai titipan iklan melalui media group MNC pun dilakukan untuk membentuk brand image MNC, sebagai televisi hiburan. Hary pun mengembangkan MNC tak hanya sebagai televisi lokal, juga sebagai televisi berbayar dengan berbagai tema, seperti MNC fashion, MNC music, MNC islami, MNC finance dan lainnya untuk makin menguatkan brand imagenya. 25
  • 26. Sayangnya, kelemahan akan keinginan target audience yang mayoritas adalah penonton menengah ke bawah, tak dapat dipenuhi MNC. Berbagai programingin dibuat dengan citarasa kelas menengah ke atas (elite). Padahal sumber daya manusianya belum mencukupi sehingga sejumlah program, terasa dipaksakan dan hanya mengulang (re-run) dari berbagai media group MNC lainnya seperti RCTI dan Global TV. 2. Elite Pluralismadalah teori yang diungkapkan Lazarsfeld 1954, terkait gambaran masyarakat yang memiliki berbagai kemampuan baik fisik dan sosial. Melalui kemampuannya maka mereka terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan. Para elite yang dimaksud adalah individu-individu yang menduduki posisi puncak dalam institusi ekonomi, politik dan militer. Teori ini dapat menggambarkan kepemimpinan Hary Tanoe yang bertindak sebagai elite yang memiliki sistem bisnis yang kuat. Berbagai pihak ingin bekerjasama dengan karena sistem ekonomi yang kuat di seluruh perusahaan media yang dimilikinya. Berdasarkan riset melalui beberapa media nasional, dengan kekuasaannya Hary Tanoe memerintahkan Yohannesselaku Mantan Direktur Utama PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD) untuk memblokir akses pelaporan hasil 26
  • 27. keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) TPI yang sebelumnya diajukan Siti. Yohanes sebagai rekanan Departemen Hukum dan HAM dalam proyek Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) harus segera melakukan pemblokiran. Yohannes sudah berupaya menjelaskan kepada Hary bahwa pemblokiran adalah mutlak kewenangan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Dirjen AHU). Itupun harus berdasarkan putusan pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap. Namun, Hary menolak dan tetap memerintahkan agar akses notaris para penggugat ke data TPI di Sisminbakum diblokir dan diawasi. Melalui kekuatan untuk masuk ke dalam media, Hary pun mengancam akan mengungkapkan beberapa rahasia Yohanes, alhasil Direktur PT SRD itu pun menurutinya kemauan bos besar media Indonesia ini. Sementara sengketa belum usai, Hary pun dengan cekatan mengganti nama dan logo TPI dengan MNC TV, dengan tujuan menyelamatkan TPI dari pailit dan kembali meningkatkan rating serta sharenya. Alhasil, Yohanes ditetapkan sebagai tersangka karena melakukan tindak penipuan, pidana korupsi dan merugikan keuangan negara 378 juta rupiah, ia pun harus menanggung vonis selama 5 tahunpenjara. 27
  • 28. 3. Agenda Setting merupakan suatu asumsi bahwa media massa baik surat kabar, radio, televisi, dan internet memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini publik. Semakin sering masyarakat menonton televisi dan menyaksikan isu-isu penting. Hary tanoe mulai melakukan riset dan menyusun berbagai agenda setting untuk mengembangkan MNC TV.Hal ini berkaitan erat dengan teori ini, agenda setting digunakan untuk dapat menguatkan brand image MNC TV di masyarakat. Berbekas sebagai icon televisi dangdut Indonesia, MNC TV tetap mempertahankan agenda setting tersebut untuk segmen hiburan. Namun ditambahi dengan bumbu modernisasi yaitu dengan menyusun konsep panggung dan jenis goyangan dangdut dari para artis yang lebih elegan dan tidak seronok. Senada dengan musik dangdut, film-film Bollywood juga menjadi agenda setting yang tetap dipertahankan, karena memiliki rating dan share yang tinggi. Kejayaan TPI dalam menarik minat anak melalui dunia pendidikan, memberi ide bagi MNC TV untuk menyusun agenda setting bertema permainan, drama anak dan pendidikan seperti “Tendangan Si Madun” , “Upin Ipin”, “Raden Kian Santang”, dan lainnya. 28
  • 29. Selama pembangunan bagi MNC TV dilakukan, masalah sengketa dengan Siti Rukamana belum kunjung usai. Tak hanya berbagai langkah hukum yang ditempuh, agenda setting dalam direksi pemberitaan (news) juga dilakukan. Melalui media group yang dimilikinya seperti RCTI, Global TV, MNC TV (dulunya TPI), Sindo TV, Sindo Radio, okezone.com, sindonews.com, dan lainnya digunakan Hary Tanoe untuk mempublikasikan berita sengketa MNC TV versus TPI melalui sudut pandangnya. http://news.okezone.com/read/2010/10/21/337/384782/tpi-resmi-berganti- nama-jadi-mnctv http://www.tribunnews.com/2010/10/14/rencana-perubahan-nama-tpi-jadi- mnc-tv-sejak-maret-2010 Agenda setting hukum dan kriminal disekitar masyarakat menjadi tumpuan MNC TV untuk meningkatkan rating dan share. Namun masalah hukum Hary, Siti, dan sisminbakum juga masuk dalam agenda. Seluruh persidangan ataupun konferensi pers terkait kasus tersebut harus diliput oleh para reporter dan kameran baik televisi, online, atau radio dari groupberita MNC. 29
  • 30. Uniknya, berita-berita negatif yang menghamtam Hary dibuat lebih “soft” oleh redaksi. Terkadang, hal itu membuat geram para jurnalis yang berkerja di bawah naungan Hary, namun apa boleh buat. Berbagai pertanyaan tajam yang biasa dilontarkan pada kasus-kasus hukum kriminal lainnya sulit untuk dilakukan. Belum lagi cibiran dari para awak media lainnya seperti “ahh..nanyanya ribet..kaya tayang ajaa...” makin menurunkan semangat jurnalis MNC dalam mengikuti agenda setting yang disusun kantor. Beberapa peristiwa penting seperti marahnya Siti Rukmana akan pergantian nama atau pemblokiran melalui Sisminbakum yang dilakukan Hary pun, dilarang untuk ditayang di seluruh media group milik MNC. Dampak dari agenda setting itu pun, merambah hingga banyak jurnalis group MNC yang memilih pindah ke media lain. Apalagi hembusan pailit kepada MNC TV menggoncangkan nasib 1.083 karyawan TPI yang terancam di PHK. http://politik.news.viva.co.id/news/read/100569- terancam_phk__karyawan_tpi_mengadu_ke_dpr http://politik.news.viva.co.id/news/read/99990- ratusan_kru_tpi_goyang_mahkamah_agung 30
  • 31. Melalui agenda setting ini nampak jelas bahwa Hary berhasil mempengaruhi opini masyarakat, dan membentuk citra MNC TV secara sah demi hukum adalah miliknya. Sementara Siti Rukmana adalah sosok yang hanya mencari sensasi karena tak lagi mampu membayar hutang yang sebelumnya ia miliki. 31
  • 32. DAFTAR PUSTAKA Devetak, Richard, 2001. Critical Theory, in; Scott Burchill, et al, Theories of International Relations, Palgrave, pp. 155-180. Linklater, Andrew, 1996. The achievements of critical theory, in; Steve Smith, KenBooth & Marysia Zalewski (eds.) International Theory: Positivism and Beyond, Cambridge University Press, pp. 279-300. Nurudin, Komunikasi Massa, Yogyakarta.2004 Media Literacy: Ability of Young People to Function in the Media Society, 2000 Davis, Dennis K. and Stanley J.Baran. Mass Communication Theory. Boston. 2009. 32