1. FINAL EXAM
MASS COMMUNICATION THEORY
Introduction to Mass Communication
EVRY JELITA PURBA
212121 003
CORPORATE COMMUNICATION
PARAMADINA GRADUATE SCHOOL
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PARAMADINA
2012
2. 1. Decribe sentences
a. Magic bullet theorymerupakan perkembangan dari teori “behaviours” yang
ditemukan John B. Watson, teori ini mengungkapkan kekuatan dari sebuah
propaganda yang dapat menghancurkan pertahanan dan kondisi pemikiran
seseorang, yang kemudian akan dimanfaatkan untuk mempengaruhi
pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang.
Teori ini mengarah pada propaganda yang tidak menyampaikan informasi
secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk
memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya.
Terkadang pesan yang disampaikan benar, namun seringkali menyesatkan
dimana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta pilihan
yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi
emosional daripada reaksi rasional.
Bentuk pesan yang sistematis memudahkan pembentukan persepsi,
memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung
perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku
propaganda.
Contohnya, film G 30 S PKI yang tayang setiap tanggal 30 September di
TVRI, film yang tayang berulang-ulang ini, ingin mengarahkan persepsi
2
3. masyarakat akan keberhasilan Soeharto dalam melawan PKI (Partai
Komunis Indonesia).
Dalam film diungkapkan bahwa enam perwira tinggi militer Indonesia beserta
beberapa orang lainnya, dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta yang
kemudian dituduhkan kepada anggota PKI, namun hingga saat ini belum ada
kebenaran akan kejadian tersebut.
Contoh lain, terlihat pada perilaku “baik” Jepang yang melakukan propaganda
untuk merebut simpati rakyat Indonesia. Jepang menghembuskan pesan
dengan mengaku sebagai "Saudara Tua" yang akan membebaskan Asia dari
penindasan bangsa Barat.
Adanya kemiripan warna bendera juga dimanfaatkan Jepang untuk
membentuk persepsi masyarakat Indonesia, akan satu rumpunnya Jepang
dan Indonesia, padahal tujuan Jepang hanya satu : menjarah seluruh hasil
sumber daya manusia dan alam Indonesia
b. Mass society theorydiungkapkanPaul Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan
Hazel Gaudet (1944), serta Elihu Katz danDecatur, yang melihat adanya
pengaruh langsung pesan media pada pemungutan suara pada proses
pengambilan keputusan selama kampanye pemilihan presiden.
Mereka terkejut ketika menemukan bahwa kontak pribadi secara informal
jauh lebih sering menjadi sumber yang mempengaruhi perilaku suara
3
4. daripada pemaparan ke gelombang radio atau surat kabar. Melalui data ini,
Katz dan Lazarsfeld mengembangkan teori two-step flow komunikasi massa.
Model komunikasi two-step flow memiliki hipotesis bahwa ide-ide mengalir
dari media massa kepada para opinion leader, dan dari mereka ide tersebut
disampaikan kepada populasi yang lebih luas.
Opinion leader adalah orang-orang yang memiliki akses ke media, dan
memiliki pemahaman yang lebih banyak tentang konten media, meneruskan
interpretasi mereka sendiri di samping isi media yang sebenarnya. Informasi
media massa disalurkan ke “massa” melalui opinion leader.
Opinion leader cenderung beradaptasi dengan yang mereka pengaruhi,
dengan cara berlaku mirip dengan yang dipengaruhi, berdasarkan
kepribadian, minat, demografi, atau faktor-faktor sosio-ekonomi.
Istilah 'pengaruh pribadi' diciptakan untuk merujuk kepada proses intervensi
langsung antara pesan media dan reaksi akhir komunikan untuk pesan itu.
Opinion leader cukup berpengaruh dalam membuat orang mengubah sikap
dan perilaku. Teori ini berusaha untuk mengungkap bagaimana media
massa mempengaruhi keputusan.
Media Massa → Pesan-pesan → Opinion Leaders → Followers (Mass
Audience)
4
5. Sayangnya terdapat beberapa kelemahan diantaranya, kurang
memperhatikan audiens, karena tidak memperhatikan aliran pesan kepada
audiens dan teori juga tidak menunjukkan dampak media kepada audiens,
karena yang dilihat hanya aspek penafsiran pemimpin opini meskipun
pesan-pesan yang disampaikan berasal dari media massa.
Contohnya, ada dua orang yang sedang menonton sebuah iklan motor di
TV. Orang pertama yakin bahwa motor yang ditayangkan dalam iklan
tersebut adalah paling bagus daripada motor lainnya, kemudian ia mencoba
membuktikannya. Dan akhirnya ia menceritakan hal itu kepada penonton
lain yang kebetulan sedang mencari motor.
Setelah itu, penonton kedua ikut terpengaruh dan memiliki keyakinan yang
sama,sehingga ia membeli motor yang serupa.
Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa variabel lain yang dianggap lebih
bisa mendominasi daripada media adalah seseorang terdekat yang memberi
pengaruh kuat pada orang lainnya.
c. Normative theories of media merupakan teori yang dikembangkan oleh
Harold Lasswell and Walter Lippmann yaitu pembentukan media massa
agar sesuai dengan nilai sosial dalam masyarakat, dalam jangka
panjangnya teori ini inginmembentuk institusi media agar sesuai dengan
keinginan masyarakat.
Teori ini berkembang melalui :
5
6. Radical Libertarianism yaitu keyakinan absolut tentang publik yang
baik dan rasional dan media yang bebas dari peraturan.
First Amandement absolutists merupakan pihak yang yakin
sepenuhnya bahwa media harus benar-benar tidak diatur oleh
pemerintah.
Technocratic controlyaitu masyarakat yang percaya dengan regulasi
langsung suatu media, seringkali oleh pemerintah maupun pelaksana
negara.
Namun Harold dan Walter mengungkapkan bahwa kontrol yang kuat
diperlukan untuk meyakinkan bahwa masyarakat puas dengan isi media.
Pengumpulan dan penyampaian informasi pun, harus dilakukan oleh orang-
orang bijak.
d. Elite Pluralismadalah teori yang diungkapkan Lazarsfeld 1954, terkait
gambaran masyarakat yang memiliki berbagai kemampuan baik fisik dan
sosial. Melalui kemampuannya maka mereka terlibat aktif dalam proses
pengambilan keputusan. Para elite yang dimaksud adalah individu-
individuyang menduduki posisi puncak dalam institusi ekonomi, politik dan
militer (C. Wright Mills).
Senada dengan Lazarsfelddan Mils, Pareto melihat para kelompok elit
adalah sekelompok kecil individu yang memiliki kualitas-kualitas terbaik,
yang dapat menjangkau pusat kekuasaan sosial politik. Elit merupakan
orang-orang yang berhasil, dan mampu menduduki jabatan tinggi dalam
lapisan masyarakat.
6
7. Namun para elit cenderung bersikap sewenang-wenang terhadap
masyarakat kelas bawah. Teori ini bertentangan dengan teori Karl Marx,
yang memiliki pandangan agar kelas penguasa tidak menindas kelas bawah,
Marx ingin mengurangi jenjang ketimpangan sosial di masyarakat agar
“sama rata sama rasa” kepemilikan adalah Negara, dan penghapusan pada
kepemilikan pribadi.
e. Critical theoryawalnya muncul dari Frankfurt School di era 1920 an, melalui
critical theory ofFrankfurt Schoolyang berakar dari ketidakpercayaan
terhadap sistem teknologi dan administrasi. Perdebatan pun terjadi saat
sistem teknologi dianggap dapat mendominasi dan mengontrol masyarakat
sedangkan sistem sosial itu sendiri tidak memenuhi syarat untuk melakukan
hal yang sama.
Selanjutnya perkembangan dilakukan Goodman (2004), McChesney (2004),
dan Fair (2005)yang melihat teori ini sebagai gabungan pemikiran dari banyak
peneliti seperti Aristoteles, Foucault, Gadamer, Hegel, Marx, Kant,
Wittgenstein, dan lainnya yang mengungkap optimalisasi yang dilakukan
manusia ketika mengkritik melalui pandangan individu terhadap dunia,
berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki.
Teori kritis ini menempatkan masyarakat sebagai objek analisis dengan
berfokus kepada emansipasi dalam hubungan sosial.
7
8. Tujuan teori ingin menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong
kebebasan, keadilan dan persamaan. Melalui metode reflektif, yaitu
mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi sosial,
politik atau ekonomi yang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi
pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaan.
Namun, critical theory tidak dapat seenaknya mengeluarkan solusi yang
akurat. Teori ini menggunakan dialog, sebagai media untuk mengatasi
keanarkisan yang ada di dunia.
f. Neo-Marxist theory merupakan konsep yang muncul setelah adanya
perkembangan teori Marxisme, yang mengungkapkan bahwa masyarakat
tetap membutuhkan negara yang merupakan satu-satunya institusi legal
yang dapat melindungi individu terhadap berbagai ancaman dari luar dirinya
dikarenakan negara memiliki otoritasi berupa hukum dan kebijakan yang
dijalankan oleh pemerintah untuk mengikat dan melindungi individu yang
ada didalamnya.
Awalnya teori Marxisme mengungkapkan negara diciptakan sebagai alat
dari kelas penguasa (berpunya), untuk menindas kelas yang dikuasai (yang
tidak berpunya). Negara dan pemerintahan identik dengan kelas penguasa,
dalam sejarah berturut dikenal kelas penguasa sebagai kelas pemilik budak,
kelas bangsawan (tuan tanah), kelas borjuis. (Syam 2007:178).
8
9. Marxisme memandang bahwa telah ada paksaan bagi manusia untuk
bekerja demi kekayaan orang lain. Hal itu dijelaskan, dengan keadaan kaum
proletar, yang tidak mendapatkan keuntungan lebih, atas kerjanya kepada
kaum borjuis. Meskipun kaum proletar bekerja sekian tahun dalam hidupnya
untuk para borjuis, tidak akan mencapai kesejahteraan yang sama apalagi
melebihi kaum borjuis.
Berbagai kritik untuk Marxisme pun muncul, terutama dari kaum Realis,
Realis melihat teori Neo-marxist memiliki tujuan positif, yaitu dapat
mengupayakan pertumbuhan, pemerataan dan juga otonomi nasional.
Peran negara dalam perspektif Neo Marxis ini bersifat primer, dan usaha
ditujukan untuk menghadapi kapitalis dunia. Sifat dari sisteminternasional
lebih cenderung merugikan negara lemah.
Sayangnya, kelemahan seperti ketergantugan antara negara yang kuat
(leading sector) dengan negara yangmiskin (legging sectors) dimana
perspektif ini cenderung untuk berfokus pada masalah pusat dan modal
internasional sebagai penyebab kemiskinan dan keterbelakangan dan
pembentukan kelas-kelas lokal.
g. Agenda Settingmerupakan suatu asumsi bahwa media massa baik
suratkabar, radio, televisi, dan internet memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi opini publik. Semakin sering masyarakat menonton televisi
dan menyaksikan isu-isu penting (seperti kenaikan harga Bahan Bakar
9
10. Minyak, Pemilu Presiden, Bencana Banjir, dan lainnya) yang selalu
ditonjolkan media massa, maka semakin terbuka peluang masyarakat dapat
diterpa dan terpengaruh pada isu-isu yang dianggap penting oleh media
massa.
Bernard Cohen (1963) melihat bahwa “pers lebih daripada sekadar pemberi
informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang
untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil mendorong
pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”.
Konsep agenda setting sangat berkaitan erat dengan waktu dan fenomena
yang sedang terjadi di masyarakat.
Tentunya masing-masing media memiliki agenda setting yang berbeda-
beda. Hal itu juga disesuaikan pada keadaan politis kantor tersebut, tanpa
melupakan rating* dan share** program yang akan ditayangkan.
Misalnya, RCTI melakukan investigasi terkait kematian Orang Utan
Kalimantan yang tak wajar di November 2011. Saat itu, tak ada fenomena
yang heboh dan dominan terjadi. Media eletronik, cetak, dan online pun
“sepi berita”, tak ada headline berita yang dominan.
Seketika, RCTI menemukan fakta yang sangat menarik, 750 orangutan
dibunuh oleh warga desa di Kalimantan dalam periode waktu satu tahun.
Para warga pun ditugaskan oleh perusahaan-perusahaan sawit dan kertas
untuk melakukan itu.
10
11. Dengan cepat, redaksi RCTI melakukan agenda setting untuk
mempersiapkan tayangan investigasi pembunuhan Orang Utan tersebut.
Berbagai konfirmasi kepada stakeholder terkait pun masuk dalam agenda.
Alhasil, hanya dalam waktu 2 hari, berita itu masuk dalam headline dan
seluruh media lokal dan internasional ikut menayangkan dan
menyusunagenda setting masing-masing untuk update selanjutnya.
*) Rating adalah presentase dari penonton suatu acara, dibandingkan
dengan total atau spesifik populasi pada waktu tertentu. Pengukuran
dilakukan pada kuantitas dan bukan kualitas suatu acara.
Rating = Jumlah penonton program A x 100 %
Populasi TV
**)Share adalah persentase jumlah pemirsa atau target pemirsa pada
ukuran satuan waktu tertentu, pada suatu channel tertentu terhadap total
pemirsa di semua channel.
Share = Program Rating x 100 %
Total Rating
h. Information (Innovation) diffusion theorymerupakanteori inovasi yang
ditemukan Everett Rogers 1962, yaitu proses adopsi yang dilakukan individu
atau sekelompok orang dilihat dari dimensi waktu, dimana kelompok ini
11
12. mengungkapkan ide-ide baru yang dipandang secara subjektif, kemudian
makna inovasinya secara perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah
proses konstruksi sosial.
Inovasi yang dimaksud memiliki manfaat relatif, kesesuaian, kemampuan
untuk dicoba, kemampuan untuk dilihat yang jauh lebih besar, dan tingkat
kerumitan yang lebih rendah akan lebih cepat diadopsi daripada inovasi-
inovasi lainnya.
Terdapat 4 unsur utama yang terjadi dalam proses difusi inovasi yaitu :
Inovasi, merupakan komponen ide,praktek, atau objek yang tak
memiliki wujud fisik tetapi dianggap sebagai suatu yang baru oleh
individu / kelompok atau satu unit adopsi lain.
Saluran komunikasi adalah pemahaman bersama (mutual
understanding) antara dua orang atau lebih terhadap suatu pesan
atau ide baru melalui saluran komunikasi tertentu.
Waktu yang menjadi salah satu komponen pendukung untuk dapat
mengukur kecepatan rata-rata adopsi ide baru / inovasi dapat diserap
masyarakat.
Sistem sosial merupakan satu set unit berupa individu, kelompok
informal, organisasi dan atau sub sistem lainnya, yang saling
berhubungan dan tergabung dalam upaya pemecahan masalah
bersama untuk mencapai suatu tujuan.
12
13. Contoh, adanya temuan program Linux yang memiliki sistem kerja lebih
cepat dari Windows, menjadi inovasi baru bagi dunia digital.
Sayangnya, minimnya komunikasi antara masyarakat akan penggunaannya,
menyebabkan masyarakat masih mengganggap Linux lebih sulit untuk
digunakan, dan mereka tetap menggunakan Windows untuk bekerja.
i. Cultivation analysisdigagas oleh George Gerbner 1970an,terkait
penelitiannya yang ingin mengetahui pengaruh televisi terhadap tingkah
laku, sikap, dan nilai-nilai di masyarakat.
Berdasarkan teori ini, ada 2 tipe penonton televisi yang memiliki karakteristik
saling bertolak belakang, yaitu :
Para penonton fanatik (heavy viewers) adalah mereka yang menonton
televisi lebih dari 4 jam setiap harinya, dan
Penonton biasa (light viewers), yaitu mereka yang menonton televisi 2
jam atau kurang dalam setiap harinya.
Teori ini mengungkapkan bahwa televisi memang sudah sangat melekat
pada kehidupan manusia sehari-hari. Melalui televisi, masyarakat belajar
tentang kehidupan dan budaya.
Sayangnya, tayangan seperti acara sinetron maupun reality show yang
sering menunjukkan kekerasan, perselingkuhan, kriminal, dan lain
sebagainya dianggap sebagai gambaran kehidupan yang nyata dan benar-
benar terjadi.
13
14. Alhasil tayangan negatif menjadi bahan tiruan bagi masyarakat. Contohnya,
banyaknya iklan krim pelembab wajah yang mengungkapkan dengan hanya
menggunakan krim selama 2 minggu, wajah akan segera putih cemerlang.
Seketika, para wanita terdokrin bahwa cantik adalah kulit yang putih,
penggunaaan krim pelembab pun makin melonjak.
j. Media literacyatau melek media memiliki banyak definisi diantaranya,
Menurut The National Leadership Conference on Media Literacydalam
Baran, 2004 menyatakan bahwa media literacyadalah kemampuan untuk
mengakses, menganalisa, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan pesan
yang ditampilkan media massa.
Makin berkembangan media massa dalam dunia maya seperti televisi, radio,
dan koran online, situs berita online, twitter, facebook, mudahnya menyebar
foto melalui path, instagram dan lainnya menjadi dua mata sisi uang yang
menguntungkan juga merugikan.
Kemudahan dapat dirasakan masyarakat karena banyaknya informasi yang
dengan mudah didapat. Namun sisi negatifnya, kurangnya pengawasan
orang tua menjadi batu sandungan bagi para anak yang belum dapat
menyaring berbagai berita atau tontonan negatif, seperti foto syur atau video
porno artis.
14
15. Kemunculan media literacy didorong melalui kenyataan bahwa fungsi media
massa lebih dominan dalam hal menghibur, dan mengabaikan fungsi
mendidik.
Saat ini pemerintah melalui Komisi Penyiaran Indonesia telah menetapkan
penggunaan logo pada setiap program tayang di televisi seperti
A = Logo tayangan untuk Anak, dengan usia di bawah 12 tahun;
R = Logotayangan untuk Remaja,dengan usia 12-18 tahun;
D = Logotayangan untuk Dewasa; dan
SU = Logotayangan untuk Semua Umur
Namun pengawasan dan pendampingan, pemilihan acara yang bermutu,
menjelaskan apa yang mereka tonton dan melakukan penjadwalan, kapan
anaknya boleh menonton dan kapan tidak oleh orang tua wajib dilakukan.
Contohnya,James “Joker” Holmes ditangkap usai menembak sekitar 71
orang di dalam bioskop di pinggiran kota Denver, Colorado, pada 22 Juli
2012.
Ia melakukan penembakan saat bioskop memutar film terbaru Batman
berjudul The Dark Night Rises. Dua belas orang dinyatakan tewas dalam
insiden tersebut. Sementara 59 orang, baik dewasa maupun anak-anak
dinyatakan menderita luka-luka.
15
16. Kesukaan James akan tokoh Joker pada film-film Batman membuatnya
terobsesi hingga berdandan dan melakukan kejahatan seperti tokoh
idolanya itu.
Kurangnya pengawasan orang tua James, membentuk karakternya menjadi
buruk.
2. Decribe active-audience theories and limited-effects theories.
Active-audience merupakan kemampuan manusiaakaninteligensi dan
otonom, sehingga mereka memiliki kekuasaan (power) dan agency dalam
menggunakan media.Keaktifan yang telah dimiliki ini tidak hanya sebatas
pada proses menginterpretasikan pesan media, namun juga dalam
memanfaatkan pesan itu secara sosial; termasuk dalam penggunaannya.
Masyarakat tersebut mengerti apa isi media, dan mulai memilih media mana
yang dapat memenuhi kebutuhannya. Teori ini dibagi menjadi 2 yaitu :
Masyarakat aktif, yang dianggap selektif dalam proses konsumsi media yang
mereka pilih untuk digunakan.
Mereka tidak asal-asalan dalam mengkonsumsi media, namun didasari
alasan dan tujuan tertentu. Misalnya, kalangan bisnis lebih berorientasi
mengkonsumsi Harian Kontan atau Bisnis Indonesia untuk mengetahui
perkembangan dunia bisnis, penggemar olahraga mengkonsumsi Tabloid
Bola untuk mengetahui hasil berbagai pertandingan olah raga dan lainnya.
16
17. Masyarakat pasif, yang mengkonsumsi media dengan dasar pemilihan yang
menimal dan tujuan yang tidak begitu jelas.
Contohnya, media cetak seperti Pos Kota, Lampu Hijau di Jakarta, Meteor di
Jawa Tengah, Koran Merapi di Yogyakarta dan Memorandum di Jawa Timur
sangat populer di kalangan menengah ke bawah.
Harga yang murah dengan bahasa “nyeleneh” atau ke betawi-betawian lebih
mudah mereka pahami.
Budaya seks bebas yang dianut Amerika berawal dari budaya barat yang
bersifat multikultur, karena masyarakatnya sangat beragam dari suku, negara,
agama, dan warna kulit.
Amerika pun memberi kebebasan bagi warganya untuk membawa
kebudayaan asli dari daerah asal termasuk berciuman.
Kegiatan ciuman dilakukan untuk mewakili perasaan kasih sayang dan cinta
(cinta seksual, cinta orang tua, cinta anak), dan penghormatan.
Film sebagai salah satu bagian dari media, merupakan salah satu alat yang
menyebarkan tindakan ini. Sayangnya, kegiatan berciuman masyarakat
Amerika sering dilanjutkan dengan kegiatan seks bebas.
Kegiatan berciuman dan seks bebas ini pun menyebar ke seluruh penjuru
negara, tak terkecuali Indonesia sebagai bangsa berbudaya timur.
17
18. Film-film di Indonesia terkadang kelewat ”bablas” dalam menampilkan seks
bebas sebagai bahan pemikatnya. Penetrasi yang sejalan dengan teori
audience-active, dianggap masyarakat khususnya kawula muda sebagai hal
yang keren dan menarik untuk dicoba.
Alhasil, hingga kini banyak anak muda Indonesia yang turut menganut seks
bebas. Saat ini, mereka tidak malu untuk mengungkapkan cinta pada
pasangan dengan berciuman, bermesraan, bahkan menginap untuk bercinta
di losmen kecil.
Bahkan keberhasilan melakukan seks bebas menjadi prestasi yang mereka
banggakan untuk dipamerkan dengan teman-teman sebayanya.
Beberapa film Amerika seperti “Pretty Woman” yang dibintangi Richard Gere
dan Julia Robets atau “Friends With Benefit” yang dibintangi Mila Kunis dan
Justin Timberlake, dianggap romantis bagi sejumlah remaja putri.
Terbukti dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang mencatat
bahwa Provinsi Papua sebagai daerah penderita HIV tertinggi di Indonesia.
Papua terdata memiliki 7.572 kasus HIV, diikuti DKI Jakarta dengan 6.299
kasus, Jawa Timur 5.257 kasus, Jawa Barat 4.098 kasus, Bali 2.939 kasus,
dan Jawa Tengah 2.503 kasus.
18
19. Selanjutnya, peran film sebagai media aktif dan mudah menyebarkan
kegiatan seks bebas, harus lebih disaring para remaja Indonesia. Dukungan
orang tua sebagai pengawas tentunya sangat diperlukan, untuk memilih
tontonan yang mereka butuhkan.
Limited effect theory merupakan pesan komunikasi efektif dalam
menyebarkan informasi melalui media, namun bukan untuk mengubah
perilaku masyarakat. Untuk dapat mengubahnya, perlu ada variabel
pendukung lainnya, sehingga pada saat itu pengaruh media dianggap
terbatas (limited-effects model).
Persamaan kedua teori ini nampak dari media digunakan sebagai alat untuk
menyampaikan pesan kepada masyarakat.
Perbedaannya, pada audience active, media dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat pembacanya. Namun kemampuan intelektual yang mereka miliki
memberi keleluasaan bagi mereka untuk memilih media mana yang
dibutuhkan.
Sementara pada limited effect theory, media digunakan sebagai penyampai
pesan namun kurangnya variabel pendukung membuat pengaruh media
menjadi terbatas.
19
20. Contohnya, kekuatan iklan Close Up secara komersil tidak mampu
mengkonsumsi masyarakat untuk memilihnya sebagai pasta gigi terbaik.
Variabel pendukung seperti pameran / kampanye sangat dibutuhkan untuk
meyakinkan konsumen akan Close Up sebagai pastaa gigi pemutih terbaik.
20
21. 3. Fenomena Media di Indonesia
Latar Belakang
Kekisurahan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia atau yang biasa dikenal
dengan TPI dengan group Media Citra Nusantara (MNC) sempat menjadi
perbincangan hangat masyarakat dan headline beberapa media nasional.
Sengketa yang melibatkan putri sulung Presiden Soeharto, Siti Hardijanti
Rukmana alias Mbak Tutut dengan bos media MNC Group, Hary
Tanoesoedibjo memberi berbagai dampak bagi masyarakat dan karyawan
TPI.
Perebutan televisi yang berdiri sejak Januari 1991 ini, dipicu
olehketidaksanggupan Sitidalam membayar utang TPI mencapai 1,634 triliun
rupiah dan berujung pada pembagian saham yang tak merata.
Alhasil, sejumlah tayangan pendidikan yang sempat menjadi primadona bagi
anak-anak dan masyarakat menengah ke bawah itu, dihapuskan dan diganti
dengan berbagai reality showkelas elite buatan MNC Group.
Pergantian nama, logo, dan berbagai acara TPI ke MNC juga menjadi
masalah baru bagi para karyawan yang mengerjakannya.
Batas waktu pengerjaan yang singkat, memberikan citra negatif bagi acara-
acara MNC.
21
22. Kurangnya sumberdaya manusia dan bahan liputan bagi MNC membuatnya
harus memutar ulang tayangan-tayangan dari RCTI dan Global TV.
Berikut adalah kronologis perseteruan antaraa TPI dan MNC :
Tanggal Kejadian
23 Januari Presiden Soeharto meresmikan PT Cipta Televisi Pendidikan
1991 Indonesia (TPI), milik putri sulung Presiden Soeharto, Siti
Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut dengan total durasi
tayang selama 8 jam per hari.
1995 Stasiun televisi yang akrab dengan masyarakat segmen
menengah kebawah ini, tidak memiliki kinerja keuangan yang
baik, terutama ketika TPI kemudian memutuskan keluar dari
naungan TVRI dan beralih menjadi stasiun musik dangdut .
2002 Tumpukan utang TPI mencapai 1,634 triliun rupiah
2002 Siti H. Rukmana meminta bantuan Hary Tanoe saat itu
menjabat sebagai Direktur Utama PT Bimantara Citra Tbk
(BMTR) yang sekarang berubah nama menjadi PT Global
Mediacom Tbk (BMTR).
23 Hary Tanoe meminjamkan uangnya dengan kompensasi
Agustus adendum surat kuasa pengalihan 75% saham TPI kepada PT
2002 Berkah Karya Bersama (BKB) pada Februari 2003
20 Siti H. Rukmanameminta kembali 75% saham TPI yang
Desember sudah dipindahtangankan kepada BKB dengan janji akan
2004 melakukan due diligence (uji tuntas) untuk membayar
kompensasi gantinya.
22
23. 7 Maret Hary Tanoe menawarkan 3 opsi pada Siti H. Rukmana yaitu :
2005 BKB menjual 75% saham TPI yang dimilikinya kepada
Siti seharga Rp 630 miliar.
BKB membeli 25% saham TPI yang dimiliki Siti senilai
Rp 210 miliar.
Jika Siti tidak mengambil sikap maka kepemilikan
saham di TPI tetap sebesar 75% untuk BKB dan 25%
untuk Siti.
17 Maret Siti tidak memberikan opsi yang ditawarkan Hary Tanoe,
2005 maka opsi ketiga diambil, yaitu kepemilikan saham TPI
sebesar 75% untuk BKB dan 25% untuk Siti.
18 Maret Siti mengklaim telah menggelar RUPS sendiri pada 17
2005 Maret 2005 yang menghasilkan keputusan bahwa 75%
saham TPI kembali ke tangannya.
RUPS yang digelar Hary Tanoe tidak diketahui oleh jajaran
direksi dan komisaris TPI lainnya, kecuali 1 orang direksi
saja
Siti menuding Hary Tanoe dan Hartono Tanoe, Komisaris
PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD) sengaja membuat
hasil RUPS 17 Maret 2005 tidak dapat dimasukkan ke
dalam Sisminbakum (Sistem Administrasi Badan Hukum).
26 Juni JaptoSoerjosoemarno selaku Direktur Utama TPI yang
2005 ditunjuk Siti melakukan demo dengan mendatangi kantor TPI
dan ingin mendudukinya kembali
23
24. 2006 MNC memutuskan secara resmi menguasai 75% saham TPI
dari sebelumnya 66,6%. Sedangkan 25%-nya diberikan untuk
pemilik lama, yaitu Cipta Lamtoro.
MNC pun mengganti seluruh direksi TPI dengan tim MNC
yang baru.
20 MNC mengganti nama, logo dan seluruh acara yang awalnya
Oktober dimiliki TPI.
2010
Identifikasi Masalah
Peneliti melihat fenomena pergantian kepemilikan dari TPI ke MNC
menimbulkan sejumlah dampak bagi masyarakat sebagai penonton dan para
karyawan sebagai sumber daya manusia yang mengerjakan acara-acara
yang akan ditayangkan.
Berbagai mass communication theoriesmengungkapkan banyak kajian
permasalahan komunikasi antar media massa dan masyarakat ssebagai
penontonnya serta memberikan solusinya.
Selanjutnya untuk dapat mengungkap permasalahan komunikasi antara MNC
dan TPI melalui teori mass communication, maka rumusan pertanyaan
masalah yaitu :
Bagaimana dampak pergantian pemilik Televisi Pendidikan Indonesia dikaji
melalui teori mass communication ?
24
25. Pembahasan
Peneliti menggunakan tiga teorimass communicationuntuk mengungkapkan
dampak pergantian pemilik Televisi Pendidikan Indonesia yaitu :
1. Mass society theory
Melalui teori yang diungkapkan Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan
Hazel Gaudet (1944), serta Elihu Katz dan Decatur, mengungkapkan peran
opinion leadersebagai orang-orang yang memiliki akses ke media, dan
memiliki pemahaman yang lebih banyak tentang konten media,
meneruskan interpretasi mereka sendiri di samping isi media yang
sebenarnya.
Teori ini erat dengan perubahan nama MNC yang dilakukan Hary Tanoe
sebagai direktur utama. Hary bertindak sebagai opinion leaderyangmemiliki
akses ke media group yang ia miliki.
Melalui akses itu, Hary menyiapkan berbagai program tayangan untuk
MNC. Berbagai titipan iklan melalui media group MNC pun dilakukan untuk
membentuk brand image MNC, sebagai televisi hiburan.
Hary pun mengembangkan MNC tak hanya sebagai televisi lokal, juga
sebagai televisi berbayar dengan berbagai tema, seperti MNC fashion,
MNC music, MNC islami, MNC finance dan lainnya untuk makin
menguatkan brand imagenya.
25
26. Sayangnya, kelemahan akan keinginan target audience yang mayoritas
adalah penonton menengah ke bawah, tak dapat dipenuhi MNC.
Berbagai programingin dibuat dengan citarasa kelas menengah ke atas
(elite).
Padahal sumber daya manusianya belum mencukupi sehingga sejumlah
program, terasa dipaksakan dan hanya mengulang (re-run) dari berbagai
media group MNC lainnya seperti RCTI dan Global TV.
2. Elite Pluralismadalah teori yang diungkapkan Lazarsfeld 1954, terkait
gambaran masyarakat yang memiliki berbagai kemampuan baik fisik dan
sosial. Melalui kemampuannya maka mereka terlibat aktif dalam proses
pengambilan keputusan. Para elite yang dimaksud adalah individu-individu
yang menduduki posisi puncak dalam institusi ekonomi, politik dan militer.
Teori ini dapat menggambarkan kepemimpinan Hary Tanoe yang bertindak
sebagai elite yang memiliki sistem bisnis yang kuat.
Berbagai pihak ingin bekerjasama dengan karena sistem ekonomi yang
kuat di seluruh perusahaan media yang dimilikinya.
Berdasarkan riset melalui beberapa media nasional, dengan kekuasaannya
Hary Tanoe memerintahkan Yohannesselaku Mantan Direktur Utama PT
Sarana Rekatama Dinamika (SRD) untuk memblokir akses pelaporan hasil
26
27. keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) TPI
yang sebelumnya diajukan Siti.
Yohanes sebagai rekanan Departemen Hukum dan HAM dalam proyek
Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) harus segera
melakukan pemblokiran.
Yohannes sudah berupaya menjelaskan kepada Hary bahwa pemblokiran
adalah mutlak kewenangan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
(Dirjen AHU). Itupun harus berdasarkan putusan pengadilan yang sudah
berkekuatan hukum tetap.
Namun, Hary menolak dan tetap memerintahkan agar akses notaris para
penggugat ke data TPI di Sisminbakum diblokir dan diawasi.
Melalui kekuatan untuk masuk ke dalam media, Hary pun mengancam
akan mengungkapkan beberapa rahasia Yohanes, alhasil Direktur PT SRD
itu pun menurutinya kemauan bos besar media Indonesia ini.
Sementara sengketa belum usai, Hary pun dengan cekatan mengganti
nama dan logo TPI dengan MNC TV, dengan tujuan menyelamatkan TPI
dari pailit dan kembali meningkatkan rating serta sharenya.
Alhasil, Yohanes ditetapkan sebagai tersangka karena melakukan tindak
penipuan, pidana korupsi dan merugikan keuangan negara 378 juta rupiah,
ia pun harus menanggung vonis selama 5 tahunpenjara.
27
28. 3. Agenda Setting merupakan suatu asumsi bahwa media massa baik surat
kabar, radio, televisi, dan internet memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi opini publik. Semakin sering masyarakat menonton televisi
dan menyaksikan isu-isu penting.
Hary tanoe mulai melakukan riset dan menyusun berbagai agenda setting
untuk mengembangkan MNC TV.Hal ini berkaitan erat dengan teori ini,
agenda setting digunakan untuk dapat menguatkan brand image MNC TV
di masyarakat.
Berbekas sebagai icon televisi dangdut Indonesia, MNC TV tetap
mempertahankan agenda setting tersebut untuk segmen hiburan.
Namun ditambahi dengan bumbu modernisasi yaitu dengan menyusun
konsep panggung dan jenis goyangan dangdut dari para artis yang lebih
elegan dan tidak seronok.
Senada dengan musik dangdut, film-film Bollywood juga menjadi agenda
setting yang tetap dipertahankan, karena memiliki rating dan share yang
tinggi.
Kejayaan TPI dalam menarik minat anak melalui dunia pendidikan,
memberi ide bagi MNC TV untuk menyusun agenda setting bertema
permainan, drama anak dan pendidikan seperti “Tendangan Si Madun” ,
“Upin Ipin”, “Raden Kian Santang”, dan lainnya.
28
29. Selama pembangunan bagi MNC TV dilakukan, masalah sengketa dengan
Siti Rukamana belum kunjung usai. Tak hanya berbagai langkah hukum
yang ditempuh, agenda setting dalam direksi pemberitaan (news) juga
dilakukan.
Melalui media group yang dimilikinya seperti RCTI, Global TV, MNC TV
(dulunya TPI), Sindo TV, Sindo Radio, okezone.com, sindonews.com, dan
lainnya digunakan Hary Tanoe untuk mempublikasikan berita sengketa
MNC TV versus TPI melalui sudut pandangnya.
http://news.okezone.com/read/2010/10/21/337/384782/tpi-resmi-berganti-
nama-jadi-mnctv
http://www.tribunnews.com/2010/10/14/rencana-perubahan-nama-tpi-jadi-
mnc-tv-sejak-maret-2010
Agenda setting hukum dan kriminal disekitar masyarakat menjadi tumpuan
MNC TV untuk meningkatkan rating dan share.
Namun masalah hukum Hary, Siti, dan sisminbakum juga masuk dalam
agenda.
Seluruh persidangan ataupun konferensi pers terkait kasus tersebut harus
diliput oleh para reporter dan kameran baik televisi, online, atau radio dari
groupberita MNC.
29
30. Uniknya, berita-berita negatif yang menghamtam Hary dibuat lebih “soft”
oleh redaksi. Terkadang, hal itu membuat geram para jurnalis yang
berkerja di bawah naungan Hary, namun apa boleh buat.
Berbagai pertanyaan tajam yang biasa dilontarkan pada kasus-kasus
hukum kriminal lainnya sulit untuk dilakukan. Belum lagi cibiran dari para
awak media lainnya seperti “ahh..nanyanya ribet..kaya tayang ajaa...”
makin menurunkan semangat jurnalis MNC dalam mengikuti agenda
setting yang disusun kantor.
Beberapa peristiwa penting seperti marahnya Siti Rukmana akan
pergantian nama atau pemblokiran melalui Sisminbakum yang dilakukan
Hary pun, dilarang untuk ditayang di seluruh media group milik MNC.
Dampak dari agenda setting itu pun, merambah hingga banyak jurnalis
group MNC yang memilih pindah ke media lain. Apalagi hembusan pailit
kepada MNC TV menggoncangkan nasib 1.083 karyawan TPI yang
terancam di PHK.
http://politik.news.viva.co.id/news/read/100569-
terancam_phk__karyawan_tpi_mengadu_ke_dpr
http://politik.news.viva.co.id/news/read/99990-
ratusan_kru_tpi_goyang_mahkamah_agung
30
31. Melalui agenda setting ini nampak jelas bahwa Hary berhasil
mempengaruhi opini masyarakat, dan membentuk citra MNC TV secara
sah demi hukum adalah miliknya.
Sementara Siti Rukmana adalah sosok yang hanya mencari sensasi
karena tak lagi mampu membayar hutang yang sebelumnya ia miliki.
31
32. DAFTAR PUSTAKA
Devetak, Richard, 2001. Critical Theory, in; Scott Burchill, et al, Theories of
International Relations, Palgrave, pp. 155-180.
Linklater, Andrew, 1996. The achievements of critical theory, in; Steve Smith,
KenBooth & Marysia Zalewski (eds.) International Theory: Positivism and Beyond,
Cambridge University Press, pp. 279-300.
Nurudin, Komunikasi Massa, Yogyakarta.2004
Media Literacy: Ability of Young People to Function in the Media Society, 2000
Davis, Dennis K. and Stanley J.Baran. Mass Communication Theory. Boston. 2009.
32